BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Globalisasi Dalam era globalisasi, masyarakat Indonesia tengah berada pada arus
dunia yang sama dengan negara-negara lain. Kecenderungan ini dianggap tidak ada sebelumnya. Hal ini berarti ada sesuatu yang berubah dan untuk itu harus dipersiapkan. Globalisasi adalah kondisi objektif yang harus dihadapi. Sesuai dengan keragaman yang ada dalam masyarakat, tanggapan terhadap globalisasi tentu juga beragam. Bagi kalangan bisnis seharusnya perubahan itu harus diatanggapi dengan peningkatan daya saing yang meliputi pengembangan sumber daya manusia, teknologi, infrastuktur, permodalan, jaringan pemasaran dan sebagainya (Zulkarnain,1994). Globalisasi bukanlah suatu kebijakan spesifik, maupun fenomena yang terdefenisi secara rinci. Kita akan mengunakan kata “globalisasi” dalam arti sebuah pendekatan kepada perekonomian. Dalam pendekatan itu, dunia diperlakukan sebagai pasar tunggal. Visi globalilsasi mengusahakan tercapainya perekonomian dunia yang terintegrasi. Bagsa-bangsa secara individual maupun kolektif mendukung globalisasi dengan cara menghapuskan rintangan-rintangan menuju perdagangan internasional. Dengan demikian, penghapusan rintangan itu memungkinkan kecemasan bagi perdagangan, investasi, mata uang, dan informasi untuk mengalir melewati perbatasan-perbatasan global. Globalisasi berlaku untuk para konsumen sama seperti untuk perusahan-perusahaan. Bagi seorang konsumen, globalisasi berarti siap untuk mengakses produk-produk dunia dengan harga-harga internasional. Untuk bisnis, globalisasi berarti kemampuan untuk
11
mendirikan pos-pos operasi atau untuk memasarkan barang-barang atau jasa-jasa dimana saja, tanpa hambatan oleh karena negara asal. Ketika Indonesia memasuki dekade terkhir abad ini, tim ekonomi percaya bahwa negara harus bersiap untuk menghadapi saat ketika globalisasi dapat dipakai sebagai paradigma yang cocok untuk menuntun kebijakan perekonomian global (Prawiro,1998:440). Dalam bidang ekonomi, Interaksi transional anatara lain ditandai oleh semakin menguatnya kapitalisme. Para kapital tidak hanya menanamkan uangnya atau terlibat dalam proses produksi dan pemasaran di negaranya sendiri, tetapi juga di negara-negara lain. Proses produksi dan pemasaran barang tersebut menembus bata-batas administratif dan geografis antarnegara. Pola ekonomi demikian antara lain ditandai oleh kuatnya posisi kelas kapitalisme transional (transional capitalist class). Mereka adalah orang-orang yang memandang kepentingan dan/atau kepentingan penduduk di negaranya sebagai sesuatu yang langsung dan dapat memenuhi apa yang dibutuhkan oleh sistem kapitalis global. Mereka memiliki naluri bisnis yang cukup tinggi dan melihat praktek-praktek transnasioanal sebagai sesuatu yang lebih berharga dan lebih menguntungkan dibandingkan dengan praktek-praktek lokal. Praktekpraktek transional semacam itulah yang kemudian bukan hanya mengalirkan kapital, barang dan jasa, melainkan juga informasi, teknologi, ideologi, gagasan, citra, dan regulasi. Peraktek-praktek transnasional itu membawa negara-bangsa menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sistem global (Usman,2004:8).
12
2.2
Industrialisasi Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan ekonomi yang
mengubah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, menjadi barang yang nilainya lebih tinggi untuk penggunaannya daripada keadaan sebelumnya,dan siap untuk dipasarkan kepada konsumen. (Siagian, 1985). Dari kutipan tersebut dapat dikatakan bahwa industri pada dasarnya merupakan kegitan ekonomi, kegitan memilih dan mempergunakan sumber-sumber produksi secara terbatas, untuk dapat menghasilkan berbagai barang yang mempunyai nilai lebih tinggi serta bermanfaat bagi masyrakat. Bila defenisi tersebut dikaitkan dengan kegiatan sehari-hari, maka pengertian industri jauh lebih luas daripada pengertian pabrik atau pengolahan tersebut. Jadi dalam hal ini industri diartikan lebih luas lagi, yaitu sebagai usaha/perusahaan
yang
menghasilkan
(memproduksi)
barang/jasa
untuk
didistribusikan dan diperdagangkan, seperti industri parawisata (usaha jasa pelancongan, industi rumah tangga, industri baja (pabrik pengolahan baja) dan sebagainya. Industri lebih diindentikkan dengan perusahaan atau usaha daripada mesin-mesin beserta para mekaniknya. Industri selalu diawali dengan kemajuan teknologi. Teknologi dan industri merupakan dua hal yang memiliki kaitan atau hubungan yang erat satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan (Siagian 1985:132). Teknologi merupakan salah satu cara manusia untuk mencapai tujuan dalam memenuhi tuntutan kebutuhan, baik jasmani maupun rohani. Oleh karena itu, kehadiran teknologi yang diikutkan dengan kemajuaan industri, membawa pengetahuan yang sangat penting dan berarti bagi kehidupan masyarakat.
