BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI
II. 1. Tinjauan Umum II.1.1. Definisi Sekolah Sepak Bola Arsenal •
Sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran (menurut tingkatannya). (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
•
Sepak bola adalah permainan beregu di lapangan, menggunakan bola sepak dari dua kelompok yang berlawanan yang masing-masing terdiri atas sebelas pemain, berlangsung selama 2 x 45 menit, kemenangan ditentukan oleh selisih gol yg masuk ke gawang lawan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
• Arsenal (dikenal pula sebagai The Gunners) adalah klub profesional Inggris yang berbasis di daerah London Utara, London. Klub ini kini bermain di Liga Utama Inggris. • Sekolah Sepak Bola Arsenal sebuah lembaga pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan olahraga sepakbola dari anak usia dini, mulai dari usia 6-18 tahun. Pembelajaran yang dilakukan mulai dari segi taktik, teknik pengolahan bola, keterampilan individu, kerjasama tim, sampai teknik pernapasan, dan kecepatan saat menggiring bola, menggunakan sistem kurikulum yang sama dengan Arsenal Soccer School di Inggris, Yaitu Long Term Athlete Development (LTAD) atau Pengembangan Atlit Jangka Panjang.
II.1.2. Sekolah Sepak Bola 1. Sekolah Sepakbola (SSB) Sebagai Wadah Pembinaan Dasar Peran dan tanggung jawab SSB mempunyai andil yang sangat besar bagi perkembangan prestasi sepakbola Indonesia di masa-masa yang akan datang. Di SSB inilah bibit-bibit pemain sepakbola yang handal banyak ditemukan. Pembinaan sejak awal menentukan masa depan prestasi pesepakbola. Peran
10
pelatih professional diperlukan untuk keberhasilan proses pembinaan. Menurut Soedjono (2008: 1) pada hakikatnya keberhasilan atau kegagalan pembinaan usia dini tergantung dari kemampuan pelatih. Agar proses pembinaan berjalan lancar selain program latihan bagus, sarana dan prasarana memadai, metode melatih yang tepat, juga dibutuhkan pelatih berkualitas yang dapat mengenal karakteristik anak latih dari aspek fisik maupun psychologis. Menurut Soowarno KR (2001: 2) progam pengembangan sepakbola terdiri dari 3 fase, yaitu Fase I (fun phase) 5-8 tahun, Fase II (Technical phase) 9-12 tahun, Fase III (Tactical phase) 13-17 tahun. 2. Lapangan Permainan Gambar II.1.2.1. Standarisasi Lapangan Sepak Bola
Sumber : Google Image
a. Ukuran Panjang x Lebar : 100 – 110 x 64 – 75 m b. Garis Batas adalah garis selebar 10 cm, yakni garis sentuh di sisi, garis gawang di ujung-ujung, dan garis melintang tengah lapangan; 9.15 m lingkaran tengah; tak ada tembok penghalang atau papan c. Daerah penalty adalah busur berukuran 18 m dari setiap pos d. Titik Pinalti adalah 11 meter dari titik tengah gawang e. Gawang: lebar 7 m x tinggi 2,5 m Permukaan daerah pelemparan: halus, rata, dan tak abrasive 3. Kualitas Sekolah Sepak Bola Menurut Direktur Teknik Timnas Indonesia, Sutan Harhara, sekolah sepak bola yang berkualitas tinggi adalah: • SSB Harus Mempunyai Manajemen Organisasi Yang Baik SSB tak ubahnya sekolah reguler yang tetap membutuhkan orang-orang yang paham dengan pengembangan pendidikan anak dan pengelolaan
11
sebuah organisasi. SSB yang berkualitas biasanya memiliki struktur manajemen yang baik. Misalnya mereka memiliki kepala sekolah, head coach, asisten pelatih di berbagai level usia, bendahara, fisioterapis, sekretaris atau bahkan public relation. Contoh SSB: SSB AS-IOP, SSB Ricky Yakobi, SSB Villa 2000, SSB Uni Bandung, Makasar Football School (MFS) 2000 • SSB Harus Mempunyai Lapangan dan Peralatan Memadai Lapangan sangat vital bagi sebuah SSB. SSB seharusnya mempunyai lapangan dengan ukuran standar FIFA plus kualitas rumput yang memadai. Sementara fasilitas lain seperti ruang ganti pemain, lampu stadion, atau fitness centre bisa menjadi pertimbangan sekunder. Selain lapangan, kelengkapan peralatan juga sangat menentukan. SSB yang berkualitas akan menyediakan semua. Mulai dari perlengkapan latihan hingga pertandingan resmi, seperti: tone, ketersediaan bola, kostum latihan, dan kostum pertandingan dalam jumlah memadai sangat penting. Contoh SSB: SSB Pelita Jaya, SSB Bina Taruna, SSB Bumi Sriwijaya • SSB Harus Mempunyai Pelatih Bersertifikat