BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dan mendasari
adanya penelitian ini. Penelitian -penelitian tersebut diantaranya adalah seperti yang terlihat dalam Tabel 2.1 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No
Judul
Tahun
Peneliti
Hasil Penelitian
1
Problems of Projects non excusable and Effects of Delays in the Construction Industry of Pakistan
2011
M. Haseeb, Xinhai-Lu, Maloof-udDyian, dan Wahab Rabbani
Faktor penyebab keterlambatan industri konstruksi yang tidak dapat ditolerir adalah peralatan, penundaan material pekerjaan, biaya dan pemerataan tenaga kerja yang tidak optimal.
2
Construction Delays Causing Risks on Time and Cost a Critical Review
2012
Chidambaran Ramanathan, SP Narayanan dan Arazi B Idrus
1)
3
Projects’ analysis through CPM (Critical Path Method)
2009
Peter Stelth, Guy Le Roy
4
Modelling causes cost overrun in large construction projects with partial least Square-SEM Approach: Contractor’s Perspective
2013
Ismail Abdul Rahman, Aftab Hameed Memon, Ade Asmi Abdul Azis dan Noor Hazana Abdullah
Keterlambatan terbesar dikarenakan pengelolan keuangan yang kurang baik. 2) Pengelolaan waktu yang tidak bisa memprioritaskan pada kegiatan – kegiatan utama. 3) Pasokan material yang terlambat. 4) Pemanfaatan tenaga kerja yang tidak optimal CPM dan CCPM keduanya merupakan alat yang bernilai dalam kesusksesan pengelolaan proyek yang mencakup pengelolaan biaya, dan pengelolaan waktu. Manajemen proyek yang buruk merupakan pegaruh terbesar terhadap kenaikan biaya proyek.
Universitas Sumatera Utara
2.2
Landasan Teori
2.2.1
Perbandingan Proyek dan Kegiatan Operasional Perbandingan antara kegiatan proyek dengan kegiatan operasional rutin
dapat dikemukakan sebagaimana diberikan pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Perbandingan Kegiatan Proyek dengan Kegiatan Operasional Kegiatan Proyek Kegiatan Operasional a. Bercorak dinamis, non rutin
a. Berulang-ulang, rutin
b. Siklus proyek relatif pendek
b. Berlangsung dalam jangka panjang c. Intensitas kegiatan relatif sama
c. Intensitas kegiatan di dalam periode siklus proyek berubah ubah (naik-turun) d. Kegiatan harus diselesaikan berdasarkan anggaran dan jadwal yang telah ditentukan e. Terdiri dari bermacam-macam kegiatan yang memerlukan berbagai disiplin ilmu f. Keperluan sumber daya berubah, baik macam maupun volumenya Sumber: Soeharto, 2001
d. Batasan anggaran dan jadwal tidak setajam proyek e. Macam kegiatan tidak terlalu banyak f. Macam dan volume keperluan sumber daya relatif konstan
Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas (Soeharto, 2001). Proyek juga dapat didefinisikan sebagai sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama (Heizer dan Render (2009) Proyek dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dimulai dari membuat sebuah perencanaan atas aktivitas – aktivitas pekerjaan, di mana aktivitas – aktivitas tersebut diuraikan kembali kedalam bentuk yang lebih spesifik u ntuk mendapatkan produk akhir atau proses yang baik (Tryon, 1990). Proyek juga dapat diartikan sebagai kegiatan sementara yang menghasilkan produk atau jasa
Universitas Sumatera Utara
yang unik, hal yang paling melekat pada definisi proyek adalah bahwa semua proyek bersifat sementara. Proyek mungkin terlihat berlangsung selamanya, tetapi cepat atau lambat proyek harus berakhir. Perencanaan yang memadai dalam sebuah proyek bisa memprediksi kapan proyek tersebut berakhir dengan baik. Artinya jika perencanaan dilakukan dengan baik, m aka dalam perencanaan tersebut dapat diprediksi kapan berakhirnya proyek tersebut, penentuan waktu akhir proyek tidak dapat dilakukan dengan sembarang, tetap harus membuat jadwal berakhirnya proyek dengan prediksi waktu yang sesuai, tanpa mengeyampingkan t otal biaya pada akhir proyek. Manajer proyek diharuskan mampu menciptakan atau menyelesaikan sebuah produk atau layanan, penciptaan suatu produk atau layanan tersebut meliputi perubahan-perubahan yang ada di dalamnya
dengan waktu yang
singkat atau waktu yang terbatas , hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya manajemen waktu dalam penyelesaian proyek. Menurut Project Management Professional manajemen waktu proyek didasarkan terutama pada perencanaan, kemudian melakukan pengawasan pada semua aktivitas dan mengakhiri proyek.
Perencanaan untuk jadwal proyek
berasal dari tenggat waktu, tuntutan pemilik, dan dengan sedikit prediksi.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 adalah gambar komponen dari manajemen waktu proyek, di mana manajemen waktu bergantung pada berapa banyak input yang akan digunakan dalam proyek dan input tersebeut akan menjadi acuan dalam melakukan kontrol jadwal proyek. Project Time Management Activity Definition Activity Sequencin g
Activity Duration Estimatin g
Schedule Schedulle Development Sumber: Project Management Professional Control Gambar 2.1 Komponen Pada Manajemen Waktu Proyek Proyek tidak hanya menganalisis waktu saja tetapi bagaimana dengan waktu yang terbatas tersebut biaya dapat dikendalikan.
