9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Peneliti Terdahulu 1. Penelitian yang dilakukan oleh, Dwi Oktavia Lies Winarni, Mahasiwi Jurusan Akuntansi Universitas “Merdeka” Malang (1999). Dalam penelitian tersebut, dilakukan pengujian mengenai, “Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Semen Yang Go Public diBursa Efek Surabaya” dengan menggunakan alat analisis rasio likuiditas, leverage,aktivitas dan profitabilitas. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dalah tiga Laporan Keuangan perusahaan semen yang yang dipunlikasikan selama 5 tahun mulai tahun 1993 sampai dengan 1997. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa PT Semen
Gresik dan PT Indocemen Tunggal Prakarsa dinilai sehat, sedangkan Semen Cibinong dinilai tidak sehat akibat dampak krisis moneter akan tetapi sudah menunjukan peningkatan kearah yang lebih baik. 2. Penelitian yang dilakukan oleh, Suhadi mahasiswa jurusan manajemen Universitas Muhamadiyah malang. Dalam penelitian tersebut, dilakukan pengujian tentang analisis kinerja keuangan KUD “Dwi Sinto Abadi” dengan menggunakan alat analalisis kinerja keuangan : Rasio likuiditas ( current ratio dan quick ratio ); Rasio leverage ( total debt to equity ratio dan total debt to total asset ratio ); Rasio aktivitas ( total asset turn over dan working capital turn over ); Rasio profitabilitas ( profit margin, return on investment dan return on equity ). Hasil perhitungan secara time series bahwa kinerja koperasi menunjukkan: Berdasarkan rasio likuiditas sehat pada tahun 1999, 2000 dan
10 2001 current ratio sebesar 95,61%, 101,93% dan 107,22% pada quick ratio sebesar 93,64%, 99,46% dan 102,84%. Ditinjau dari rasio leverage sehat pada tahun 1999, 2000 dan 2001 total debt to equity ratio sebesar 1.004,05%, 838,99% dan 578,76% pada total debt to total asset ratio sebesar 90,94%, 89,35% dan 85,27%. Ditinjau dari rasio aktivitas tidak sehat pada tahun 1999, 2000 dan 2001 rasio total asset turn over berputar 4,8 kali, 3,1 kali dan 2,2 kali pada working capital turn over berputar 122,9 kali, 182,1 kali dan 37,1 kali. Berdasarkan rasio profitabilitas sehat pada tahun 1999, 2000 dan 2001 rasio profit margin sebesar 0,19%, 1,56% dan 3,96% pada rasio ROI sebesar 1,04%, 4,82% dan 8,73% pada rasio return on equity sebesar 11,57%, 45,32% dan 59,27%. Hasil perhitungan secara cross section kinerja koperasi menunjukkan: Rasio likuditas pada current ratio dan quick ratio koperasi tidak sehat. Berdasarkan rasio leverage pada total debt to equity ratio dan total debt to total asset ratio kinerja koperasi tidak sehat. Ditinjau dari rasio aktivitas pada rasio total asset turn over dan rasio working capital turn over koperasi sehat. Berdasarkan rasio profitabilitas pada rasio profit margin, retun on invesment dan retun on equity tidak sehat. Dari hasil analisis rasio di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan koperasi sudah sehat ditinjau dari rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas baik secara time series maupun cross section. 3. Penelitian yang dilakukan oleh, Rokayyah, Mahasiswi Jurusan Akuntansi Universitas “Muhammadiayah” Malang. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus pada perusahaaan telekomunikasi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (Kancatel Pamekasan) dengan judul “Analisis Laporan Keuangan untuk
11 Menilai Kinerja Keuangan Pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (Kancatel Pamekasan)”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji aspek keuangan dalam rangka pengelolaan keuangan perusahaan dan untuk mengkaji kinerja keuangan perusahaan ditinjau dari aspek keuangan. Alat analisis yang digunakan sebagai dasar analisis kinerja keuangan perusahaan adalah teknik analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan yang dipakai adalah rasio profitabilitas yang terdiri dari Profit Margin Ratio (PMR), Return On Investment (ROI) dan Return On Equity (ROE) serta rasio aktivitas yang terdiri dari Total Asset Turn Over (TATO), Fixed Asset Turn Over (FATO) dan Working Capital Turn Over (WCTO). Untuk mendukung rasio keuangan yang ada, maka digunakan analisis trend. Pada analisis trend menggunakan grafik trend untuk menggambarkan kecenderungan rasio dan perhitungan trend untuk meramalkan rasio pada tahuntahun berikutnya. Dari hasil analisis rasio keuangan dan analisis trend tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan berdasarkan rasio keuangan secara umum cukup baik karena semua rasio meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan grafik trend yang sudah digambarkan menunjukkan kecenderungan yang cukup bagus dimana semua garis rasio terus naik.
