BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini akan dibahas mengenai teori dan tinjauan pustaka yang mendasari penelitian ini. Pembahasan yang terdapat dalam penelitian ini adalah pembahasan mengenai kualitas hidup wanita. Dalam pembahasan mengenai kualitas hidup akan dibicarakan mengenai pendekatan dalam menjelaskan kualitas hidup termasuk definisi kualitas hidup, dimensi kualitas hidup, pengukuran kualitas hidup dan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup. Pembahasan mengenai akan mengenai wanita yang bekerja sebagai petani, kesehatan wanita yang tinggal di komunitas pertanian. 2.1. Kualitas Hidup 2.1.1 Defenisi Kualitas Hidup Wanita Kualitas hidup mendeskripsikan istilah yang merujuk pada emosional ,sosial dan kesejahteraan fisik seseorang, juga kemampuan mereka untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari (Donald,2001). Kualitas hidup merupakan persepsi individu dalam hidup ditinjau dari konteks budaya dan sistem nilai dimana individu tinggal dan berhubungan dengan standar hidup, harapan, kesenangan dan perhatian. Hal ini merupakan konsep tingkatan, terangkum secara kompleks mencakup kesehatan fisik, status psikologi, tingkat kebebasan, hubungan sosial dan berhubungan kepada karakteristik lingkungan (WHO,1994). Kualitas hidup dapat diartikan sebagai derajat dimana seseorang menikmati kemungkinan dalam hidupnya, kenikmatan tersebut memiliki dua
Universitas Sumatera Utara
komponen yaitu pengalaman, kepuasan dan kepemilikan atau pencapaian beberapa karakteristik dan kemungkinan-kemungkinan tersebut merupakan hasil dari kesempatan dan keterbatasan setiap orang dalam hidupnya dan merefleksikan interaksi faktor personal lingkungan (Chang, Viktor &Weissman,2004). Menurut unit penelitian kualitas hidup Universitas Toronto, kualitas hidup adalah tingkat dimana seseorang menikmati hal-hal penting yang mungkin terjadi dalam hidupnya. Masing-masing orang memiliki kesempatan dan keterbatasan dalam hidupnya. Masing-masing orang memiliki kesempatan dan keterbatasan dalam hidupnya yang merefleksikan interaksinya dengan lingkungan .Sedangkan kenikmatan itu sendiri terdiri dua komponen yaitu pengalaman dan kepuasan dan kepemilikan atau prestasi (Universitas Toronto, 2004). 2.1.2 Komponen Kulitas Hidup Wanita 2.1.2.1 Universitas of Toronto (2002) Beberapa literatur menyebutkan kualitas hidup dapat diklasifikasikan ke kedalam beberapa komponen, yaitu: Menyebutkan kualitas hidup dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu internal individu ,kepemilikan (hubungan individu dengan lingkungan) dan harapan (prestasi dan asprasi inidividu) a. Internal individu Dibagi atas tiga yaitu secara fisik, psikologi, dan spiritual, psikologis dan spiritual. Secara fisik yang terdiri dari kesehatan fisik, personal hygine, nutrisi, olahraga, pakaian dan penampilan fisik secara umum. Secara psikologis yang terdiri dari kesehatan dan penyesuaian psikologis, kesadaran, perasaan, harga diri ,
Universitas Sumatera Utara
konsep diri, dan kontrol diri. Secara spiritual terdiri dari nilai pribadi dan kepercayaan spiritual. b.Kepemilikan Kepemilikan (hubungan individu dengan lingkungannya) dalam kualitas hidup dibagi menjadi fisik dan sosial. Secara fisik yang terdiri dari rumah,tempat kerja/sekolah, tetangga (lingkungan dan masyarakat). Secara sosial dekat dengan orang lain, keluarga, teman kerja, lingkungan, dan masyarakat. c. Harapan Harapan (prestasi dan aspirasi individu ) dalam kualitas hidup dapat dibagi menjadi dua yaitu secara praktis dan secara pekerjaan. Secara praktis yaitu aktifitas rumah tangga, pekerjaan, aktifitas sekolah atau sukarelawan dan pencarian kebutuhan atau sosial. Secara pekerjaan yaitu aktifitas peningkatan pengetahuan dan kemampuan serta adaptasi terhadap perubahan dan penggunaan waktu santai, aktivitas relaksasi dan reduksi stress.