Menurut Project
Management Professional biaya proyek akan muncul bersumber dari analisis, elaborasi progresif, dan dari detail setiap pekerjaan. Sekeras apapun upaya yang dilakukan dalam memprediksi biaya, penyimpangan akan tetap terjadi maka, seorang manajer proyek yang baik harus mampu merencanakan, memprediksi anggaran dan mengendalikan biaya proyek. Project Management Professional menyatakan sebagai dasar dalam melakukan proses perencanaan biaya proyek, maka manajer proyek harus menentukan sumber daya apa yang diperlukan dalam penyelesaian proyek. Sumber daya tersebut adalah orang, peralatan dan bahan yang ak an digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan. Menurut Nurhayati (2010) jenis – jenis proyek adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Proyek engineering – konstruksi, aktivitas utama jenis proyek ini terdiri dari pengkajian kelayakan, desain engineering, pengadaan dan konstruksi. Contoh: pembangunan real estate, jalan layang, bangunan pabrik, dan lain–lain. b. Proyek engineering manufaktur, aktivitas proyek ini adalah untuk menghasilkan produk baru. Contoh: pembuatan boiler, kendaraan, komputer, dan lain-lain. c. Proyek pelayanan manajemen, aktivitas utamanya antara lain adalah merancang sistem informasi manajemen, merancang program efisiensi dan penghematan,
diversifikasi,
penggabungan
dan
pengambilalihan,
memberikan bantuan emergency untuk daerah yang terkena musibah, merancang strategi untuk mengurangi kriminalitas dan penggunaan obat obatan terlarang, dan lain-lain. d. Proyek penelitian dan pengembangan, aktivitas utamanya adalah melakukan penelitian dan pengembangan suatu produk tertentu. Misalnya, penelitian pengaruh metode tertentu dalam pembuatan sebuah produk, penelitian pengaruh tingkat pendidikan terhadap kesadaran berpolitik, dan lain sebagainya. e. Proyek kapital, biasanya digunakan oleh sebuah badan usaha atau pemerintah.
Proyek kapital umumnya meliputi: pembebasan tanah,
penyiapan lahan, pembelian material dan peralatan, manufaktur dan konstruksi pembangunan fasilitas produksi. Menurut Soeharto (2001) ciri pokok proyek adalah: a. Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir;
Universitas Sumatera Utara
b. Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai tujuan di atas telah ditentukan; c. Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesai tugas. Titik awal dan akhir ditentukan dengan jelas; d. Non rutin, tidak berulang-ulang. Jenis dan intensitas berubah sepanjang proyek berlangsung. 2.2.2
Parameter Kegiatan Proyek Banyak penulis pada tahun 1960 menerima teori tiga batasan ( triple
constraint) yang terdiri dari waktu, biaya, dan spesifikasi sebagai standar keberhasilan suatu proyek. Sampai sa at ini hal tersebut masih sangat penting, apabila penyelesaian proyek melebihi tanggal jatuh tempo, biaya proyek melebihi anggaran, dan hasil tidak memuaskan, maka proyek dinyatakan gagal (Milis, 2008) Salah satu karakteristik menarik dari TOC bahwa TOC mengutamakan peningkatan aktivitas, prioritas utama diberikan pada kendala yang terjadi saat ini, dalam aktivitas yang memiliki kebutuhan mendesak (Pai dan Giridharan, 2008). Keberhasilan dalam mengimplementasikan teori kendala akan memiliki manfaat sebagai berikut (Goldratt, 1990): a. Peningkatan laba b. Perbaikan cepat c. Peningkatan kapasitas d. Mengurangi lead time e. Mengurangi persediaan
Universitas Sumatera Utara
Menurut Jacob dan McClelland (2001), organisasi yang mengelola proyek tunggal, atau beberapa proyek baik itu proyek kecil maupun besar dengan pelanggan internal atau eksternal, dan berasal dari jenis proyek yang berbeda baik itu pengembangan produk, konstruksi, desain, dan jasa, sebagian organisasi tersebut sulit untuk mengelola proyek dikarena dua hal yaitu: a. Proyek bersifat tidak pasti b. Proyek dibatasi oleh 3 komitmen yang berbeda dan berlawanan yaitu anggaran, jadwal dan mutu.
