BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Bab ini akan menguraikan pengertian Teknologi Informasi, Sistem pengukuran Kinerja, Sistem Reward, Total Quality Manajement, dan Sistem Kinerja. Menjabarkan teori yang melandasi penelitian ini dan beberapa penelitian terdahulu yang telah diperluas dengan referensi atau keterangan tambahan yang dikumpulkan selama pelaksanaan penelitian. 2.1.1. Teknologi Informasi Teknologi informasi terdiri dari dua kata teknologi dan informasi. Kata Teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya, dan kata informasi adalah hasil pemrosesan, manipulasi dan pengorganisasian/penataan dari sekelompok data yang mempunyai nilai pengetahuan (knowledge) bagi penggunanya. Untuk lebih jelasnya berikut ini penulis kemukakan beberapa defenisi mengenai teknologi informasi. Menurut McKeown yang dikutip oleh Suyanto (2005) menyatakan bahwa teknologi informasi merujuk pada seluruh bentuk teknologi yang digunakan untuk menciptakan, menyimpan, mengubah dan menggunakan informasi dalam segala bentuknya. Teknologi informasi berbasis komputer merupakan salah satu teknologi informasi yang banyak berpengaruh terhadap sistem informasi organisasi karena dengan sistem informasi berbasis komputer dapat disajikan tepat waktu dan
Universitas Sumatera Utara
akurat, seperti dinyatakan oleh Hansen dan Mowen, 1997 (Yunita, 2011) dengan penggunaan komputer sejumlah informasi yang berguna dapat dikumpulkan, dilaporkan kepada manajer dengan segera, dan apa yang terjadi di berbagai bagian tertentu dapat diketahui, ini memungkinkan manajemen dapat mengambil keputusan secara lebih cepat. Pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi adalah suatu perpaduan antara teknologi komputer, teknologi jaringan dan peralatan telekomunikasi lainnya dapat menyajikan informasi yang di butukkan lebih cepat dan lebih akurat. Teknologi informasi sangat berperan penting dalam sebuah perusahaan, salah satunya untuk meningkatkan kualitas informasi dan juga dapat mengelolah data dengan cepat dan akurat, selain itu teknologi informasi berperan penting bagi perusahaan dalam penghematan waktu dan biaya agar lebih efektivitas dan efesiensi pada perusahaan. Peran teknologi informasi dapat dilihat dengan menggunakan kategori yang dikutip oleh Mulyadi (2001) ada 5 peranan mendasar teknologi informasi di suatu perusahaan, yaitu: 1. Fungsi Operasional akan membuat struktur organisasi menjadi lebih ramping telah diambil alih fungsinya oleh teknologi informasi. 2. Fungsi Monitoring and Control mengandung arti bahwa keberadaan teknologi informasi akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan aktivitas di level manajerial di dalam setiap fungsi manajer, sehingga struktur organisasi unit terkait dengannya harus dapat memiliki span of control atau peer relationship yang memungkinkan terjadinya interaksi efektif dengan para manajer di perusahaan terkait. 3. Fungsi Planning and Decision mengangkat teknologi informasi ke tataran peran yang lebih strategis lagi karena keberadaannya sebagai enabler dari rencana bisnis perusahaan dan merupakan sebuah knowledge generator bagi para pimpinan perusahaan yang dihadapkan pada realitas untuk mengambil sejumlah keputusan penting sehariharinya.