2.1.2.2 WHO World Health Organization Quality Of Life (WHOQOL) membagi kualitas hidup dalam enam domain utama yaitu fisik,psikologi,tingkat kebebasan hubungan sosial, lingkungan, spiritual, agama atau kepercayaan seseorang (WHO,1998). 1) Domain I –Fisik a. Nyeri dan ketidaknyaman Aspek ini mengeksplor sensasi fisik yang tidak menyenangkan yang dialami individu dan selanjutnya berubah menjadi sensasi yang menyedihkan dan
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi hidup individu tersebut. Sensasi yang tidak menyenangkan meliputi kekakuan, sakit, nyeri dengan durasi lama atau pendek, bahkan penyakit gatal yang termasuk diputuskan nyeri bila individu mengatakan nyeri, walaupun tidak ada alasan medis yang membuktikannya (WHO, 1998). b. Tenaga dan lelah Aspek ini mengeksplor tenaga, antusiasme dan keinginan individu untuk selalu dapat melakukan aktivitas lain seperti rekreasi. Kelelahan membuat individu tidak mampu mencapai kekuatan dengan cukup untuk merasakan hidup yang sebenarnya. Kelelahan merupakan akibat dari beberapa hal seperti sakit, depresi, atau pekerjaan yang terlalu berat (WHO, 1998). c. Tidur dan istirahat Aspek fokus ini pada seberapa banyak terbanyak tidur dan istirahat. Masalah tidur termasuk kesulitan untuk pergi tidur, bangun tengah malam, bangun di pagi hari dan tidak dapat kembali tidur dan kurang segar saat bangun di pagi hari (WHO,1998). 2) Domain II – Psikologi WHOQOL membagi domain psikologis pada lima bagian yaitu: a. Perasaan positif Aspek ini menguji beberapa banyak pengalaman perasaan positif individu dari kesukaaan Keseimbangan,kedamaian,kegembiraan ,harapan, kesenangan dan menikmati dari hal-hal baik dalam hidup. Pandangan individu dan perasaan pada masa depan merupakan bagian penting dari segi ini (WHO, 1998)
Universitas Sumatera Utara
b. Berfikir, belajar, ingatan dan konsentrasi Aspek
ini
mengeksplor
pandangan
individu
terhadap
pemikiran,
pembelajaran, ingatan, konsentrasi, dan kemampuannya dalam membuat keputusan. Hal ini
juga termasuk kecepatan dan kejelasan individu
memberikan gagasan (WHO, 1998). c. Harga diri Aspek ini menguji apa yang individu merasakan tentang diri mereka sendiri. Hal ini bias saja memiliki jarak dari perasaaan positif sampai perasaan yang ekstrim negatif tentang diri mereka sendiri. Perasaan seseorang dari harga diri sebagai individu di eksplor. Aspek dari harga diri fokus dengan perasaan individu dari kekuatan diri, kepuasaan dengan diri dan kendali diri (WHO,1998). d. Gambaran diri dan penampilan Aspek ini menguji pandangan individu dengan tubuhnya. Apakah penampilan tubuh kelihatan positif dan negatif. Fokus pada kepuasaan individu dengan penampilan dan akibat yang dimilikinya pada konsep diri. Hal ini termasuk perluasan dimana apabila ada bagian tubuh yang cacat akan bisa dikoreksi misalnya dengan berdandan, berpakaian, menggunakan organ buatan dan sebagainya (WHO,1998). e. Perasaan negatif Aspek ini fokus pada seberapa banyak pengalaman perasaan negatif individu ,termasuk patah semangat, perasaan berdosa, kesedihan, keputusan, kegelisahan, kecemasan, dan kurang bahagia dalam hidup. Segi ini termasuk
Universitas Sumatera Utara
pertimbangan dari seberapa menyedihkan perasaan negatif dan akibatnya pada fungsi keseharian individu (WHO,1998). 3) Domain III - Tingkat kebebasan WHOQOL membagi domain tingkat kebebasan pada empat bagian : a. Pergerakan Aspek ini menguji pandangan individu terhadap kemampuannya untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain, bergerak disekitar tempat kerja,atau ked an dari pelayanan transprotasi (WHO, 1998). b. Aktifitas sehari-hari Aspek ini mengeksplor kemampuan individu untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari. Hal ini termasuk perawatan diri dan perhatian yang tepat pada kepemilikan. Tingkatan dimana individu tergantung pada yang lain untuk membantu dalam aktifitas kesehariannya juga berakibat pada kualitas hidupnya (WHO,1998). c. Ketergantungan pada pengobatan atau perlakuan Aspek ini menguji ketergantungan individu pada medis atau pengobatan alternatif (seperti akupuntur dan obat herbal) untuk mendukung fisik dan kesejahteraan psikologinya. Pengobatan pada beberapa kasus dapat berakibat negatif pada kualitas hidup individu (seperti efek samping dari kemoterapi) disaat yang ada pada kasus lain menambah kualitas hidup individu (seperti pasien kanker yang menggunakan pembunuh nyeri) (WHO, 1998).