Sumber: Soeharto, 2001 Gambar 2.2 Tiga Batasan (biaya, waktu dan mutu) Soeharto (2001) menyatakan dalam proses mencapai tujuan proyek telah ditentukan batasan yaitu besar biaya (anggaran) yang dialokasikan, dan jadwal serta mutu yang harus dipenuhi. Ketiga batasan di atas disebut tiga kendala ( triple constraint). Sepeti diperlihatkan oleh Gambar 2. 2 di atas merupakan parameter penting bagi penyelenggara proyek yang sering diasosiasikan sebagai sasaran proyek, dari segi teknis, ukuran keberhasilan proyek dikaitkan dengan sejauh mana ketiga sasaran tersebut dapat dipenuhi, yai tu:
Universitas Sumatera Utara
a. Anggaran proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran. b. Jadwal proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang telah ditentukan. c. Mutu produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang dipersyaratkan. Organisasi yang mengelola proyek di mana telah dinyatakan bahwa proyek memiliki multikegiatan maka, pekerjaan terberat adalah bagaimana mengatasi keterbatasan sumberdaya tersebut untuk memprioritaskan pekerjaan – pekerjaan yang benar – benar paling penting untuk didahulukan, dan menentukan pekerjaan paling penting dalam proyek merupakan hal yang tidak mudah. Kesulitan dalam meyelesaikan proyek untuk tepat waktu, sesuai anggaran, dan sesuai dengan kualitas yang diharapkan akan menyeb abkan tidak tercapainya proyek yang efektif (Jacob dan McClelland,2001). Ketidakpastian dalam durasi proyek dapat menyebabkan terganggunya jadwal berbagai aktivitas, khususnya dalam mengontrol waktu. Proyek konstruksi cukup banyak memiliki ketidakpastian baik dalam hal waktu maupun material. Padahal justru hal yang paling penting dalam proyek konstruksi adalah bagaimana memperpendek durasi proyek, mengoptimalkan pengaturan kegiatan proyek agar organisasi mampu menyelesaikan proyek sesuai dengan jadwal di bawah kendala, seperti anggaran kontrak, material, dan lain – lain (Yang dan Tsai, 2008). Pada industri konstruksi tujuan dari pengawasan proyek adalah untuk memastikan proyek selesai tepat waktu, berdasarkan anggaran dan tercapainya tujuan proyek (Olawale dan Sun, 2010)
Universitas Sumatera Utara
Project Management Institute (PMI) menyatakan dikarenakan kegiatan proyek multi kegiatan, dan tingkat ketidakpastian lebih besar maka diperlukan manajemen proyek dalam mengelolanya. Manajemen proyek didefinisikan sebagai seni dalam mengarah kan dan mengkoordinasikan orang -orang dan sumber daya berupa material melalui siklus hidup proyek menggunkan teknik manajemen proyek yang modern untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, biaya, waktu, kualitas dan harapan dari pemilik. Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan, bahwa hampir semua kegiatan proyek diukur melalui jadwal, biaya, dan kualitas. Selain menjadi parameter keberhasilan proyek, hal tersebut sekaligus juga menjadi kendala (constraint) dalam proyek, karena waktu telah dibatasi melalui j adwal, biaya telah dibatasi melaui anggaran, dan kinerja dibatasi oleh mutu. Oleh karena itu manajemen proyek menjadi penting untuk mengelola keterbatasan – keterbatasan tersebut agar efektivitas proyek baik itu efektivitas waktu maupun efektivitas biaya dapat tercapai. Menurut Santoso (2009) manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges), keterampilan (skills), alat (tools) dan teknik (techniques) dalam aktivitas – aktivitas proyek untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan proyek. Husen (2009) mengatakan bahwa manajemen proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam ha l kinerja biaya, mutu dan waktu, serta keselamatan kerja. Manajemen proyek berfungsi untuk merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya
Universitas Sumatera Utara
perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan (Soeharto, 2001). PMI (Project Management Institute ) membuat fungsi manajemen proyek dengan PMBOK (Project Management Body of Knowledge ) yang terdiri dari 7 fungsi, yaitu 4 fungsi dasar dan 3 fungsi integrasi sebagai berikut. a. Fungsi dasar 1. Pengelolaan lingkup proyek 2. Pengelolaan waktu/jadwal 3. Pengelolaan biaya 4. Pengelolaan kualitas atau mutu b. Fungsi integrasi 5. Pengelolaan sumber daya (manusia dan non manusia) 6. Pengelolaan risiko 7. Pengelolaan komunikasi Model manajemen proyek yang dikembangkan oleh Soeharto (2001) yang memasukkan teknik dan metode yang spesifik untuk menangani kegiatan proyek yang sampai derajat tertentu membedakannya dari manajemen klasik adalah seperti diuraikan berikut ini. 1. Merencanakan Pada aspek perencanaan, baik manajemen proyek maupun klasik keduanya mengikuti hiera rki perencanaan (sasaran-objektif-strategi operasional). Namun pada tahap operasional, manajemen proyek perlu didukung oleh suatu metode perencanaan yang dapat menyusun secara cermat urutan pelaksanaan kegiatan maupun
Universitas Sumatera Utara
sumber daya bagi kegiatan -kegiatan tersebut, agar proyek dapat diselesaikan secepatnya dengan penggunaan sumber daya sehemat mungkin . metode dan teknik yang dimaksud adalah: a. Analisis jaringan kerja, seperti metode jalur kritis ( CPM ) dan metode preseden diagram (PDM). b. Metode penyusunan perkiraan biaya proyek (project budget) 2.
Mengorganisir Dibuat susunan organisasi yang memacu terselenggaranya arus kegiatan
horisontal maupun vertikal, dengan tujuan dicapainya
penggunaan sumber daya secara optimal.
Penyusunan dilakukan
dengan menggunakan susunan organisasi matriks dan diperkenalkan pula Work breakdown structure (WBS) atau susunan rincian lingkup kerja yang mempertemukan pelaksana dengan paket yang hendak dikerjakan. 3. Memimpin Penekanan khusus fungsi kepemimpinan dalam manajemen proyek adalah sebagai integrator, terutama bila manajemen proyek ini beroperasi dengan memakai struktur organisasi matrik. 4. Mengendalikan Pada kegiatan proyek, diperlukan adanya keterpaduan antara perencaan dan pengendalian yang relatif lebih erat dibanding dalam kegiatan yang bersifat rutin. Hal tersebut dapat dilakukan dengan metode pengukuran progres proyek berdasarkan bobot pekerjaan dan dibandingkan dengan kurva “S” rencana.