Untuk menjadi pelatih SSB tidak mudah. Seorang pelatih SSB minimal harus memiliki lisensi C Nasional. Sehingga dia akan sangat paham dengan Youth Development. Dia akan tahu persis kapan harus latihan, game, atau pembentukan karakter. Contoh SSB: SSB Arsenal, SSB Kediri Putra • SSB Harus Mempunyai Program Latihan Terukur SSB yang berkualitas akan memiliki program latihan yang terukur. Acuannya pada ketentuan yang ada di Youth Development. Misalnya, untuk U-10 yang identik dengan fun game, beberapa SSB ada yang sudah mewajibkan pemainnya menguasai minimal tiga dari tujuh dasar bermain bola. Hal ini harus dilakukan karena akan sangat membantu proses kenaikan ke jenjang yang lebih tinggi. Misalnya ketika masuk level U-14 atau U-15 yang sudah dihadapkan pada situation game atau pertandingan yang sesungguhnya. Untuk memudahkan penerapan program itu, SSB
12
yang berkualitas biasanya akan menyertakan dua pelatih di tiap kategori usia. Contoh SSB: SSB Unibraw, SSB Tunas Patriot • SSB Harus Aktif Berkompetisi dan Berprestasi Menurut ketentuan FIFA, SSB sebaiknya melakoni 600 jam pertandingan pertahunnya. Ini artinya, rata-rata setiap pekan bermain di dua laga resmi. Beberapa SSB besar di Jakarta, Medan, dan Surabaya sadar soal itu. Mereka pun rutin ikut kompetisi reguler di bawah PSSI, beberapa SSB menyiasatinya dengan mengadakan turnamen sendiri. Tak masalah jika hanya diikuti kurang dari 15 SSB. Contoh SSB: SSB Tunas Mandiri, SSB Bina Taruna. 4. Fasilitas Sekolah Sepak Bola Menurut Harianto (2001), beberapa fasilitas yang harus disediakan pada sekolah sepak bola adalah: a. Fasilitas publik b. Fasilitas pengelola c. Fasilitas pertandingan d. Fasilitas latihan e. Fasilitas hunian ( asrama ) f. Fasilitas penunjang g. Area parkir h. Area servis II.1.3. Sekolah Sepak Bola Arsenal 1. Sejarah SSB Arsenal Berdiri pada 2 September 2007, SSI Arsenal hadir di Indonesia dilatar belakangi atas dasar animo masyarakat Indonesia yang besar terhadap sepak bola. Banyaknya sekolah sepak bola dimana-mana adalah gambaran umum mengapa sepak bola sangat populer di Indonesia. SSI Arsenal adalah sekolah sepak bola Arsenal resmi dan pertama di Indonesia dan yang ke-17 di dunia dengan sistem waralab yang berafiliasi dengan klub Liga Premier Inggris, Arsenal F.C. SSI Arsenal menawarkan pelatihan kepada pemain-pemain muda mulai dari usia 6 tahun hingga 18 tahun. Untuk kantor pusat, SSI Arsenal menempati Talavera Office Park, 28th floor, Jl.TB.Simatupang, Kav.26, Jakarta 13
sementara untuk tempat latihan diadakan di lapangan ISCI (International Sports Club of Indonesia). Gambar II.1.3.1. Logo SSI Arsenal
Sumber: Google Image
SSI Arsenal menggunakan modul Pengembangan Atlit Jangka Panjang atau Long Term Athlete Development (LTAD) sehingga dapat dipastikan bahwa pengembangan secara menyeluruh merupakan bagian terpenting dari SSI Arsenal. Untuk mengasah pengalaman bertanding para murid, SSI Arsenal setiap tahunnya mengikuti turnamen ke luar negeri dan secara rutin mengikuti agenda tahunan Festival Sepak Bola Arsenal Internasional (Arsenal International Soccer Festival) yang diikuti oleh berbagai sekolah sepak bola di dunia, seperti dari Juventus, Manchester United, Real Madrid, dan lain-lain yang diadakan di London, inggris. Selain itu, SSI Arsenal mengadakan caching clinic di berbagai tempat, khususnya sekolah-sekolah. SSI Arsenal memiliki pelatih-pelatih yang berpengalaman di bidangnya dan mempunyai lisensi kepelatihan yang standarnya disamakan dengan sistem kepelatihan di Eropa. Kebanyakan dari mereka merupakan mantan pemainpemain tim nasional dari negara masing-masing. Tiap tahunnya, para staff pelatih dari Arsenal F.C di Inggris secara teratur mengunjungi SSI Arsenal dan bekerja sama dengan para murid dan akan memberi penilaian dan evaluasi kepada staff pelatih di SSI Arsenal. Pelatih-pelatih di SSI Arsenal memiliki lisensi C yang diberikan oleh AFF (Asian Football Federation), yaitu setara dengan sistem kepelatihan standar di Eropa dan memilik standar kepelatihan umum dibidang olahraga. Sampai dengan sekarang ini jumlah pelatih di SSI Arsenal sudah mencapai 16 orang yang masing-masing rata-rata berasal dari benua Eropa, Afrika, dan Amerika.