B. Pengukuran Kinerja Perusahaan Pengukuran kinerja perusahaan biasa disebut pengukuran prestasi perusahaan. Helfert (1993:52) mengemukakan bahwa prestasi perusahaan adalah hasil dari banyak kebutuhan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen. Oleh karena itu, untuk menilai prestasi perusahaan diperlukan analisis keuangan
12 berdasarkan data keuangan yang dipublikasikan seperti tercermin pada laporan keuangan yang dibuat sesuai prinsip akuntansi yang lazim. Penilaian prestasi yang berdasarkan laporan keuangan berkaitan dengan data dan kondisi masa lalu dimana mungkin sulit untuk mengekstrapolasikan harapan masa mendatang. Penilaian prestasi perusahaan pada umumnya bersifat relatif, karena kondisi dan operasi perusahaan sangat bervariasi dari satu perusahaan ke perusahaan lain dan dari satu industri ke industri lain. Terdapat beberapa analisis untuk melakukan pengukuran prestasi perusahaan yang sebagian besar didasarkan atas berjenis-jenis rasio. Suatu rasio dapat menghubungkan satu macam unsur dengan segala macam unsur lainnya seperti tingkat laba bersih dengan total aktiva, atau hutang jangka pendek dengan aktiva lancar. Rasio-rasio yang bermakna terutama untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi dan membantu menggambarkan trend dan pola perubahan tersebut yang pada gilirannya dapat menunjukkan pada analis resiko dan peluang (opportunity) bagi perusahaan yang telah ditelaah. Tujuan dari perhitungan rasio adalah untuk menilai hubungan unsur-unsur pokok yang tertentu dalam angka-angka dan untuk menentukan apakah operasi cenderung untuk menjadi lebih baik atau lebih buruk. Perbandingan rasio-rasio dari suatu perusahaan tertentu dengan perusahaan sejenis dalam beberapa periode akan memberikan petunjuk terbaik apakah posisi perusahaan itu menjadi lebih baik atau lebih buruk. Pihak-pihak yang berkepentingan dan bertanggungjawab atas penilaian prestasi perusahaan diantaranya manajer, pemilik perusahaan, pemberi pinjaman atau kreditur, pemerintah, tenaga kerja dan masyarakat. Pemerintah, tenaga kerja dan masyarakat khususnya memerlukan informasi atas prestasi perusahaandiantaranya untuk mengetahui keandalan pembayaran pajak, kemampuan untuk membayar gaji,
13 stabilitas ketenagakerjaan maupun kemampuan keuangan untuk memenuhi berbagai kewajiban sosial dan lingkungannya.
C. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Munawir (2004: 5) mengemukakan bahwa akuntansi adalah seni dari pencatatan, penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang setepat-tepatnya dan dengan petunjuk atau dinyatakan dalam uang. Definisi tersebut mengandung arti pelaporan dari peristiwa-peristiwa keuangan perusahaan atau yang dapat diartikan sebagai Laporan Keuangan. Menurut Myer (dalam Munawir 2004:5) yang dimaksud dengan laporan keuangan adalah: “Dua daftar yang disusun oleh Akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tak dibagikan (laba ditahan)”.
Menurut Sundjaja (2003:76) laporan keuangan pada dasarnya adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagaialat komunikasi antar data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data atau aktivitas perusahaan tersebut. Prinsip-prinsip akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntansi Indonesia, Jakarta 1974 dalam Munawir 2004:6) dikatakan bahwa laporan keuangan ialah neraca dan perhitungan rugi laba serta segala keterangan-keterangan yang dimuat
14 dalam lampiran-lampirannya antara lain laporan sumber dan penggunaan dana. Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa Laporan Keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang disusun pada akhir periode meliputi laporan neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan modal. 2. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan Laporan Keuangan (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002) adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat
keputusan-keputusan
ekonomi
serta
menunjukkan
pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber dayasumber daya yang dipercayakan pada mereka. 3. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu: dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan.
a.
Dapat dipahami Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami. Dalam hal ini, para pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemajuan untuk memperlajari informasi dengan ketekunan yang wajar.
b.
Relevan Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan apabila informasi tersebut dapat mempengaruhi
15
keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan (predictive), menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu (confirmatory). c.
Keandalan Informasi juga harus andal (reliable), informasi mempunyai kualitas andal jika bebas dari pegertian yang menyesatkan, kesalahan material dan penyajiannya tulus dan jujur (faithful representation) dari yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
d.
Dapat diperbandingkan Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi
dan
kinerja
memperbandingkan
keuangan.
