BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Pengertian Bank Bank berasal dari bahasa Italia banco yang artinya bangku. Bangku inilah yang dipergunakan oleh banker untuk melayani kegiatan operasionalnya kepada para nasabah. Istilah bangku secara resmi dan popular menjadi bank. Bank termasuk perusahaan industri jasa karena produknya hanya memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat (Hasibuan, 2005). Menurut (Dendawijaya, 2000) bank umum adalah suatu badan usaha yang tugas
utamanya
sebagai
lembaga
perantara
keuangan
(financial
intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak yang berlebihan dana (idle fund / surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan dana atau kekurangan dana (deficit unit) pada waktu yang ditentukan. Definisi lain mengenai bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa – jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Sehingga, dalam melakukan kegiatan usahanya sehari–hari, bank harus mempunyai dana agar dapat memberikan kredit kepada masyarakat (Kuncoro dan Suhardjono, 2002). Adapun pengertian bank menurut (Kasmir, 2008) bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut kepada masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Bank merupakan lembaga keuangan yang fungsi pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Oleh karena itu bank mempunyai ruang lingkup usaha yang luas. Pengertian bank menurut Undang- Undang Republik Indonesia No. 15 tahun 2013 tentang perbankan : 1) Pasal 1, perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, yang mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. 2) Pasal 2, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bantuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. 3) Pasal 3, bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 4) Pasal 4, Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. (Hasibuan, 2008) menyatakan bahwa bank sangat penting dan berperan untuk mendorong pertumbuhan perekonomian suatu bangsa karena bank adalah : 1. Pengumpul dana dari SSU dan penyalur kredit kepada DSU. 2. Tempat menabung yang efektif dan produktif bagi masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
3. Pelaksana dan memperlancar lalu lintas pembayaran dengan aman, praktis, dan ekonomis. 4. Penjamin penyelesaian perdagangan dengan menerbitkan L/C. 5. Penjamin penyelesaian proyek dengan menerbitkan bank garansi. 2.1.1
Fungsi Bank Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Secara lebih spesifik bank dapat berfungsi sebagai agent of trust, agent of development, dan agent of services (Budisantoso, 2006). Bank sebagai lembaga keuangan sangat mendukung kemajuan lalu lintas pembayaran, perdagangan dan pembangunan ekonomi. Bank berperan mengumpulkan dana (tabungan) dan menjadi sumber pembayaran modal (kredit) pada perusahaan. Bank sebagai pelaksana lalu lintas pembayaran mendorong kemajuan perdagangan, barter ke perdagangan uang yang pada akhirnya ke perdagangan kredit, sehingga pembangunan ekonomi semakin maju. Kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh bank pada dasarnya ditentukan antara lain oleh fungsi-fungsi yang melekat pada bank yang bersangkutan. Menurut (Reksoprayitno, 1997) adapun fungsi bank adalah : 1) Fungsi Pengumpulan Dana Yang dimaksud pengumpulan dana adalah salah satu fungsi dana masyarakat yang disimpan di bank terutama dalam bentuk giro, deposito
Universitas Sumatera Utara
dan tabungan. Ketiga sumber dana inilah yang merupakan sumber-sumber dana utama bank, selain sumber yang berasal dari modal sendiri bank, yang terdiri dari modal penyertaan dan laba yang tidak dibagikan. 2) Fungsi Pemberian Kredit Pemberian kredit merupakan salah satu usaha bank untuk mengumpulkan dana yang dikumpulkan dari masyarakat. Usaha ini penting karena dana tersebut dipakai pada umumnya bagi bank yang paling menguntungkan dan tidak banyak mengganggu likuiditas bank adalah pemberian kredit jangka pendek kepada pihak ketiga yang membutuhkan. 3) Fungsi penanaman dana atau investasi Yang dimaksudkan penanaman dana investasi adalah penanaman dana dalam bentuk surat berharga, baik surat tanda kepemilikan (saham) atau syarat tanda utang (surat obligasi, surat wesel). Salah satu ciri khas dari penanaman modal ialah bahwa dari penanaman modal tersebut si penanam modal memperoleh imbalan berupa pendapatan modal yang bisa berupa bunga (termasuk di dalamnya diskonto), laba atau deviden. 4) Fungsi Pembayaran Transaksi pembayaran sering diartikan sebagai kegiatan menunaikan pelunasan secara keseluruhan atau sebagian kewajiban finansial. Dalam fungsi pembayaran ini pelaksanaannya dilakukan melalui cek, bilyet giro, surat wesel, kupon, transfer uang, baik melalui surat ataupun telegram.