14
2. Kurikulum SSI Arsenal SSI Arsenal mempunyai kurikulum yang sama dengan Arsenal Soccer School di Inggris, Yaitu Long Term Athlete Development (LTAD) atau Pengembangan Atlit Jangka Panjang. Program LTAD dibagi menjadi 6 tahapan: • Program dasar • Belajar untuk berlatih • Berlatih untuk melatih • Berlatih untuk berkompetisi • Berlatih untuk menang dan • Masa akhir/retirement SSI Arsenal lebih memfokuskan kepada 4 program utama yang diatas. Program LTAD SSI Arsenal dapat menjamin para murid untuk mencapai potensi penuh yang mereka miliki sebagai pemain sepak bola, baik sebagai pemain sekelas level nasional ataupun yang berkelas internasional. Filosofi kepelatihan di SSI Arsenal • Mendidik para talenta muda • Mengajarkan bersikap yang baik, kemampuan teknik, pemahaman taktik, kecepatan berpikir dan bertindak • Berlatih lebih diutamakan daripada bermain • Berlatih secara berkala sesuai dengan program pengembangan atlit jangka panjang • Penanaman dasar yang baik sejak dini • Permainan yang kompetitif lebih penting daripada hasil akhir • Bertanding dengan tim yang sesuai dengan tingkatannya • Para staff pelatih secara berkelanjutan mengembangkan kemampuan mereka dalam melatih para siswa • Pemantauan perkembangan pelatih dan pemain • Penyediaan tim medis melalui ahli terapis dan dokter
15
II.1.3. Green Architecture 1. Definisi Green Architecture Arsitektur yang berwawasan lingkungan dan berlandaskan kepedulian tentang konservasi lingkungan global alami dengan penekanan pada efisiensi energi (energy-efficient), pola berkelanjutan (sustainable) dan pendekatan holistik (holistic approach). (Jimmy Priatman, ”Energy-Efficient Architecture” Paradigma dan Manifestasi Arsitektur Hijau). Sebuah proses perancangan dengan mengurangi dampak lingkungan yang kurang baik, meningkatkan kenyamanan manusia dengan efisiensi dan pengurangan penggunaan sumber daya energi, pemakaian lahan dan pengelolaan sampah efektif dalam tatanan arsitektur. (Futurarch 2008, “Paradigma Arsitektur Hijau”, green lebih dari sekedar hijau) Arsitektur hijau merupakan suatu rancangan lingkungan binaan, kawasan, dan bangunan yang komprehensif. Rancangan harus memenuhi kriteria hemat dalam menggunakan sumber daya alam, minim menimbulkan dampak negative, serta mampu meningkatkan kualitas hidup manusia. (Tri Harso Karyono 2010) 2. Prinsip Green Architecture Menurut Brenda dan Robert Vale dalam buku “Green Architecture: Design for A Sustainable Future”, ada 6 prinsip dasar dalam perencanaan Green Architecture: • Conserving energy (Hemat energi) “A building should be constructed so as to minimized the need for fossil fuels to run it”. Sebuah bangunan seharusnya didesain / dibangun dengan pertimbangan
operasi bangunan yang meminimalisir penggunaan bahan
bakar dari fosil, sebisa mungkin memaksimalkan energi alam sekitar lokasi bangunan. • Working with climate (Memperhatikan kondisi iklim) “Building should be design to work with climate and natural energy resources”. Bangunan seharusnya didesain untuk bekerja dengan baik dengan iklim dan sumber daya energi alam.
