BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian, Jenis, Sumber dan Penggunaan, serta Manajemen Modal Kerja a. Pengertian Modal Kerja Masalah modal kerja merupakan masalah yang tiada akhir. Selama perusahaan masih beroperasi, modal selalu diperlukan untuk membiayai kegiatan perusahaan sehari-hari serta untuk menjaga kontinuitas perusahaan. Menurut Weston and Brigham (1993 : 353), pengertian Modal kerja adalah : “Working capital is a firm’s investmentin short term asset-cash, marketable securities, inventory, and account receivables, working capital is current asset minus current liabilities while gross working capital is defined as current assets”. Disimpulkan bahwa modal kerja adalah seluruh investasi perusahaan ke dalam aktiva lancar yang meliputi persediaan, piutang, kas, dan surat-surat berharga , dimana seluruh investasi diharapkan kembali ke dalam perusahaan dalam waktu paling lama satu tahun.
Universitas Sumatera Utara
Menurut
Riyanto dalam Sinaga (1984 : 25), terdapat tiga konsep
pengertian modal kerja, yaitu : a. Konsep Kuantitatif Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar, dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva dimana dana yang tertanam didalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dengan demikian, modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari aktiva lancar, atau sering disebut juga sebagai modal kerja kotor (gross working capital). b. Konsep Kualitatif Modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, atau sering disebut sebagai modal kerja bersih (net working capital). c. Konsep Fungsional Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilakn pendapatan. Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Pada dasarnya dana-dana yang dimiliki perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk menghasilkan laba sesuai dengan usaha pokok perusahaan, tetapi tidak semua dana digunakan untuk menghasilkan laba periode ini ada sebagian dana yang akan digunakan untuk memperoleh laba di masa yang akan datang.
b. Jenis-Jenis Modal Kerja Modal kerja dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu sebagai berikut : a. Modal kerja Permanen (Permanent Working Capital), yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya. Modal permanen ini dapat dibedakan dalam : 1) Modal kerja primer, yaitu kerja modal minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin konstinuitas usahanya. 2) Modal kerja normal, yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.
Universitas Sumatera Utara
b. Modal Kerja Variabel (Variabel Working Capital), yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, dan modal kerja ini dibedakan antara : 1) Modal kerja musiman, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubahubah disebabkan karena fluktuasi musim. 2) Modal kerja siklis, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi. 3) Modal kerja darurat, yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumya (misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perubahan keadaan ekonomi yang mendadak). c. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Apabila sumber modal kerja lebih besar daripada penggunaannya, berarti ada kenaikan modal kerja, sebaliknya apabila penggunaan lebih besar daripada sumber, berarti penurunan modal kerja. Sumber-sumber modal kerja yang akan menambah modal kerja adalah : a. Adanya kenaikan sektor modal, baik yang berasal dari laba maupun penambahan modal saham. b. Ada pengurangan atau penurunan aktiva tetap karena adanya penjualan aktiva tetap maupun melalui proses depresiasi. c. Ada penambahan utang jangka panjang, baik dalam bentuk obligasi atau utang jangka panjang lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Penggunaan-penggunaan modal kerja yang mengakibatkan turunnya modal kerja adalah sebagai berikut : 1. berkurangnya modal sendiri karena kerugian, maupun pengambilan privasi oleh pemilik perusahaan. 2. Pembayaran utang-utang jangka panjang. 3. Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap.
d. Manajemen Modal Kerja Merupakan suatu kegiatan yang meliputi administrasi dan pengawasan terhadap modal kerja, sumber modal kerja agar kegiatan operasi dapat berjalan lancar. Pengertian manajemen modal kerja menurut Brigham and Daves (2001 : 697), “Working capital management involves both setting working capital policy and carrying out that policy in day-to-day operation”. Dapat disimpulkan bahwa manajemen modal kerja meliputi kebijakan modal kerja dan penggunaannya pada operasional perusahann sehari-hari. Jadi manajemen modal kerja meliputi semua aspek pengelolaan administrasi aktiva lancar dan kewajiban lancar dalam operasional perusahaan sehari-hari yang berpedoman sesuai dengan kebijakan masing-masing perusahan. 2. Pengertian Profitabilitas Menurut Gitman (2003 : 599) : “ profitability is the relationship between revenues and costs generated by using the firm’s asset-both current and fixed in poductive activitiers“.