Universitas Sumatera Utara
5) Fungsi pemindahan uang Kegiatan ini biasanya disebut pentransferan uang. Untuk melaksanakan transfer uang dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain transfer uang melalui ATM. Dalam kegiatan pemberitahuan kepada penerima bisa melalui telegram, surat ataupun dengan menyerahkan wesel atas nama atau wesel atas unjuk diantara sesama kantor cabangnya. Penarikan atas saldo kredit yang ada pada bank korespondennya bisa juga dilakukan secara telegram, wesel unjuk atau dengan cek. (Hasibuan, 2008) menjelaskan bahwa fungsi utama perbankan adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, perbankan mempunyai tiga kegiatan utama, yaitu : 1. Menghimpun dana Menghimpun dana (funding) maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari dana (uang) dengan cara membeli dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito. Pembelian dana dari masyarakat ini dilakukan oleh bank dengan cara membuat berbagai strategi agar masyarakat mau menanamkan dananya. Jenis simpanan yang dapat dipilih oleh masyarakat adalah simpanan giro, tabungan, sertifikat deposito serta deposito berjangka dimana masing-masing jenis simpanan yang ada memiliki kelebihan dan keuntungan tersendiri. Strategi bank dalam menghimpun dana adalah dengan memberikan rangsangan berupa balas jasa yang menarik dan menguntungkan, seperti tingkat suku bunga. Bunga bank tersebut dapat berupa bunga bagi bank yang berdasarkan prinsip konvensional dan bagi
Universitas Sumatera Utara
hasil bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah. Kemudian rangsangan lainnya dapat berupa cendera mata, hadiah, pelayanan atau balas jasa lainnya. 2. Menyalurkan dana Menyalurkan dana (lending) adalah memberikan kembali dana yang diperoleh lewat simpanan giro, tabungan dan deposito ke masyarakat dalam bentuk pinjaman (kredit) bagi bank yang berdasarkan prinsip konvensional atau pembiayaan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah. Dalam pemberian kredit disamping dikenakan bunga, bank juga mengenakan jasa pinjaman kepada penerima kredit (debitur) dalam bentuk biaya administrasi serta biaya provisi dan komisi. Sedangkan bank yang berdasarkan prinsip syariah berdasarkan bagi hasil atau penyertaan modal. Besar kecilnya bunga kredit sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya bunga simpanan. Semakin besar atau semakin mahal bunga simpanan, maka semakin besar pula bunga pinjaman dan demikian pula sebaliknya. 3. Memberikan jasa bank lainnya Jasa lainnya yang diberikan oleh bank merupakan jasa pendukung atau pelengkap kegiatan perbankan. Jasa-jasa ini diberikan terutama untuk mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana, baik yang berhubungan langsung dengan kegiatan simpanan dan kredit maupun tidak langsung. Jasa perbankan lainnya antara lainnya meliputi : 1) Jasa Setoran seperti setoran telepon, listrik, air, atau uang kuliah. 2) Jasa Pembayaran seperti pembayaran gaji, pensiun atau hadiah. 3) Jasa Pengiriman Uang (transfer).