13
Dalam arti luas, industri berkaitan dengan teknologi, ekonomi, perusahaan dan orang-orang yang terlibat didalamnya telah sangat mempengaruhi masyarakat. Pengaruh tersebut antara lain berupa nilai-nilai, pengaruh fisik terhadap masyarakat serta usaha para pelaku industri untuk mempengaruhi masyarakat. (Parker, dalam Kartasapoertra, 1990 : 92). Salah satu bentuk dari perubahan nilai pada masyarakat yang memasuki industrialisasi adalah munculnya pandangan yang bersifat material listrik (Sosrodiharjo,1986:38). Hal ini disebabkan oleh karena adanya penekanan kepada pembangun materi dan efisensi yang hanya diukur berdasarkan untung dan rugi. Industri memiliki pengaruh yang menimbulkan akibat fisik didalam masyarakat. Akibat yang dirasakan
oleh masyarakat dengan adanya
industrialisasi bisa dalam berbagai bentuk yang berbeda. Bila suatu kota sangat bergantung hanya satu jenis industri atau perusahaan, maka perkembangan industri atau perusahaan tersebut akan menentukan apakah kota tersebut akan berkembang atau hancur. Muncul industri-industri baru disuatu wilayah akan memberi pengaruh besar terhadap masyarakat jumlah tenaga kerja. Sebagai contoh dapat dilihat pada wilayah industri South Wales. Dengan munculnya wilayah industri baru, maka kota-kota diwilayah tersebut telah berkembang dari kota-kota kecil yang hanya bergantung kepada pertambangan timah, menjadi kota-kota besar yang padat penduduknya (Attir,1989:11). Salah satu bentuk dari perubahan nilai pada masyarakat yang memasuki industrialisasi
adalah
munculnya
pandangan
yang
sifatnya
aterialistik
(sosrodiharjo,1986:38). Hal ini disebabkan oleh karena adanya penekanan kepada pembangunan materi dan efesiensi yang hanya diukur hanya berdasarkan untung
14
dan rugi. Masyarakat yang telah mengalami kemajuan industri senantiasa berorientasi kepada materi (uang).
2.3
Pasar Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli. Secara garis besar
pasar terbagi dua yaitu, pasar tradisional dan pasar modern Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar. sedangkan Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan seperti; buah, sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama. Contoh dari pasar modern adalah pasar
15
swalayan
dan
hypermarket,
supermarket,
dan
minimarket.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar).
2.4
Sosial Ekonomi
2.4.1
Pengertian Sosial Ekonomi Kondisi Sosial ekononomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang
diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur masyarakat. Pemberian posisi ini disertai pula seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh si pembawa status
(Koentjaraninggrat,
1990:35). Tingkat sosial merupakan faktor non ekonomis seperti budaya, pendidikan, umur dan jenis kelamin, sedangkan tingklat ekonomi seperti pendapatan, jenis pekerjaan, pendidikan dan investasi. Manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya baik moral maupun material. Kebutuhan pokok atau basic human needs dapat dijelaskan sebagai kebutuhan yang sangat penting guna kelangsungan hidup manusia. Abraham Maslow mengungkapkan kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan dasar fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan dihargai dan kebutuhan mengaktualisasikan diri. Salah satu faktor yang penting untuk membangun masyarakat yang sejahtera adalah sebuah teori sosial ekonomi yang baik. Sepanjang sejarah, manusia terus mencari jawaban bagaimana sumberdaya di bumi ini yang dapat dipergunakan dan dibagikan dengan baik. Tambahan pula, masyarakat memerlukan suatu sistem pemerintahan yang dapat memenuhi semua kebutuhan
16
anggotannya. Jawaban masyarakat atas keperluan itu menggambarkan nilai-nilai sosial ekonomi yang diikuti masyarakat pada saat itu. Menurut Melly G Tan bahwa kedudukan sosial ekonomi mencakup 3 (tiga) faktor yaitu pekerjaan, pendidikan, dan penghasilan. Pendapat diatas didukung oleh MaMahbud UI Hag dari Bank Dunia bersama dengan James Grant dari Overseas Development Council
mengatakan bahwa kehidupan sosial
ekonomi dititik beratkan pada pelayanan kesehatan, pendidikan, perumahan dan air yang sehatyang didukung oleh pekerjaan yang layak (Melly Dalam Susanto, 1984:120). Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa status sosial ekonomi adalah kemampuan seseorang untuk mampu menempatkan diri dalam lingkungannya sehingga dapat menentukan sikap berdasarkan atas apa yang dimilikinya dan kemampuan
mengenai
keberhasilan
menjalakan
usaha
dan
berhasil
mencukupinya. 2.4.2
Perekonomian Keluarga Untuk dapat mengetahui pengertian dari perekonomian keluarga, maka
terlebih dahulu kita harus mengetahui apa itu ekonomi dan apa itu keluarga. Kata “ekonomi” berasal dari bahasa latin oikonomia yang mengandung pengertian pengaturan rumah tangga. Rumah tangga disini mungkin kecil seperti sebuah keluarga, mungkin juga besar seperti negara. Pengaturan demikian bertujuan untuk mencapai kemakmuran (Elsi, 2007).
