9
BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 TinjauanUmum II.1.1 Pengertian Hotel Transit Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) tahun 2001, hotel adalah bangunan berkamar banyak yang disewakan sebagai tempat untuk menginap dan tempat makan orang yang sedang dalam perjalanan. Bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan, penginapan, makan dan minum. Banyak arti tersendiri mengenai hotel, sehingga definisi hotel terus berkembang seperti berikut. •
Menurut Menteri Perhubungan, hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan berikut makan dan minum. (SK. Menhub.RI.No.PM.10/PW.391/PHB77.)
•
Menurut AHMA (American Hotel & Motel Association) hotel adalah suatu tempat dimana disediakannya penginapan, makanan, minuman, serta pelayanan lainnya, untuk disewakan bagi para tamu atau orang-orang yang tinggal untuk sementara waktu. Hotel sendiri terbagi-bagi jenisnya tergantung dari sistem yang membagi jenis
hotel tersebut. Menurut Michael Tedja (2002), sistem pembagian jenis hotel terdiri atas: •
Hotel berdasarkan sistem pelayanannya
•
Hotel berdasarkan paket pelayanannya
•
Hotel berdasarkan lokasi
•
Hotel berdasarkan sistem operasional
•
Hotel berdasarkan kelas
•
Hotel berdasarkan star system
10
Berdasarkan pembagian tersebut, yang kita tinjau dalam skripsi ini adalah kategori hotel berdasarkan sistem pelayanannya dimana di dalam kategori tersebut terbagi lagi menjadi berbagai jenis hotel yang salah satunya adalah hotel transit. Pada Laporan Teknis Berkala Arsitektur Vol.10 No.1, Januari 2002, Michael Tedja mengatakan bahwa hotel transit biasanya berdekatan dengan tempat pusat transportasi, seperti lapangan udara, stasiun kereta api, ataupun terminal bis antarkota. Waktu yang diperlukan untuk mereka singgah di hotel transit paling lama 24 jam. Biasanya mereka hanya istirahat sejenak, bahkan kadang hanya untuk sekedar mandi. Fasilitas yang disediakan pada hotel transit biasanya hanya berupa restoran yang sebanding dengan jumlah kamar. Hotel dapat dibagi menjadi 4 area aktivitas, yaitu: Private area Merupakan area untuk kegiatan pribadi pengunjung, seperti kamar pada hotel. Public area Merupakan area pertemuan antara karyawan dengan tamu dan juga tamu dengan tamu Semi Public area Merupakan
area
untuk
kegiatan
para
karyawan
terutama
karyawan
administrasi,ruang rapat, zona di mana hanya orang-orang tertentu yang dapat memasukinya Service Merupakan area khusus untuk karyawan, di sini segala macam pelayanan disiapkan untuk kebutuhan pengunjung. Secara pembagian jenis pekerjaannya, hotel terbagi menjadi 2 bagian besar yakni front office, dan back office. Ruangan front office dan back office terdiri dari berbagai macam ruang yang dapat memfasilitasi pekerja-pekerja hotel tersebut.
11
Hampir semua kegiatan yang ada dikantor (front office) depan berhubungan dengan tamu, baik secara langsung maupun tidak langsung. Ruang-ruang yang tersedia pada front office antara lain lobby, front desk/reception. Back office merupakan area kantor para pekerja hotel/pengelola, biasanya mengurusi masalah administrasi hotel yang tidak berhubungan secara langsung ke pengunjung hotel seperti keuangan, occupancy dan lainnya. Ruang-ruang yang tersedia pada back office antara lain ruang manager, ruang pengelola, ruang building management, dan sejenisnya. Setelah melihat 4 pembagian area aktivitas, ruang-ruangnya terbagi atas 2 bagian besar yakni area depan dan area belakang atau bisa kita sebut Front of the House dan Back of the House (Joseph de Chiara,1973).