Universitas Sumatera Utara
5. Menggunakan pendekatan sistem Kerzner menyatakan bahwa manajemen sistem adalah sejumlah u nsur, baik manusia ataupun bukan manusia ( nonhuman) diorganisir dan diatur sedemikian rupa sehingga unsur -unsur tersebut bertindak sebagai kesatuan dalam rangka mencapai tujuan. Adapun aspek – aspek dalam manajemen proyek menurut Husen (2009) adalah sebagai berikut : 1. Aspek keuangan Masalah ini berkaitan dengan pembelanjaan dan pembiayaan proyek. Biasanya dari modal sendiri dan/atau pinjaman dari bank atau investor da;am jangka pendek atau jangka panjang. 2. Aspek anggaran biaya Masalah ini berkaitan dengan perencanaan dan pengendalian biaya selama proyek berlangsung.
Perencanaan yang matang dan terperinci akan
memudahkan proses pengendalian biaya, sehingga biaya yang dikeluarkan sesuai dengan anggaran yang direncanakan. 3. Aspek manajemen sumber daya manusia Masalah ini berkaitan dengan kebutuhan dan alokasi sumberdaya manusia selama proyek berlangsung yang berfluktuatif. 4. Aspek manajemen produksi Masalah ini berkaitan dengan hasil akhir dari proyek, hasil akhir proyek negatif bila proses perencanaan dan pen gendaliannya tidak baik. Agar hal ini tidak terjadi, maka dilakukan berbagai usaha untuk meningkatkan produktivitas sumberdaya manusia, meningkatkan efisiensi proses
Universitas Sumatera Utara
produksi dan kerja, meningkatkan kualitas produksi melalui jaminan mutu dan pengendalian mutu. 5. Aspek harga Masalah ini timbul karena kondisi eksternal dalam hal persaingan harga, yang dapat merugikan perusahaan karena produk yang dihasilkan membutuhkan biaya produksi yang tinggi dan kalah bersaing dengan produk lain. 6. Aspek pemasaran Masalah ini timbul berkaitan dengan perkembangan faktor eksternal sehubungan dengan persaingan harga, strategi promosi, mutu produk serta analisis pasar yang salah terhadap produksi yang dihasilkan. 7. Aspek mutu Masalah ini berkaitan dengan kualitas produk akhir yang nantinya dapat meningkatkan daya saing serta memberikan kepuasan bagi pelanggan. 8. Aspek waktu Masalah waktu dapat menimbulkan kerugian biaya bila terlambat dari yang direncanakan serta akan menguntungkan bila dapat dipercepat. 2.2.3
Efektivitas Waktu Manajemen waktu merupakan hal yang paling esensial pada penerapan
kegiatan proyek. Hal yang paling penting sebelum pelaksanaan proyek adalah memastikan berapa lama pekerjaan tersebut akan diselesaikan, manajer proyek harus dapat membuat perencanaan wakt u yang baik, karena hal tersebut nantinya akan berdampak pada berapa banyak biaya yang dikeluarkan.
Universitas Sumatera Utara
Project Management Proffesional menyatakan estimasi waktu akan digunakan untuk menghasilkan jadwal proyek, dan prediksi terhadap waktu berakhirnya proyek. Ketidakakuratan estimasi waktu dapat membuat organisasi kehilangan ratusan dollar akibat dari melonjaknya total biaya. Sumber daya yang digunakan untuk menghitung biaya proyek adalah tenaga kerja, material dan peralatan, seperti terlihat pada Gambar 2. 3 di bawah ini
Materials Labor
Equipme nt
Project Cost
Sumber: Management project professional Gambar 2.3 Sumberdaya dalam Proyek Proyek yang sukses salah satunya adalah apabila tercapai efektivitas waktu di mana waktu berakhir proyek sesuai dengan yang telah direncanakan, keseluruhan proyek dinyatakan sukses apabila ada ukuran yang jelas terhadap jadwal, anggaran, dan kualitas (Munns dan Bjeirmi, 1996) . Kesesuaian antara waktu dan jadwal proyek dipengaruhi ol eh faktor – faktor sebagai berikut (Ibironke, et.al.,2013): a. Material (material) b. Tenaga kerja (labor) c. Peralatan (equipment) d. Keuangan (finance) e. Kontraktor (contractor) f. Mitra kerja (client) g. Konsultan (consultan) h. Faktor eksternal (external)
Universitas Sumatera Utara
Namun justru salah satu masalah yang paling sering terjadi dalam proyek adalah masalah keterlambatan ( delay), keterlambatan didefinisikan sebagai perbedaan antara waktu yang diharapkan dengan kenyataan yang terjadi di lapangan (Nemati et. al., 2011). Penundaan (delay) dapat diartikan berupa sebagian waktu pelaksanaan yang tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa kegiatan yang mengikuti menjadi tertunda atau tidak dapat diselesaikan tepat sesuai jadwal yang telah direncanakan (Ervianto, 2004). Menurut Amarican Institute of Architects (AIA) yang dikutip oleh Ervianto (2004) penundaan dalam proyek konstruksi dapat digolongkan menjadi 2 kelompok yaitu: 1. Excusable delay yaitu gagalnya pihak pengelola konstruksi menepati waktu penyelesaian proyek sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Kegagalan ini disebabkan oleh permasalahan desain, perubahan pekerjaan oleh pemilik proyek, pengaruh cuaca/tidak pada kondisi normal, perselisihan pekerja, dan bencana alam. 2. Nonexcusable delay adalah suatu kondisi saat terjadi penundaan pekerjaan yang disebabkan oleh pihak pelaksana konstruksi. Hal -hal yang dapat digolongkan dalam kelompok ini adalah perencanaan pelaksanaan yang tidak tepat oleh kontraktor, ketidakmampuan sumber daya manusia yang dimiliki kontraktor, kegagalan subkontraktor, dan lain sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