17
Pengertian Keluarga a. Menurut Departemen Kesehatan RI (1998) : Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. b. Menurut Salvicion dan Ara Celis (1989) : Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa keluarga adalah : 1. Unit terkecil dari masyarakat 2. Terdiri atas 2 orang atau lebih 3. Adanya ikatan perkawinan atau pertalian darah 4. Hidup dalam satu rumah tangga 5. Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga 6. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga 7. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing 8. Diciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan Dari defenisi diatas maka perekonomian keluarga adalah pengaturan rumah tangga dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup keluarga untuk mencapai kemakmuran yang dapat dilihat dengan indiator yaitu, pendapatan, pendidikan pangan, Kesehatan,dan perumahan
18
2.4.2.1 Pendapatan Ilmu ekonomi Mengenal istilah pendapatan yang mengandung arti Everes merinci pendapatan terdiri atas: a. Pendapatan Berupa Uang 1. Usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha sendiri, komisi atu penjualan dari kerajinan rumah. 2. Hasil investasi yakni pendapatan yang di peroleh dari hak milik tanah. 3. Keuntungan sosial yakni pendapatan yang di peroleh dari kerja sosial. b. Pendapatan berupa barang, Yaitu pendapatan berupa : 1. Bagian pembayaran upah dan gaji yang dibentuk dalam beras, pengobatan dan transportasi, pemukiman dan rekreasi 2. Barang yang diproduksi dan dikonsumsi dirumah antara lain pemakaian barang yang diproduksi dirumah atau di sewa yang seharusnya di keluarkan terhadap rumah sendiri yang ditempati. 3. Penerimaan yang bukan pendapatan, yaitu pengambilan tabungan penjualan barang yang dipakai, penagihan piutang, pinjaman uang, kiriman uang, hadiah/pemberian, warisan atau menang judi (Mulyanto Sumardi, 1985). 2.4.2.2 Pangan Pengertian Pangan Menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 28 tahun 2004 pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan
19
bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau minuman. Pangan dibedakan atas pangan segar dan pangan olahan : a. Pangan segar Pangan segar adalah pangan yang belu mengalami pengolahan, yang dapat dikonsumsi langsung atau dijadikan bahan baku pengolahan pangan. Misalnya beras, gandum, segala macam buah, ikan, air segar. b. Pangan olahan tertentu Makanan / pangan olahan tertentu adalah pangan olahan yang diperuntukkan bagi kelompok tertentu dalam upaya memelihara dan meningkatkan kualitas kesehatan kelompok tersebut. c. Pangan siap saji Pangan siap saji adalah makanan atau minuman yang sudah diolah dan bisa langsung disajikan di tempat usaha atau di luar tempat usaha atas dasar pesanan. food,health,wealth(http://waraslove.blogspot.com/2009/02/pengertianpangan.html) 2.4.2.3 Pendidikan Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
20
1. Jenjang pendidikan Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. a. Pendidikan anak usia dini Mengacu Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 1 Butir 14 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. b. Pendidikan dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah. c. Pendidikan menengah Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar. yang harus dilaksanakan minimal 9 tahun d. Pendidikan tinggi Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Mata pelajaran pada perguruan tinggi merupakan penjurusan
21
dari SMA, akan tetapi semestinya tidak boleh terlepas dari pelajaran SMA. 2. Jalur pendidikan Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. a. Pendidikan formal Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi. b. Pendidikan nonformal Pendidikan non formal meliputi pendidikan dasar, dan pendidikan lanjutan. Pendidikan dasar mencakup pendidikan keaksaraan dasar, keaksaraan fungsional, dan keaksaraan lanjutan paling banyak ditemukan dalam pendidikan usia dini (PAUD), Taman Pendidikan Al Quran (TPA), maupun Pendidikan Lanjut Usia. Pemberantasan Buta Aksara (PBA) serta program paket A (setara SD), paket B (setara B) adalah merupakan pendidikan dasar. c. Pendidikan informal Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. (http://kavie-design.indonesianforum.net/pendidikan-f5/pengertianpendidikan-t8.htm).