Universitas Sumatera Utara
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan dapat diukur dalam rasio. Rasio profitabilitas merupakan salah satu bagian dari analisis laporan keuangan. Rasio profitabilitas ini juga dikenal dengan rasio rentabilitas. Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen perusahaan secara keseluruhan, yang ditunjukkan dengan besarnya laba yang diperoleh perusahaan dan dinyatakan dalam bentuk persentase. Profitabilitas menunjukkan bagaimana kemampuan perusahaan tersebut dengan seluruh sumber daya yang dimiliki seperti kegiatan penjualan,
kas,
modal,
jumlah karyawan, dan sebagainya untuk menghasilkan laba atau profit selama periode tertentu. Ada beberapa rasio yang biasa digunakan dalam mengukur besarnya profitabilitas. Dalam penelitian ini digunakan Return on assets. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan pada satu periode tertentu. Rasio ini diperoleh dengan cara membagi laba bersih setelah pajak denga total aktiva. Rasio profitabilitas dianggap sebagai alat yang paling tepat dalam mengukur hasil dari pelaksanaan operasi perusahaan, karena rasio profitabilitas merupakan alat pembanding pada berbagai alternatif yang sesuai dengan tingkat resiko. Return On Asset sering dijadikan alat untuk mengukur tingkat pengembalian total aktiva setelah pajak. Bertambah tinggi Return On Assets maka bertambah baik bagi perusahaan. Laba bersih mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba bersih mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian ini modal kerja diproxykan menjadi : 3. Perputaran Persediaan (ITO) Persediaan adalah aktiva perusahaan yang dimiliki dengan tujuan untuk dijual
kembali
dalam
kegiatan
normal
perusahaan
atau
akan
digunakan/dikonsumsi dalam produksi barang yang akan dijual. Stice dan Skousen yang diterjemahkan oleh Parulian dan Maulana (2006 : 654) mengemukakan bahwa : “Persediaan (atau persediaan barang dagang)secara umum ditujukan untuk barang-barang yang diimiliki perusahaan dagang, baik berupa usaha grosir maupun ritel, ketika barang-barang tersebut telah dibeli dan ada kondisi siap intuk dijual. Kata bahan baku (raw matrial), barang dalam proses (work in process), dan barang jadi (finished goods) untuk dijual ditujukan untuk persediaan di perusahaan manufaktur”. Persediaan mempunyai peran yang sangat penting bagi setiap perusahaan karena erat hubunganya dengan produksi dan penjualan. Produksi tidak akan lancar apabila persediaan bahan baku kurang, demikian pula halnya penjualan tidak akan berhasil apabila persediaan barang kurang. Menurut Horngren yang diterjemahkan oleh Yulianto (1997 : 250) “perputaran persediaan adalah rasio antara harga pokok penjualan terhadap persediaan rata-rata menunjukkan seberapa cepat persediaan tersebut dapat dijual”. Rasio ini dihitung sebagai berikut : perputaran persediaan
= Harga Pokok Penjualan persediaan rata-rata
Universitas Sumatera Utara
Persediaan rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan angka-angka mingguan, bulanan, atau tahunan. Untuk menyederhanakan kita menentukan persediaan ratarata dengan membagi jumlah persediaan pada akhir dan awal tahun dengan 2. selama jumlah persediaan yang dimiliki sepanjang tahun stabil. Rata-rata ini akan cukup akurat bagi analisis kita. Besarnya hasil perhitungan persediaan menunjukkan tingkat kecepatan persediaan menjadi kas atau piutang dagang. Persediaan dalam satu periode akan mengalami perputaran yang berbedabeda, dan tinggi rendahnya tingkat perputaran persediaan akan mempunyai pengaruh yang langsung dalam persediaan tersebut. Semakin tinggi tingkat perputarannya atau semakin cepat perputarannya berarti makin pendek terikatnya dana dalam persediaan sehingga dibutuhkan dana yang relatif kecil serta sebaliknya semakin rendah perputaran persediaannya atau semakin lambat perputarannya berarti semakin panjang terikatnya dana dalam persediaan. Dalam hal ini, juga akan berpengaruh pada pemenuhan dana yang berasal dari luar perusahaan yang harus ditanggung oleh perusahaan seperti biaya bunga, dan besarnya bunga akan ditentukan oleh lama atau pendeknya pengembalian pinjamannya. semakin tinggi tingkat perputaran persediaan (ITO) menunjukkan bahwa semakin efektif dan efisien perusahaan dalam mengelola persediaannya. Berarti laba yang didapat perusahaan semakin besar pula, besarnya laba yang diperoleh perusahaan akan memaksimalkan tingkat pengembalian asset yang diperoleh. Jadi, semakin besar tingkat pengembalian asset (ROA) yang diperoleh perusahaan merupakan salah satu indikasi bahwa profitsbilitas perusahaan menunjukkan kondisi yang baik.