laporan
Pemakai
keuangan
antar
juga
harus
dapat
perusahaan
untuk
mengevaluasi posisi keuangan serta perubahan posisi keuangan secara relatif. 4. Sifat Laporan Keuangan Menurut Munawir (2004:6) sifat dari laporan keuangan adalah histories serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara lain : a. Fakta yang telah dicatat (recorded fact) b. Berarti bahwa laporan keuangan ini dibuat atas dasar fakta dari catatan akuntansi, seperti jumlah uang kas yang tersedia dalam perusahaan maupun yang disimpan di Bank, jumlah piutang, persediaan barang dagang, hutang maupun aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. c. Prinsip dan kebiasaan di dalam akuntansi (accounting convention and postulate)
16 d. Berarti data yang dicatat itu didasarkan pada prosedur maupun anggapananggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim (General Accepted Accounting Principles), hal ini dilakukan dengan tujuan memudahkan pencatatan (ekspedisi) atau untuk keseragaman. e. Pendapat pribadi (personal judgement) f. Yang dimaksud adalah meskipun pencatatan transaksi telah diatur oleh konvensi-konvensi atau dalil-dalil dasar yang telah ditetapkan yang sudah menjadi standar praktek pembukuan, namun penggunaan dari konvensikonvensi dan dalil dasar tersebut tergantung pada akuntan atau manajemen perusahaan yang bersangkutan. 5. Keterbatasan Laporan Keuangan Munawir (2004:9) mengemukakan bahwa laporan keuangan memiliki keterbatasan, yaitu: a. Laporan Keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan final. b. Laporan Keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah. c. Laporan Keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli (purchasing power) uang tersebut semakin menurun, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau mencerminkan unit
17 yang dijual semakin besar, kemungkinan naiknya harga jual barang tersebut yang diikuti kenaikan tingkat harga. d. Laporan Keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktorfaktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang. 6.
Bentuk-bentuk Laporan Keuangan a.
Laporan Neraca (Posisi Keuangan) Adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari
suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu di mana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiscal atau tahun kalender, sehingga neraca sering disebut Balance Sheet(Munawir 2004:13). Neraca terdiri dari tiga bagian utama, diantaranya : 1) Aktiva, dibedakan menjadi dua, yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Munawir (2004:14) mengemukakan bahwa aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal). Ikatan Akuntan Indonesia (2002:1.10) mengklasifikasikan suatu aktiva sebagai aktiva lancar apabila: a) Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan.
18 b) Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca. c) Berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi Pos-pos yang termasuk kelompok Aktiva lancar adalah : a) Kas atau uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. b) Investasi jangka pendek, yaitu investasi yang bersifat sementara (jangka pendek) dengan maksud untuk memanfaatkan uang kas yang untuk sementara belum dibutuhkan dalam operasi, misalnya deposito dan suratsurat berharga. c) Piutang wesel, yaitu tagihan perusahaan pada pihak lain yang dinyatakan dalam suatu wesel atau perjanjian yang diatur dalam undang-undang. d) Piutang dagang, yaitu tagihan pada pihak lain sebagai akibat adanya penjualan barang secara kredit. e) Persediaan, yaitu semua barang yang diperdagangkan dimana sampai tanggal neraca barang-barang tersebut masih digudang atau belum laku dijual. f) Pendapatan yang masih harus diterima, yaitu penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan tapi masih belum diterima pembayarannya. g) Biaya dibayar dimuka. Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif permanen atau jangka panjang (umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan). Pos-pos yang termasuk kelompok Aktiva tidak lancar adalah :
19 a) Investasi jangka panjang, misalnya saham atau obligasi. b) Aktiva tetap berwujud, yaitu kekayaan yang dimiliki perusahaan yang phisiknya nampak (konkrit) dan digunakan dalam operasi yang bersifat permanen misalnya gedung, tanah, mesin, inventaris, kendaraan dan perlengkapan lain. c) Aktiva tetap tidak berwujud, yaitu kekayaan yang dimiliki perusahaan yang phisiknya tidak nampak, tapi merupakan suatu hak yang mempunyai nilai dan dimiliki oleh perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan. d) Beban yang ditangguhkan, yaitu menunjukkan adanya pengeluaran atau biaya yang mempunyai manfaat jangka panjang. e) Aktiva lain-lain, misalnya gedung dalam proses, tanah dalam penyelesaian dll. 2). Hutang Munawir (2004:18) mengemukakan bahwa hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditur. Hutang dibedakan menjadi hutang lancar dan hutang jangka panjang. Hutang lancar, adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka pendek (1 tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Hutang lancar meliputi : a) Hutang dagang, yaitu hutang yang timbul karena adanya pembelian barang dagangan secara kredit. b) Hutang wesel, yaitu hutang yang disertai janji tertulis c) Hutang pajak. d) Biaya yang masih harus dibayar.
20 e) Hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo. f) Pendapatan diterima dimuka. Hutang jangka panjang, adalah keuangan yang jangka waktupembayarannya (jatuh temponya) masih jangka panjang (lebih dari 1 tahun sejak tanggal neraca). Hutang jangka panjang meliputi: a) Hutang obligasi. b) Hutang hipotik, yaitu hak yang dijamin dengan aktiva tetap tertentu. c) Pinjaman jangka panjang lain. 3). Modal Munawir (2004:19) mengemukakan bahwa modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), surplus dan laba yang ditahan atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya.
b. Laporan Laba/Rugi Munawir (2004:26) menyatakan bahwa laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi-laba yang diperoleh oleh uatu perusahaan selama periode tertentu. Prinsip-prinsip yang umumnya diterapkan oleh perusahaan dalam menyusun Laporan Laba-Rugi adalah : 1) Bagian yang pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan (penjualan atau service) diikuti dengan harga pokok dari barang atau service yang dijual sehingga diperoleh laba kotor. 2) Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operasional yang terdiri dari Biaya Penjualan dan Biaya Umum/Administrasi.