Universitas Sumatera Utara
4) Jasa Penagihan (Inkaso). 5) Jasa Kliring (Clearing). 6) Jasa Penjualan Mata Uang Asing (valas). 7) Jasa Penyimpanan Dokumen (Safe Deposit Box). 8) Jasa Cek Wisata (Travellers Cheque). 9) Jasa Kartu Kredit (Bank Card). 10) Jasa-jasa yang ada di pasar modal seperti penjamin emisi dan perdagangan efek. 11) Jasa Letter of Credit (L/C). 12) Jasa Bank Garansi dan Referensi Bank. 13) Serta jasa bank lainnya. 2.1.2
Usaha Pokok Bank Bank adalah badan usaha di bidang keuangan yang menarik uang dari
masyarakat dan menyalurkannya kembali ke masyarakat, terutama dengan cara memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang (Lembaga Perkembangan Perbankan Indonesia - LPPI). Usaha pokok bank didasarkan atas empat hal pokok (Hasibuan, 2005) yaitu: 1. Denomination Divisibility Artinya bank menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana yang masing-masing nilainya relatif kecil, tetapi secara keseluruhan jumlahnya akan sangat besar.
Universitas Sumatera Utara
2. Maturity Flexibility Artinya bank dalam menghimpun dana menyelenggarakan bentuk-bentuk simpanan yang bervariasi jangka waktu dan penarikannya, seperti rekening giro, rekening koran, deposito berjangka, sertifikat deposito, buku tabungan dan sebagainya. 3. Liquidity Transformation Artinya dana yang disimpan oleh para penabung kepada bank umumnya bersifat likuid. Karena itu, penabung dapat dengan mudah mencairkannya sesuai dengan bentuk tabungannya. 4. Risk Diversification Artinya bank dalam menyalurkan kredit kepada banyak pihak atau debitur dan sektor-sektor ekonomi yang beraneka macam, sehingga risiko yang dihadapai bank dengan cara menyebarkan kredit semakin kecil. 2.1.3
Produk Bank Menurut Dendawijaya (2000), produk bank dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu : 1. Produk Bank pada Sisi Pasiva Produk bank pada sisi pasiva adalah pengerahan dana. Dana – dana yang termasuk produk bank pada sisi pasiva adalah : a. Giro Giro adalah simpanan dari pihak ketiga atau nasabah kepada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek,
Universitas Sumatera Utara
bilyet giro, surat perintah pembayaran lainnya, atau dengan pemindah bukuan. b. Tabungan Tabungan adalah simpanan dari pihak ketiga atau nasabah kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut ketentuan atau syarat–syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. c. Deposito Deposito adalah simpanan pihak ketiga atau nasabah kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tetentu sesuai dengan perjanjian antara pihak ketiga dan bank yang bersangkutan. 2. Produk Bank pada Sisi Aktiva Produk bank pada sisi aktiva adalah perkreditan. Kredit – kredit yang termasuk produk bank pada sisi aktiva, diantaranya : a. Kredit modal kerja Kredit modal kerja adalah kredit yang diberikan kepada nasabah kredit (debitur) untuk membiayai kebutuhan modal kerja perusahaan debitur. b. Kredit investasi Kredit investasi adalah kredit yang diberikan kepada nasabah kredit (debitur) untuk membiayai pembelian barang modal (investasi). 2.1.4
Jenis-jenis Bank Penggolongan bank berdasarkan jenisnya menurut Undang-undang RI No.
10 Tahun 1998 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Universitas Sumatera Utara
undang RI No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, jenis-jenis bank dibedakan menjadi dua yaitu : 1. Bank Umum Menurut Hasibuan (2008) menyatakan bahwa bank umum adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, dimana dalam pelaksanaan kegiatan usahanya dapat secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah. Sebagaimana halnya fungsi tugas perbankan Indonesia, bank umum juga merupakan agent of development yang bertujuan meningkatkan pemerataan, pertumbuhan
ekonomi,
dan
stabilitas
nasional
kearah
peningkatan
kesejahteraan rakyat banyak. 2. Bank Perkreditan Rakyat Menurut Hasibuan (2008) menyatakan bahwa bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, yang dalam pelaksanaan kegiatan usahanya dapat secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. Bank Perkreditan Rakyat menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Universitas Sumatera Utara
2.1.5
Sumber Dana Bank Bank merupakan jantung dan urat nadinya perdagangan dan pembangunan
ekonomi suatu negara. Bank baru dapat melakukan operasionalnya jika dananya telah ada. Semakin banyak dana yang dimiliki suatu bank, semakin besar peluangnya untuk melakukan kegiatan-kegiatannya dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu, setiap bank selalu berusaha untuk memperoleh dana yang optimal tetapi dengan cost of money yang wajar. Pengertian dana bank menurut (Hasibuan, 2008) menjelaskan bahwa dana bank atau loanable fund adalah sejumlah uang yang dimiliki dan dikuasai suatu bank dalam kegiatan operasionalnya. Dana bank ini terdiri dari dana sendiri dan dana asing. Dana bank ini digolongkan atas loanable fund, unloanable fund, dan equity funds. 1. Loanable Funds Loanable funds yaitu dana-dana yang selain digunakan untuk kredit juga digunakan untuk secondary reserves dan surat-surat berharga. 2. Unloanable Funds Unloanable funds yaitu dana-dana yang semata-mata hanya dapat digunakan sebagai primary reserve. 3. Equity Funds Equity Funds yaitu dana-dana yang dapat dialokasikan terhadap aktiva tetap, inventaris dan penyertaan.