Universitas Sumatera Utara
4. Fungsi Communication secara prinsip termasuk ke dalam firm infrastructure dalam era organisasi modern dimana teknologi informasi ditempatkan posisinya sebagai sarana atau media individu perusahaan dalam berkomunikasi, berkolaborasi, berkooperasi, dan berinteraksi. 5. Fungsi Interorganisational merupakan sebuah peranan yang cukup unik karena dipicu oleh semangat globalisasi yang memaksa perusahaan untuk melakukan kolaborasi atau menjalin kemitraan dengan sejumlah perusahaan lain. Konsep kemitraan strategis atau partnerships berbasis teknologi informasi. 2.1.2. Sistem Pengukuran Kinerja Menurut Fathansyah (2002), pengertian sistem adalah sebagai berikut: “Sistem adalah suatu himpunan suatu “benda” nyata atau abstrak (a set of thing) yang terdiri dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang saling berkaitan, berhubungan, berketergantungan, saling mendukung, yang secara keseluruhan bersatu dalam satu kesatuan (unity) untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif”, sedangkan Jogianto (2005) mengemukakan bahwa sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi. Menurut Kim dan Larry, 1998 (Syaiful, 2007) sistem pengukuran kinerja adalah frekuensi pengukuran kinerja pada manajer dalam unit organisasi yang dipimpin mengenai kualitas dalam aktivitas operasional perusahaan. Sedangkan menurut Handoko (2000) sistem pengukuran kinerja merupakan proses dimana organisasi–organisasi menilai kinerja karyawan untuk memperbaiki pengambilan keputusan dalam perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Sistem pengukuran kinerja merupakan mekanisme perbaikan secara periodik terhadap keefektifan tenaga kerja dalam melaksanakan kegiatan operasional perusahaan berdasarkan standar yang telah ditetapkan (Narsa dan Yuniawati, 2003). Dari defenisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sistem pengukuran
kinerja
merupakan
perbaikan
secara
terus-menerus
dalam
melaksanakan kegiatan oprasional perusahaan berdasarkan standar yang telah ditetapkan untuk memperbaiki pengambilan keputusan dalam perusahaan. Horggren dan Foster, 1991 (Narsa dan Yuniawati, 2003) berpendapat, sistem pengukuran kinerja memiliki peran lain selain berperan dalam pengendalian,
memberikan umpan
balik pada proses perencanaan dan
pengambilan keputusan, yaitu: 1. Memberikan kemudahan para manajer mengawasi jalannya bisnis mereka dan mengetahui aspek-aspek bisnis yang mungkin membutuhkan bantuan. 2. Sistem pengukuran kinerja adalah suatu alat komunikasi. 3. Sistem pengukuran kinerja sebagai dasar sistem penghargaan perusahaan. Jadi peranan sistem pengukuran kinerja selain dalam pengendalian, perencanaan dan pengambilan keputusan juga memberikan kemudahan manajer untuk mengawasi bisnisnya, sebagai suatu alat komunikasi dan sebagai sistem penghargaan perusahaan. Adapun tujuan pengukuran kinerja organisasi dan manfaat penilaian kinerja organisasi menurut Mulyadi dan Setyawan (2001), adalah sebagai berikut: Tujuan Pengukuran kinerja a.
Memotivasi personil yang lalai mencapai sasaran organisasi dan lalai mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya,
Universitas Sumatera Utara
b.
agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan oleh organisasi. Untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk merangsang serta menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan, melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta reward.
