6
BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Tentang Biografi 2.1.1
Pengertian Biografi
Biografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu bios yang berarti hidup, dan graphien yang berarti tulis. Dengan kata lain biografi merupakan tulisan tentang kehidupan seseorang. Biografi secara sederhana dapat dikatakan sebagai sebuah kisah riwayat hidup seseorang. Biografi dapat berbentuk beberapa baris kalimat saja, namun juga dapat berupa lebih dari satu buku, (http://kolombiografi.blogspot.com. diakses 4 juni 2013 pukul 15.00). Pedapat lain menyebutkan bahwa, biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang. Sebuah biografi lebih kompleks dari pada sekedar daftar tanggal lahir atau mati dan data-data pekerjaan seseorang, biografi juga bercerita tentang perasaan yang terlibat dalam mengalami kejadian-kejadian tersebut. Dalam biografi tersebut dijelaskan secara lengkap kehidupan seorang tokoh sejak kecil sampai tua, bahkan sampai meninggal dunia. Semua jasa, karya, dan segala hal yang dihasilkan atau dilakukan oleh seorang tokoh di jelaskan, (http://id.wikipedia.org/wiki/bografi, diakses 4 juni 2013 pukul 15.00). Terkait dengan penelitian biografi Satori dan Komariah (2012:34), menyebutkan bahwa penelitian biografi adalah peneliti memfokuskan diri pada satu orang individu, kemudian dia membangun penelitian dari cerita dan epiphany (peristiwa mendadak dan pembukaan rahasia diri) dari kejadian-kejadian yang spesial individu, kemudian menempatkannya dalam konteks yang lebih luas dan membangkitkan
keberadaan
penulis
dalam
penelitian.
Pendapat
ini
7
mengisyaratkan bahwa, meskipun penelitian biografi hanya memfokuskan pada satu individu, akan tetapi individu itu mesti diposisikan dalam konteks yang lebih luas yang mempengaruhi perjalanan hidup individu tersebut. Bertolak dari beberapa pendapat di atas, biografi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kisah perjalanan hidup seseorang pengrajin yang konsisten dengan profesi yang ditekuni dari masa anak-anak hingga masa tua beserta jasa dan karya-karyanya yang dihasilkan selama masa hidupnya. Dalam hal ini, pengrajin tersebut ditempatkan dalam konteks yang lebih luas yaitu menyangkut berbagai faktor yang mempengaruhi perjalanan hidupnya dalam menekuni profesi sebagai pengrajin. 2.1.2 Jenis-Jenis Biografi Biografi dapat dilihat dari beberapa sisi yaitu dari sisi penulis, isi, persoalan yang
dibahas,
dan
berdasarkan
penerbitannya,
Armin
Unaaha
(http://id.shvoong.com, diakses 18 Oktober 2013 pukul 23.00). a. Berdasarkan sisi penulis Dilihat dari sisi penulis biografi dapat dibagi dua yaitu autobiografi dan biografi. Autobiografi adalah perjalanan hidup yang ditulis sendiri oleh tokoh yang tercatat perjalanan hidupnya sedangkan biografi adalah perjalanan hidupnya yang ditulis oleh orang lain. Berdasarkan izin penulisan dibagi menjadi dua yaitu: 1. Authorized biography, yaitu biografi yang penulisannya seizin atau sepengetahuam tokoh didalamnya; dan
8
2. Unauthorized
biography,
yaitu
ditulis
seseorang
tanpa
sepengetahuan atau izin dari tokoh di dalamnya ( karena telah wafat). Dilihat dari sisi penulis seperti disebutkan di atas, penelitian ini termasuk biografi authorized, karena perjalanan hidup tokoh ditulis oleh orang lain akan tetapi seizin tokoh yang ditulis itu. b. Berdasarkan Isinya Dilihat dari sisi isinya biografi dapat dibagi dua yaitu biografi perjalanan hidup, yaitu isinya berupa perjalanan hidup lengkap atau sebagian paling berkesan, sedangkan biografi perjalanan karir, yaitu isinya berupa perjalanan karir dari awal karir hingga karir terbaru, atau sebagian perjalanan karir dalam mencapai sukses tertentu. Berdasarkan dari sisi isi, seperti diuraikan di atas peneliti mengkombinasikan biografi Hadjirah Abdulah yaitu antara biografi perjalanan hidup dan biografi perjalanan karir, karena bersamaan dalam hidup si tokoh itu ia memulai karirnya. c. Berdasarkan Persoalan yang dibahas Jika dilihat berdasarkan persoalan yang dibahas biografi dibagi menjadi tiga yaitu: 1. Biografi politik Biografi politik yaitu penulisan tokoh-tokoh di negeri ini dari sudut politik. Dalam biografi semacam ini bahan-bahan dikumpulkan biasanya melalui riset. Namun, biografi semacam ini kadang tidak lepas dari kepentingan penulis ataupun sosok yang ditulisnya.