22
2.4.2.4 Kesehatan Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Tujuan Kesehatan Dalam Segala Aspek Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangssa, yang berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang, pangan, pendidikan, kesehatan, lapangan kerja dan ketenteraman hidup. Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang optimal berada di tangan seluruh masyarakat Indonesia, pemerintah dan swasta bersama-sama. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan) 2.5
Kesejahteraan Sosial
2.5.1
Pengertian Kesejahteraan Sosial Kesejahteraan sosial bila diartikan secara harafiah mengandung makan
yang luas dan mencakup berbagai segi pandang atau ukuran-ukuran tertentu tentang sesuatu hal yang menjadi ciri utama dari
pengertian tersebut.
Kesejahteraan bermulai dari kata sejahtera, berwalan dengan kata ke dan berakhiran an. Sejahtera berarti aman, selamat, tentram dan makmur (terlepas dari segala gangguan dan kesusahan). Istilah “Sosial” berasal dari bahasa latin; socius yang berarti kawanan atau teman. Manusia lahir dengan apa adanya. Menurut Dr. J. A ponsioen, dalam sumarnonugroho (1982), sosial memiliki arti yang berbeda: Yaitu sosial diartikan sebagai suatu indikasi dari kehidupan bersama makluk manusia. Umpamanya dalam kebersamaan rasa, berfikir, bertindak dalam hubungan antar manusia.
23
Selanjutnya pengertian kata “sosial” mungkin dilandasi oleh kenyataan bahwa kesemuanya bersangkutan dengan “orang dalam masyarakat” . Kesemuanya menekankan bahwa orang adalah makluk sosial dan tidak melulu makhluk ekonomi lainnya. Kesejahteraan sosial dalam arti yang sangat luas mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuk mencapai tingkat kehidupan masyarakat yang lebih baik. Oleh Walter A. Friedlander, Mengutarakan bahwa konsep dan istilah kesejahteraan sosial dalam pengertian program yang ilmiah baru saja dikembangkan sehubungan dengan masalah sosial daripada masyarakat kita yang industrial. Kemiskinan, kesehatan yang buruk,
penderitaan dan disorganisasi
sosial telah ada dalam sejarah kehidupan umat manusia, namun masyarakat yang industrial dari abad ke 19 dan 20 ini menghadapi begitu banyak masalah sosial sehingga lembaga-lembaga insani yang sama seperti keluarga, ketetanggaan, gereja dan masyarakat setempat tidak mampu lagi mengatasinya secara memadai. Berikut ini beberapa defenisi yang menjelaskan arti kesejahteraan sosial antara lain dikemukan oleh : 1
W.A Friedlander
Kesejahteraan sosial adalah sistem yang terorganisir dari usaha-usaha dan lembaga-lembaga sosial yang ditunjukan unutk mrmbantu individu maupun kelompok dalam mencapai standard hidup dan kesehatan yang memuaskan serta mencapai relasi perseorangan dan sosial yang dapat memungkinkan mereka mengembngkan kemampuan-kemampuannya secara penuh unutk mempertinggi
24
kesejahteraan mereka selaras dengan kebutuhan-kebutuhan keluarga dan masyarakat, (Muhaidin, 1984: 1-2). Denisi diatas menjelaskan: a. Konsep kesejahteraan sosial sebagai suatu sistem atau “organized System” yang berintikan lembaga-lembaga dan pelayanan sosial. b. Tujuan sistem tersebut adalah unutk mencapai tingkat kehidupan yang sejahtera dalam arti tingkat kebutuhan pokok seperti sandang, papan, kesehatan dan juga relasi-relasi sosial dengan lingkungannya c. Tujuan
tersebut
dapat
dicapai
dengan
cara,
meningkatkan
“kemampuan individu” baik dalam memecahkan masalahnya maupun dalam memenuhi kebutuhannya. 2. Pre-conference Working Commitee For the XVth International Confrence Of Social Welfare Kesejahteraan sosial adalah keseluruhan usaha sosial yang terorganisir dan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat berdasarkan konteks sosialnya didalamnya tercakup pula kebijakan dan pelayanan yang terkait dengan berbagai kehidupan masyarakat, seperti pendapatan, jaminan sosial, kesehatan, perumahan, pendidikan, rekreasi, tradisi budaya dan lain sebagainya. Dari beberapa defenisi diatas, dapdat ditangkap pengertian bahwa kesejahteraan sosial mencakup berbagai usaha yang dikembangkan untuk meningkatkan taraf hidup manusia, baik di bidang fisik, mental, emosional, sosial, ekonomi, ataupun kehidupan spritual.