Manfaat Penilaian kinerja a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian personil secara optimal. b. Membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan reward personil, seperti promosi, transfer dan pemberhentian. c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan personil dan untuk menydiakan kriteria seleksi dan evaluasi. 2.1.3. Sistem Reward Penghargaan merupakan segala bentuk pengembalian yang diterima karyawan maupun manajer karena jasa yang telah disumbangkan kepada perusahaan. Penghargaan ini bisa berupa financial maupun nonfinancial. Pemberian reward dapat memotivasi karyawan dan manajer untuk meningkatkan kinerjanya. Para manajer dan karyawan akan lebih terpacu dalam bekerja sehingga kinerjanya meningkat dan pada akhirnya dapat memberikan berbagai keuntungan bagi perusahaan. Sistem Reward adalah pemberian kompensasi kepada para manajer yang terdiri atas pembayaran tetap saja dan pembayaran tetap ditambah variabel yang jumlahnya ditentukan berdasarkan kinerja manajer (performance contingent reward), Kurnianingsih, 2000 (Mardiyati, 2015). Menurut Mulyadi dan Setyawan (2001) Reward menghasilkan dua macam manfaat, antara lain :
Universitas Sumatera Utara
a. Memberikan Informasi Reward dapat menarik perhatian personil dan member informasi atau menginggatkan mereka tentang pentingnya sesuatu yang diberi reward dibandingkan dengan hal yang lain. b. Memberikan motivasi Reward akan meningkatkan motivasi personil terhadap ukuran kinerja, sehingga membantu personil dalam memutuskan bagaimana mereka mengalokasikan waktu dan usaha mereka. Berdasarkan pengelompokkannya ,menurut Mulyadi dan Setyawan (2001) reward dapat digolongkan kedalam dua kelompok yaitu : a. Reward Intrinsik Adalah reward yang berupa rasa puas diri yang diperoreh seseorang yang telah berhasil menyelesaikan pekerjaannnya dengan baik dan telah mencapain sasaran tertentu. Untuk meningkatkan reward intrinsik manajemen dapat menggunakan berbagai teknik seperti penambahan tanggung jawab, partisipasi dalam pengambilan keputusan dan usaha lain yang meningkatkan harga diri seseorang yang mendorong orang untuk menjadi baik. b. Reward Ekstrinsik Merupakan kompensasi yang diberikan kepada personil, terdiri dari : 1) Kompensasi langsung adalah pembayaran langsung berupa gaji atau upah pokok, honorarium lembur dan hari libur, pembagian laba, pembagian saham dan berbagai bonus lain yang didasarkan atas kinerja personil. 2) Kompensasi tidak langsung adalah semua pembayaran untuk kesejahteraan personil seperti asuransi kecelakaan, asuransi hari tua, honorarium liburan, tunjangan masa sakit. 3) Kompensasi non moneter. Berupa sesuatu yang secara ekstra diberikan secara ekstra oleh perusahaan kepada personilnya. Distribusi reward ekstrinsik baik yang langsung, tidak langsung maupun non moneter memerlukan data hasil penilaian kinerja personil agar reward tersebut adil oleh personil yang menerima pengahargaan. 2.1.4. Total Quality Manajement Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada pelanggan dengan memperkenalkan perubahan manajemen secara sistematik dan perbaikan terus menerus terhadap proses, produk, dan pelayanan suatu organisasi. Proses Total Quality Management bermula dari
Universitas Sumatera Utara
pelanggan dan berakhir pada pelanggan pula. Total Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya (Tjiptono dan Diana 1994). Total Quality Management merupakan suatu konsep yang berupaya melaksanakan sistem manajemen kualitas kelas dunia. untuk itu diperlukan perubahan besar dalam budaya dan sistem nilai suatu organisasi, seperti yang dikutip oleh Husein, 2004 (Noviyanti, 2013) ada 4 prinsip utama dalam TQM yaitu sebagai berikut: a. Kepuasan pelanggan Total Quality Management merupakan konsep mengenai kualitas dan pelanggan diperluas. Kualitas tidak hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi- spesifikasi tertentu, tetapi ditentukan oleh pelanggan. b. Respek terhadap setiap orang Karyawan merupakan sumber daya organisasi yang paling bernilai, maka dari itu setiap orang dalam suatu organisasi diperlakukan dengan baik dan diberikan kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi langsung dalam tim pengambilan keputusan. c. Manajemen berdasar fakta Maksudnya bahwa setiap keputusan didasarkan pada data bukan sekedar perasaan (feeling). d. Perbaikan berkesinambungan Agar dapat sukses, setiap perusahaan agar dapat melakukan proses sistematika dalam melaksanakan perbaikan secara berkesinambungan. Perusahaan yang menerap kan teknik Total Quality Management akan memperoleh beberapa manfaat utama yang pada akhirnya akan meningkatkan laba serta daya saing perusahaan yang bersangkutan antara lain: 1. Rute pertama Perusahaan dapat memperbaiki posisi persaingannya sehingga pangsa pasarnya semakin besar dan harga jualnya dapat lebih tinggi. Kedua hal ini mengarah pada meningkatnya pengahasilan sehinagga laba yang diperoleh juga semakin besar. 2. Rute kedua