Universitas Sumatera Utara
4. Perputaran Piutang (RTO) Riyanto dalam Sinaga (1984 : 76) menyatakan bahwa piutang merupakan elemen modal kerja yang juga selalu dalam keadaan berputar secara terus menerus dalam rantai perputaran modal kerja, dan piutang timbul karena adanya penjualan kredit. Piutang usaha merupakan elemen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar, artinya piutang akan tertagih pada saat tertentu dan akan timbul lagi akibat penjualan begitu seterusnya. Periode perputaran piutang usaha tergantung pada panjang pendeknya ketentuan waktu yang dipersyaratkan dalam syarat pembayaran kredit. Semakin lama syarat pembayarannya berarti semakin lama terikatnya modal keja tersebut dalam piutang dan berarti makin kecil tingkat perputaran piutang dalam satu periode dan sebaliknya. Perputaran piutang merupakan rasio aktivitas yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam penggunaan dana yang tersedia yang tercermin dalam perputaran modal. Tingkat perputaran piutang dapat diketahui dengan membagi total penjualan kredit selam periode tertentu yang berasal dari operasi normal perusahaan dengan jumlah rata-rata piutang. Perputaran Piutang =
Penjualan Kredit
Piutang rata-rata
Universitas Sumatera Utara
Perputaran piutang ini menunjukkan berapa kali sejumlah modal yang tertanam dalam piutang yang berasal dari penjualan kredit berputar selama satu periode. Dengan kata lain, rasio perputaran piutang bisa diartikan dengan berapa kali suatu perusahaan dalam setahun mampu “membalikkan” atau menerima kembali kas dari piutangnya. Semakin cepat perputaran piutang menandakan bahwa modal dapat digunakan secara efisien.
B. Tinjauan Peneliti Terdahulu 1. Seprina Ruleta Sitanggang (2008) Penelitian yang dilakukan Seprina Ruleta Sitanggang Pengaruh Perputaran Piutang terhadap profitabilitas pada PT. Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tingkat perputaran piutang terhadap profitabilitas yang diukur dengan ROA. Penelitian ini dilakukan pada PT Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan.Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan bentuk hubungan kausal (sebab akibat), terdiri dari dua variabel yaitu profitabilitas (ROA) sebagai variabel terikat dan tingkat perputaran piutang (ARTO) sebagai variabel bebas. Jenis data yang digunakan yaitu data primer berupa dan data sekunder. Teknik pengumpulan data ini adalah studi dokumentasi dan wawancara. Metode analisis yang dilakukan yaitu metode analisis regresi linear sederhana dan diuji dengan uji-t .Hasil pengujian menunjukkan bahwa tingkat perputaran piutang memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap profitabilitas.
Universitas Sumatera Utara
2. Maselina Sinaga (2008) Pengaruh perputaran modal kerja, perputaran persediaan dan perputaran aktiva terhadap tingkat profitabilitas pada industri otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa secara parsial perputaran modal kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas, perputaran aktiva operasi dan perputaran persediaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Secara simultan, perputaran modal kerja, perputaran persediaan dan perputaran aktiva operasi berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas. 3. Mariance Sitanggang (2006). Analisis hubungan aktivitas terhadap kemampuan memperoleh laba pada PT. Aneka Industri dan Jasa Medan. Hasil penelitian menunjukkan rasio perputaran persediaan, rasio perputaran total aktiva dan periode perputaran persediaan memiliki hubungan yang signifikan terhadap kemampuan memperoleh laba. Rasio perputaran piutang dan periode rata-rata pengumpulan piutang tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap kemampuan memperoleh laba.
Penelitian ini hampir serupa dengan penelitian-penelitian terdahulu yang meneliti pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas. Dalam tabel dibawah ini terdapat beberapa penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti yang sejenis.