21 3) Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh di luar operasi pokok perusahaan, yang diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi di luar usaha pokok perusahaan. 4) Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang isidentil sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002:1.14) laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos berikut : 1)
Pendapatan.
2)
Laba rugi usaha.
3)
Beban pinjaman.
4)
Bagian dari laba/rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diperlukan menggunakan metode ekuitas.
5)
Beban pajak.
6)
Laba/rugi dari aktivitas normal perusahaan.
7)
Pos luar biasa.
8)
Hak minoritas.
9)
Laba/rugi bersih untuk periode berjalan.
c. Laporan Laba Ditahan Sundjaja (2004: 27) menyatakan bahwa laporan laba ditahan merupakan laporan yang berasal dari tahun-tahun yang lalu dan tahun berjalan yang tidak dibagikan sebagai deviden. Dalam laporan dicantumkan pendapatan yang diperoleh pada tahun tertentu, deviden kas yang dibagikan dengan perubahan saldo aba yang ditahan pada awal dan akhir tahun tersebut.
22 7.
Pemakai dan Fungsi Laporan Keuangan Pemakai laporan keuangan beserta fungsinya bagi masing-masing pemakai
laporan keuangan diantaranya : a. Pemegang saham 1
Mengetahui kondisi keuangan perusahaan seperti harta, hutang, modal, biaya dan laba rugi.
2
Melihat prestasi perusahaan didalam pengelolaan manajemen perusahaan yang bersangkutan.
3
Mengetahui jumlah deviden yang akan diterima.
4
Mengetahui jumlah pendapatan perusahaan dari saham.
5
Mengetahui laba yang akan ditahan perusahaan.
6
Mengetahui perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu.
7
Kemampuan membandingkan dengan perusahaan sejenis dan perusahaan lainnya.
8
Kemampuan memutuskan apakah akan mempertahankan saham yang dimiliki, menjual atau menambahnya.
b. Investor Kemampuan untuk melihat keuntungan potensial yang akan diperoleh dari perusahaan yang bersangkutan c.
Analis Pasar Modal 1) Kemampuan melakukan analisa secara tajam dan lengkap terhadap suatu perusahaan yang go public maupun yang berpotensi masuk pasar modal. 2) Mengetahui nilai, kekuatan dan posisi keuangan perusahaan. 3) Kemampuan memberikan saran apakah sahamnya layak dibeli, apakah harus dijual, ataukah dipertahankan.
23 d. Manajer 1) Mengetahui situasi ekonomi perusahaan yang dipimpinnya. 2) Kemampuan untuk mengambil keputusan secara cepat dan tepat. 3) Kemampuan memperhitungkan atau meramalkan kondisi mendatang dengan melakukan atau membaca analisa laporan keuangan. e. Karyawan beserta Serikat Pekerja. 1) Kemampuan memutuskan apakah dia terus bekerja disana atau tidak. 2) Mengetahui hasil usaha dari perusahaan dimana dia bekerja . 3) Mengetahui jumlah modal yang dimiliki karyawan jika memang ada. 4) Mengetahui tunjangan kesejahteraan karyawan. 5) Mengetahui prospek perusahaan bagi karyawan. f. Instansi Pajak. Mempunyai dasar untuk menentukan kebenaran perhitungan pajak, pembayaran pajak, pemotongan pajak, serta untuk dasar penindakan bagi perusahaan yang bersangkutan. g. Pemberi Dana (Kreditur). 1) Mengetahui situasi dan kondisi perusahaan baik yang sudah diberi pinjaman maupun yang akan diberi pinjaman. 2) Mengetahui penggunaan dana yang akan diberikan, kondisi rasio keuangan perusahaan yang bersangkutan. 3) Kemampuan memutuskan apakah pinjaman beserta dengan bunganya dapat dibayarkan pada saat jatuh tempo. 4) Kemampuan untuk memutuskan apakah perusahaan bersangkutan layak untuk diberi pinjaman atau tidak. h. Pemasok (Supplier)
24 Kemampuan untuk mengetahui apakah perusahaan layak untuk diberifasilitas kredit, seberapa lama akan diberikan, serta sejauh mana potensi resiko yang dimiliki perusahaan bersangkutan. i. Pemerintah 1) Mengetahui apakah perusahaan telah mengikuti peraturan yang telah ditetapkan. 2) Mengetahui apakah perusahaan telah mentaati standart laporan yang telah ditetapkan atau belum. 3) Menyusun statistik pendapatan nasional serta statistik yang lainnya. j. Konsumen beserta Lembaga Konsumen 1) Terlindungnya konsumen dari kemungkinan praktek yang merugikan baik dari segi kualitas, kuantitas, harga dan sebagainya. 2) Mengetahui infomasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan terutama jika mereka terlibat perjanjian jangka panjang dengan atau tergantung pada perusahaan. k. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Adanya LSM yang bergerak di bidang perlindungan konsumen, perlindungan lingkungan, serta sarikat pekerja membuat mereka membutuhkan laporan keuangan untuk menilai sejauh mana perusahaan merugikan piahak tertentu yang dilindunginya. l.