25
2.5.2
Usaha Kesejahteraan Sosial Dalam Undang-undang RI No. 6 Tahun 1974, tentang ketentuan-ketentuan
pokok kesejahteraan sosial disebabkan bahwa pokok kesejahteraan sosial disebabkan bahwa usaha-usaha kesejahteraan sosial adalah semua upaya, program dan kegiatan yang ditunjukan untuk mewujutkan, membina, memelihara, memulihkan, dan mengembangkan kesejahteraan sosial (Nurdin, 1989 :79). Perhatian pemerintah atas taraf kehidupan yang lebih baik dari warganya diwujudkan dengan penyediaan berbagai bentuk berbagai kesejahteraan sosial yang konkret (nyata) berusaha menjawab kebutuhan ataupun masalah yang dihadapi anggota masyarakat. Usaha kesejahteraan sosial itu sendiri dapat diarahkan pada individu, keluarga, kelompok ataupun komunitas. berdasarkan hasil diatas dapat dirasakan bahwa kesejahteraan sosial tidaklah bermakna bila tidak diterapkan dalam bentuk usaha kesejahteraan sosial yang nyata menyangkut kesejahteraan warga masyarakat. Oleh karena itu terminologi
ini sulit untuk
dipisahkan satu dengan yang lainnya (insiparable) Dan sering kali digunakan secara tukar menukar (intrechangeably). Dari termologi tersebut terlihat bahwa usaha kesejahteraan sosial seharusnya merupakan upaya yang konkret (nyata) baik ia bersifat langsung (direct service) ataupun tidak langsung (indirect service), sehigga apa yang dilakukan dapat dirasakan sebagai upaya yang benar- benar ditujukan untuk menangani masalah ataupun kebutuhan yang dihadapi masyarakat, dan bukan sekedar program, pelayan, ataupun kegitan yang dititik beratkan pada upaya menghidupi organisasi sendiri ataupun me4njadikan sebagai “panggung” untuk sekadar mengekpresikan penampilan diri person dalam sutu lembaga.
26
Usaha kesejahteraan sosial dibutuhkan karena pada berbagai negara terdapat warga masyaakat mempunyai kebutuhan dan masalah diluar kemampuan mereka untuk mengatasinya. Hal ini tentunya ditunjang dengan perkembangan dunia, bahwa kesajahteraan sosial (dan juga usaha kesejahteraan sosial) telah diterima masyarakat industrial modern sebagai salah satu fungsi guna membantu masyarakat dalam mengatasi masalah mereka. Masalah yang dihadapi warga masyarakat saat ini, bila ditelusuri, terkait dengan perubahaan sosial yang tejadi secara cepat (termasuk didalamnya adalah efek dari urbanisasi dan industrial). Ada berbagai alasan maupun motivasi yang menlandasi penyedaiaan berbagai usaha kesajahteraan sosial, tetapi secara umum, menurut Thelma LEE Mendoza, ada tiga tunjuan utama yang terkait dengan kesejahteraan sosial (yang pada umumnya berhubung dengan upaya memperoleh sumber daya yang sangat terbatas) (dalam Howard 1953). 1. Tujuan yang bersifat Kemanusiaan dan keadilan sosial (Humantarian and Social Justice goals). Tujuan kesejahteraan sosial ini berakar dari gagasan ideal demokratik mengenal keadilan sosial, dan hal ini berasal dari keyakinan bahwa setiap manusia mempunyai hak untuk mengembangkan pontensi yang mereka miliki, berdasarkan tujuaan ini, usaha kesejahteraan sosial banyak diarahkan pada upaya pengidentifikasi kelompok yang yang paling tidak
mampu menolong dirinya sendiri, dan menjadikan
mereka kelompok sasaran dalam kaitan dengan upaya menjembatani sumber daya yang langka.