II.1.1.1 Front of the house (sektor depan hotel) Front of the house terdiri dari private area dan public area. Yang termasuk dalam area front of the house yaitu: Guest Room Kamar tamu, ruang tempat tamu menginap Public Space Area Merupakan tempat dimana suatu hotel dapat memperlihatkan isi dan tema yang ingin disampaikan kepada tamunya. Daerah ini menjadi pusat kegiatan utama dari aktivitas yang terjadi pada hotel, dalam hal ini menjadi jelas bahwa wajah sebuah hotel dapat terwakili olehnya. Lobby Tempat penerima pengunjung untuk mendapatkan informasi, mengurus administrasi dan keuangan yang bersangkutan dengan penyewaan kamar. seperti yang telah disebutkan sebelumnya sebagai area front office. Ruang-ruang yang termasuk dalam lobby:
12
•
Entrance hall Ruang penerima utama yang menghubungkan ruang luar atau dengan
ruang-ruang dalam hotel. Bersifat terbuka dengan besaran ruang yang cukup luas •
Front desk / Reception desk Terdiri atas ruang - ruang personil front desk yang berfungsi untuk
proses dan mengelola administrasi pengunjung •
Guest elevator Sarana sirkulasi vertikal untuk para tamu dari lobby atau publik area
menuju guest room atau fungsi lainnya di atas. •
Sirkulasi Merupakan hal penting dalam publik area yang berfungsi sebagai sarana
untuk menghubungkan fungsi-fungsi di dalamnya untuk kegunaan pengunjung Seating Area Wadah bagi tamu untuk beristirahat atau sekedar berbincang-bincang. Sarana ini sangat berguna untuk kontak sosial di antara pengunjung. Retail Area Menyediakan kebutuhan pengunjung. Support function Sarana penunjang untuk tamu yang berada si publik area, antara lain seperti toilet, telepon umum, mesin ATM, dan lain-lain. Food and Beverages outlets Berupa restoran, coffee shop, lounge, bar
13
II.1.1.2 Back of the house (sektor belakang hotel) Back of the house terdiri dari area servis. Area-area yang termasuk back of the house antara lain: Daerah dapur dan gudang (food and storages area) Merupakan gudang penyimpanan makanan dan minuman. Terdapat gudang kering dan gudang basah, disesuaikan dengan kebutuhan makanan dan minuman yang dimasukkan. Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum Merupakan tempat turun-naik barang dari dan ke dalam mobil pengangkut Daerah pegawai / staff hotel (employees area) Merupakan ruang karyawan yang berisi loker untuk karyawan, gudang, dll Daerah pencucian dan pemeliharaan (laundry and housekeeping) Untuk hotel berbintang, laundry berukuran cukup luas dan berfungsi sebagai tempat mencuci, mengeringkan, setrika, dan mesin press yang digunakan untuk melayani tamu dan juga karyawan. Pada area house keeping, terdapat ruang kepala dan asisten departemen, gudang, tempat menjahit kain, sarung bantal, gorden, dll. Yang disiapkan untuk melayani tamu hotel. Daerah mekanikal dan elektrikal (Mechanical and Engineering Area) Berisi peralatan untuk heating dan cooling yang berupa tangki dan pompa untuk menjaga sistem operasi mekanikal secara keseluruhan.
II.1.2 Pengunjung Hotel Transit Proyek ini berlokasi di Thamrin, maka target pengunjung hotel transit di area tersebut yang potensial antara lain adalah para pekerja/karyawan di kawasan perkantoran di wilayah tersebut. Ditambah lokasi yang berseberangan dengan stasiun
14
sudirman, maka target pengunjung juga mengarah ke para pengguna kereta commuter sudirman. Stasiun sudirman juga diwacanakan akan menjadi salah satu stasiun yang akan dilewati kereta commuter menuju ke bandara Soekarno-Hatta (Detik; dalam article: Proyek Kereta Jadi, Sudirman-Bandara Soekarno Hatta 60 Menit, 2012)sehingga potensi pengunjung menjadi berkembang juga kepada para businessman yang melakukan perjalanan dinas antar kota. II.1.3 Pengertian Hotel Kapsul Secara umum, hotel kapsul memiliki target pasar yakni para businessman yang melakukan dinas luar ataupun karyawan kantoran yang membutuhkan tempat untuk singgah sementara di kala mereka kesulitan untuk mendapatkan angkutan umum untuk sampai ke rumah karena sudah terlalu malam. Dengan target pasar businessman dan pekerja kantoran, hotel kapsul perlu menyediakan fasilitas-fasilitas pendukung untuk para businessman dan pekerja kantoran tersebut. Namun mari kita tinjau perlahan dengan apa yang dimaksud hotel kapsul dan kita lihat beberapa pengertian tentang hotel kapsul tersebut. A capsule hotel (