Peneliti/Akademis/Lembaga Peringkat 1) Digunakan sebagai data primer dalam melakukan penelitian terhadap topik tertentu yang berkaitan dengan laporan keuangan atas perusahaan tertentu. 2) Mendapatkan bahan yang dapat diolah untuk mengambil suatu kesimpulan dari suatu hipotesa atau penelitian yang dilakukan.
25 3) Meningkatkan akurasi dan relevansi dalam usahanya menyusun daftar peringkat. m. Masyarakat Informasi
tentang
kecenderungan
(trend)
dan
perkembangan
terakhir
kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
D. Tinjauan Teoritis Tentang Analisis Laporan Keuangan 1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan Pengertian analisis laporan keuangan menurut Lukman Syamsuddin (1995 : 3) : “Analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnyamerupakan membandingkan angka-angka dalam laporan keuangan (laporan laba rugi dan neraca) untuk menilai keadaan perusahaan di masa lalu, saat ini dan kemungkinannya di masa depan.” Sedangkan menurut Leopold A. Berstein yang disadur oleh DwiPrastowo (1995 : 30) : ”Analisis keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.”
Dari dua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian analisis laporan keuangan merupakan perhitungan ratio-ratio keuangan perusahaan untuk membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi di masa lalu, saat ini dan kemungkinannya di masa depan. 2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan Tujuan analisis laporan keuangan menurut Dwi Prastowo (1995 : 31) mencakup empat hal. Pertama, sebagai alat screening awal dalam memilih alternatif investasi atau merger. Ke dua, sebagai alat forecasting mengenai kondisi kinerja keuangan di masa datang. Ke tiga, sebagai proses diagnosis
26 terhadap masalah-masalah manajemen, operasi atau masalah lainnya. Ke empat, sebagai alat evaluasi terhadap manajemen. 3. Metode dan Teknik Analisis Metode analisis laporan keuangan menurut Dwi Prastowo (1995 : 32-33) ; dan didukung oleh pendapat Munawir (1997 : 36) ; Dwarwanto (1996 : 55) dapat diklasifikasikan menajdi dua klasifikasi, yaitu metode analisis horizontal (dinamis) dan metode analisis vertikal (statis). Teknik-teknik analisis yang termasuk pada klasifikasi metode horisontal antara lain teknik analisis perbandingan, analisis trend (index), dan analisis sumber dan penggunaan dana. Sedangkan teknik-teknik analisis yang termasuk pada klasifikasi metode vertikal antara lain teknik analisis persentase perkomponen (comman size), analisis ratio, dan analisis impas. Penulis membatasi pembahasan dalam skripsi ini dengan menggunakan teknik analisis ratio keuangan. Analisis ratio merupakan teknik analisis laporan keuangan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi kondisi dan prestasi keuangan perusahaan. Ratio ini merupakan alat analsis yang dapat menggambarkan suatu keadan dan menunjukkan area-area yang memerlukan penelitian dan penanganan yang lebih mendalam, sekaligus menjadi dasar pembagian yang menunjukkan kondisi atau kecenderungan yang tidak dapat dideteksi bila kita hanya melihat komponenkomponen ratio itu sendiri (Dwi Prastowo, 1995 : 54) . 4. Pentingnya Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting bagi para pemakai laporan keuangan dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi. Arti dan makna yang dimaksud dalam laporan keuangan harus disimpulkan
27 melalui analisis. Interprestasi terhadap laporan keuangan itu diperlukan sehingga memberi gambaran tentang baik buruknya keadaan dan posisi keuangan suatu perusahaan agar dapat dipakai sebagai alat bantu bagi para pemilik, manajemen, kreditur dan pihak-pihak lain yang memerlukannya. 5. Penilaian Kinerja Perusahaan Penilaian kinerja perusahaan berdasarkan data keuangan yang dipublikasikan pada laporan keuangan yang dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim. Laporan ini merupakan data yang paling umum tersedia untuk tujuan tersebut. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang amat penting bagi perusahaan. Pengukuran tersebut antara lain dapat dipergunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan. Terdapat beberapa pihak yang berbeda yang berkepentingan atas keberhasilan dan kegagalan suatu perusahaan tertentu. Pandangan pihak-pihak tersebut terhadap hasil dan kinerja perusahaan sangatlah berbeda. Adapun pihak-pihak tersebut antaral ain manajemen, pemilik perusahaan atau investor, pemberi pinjaman dan kreditor, pemerintah, tenaga kerja, dan masyarakat. Untuk pembahasan penulis lebih menekankan pada penilaian kinerja keuangan dari sudut pandang manajemen, investor, dan pemberi pinjaman. 6. Objek Analisis Laporan keuangan Objek dari analisis laporan keuangan menurut Harahap (2001;198) adalah laporan keuangan itu sendiri sehingga objeknya terdiri dari: a.
Analisis Laba-rugi
b.
Analisis Neraca
c.
