BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Sterptococcus sp 1. Morfologi Kokus berberbentuk tunggal, bulat telur dan tersusun dalam bentuk rantai. Anggota-anggota yang sering tampak sebagai diplococcus. Panjang rantaisangat bervariasi dan sebagian besar ditentukan oleh faktor lingkungan. Streptococcus sp bersifat gram positif.
2. Klasifikasi Ordo
= Eubacteriales
Famili
= Lactobacillaceae
Tribus
= Streptococcaceae
Genus
= Streptococcus
Spesies
= Streptococcus Pyogenes Streptococcus Faecalis Streptococcus Viridans Streptococcus Agalactie
3. Sifat Biakan Pada umumnya Streptococcus sp tumbuh pada media padat yang diperkaya dengan darah. Berdiameter 1-2 mm, cembung, halus dan transparan. Streptococcus beta hemolitikus membentuk zona hemolitik sempurna tampak
jernih dengan lebar 2-5 mm, Streptococcus viridans membentuk zona hemolitik tidak sempurna yaitu alfa hemolitik. Streptococcus faecalis tidak membentuk zona penghambatan atau hemoltik. Fermentasi terhadap gula-gula tidak membentuk gas, tidak larut dalam empedu serta tes katalse negative. (Jawez Ernest, 1996). Energi
terutama
diperoleh
dari
penggunaan
gula,
pertumbuhan
Streptococcus sp cenderung subur pada perbenihan atau dalam kaldu kecuali diperkaya dengan darah. Kebutuhan makanan bervariasi untuk setiap spesies.
4. Toksin dan Enzim a.
Streptokinase, dihasilkan oleh banyak strain, Streptococcus beta hemolitik merupakan enzim proteolitik aktif yang menghancurkan lubrin dan protein.
b.
Streptodornase adalah suatu enzim yang melakukan depolimerisasi DNA dan berfungsi untuk menghancurkan eksudat yang kental serta fibrin-fibrin.
c.
Hialuronidase adalah suatu enzim yang memecah asam hialuronat dan berfungsi membantu memudahkan penyebaran jasad renik penginfeksi.
d.
Diposphopyridine nukleotidase berfungsi untuk merusak sel darah putih.
e.
Beberapa enzim yang lain diantaranya adalah amylase, proteinase dan fosfatase.
f.
Eritrogenik adalah suatu toksin yang dapat menyebabkan bercak merah pada kulit penderita demam skrlatina. Hanya dihasilkan oleh Streptococcus sp grup A yang lisogenik. Kepekaan terhadap toksin ini dapat diketahui dengan pemakaian tes disk.
g.
Hemolisin, yang dihasilkan oleh Streptococcus beta hemolitikus grupA, terdapat dua macam hemolisin yaitu hemolisin O dan hemolisin S. untuk hemolisin O titer anti bodinya dapat dinyatakan dengan suatu unit. Pemeriksaanya disebut dengan anti streptolisin O. hemolisin S menyebabkan zona hemolitik disekita koloni pada lempeng agar darah tidak bersifat virulen.
5. Patogenesis Kuman Streptococcus grup A menghasilkan protein yang berfungsi untuk menghambat aktifitas komplemen sehingga berakibat terhadap fagositosis. Bila didalam tubuh manusia terdapat antibodi spesifik, maka akan mudah fagositosis kuman oleh sel netrofil dan monosit. a.
Endokarditis, bakteriales akuta dan sub akuta yang disebabkan oleh Streptococcus beta hemolitikus.
b.
Demam nifas, sering disebabkan oleh Streptococcus grup A.
c.
Faringitis, merupakan infeksi oleh Streptococcus sp yang paling banyak diumpai dan sering menyebakan demam reuma.
d.
Erisipelas, biasanya disebabkan oleh Streptococcus grup A dan kadang disebabkan oleh grup B khususnya pada bayi yang baru lahir.
B.
Tanaman Cengkeh 1. Klasifikasi Kingdom : Magnoliophyta Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Myrtales
Familia
: Myrtaceae
Genus
: Syzygium
Spesies
: S. aromaticum
Nama latin pohon cengkeh adalah Eugenia aromatica OK, Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dengan tinggi 10-20 m, mempunyai daun yang berbentuk lonjong dan berbunga pada pucuk-pucuknya. Tangkai buah pada awalnya berwarna hijau, dan berwarna merah jika bunga sudah mekar. Pohon cengkeh mempunyai kayu yang sangat keras cabang-cabangnya padat dan kuat, dan ranting-rantingnya tidak berserak, sehingga pohonnya merupakan semak dan tajuk daunnya merupakan kerucut. Daun cengkeh bulat panjang, tebal dan kuat, warnanya ada yang kuning atau hijau muda (siputih) helainya besar, ada pula yang berwarna hijau sampai hijau tua kehitam-hitaman (sikotok), helainya lebih kecil, umumnya permukan daun berwarna lebih tua dan mengkilat sedangkan sebelahnya berwarna kelam. Daun yang masih muda berwarna kemerah-merahan, bila tua berwarna gelap. Tangkai daun mempunyai panjang ± ¼ panjang daun dan mempunyai bunga bertangkai pendek yang tumbuh pada tandan, tiap tandan tumbuh 4-10 umpun dan tiap rumpun tumbuh bunga tidak lebih dari tiga bunga. (www.republika.co.id)
2. Khasiat Cengkeh Minyak cengkeh banyak digunakan untuk meredakan sakit perut, mulas, mual, ataupun sebagai obat untuk sakit gigi.
Minyak Cengkeh merupakan salah satu obat tradisional yang dimanfaatkan untuk mengobati penyakit, yang umumnya disebabkan oleh kontaminasi makanan yang sebagian besar pada kasus karies gigi. (Rasinta Tarigan, 1990). Minyak cengkeh dapat dihasilkan dari penyulingan serbuk kuntum kering cengkeh (clove oil), serbuk tangkai kuntum cengkeh (clove stam oil), dan daun cengkeh kering (clove leaf oil). Minyak cengkeh banyak dimanfaatkan sebagai penghilang rasa sakit pada gigi. Rasa sakit pada gigi biasanya disebabkan oleh adanya sisa-sisa makanan yang tertinggal pada sela-sela gigi, karena kemungkinan makanan tersebut mengandung bakteri maka terjadi fermentasi sisa makanan pada sela-sela gigi dan menghasilkan asam yang menyebabkan dekalsifikasi (penyusutan kapur) dan pembusukan. Proses ini disebut dengan karies gigi (Rasinta Tarigan, 1989). Sifat kimia dan efek farmokologis dari minyak cengkeh adalah hangat, rasanya tajam, aromatik, antiseptik, anestetik. (www.tempakul.com) Minyak essensial dari cengkeh mempunyai fungsi antimikrobial. Minyak cengkeh juga sering digunakan untuk menghilangkan bau nafas dan untuk menghilangkan sakit gigi. Zat yang terkandung didalam cengkeh bernama eugenol yang berfungsi sebagai antimikrobial tersebut. Digunakan untuk menenangkan sakit gigi (www.replubika.co.id).
3. Komposisi Untuk Sakit Gigi Mengatasi sakit gigi, gigi yang berlubang disumbat dengan kapas yang telah ditetesi dengan minyak cengkeh atau 10 butir cengkeh dihaluskan lalu digiling halus dan dimasukkan pada lubang gigi secukupnya.