16
• Minimizing new resources “A building should be designed so as to minimized the use of resources and at the end of its useful life to form the resources for other architecture”. Bangunan seharusnya didesain untuk meminimalisir penggunaan sumber daya dan pada akhir penggunaannya bisa digunakan untuk hal (arsitektur) lainnya. • Respect for users “A green architecture recognizes the importance of all people envolved with it”. Green architecture mempertimbangkan kepentingan manusia didalamnya. • Respect for site “A building will touch the earth lightly”. Bangunan didesain dengan sesedikit mungkin merusak alam. • Holism “All the green principles need to be embodied in a holistic approach to build environment”. Semua prinsip diatas harus secara menyeluruh dijadikan sebagai pendekatan dalam membangun sebuah lingkungan.
II.2.
Tinjauan Khusus Topik
II.2.1. Air Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh manusia itu sendiri. Kehilangan air untuk 15% dari berat badan dapat mengakibatkan kematian yang diakibatkan oleh dehidrasi. Karenanya orang dewasa perlu meminum minimal sebanyak 1,5 – 2 liter air sehari untuk keseimbangan dalam tubuh dan membantu proses metabolisme (Slamet, 2007 ). Di dalam tubuh manusia, air diperlukan untuk transportasi zat – zat makanan dalam bentuk larutan dan melarutkan berbagai jenis zat yang diperlukan tubuh. Misalnya untuk melarutkan oksigen sebelum memasuki pembuluh-pembuluh darah yang ada disekitar alveoli (Mulia, 2005).
17
1. Karakteristik Fisik Air • Kekeruhan Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh buangan industri. • Temperatur Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi anaerobic yang mungkin saja terjadi. • Warna Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta tumbuh-tumbuhan. • Solid (Zat padat) Kandungan zat padat menimbulkan bau busuk, juga dapat meyebabkan turunnya kadar oksigen terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi sinar matahari kedalam air. • Bau dan rasa Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air seperti alga serta oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, dan oleh adanya senyawa-senyawa organik tertentu. 2. Karakteristik Kimia Air • pH Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas air dan efisiensi klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksid dalam bentuk molekuler, dimana disosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH. • DO (dissolved oxygent) DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan absorbsi atmosfer/udara. Semakin banyak jumlah DO maka kualitas air semakin baik. Satuan DO biasanya dinyatakan dalam persentase saturasi.
18
• BOD (biological oxygent demand) BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorgasnisme untuk menguraikan bahan-bahan organik (zat pencerna) yang terdapat di dalam air buangan secara biologi. BOD dan COD digunakan untuk memonitoring kapasitas self purification badan air penerima. Reaksi: Zat Organik + m.o + O2 → CO2 + m.o + sisa material organik (CHONSP) • COD (chemical oxygent demand) COD adalah banyaknya oksigen yang di butuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan organik secara kimia. Reaksi: Zat Organik + O2
+ 95%terurai
CO2 + H2O
• Kesadahan Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas pemakaian sabun, namun sebaliknya dapat memberikan rasa yang segar. Di dalam pemakaian untuk industri (air ketel, air pendingin, atau pemanas) adanya kesadahan dalam air tidaklah dikehendaki. Kesadahan yang tinggi bisa disebabkan oleh adanya kadar residu terlarut yang tinggi dalam air. • Senyawa-senyawa kimia yang beracun Kehadiran unsur arsen (As) pada dosis yang rendah sudah merupakan racun terhadap manusia sehingga perlu pembatasan yang agak ketat (± 0,05 mg/l).