Universitas Sumatera Utara
Dana bank ini hanya berasal dari dua sumber saja, yaitu dana sendiri dan dana asing. 1. Dana Sendiri (Dana Internal) Menurut Hasibuan (2008) menjelaskan bahwa dana sendiri (dana internal) yaitu dana yang bersumber dari dalam bank, seperti setoran modal/penjualan saham, pemupukan cadangan, laba yang ditahan, dan lain-lain. Dana ini sifatnya tetap. Hasibuan (2008) menyatakan bahwa sumber intern disebut juga modal sendiri, sifatnya tetap dan tidak membayar bunga, jadi ada beban tetapnya. Modal sendiri ini dibedakan atas modal inti dan modal pelengkap. 2. Dana Asing (Dana Eksternal) Menurut Hasibuan (2008) menjelaskan bahwa dana asing (dana eksternal) yaitu dana yang bersumber dari pihak ketiga seperti deposito, giro, call money, dan lain-lain. Dana ini sifatnya sementara atau harus dikembalikan. Dana asing bank ini sangat penting untuk operasi investasi sekunder suatu bank. Investasi sekunder diartikan investasi yang produktif dengan menyalurkan kredit kepada masyarakat. 2.2
Persaingan Kompetisi sering dihubungkan dengan situasi persaingan beberapa pihak
dalam memperebutkan sesuatu. Kompetisi juga sering dikaitkan dengan market power meskipun sebenarnya kedua hal ini berbeda. Market power mengacu pada perilaku perusahaan secara individual dalam mengatur strategi harga sementara persaingan lebih berkaitan dengan interaksi anggota pasar atau lebih bersifat agregat (de Rozas, 2007).
Universitas Sumatera Utara
Ada beberapa bentuk pasar berkaitan dengan kompetisi. Pertama adalah pasar kompetisi sempurna, memiliki ciri adanya banyak penjual dan pembeli, harga ditentukan oleh kekuatan pasar. Dalam kondisi pasar ini, pelaku bebas memasuki atau keluar dari pasar, barang homogen, dan tiap produsen tidak memiliki Tidak ada biaya transaksi maupun biaya transportasi. Sementara itu, pasar kompetisi tidak sempurna merupakan semua jenis pasar yang sifatnya berlawanan dengan kompetisi sempurna, yaitu monopoli dan monopsoni, oligopoli, dan kompetisi monopolistik. Strategi bersaing merupakan pencarian akan posisi bersaing yang menguntungkan di dalam suatu industri, arena fundamental tempat persaingan terjadi. Strategi bersaing bertujuan menegakkan posisi yang menguntungkan dan dapat dipertahankan terhadap kekuatan-kekuatan yang menentukan persaingan industri. Untuk menganalisis struktur persaingan industri, dapat dilakukan dengan melihat lima kekuatan yang dikemukakan oleh Porter, yang terkenal dengan Five Force Driving Industry Competition. Lima kekuatan Porter adalah kerangka untuk analisis industri dan pengembangan strategi bisnis yang dikembangkan oleh Michael E. Porter dari Harvard Business School
pada 1979. Menggunakan konsep-konsep
pengembangan, Organisasi Industri ekonomi untuk menurunkan lima kekuatan yang menentukan intensitas kompetitif dan karena itu daya tarik dari pasar. Porter
menyatakan
bahwa
kelima
kekuatan
bersaing
tersebut
dapat
mengembangkan strategi persaingan dengan mempengaruhi atau mengubah
Universitas Sumatera Utara