Analisis Arus Kas
28 Ketiga objek analisis laporan keuangan di atas dapat lebih dijelaskan menjadi sebagai berikut: 1) Analisis Laba Rugi Analisis laba rugi merupakan media untuk mengetahui keberhasilan operasional
perusahaan,
keadaan
usaha
nasabah,
kemampuannya
memperoleh laba, efektivitas operasinya. Disini yang menjadi sorotan adalah: a) Tren Penjualan b) Harga Pokok Produksi c) Biaya Overhead d) Margin yang diperoleh Poin-poin tersebut dapat dibandingkan dengan rata-rata prestasi perusahaan sejenis atau perusahaan tertentu yang dianggap sebagai saingan atau berprestasi baik. 2) Analisis Neraca Analisis neraca merupakan refleksi dari hasil yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu dan modal yang digunakan untuk melaksanakan dan mencapainya. Disini disorot mutu dan kecukupan aktiva, modal serta hubungan ketiganya, apakah ada “overstated”. Dalam analisis kerangka neraca dapat juga dirinci dalam analisis modal kerja. Begitu pula dengan analisis struktur utang dapat juga dilihat dari laporan neraca. 3) Analisis Arus Kas Analisis arus kas dapat menunjukkan pergerakan arus kas, dari mana sumber kas diperoleh dan ke mana dialirkan. Biasanya dalam laporan arus kas, sumber dan penggunaan kas diperoleh dari tiga sumber yaitu:
29 Operasional, Pembiayaan, dan Investasi. Sementara hubungan antara ketiga laporan ini akan dapat melahirkan informasi yang banyak, misalnya dengan menghubungkan Laba rugi dengan Neraca akan diketahui efektivitas sumber kekayaan yang digunakan untuk menghasilkan laba, sumber mana yang efektif dan memberikan sumbangan terhadap perusahaan. 7. Prosedur Analisis Laporan Keuangan Berbagai langkah harus ditempuh dalam menganalisis laporan keuangan. Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh menurut Prastowo (2000;41) adalah: a. Memahami latar belakang data keuangan perusahaan . b. Pemahaman latar belakang data keuangan perusahaan yang dianalisis mencakup pemahaman tentang bidang usaha perusahaan dan kebijakan akuntansi yang dianut dan diterapkan oleh perusahaan. Memahami latar belakang data keuangan perusahaan yang akan dianalisis merupakan langkah yang perlu dilakukan sebelum menganalisis laporan keuangan perusahaan. c. Memahami kondisi-kondisi yang berpengaruh pada perusahaan . d. Selain latar belakang data keuangan, kondisi-kondisi yang mempunyai pengaruh terhadap perusahaan perlu juga untuk dipahami. Kondisi-kondisi yang perlu dipahami mencakup informasi mengenai trend (kecenderungan) industri dimana perusahaan beroperasi, perubahan teknologi, perubahan selera konsumen, perubahan faktor-faktor ekonomi seperti perubahan pendapatan perkapita, tingkat bunga, tingkat inflasi dan pajak, dan perubahan yang terjadi didalam perusahaan itu sendiri, seperti perubahan posisi manajemen kunci.
30 e. Mempelajari dan mereview laporan keuangan . f. Kedua langkah pertama akan memberikan gambaran mengenai karakteristik (profil) perusahaan. Sebelum berbagai teknik analisis diaplikasikan, perlu dilakukan review terhadap laporan keuangan secara menyeluruh. Tujuan langkah ini adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan telah cukup jelas menggambarkan data keuangan yang relevan dan sesuai dengan standar akuntansi keuangan. g. Menganalisis laporan keuangan . h. Setelah memahami profil perusahaan dan mereview laporan keuangan, maka dengan menggunakan berbagai metode dan teknik analisis yang ada dapat menganalisis laporan keuangan dan menginterpretasikan hasil analisis tersebut (bila perlu disertai dengan rekomendasi). 8. Kelemahan Analisis Laporan Keuangan Dikemukakan oleh Harahap (2001;201), kelemahan analisis laporan keuangan antara lain: a. Analisis laporan keuangan didasarkan pada laporan keuangan, oleh karenanya harus selalu diingat kelemahan dari laporan keuangan agar kesimpulan dari analisis tidak salah. b. Objek analisis laporan keuangan hanya laporan keuangan. untuk menilai suatu laporan keuangan tidak cukup hanya dari angka-angka laporan keuangan. tetapi juga harus melihat aspek lainnya seperti tujuan perusahaan, situasi ekonomi, situasi industri, gaya manajemen, budaya perusahaan, dan budaya masyarakat. c. Objek analisis adalah data historis yang menggambarkan masa lalu dan kondisi ini dapat berbeda dengan kondisi masa depan.
31 d. Jika kita melakukan perbandingan dengan perusahaan lain maka perlu dilihat beberapa perbedaan prinsip yang bisa menjadi penyebab perbedaan angka, misalnya: 1)
Prinsip Akuntansi
2)
Size atau Ukuran Perusahaan
3)
Jenis Industri
4)
Periode Laporan
5)
Laporan Individual atau Laporan Konsolidasi
6)
Motif perusahaan apakah profit motive atau non profit motive
e. Laporan keuangan hasil konsolidasi atau hasil konversi mata uang asing perlu mendapat perhatian tersendiri karena perbedaan bisa saja timbul karena masalah kurs konversi atau metode konsolidasi.