Universitas Sumatera Utara
d. Kapasitas pekerjaan Aspek ini menguji penggunaan energi individu untuk bekerja. Bekerja didefenisikan sebagai aktivitas besar dimana individu disibukkan. Aktivitas besar termasuk pekerjaan dengan upah,pekerjaan sukarela untuk masyarakat, belajar dengan waktu penuh, merawat anak dengan tugas rumah tangga (WHO, 1998). 4) Domain IV – Hubungan sosial WHOQOL membagi domain hubungan social pada tiga bagian yaitu: a. Hubungan perorangan Aspek ini menguji tingkatan perasaan individu pada persahabatan ,cinta dan dukungan dari hubungan yang dekat
dalam kehidupannya. Aspek ini
termasuk pada kemampuan dan kesempatan untuk mencintai, dicintai dan lebih dekat dengan orang lain secara emosional dan fisik.tingkatan dimana individu merasa mereka bias berbagi pengalaman baik senang maupun sedih dengan oranglain yang dicintai (WHO, 1998). b. Dukungan sosial Aspek ini menguji apa yang individu rasakan tanggung jawab, dukungan dan tersedianya bantuan dari keluarga dan teman. Aspek ini fokus pada seberapa banyak yang individu rasakan pada dukungan keluarga dan teman. Sulit faktanya pada tingkatan mana individu tergantungan pada dukungan disaat sulit
(WHO, 1998)
Universitas Sumatera Utara
. c. Aktifitas seksual Aspek ini fokus pada dorongan dan hasrat pada seks dan tingkatan dimana individu dapat mengekspresikan dan senang dengan hasrat seksual yang tepat (WHO,1998). 5) Domain V- Lingkungan WHOQOL membagi domain lingkungan pada delapan bagian yaitu: a. Keamanan fisik dan lingkungan Aspek ini menguji perasaan individu pada keamanan dari kejahatan fisik. Ancaman pada keamanan bias timbuldari sumber seperti tekanan orang lain atau politik.Aspek ini lansung dengan perasaan kebebasan individu (WHO, 1998). b. Lingkungan rumah Aspek ini menguji tempat yang terpenting dimana individu tinggal (tempat berlindung dan menjaga barang-barang). Kualitas sebuah dapat nilai pada kenyamanan, tempat teraman individu untuk tinggal (WHO, 1998). c. Sumber penghasilan Aspek ini mengekpos pandangan individu pada sumber penghasilan (dan penghasilan dari tempat lain). Fokusnya pada apakah individu itu dapat menghasilkan atau tidak ada dimana berekibat pada kualitas hidup (WHO, 1998).
Universitas Sumatera Utara
d. Kesehatan dan perhatian sosial:ketersediaan dan kualitas Aspek ini menguji pandangan individu pada kesehatan dan perhatian sosial disekitar. Dekat berarti berapa lama waktu yang diperlukan untuk mendapat bantuan (WHO, 1998). e. Kesempatan untuk memperoleh informasi baru dan keterampilan Aspek ini menguji pada kesempatan individu dan keinginan untuk mempelajari keterampilan baru, baru mendapat pengetahuan baru, dan peka terhadap apa yang terjadi. Temasuk program pendidikan formal atau pembelajaran orang dewasa (WHO, 1998). f. Partisipasi dalam kesempatan berekreasi dan waktu luang Aspek ini mengekspor kemampuan individu, kesempatan dan keinginan untuk partisipasi dalam waktu luang ,hiburan dan relaksasi (WHO, 1998). g. Lingkungan fisik Aspek ini menguji pandangan individu pada lingkunganya .Hal ini mencakup kebisingan, polusi, iklim dan estetika lingkungan dimana pelayanan ini dapat meningkatkan atau memperburuk kualitas hidup (WHO, 1998). h. Transprotasi Aspek ini menguji pandangan seberapa mudah untuk menemukan dan menggunakan pelayanan transprotasi (WHO, 1998). 6) Domain VI – Spiritual /Agama/Kpercayaan seseorang Aspek ini menguji pada kepercayaan individu dan bagaimana dampak nya pada kualitas hidup. Hal ini bisa membantu individu untuk mengkoping
Universitas Sumatera Utara
kesulitan hidup nya,member kekuatan, aspek ini ditujukan pada individu berbeda agama (Budha, Kristen, Islam, dan Hindu) dan menghindari kepercayaan yang tidak sesuai dengan orientasi agama.