9
2. Intelektual biografi Intelektual biografi yaitu disusun melalui riset dan segenap temuan dituangkan penulisnya dalam gaya penulisan ilmiah. 3. Biografi jurnalistik ataupun biografi sastra Materi penulisan biasanya diperoleh dari hasil wawancara terhadap tokoh yang akan ditulis maupun yang menjadi rujukan sebagai pendukung penulisan. Ini lebih ringan karena cuma keterampilan dan wawancara. Berdasarkan persoalan yang dibahas seperti di atas peneliti memposisikan pada biografi intelektual dimana biografi tersebut merupakan penulisan sejarah terhadap si tokoh, yang akan dijadikan dalam satu cerita atau buku dengan penulisan bergaya ilmiah. d. Berdasarkan Penerbitannya. Dilihat dari sisi penerbit, biografi dibagi menjadi dua bagian yaitu: 1. Buku sendiri Penerbitan buku kategori ini dilakukan atas inisiatif penerbit dengan seluruh biaya penulisan, percetakan, dan pemasaran ditanggung oleh produsen. Biografi jenis ini biasanya memuat kisah hidup tokoh-tokoh yang diperkirakan akan menarik perhatian publik. 2. Buku subsidi Ongkos pembuatan buku jenis ini sebagian dibiayai oleh sponsor. Biasanya pola ini dilakukan pada buku-buku yang diperkirakan dari segi komersial tidak akan laku atau kalaupun bisa dijual harganya sangat tinggi sehingga tidak terjangkau.
10
Jika dilihat dari sisi penerbitannya penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu buku sendiri dan buku subsidi, akan tetapi dalam penulisan biografi ini peneliti mengkategorikan sebagai buku sendiri karena peneliti dalam penulisan ini peneliti sebagai penanggung jawab keseluruhan untuk membiayai penulisan biografi terhadap tokoh tersebut. 2.2 Perkembangan Hidup Manusia Karena biografi mengungkap perjalanan hidup seseorang, maka perlu diungkap tahap-tahap perkembangan hidup manusia secara umum, sebagai dasar dalam mengungkap perjalanan hidup Hadjirah yang menjadi subjek penelitian. Menurut Hurlock, (1990) perkembangan hidup manusia dapat dilihat dari beberapa fase yaitu : 2.2.1
Masa kanak-kanak Masa kanak-kanak merupakan masa yang terpanjang dalam rentang
kehidupan saat dimana individu relativ tidak berdaya dan tergantung pada orang lain. Secara luas diketahui bahwa awal masa kanak-kanak berlangsung dari umur 2 tahun sampai 6 tahun dan akhir masa kanak-kanak dari 6 tahun sampai 13 tahun. Dengan demikian awal masa kanak-kanak dimulai sebagai penutup masa bayi, usia dimana ketergantungan secara praktis sudah dilewati diganti dengan tumbuhnya kemandirian dan berakhir disekitar usia masuk sekolah. 2.2.2
Masa Remaja Meskipun rentang usia dari remaja dapat bervariasi terkait dengan
lingkungan budaya dan historisnya, kini di Amerika Serikat dan sebagian besar budaya lainnya, masa remaja dimulai sekitar usia 10 hingga 13 tahun dan
11
berakhir pada sekitar usia 18 hingga 22 tahun. Perkembangan biologis, kognitif, dan sosio-emosional yang dialami remaja dapat berkisar mulai dari perkembangan fungsi seksual hingga proses berpikir abstrak hinnga kemandirian. (Santrock, 2007: 22). 2.2.3
Masa Dewasa Masa dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya
dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya. Masa dewasa dapat dibagi atas masa dewasa dini, masa dewasa madya, dan masa dewasa lanjut (Usia lanjut). Masa dewasa dini dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun, saat perkembangan-perkembangan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif. Masa dewasa madya dimulai pada umur 40 tahun sampai pada umur 60 tahun, yakni saat baik menurunnya kemampuan fisik dan psikologis yang jelas nampak pada setiap orang. Masa dewasa lanjut (usia lanjut) dimulai pada umur 60 tahun sampai kematian. Fase – fase perkembangan hidup manusia itu akan dijadikan dasar dalam mengkaji biografi atau perjalanan hidup Hadjirah Abdulah, terutama terkait dengan perannya sebagai pengrajin. 2.3 Tinjauan Tentang Kerajinan 2.3.1 Pengertian Kerajinan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Seminar Nasional Seni Kriya (2009:153) istilah kerajinan berasal dari bahasa Jawa yang berarti; (1hal atau sifat dan sebagainya); (2) kegetolan, industri, perusahaan yang membuat sesuatu,atau pekerjaan tangan yang bukan dengan mesin melainkan menggunakan tangan.