Faktor – faktor keterlambatan menurut Tindiwensi et.al. (2010) ada 5 penyebab utama terjadinya keterlambatan dalam proyek konstruksi yaitu: a. Perubahan lingkup pekerjaan b. Keterlambatan pembayaran pada pihak kontraktor c. Rendahnya sistem monitoring dan pengawasan d. Inflasi dan tingginya suku bunga e. Situasi politik yang tidak stabil Menurut Kartamet. al. (2004) keterlambatan dalam proyek konstruksi disebabkan oleh tiga faktor utama yaitu: a. Keterbatasan tenaga kerja b. Keterbatasan material c. Keterlambatan perelatan Keterlambatan pada penyeleseaian proyek dari sisi kontraktor menurut Haseeb et. al. (2011) dapat disebabkan oleh: a. Material yang digunakan pada konstruksi b. Kerusakan pada peralatan c. Hubungan kerja yang tidak baik antara pekerja dengan subkontraktor Pengaruh penundaan (delay) yang terjadi tidak
hanya menyebabkan
meningkatnya durasi kegiatan, tetapi akan berpengaruh terhadap meningkatnya biaya konstruksi (Ervianto, 2004).Apabila terjadi keterlambatan pekerj aan (delay) sehingga waktu proyek tidak sesuai dengan jadwal, maka efektivitas waktu tidak tercapai. Menurut Ibironke et. al.( 2013) Hal – hal yang menjadi penyebab keterlambatan itu sendiri adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Keterlambatan material berupa: a. Kekurangan material konstruksi b. Kualitas material yang tidak baik c. Buruknya sistem pemesanan material d. Ekskalasi terhadap harga material e. Pengiriman material yang terlambat f. Ketidaktersediaan pemasok 2. Keterlambatan tenaga kerja berupa: a. Mobilisasi tenaga kerja yang lambat b. Keterampilan tenaga kerja yang kurang memadai c. Produktivitas tenaga kerja d. Pasokan tenaga kerja e. Absensi f. Mogok kerja g. Motovasi dan moral yang rendah 3. Keterlambatan perlatan berupa: a. Jumlah peralatan yang tidak mencukupi b. Frekuensi peralatan c. Suku cadang peralatan yang kuran g d. Peralatan yang tidak tepat e. Mobilisasi peralatan yang lambat f. Masalah pengalokasian peralatan g. Peralatan yang tidak modern 4. Keterlambatan keuangan berupa:
Universitas Sumatera Utara
a. Alokasi dana yang tidak sesuai b. Suku bunga yang tinggi c. Kesulitan keuangan pada kontraktor d. Kesulitan keuangan pemilik e. Hambatan yang tidak beralasan f. Keterlambatan
pembayaran
ke
pihak
pemasok/sub
kontraktor g. Kesulitan pembayaran bulanan 5. Keterlambatan dari pemilik berupa : a. Lambatnya pengambilan keputusan oleh pemilik b. Kurangnya pengalaman pihak pemilik c. Perubahan permintaan d. Campur tangan pemilik e. Kurangnya komunikasi dan kordinasi 6. Keterlambatan dari pihak konsultan berupa : a. Pengalaman konsultan yang kurang memadai Keberhasilan suatu proyek salah satunya dapat dilihat melalui efektivitas waktu proyek tersebut.
S ecara langsung pembengkakan biaya dalam proyek
konstruksi diakibatkan oleh perubahan lingkup pekerjaan, perpanjangan waktu, kurangnya perencanaan biaya dan pekerjaan tambahan (Ramabodu dan Vester, 2010). Ketidakefektivan waktu yang bersumber dari penundaan
proyek
menyebabkan total waktu meningkat, biaya meningkat, dampak sosial yang negatif dan perselisihan (Kikwasi, 2012)
Universitas Sumatera Utara
2.2.4
Efektivitas Biaya Analisis efektivitas biaya adalah alat bantu dalam pengambilan keputusan,
hasil utamanya adalah memperkirakan biaya setiap pekerjaan yang dihasilkan oleh ukuran tertentu (ec.europa.eu).Analisis efektivitas biaya pada suatu program atau proyek menyajikan alternatif dalam rangka untuk mengidentifikasi biaya minimal yang paling tepat (ec.europa.eu) Project management profesional (PMP) menyatakan sebagai bagian dari proses perencanaan, manajer proyek harus menentukan sumber daya apa yang dibutuhkan untuk meyelesaikan proyek. Sumber daya tersebut melipu ti orang, peralatan, dan bahan-bahan yang akan digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan. Manajer proyek harus mengidentifikasi jumlah sumber daya yang dibutuhkan dan kapan sumber daya tersebut digunakan. Identifikasi sumber daya, kuantitas yang dibutuhkan dan jadwal penggunaan sumber daya tersebut secara langsung terkait dengan perkiraan biaya dari pekerjaan proyek. Efektivitas biaya dapat diartikan kesesuaian antara biaya yang direncanakan dengan biaya aktual, jika terjadi perbedaan antara biaya yang direncanakan dengan biaya aktual maka proyek dinyatakan tidak efektif dari segi biaya. Perkiraan biaya sangat berperan penting dalam pelaksanaan kegiatan proyek, perkiraaan biaya diperlukan untuk mengetahui dan menghitung seberapa besar biaya yang akan kita gunakan dalam penyelenggaran proyek. Estimator berperan penting dalam memperkirakan biaya, dan ini merupakan hal yang sulit karena harga atau upah senantiasa mengalami perubahan.Maka ekskalasi diperlukan dalam estimasi biaya dengan tujuan untuk