2.1.2.3 Ventegodt, Merriek, Anderson (2003) Kualitas hidup dibagi menjadi 3 bagian yang berpusat pada suatu aspek individu yang baik. Bagian pertama addalah kualitas hidup subjektif , bagaiman suatu yang baik dirasakan masing-masing individu dan mengevaluasi bagaiman mereka menggambarkan suatu perasaan mereka. Kedua adalah kualitas hidup ekstensial yaitu seberapa baik hidup seseorang merupakan level yang dalam. Hal ini mengamsusikan bahwa individu memiliki suatu sifat dasar yang lebih dalam yang berhak untuk di hormati dan dimana individu dapat harmonis. Ketiga adalah kualitas hidup objektif yaitu bagaimana hidup seseoarang dirasakan di dunia luar. Kualitas hidup objektif dinyatakan dalam kemampuan seseorang untuk beradaptasi pada nilai-nilai budaya dan menyatakan tentang kehidupannya. Ketiga aspek ini dapat ditempatkan dalam spektrum dari subjektif ke objektif, elemen ektensial beberapa diantaranya yang merupakan komponen kualiatas hidup meliputi kesejahteraan, kepuasan hidup, kebahagiaan, makana hidup,gambaran biologis kualitas hidup, mencapai potensi hidup, pemenuhan kebutuhan dan faktor-faktor objektif. a. Kesejahteraan Kesejahteraan berhubungan dengan bagaiman sesuatu dalam suatu dunia objektif dengan faktor eksternal hidup. Ketika kita bercerita berita baik maka kesejahteraan merupakan pemenuhan kebtuhan dan realisasi diri
Universitas Sumatera Utara
b. Kepuasan hidup Menjadi puas berarti merasakan bagaiman hidup seharusnya, ketika pengharapan-pengharapan, kebutuhan-kebutuhan dan gairah hidup diperoleh maka seseorang puas.Kepuasan adalah pernyataan mental yaitu keadaan kognitif. c. Kebahagiaan Menjadi bahagia bukan hanya menyenangkan hati tetapi merupakan perasaan yang special yang beharga dan sangat diinginkan tetapi sulit diperoleh. Tidak banyak orang percaya bahwa kebahagian diperoleh dari adaptasi terhadap budaya seseorang. Kebahagian diperoleh dari adaptasi terhadap budaya seseorang. Kebahagian diasosiasikan dengan dimensi-dimensi nonrasioanal seperti cinta, ikatan erat dengan sifat tetapi bukan dengan uang, status kesehatan atau faktorfaktor objektif lainnya. d. Makna dalam hidup Makna dalam hidup merupakan suatu konsep yang sangat penting dan jarang digunakan. Pencariaan makna hidup melibatkan suatu penerimaan dari ketidak berartian dan keberartiandari hidup dan kewajiban untuk mengarahkan diri seseorang membuat perbaikan apa yang berarti. e. Gambaran biologis kualitas hidup Gambaran biologis kualitas hidup yaitu system informasi biologis dan tingkat keseimbangan ekstensial dilihat dari segi kesehatan fisik. Kesehatan fisik mencerminkan
tingkat
informasi
biologis
seperti
sel-sel
dalam
tubuh
membutuhkan informasi yang tepat untuk berfungs secara tepat dalam menjaga
Universitas Sumatera Utara
kesehatan dan keseimbangan tubuh. Kesadaran kita akan pengalaman hidup juga terkondisi secara bilogis. Pengalaman dimana individu bermakna atau tida ,dapat dilihat sebagai kondisi dari sistem informasi biologis. Hubungan antara kualitas dengan penyakit diilustrasikan dengan baik mengunakan suatu teori individual sebagai suatu sistem informasi biologis. f. Mencapai potensi hidup Teori pencapaian potensi hidup merupakan suatu teori hubungan antara sifat dasarnya /titik permulaan biologis .Ini tidak mengurangi kekhususan dari mahluk hidup tetapi hanya tingkat dimana pertukaran informasi yang bermakna dalam sistem hidup dari sel ke organisasi sosial. g. Pemenuhan kebutuhan Dimana bila pemenuhan kebutuhan terpenuhi maka kulitas hidunya tinggi, kebutuhan merupakan suatu ekspresi sifat dasar kita pada umumnya di miliki mahluk hidup. Pemenuhan kebutuhan dihubungkan dengan sifat dasar kita. Kebutuhan yang kita rasakan baik ketika kebutuhan kita sudah terpenuhi. Informasi ini berada dalam bentuk kompleks yang dapat disederhanakan menjadi kebutuhan aktual. h. Faktor-faktor objektif Aspek objektif dari kualitas hidup dihubungkan dengan faktor-faktor eksternal hidup. Hal ini mencakup pendapatan, status perkawinan, status kesehatan, dan jumlah
hubungan
dengan
orang
lain.
Kualitas
hidup
objektif
sangat
mencerminkan kemampuan untuk beradaptasi pada budaya dimana kita tinggal.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2.4 Hays (1992) Hays (1992) menyatakan bahwa kualitas hidup dapat disimpulkan dua bagian yaitu bagian pertama adalah kesehatan fisik terdiri dari fungsi fisik, keterbatasan peran fisik, nyeri pada tubuh dan persepsi kesehatan secara umum. Fungsi fisik terdiri dari beberapa pernyataan yaitu aktifitas yang memerlukan energi, aktivitas ringan, mengangkat dan membawa barang ringan, menaiki tangga, membungkuk, berjalan beberapa gang, berjalan satu gang dan mandi serta memakai baju sendiri. Keterbatasan fisik terdiri dari pernyataan penggunaan waktu yang singkat dalam menyelesaikan pekerjaan yang tidak tepat waktu, terbatas pada beberapa pekerjaan dan kesulitan dalam melakukan pekerjaan. Nyeri pada tubuh terdiri dari pernyataan seberapa besar
rasa nyeri pada tubuh dan seberapa nyeri mengganggu aktifitas.