Kehadiran besi (Fe) dalam air bersih akan menyebabkan
timbulnya rasa dan bau ligam, menimbulkan warna koloid merah (karat) akibat oksidasi oleh oksigen terlarut yang dapat menjadi racun bagi manusia. 3. Kebutuhan Air Bersih Kebutuhan air dapat didefinisikan sebagai jumlah air yang dibutuhkan untuk keperluan rumah tangga, industri, pengelolaan kota dan lain-lain. Untuk memproyeksi jumlah kebutuhan air bersih dapat dilakukan berdasarkan perkiraan kebutuhan air untuk berbagai macam tujuan ditambah perkiraan kehilangan air. Adapun kebutuhan air untuk berbagai macam tujuan pada umumnya dapat dibagi dalam :
19
a. Kebutuhan domestik • sambungan rumah • sambungan kran umum Tabel II.2.1.1. Standar Kebutuhan Air Rumah Tangga Per orang Penggunaan Air Kehilangan (Leak) WC dan Mandi Cuci Pakaian Cuci Piring Kebersihan Rumah Tangga Siram Taman, Cuci Mobil Minum dan Masak
Galon 35.663 12.68 6.868 4.755 8.453
Liter 135 48 26 18 32
Persentase 45% 16% 8% 6% 11%
8.453
32
11%
2.377
9
3%
Sumber : Dasar-dasar Arsitektur Ekologis
b. Kebutuhan non domestik • Fasilitas sosial (Masjid, panti asuhan, rumah sakit dan sebagainya) • Fasilitas perdagangan/industri • Fasilitas perkantoran dan lain-lainnya Tabel II.2.1.2. Standar Kebutuhan Air Bersih No
Jenis Gedung
1
Perumahan Mewah Rumah Biasa Apartment Rumah Toko Gedung Kantor
2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12 13
Pemakaian air rata-rata/hari (lt) 250
No
Jenis Gedung
Pemakaian air rata-rata/ hari (lt) 120
14
Asrama
160-250 200-250 100-200 100
15 16 17 18
Toko Serba Ada Department Store
3
19
Rumah Sakit SD SLTP SLTA dan lebih tinggi Pabrik Industri
Buruh Pria : 60
Stasiun/ Terminal Gedung Pertunjukan Gedung Bioskop Hotel/ Penginapan Perpustakaan Perkumpulan Sosial Kelab Malam
3
20
Restoran
Buruh Wanita : 100 30
30
21
10 250-300
22 23
25 30
24 25
120-350
26
Restoran Umum Toko Pengecer Gedung Peribadatan Bar Gedung Perkumpulan Laboratorium
1000 40 50 80
15 40 10 30 150-200 100-200
Sumber : Google Image
20
II.2.2. Pengendalian Air 1. Air Hujan Air hujan adalah air yang menguap karena panas dan dengan proses kondensasi (perubahan uap air menjadi tetes air yang sangat kecil) membentuk tetes air yang lebih besar kemudian jatuh kembali ke permukan bumi. Pada waktu berbentuk uap air terjadi proses transportasi (pengangkutan uap air oleh anginmenuju daerah tertentu yang akan terjadi hujan). Ketika proses transportasi tersebut uap air tercampur dan melarutkan gas-gas oksigen, nitrogen, karbondioksida, debu, dan senyawa lain. Karena itulah, air hujan juga mengandung debu, bakteri, serta berbagai senyawa yang terdapat dalam udara. Jadi kualitas air hujan juga banyak dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya. Air hujan diduga akan mengandung lebih banyak gas-gas daripada air tanah, terutama kandungan CO2 dan O2. Air hujan biasanya tidak mengandung garam-garam mineral, zat-zat racun, atau zat yang dapat mengandung kesehatan. Karena itu hujan yang bersih dapat digunakan sebagai air minum apalagi untuk keperluan mandi. Air hujan termasuk air lunak. Air hujan memiliki sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bakbak reservoir, sehingga hal ini mempercepat terjadinya karatan (korosi) air hujan juga memiliki sifat lunak, sehingga boros terhadap pemakaian sabun (Waluyo, 2005) 1.1. Pemanenan Air Hujan (Rainwater Harvesting) Secara garis besar, cara pemanenan hujan dapat dibagi kedalam dua bagian, pertama dilakukan dengan mengumpulkan air hujan di atas atap bangunan (roof catchment) dan yang kedua dilakukan dengan mengumpulkan air hujan di atas permukaan tanah (ground catchment). Asdak (2007) • Cara pemanenan hujan di atas permukaan tanah pada dasarnya adalah usaha menampung air larian permukaan (surface runoff). Asdak (2007) menyatakan bahwa besarnya air yang dapat dipanen bervariasi dari sekitar 30 % (dari total hujan) untuk kondisi permukaan bidang tangkapan yang bersifat tidak kedap air (pervious) dan dalam keadaan datar, sampai dengan lebih dari 90 % untuk keadaan bidang tangkapan yang berlereng dan bersifat tidak kedap air (impervious).