E. Analisis Rasio Keuangan Dengan menganalisis prestasi keuangan akan dapat menilai apakah manajer keuangan dapat merencanakan dan mengimplementasikan ke dalam tindakan secara konsisten dengan tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Disamping itu, analisis semacam ini juga dapat dipergunakan oleh pihak lain seperti bank, untuk menilai apakah cukup beralasan (layak) untuk memberikan tambahan dana atau kredit baru, calon investor untukmemproyeksikan prospek perusahaan di masa datang (Agus Sartono, 1996 : 19). Untuk melakukan analisis ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan dengan perusahaan sejenis dalam industri itu sehingga dapat diketahui bagaimana posisi perusahaan dalam industri. Dalam membandingkan ratio keuangan perusahaan, dasar yang digunakan untuk menentukan suatu ratio perusahaan
32 dikatakan baik atau tidak, apabila dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis ratio tersebut lebih tinggi atau sama, maka ratio dikatakan baik atau likuid apabila ratio suatu perusahaan lebih tinggi atau sama dengan perusahaan yang diperbandingkan. Ratio dikatakan kurang likuid jika ratio perusahaan di bawah ratio perusahaan yang diperbandingkan.
F. Jenis-jenis Analisis Ratio Keuangan Dari beberapa pendapat, Agus Sartono (1996 : 120) ; Dwi Prastowo (1995 : 54) ; Djarwanto (1996 : 128) ada 4 jenis analisi sratio yang bisa digunakan dalam penilaian kinerja keuangan peruashaan, meliputi “Ratio likuiditas, ratio leverage, ratio aktivitas, ratio profitabilitas, untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang berkepentingan sebelum pengambilan keputusan terdapat suatu perusahaan.” 1. Ratio Likuiditas Ratio likuiditas adalah ratio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang berjangka pendek tepat pada waktunya. Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah untuk diubah menjadi kas, meliputi: kas, surat berharga, piutang, persediaan. Ratio-ratio yang digunakan dalam ratio likuiditas ada dua yaitu current ratio dan acid test ratio. Adapun manfaat ratio likuiditas dengan perhitungan current ratio adalah mengukur kemampuan perusahaan memenuhi utang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya. Sedangkan dengan perhitungan acid test ratio untuk mengukur seberapa baik perusahaan dapat memenuhi kewajibannya tanpa terlalu tergantung pada persediaannya. Kelemahan ratio likuiditas menunjukkan bahwa current ratio mengukur suatu kondisi yang statis, seolah-olah perusahaan hendak mengadakan likuidasi. Dan dalam perhitingan acid
33 test ratio aktiva lancar mengandung persediaan yang relatif sukar untuk ditentukan kapan menjadi uang kas sehingga banyak yang menganggap ratio ini kurang mencerminkan tingkat likuiditas perusahaan. a. Current ratio atau ratio lancar Current ratio merupakan perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan utang lancar untuk memperlihatkan keamanan pemberi utang. Secar formulasi dinyatakan oleh Agus Sartono (1996 : 120) sebagai berikut:
Aktiva Lancar Current ratio = Hutang Lancar
x 100% =..........%
b. Acid test ratio atau ratio cepat Acid test ratio yaitu perbandingan antara aktiva lancar dikurangi persediaan denagn utang lancarnya.
Aktiva lancar - Efek Cash ratio =
x 100% =.......% Hutang lancar
2. Ratio Leverage Ratio leverage adalah ratio yang menunjukkan kapasitas perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik itu jangka pendek maupun jangka panjang. Manfaat dalam ratio leverage dengan menghitung debt to equity ratio dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, dapat dilihat tingkat resiko tidak tertagihnya suatu utang. Dan dengan menghitung time interest earned ratio digunakan untuk mengukur kemampuan operasi perusahaan dalam memberikan proteksi kepada kreditur jangka panjang, khususnya dalam membayar bunga. Kelemahan ratio leverage dalamperhitungan debt to equity ratio yang menganalisis proporsi hutang dengan modal pada pokoknya bersifat statis mengenai kondisi keuangan perusahaan pada suatu titik waktu tertentu. Dan dalam time interest earned ratio, ratio belum memuaskan untuk analisis kelayakan kredit, yang
34 mencakup kemampuan perusahaan untuk membayar baik bunga maupun pokok sesuai jadwal ya ng disetujui dalam kontrak, atau dengan kata lain melunasi hutang.