27
2. Tujuan yang terkait Pengendaliaan Sosial (Social Control Goal). Tujuan ini berdasarkan pemahaman bahwa kelompok yang tidak diuntungkan, kekurangan, ataupun tidak terpenuhi kebutuhan dapat melakukan “serangan” (baik secara individu maupun kelompok) terhadap masyaraka (terutama yang sudah mapan). Olek karena itu masyarakat tersebut harus berupaya untuk “mengamankan” diri dari sesuatu yang dapat mengacam kehidupan, pemikiran maupun stabilitas politik yang sudah berjalan. “Ancaman” seperti ini biasanya dimunculkan oleh kelompok yang kurang mempunyai kesempatan dan sumber daya untuk mendapatkan taraf hidup yang memadai. Usaha kesejahteraan
sosial
yang
diberikan
kepada
para
pelaku
“kesejahteraan” baik remaja maupun dewasa merupakan salah satu perwujudkan dan tujuan pengendalian sosial dan kesejahteraan sosial. 3.
Tujuan yang terkait dengan Pembanguna Ekonomi ( EconomicDevelopment Goal).
Tujuan pembangunan ekonomi memprioritaskan pada program-program yang dirancang untuk meningkatkan produksi barang dan pelayaan yang dapat diberikan, ataupun berbagai sumber daya lain yang dapat memberikan sumbangan terhadapan ekonomi. Beberapa contoh dari usaha kesejahteraan sosial yang searah dengan tujuan pembangunaan ekonomi adalah. a. Beberapa tipe usaha kesejahteraan sosial secara langsung memberikan sumbangan terhadap peningkatan produktivitas individu, kelompok maupun masyarakat. Seperti usaha kesejahteraan sosial yang memberikan pelayaan konseling pada generasi muda yang bekerja
28
dibidang industri agar mereka dapat menyesuaikan diri dengan bidang kerjaanya, usaha kesejahteraan sosial yang memfokuskan pada penyediaan fasilitas dan pelayaan rehabilitas pekerja yang mederita cacat, pelatihan terhadap para pengangguran dan lain sebagainya. b. Jenis usaha kesejahteraan sosial yang berupaya untuk mencegah atau meminimalisir hambatan (beban) yang dapat dihadapi oleh para pekerja (yang masih produktif). Misalnya saja hambatan yang ditimbulkan oleh anak-anak mereka yang masih kecil, anak-anak mereka yang cacat ataupun menderita kelainan, orang tua yang sudah lanjut usia, dan sebagainya. Lembaga yang menjalankan usaha kesejahteraan sosial seperti ini antara lain antara lain tempat penitipan anak, pantai lanjut usia, klinik kesehatan, ataupun tempat rehabilitasi. c. Jenis usaha kesejahteraan sosial yang menfokuskan pada pencegahan dampak negatif urbanisasi dan industrialisasi pada kehidupan keluarga dan masyarakat, atau membantu mereka agar dapat mengidetifikasi dan mengembangkan ”pemimpin” dari suatu komunitas lokal. Misalnya saja, usaha kesejahteraan sosial yang bergerak dibidang pelayaan pendidikan kehidupan keluarga (family life education service), program pelatihan kepemimpinan ataupun berbagai jenis pelayaan yang digumakan untuk pelayaan komunitas. Dalam kaitan bidang ilmu kesejahteraan sosial, ada beberapa karakteristik usaha sosial masa kini, yaitu : 1. Menanggapi kebutuhan manusia.
29
2. usaha kesejahteraan sosial diorganisir guna menanggapi kompleksitas masyarakat perkotaan yang modern. 3. kesejahteraan sosial mengarah ke spesialisasi sehingga lembaga kesejahteraan sosialnya juga menjadi lebih terspesialisasi. 4. usaha kesejahteraan sosial menjadi sangat luas. Pembangunan bidang kesejahteraan sosial di Indonesia yang bertanggung jawab adalah Departemen Sosial. Secara saksi fundamental, departemen sosial memberikan patokan dan memberi arah dalam penyusunan dan pelaksanaan program-program pembangunan bidang kesejahteraan sosial. Sebagai patokan dan memberi arah, disusun pola dasar pembangunan bidang Kesejahteraan Sosial yang pelaksaannya menganut prinsip melanjutkan, meningkatkan, mengembangkan, dan memperbaiki serta mempembaruhi segala hasil pembangunan bidang kesejahrteraan sosial.