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan dapat mening ka tkan output yang bebas dari kerusakan melalui upaya perbaikan kualitas. Hal ini menyebabkan biaya operasi perusahaan berkurang. Dengan demikian laba yang diperoleh akan meningkat. 2.1.5. Kinerja Manajerial Kinerja manajerial merupakan hasil dari proses aktivitas manajerial yang efektif mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, laporan pertanggungjawaban, pembinaan, dan pengawasan. Kinerja manajerial yang dimaksud dalam penelitian ini yakni kinerja kepala dinas, kepala bidang, kepala bagian, kepala seksi, dan kepala sub bidang, kepala sub bagian, kepala sub seksi. Dalam
kegiatan
manajerial
yang
mencakup
perencanaan,
pelaksanaan,
penatausahaan, laporan, pertanggungjawaban, pembinaan dan pengawasan. Variabel kinerja manajerial diukur dengan menggunakan instrument self rating yang dikembangkan oleh Mahoney, 1963 (Noviyanti, 2013) di mana setiap responden diminta untuk mengukur kinerja sendiri ke dalam delapan dimensi, yaitu
perencanaan,
investigasi,
pengkoordinasian,
evaluasi,
pengawasan,
pemilihan staf, negosiasi, dan perwakilan, serta satu dimensi pengukuran kinerja seorang kepala dinas, kepala bagian dan kepala bidang secara keseluruhan. Pekerjaan seorang manajer harus selalu berdasarkan tugas yang diperlukan untuk mencapai sasaran perusahaan. Pekerjaan yang memberikan sumbangan yang kelihatan jika mungkin dapat ditukar demi keberhasilan perusahaan. Menurut Mulyadi (2001) Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Terdapat faktor–faktor yang
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi
pencapaian
kinerja
sehingga
mempermudah
pelaksanaan
penilaian. Hal ini sesuai dengan pendapat Mangkunegara (2001) yaitu: Pengetahuan akan pekerjaan, Keandalan, Kerjasama, Kemampuan beradaptasi, Pelayanan, Pemeliharaan. 2.2.
Tinjauan Penelitian Terdahulu Mardiyah (2005), Penelitian menggunakan topik pengaruh sistem
pengukuran kinerja, sistem reward dan profit center terhadap Total Quality Management terhadap kinerja manajerial. Objek penelitian lebih difokuskan pada manager tingkat menengah dan manager pemasaran pada perusahaan perusahaan manufaktur di Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis pertama dan kedua yaitu pengaruh antara interaksi Tota Quality Management dengan sistem pengukuran kinerja serta pengaruh antara Total Quality Management
dengan sistem
reward
terhadap kinerja managerial pada
perusahaan perusahaan manufaktur di Indonesia, hasilnya signifikan namun arah hubungannya negatif. Sedangkan hipotesis ketiga menunjukkan tidak adanya pengaruh interaksi Total Quality Management dengan profit center terhadap kinerja manajerial. Nurfitriana (2005) Penelitian ini menggunakan topik tentang teknologi informasi, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan sebagai pemoderasi hubungan antara Total Quality Management dengan kinerja manajerial. Hasil penelitian yang diperoleh adalah Total Quality Management berpengaruh terhadap kinerja manajerial, teknologi informasi sebagai variabel pemoderasi tidak berpengaruh terhadap Total Quality Management dengan kinerja manajerial,
Universitas Sumatera Utara
sistem pengukuran kinerja sebagai variabel pemoderasi tidak berpengaruh terhadap Total Quality Management dengan kinerja manajerial dan sistem penghargaan tidak berpengaruh terhadap hubungan Total Quality Management dengan kinerja manajerial pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEJ. Suwastiko (2011) Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Reward Sebagai Variabel Moderating Pada Rumah Sakit Haji Di Surabaya. Hasil penelitian adalah variabel Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja, dan Sistem Reward secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada rumah sakit umum haji Surabaya, bahwa sistem pengukuran