カプセルホテル kapuseru hoteru) is a type of hotel, developed
in Japan, that features a large number of extremely small "rooms" (capsules) intended to provide cheap and basic overnight accommodation for guests not requiring the services offered by more conventional hotels. –Wikipedia
15
Gambar 1 Tempat tidur kapsul Sumber: google image search Menurut wikipedia, hotel kapsul merupakan sebuah tipe hotel yang ada di Jepang yang memiliki sekian banyak kamar berukuran kecil (kapsul) yang dimaksudkan untuk mengakomodasi pengunjung untuk melewati satu malam dengan harga yang murah dan tidak menawarkan pelayanan seperti hotel-hotel pada umumnya. Kamar yang kecil menjadi kata kunci di sini. Menurut A.K. Bhatia di dalam bukunya The Business of Tourism: Concept and Strategist, hotel kapsul adalah sebuah inovasi dalam pasar budget hotel yang dimana budget hotel adalah sebuah hotel dengan fasilitas yang berkelas namun dengan harga yang relatif murah. Namun pengembangan hotel kapsul dalam proyek ini tidak ditekankan kepada harga yang murah. Kata kunci pada kalimat A.K. Bhatia di sini adalah inovasi. Hotel kapsul memiliki 2 tipe, dapat kita lihat di beberapa contoh di bawah ini jenis hotel kapsul berdasarkan jenis kamar tidurnya. Jika secara harfiah, pada arti kata hotel
kapsul
menurut
wikipedia,
pada
kata
extremely
small
room
cukup
menggambarkan bahwa seharusnya hotel kapsul hanya memiliki tipikal kamar tidur yang sangat kecil seperti gambar 6 diatas. Namun hotel kapsul memiliki jenis lain yang dapat kita artikan sebagai sebuah kapsul yang memfasilitasi kegiatan seseorang untuk beristirahat. Tipe hotel kapsul ini seperti jenis hotel kapsul Nakagin rancangan Kisho Kurokawa. Nakagin dibangun pada tahun 1972. Dengan konsep metabolism architecture yang dibawa oleh Kurokawa.
16
Gambar 2 Nakagin Capsule Hotel Sumber: arcspace photograph Menurut Megan Sveiven (2011) pada situs archdaily, Nakagin merupakan sebuah hotel kapsul pertama dalam dunia arsitektur. Tiap kapsulnya memiliki ukuran 4x2.5m yang dirancang sedemikian rupa agar bisa ditinggali oleh 1 orang dengan nyaman. Di dalam tiap kapsulnya tersedia fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh pengguna seperti televisi, telepon, meja kerja, lemari, kasur, dan lain-lain.
Gambar 3 Room Facility At Nakagin Sumber: arcspace photograph Hotel kapsul jenis ini memiliki sirkulasi berjalan di dalamnya, sehingga tingkat privasi bagi pengguna lebih terjaga jika dibandingkan dengan jenis hotel kapsul yang menggunakan sleeping box. Tiap box capsule tersusun sedemikian rupa dan "ditempel" ke bagian core bangunan dengan menggunakan crane.
17
Tidak hanya Nakagin, beberapa hotel kapsul lainnya juga menerapkan sistem ruangan kapsul yang lebih besar. yang memuat kamar mandi menjadi salah satu bagian dari kapsul tersebut. Secara bentuk, hotel-hotel ini masih termasuk di dalam golongan hotel kapsul meskipun hotel-hotel ini menamakan jenis mereka menjadi cabin hotel.
Gambar 4 first-cabin hotel Sumber: first-cabin.jp Cabin hotel memiliki fasilitas yang kurang lebih setara dengan first-class hotel. Dengan fasilitas seperti ini dan memiliki jenis ruangan yang relatif kecil, rasanya cabin hotel memenuhi kriteria dr hotel kapsul yang diungkapkan oleh wikipedia.org dan A.K. Bhatia. Pada kutipan A.K Bhatia mengenai hotel kapsul, terdapat kata inovasi hotel, fasilitas mewah, sedangkan pada pengertian hotel kapsul dari wikipedia.org terdapat kata kamar yang kecil. Cabin hotel memiliki fasilitas mewah, serta ruangan yang kecil dan termasuk sebuah inovasi dalam dunia perhotelan. Cabin hotel biasanya berlokasi di area bandar udara, terminal, stasiun kereta api antar kota, karena cabin hotel memilih pasar para traveller yang ingin beristirahat sejenak untuk menunggu delay pesawat, ataupun tempat transit.