21
• Cara pemanenan hujan dari atap bangunan yaitu dengan mengalirkan dan mengumpulkan air hujan dari atap bangunan (rumah, bangunan besar, greenhouse, courtyard, dan permukaan yang impermeable termasuk jalan). Gambar II.2.2.1. Teknik panen air hujan dengan atap rumah
Sumber : Skripsi “Studi Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Dengan Sistem Penampungan Air Hujan Di Pulau Panggang”
Sistem penampungan air hujan memiliki enam komponen dasar, seperti pada Gambar II.2.2.1, yaitu area penangkap, gutter yang merupakan bagian untuk mengalirkan air hujan dari atap, komponen penyisih debu maupun kotoran yang terbawa air hujan, penampung air hujan (storage tank), sistem penyalur, dan treatment. Sistem penampungan air hujan bekerja dengan cara menangkap air hujan yang turun pada permukaan yang tidak tembus air (Dixit, 2006). Awalnya, air hujan akan menerpa atap bangunan dan terkumpul melalui talang (gutter) di sekeliling bangunan. Agar terhindar dari pencemaran, dinding atap itu tidak boleh menggunakan bahan asbes serta jangan mengalami pengecatan yang mengandung unsur yang mungkin mencemari air, seperti chrome, besi atau metal. Atap sebaliknya juga tidak terganggu oleh pepohonan, sehingga tidak ada dedaunan atau kotoran hewan yang ikut mengalir melalui talang (conveyor). Sebagai proses pembersihan awal, perlu dipasang alat penyaring/ alat yang berbentuk tipping bucket atau alat penyaringan lainnya untuk kemudian air yang kotor disalurkan melalui pipa air menuju saluran drainase, dan air yang sudah cukup bersih disalurkan ke bak penampungan.
22
Sebagian air hujan bebas dari polusi, besi (Fe) dan arsen (Mahmud, 2009). Dari sisi pengolahan, sumber air jenis ini tidak memerlukan pengolahan lebih lanjut, hanya diperlukan perbaikan pH air dengan pembubuhan kapur dengan dosis rendah (pH normal air minum adalah 6-7). • Desain bak penampung air hujan (PAH) harus memenuhi volume minimal 15 l/org/hari untuk kebutuhan maksimal jumlah bulan musim kering dalam satu tahun. Bak penampung dibuat sederhana terbuat dari bahan kedap air berupa pasangan bata, beton atau fiberglass. • Menggunakan atap gabungan rumah-rumah penduduk, masjid, kantor desa atau bangunan umum lainnya sebagai penangkap air hujan. Gambar II.2.2.2. Skema Proses Pemanenan Air
Hujan Sumber: Buku Design For Water
- Daerah Tangkapan: permukaan atas di mana hujan jatuh. Ini mungkin sebuah atap atau perkerasan tdan dapat mencakup area lansekap - Penyampaian: saluran atau pipa yang menyalurkan air dari daerah tangkapan air ke penyimpanan - Roof Washing: sistem yang menyaring dan menghilangkan kontaminan dan kotoran. Ini termasuk peralatan pembersihan pertama - Penyimpanan: sumur atau tangki mengumpulkan air hujan
23
- Disribution: sistem yang mengirimkan air hujan, baik dengan gravitasi atau pompa - Pemurnian: termasuk peralatan filter, distilasi, dan aditif untuk menyelesaikan, menyaring, dan mensterilkan air hujan yang dikumpulkan
1.2.
Sumur Resapan Secara umum pengertian sumur resapan adalah membuat sumur atau
lubang dari permukaan tanah sampai kedalaman tertentu hingga menembus lapisan pembawa air. Lubang tersebut merupakan jalannya air untuk masuk kedalam lapisan pembawa air (akifer) hingga akan menambah jumlah cadangan air. Air yang dimanfaatkan untuk menambah jumlah cadangan air tersebut adalah air hujan yang ditampung dari atap rumah/bangunan atau permukaan tanah yang diperkeras kemudian di salurkan kedalam sumur resapan. Penyaluran air melalui talang yang disalurkan melalui pipa. Untuk menjaga kotoran atau sampah, jika perlu dibuatkan bak pengendapan. Gambar II.2.2.3. Potongan Tegak Pemasangan Sumur
Resapan Sumber : Google Image
Standar perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan termasuk persyaratan umum dan teknis mengenai batas muka air tanah (mat),
24
nilai permeabilitas tanah, jarak terhadap bangunan, perhitungan dan penentuan sumur resapan air hujan. (SNI: 03-2453-2002) Tabel II.2.2.1. Koefisien Run-off Macam-Macam Jenis Penutup Tanah No Jenis Penutup Muka Tanah Koefisien 1 Perkerasan (Bangunan, dsb) 0.90 2 Aspal 0.85 3 Paving Block 0.30 4 Grass Block 0.20 5 Kerikil 0.20 6 Tanah (Rumput) 0.10 7 Muka Air 0.05 Sumber : Harvesting Rainwater For Landscape Use Gambar II.2.2.4. Skema Proses Sumur Resapan
Sumber : Mahasiswa
2. Air Sungai Air sungai memiliki derajat pengotoran yang tinggi sekali. Hal ini karena selama pengalirannnya mendapat pengotoran, misalnya oleh lumpur, batangbatang kayu, daun-daun, kotoran industri kota dan sebagainya. Oleh karena itu dalam penggunaannya sebagai air minum haruslah mengalami suatu pengolahan yang sempurna.