kinerja memperkuat hubungan moderating terhadap hubungan antar Total Quality Management dan kinerja manajerial pada rumah sakit umum haji Surabaya, dan bahwa sistem reward memperkuat hubungan moderating terhadap hubungan antar Total Quality Management dan kinerja manajerial pada rumah sakit umum haji Surabaya. Noviyanti (2013) Pengaruh Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Reward Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Total Quality Management Sebagai Variabel Moderating Pada PT. Pelabuhan Indonesia- I Medan. Hasil penelitian adalah Secara Simultan dan Parsial Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja, dan Sistem Reward berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Manajerial, dan dalam pengujian moderating, diperoleh hasil bahwa berdasarkan hasil bahwa variabel Total Quality Management bukan merupakan variabel moderating yang dapat memperkuat atau memperlemah
Universitas Sumatera Utara
hubungan antara Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja, dan Sistem Reward dengan Kinerja Manajerial pada perusahaan PT. Pelabuhan Indonesia- I Medan. Meidiyana, dkk (2014) Pengaruh Total Quality Management (TQM) Terhadap Kinerja Manajerial dengan Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan (Reward) Sebagai Veriabel Moderating Pada PT. INKA (Persero) MADIUM. Hasil penelitian adalah Total Quality Management berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Manajerial, Uji Interaksi Sistem Pengukuran Kinerja, Total Quality Management di moderasi dengan system pengukuran kinerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Manajerial. Uji interaksi Sistem Penghargaan, Total Quality Management di moderasi dengan Sistem Penghargaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Manajerial Berikut adalah penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Reward, Kinerja Manajerial dan Total Quality Management yang ditunjukkan dalam tabel dibawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu No.
Nama Penelitian
Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
1
Mardiyah (2005)
Pengaruh sistem pengukuran kinerja, sistem reward dan profit center terhadap Total Quality Management terhadap kinerja manajerial
Variabel independen: sistem pengukuran kinerja, sistem reward profit center dan Total Quality Management
Pengaruh antara interaksi TQM dengan sistem pengukuran kinerja serta pengaruh antara TQM dengan sistem reward terhadap kinerja managerial pada perusahaan perusahaan manufaktur di Indonesia, hasilnya signifikan namun arah hubungannya negative
Teknologi informasi, sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan sebagai pemoderasi hubungan antara Total Quality Management dengan kinerja manajerial
Variabel dependen : antara Total Quality Management
2
Nurfitriana (2005)
Variabel dependen: kinerja manajerial
Variabel independen : kinerja manajerial
TQM berpengaruh terhadap kinerja managerial, sedangakan variabel pemoderasinya tidak berpengaruh terhadap hubungan antara TQM dengan kinerja manajerial.
Universitas Sumatera Utara
3
Suwastiko (2011) Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Reward Sebagai Variabel Moderating Pada Rumah Sakit Haji Di Surabaya
Variabel independen: Pengaruh Total Quality Management
4.
Noviyanti (2013)
Variabel Independen : Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Reward
Pengaruh Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Reward Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Total Quality Management Sebagai Variabel Moderating Pada PT. Pelabuhan
Total Quality Management (TQM), Sistem Pengukuran Kinerja, dan Sistem Reward Variabel secara simultan atau bersamadependen: sama berpengaruh Kinerja Manajerial terhadap kinerja manajerial pada Variabel rumah sakit Moderating : umum haji Sistem Surabaya, bahwa sistem Pengukuran Kinerja dan pengukuran Sistem Reward kinerja memperkuat hubungan moderating terhadap hubungan antar TQM dan kinerja manajerial pada rumah sakit umum haji Surabaya
Variabel Dependen: Kinerja Manajerial Variabel Moderating : Total Quality Management
Secara Simultan dan Parsial Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja, dan Sistem Reward berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Manajerial, dan Total Quality Management bukan merupakan variabel moderating yang dapat memperkuat atau
Universitas Sumatera Utara
Indonesia- I Medan.