Persepsi kesehatan secara umum terdiri dari pernyataan bagaiman kondisi kesehatan saat ini.dan satu tahun yang lalu, mudah terserang penyakit, sama sehatnya dengan orang lain, kesehatan yang buruk dan kesehatan yang baik. Kedua
adalah
kesehatan
mental
terdiri
dari
vitalitas,
fungsi
social,keterbatasan peran emosional dan kondisi mental. Vitalis terdiri dari pernyataan
yang
mengembangkan
tentang
bagaimana
pasien
dalam
melaksanakan aktifitasnya apakah penuh semangat memiliki energi banyak, bosan, dan lelah. Fungsi sosial terdiri dari pernyataan seberapa besar masalahnya emosi menggangu aktifitas social dan berpengaruh pada aktifitas sosial. Keterbatasan peran emosinal terdiri dari pernyataan apakah masalah emosi mempengaruhi penggunaan waktu yang singkat dan pekerjaan atau lebih
Universitas Sumatera Utara
lama lagi melakukan pekerjaan dan tidak berhati-hati sebagaiman mestinya. Kondisi mental terdiri dari pernyataan apakah pasien sering gugup,merasakan tertekan, tenang, sedih dan periang.
2.1.3 Faktor-faktor Mempengaruhi Kualitas Hidup Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh WHOQOL (dalam nofitri, 2009), persepsi individu mengenai kualitas hidupnya dipengaruhi oleh konteks budaya dan sistem nilai dimana individu tinggal. Hal ini juga sesuai dengaan apa yang dikatakan Fadda dan Jiron (1999), (dalam nofitri, 2009) bahwa kualitas hidup bervariasi antara individu yang tinggal di kota/ wilayah satu dengan yang lain bergantung pada konteks budaya, sistem, dan berbagai kondisi yang berlaku pada wilayah tersebut. Menurut para peneliti, faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup adalah: 1.3.1
Gender atau Jenis Kelamin Moons, dkk (2004) (dalam nofitri, 2009) mengatakan bahwa gender
adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hidup. Bain, dkk (2003) menemukan adanya perbedaan antara kualitas hidup antara laki-laki dan perempuan, dimana kualitas hidup laki-laki cenderung lebih baik daripada kualitas hidup perempuan. Bertentangan dengan penemuan Bain, dkk (2004) menemukan bahwa kualitas hidup perempuan cenderung lebih tinggi daripada laki-laki. Fadda dan Jiron (1999) mengatakan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam peran serta akses dan kendali terhadap berbagai sumber sehingga kebutuhan atau hal-hal yang penting bagi laki-laki dan perempuan juga akan
Universitas Sumatera Utara
berbeda. Hal ini mengindikasikan adanya perbedaan aspek-aspek kehidupan dalam hubungannya dengan kualitas hidup pada laki-laki dan perempuan. Ryff dan Singer (1998) dalam Papalia, dkk (2007) mengatakan bahwa secara umum, kesejahteraan laki-laki dan perempuan tidak jauh berbeda, namun perempuan lebih banyak terkait dengan aspek hubungan yang bersifat positif sedangkan kesejahteraan tinggi pada pria lebih terkait dengan aspek pendidikan dan pekerjaan yang lebih baik. 1.3.2 Usia Moons, dkk (2004) dan Dalkey (2002) (dalam nofitri, 2009) mengatakan bahwa usia adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hidup. Penelitian yang dilakukan oleh Wagner, Abbot, & Lett (2004) menemukan adanya perbedaan yang terkait dengan usia dalam aspek-aspek kehidupan yang penting bagi individu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ryff dan Singer (1998) dalam Papalia, dkk (2007), individu dewasa mengekspresikan kesejahteraan yang lebih tinggi pada usia dewasa madya. Penelitian yang dilakukan oleh Rugerri, dkk (2001) menemukan adanya kontribusi dari faktor usia tua terhadap kualitas hidup subjektif. 1.3.3
Pendidikan
(dalam nofitri, 2009) Moons, dkk (2004) dan Baxter (1998) mengatakan bahwa tingkat pendidikan adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup subjektif. Penelitian yang dilakukan oleh Wahl, dkk (2004) menemukan bahwa kualitas hidup akan meningkat seiring dengan lebih tingginya tingkat pendidikan yang didapatkan oleh individu. Penelitian yang dilakukan oleh
Universitas Sumatera Utara
Noghani, dkk (2007) menemukan adanya pengaruh positif dari pendidikan terhadap kualitas hidup subjektif namun tidak banyak. 1.3.4
Pekerjaan
Moons, dkk (2004) (dalam nofitri, 2009) mengatakan bahwa terdapat perbedaan kualitas hidup antara penduduk yang berstatus sebagai pelajar, penduduk yang bekerja, penduduk yang tidak bekerja (atau sedang mencari pekerjaan), dan penduduk yang tidak mampu bekerja (atau memiliki disablity tertentu). Wahl, dkk (2004) menemukan bahwa status pekerjaan berhubungan dengan kualitas hidup baik pada pria maupun wanita. 1.3.5
Status pernikahan
Moons, dkk (2004) (dalam nofitri, 2009) mengatakan bahwa terdapat perbedaan kualitas hidup antara individu yang tidak menikah, individu bercerai ataupun janda, dan individu yang menikah atau kohabitasi. Zapf et al (1987) dalam Lee (1998) menemukan bahwa status pernikahan merupakan prediktor terbaik dari kualitas hidup secara keseluruhan. Penelitian empiris di Amerika secara umum menunjukkan bahwa individu yang menikah memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi daripada individu yang tidak menikah, bercerai, ataupun janda/duda akibat pasangan meninggal (Glenn dan Weaver (1981) dalam Lee, 1998). Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahl, dkk (2004) menemukan bahwa baik pada pria maupun wanita, individu dengan status menikah atau kohabitasi memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi.