25
Gambar II.2.2.5. Skema Proses Pengolahan Air Sungai
Sumber : Mahasiswa
- Pengendapan awal Pengendapan awal berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel padat dari air sungai dengan gaya gravitasi. Pada proses ini tidak ada pembubuhan zat atau bahan kimia. - Pembubuhan koagulan Koagulan adalah bahan kimia yang dibubuhkan pada air untuk membantu proses pengendapan partikel-partikel kecil yang tidak dapat mengendap dengan sendirinya (secara gravitasi). Unit ini berfungsi untuk membubuhkan koagulan secara teratur sesuai dengan kebutuhan (dengan dosis yang tepat). Adapun bahan atau zat kimia yang biasa digunakan sebagai kogulan adalah Alumunium Sulfat (tawas). Bahan ini banyak dipakai karena efektif untuk
26
menurunkan kadar karbonate, selain itu bahan ini sangat ekonomis (murah), mudah didapat dan mudah disimpan. - Pengadukan cepat Unit ini berfungsi untuk meratakan bahan atau zat kimia (koagulan) yang ditambahkan supaya dapat bercampur dengan air secara baik, sempurna dan cepat. Yang perlu diperhatikan dalam proses pengadukan cepat adalah alat atau cara pengadukannya, supaya mendapat pengadukan yang sempurna dan sesuai yang kita inginkan. - Pembentuk flok (flokulator) Unit ini berfungsi untuk membentuk partikel padat yang lebih besar supaya dapat diendapkan dari hasil reaksi partikel kecil (koloidal) dengan zat atau bahan koagulan yang dibubuhkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan flok (partikel yang lebih besar dan bisa mengendap dengan gravitasi) adalah: kekeruhan pada air, tipe dari suspensed solid, pH, alkalinitas, koagulant yang dipakai, lama pengadukan. - Bangunan pengendap kedua Unit ini berfungsi untuk mengendapkan flok yang terbentuk dari unit bangunan pembentuk flok. Adapun proses pengendapan flok dipengaruhi oleh gaya berat dari flok itu sendiri (gravitasi). - Bangunan penyaring (filter) Unit ini berfungsi untuk menjernihkan air dengan proses penyaringan. Dalam proses penjernihan air minum diketahui dua macam filter yaitu saringan pasir lambat (slow sand filter) dan saringan pasir cepat (rapid sand filter) - Reservoir Berfungsi untuk menampung air yang akan didistribusikan ke konsumen. Air yang telah melalui filter sudah dapat dipakai untuk air minum. Air tersenut telah bersih dan bebas dari bakteriologis serta ditampung pada bak reservoir (tandon) untuk diteruskan pada konsumen. Pada bak inilah proses desinfeksi dilakukan. - Pemompaan Proses pemompaan berfungsi untulk mengalirkan air yang telah ditampung dalam bak reservoir untuk didistribusikan pada seluruh konsumen.