5.
Meidiyana, (2014)
dkk Pengaruh Total Quality Management (TQM) Terhadap Kinerja Manajerial dengan Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan (Reward) Sebagai Veriabel Moderating Pada PT. INKA (Persero) MADIUM
memperlemah hubungan antara Teknologi Informasi, Sistem Pengukuran Kinerja, dan Sistem Reward dengan Kinerja Manajerial pada perusahaan PT. Pelabuhan IndonesiaI Medan. Variabel independen : Total Quality Management Variabel dependen : Kinerja Manajerial Variabel Moderating : Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan
Total Quality Management berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Manajerial, Uji Interaksi Sistem Pengukuran Kinerja, Total Quality Management di moderasi dengan sistem pengukuran kinerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Manajerial. Uji interaksi Sistem Penghargaan, Total Quality Management di moderasi dengan Sistem Penghargaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Manajerial
Universitas Sumatera Utara
2.3.
Kerangka Konseptual Berdasarkan landasan teori dan masalaah penelitian, maka peneliti
mengembangkan kerangka konseptual penelitian yang akan diuji secara simultan dan parsial sebagaimana telihat pada gambar 2.1.
Total Quality Management (X4) H4 Teknologi Informasi (X1)
Sistem Pengukuran Kinerja (X2)
H5 H1
H2
H6
Kinerja Manajerial (Y)
Sistem Reward (X3) H3 Gambar 2.1 kerangka konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana
hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting telah diketahui dalam suatu masalah yang akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian dan dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan agar keputusan yang diambil dapat lebih efektif. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu Teknologi Informasi (X1),
Universitas Sumatera Utara
Sistem Pengukuran Kinerja (X2) dan Sistem Reward (X3) sedangkan variabel dependen (Y) yang digunakan adalah Kinerja Manajerial, dan menambah satu variabel lagi yaitu variabel moderating, yang digunakan dalam variabel moderating (X4) adalah Total Quality Management. 2.4.
Hipotesis Penelitian Hipotesis menurut Erlina (2011) adalah preposisi yang dirumuskan dengan
maksud untuk diuji secara empiris. Preposisi merupakan ungkapan satu pernyataan yang dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya menegnai konsep atau konstruk yang menejelaskn atau mempredisksi fenomena-fenomena. Hipotesi merupakan penjelasan sementara tentang prilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. 2.4.1. Hubungan Teknologi Informasi berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial Teknologi informasi dapat beraneka ragam definisi memiliki inti yang sama, seperti Hansen dan Mowen, 1997 (dalam Yunita, 2011) dengan penggunaan komputer sejumlah informasi yang berguna dapat dikumpulkan dan dilaporkan kepada manajer dengan segera, dan apa yang terjadi di berbagai bagian tertentu dapat diketahui, ini memungkinkan manajemen dapat mengambil keputusan secara lebih cepat. Menurut Mhoney et l. 1963 (dalam laksmana, 2002: 11), Kinerja manajerial adalah kinerja para individu anggota organisasi dalam kegiatan manajerial yang meliputi perencanaan, investigasi, koordinasi, supervisi, pengaturan staff, negosiasi dan representasi.