kekuatan tersebut agar dapat memberikan situasi yang menguntungkan bagi perusahaan. Ruang lingkup kelima kekuatan bersaing tersebut, antara lain: 1) Ancaman pendatang baru, yang dapat ditentukan dengan hambatan masuk ke dalam industri, antara lain, hambatan harga, respon incumbent, biaya yang tinggi, pengalaman incumbent dalam industri, keunggulan biaya, differensiasi produk, akses distribusi, kebijakan pemerintah dan switching cost. 2) Kekuatan tawar-menawar pemasok, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tingkat konsentrasi pasar, diversifikasi, switching cost, organisasi pemasok dan pemerintah. 3) Kekuatan tawar-menawar pembeli, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain differensiasi, konsentrasi, kepentingan pembeli, tingkat pendapatan, pilihan kualitas produk, akses informasi, dan switching cost. 4) Ancaman produk subtitusi, yang ditentukan oleh harga produk subtitusi, switching cost, dan kualitas produk. 5) Persaingan di dalam industri, yang ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu pertumbuhan pasar, struktur biaya, hambatan keluar industri, switching cost, pengalaman dalam industri, dan perbedaan strategi yang diterapkan. Menurut (Philip Kotler, 2001), strategi yang secara kuat menempatkan perusahaan terhadap pesaing dan yang memberi perusahaan keunggulan bersaing yang sekuat mungkin.
Universitas Sumatera Utara
Jadi pengertian strategi bersaing adalah bagaimana upaya yang dilaksanakan oleh sebuah perusahaan dalam memenangkan sebuah pasar yang menjadi pasar sasarannya dengan cara memberikan keunggulan-keunggulan dalam bersaing, menganalisis pesaing serta melaksanakan strategi pemasaran bersaing yang efektif. 2.2.1
Kompetisi dan Kestabilan dalam Industri Perbankan Pasar perbankan memiliki beberapa ciri (Alhadeff, 1951), antara lain :
1. adanya kehadiran lebih dari satu penyedia kredit, dalam hal ini bank, dalam satu wilayah; 2. hubungan antara bankir dan peminjam (debitur) dibangun berdasarkan pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan penyaluran kredit waktu sebelumnya; 3. peminjam kredit dalam volume besar akan mendapatkan lebih banyak penawaran kredit sementara peminjam dalam jumlah kecil menghadapi suplai yang sangat terbatas; 4. adanya
hambatan-hambatan
untuk
masuknya
pemain
baru
yang
menunjukkan adanya kecenderungan mempertahankan kondisi monopoli ataupun oligopoli dalam rangka mendapatkan keuntungan positif dalam jangka panjang; 5. tindakan atau keputusan bankir umumnya saling berkorelasi yang sering disebut dengan istilah agreement, mutual assistance, pengurangan kompetisi tak sehat, koordinasi, dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
Alasan adanya kolusi ini adalah kerugian yang terjadi pada saat saling bersaing dapat tergantikan dengan profit yang didapatkan setelah perjanjian tercapai. Persaingan antar bank bisa terjadi karena perebutan sumber daya yang produktif, misalnya pada deposito, tabungan, dan penyaluran kredit yang merupakan sumber pendapatan. Kompetisi non-harga antar bank bisa berbentuk hadiah dan promosi untuk menarik nasabah sebanyak banyaknya. Kompetisi juga dapat berbentuk produk dan jenis layanan baru yang didukung oleh perkembangan teknologi yang mampu menekan biaya produksi dan distribusi. Terdapat dua pandangan yang berlawanan tentang hubungan antara tingkat kompetisi perbankan yang tinggi dan kesehatan perbankan; pertama pandangan tradisional yang menyatakan bahwa kompetisi perbankan yang tinggi akan meningkatkan suplai kredit bagi perusahaan-perusahaan yang membutuhkan. Pendapat ini juga didukung oleh (Claessens dan Laeven, 2004) yang menemukan bahwa kompetisi yang tinggi di sektor keuangan dapat mendorong