Universitas Sumatera Utara
Peneliti
Judul
Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu Variabel
Hasil Penelitian
Penelitian Seprina Pengaruh Ruleta Perputaran Sitanggang Piutang terhadap (2008) Profitabilitas pada PT. Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan.
Variabel dependen:
Marselina Sinaga (2008)
Variabel dependen: tingkat profitabilitas
Pengaruh perputaran modal kerja, perputaran persediaan, dan perputaran aktiva operasi terhadap tingkat rentabilitas pada industri otomotif dan komponenya yang terdaftar di BEJ.
Mariance Analisis Sitanggang Hubungan (2006) Rasio Aktivitas terhadap Kemampuan Memperoleh
Return on Assets Variabel Independen: Tingkat perputaran piutang
Variabel Independen: perputaran modal kerja, perputaran persediaan dan perputaran aktiva operasi
Variable Independen : Perputaran persediaan, perputaran
Hasil pengujian menunjukkan bahwa tingkat perputaran piutang memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap profitabilitas, dari pengujian t-test yang menunjukkan signifikansi tingkat perputaran piutang berada diatas 0,05 yaitu 0,333 berarti ARTO tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada tingkat keperayaan 95%.
Secara parsial, perputaran modal kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas. Perputaran persediaan dan perputaran aktiva operasi secara parsial berpengaruh signifikan, secara simultan perputaran modal kerja, perputaran persediaan dan perputaran aktiva operasi berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas.
Rasio perputaran persediaan, rasio perputaran total aktiva dan periode perputaran persediaan memiliki hubungan yang signifikan terhadap kemampuan memperoleh laba. Rasio perputaran piutang dan periode rata-rata pengumpulan
Universitas Sumatera Utara
Laba pada PT. Aneka Industri dan Jasa Medan.
total aktiva. Variabel dependen :
piutang tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap kemampuan memperoleh laba.
Kemampuan memperoleh laba Sumber : Data yang diolah penulis, 2009
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual Modal kerja merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan karena dibutuhkan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Dalam penelitian ini modal kerja di proxykan kedalam rasio perputaran persediaan dan perputaran piutang. Perputaran persediaan mengukur kecepatan rata-rata persediaan bergerak keluar perusahaan. Semakin cepat persediaan bergerak keluar dari perusahaan. Semakin cepat persediaan dirubah menjadi barang dagang yang nantinya akan dijual oleh perusahaan maka semakin cepat pula bagi perusahaan untuk memperoleh laba. Semakin tinggi laba yang dihasilkan oleh perusahaan maka akan semakin baik bagi kelangsunagn hidup perusahaan. Keadaan perputaran persediaan yang tinggi menunjukkan bahwa semakin efisien dan efektif perusahaan dalam mengelola persediaannya. Hal ini juga menunjukkan volume penjualan yang tinggi pada perusahaan. Hal ini dapat berarti laba yang didapat oleh perusahaan semakin besar dengan mengasumsikan biaya-biaya yang terjadi. Besarnya laba yang diperoleh perusahaan akan memaksimalkan tingkat pengembalian asset
yang diperoleh perusahaan. Semakin besar tingkat
Universitas Sumatera Utara
pengembalian asset (Return On Asset ) yang diperoleh perusahaan merupakan salah satu indikasi bahwa profitabilitas perusahaan menunjukkan kondisi yang baik. Perputaran piutang dan akan mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan. Semakin cepat piutang berputar, semakin cepat perusahaan memperoleh kas yang dapat digunakan untuk opersional perusahaan. Jadi, perputaran piuang secara tidak langsung mempengaruhi operasi perusahaan yang akan berdampak pada tingkat perolehan keuntungan atau laba perusahaan. Jika perputaran piutang semakin cepat maka tingkat profitabilitas akan meningkat. Jadi terdapat pengaruh antara perputaran piutang dengan profitabilitas. Pengembalian asset (Return On Asset ) yang diperoleh perusahaan merupakan salah satu indikasi bahwa profitabilitas perusahaan menunjukkan kondisi yang baik.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian sebelumya, maka dibuat kerangka konseptualnya sebagai berikut:
Modal kerja Perputaran Persediaan (X1)
Profitabilitas -
Perputaran Piutang (X2)
Return On Assets
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang diajukan. Berdasarkan kerangka konseptual dirumuskan. Hipotesis penelitian adalah modal kerja dalam arti perputaran persediaan dan perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas baik secara parsial maupun simultan.
Universitas Sumatera Utara