Universitas Sumatera Utara
1.3.6
Penghasilan
Baxter, dkk (1998) dan Dalkey (2002) (dalam nofitri, 2009) menemukan adanya pengaruh dari faktor demografi berupa penghasilan dengan kualitas hidup yang dihayati secara subjektif. Penelitian yang dilakukan oleh Noghani, Asgharpour, Safa, dan Kermani (2007) juga menemukan adanya kontribusi yang lumayan dari faktor penghasilan terhadap kualitas hidup subjektif namun tidak banyak 1.3.7
Hubungan dengan orang lain
Myers, dalam Kahneman, Diener, & Schwarz (1999) (dalam nofitri, 2009) mengatakan bahwa pada saat kebutuhan akan hubungan dekat dengan orang lain terpenuhi, baik melalui hubungan pertemanan yang saling mendukung maupun melalui pernikahan, manusia akan memiliki kualitas hidup yang lebih baik baik secara fisik maupun emosional. Penelitian yang dilakukan oleh Noghani, Asgharpour, Safa, dan Kermani (2007) (dalam nofitri, 2009) juga menemukan bahwa faktor hubungan dengan orang lain memiliki kontribusi yang cukup besar dalam menjelaskan kualitas hidup subjektif. 1.3.8
Standard referensi
O’Connor (1993) mengatakan bahwa kualitas hidup dapat dipengaruhi oleh standard referensi yang digunakan seseorang seperti harapan, aspirasi, perasaan mengenai persamaan antara diri individu dengan orang lain. Hal ini sesuai dengan definisi kualitas hidup yang dikemukakan oleh WHOQOL (dalam nofitri, 2009) , bahwa kualitas hidup akan dipengaruhi oleh harapan, tujuan, dan standard dari masing-masing individu. Glatzer dan Mohr (1987) dalam Strack,
Universitas Sumatera Utara
Argyle, & Schwarz (1991) (dalam nofitri, 2009) menemukan bahwa di antara berbagai standard referensi yang digunakan oleh individu,
komparasi sosial
memiliki pengaruh yang kuat terhadap kualitas hidup yang dihayati secara subjektif. Jadi, individu membandingkan kondisinya dengan kondisi orang lain dalam menghayati kualitas hidupnya. 2.1.4 Pengukuran Kualitas Hidup Skevington, Lotfy, dan O’Connell (2004), mengatakan bahwa pengukuran mengenai kualitas hidup dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengukuran kualitas hidup secara menyeluruh (kualitas hidup dipandang sebagai evaluasi individu terhadap dirinya secara menyeluruh) atau hanya mengukur domain tertentu saja (kualitas hidup diukur hanya melalui bagian tertentu saja dari diri seorang induvidu) (Skevington, Lotfy, dan O’Connell, 2004). Schipper, Clinch dan Olweny (dalam Post, Witte, dan Scrijvers, 1999) menyatakan bahwa kualitas hidup dapat diukur dari aspek fungsi fisik dan okupasi, keadaan psikologi, interaksi social dan sensasi somatic. (Post, Witte dan Scrijvers, 1999) juga membuat empat aspek untuk mengukur kualitas hidup yaitu keadaan fisik dan kemampuan fungsiolan, keadaan psikologis, dan kesejahteraan, interaksi sosial, dan keadaan ekonomi. Walaupun pembagian mengenai aspekaspek yang mempengaruhi kualitas hidup individu tertulis dalam persamaan yang berbeda-beda, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek tersebut saling berinteraksi untuk memberikan gambaran kualitas hidup individu. Berdasarkan konsep WHOQOL – BREF kualitas hidup dapat diukur dari aspek kesehatan fisik, kesejahteraan psikologis, hubungan sosial dan lingkungan .