peningkatan efisiensi produksi, kualitas produk keuangan, dan tingkat inovasi. Peningkatan kompetisi juga diharapkan dapat menekan biaya jasa intermediasi menjadi lebih efisien karena waktu yang dibutuhkan untuk mengurus kredit jauh lebih singkat dan akhirnya akan meningkatkan pendapatan bank (di Patti dan Dell’ariccia, 2004). Sebaliknya, suku bunga yang tinggi akan mengurangi investasi untuk riset dan pengembangan, sehingga inovasi akan terhambat dan produktivitas perusahaan pada akhirnya menurun (Cetorelli, 2001). (Lindgren, Garcia, dan Saal, 1996) menyebutkan bahwa pasar perbankan yang kompetitif
Universitas Sumatera Utara
akan memanfaatkan kekuatannya sendiri untuk mereduksi bank-bank yang lemah sekaligus mendorong keberadaan bank-bank sehat. 2.3
Suku Bunga Menurut (Laksmono, 2001), nilai suku bunga domestik di Indonesia
sangat terkait dengan suku bunga internasional. Hal ini disebabkan oleh akses pasar keuangan domestik terhadap pasar keuangan internasional dan kebijakan nilai tukar yang kurang fleksibel. Selain suku bunga internasional, tingkat diskonto SBI juga merupakan faktor penting dalam penentuan suku bunga di Indonesia. Peningkatan diskonto SBI segera direspon oleh suku bunga PUAB (Pasar Uang Antar Bank), sedangkan respon suku bunga deposito baru muncul setelah 7–8 bulan. Faktor lain yang turut berpengaruh dalam penentuan suku bunga di Indonesia adalah kondisi likuiditas yang berdampak pada suku bunga PUAB dalam jangka pendek. Namun dalam jangka panjang akan mendorong arus modal masuk sehingga pengaruhnya terhadap suku bunga deposito dan suku bunga kredit lebih kecil. Ada tiga teori yang menjelaskan hubungan antara suku bunga yang berbeda jangka waktu (Laksmono, 2001), yaitu : 1. Segmented Market Theory, Mengatakan bahwa masing-masing instrumen dengan jangka waktu berbeda ditentukan oleh pasar yang berbeda dengan permintaan dan pasokan pasar yang berbeda. Teori ini mengasumsikan peminjam dan pemberi pinjaman memiliki preferensi terhadap jangka waktu tertentu. Dalam teori ini diasumsikan bahwa peminjam dan pemberi pinjaman tidak berpindah dari
Universitas Sumatera Utara
satu pasar ke pasar lain sehingga instrumen dengan jangka waktu berbeda tidak dapat saling berganti. Pendapatan di setiap pasar dianggap tercipta dari permintaan dan pasokan di pasar tersebut. 2. Expectation Theory Menganggap instrumen jangka waktu berbeda dapat saling berganti secara sempurna. Suku bunga merupakan rata-rata ekspektasi suku bunga jangka pendek selama periode instrumen jangka panjang. Teori ini menjelaskan perbedaan term structure of interest rate dari waktu ke waktu dan juga menerangkan kecenderungan suku bunga instrumen jangka waktu yang berbeda bergerak searah karena adanya pergantian. 3. Preferred Habitat Theory Mengatakan bahwa suku bunga jangka panjang merupakan rata-rata ekspektasi suku bunga jangka pendek sepanjang periode instrumen jangka panjang ditambah dengan liquidity premium yang besarnya tergantung pada kondisi penawaran dan permintaan saat itu. Teori ini mengasumsikan adanya substitusi antar instrumen dan adanya preferensi investor atau instrumen tertentu yang disebut juga pergantian tidak sempurna. Dalam preferred habitat theory ini, suku bunga pada periode n sama dengan ratarata dari ekspektasi suku bunga bulan ke depan selama periode n ditambah dengan premium. Adanya liquidity premium membedakan teori ini dengan lainnya. Umumnya peminjam dana menawarkan liquidity premium yang positif untuk menarik pembeli instrumen jangka panjang sebagai