12
Kerajinan adalah hal yang berkaitan dengan buatan tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan (kerajinan tangan). Kerajinan yang dibuat biasanya terbuat dari berbagai bahan, dari kerajinan ini menghasilkan hiasan atau benda seni maupun barang pakai. Biasanya istilah ini diterapakan untuk cara tradisional dalam membuat barang-barang, (http://kelompoksepuluhmib.blogspot.com.diakses 27/3/2013 pukul 20.00). Beberapa pendapat diatas dapat dianalisis bahwa kerajinan merupakan pekerjaan yang dilakukan dengan tangan sehingga menghasilkan berbagai macam barang atau produk yang memiliki nilai pasar. 2.3.2 Jenis-jenis Bahan Kerajinan Anyaman a. Eceng Gondok Tanaman eceng gondok adalah tanaman gulma atau jenis tanaman liar di air. Orang lebih mengenal eceng gondok (Eichhornia Crassipes) dari suku Pontederianceae sebagai gulma air atau tanaman penggangu yang mudah sekali tumbuh dan sangat sulit untuk diberantas, Marianto (Dalam Seminar Nasional Seni Kriya, 2009:151-152). Eceng gondok dianggap sebagai tanaman penggangu, tetapi bila kita mencari peluang usaha, maka tanaman eceng gondok sangat bermanfaat untuk memberikan peluang usaha sebagai bahan dasar kerajinan. Seiring dengan perkembangan iptek, bagian tumbuhan eceng gondok setelah dikeringkan ternyata bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan tas wanita yang cantik, sendal, keranjang (tempat pakaian bekas), tatakan gelas, tikar, dan sebagainya.
13
b. Kerajinan Rotan Rotan yang nama latinnya “Calamus sp” termasuk suku nibung-nibungan (bangsa palmea). Tumbuha rotan ini banyak terdapat di hutan-hutan diseluruh Indonesia, terutama di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Rotan adalah jenis “palm” yang merambat panjangnya sampai 100 meter. Batang ini beruas banyak, dan kulitnya licin, berkilap. Sifat rotan ialah pegas, elastic, dan kuat, (Margono,1997:5). Bagian tanaman rotan yang paling banyak digunakan adalah batangnya, baik batang yang sudah tua banyak dimanfaatkan untuk bahan baku kerajinan dan perabot rumah tangga. Rotan juga dimanfaatkan sebagai bahan baku kerajinan yang banyak digunakan oleh pengrajin-pengarajin. Tumbuhan rotan dapat digunakan untuk pembuatan kursi, buaian bayi, piring, tempat jemuran pakaian dan sebagainya. c. Kerajinan Bambu Bambu adalah tumbuhan yang sebangsa dengan rumput, tetapi bukan rumput sembarang rumput. Bambu-bambu ini sangat banyak jenisnya dan mudah tumbuh di mana-mana, khususnya di Indonesia ini. Di desa, tanaman bambu memegang peranan penting. Harganya cukup murah, dan digunakan cukup luar biasa. Bambu sungguh-sungguh merupakan tumbuhan yang berfungsi serba guna. Kerajinan anyaman bambu dewasa ini menjadi sangat potensial dengan adanya kegemaran dan keinginan masyarakat terhadap dekorasi yang bersumber dari alam dan natural. Dengan bahan baku yang berasal dari alam, masyarakat akan dibawa ke suasana yang lebih segar dan nyaman sehingga dapat melepaskan kepenatan
14