Universitas Sumatera Utara
menutup tingkat harga karena waktu yang akan mengakibatkan kenaikan pada rencana biaya. Menurut (Soeharto, 2001) suatu perkiraan biaya akan lengkap bila mengandung unsur berikut: 1. Biaya pembelian material dan peralatan Hal ini meliputi penyusunan perkiraan biaya pemb elian material dan peralatan yang kompleks, mulai dari membuat spesifikasi, mencari sumber, mengadakan lelang sampai kepada membayar harganya. 2. Biaya penyewaan atau pembelian peralatan konstruksi Di samping peralatan pada poin pertama terdapat juga peralata n konstruksi yang digunakan sebagai sarana bantu konstruksi dan tidak akan menjadi bagian permanen pabrik/instalasi. 3. Upah tenaga kerja Terdiri dari tenaga kerja kantor pusat yang sebagian besar terdiri dari tenaga kerja kantor pusat yang sebagian besar ter diri dari tenaga ahli bidang engineering dan tenaga konstruksi plus penyelia di lapangan. 4. Biaya subkontrak Pekerjaan subkontrak umumnya merupakan paket kerja yang terdiri dari jasa dan material yang disediakan oleh subkontraktor, dan belum termasuk di dalam klasifikasi butir 1, 2, maupun 3. 5. Biaya transportasi Termasuk seluruh biaya transportasi material, peralatan, tenaga kerja yang berkaitan dengan penyelenggaraan proyek 6. Overhead dan administrasi
Universitas Sumatera Utara
Komponen ini meliputi pengeluaran operasi perusahaan yang di bebankan kepada proyek (menyewa kantor, membayar listrik, telepon, baiya pemasaran) dan pengeluaran untuk pajak, asuransi, royalti, uang jaminan, dan lain-lain. Menurut Soeharto (2001) kualitas suatu perkiraan biaya yang berkaitan dengan akurasi dan kelengkapan unsur – unsurnya tergantung pada hal – hal berikut: 1. Tersedianya data dan informasi 2. Teknik atau metode yang digunakan 3. Kecakapan dan pengalaman estimator 4. Tujuan pemakaian perkiraan biaya Temuan mengenai penelitian tentang biaya dan waktu proyek, didapatkan bahwasanya ada lebih banyak kasus mengenai kelebihan biaya proyek daripada keterlambatan proyek, hal ini membuat biaya yang membengkak pada proyek menjadi sangat penting untuk dicari pen yebabnya (Ramanathan et. al.,2012) Pada penelitian ini telah disebutkan bahwa terjadi keterlambatan proyek, yang menyebabkan kenaikan biaya, namun keterlambatan bukan menjadi satu satunya faktor dalam kenaikan biaya.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.4 di bawah memperlihatkan bahwa, durasi proyek secara langsung menimbulkan dampak pada biaya, semakin panjang durasi proyek, maka biaya proyek juga akan semakin meningkat.
Project cost
Profit Margin
Actua l
Project duration Sumber: Management project professional Gambar 2.4 Hubungan Durasi Proyek dengan Biaya Proyek Adapun faktor-faktor yang menyebabkan kenaikan biaya pada proyek konstruksi dari sisi manajemen kontraktor yaitu: a. Manajemen lapangan, supervisi yang tidak baik, subkontraktor yang tidak kompeten, kesalahan selama konstruksi (Le -Hoai et. al., 2008). b. Keterlambatan jadwal (Omeregie dan Radford 2006). c. Ketidakmampuan di dalam membuat penjadwalan, kurangnya pengalaman dan perencanaan (Ameh et. al., 2010). d. Ketidakmampuan dalam memonitor dan mengawasi (Azhar et. al., 2008). e. Ketidakakuratan material, kenaikan harga material, dan kenaikan tarif kebijakan pemerintah (Kaming et. al., 1997)
Universitas Sumatera Utara
Rahman et. al., (2013) menyatakan ada 7 f aktor yang mempengaruhi ketidaksesuaian biaya proyek yaitu: a. Manjemen lapangan kontraktor meliputi manajemen lapangan dan supervisi lapangan, sub kontraktor yang tidak kompeten, keterlambatan jadwal, ketidaksesuaian perencanaan dengan jadwal, kurangnya pengalaman, ketidakakuratan estimasi waktu dan biaya, kesalahan selama kegiatan, tidak adanya monitor dan pengawasan b. Dokumentasi dan desain meliputi frekuensi perubahan desain, kesalahan dan error desain, tidak lengkapnya gambar dalam tender, minimnya desain d an keterlambatan gambar, persiapan dan persetujuan gambar yang terlambat. c. Keuangan manajemen meliputi kesulitan arus kas keuangan oleh kontraktor, kurangnya pengawasan keuangan di lapangan, kesulitan keuangan pemilik, keterlamabatan pembayaran progress oleh pemilik dan ganti rugi kontrak. d. Informasi dan komunikasi meliputi kurangnya kordinasi antar bagian, informasi yang terlambat antar bagian, dan kurangnya komunikasi antar bagian. e. Sumber daya manusia meliputi produktivitas tenaga kerja, kurangnya tenaga kerja lapangan, keterampilan tenaga kerja, tingginya biaya tenaga kerja, dan tingkat ketidakhadiran tenaga kerja.