Universitas Sumatera Utara
Pada Penelitian Noviyanti (2013) menyatakan teknologi informasi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Manajerial. Hal ini menunjukkan teknologi merupakan sistem informasi berbasis perangkat sangat memainkan peranan penting bagi perusahaan khususnya pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) dan semakin luas basis
teknologi informasi yang
digunakan, maka dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bisnis perusahaan, serta manajer dalam mengambil keputusan yang tepat. H1: Teknologi Informasi berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial 2.4.2. Hubungan Sistem Pengukuran Kinerja berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial Pengukuran terhadap kinerja adalah suatu hal yang penting dilakukan agar diketahui apakah selama pelaksanaan kinerja terdapat kesenjangan dari rencana yang telah ditentukan atau apakah kinerja dapat dilakukan sesuai dengan yang diharapkan. Sistem pengukuran kinerja yang dilakukan oleh perusahaan akan memotivasi manajer untuk bekerja lebih baik karena prestasi kerjanya sangat diperlukan perusahaan. Kren, 1992 (dalam Syaiful, 2006) menyatakan bahwa informasi kinerja yang komprehensif informasi keputusan,
dari
yang lebih
sistem
spesifik
pengukuran kinerja dan
relevan
untuk
sehingga dapat meningkatkan kinerja
akan
memberikan
proses pengambilan
manajerial.
Kren, 1992
(dalam Syaiful, 2006) menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara informasi yang berhubungan dengan pekerjaan dan kinerja manajerial dan juga
Universitas Sumatera Utara
memberikan hasil bahwa Sistem Pengukuran Kinerja memiliki pengaruh signifikan memberikan
positif para
terhadap kinerja manajer
prediksi
manajerial. Jadi informasi yang lebih
akurat
kinerja
tentang keadaan
lingkungan, sehingga menghasilkan sebuah pengambilan keputusan alternatif yang lebih baik dengan rangkaian tindakan yang lebih efektif dan efisien. Penelitian lain yang dilakukan oleh Milgrom dan Roberts, 1990 (dalam Mardiyah dan Aida, 2004) menyatakan bahwa suatu organisasi membutuhkan sistem pengukuran kinerja sebagai komplemen dari Sistem Akuntansi Manajemen untuk menghasilkan kinerja yang tinggi. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Aida dan Mardiyah (2004) sendiri memberi hasil bahwa sistem pengukuran kinerja berperan dalam hubungan antara total quality management dan kinerja manajerial. Pada Penelitian Noviyanti (2013) menyatakan sistem pengukuran kinerja secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Manajerial, berdasarkan pengaruh signifikan tersebut, menunjukkan bahwa Sistem Pengukuran Kinerja memperngaruhi Kinerja Manajerial, hal ini dapat dilihat berdasarkan bagaimana kinerja manajerial dalam mencapai targettarget yang telah ditetapkan perusahaaan. Dari uraian-uraian di atas dapat diketahui bahwa pelaksanaan sistem pengukuran kinerja akan berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Sistem pengukuran kinerja merupakan salah satu sarana untuk mengetahui kinerja manajerial sehingga para manajer diharapkan dapat meningkatkan kinerjanya. H2: Sistem Pengukuran Kinerja berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial
Universitas Sumatera Utara
2.4.3. Hubungan Sistem Reward berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial Menurut Handoko, 1997 (Rosa, 2009) reward adalah segala sesuatyang diterima karyawan sebagai balas jasuntuk kinerja mereka. Pemberian reward merupakan pemotivasi yang lebih kuat untuk meningkatkan kualitas kerja. Aida dan Mardiyah (2004) sendiri menyimpulkan hasil bahwa sistem reward terhadap kinerja manajerial memiliki pengaruh yang negatif melalui interaksinya dengan total quality management suatu organisasi. Usaha seorang manajer dipengaruhi oleh nilai reward yang diterimanya, jika seseorang memperoleh kepuasan dengan reward yang diterimanya karena reward tersebut dirasakan pantas dan adil, maka usaha untuk berprestasi akan meningkat. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Retno dan Nur, 2001 (Nurfitriana, 2004) serta Narsa dan Rani (2003) menjelaskan bahwa ada pengaruh positif antara sistem reward terhadap kinerja manajerial melalui interaksinya dengan Total Quality management. Pada Penelitian Noviyanti (2013) menyatakan Sistem Reward secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Manajerial. H3: Sistem Reward berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial 2.4.4. Hubungan Total Quality Manajemen terhadap Teknologi Informasi dan Kinerja Manajerial Unsur Total Quality Management yang berfokus pada pelanggan memberikan kewajiban kepada para manajer untuk meningkatkan kinerja mereka
Universitas Sumatera Utara
sehingga perusahaan mendapat kepercayaan dari para pelanggan, dan dengan kemajuan teknologi akan memudahkan perusahaan dalam semua bidang, penerapan Teknologi Informasi dalam perusahaan lebih efisiensi waktu dan biaya, dan dengan teknologi informasi memungkinkan manajemen dapat mengambil keputusan secara lebih cepat. Pada Penelitian Noviyanti (2013) bahwa Total Quality Management (TQM) bukan merupakan
variabel moderating
yang
memperkuat
atau
memperlemah pengaruh antara Teknologi Informasi dan Kinerja Manajerial. Walaupun tidak signifikan pengaruh
Total Quality Management terhadap
Teknologi Informasi dan Kinerja Manajerial, namun arah koefisien positif, menandakan bahwa semakin baik Total Quality Management maka semakin baik pula Teknologi Informasi dan Kinerja Manajerial. H4 :
Total Quality Manajement memoderasi pengaruh Teknologi Informasi terhadap Kinerja Manajerial.
2.4.5. Hubungan Total Quality Manajement terhadap Sistem Pengukuran Kinerja dan Kinerja Manajerial Sistem pengukuran kinerja terdiri serangkaian ukuran yang dapat untuk menilai kinerja manajerial. Pengukuran kinerja manajerial dapat memberikan informasi
untuk
pengambilan keputusan dalam
bentuk promosi dan gaji.
Dengan adanya pengukuran kinerja yang baik, maka secara langsung atau tidak langsung akan meningkatkan pula kinerja perusahaan (Narsa dan Yuniawati, 2003).
Universitas Sumatera Utara
Pada Penelitian Pada Penelitian Noviyanti (2013) bahwa Total Quality Management (TQM) bukan merupakan variabel moderating yang memperkuat atau memperlemah pengaruh antara Sistem pengukuran kinerja dan Kinerja Manajerial. Walaupun tidak signifikan pengaruh Total Quality Management terhadap Sistem pengukuran kinerja dan Kinerja Manajerial, namun arah koefisien positif, menandakan bahwa semakin baik Total Quality Management maka semakin baik pula Sistem pengukuran kinerja dan Kinerja Manajerial. H5 :
Total Quality Manajement memoderasi pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja terhadap Kinerja Manajerial.
2.4.6. Hubungan Total Quality Manajement terhadap Sistem Reward dan Kinerja Manajerial Total Quality Management merupakan cara yang sering digunakan oleh perusahaan dalam meningkatkan kinerja manajerial, Sistem Reward adalah salah satu contohnya. Pemberian reward dapat memotivasi karyawan dan manajer untuk meningkatkan kinerjanya. Para manajer dan karyawan akan lebih terpacu dalam bekerja sehingga kinerjanya meningkat dan pada akhirnya dapat memberikan berbagai keuntungan bagi perusahaan. Pada Penelitian Pada Penelitian Noviyanti (2013) bahwa Total Quality Management (TQM) bukan merupakan variabel moderating yang memperkuat atau memperlemah pengaruh antara Sistem Reward dan Kinerja Manajerial. Namun Sistem Reward menurut mereka merupakan faktor terpenting, dan tidak dapat dipungkiri bahwa Total Quality Management yakni komitmen sumber
Universitas Sumatera Utara
daya insani merupakan faktor penting dalam suatu perusahaan untuk mencapai visi dan misi perusahaan. H6 :
Total Quality Manajement memoderasi
pengaruh Sistem Reward
terhadap Kinerja Manajerial.
Universitas Sumatera Utara