a. Debt Assets Ratio Secara formulasi dinyatakan oleh Agus Sartono (1996 : 128) sebagai berikut: DAR
Total Hutang
Debt Assets Ratio =
= …..kali Total Aktiva
b. Debt to equity ratio Secara formulasi dinyatakan oleh Agus Sartono (1996 : 128) sebagai berikut:
DER
Total Hutang
Debt Eequity Ratio =
= …..kali Total Modal
3. Ratio Aktivitas Ratio aktivitas adalah ratio yang menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan asset, untuk memperoleh penjualan. Ratio yang digunakan dalam ratio aktivitas ada lima yaitu perputaran total aktiva, perputaran aktiva tetap, periode pengumpulan piutang, perputaran piutang, perputaran persediaan (Agus Sartono, 1996 : 121). Manfaat ratio aktivitas adalah menentukan seberapa besar efisiensi investasi pada berbagai aktiva. Dengan kata lain ratio aktivitas menunjukkan bagaimana sumber daya telah dimanfaatkan secara optimal. Kelemahan dalam ratio aktivitas, dari perhitungan perputaran aktiva, walaupun mudah untuk menghitungnya, namun perputaran aktiva keseluruhan hanya merupakan ukuran kasar, karena neraca sebagian besar perusahaan berisi tentang berbagai aktiva yang dicatat pada harga perolehan masa lalu yang berbeda
35 dibanding harga sekarang. Dalam perhitungan perputaran persediaan tidak akan dapat dinilai secara tepat kecuali dilakukan perhitungan fisik, verifikasi dan penaksiran nilai. Sedangkan dengan perhitungan perputaran piutang, piutang usaha yang belum dilunasi apakah pada akhir periode betul-betul mencerminkan jumlah penjualan kredit yang belum dapat ditagih dengan syarat kredit yang normal. a. Perputaran total aktiva menunjukkan bagaimana tingkat efektivitas perusahaan dalam menggunakan seluruh aktiva untuk mendapatkan penjualan dan mendapatkan laba. Secara formulasi dinyatakan oleh Agus Sartono (1996 : 127) sebagai berikut: ITO
Penjualan
Total Assets Turn Over =
=…....kali Total Aktiva
b. Periode pengumpulan piutang Periode pengumpulan piutang yaitu rata-rata hari yang diperlukan untuk mengubah piutang menjadi kas. Secara formulasi dinyatakan oleh Agus Sartono (1996 : 125) sebagai berikut: COP
Piutang rata x360
Average Collectin Period =
=.......hari Penjualan kredit
c. Perputaran piutang Secara formulasi dinyatakan oleh Agus Sartono (1996 : 125) sebagai berikut: Penjualan Kredit Receivable Turn Over =
= ......kali Piutang
d. Perputaran persediaan Ratio ini mengukur berapa kali persediaan perusahaan telah dijual selama periode tertentu, misalnya selama tahun tertentu. Angka ini mengukur efektivitas pengelolaan persediaan dalam perusahaan.
36 Harga poko penjualan Inventory Turn Over =
=......kali Persediaan rata-rata
4. Ratio profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Manfaat ratio profitabilitas menunjukkan seberapa baik perusahaan telah beroperasi selama tahun itu, dan membantu investor dalam perhitungan laba dan mengetahui seberapa banyak yang diinvestasikan kembali dan seberapa banyak yang dibayarkan sebagai deviden. Sedangkan kelemahan ratio profitabilitas dalam perhitungan EPS adalah jumlah saham yang beredar dalam satu tahun itu bervariasi pada banyak perusahaan, yang disebabkan oleh penerbitan saham baru, atau oleh penarikan saham lama yang baru, atau oleh penarikan saham lama yang beredar, sehingga digunakan jumlah rata-rata saham yang beredar dalam satu tahun dalam perhitungan ini. a. Gross Profit Margin (GPM) menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba kotor pada tingkat penjualan tertentu.
GPM
Penjualan-harga pokok
Operating Profit Margin =
x 100% Penjualan
b. Operating Profit Margin (OPM) menghitung sejauh mana kemampuan peruashaan menghasilkan laba operasi pada tingkat penjualan tertentu.
OPM Penjualan-HPP-By umum Operating Profit Margin = x 100% Penjualan
37
c. Net profit margin (NPM) menghitung sejauh mana kemampuan peruashaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. NPM Net Profit Margin =
Laba setelah pajak x 100% Penjualan
d. Return on investment (ROI) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan
seluruh
sumbernya
untuk
menghasilkan
laba,
dengan
membandingkan laba setelah pajak terhadap total aktiva.
ROI Laba setelah pajak Return on investment = Total Aktiva
x 100%
e. Return on equity secara formulasi dinyatakan oleh Agus Sartono (1996 : 131) sebagai berikut: ROE Laba setelah pajak Return On Equity = Modal sendiri
x 100%
G. Kerangka Pemikiran Analis terhadap perusahaan semen dilakukan dengan menggunakan analisis laporan keuangan. Data yang diperlukan adalah data laporan neraca dan laporan laba rugi perusahaan semen yang go public di Bursa Efek Jakarta. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis rasio untuk mengetahui likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas perusahaan, serta analisis Z-Skor Altman Indeks untuk mengetahui apakah perusahaan akan mengalami kebangkutan. Analisis dilakukan terhadap data laporan keuangan dan perkembangan kinerja perusahaan selama tiga tahun terakhir. Skema kerangka pemikiran disajikan pada gambar 2.1.
38
PERUSAHAAN SEMEN
Laporan Kuangan 2004-2006 1) Neraca 2) Laba Rugi
Analisa Rasio Keuangan 1) Likuiditas 2) Leverage 3) Aktivitas 4) Profitabilitas
Hasil Analisis Kinerja Perusahaan
Memberikan Kesimpulan dan saran
Gambar 2.1. Skema kerangka Pemikiran
Rasio Industri