2.6
Kehadiran PT. Carrefour Carrefour
(Euronext:
CA)
ialah
sebuah
kelompok
supermarket
internasional, berkantor pusat di Perancis. Carrefour adalah kelompok ritel kedua terbesar setelah Wal-Mart. Gerai Carrefour pertama dibuka pada 3 Juni, 1957, di Annecy di dekat sebuah persimpangan (carrefour, dalam Bahasa Perancis). Kelompok ini didirikan oleh Marcel Fournier dan Louis Deforey. Hingga kini, gerai pertama ini adalah gerai Carrefour terkecil di dunia. Kelompok Carrefour memperkenalkan konsep hipermarket untuk pertama kalinya, sebuah supermarket besar yang mengombinasikan department store
30
("toko serba ada"). Mereka membuka hipermarket pertamanya pada 1962 di Sainte-Geneviève-des-Bois, dekat Paris, Perancis. Carrefour di seluruh dunia Gerai-gerai Carrefour di seluruh dunia Tabel 2.1 Gerai Carrefour di Amerika Gerai Perdana
Jumlah Gerai
Argentina
1982
461
28
114
319
Brazil
1975
336
100
35
201
Kolombia
1998
37
37
-
Republik Dominika
1999
1
1
-
Negara
Hipermarket Supermarket
Toko Diskon
-
Tabel 2.2 Gerai Carrefour di Asia Gerai Perdana
Jumlah Gerai
Cina
1995
270
64
8
212
Taiwan
1989
47
47
-
-
Korea Selatan
1996
31
31
-
-
Indonesia
1998
66
62
4
-
Malaysia
1994
12
12
-
-
Singapura
1997
2
2
-
-
Thailand
1996
22
22
-
-
Filipina
1994
98
84
8
10
Negara
Hipermarket Supermarket
31
Toko Diskon
Tabel 2.3 Gerai Carrefour di Eropa Cash Gerai Jumla Toko Hipermarke Supermarke Convenienc & Negara Perdan h Disko t t e Store Carr a Gerai n y Belgia
2000
505
56
261
-
188
-
Perancis
1960
3704
216
1024
650
1650
156
Yunani
1991
631
16
135
337
143
-
Italia
1993
1277
41
405
-
813
18
Polandia
1997
100
31
69
-
-
-
Portugal
1992
387
7
-
380
-
-
Romani a
2000
6
6
-
-
-
-
Spanyol
1973
3010
137
176
2668
-
29
Swis
2001
11
11
-
-
-
-
Turki
1993
307
12
7
288
-
-
Eropa
1960
9947
542
2077
4323
2794
203
Keterangan :
Langsung Milik Sendiri Di Bawah Izin Usaha
Gerai Carrefour di Indonesia dibuka pada bulan Oktober 1998 dengan membuka unit pertama di Cempaka Putih, Jakarta. Di Indonesia, Carrefour memiliki 66 gerai Hypermarket,dan 15 gerai Supermarket. Komposisi saham Carrefour Indonesia berubah sejak April 2010 dengan komposisi saham tunggal terbesar dikuasai perusahaan Indonesia: •
Trans Corp (40%)
•
Carrefour SA (39%)
•
Onesia BV (11,5%)
•
Carrefour Netherland BV (9,5%)
32
Dengan komposisi kepemilikan terbaru ini pihak Trans Corp akan membuka lebih luas produk yang dijual di Carrefour dengan produksi Indonesia unggulan. Di Indonesia ada 3 tipe Carrefour yaitu : Carrefour ada, 62 gerai, Carrefour Express, ada 14 gerai, Carrefour Market, ada 5 gerai Saat ini Carrefour terdapat 62 gerai (outlet) Carrefour di Indonesia, dimana 22 buah di DKI, 7 buah di Banten, 9 Buah di Jawa Barat, 3 di Jawa Tengah, 9 di Jawa Timur, 2 Di Yogyakarta, 3 di Bali, 1 di Sumatera Selatan, 2 di Sumatera Utara, dan 3 di Sulawesi Selatan. Sedangkan Carrefour Express tredapat 14 Buah Di Indonesia yaitu 5 buah di DKI Jakarta, 1 di Banten, 3 di Jawa Barat, 2 di Jawa Timur, 1 di Lampung, 2 di Sulawesi selatan. Carrefour Market terdapat 5 buah di Indonesia yaitu, 1 Di DKI Jakarta, 2 Di Jawa Timur, 1 Di Bali 1 Di Kalimatan Barat (http://id.wikipedia.org/wiki/Carrefour diakses tanggal 27 agustus 2010 pukul 7:40).