Universitas Sumatera Utara
kompensasi atas resiko likuiditas yang lebih besar dibandingkan instrumen jangka pendek. 2.4 Penelitian Terdahulu Sebelum adanya pembahasan yang mendalam mengenai persaingan perbankan terhadap tingkat suku bunga pada bank BUMN di Indonesia, terdapat beberapa penelitian terdahulu yang menjelaskan tentang persaingan perbankan. Oleh karena itu, pada paragraf selanjutnya akan dijelaskan tentang hasil penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai sumber analisis dan pengumpulan data. (Ekowati, 2006) dalam penelitiannya yang berjudul, “Persaingan Industri Bank Umum Swasta di Indonesia” menjelaskan bahwa banyaknya bank yang ada di Indonesia, membuat pihak manajemen bank harus berpikir serius untuk mempertahankan eksistensinya. Jenis industri yang sama memaksa perbankan untuk bersaing ketat dengan perusahaan sejenis. Hal ini juga dialami oleh bankbank swasta di Indonesia, karena keberadaan bank ini semakin menjamur. Persaingan antar bank-bank swasta yang semakin ketat, juga membuat pihak bank saling berebut nasabah ataupun calon nasabah. Untuk menjaring banyak nasabah bank harus berusaha menawarkan produk-produk yang menarik, pelayanan yang prima, dan kemudahan pemberian kredit nasabah. (Sri dan Armanto, 2013) dalam peneliannya yang berjudul, “Kompetisi Industri Perbankan di Indonesia” menjelaskan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana struktur industri pasar perbankan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan Rosse-Panzar Test (PR) metode.
Universitas Sumatera Utara
menggunakan data panel dari 10 bank di Indonesia yang memiliki peringkat aset terbesar, PR ini Pendekatan akan menghasilkan nilai H-Stat yang merupakan jumlah dari tiga koefisien utama input perbankan (tenaga kerja, modal dan dana). Dengan H-Stat senilai 0,931 dapat disimpulkan bahwa industri perbankan Indonesia ke dalam kategori pasar monopoli. (Sutardjo, Daryanto, Arifin, dan Priyarsono, 2011), dalam penelitiannya yang berjudul, “Struktur Pasar Persaingan Perbankan Indonesia dalam Periode Konsolidasi” menjelaskan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk menginvestasikan struktur pasar dan menganalisis variabel-variabel yang mempengaruhi pendapatan perbankan Indonesia dalam periode konsolidasi. Berdasarkan perhitungan indeks HHI dan CR4 terdapat indikasi penurunan konsentrasi pasar perbankan. Sementara itu, pengujian pasar persaingan dengan menggunakan metode Panzar dan Rosse menyimpulkan bahwa struktur pasar perbankan Indonesia memiliki ciri-ciri pasar persaingan monopolistik dan masih mengandalkan persaingan berbasis suku bunga. Penelitian ini menyimpulkan bahwa di era konsolidasi harga input faktor produksi cenderung meningkat. Penelitian ini lebih lanjut menyimpulkan bahwa struktur pasar persaingan perbankan Indonesia tidak mengalami perubahan struktur dalam periode 19992009. Hasil analisis secara parsial untuk kelompok bank berdasarkan status kepemilikannya menunjukkan bahwa masing-masing kelompok bank juga memiliki ciri-ciri struktur pasar persaingan monopolistik. Namun demikian, kelompok bank campuran dan kelompok campuran terlihat mengandalkan basis persaingan non-bunga.