Gambar 5 yotel, heathrow airport, London. Sumber: yotel.com
18
Seperti pada hotel jenis lainnya, hotel kapsul memiliki 2 zona yang terpisah yakni zona private dan zona public. Pembagian zona tersebut membagi ruang-ruang bagi pengguna hotel kapsul seperti ruang untuk kapsul tidur dan ruang-ruang yang bersifat umum seperti ruang loker, ruang komunal, cafe, restoran, bar, dan lainnya. Sistem yang diberlakukan hotel kapsul masih terbilang sama dengan jenis hotel lainnya, pengunjung melakukan check in, membersihkan diri, makan/minum, tidur, lalu check out. Karena sistem yang diberlakukan di hotel kapsul menyerupai hotel transit, maka waktu menginap pada hotel kapsul tidak masuk rentang waktu yang lama. Rentang waktu menginap pada hotel kapsul secara umum kurang dari 24 jam. Salah satu hotel kapsul di Jepang seperti 9hour justru sudah membagi waktu untuk check-in dan check out dalam waktu 9 jam untuk penggunaan daytime.
Gambar 6 Konsep Waktu Inap di Hotel 9hour, Jepang Sumber: 9hour.jp Beberapa fasilitas dan ruang-ruang yang tersedia di kapsul hotel juga masih terbilang tidak banyak berbeda dengan jenis hotel lain, namun jika dibandingkan bisa dilihat bahwa kebutuhan rekreasi tidak menjadi prioritas dalam penyediaan fasilitas di hotel kapsul ini.
Gambar 7 Ruang Loker Pada Hotel Kapsul
19
Beberapa ruang yang mungkin berbeda jika dibandingkan dengan jenis hotel lain adalah ruang loker. Dikarenakan ukuran unit hotel kapsul yang terbilang kecil, hotel kapsul menyediakan ruang loker untuk tempat penitipan barang bagi pengguna yang memiliki banyak barang bawaan yang tidak bisa dibawa ke dalam unit kapsul terutama jika hotel kapsul mengadopsi unit kapsul tipe sleeping box.
II.1.4 Penerapan Hotel Kapsul Di Indonesia, Hotel jenis kapsul masih terbilang jenis hotel baru. Keberadaan jenis hotel ini masih termasuk asing bagi warga Indonesia termasuk Jakarta. Hotel kapsul merupakan hotel dengan ukuran yang sangat kecil yang memuat 1 orang dan memiliki fasilitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan orang yang tinggal di dalamnya. Penerapannya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pengguna di Indonesia yang sesuai dengan kondisi perilaku masyarakat di Indonesia. Jika dilihat dari fasilitas dan pelayanannya, di Jepang hotel kapsul dikategorikan sebagai jenis hotel transit dimana hotel kapsul melayani para pengguna yang transit karena tertinggal kereta dan ingin mengejar waktu di keesokan harinya. Hal tersebut dapat diterapkan di lokasi proyek ini. Dikarenakan lokasi yang berdekatan dengan jalur kereta commuter, busway dan berada di central business di Jakarta.
20
II.2TinjauanKhusus II.2.1 Pengertian Sandwich Panel Sandwich panel is a three-layer element comprising of two thin, flat facing plates of relatively higher strength material and between which a thick core of relatively lower strength and density is encased or it could consists of thin skin box of relatively higher strength material in-filled with relatively weaker and lower density material known as core. (Salihuddin-2008).
Gambar 8 Lapisan Sandwich panel Sumber: Studi Eksperimental Tentang Perilaku Lentur Panel Sandwich Beton. Angela. (2007). Undergraduate Thesis, F. Tek. Undip Menurut Allen di tulisannya "An Account on the Construction of the Britannia and Conway Tubular Bridges" (1969), sandwich panel merupakan panel yang terdiri atas dua lapisan tipis, kaku dan kuat dari material dengan berat jenis yang rendah, yang memiliki kekakuan dan kekuatan yang lebih rendah dari lapisan pengapitnya. Dua lapisan tipis yang terdapat pada sandwich panel ini disebut dengan lapisan kulit, dan satu lapisan tengah disebut dengan lapisan inti. Selama konfigurasi lapisannya terdiri dari 3 lapis dan lapisan inti memiliki berat jenis dan kekakuan yang lebih rendah maka panel tersebut dapat disebut sebagai sandwich panel.
21
II.2.2 Jenis Sandwich Panel Menurut Salihuddin, pada penelitiannya “Development of Lightweight Ferrocement Sandwich Panels for Modular Housing & Industrialized Building System” terbagi menjadi 4 jenis berdasarkan perbedaan lapisan intinya, yakni foam core, honeycomb sandwich, web core sandwich, truss core/corrugated core sandwich.
Gambar 9 Jenis Sandwich Panel Berdasarkan perbedaan lapisan intinya sumber: Salihuddin, 2008 Produk sandwich panel berupa honeycomb core, dan corrugated core, memiliki lapisan kulit yang merupakan material seperti lapisan tipis alumunium; sedangkan lapisan inti terbuat dari material yang juga dari lapisan alumunium namun dengan bentuk yang diatur sedemikian rupa hingga berombak-ombak ataupun menyerupai bentuk sarang lebah.