Universitas Sumatera Utara
f. Non sumberdaya manusia meliputi fluktuasi harga material, kekurangan material, keterlambatan pengiriman material dan peralatan, dan kondisi pera latan yang tidak sesuai atau rusak. g. Manajemen
proyek
dan
administrasi
kontrak
meliputi
kurangnya manajemen proyek, perubahan lingkup proyek, dan terlambat dalam mengambil keputusan 2.2.5
Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia
(wikipedia, 2013).
kerja
Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2
disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarak at. Menurut Project Management Profesional (PMP) penambahan durasi proyek akan menimbulkan kenaikan pada biaya tenaga kerja, dan perpendekan durasi kerja akan membuat pihak manajemen melakukan penambahan tenaga kerja, di mana penambahan tenaga kerja terseb ut akan menambah biaya tenaga kerja total.
Berdasarkan uraian tersebut dapat dinyatakan bahwa baik
penambahan durasi kerja atau perpendekan durasi kerja akan menimbulkan efek penambahan biaya tenaga kerja, seperti terlihat pada gambar 2. 5 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Cost of labor
Additional labor Short duration
Sumber: Project Management Professional Project duration Gambar 2.5
HubunganDurasiKerjaTerhadapBiaya Tenaga Kerja Tenaga kerja memiliki pengaruh langsung terhadap efektivitas waktu dan biaya, kekurangan tenaga kerja, keterlambatan tenaga kerja atau rendahnya keterampilan tenaga kerja akan menimbulkan pembengkakan biaya dan perpanjangan durasi kerja (Project Management Proffesional). 2.2.6
Material Material adalah bahan yang dipakai untuk membuat barang lain contoh
bahan mentah untuk bangunan seperti pasir, kayu (Wikipedia, 2013). Material merupakan bahan dasar yang akan digunakan untuk proses pengerjaan konstruksi, tanpa material tentunya proyek tidak dapat dikerjakan. Material konstruksi meliputi bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan pada suatu proses konstruksi (Wordpress, 2013). Pemilihan kualitas material, pasokan m aterial, dan fluktuasi harga material menjadi faktor dalam mencapai efektivitas biaya, banyaknya alternatif material menjadikan proyek bisa lebih efisien dalam pengelolaan biaya. Namun apabila keterlambatan material terjadi maka pengaruhnya terhadap waktu proyek akan terlihat langsung, hal tersebut dikarenakan tertundanya beberapa atau seluruh pekerjaan.
Universitas Sumatera Utara
Fluktuasi harga material juga berpengaruh terhadap biaya, ketika harga material naik maka biaya total juga akan naik, namun jika perusahaan ingin mengurangi kenaikan total biaya sebagai akibat dari kenaikan harga, maka perusahaan bisa mengganti spesifikasi material tetapi perusahaan dihadapkan pada mutu konstruksi secara keseluruhan (Gorgis, 2012). Menurut Kaliba et. al., (2009) kerusakan material, kurangnya pasokan material, kenaikan harga material yang terlalu tinggi, dan keterlambatan pengiriman material menjadi faktor terbesar penyebab keterlambatan kerja pada proyek pembangunan jalan di Zambia. Material berpengaruh terhadap waktu proyek, ketepatan waktu proyek yang disebabkan oleh material adalah karena kondisi berikut (Assaf dan Al -Hejji, 2006): a. Jumlah material di pasar b. Perubahan jenis dan spesifikasi material selama konstruksi c. Pengiriman material d. Kondisi material e. Pemesanan material f. Seleksi terhadap material yang digunakan Kecepatan pengiriman material, kondisi material, pemasanan material akan menjadi faktor penyebab tercapainya efektivitas waktu. Maka, jika terjadi keterlambatan dalam pengiriman material, rusaknya material, terlambatnya pemesanan material dan terjadi perubahan spesifikasi material sudah tentu keterlambatan pekerjaan akan terjadi, sehingga efektivitas waktu tidak tercapai (Assaf dan Al-Hejji, 2006).
Universitas Sumatera Utara
Penelitian lain menyebutkan harga material, pasokan material, pengriman material dan peralatan yang sesuai dengan rencana dapat menyebabkan biaya yang dikeluarkan akan sesuai dengan anggaran. Namun jika terjadi fluktuasi harga material, kekurangan material, keterlambatan pengiriman material dan peralatan, dan kondisi peralatan yang tidak sesuai atau rusak, maka proyek akan mengalami kenaikan biaya total (Rahman et. al., 2013). 2.2.7
Peralatan Peralatan adalah benda yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan
kita sehari-hari. Peralatan khusus adalah alat perlengkapan yang dirancang dalam bentuk ukuran kemampuan dan kegunaan khusus untuk tujuan tertentu (wikipedia). Peralatan konstruksi meliputi seluruh peralatan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan pada suatu proses konstruksi (wordpress, 2013) Peralatan yang digunakan dalam proyek adalah peralatan khusus yang memang disesuaikan dengan kebutuhan, keterlambatan peralatan, kerusakan peralatan, dan ketidaksesuaian peralatan dapat menyebabkan ketidakefektivan waktu dan ketidakefektivan biaya p royek dengan kata lain apabila kondisi peralatan dalam keadaan baik, pengiriman tidak terlambat, dan estimasi jumlah peralatan yang dibutuhkan akurat maka efektivitas waktu dan biaya dapat tercapai meskipun ada faktor lain yang menjadi penentu efektivitas proyek (Kouskili dan Kartan, 2004).