Universitas Sumatera Utara
Dimensi kesehatan fisik terdiri dari aktivitas sehari-hari, ketergantungan pada obat-obatan dan bantuan medis, energi dan kelelahan, mobilitas, sakit dan ketidaknyamanan, tidur dan istirahat, dan kapasitas kerja. Aktivitas sehari-hari yaitu menggambarkan kesulitan dan kemudahan yang dirasakan individu pada saat melakukan kegiatan sehari-hari. Ketergantungan pada obat-obatan dan bantuan medis yaitu menggambarkan seberapa besar kecenderungan individu dalam menggunakan obat-obatan atau bantuan medis lainnya dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Energi dan kelelahan yaitu menggambarkan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh individu dalam menjalankan aktivitas sehariharinya. Mobilitas yaitu menggambarkan tingkat perpindahan yang mampu (dalam nofitri, 2009) dilakukan oleh individu dengan mudaj dan cepat. Tidur dan istirahat yaitu menggambarkan kualitas tidur dan istirahat yang dimiliki oleh individu, dan kapasitas kerja yaitu menggambarkan kemampuan yang dimiliki oleh individu (Power dalam Lopez dan Snyder, 2004). Dimensi kesejahteraan psikologi terdiri dari body image dan apprearance, perasaan egatif, perasaan positif, self- estem dan berpikir, belajar, memori, konsentrasi. body image dan apprearance yaitu menggambarkan bagaimana individu memandang keadaan tubuh serta penampilannya. Perasaan negatif yaitu menggambarkan adanya perasaan yang tidak menyenangkan yang dimiliki oleh individu. Perasaan positif yaitu menggambarkan perasaan menyenangkan yang dimiliki oleh individu. Self- estem yaitu menggambarkan bagaimana individu menilai atau menggambarkan dirinya sendiri. Berpiki, belajar, memori dan motivasi yaitu menggambarkan keadaan kognitif individu yang memungkinkan
Universitas Sumatera Utara
untuk berkonsentrasi, belajar, dan menjalankan fungsi kognitif lainnya (Power dalam Lopez dan Snyder, 2004). Dimensi hubungan sosial terdiri dari relasi personal, dukungan sosial, dan aktivitas seksual. Relasi personal yaitu menggambarkan hubungan individu dengan orang lain. Dukungan sosial yaitu menggambarkan adanaya bantuan yang didapatkan oleh individu yang berasal dari lingkungan sekitarnya. Aktivitas seksual yaitu menggambarkan kegiatan seksual yang dilakukan individu (Power dalam Lopez dan Snyder, 2004). Dimensi lingkungan terdiri dari sumber finansial, freedom, physical safety dan security, perawatan kesehatan dan perawatan social, lingkungan rumah, kesempatan untuk mendapatkan barbagai informasi baru dan keterampilan, partisipasi dan kesempatan untuk melakukan rekreasi, lingkungan fisik, dan transportasi. Sumber finansial yaitu menggambarkan keadaan keuangan individu. freedom, physical safety dan security yaitu menggambarkan tingkat keamanan individu yang dapat mempengaruhi kebebasan dirinya. Perawatan kesehatan dan perawatan sosial yaitu menggambarkan ketersediaan layanan kesehatan dan perlindungan sosial yang dapat diperoleh individu. Lingkungan rumah yaitu menggambarkan
keadaan
tempat
tinggal
individu.
Kesempatan
untuk
mendapatkan informasi baru dan keterampilan yaitu menggambarkan ada atau tidaknya kesempatan bagi individu untuk memperoleh hal-hal baru yang berguna bagi individu. Partisipasi dan kesempatan untuk melakukan rekreasi yaitu menggambarkan sejauhmana individu memiliki kesempatan dan dapat bergabung untuk berkreasi dan menikmati waktu luang. Lingkungan fisik yaitu
Universitas Sumatera Utara
menggambarkan keadaan lingkungan sekitar tempat tinggal individu sperti keadaan air, saluran udara, iklim, polusi. Transportasi yaitu menggambarkan sarana kendaraan yang dapat dijangkau oleh individu (Power dalam Lopez dan Snyder, 2004) 2.2 Komunitas Pertanian 2.2.1 Pengertian komunitas pertanian Menurut Kertajaya hermawan (2008) ,komunitas pertanian adalah sekelompok orang yang peduli satu sama lain lebih dari seharusnya, dimana dalam sebuah sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antara para anggota yang bergelut di bidang pertanian karenanya ada persamaan Menurut soenarno (2002), komunitas pertanian adalah sebuah identifikasi dan interaksi sosial yang dibangun dengan berbagai dimensi dimensi kebutuhan fungsioanal. Jadi arti dari komunitas pertanian adalah adalah kumpulan-kumpulan orang-orang disuatu wilayah tertentu dan waktu tertentu yang membentuk kelompok pertanian yang menghasilkan kebudayaan pertanian dan peraturanperaturan yang dijadikan dasar bersama.