22
Gambar 10 Sandwich Panel dengan Honeycomb core Sumber: Wikipedia.org
Gambar 11 sandwich panel dengan Corrugated Core Sumber: google image search Sedangkan jenis sandwich panel dengan lapisan inti berupa foam, biasa disebut juga dengan nama Insulated Metal Panel. Foam core yang terdapat pada Insulated Metal Panel adalah foam dengan jenis foam polymer (polystyrene foam, extruded polystyrene foam, or polyurethane foam) yang biasa kita sebut juga dengan nama styrofoam.
23
Jenis-jenis sandwich panel seperti disebutkan sebelumnya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Sandwich panel dengan tipe honeycomb, web core, dan truss/corrugated core memiliki kelebihan yakni ruang kosong di lapisan inti yang dapat dimanfaatkan untuk lewatnya jalur-jalur instalasi saat panel tersebut dimanfaatkan sebagai dinding. Namun untuk sandwich panel dengan foam core, perlu dilakukan treatment khusus untuk lewatnya jalur instalasi. II.2.3 Penggunaan Sandwich Panel Penggunaan sandwich panel sudah diterapkan pada berbagai jenis benda seperti pesawat ruang angkasa, kapal laut, dunia otomotif dan industri transportasi karena untuk mendapatkan cara terbaik mengaplikasikan komponen yang memiliki berat jenis dan struktur yang ringan tapi dengan daya pengikat, dan daya tahan yang tinggi (Mahfuz, H., Muhammad, S.I., Vijaya,,K.R, Mrinal, C.S. and Shaik J.,2004). Dengan konsep hotel kapsul lepas-pasang, maka sandwich panel ini bisa diterapkan sebagai dinding kapsul sehingga berat jenis kapsul mejadi lebih ringan dan mudah untuk mengaplikasikan konsep lepas pasang. Sampai saat ini, penerapan sandwich panel yang sering digunakan dalam dunia arsitektur adalah sebagai fasad bangunan, cladding, partisi, ceiling. Material yang digunakan tersebut adalah Alumunium Composite Panel (ACP). ACP merupakan panel yang terdiri dari 2 lembar alumunium yang ditempel pada material non alumunium sebagai pengikatnya.
Gambar 12 Orchard Library / HMC Architect, Contoh Penerapan ACP Sumber: archdaily.com
24
Gambar 13 Material Alumunium Composite Panel, salah satu jenis Sandwich Panel Sumber: google image search Adapun jenis sandwich panel yang diterapkan sebagai panel dinding antara lain adalah Insulated Metal Panel (IMP). Penerapan sandwich panel sebagai dinding pada IMP menggunakan foam core sebagai inti lapisan yang berfungsi menjadi sebuah lapisan insulasi. Lapisan insulasi ini akan mengurangi terjadinya perubahan suhu pada ruangan yang ada di balik dinding sandwich IMP tersebut.
25
II.2.4 Penyusunan Panel Dalam Sistem Modular Dalam produksi, sandwich panel memiliki bentuk modul tetap yakni bentuk panel persegi panjang dengan lebar antara 24" sampai 42" (±61cm - 107cm) dan ketinggian yang disesuaikan dengan kebutuhan dan ketebalan yang disesuaikan pula dengan kebutuhannya.
Gambar 14 Penyusunan Sandwich Panel Secara Horizontal Sumber: Metal Construction Association Gambar diatas menunjukan bagaimana sandwich panel menyambung satu sama laindalam posisi horizontal. Sandwich panel disusun secara linier horizontal memanjang yang kemudian diikat satu sama lainnya dengan menggunakan sistem sambungan khusus.
26
Gambar 15 Penyusunan Sandwich Panel Secara Vertikal Sumber: Metal Construction Association Pada gambar 21, merupakan penyusunan sandwich panel dalam posisi vertikal, dan disusun menyamping antar satu sama lainnya.