setelah beraktifitas. Peluang inilah yang membuat para pengrajin semakin giat dalam bekerja dan belajar sehingga dapat memenuhi keinginan konsumen dan memberikan pelayanan yang terbaik, (Margono,1997:1). d. Kerajinan Mintu
Gambar 1. Mintu. Sumber: Foto. Penulis 31/3/2013
Tumbuhan mintu, adalah tumbuhan merambat banyak yang tumbuh di hutan tropis dan di perairan sungai. Sejauh ini belum ada penelitian para ahli biologi tentang tumbuhan mintu tersebut karena itu masyarakat Gorontalo menyebut tumbuhan ini sebagai tumbuhan mintu. Tumbuhan mintu ini berbeda dengan rotan yang keras dan getas, sulur-sulur pohon mintu tampak lebih lentur dan banyak mengandung air. Untuk membuat kopiah keranjang terlebih dahulu sulur mintu dibersihkan dari daun-daunnya kemudian dikeringkan di bawah matahari sampai warna kulitnya kecoklatan. Lalu dengan sangat hati-hati, kulit tersebut
15
dikupas dari batangnya dengan menggunakan pisau. Bagian dalam batangnya yang mirip batang bambu dibelah-belah sebesar lidi. Setiap batangnnya dibelah menjadi 2 kemudian dibelah lagi menjadi 4 bagian. Setelah seluruh proses persiapan bahan selesai, barulah penganyaman dilakukan. (Wawancara Hadjirah Abdulah, 10 Mei 2013). Tumbuhan seperti mintu ini tumbuh juga di daerah hutan Lombok, dan Pulau Makelahi. Tumbuhan ini bagi masyarakat Lombok disebut rumput Ketak yaitu sejenis rumput yang tumbuhnya merambat di batang pohon. Batangnya mirip rotan namun dengan ukuran lebih kecil. Kelenturannya membuat rumput ini mudah dibentuk anyaman, (http://lomboktoday.co.id, diakses 10 Desember 2013 pukul 12.00). Selain itu tanaman liar ini juga tumbuh di hutan pulau Makelehi yang disebut oleh masyarakat Ginto sejenis rumput liar yang tumbuh di hutan, (Roni Adolof Buol dalam http://sitaro.wordpress.com, diakses 10 Desember 2013 pukul 12.00). Dilihat dari uraian di atas nampaknya tumbuhan sejenis rumput liar seperti mintu ini tidak hanya tumbuh di hutan Gorontalo saja, tetapi di berbagai daerah lainpun tumbuhan ini hidup hanya nama tumbuhan tersebut berbeda-beda. Selain itu juga fungsi dari tumbuhan ini sama kegunaanya dengan tumbuhan rumput lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk bahan kerajinan anyaman. Terkait hal itu juga bahan baku mintu dapat dibuat sebagai bahan anyaman, yaitu anyaman kopiah, topi, dan souvenir. Produk dari mintu juga tidak kalah saing dengan produk-produk yang lain, keunikan dan kwalitas dari produk mintu tersebut membuat para konsumen tidak mau ketinggalan untuk memiliki produk
16
dari bahan mintu. Harga produk mintu dipasaran sangat ditentukan oleh bentuk dari anyaman mintu tersebut. Dilihat dari uraian di atas tumbuhan mintu sama kegunaanya dengan tumbuhan lain yang dijadikan sebagai bahan baku kerajinan. Mintu juga dapat dimanfaatkan untuk bahan pembuatan anyaman. Masyarakat di Gorontalo khususnya di Pulubala memanfatkan mintu sebagai kerajinan anyaman mintu. Karena kwalitas yang ada pada mintu, sehingga pengrajin-pengrajin di Pulubala memanfaatkan mintu sebagai bahan baku kerajinan.