Universitas Sumatera Utara
(Leuvensteijn, Sørensen, Bikker and Rixtel, 2008), dalam penelitiannya yang berjudul, “Impact of bank competition on the interest rate pass-through in the euro area” menjelaskan bahwa dampak dari persaingan pasar pinjaman pada suku bunga yang diterapkan oleh bank-bank zona mata uang euro untuk pinjaman dan deposito selama periode 1994-2004, menggunakan pengukuran kompetisi yang disebut indikator Boone. Penelitian ini membuktikan bahwa persaingan kuat yang menyebar secara signifikan lebih rendah antara bank dengan suku bunga pasar untuk sebagian besar produk pasar kredit, sesuai dengan harapan. Menggunakan error correction model (ECM) pendekatan untuk mengukur pengaruh kompetisi yang melewati suku bunga pasar dan suku bunga bank, penelitian ini juga menemukan bahwa harga pinjaman bank cenderung
lebih sesuai dengan pasar di negara-negara dengan tekanan
kompetitif yang kuat. Lebih lanjut, di mana persaingan pasar pinjaman lebih kuat, peneiti mengamati penyebaran bank yang lebih besar (menyiratkan suku bunga bank yang lebih rendah) pada rekening giro dan deposito berjangka. Ini menunjukkan bahwa tekanan kompetitif lebih berat di pasar pinjaman daripada di pasar deposito, sehingga bank dalam persaingan mengkompensasi penurunan pendapatan mereka dalam pasar kredit dengan menurunkan suku bunga deposito mereka. Peneliti ini juga mengamati suku bunga bank di pasar lebih kompetitif merespon lebih kuat terhadap perubahan suku bunga pasar. Temuan ini memiliki implikasi penting kebijakan moneter, karena mereka berpendapat bahwa langkah-langkah untuk meningkatkan persaingan di sektor perbankan
Universitas Sumatera Utara
Eropa akan cenderung untuk membuat mekanisme transmisi kebijakan moneter yang lebih efektif. (Ariyanto, 2004), dalam penelitiannya yang berjudul, “Profil Persaingan Usaha dalam Industri Perbankan Indonesia” menjelaskan bahwa Industri Perbankan Indonesia masih dalam proses pemulihan, setelah parah hitted oleh krisis ekonomi selama 1998-1999. Proses ini telah ditandai dengan program restrukturisasi dan konsolidasi, terutama melalui merger / akuisisi didukung atau didukung oleh Bank Indonesia. Artikel ini bertujuan untuk menggambarkan profil persaingan industri perbankan Indonesia dari perspektif pendekatan SCP. Hal ini menunjukkan bahwa, konsentrasi pasar industri perbankan Indonesia masih dalam tingkat yang moderat, meskipun ada indikasi kuat merger masa depan/ akuisisi, yang pada gilirannya akan secara signifikan meningkatkan konsentrasi pasar. Perilaku bank atau perilaku yang digambarkan oleh produk dan jasa yang sangat beragam dan berbeda (lengan panjang dasar). Perilaku mereka yang berpotensi melanggar hukum persaingan, jika ada kurangnya pengawasan dan monitoring dari otoritas perbankan. Analisis kinerja menunjukkan bahwa tidak ada korelasi yang kuat antara kinerja bank dan ukuran
dan
modal.
Ini
berarti
bahwa
kebijakan
perbankan
harus
mempertimbangkan semua perspektif stakeholder perbankan.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Kerangka Konseptual Kerangka konsep penelitian ini digambarkan sebagai berikut :
SIMPANAN
PANGSA PASAR
SUKU BUNGA
DANA PIHAK KETIGA KREDIT
(UU Perbankan RI No.10, 1998) Persaingan perbankan dilihat dari pangsa pasar dalam perebutan dana pihak ketiga. Dana pihak ketiga itu terdiri dari simpanan dan kredit. Dari simpanan dan kredit memberikan pengaruh terhadap penentuan suku bunga perbankan. Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia (RI) No. 10 tertanggal 10 November 1998, pengertian bank adalah ”badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Universitas Sumatera Utara
2.5
Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian (Sugiyono, 2011). Dari kerangka konseptual di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut: 1. Simpanan memiliki pengaruh yang positif terhadap suku bunga bank. 2. Kredit memiliki pengaruh yang positif terhadap suku bunga bank.
Universitas Sumatera Utara