II.2.5 Keuntungan Dan Kerugian
Fitur Single
Manufactured
Fungsi
Keuntungan
Pemasangan Cepat
Mengurangi
Kerugian biaya
pekerja
Unit
Pekerja
perlu
keahlian khusus
Waktu pengerjaan yang relatif singkat Foam Core
Memiliki insulasi
yang
material
Mengurangi
terin
penggunaan
tegrasi
Metal skins
Perlu energi
(AC)
khusus
jalur
balik dinding
panel
Mampu bertahan dalam
Tahan terhadap kondisi
kondisi
cuaca
yang
lembab Memberikan kemudahan
ubah
untuk
menyembunyikan
Menjaga kondisi suhu di
udara
treatment
yang
berubah-
listrik
pada
27
flexibilitas melalui
desain pewarnaan
ataupun pelapis finishing Light Weight
Mudah dipindahkan
Mempermudah kinerja
Perlu
Tidak memberi
pekerja
khusus
bobot
berlebih pada fondasi
treatment pada
sambungan
ke
struktur agar tidak mudah goyang Specific Joinery
Dapat
mengaplikasikan
Memberikan flexibiltas
Perlu
sandwich panel dalam
pada
sambungan custom
posisi horizontal ataupun
sambungan
vertikal
orientasinya.
desain,
ukuran dan
untuk
desain
sambungan
terhadap material material lain
Table 1 Keuntungan Dan Kerugian Penggunaan Sandwich Panel sumber: Metal Panel Association Kemudian, berdasarkan pembagian jenis serta pengertian yang telah dijabarkan mengenai sandwich panel dapat ditentukan pula jenis sandwich panel mana yang akan diterapkan pada skripsi ini. Pada dasarnya, selain dilihat dari kebutuhan untuk keuntungan sistem lepas-pasang, perlu di tinjau juga jenis yang sesuai untuk digunakan di lokasi yang telah dipilih. Dimana lokasi yang telah terpilih adalah di lokasi yang memiliki iklim tropis dan memiliki orientasi tapak memanjang utara-selatan yang akan dibahas lebih lanjut pada pembahasan di Bab IV.
28
II.3 Studi Literatur II.3.1 Nakagin Capsule Tower Berikut merupakan studi literature mengenai beberapa contoh tentang Hotel Kapsul dan Bangunan yang menerapkan sandwich panel. Nakagin Capsule Hotel Foto
Fasilitas
Unit hotel kapsul, kamar mandi dan WC, restoran
Massa
Persegi panjang
Bangunan Struktur
Modular
yang
dipasang
ke
core
inti
bangunan. Sirkulasi
Double loaded
Jumlah Lapis
14
Kapasitas
140 orang
Jumlah
Unit 140
Bangunan Kelebihan
Modul unit kapsul hotel dapat dilepas dengan
mudah
maintenance
ketika
dibutuhkan saat
29
Kekurangan
Sirkulasi
yang
bersifat
double
loaded
mengakibatkan koridor hotel membutuhkan pencahayaan buatan setiap saat
Table 2 Spesifikasi Nakagin Capsule Hotel Nakagin Capsule Tower merupakan sebuah desain arsitektur karya penganut konsep metabolism architecture, Kisho Kurokawa. Kurokawa merancang Nakagin Capsule Tower ini pada tahun 1969-1970 sampai tahap konsep, dan memulai pembangunan pada tahun 1971-1972. Menggunakan penggabungan antara sistem struktur konvensional dan modern, Nakagin Capsule Tower menerapkan kapsul dengan frame baja yang di-attach ke core/inti bangunan. Kapsulnya memiliki konsep replaceable, removable, and transportable yang tiap kapsulnya dipasang dengan menggunakan crane.
Gambar 16 Pemasangan Kapsul pada Nakagin Capsule Tower Sumber: Beyond Metabolism: The New Japanese Architecture Kapsul pada Nakagin menggunakan frame baja yang dirakit di pabrik khusus dan setelah berbentuk kapsul, baru dibawa ke lokasi dan dipasang.
30
Gambar 17 Proses Perakitan Kapsul Pada Nakagin Capsul Tower Sumber: Beyond Metabolism: The New Japanese Architecture Pada pemasangannya, kapsul bergantung pada sambungan yang berada di core bangunan. Di bagian kapsul juga terdapat slot untuk mengikat ke sambungan core dan adapula klem yang disambung dengan menggunakan baut dengan ukuran tertentu.
31
Gambar 18 Sistem Sambungan Kapsul ke Struktur Nakagin Capsule Tower Sumber: Beyond Metabolism: The New Japanese Architecture
32
II.3.2 9Hours Capsule Hotel Hotel yang baru berumur kurang dari 1 tahun ini berada di kawasan padat Kyoto, Jepang. Hotel kapsul ini terdiri dari 9 lantai dan memiliki 125 unit kapsul didalamnya. Selain unit kapsul yang memiliki desain yang modern dan mewah ini, 9 hours capsule hotel ini juga memiliki fasiltas antara lain ruang loker untuk penyimpanan barang, kamar mandi bersama, serta lounge khusus untuk para pengunjung hotel kapsul 9 hours.