2. 7
Kerangka Pemikiran Keberadaan Pasar, Kususnya pasar tradisional, merupakan salah satu
indikatator yang paling nyata kegiatan ekonomi masyarakat di suatu wilayah. Pemerintah harus mendukung kegiatan ekonomi masyarakat. Perkembangan zaman dan gaya hidup yang di promosikan begitu hebat oleh berbagai media telah membuat eksistensi pasar tradisional menjadi sedikit terusik. Namun demikian, pasar tradisional masih mampu untuk bertahan dan bersaing ditengah serbuahan pasar modern dalam berbagai bentuknya (Indrakh, 2007).
33
Maraknya Pembangunan pasar Modern Membuat Para Pedagang tak mampu bertahan. Beberapa berita terbaru di media masa mengatakan bahwa sedikitnya 100 pasar dari sekutar 800 pasar tradisional yang tersebar di Jawa Barat kolaps. Hal ini diduga akibat pembangunan pasar modern yang semakin marak. Kota Bandung Sebagai barometer perdagangan Jawa Barat, Sedikitnya terdapat 6 Hipermarket, 60 Supermarket dan 350 Minimarket yang tersebar sampai ketingkat kecamatan (Jurnal Penelitian Koperasi Dan UKM No 1, 2006 Dalam Martin). Hal ini menunjukan Perkembangan pasar modern yang sangat cepat dan memberikan dampak yang kurang baik terhadap pasar tradisional. Hal diatas membuat penulis inign meneliti bagaimana Pengaruh kehadiran Pasar Modern terutama PT. Carrefour Terhadap pendapatan pedagang tradisional terutama pedagang pasar pagi kelurahan Padang Bulan Selayang II Kecamatan Medan Selayang Kota Medan akibat hadirnya PT. Carrefour di Sebelah pasar tradisional tersebut. Untuk Lebih Jelasnya, uraian tentang dampak dari kehadiran carrefour terhadap pendapatan pedagang pasar pagi, maka peneliti menggambarkan bagan kerangka pemikiran sebagai berikut.
34
PT. Carrefour Indonesia
Pasar Pagi
Pedagang Pasar Pagi
Perekonomian Keluarga Pedagang Pasar Sembada
Pendapatan
Pangan
Pendidikan
Kesehatan
Perumahan
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran
2.8
Defenisi Konsep Defenisi Konsep merupakan suatu istilah dan defenisi yang digunakan
untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, Kelompok atau individu yang menjadi perhatian ilmu sosial (Masri Singarimbun, 1989:34). Berdasarkan uraian yang terdapat pada kerangka teori maka peneliti merumuskan konsep-konsep penelitian sebagai berikut : 1. Pengaruh Pengaruh adalah suatu akibat yang ditimbulkan oleh suatu keadaan atau kondisi, dalam hal ini dilihat bagaimana pengaruh PT. Carrefour terhadap pendapatan pedagang pasar pagi.
35
2. PT. Carrefour PT. Carrefour adalah sebuah supermarket yang merupakan salah satu Industri ritel yang terbesar ke dua setelah Wal-Mart. Carrefour menyediakan produk-produk yang hampir sama dengan produk-produk yang dijual di pasar tradisional. 3. Pedagang Tradisional Pedagang adalah orang yang melakukan perdagangan, memperjualbelikan barang yang tidak diproduksi sendiri, untuk memperoleh suatu keuntungan. 4. Perekonomian Keluarga perekonomian keluarga adalah pengaturan rumah tangga dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup keluarga untuk mencapai kemakmuran yang dapat dilihat dengan indikator yaitu, pendapatan, pangan, pendidikan, kesehatan dana perumahan. 2.9
Defenisi Operasional Definisi operasional adalah penjabaran lebih lanjut tentang konsep, dan
keterikatan konsep yang telah diterangkan. Menurut Masri Singarimbun, defenisi operasional merupakan petunjuk bagaimana suatu variable diukur, dengan membaca defenisi operasional dalam suatu penelitian, seorang peneliti akan tahu bagaimana suatu variable, sehingga dapat mengetahui baik buruknya pengukuran tersebut (Singarimbun, 1991 : 49). Dalam penelitian ini yang menjadi defenisi opersional adalah : 1. Pendapatan, meliputi :
36
a. Besarnya
pendapatan
sebelum
hadirnya
PT.
Carrefour
Indonesia b. Besarnya pendapatan setelah hadirnya PT. Carrefour Indonesia 2. Pendidikan meliputi : a. Pendidikan anak sebelum hadirnya PT. Carrefour Indonesia b. Pendidikan anak setelah hadirnya PT. Carrefour Indonesia 3. Perekonomian keluarga, meliputi : a. Pendapatan b. Pangan c. Pendidikan d. Kesehatan e. Perumahan
37