Universitas Sumatera Utara
Proyek dapat menjadi tepat waktu apabila pemakaian perlatan pada kegiatan yang sesuai. Dinyatakan sesuai apabila peralatan tidak kurang, keterampilan operator baik, produktivitas peralatan tinggi, peralatan berteknolog i canggih (Assaf dan Al-Hejji, 2006) 2.2.8
Jalur Kritis
Menurut Heizer dan
Render (2009) kerangka kerja ( Crtitical Path
Method) CPM mengikuti enam langkah dasar berikut: 1. Menetapkan proyek dan menyiapkan struktur penguraian kerja. 2. Membangun hubungan antara akti vitas – aktivitasnya.
Memutuskan
aktivitas yang harus dilakukan lebih dahulu dan aktivitas yang harus mengikuti aktivitas lain. 3. Menggambarkan jaringan yang menghubungkan keseluruhan aktivitas. 4. Menetapkan perkiraan waktu dan/ atau biaya untuk setiap aktivitas. 5. Menghitung jalur waktu terpanjang melalui jaringan. Hal ini disebut jalur kritis. 6. Menggunakan jaringan untuk membantu perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian proyek. Analisis jalur kritis dapat dilakukan pada jaringan untuk mengetahui seberapa lama proyek dapat diselesaikan.
Jalur kritis adalah jalur waktu
terpanjang yang terdapat di seluruh jaringan (Render dan Heizer, 2009). Untuk mengetahui jalur kritis, dilakukan dengan menghitung dua waktu awal dan akhir yang berbeda untuk setiap a ktivitas (Jay Heizer, 2009) dengan langkah sebagai berikut : Tabel 2.3 Langkah Menghitung Jalur Kritis
Universitas Sumatera Utara
Mulai paling awal (earliest start – ES) Selesai paling awal (earliest finish – EF) Mulai paling lambat (latest start – LS)
Selesai paling lambat (latest finish – LF)
Waktu paling awal suatu aktivititas dapat dimulai dengan asumsi semua pendahulunya sudah selesai Waktu paling awal suatu aktivitas dapat selesai Waktu terakhir suatu aktivitas dapat dimulai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian keseluruhan proyek Waktu terakhir suatu aktivitas dapat selesai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian keseluruhan proyek
Sumber : Render dan Heizer, 2009 Menurut Santoso (2009) CPM mengasumsikan bahwa umur proyek bisa dipersingkat dengan penambahan sumberdaya tenaga kerja, peralatan, modal untuk kegiatan – kegiatan tertentu. 2.3 Kerangka Konseptual Pada dasarnya setiap proyek dibatasi oleh kendala waktu, biaya, dan mutu. Teori triple constrain menyatakan keberhasilan proyek dapat dilihat melalui ketiga hal tersebut. Proyek dinyatakan gagal apabila terjadi keterlambatan dan kenaikan total biaya (Milis, 2008). Efektivitas waktu proyek diartikan sebagai kesesuaian antara jadwal proyek dengan waktu pelaksaan proyek (Soeharto, 2001) di mana waktu pelaksanaan proyek dipengaruhi olek faktor tenaga kerja, perlatan, dan material. Ketika ketiga faktor tersebut terpenuhi baik kuantitas ataupun kualitasnya maka pelasanaan proyek bisa tepat waktu, namun apabila terjadi ganguan terhadap
ketiga faktor ini baik secara kuantitas atau kualitas maka akan membuat proyek terlambat (Assaf dan Al-Hejji, 2006).
Universitas Sumatera Utara
Namun penelitian lain menyebutkan material, tenaga kerja, dan peralatan dapat menjadi faktor tercapainya biaya proyek sesuai dengan anggaran. Apabila kenyataannya kualitas dan kuantitas material di bawah dari yang direncanakan maka proyek mengalami ketidakefektivan biaya, karena total biaya sudah tentu naik (Rahman et. al.,2013) Maka melihat pentingnya faktor tenaga kerja, material dan peralatan terhadap efektivitas waktu proyek dan efektivitas biaya proyek yang menjadi salah satu parameter keberhasilan proyek maka pihak perusahaan berupaya untuk fokus terhadap ketiga hal tersebut, berdasarkan uraian-uraian di atas maka gambar dari kerangka konseptual pada penelitian ini sebagai berikut.
Gambar 2.6 Kerangka Konseptual 2.4.
Hipotesis Penelitian Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, didasarkan pada tinjauan
kepustakaan dan kerangka ko nseptual yang telah dikembangkan di atas adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Hipotesis untuk kerangka konseptual Hipotesis 1 :
Tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas waktu
Hipotesis 2 :
Material berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas waktu
Hipotesis 3 :
Peralatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas waktu
Hipotesis 4 :
Tenaga
kerja,
material
dan
peralatan
secara
langsung
berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas waktu Hipotesis 5 :
Tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas biaya
Hipotesis 6 :
Material berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas biaya
Hipotesis 7 :
Peralatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas biaya
Hipotesis 8 :
Efektivitas waktu berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas biaya
Hipotesis 9 :
Tenaga
kerja,material,
peralatan
dan
efektivitas
waktu
berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas biaya Hipotesis 10 : Tenaga kerja berpengaruh positif terhadap efektivitas biaya melalui efektivitas waktu Hipotesis 11 :
Material berpengaruh positif terhadap efektivitas biaya melalui efektivitas waktu
Hipotesis 12 :
Peralatan berpengaruh positif terhadap efektivitas biaya melalui efektivitas waktu
Universitas Sumatera Utara