Gambar 19 9Hours Capsule Hotel Sumber: 9hours.jp
Gambar 20 Sleeping Box 9Hour Capsule Hotel sumber: 9hours.jp
33
Hotel kapsul ini termasuk hotel kapsul yang menyediakan sleeping box yang difungsikan hanya untuk tidur, fasilitas-fasilitas lainnya para pengguna harus berbagi satu sama lainnya. Kamar mandi, loker dan lainnya berada dalam zona semi-publik. 9 Hours Capsule Hotel Foto
Fasilitas
Ruang loker, kamar mandi bersama, lounge
Massa Bangunan
Persegi panjang
Struktur
Portal Beton
Sirkulasi
Double loaded
Jumlah Lapis
9
Kapasitas
125 orang
Jumlah Unit
125
Bangunan Kelebihan
Modul unit kapsul hotel ini memiliki desain yang mewah, dan dilengkapi dengan teknologi yang modern
Kekurangan
Kapsul-kapsul yang tersedia hanya berupa tempat tidur sehingga beberapa fasilitas harus berbagi dengan pengunjung lain Table 3 Spesifikasi 9Hours Capsule Hotel
34
II.3.2 Weekend House Near Tokyo Berikut adalah studi tentang bangunan yang telah mengaplikasikan sandwich panel.
Gambar 21 Weekend House Near Tokyo Sumber: Components and Systems: Modular Construction Design, Structure, New Technologies:132 Rumah karya Shigeru Ban ini merupakan sejenis rumah peristirahatan yang digunakan oleh pemiliknya ketika di waktu kosong mereka. Rumah ini menerapkan sistem panel construction yang menggunakan sandwich panel sebagai dindingnya. Material pengisi di antara 2 selubung panel yang digunakan adalah material yang sama halnya digunakan dalam IMP. Tidak hanya digunakan dalam dinding, sandwich panel pada bangunan ini juga diterapkan pada atap dan lantai bangunan meski menggunakan selubung yang berbeda dibandingkan dengan dindingnya.
35
Gambar 22 Floor Plan Weekend House Near Tokyo Sumber: Components and Systems: Modular Construction Design, Structure, New Technologies:133 Pengaplikasian sandwich panel pada proyek ini menggunakan sandwich panel dengan jenis foam core sandwich dengan selubung panel plywood dengan ketebalan 9mm dan diisikan dengan foam core yang berfungsi sebagai thermal insulation dengan ketebalan 90mm. Pada atap memiliki ukuran ketebalan yang berbeda, 12mm plywood dan diisikan foam core sebagai insulasi dengan ketebalan 100mm dan diberikan finishing 12mm waterproofing. Sedangkan untuk lantainya, tetap menggunakan plywood 12mm dan foam core sebagai insulasi dengan ketebalan 100mm diberikan waterproofing dan synthetic floor covering. Jika membahas tinjauan terhadap tabel 2 tentang keuntungan penggunaan sandwich panel pada bangunan ini, dapat kita simpulkan bahwa dengan menerapkan sandwich panel bangunan dapat terbangun dengan waktu yang relatif singkat. Apabila meninjau dari jenis sandwich panel yang digunakan dapat kita lihat dari lokasi bangunan ini yang berada di Jepang dengan iklim sub-tropis dimana iklim sub-tropis merupakan iklim yang memiliki lima musim yang diantaranya adalah musim dingin.
36
Penggunaan foam core sandwich lebih ditujukan untuk memanfaatkan foam core sebagai material insulasi untuk menjaga suhu di dalam ruangan tetap hangat pada musim dingin.