2.2.2 Jenis-jenis pertanian Menurut Badan Peneliti Pertanian (2006) membagi atas 3 bagian: a) pertanian primitif yang mempunyai ciri-ciri diantaranya cara hidupnya berpindah-pindah, tanah yang telah ditanam akan ditinggalkan dan akan mencari lahan
Universitas Sumatera Utara
baru.Kegiatan bercocok tanam hanya satu kali, peralatannya masih primitif. b) pertanian tradisional mempunyai ciri-ciri diantaranya petani akan menerima keadaan tanah, curah hujan, sesuai dengan keadaan alamnya, penggunaan air terbatas, alat pertanian terbatas, alat pertanian masih tradisional, cara bercocok tanam biasanya akan berdasarkan ilmu yang dapat secara turun-temurun. c) pertanian modern Yang mempunyai ciri-ciri diantaranya tehnologi tani dan efisiensi usaha terus mengalami kemajuan, komoditi tani dan senantiasa berubah dan disesuaikan dengan permintaan pasar/konsumen sesuai dengan teknologi tani yang digunakan, perkembangan antara tanah, tenaga dan modal senantiasa berubah sehingga dapat berpengaruh pada jumlah penduduk tersedia kesempatan kerja dengan tehnologi usaha tani Sedangakan menurut departemen pertanian membagi pertanian menjadi: a) Pertanian dalam arti sempit Pertanian dalam arti sempit adalah bercocok tanam jadi hanya kegiatan usaha tani. Dalam arti luas pertanian meliputi cocok tanam, kehutanan, perikanan dan peternakan b) Pertanian rakyat dan perkebunan Perbedaan pertanian rakyat dengan perkebunan terutama letak dalam luas areal dan manajemennya. Pertanian rakyat termasuk perkebunan rakyat dalam areal lebih sempit dan manajemen sederhana. Menurut pemiliknya
Universitas Sumatera Utara
perkebunan dibagi menjadi perkebunan swasta nasional, joint venture, dan PIR. Akhir ini dikenal juga PIR unggas c) Pertanian tanaman makanan dan perdagangan Penggolangan ini cukup lemah sebagai contoh tanaman padi adalah bahan untuk makanan, tetapi juga dapat diperdagangkan. Dalam kehidupan praktis yang dimaksud dengan tanaman perdagangan secara umum komoditinya bukan untuk bahan makanan. Tanaman makanan terdiri atas: tanaman serealia, kacangan dan umbi-umbian d) Pertanian holtikultura dan non-holtikultura Holtikultura terdiri dari buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga-bungaan. Hasil holtikultura pada umumnya mempunyai sifat mudah busuk/rusak dan bermuatan besar. Sering disebut juga sifat seluruh hasil pertanian dan untuk tidak mudah rusak dan tidak mudah busuk e) Partanian tanaman semusim dan tanaman keras Tanaman muda dan tanaman tahunan. Contoh padi, jagung, pisang dan cabe, kentang, kacangan, dan sebagainya Tanaman semusim di bagi dua: Sekali tanam seperti padi Sekali tanam beberapakali panen seperti cabe, tomat, arcis, buncis dan sebagainya
Universitas Sumatera Utara
Tanaman keras adalah tanaman yang berumur panjang dan dapat berbuah atau panen berkali-kali.Contohnya: karet ,kelapa sawit, coklat,duren, manggadan sebagainya f) Pertanian subsistem dan perusahaan Adalah pertanian yang seluruhnya hasilnya digunakan atau dikonsumsi oleh produsennya sendirinya. Contohnya padi, jagung, dan ternak ayam untuk konsumsi sendiri. Pertanian ini hanya ada banyak di daerah Nias. g) Pertanian degeneratif dan ekstraktif Pertanian degeneratif adalah pertanian yang telah dilakukan didalamnya pemeliharaan pada proses produksinya. Dan pertanian ekstraktif adalah usaha pertanian yang mengumpulkan hasil misalnya pengambilan rotan. h) Pertanian lahan sawah dan lahan kering Pertanian ini berdasarkan pada sumber airnya Sawah irigasi Pengambilan air ke sawah disebut irigasi dan pembuangan dari sawah disebut drainase. Lahan kering Lahan yang disenantiasakan kering, lahan kering juga sering disebut lahan darat, tegalan, huma dan lading i) Pertanian modern dan tradisional Pertanian berkonotasi pada tingkat penggunaan tehnologi. Pertanian modern menggunakan mesin-mesin sedangkan pertanian tradisional sedikit memakai mesin berteknologi.
Universitas Sumatera Utara
j) Pertanian spesialisasi dan diverifikasi Pertanian
spesialisasi
adalah
pertanian
dengan
jenis
tanaman
sejenis/monokultur.mengusahakan lebih dari satu seperti tanaman dan beternak. k) Pertanian intensif dan ekstensif Terlihat dari luas tanah yang dipakai.pada pertanian intensif pemakaian lahan sempit sebaliknya untuk pertanian ekstensif dengan luas tanah yang cukup luas.
Universitas Sumatera Utara