Gambar 23 Section Plan Weekend House Near Tokyo Sumber: Components and Systems: Modular Construction Design, Structure, New Technologies:133 II.4 TinjauanKondisiTapak II.4.1 DeskripsiProyek •
Jenis Proyek: Non Fiktif
•
Pemilik Proyek: Perusahaan Swasta Proyek ini ditujukan bagi mereka yang membutuhkan tempat tinggal sementara
yang nyaman dan fungsional dan bagi mereka para pelaku bisnis yang melakukan perjalanan dinas dan karyawan di seputaran kawasan Thamrin. II.4.2 BesaranProyek •
Luas Lahan
: 2416 m2
•
KDB
: 75 %
Luas lantai dasar yang boleh dibangun: 75% x 2416m2 = 1812 m2
37
•
KLB
:3
Luas total bangunan yang boleh dibangun: 3 x 2416m2 = 7248 m2 Sehingga jumlah lantai yang dibutuhkan adalah 7248m2 / 1812m2 = 4 lantai II.4.3 LahanTapak
Gambar 24 LRK Sumber: Dinas Tata Kota Dalam peta Rencana Tata Lingkungan Bangunan (RTLB), tertera notasi peruntukan, KDB, KLB, dan ketinggian bangunan yang diizinkan sebagai berikut: KDB (Koefisien Dasar Bangunan) = 75% KLB (Koefisien Lantai Bangunan) = 3 GSB (Garis Sempadan Bangunan)
= Utara Tapak 3 meter = Barat Tapak 0 meter = Selatan Tapak 0 meter = Timur Tapak 3 meter
Jumlah lantai yang diizinkan
= maksimal 4 lantai
38
II.4.4 LetakProyek Tapak berada di Jalan Blora, Kecamatan Tanah Abang, Kelurahan Kebon Melati, Jakarta Pusat.
Gambar 25 Lokasi Tapak Sumber: google maps Tapak berada di kawasan yang berdekatan dengan area perkantoran, dan pemukiman. Kondisi area sekitar tapak memiliki area penghijauan yang tersedia di sisi bagian barat berdekatan dengan Jl.M.H.Thamrin. Tapak berada di secondary street, dan tidak bersentuhan langsung dengan jalan besar.
II.4.5 Batas-batastapak Batas-batas pada tapak yang dipilih dijabarkan sebagai berikut:
39
Utara
Ruko dan Perkantoran
Timur
Perumahan penduduk, Ruko
Barat
Fly Over (Jl. MH.Thamrin)
Selatan
Stasiun Sudirman
Table 4 Area Sekitar Tapak
40
Gambar 26 Batas-Batas Sekitar Tapak
A. Kawasan Pemukiman B. Area Perkantoran C. Kanal D. Area Perkantoran E. Stasiun Sudirman II.4.6 Pencapaian keTapak Tapak dapat dicapai dengan kendaraan pribadi, bersepeda, kendaraan umum (busway/kereta api) atau dengan berjalan kaki. Untuk mencapai tapak melalui kendaraan pribadi ataupun busway, dari Jl.M.H.Thamrin arah selatan merupakan pencapaian dari arah Blok M ataupun Sudirman, Jakarta Selatan. Sedangkan pencapaian dari arah utara adalah dari arah Kota, Jakarta Utara dan Monas, Jakarta Pusat melalui Sarinah dan Bundaran Hotel Indonesia.
41
Sedangkan pencapaian dengan menggunakan kereta api, dari sebelah barat pencapaian dari stasiun dukuh atas. II.4.7 Status KepemilikanTapak Saat ini kondisi kepemilikan tanah dimiliki oleh swasta dan digunakan sebagai kawasan komersial. II.4.8 Fungsi Sekitar Tapak Tapak ini berdekatan dengan stasiun sudirman, yang dimana stasiun sudirman merupakan stasiun yang dilewati kereta api commuter bagi para pekerja yang memiliki rumah di perbatasan Jakarta. Kondisi ini menyebabkan tingkat kepadatan manusia pada area sekitar tapak di jam-jam tertentu seperti saat pagi dan sore. II.4.9 KondisiSosial Daerah ini termasuk kawasan padat penduduk karena berada diantara wilayah Jakarta Pusat dan Selatan. Aktivitas di wilayah ini di dominasi oleh para pekerja kantoran pengguna kereta commuter. Dengan kondisi seperti ini tapak harus diolah agar sesuai dengan kondisi sosial yang berlaku di lokasi.
II.4.10 PotensidanKendalaTapak 1. Strenght •
Dekat dengan bangunan perkantoran.
•
Dekat dengan jalu-jalur transportasi umum, seperti jalur busway dan stasiun kereta api.
•
Penghijauan di sisi barat tapak dengan ukuran pohon yang besar..
2. Weakness •
Bising karena berbatasan langsung dengan jalur kereta api.
•
Lingkungan padat oleh manusia saat jam pergi-pulang kerja.
•
Posisi tapak berada di secondary street bisa menjadi sebuah kendala karena tidak diakses langsung dari main street.
3. Opportunities
42
•
Lokasi berada di area sesuai dengan target pasar.
•
Dengan lokasi yang berdekatan dengan area perkantoran, penambahan fasilitas seperti restoran yang dibuka untuk umum akan menambah nilai positif dr proyek ini.
4. Threat •
Kepadatan manusia pada jam tertentu membuat area tapak menjadi tidak nyaman.