27
Sumber : Jurnal “Studi Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Dengan Sistem Penampungan Air Hujan Di Pulau Panggang”
3. Air Tanah Menurut Chandra (2006) dalam buku Pengantar Kesehatan lingkungan, air tanah merupakan sebagian air hujan yang mencapai permukaan bumi dan menyerap ke dalam lapisan tanah dan menjadi air tanah. Sebelum mencapai lapisan tempat air tanah, air hujan akan menembus beberapa lapisan tanah dan menyebabkan terjadinya kesadahan pada air. Kesadahan pada air ini akan menyebabkan air mengandung zat-zat mineral dalam konsentrasi. Zat-zat mineral tersebut antara lain kalsium, magnesium, dan logam berat seperti besi dan mangan. Air tanah banyak mengandung garam dan mineral yang terlarut pada waktu air melalui lapisan-lapisan tanah. Secara praktis air tanah adalah bebas dari polutan karena berada di bawah permukaan tanah. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa air tanah dapat tercemar oleh zat-zat yang mengganggu kesehatan seperti kandungan Fe, Mn, kesadahan yang terbawa oleh aliran permukaan tanah. Bila ditinjau dari kedalaman air tanah maka air tanah dibedakan menjadi air tanah dangkal dan air tanah dalam. Gambar II.2.2.6. Skema Proses Pengolahan Air Tanah
Sumber : Mahasiswa
a. Air Tanah Dangkal Air tanah dangkal terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan tanah. Lumpur akan tertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga air tanah akan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia (garam-garam yang terlarut) karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur kimia tertentu untuk masing-masing lapisan tanah. Lapisan tanah di sini berfungsi sebagai saringan. Disamping penyaringan, pengotoran juga masih terus berlangsung, terutama pada muka air yang dekat
28
dengan muka tanah, setelah menemui lapisan rapat air, air yang akan terkumpul merupakan air tanah dangkal dimana air tanah ini dimanfaatkan untuk sumber air minum melaui sumur-sumur dangkal. b. Air Tanah Dalam Air tanah dalam dikenal juga dengan air artesis. Air ini terdapat diantara dua lapisan kedap air. Lapisan diantara dua lapisan kedap air tersebut disebut lapisan akuifer. Lapisan tersebut banyak menampung air. Jika lapisan kedap air retak, secara alami air akan keluar ke permukaan. Air yang memancar ke permukaan disebut mata air artesis. Pengambilan air tanah dalam, tak semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini harus digunakan bor dan memasukkan pipa kedalamnya sehingga dalam suatu kedalaman (biasanya antara 100-300 m) akan didapatkan suatu lapis air. Jika tekanan air tanah ini besar, maka air dapat menyembur ke luar dan dalam keadaan ini, sumur ini disebut dengan sumur artesis. Jika air tidak dapat ke luar dengan sendirinya, maka digunakan pompa untuk membantu pengeluaran air tanah dalam ini.
29
30
II.3.
Kelengkapan Data dan Relevansi Pustaka Pendukung
II.3.1. Beberapa standar ruang arsitektural Tabel II.3.1.1. Tabel Dimensi Lapangan
Gambar II.3.1.1. Lapangan Sepak Bola Outdoor
Sumber : Ernest Neufert, Neufert Data Arsitek (2005) Gambar II.3.1.2. Lapangan Sepak Bola Indoor
Sumber : Ernest Neufert, Neufert Data Arsitek (2005)
Association football: • • •
Senior Pitches : 96-100 x 60-64 m Junior Pitches : 90 x 46-55 m International Pitches : 100-110 x 64-75 m Gambar II.3.1.3. Tribune Penonton
31
Sumber : Ernest Neufert, Neufert Data Arsitek (2005) Gambar II.3.1.4. Jenis-jenis Tribune Penonton
Sumber : Ernest Neufert, Neufert Data Arsitek (2005)
II.3.2. Studi Banding Terkait Proyek 1. Soccer School Indonesia (SSI) Arsenal Gambar II.3.2.1. SSI Arsenal
Sumber : Google Image
SSI Arsenal tepatnya berada di selatan kota Jakarta. Mengambil fasilitas ISCI Ciputat, pada November 2007, SSI Arsenal telah menampung sekitar 250 siswa dari lapisan usia U-6 tahun sampai dengan U-18 tahun. 32
Kegiatan Kepelatihan Dalam kegiatannya, setiap sesi latihan dilakukan selama 2 jam yang dibagi menjadi 4 program sesuai dengan tingkatan umur para siswa. 1. First touch program, program ini diperuntukan oleh anak berusia 4-6 tahun 2. Grass roots program, yang dimana diperuntukkan untuk usia 7-12 tahun 3. Youth Program, tingkatan ini diperuntukan untuk usia 13-16 tahun 4. Senior program, dikategorikan untuk usia 17-21 tahun. Fasilitas • Kantor yang terletak di Cilandak Apartment, Suite 108 TB. Simatupang, Jakarta. • Lapangan ISCI (International Sport Club of Indonesia) di Ciputat, lapangan ini digunakan karena berstandar Internasional sehingga kegiatan itu sendiri akan berlangsung dengan aman dan nyaman. Pada sesi latihan, lapangan dibagi menjadi 4 bagian, disesuaikan dengan pelatihan yang mereka pilih, ada penyerang, kiper, dll. Gambar II.3.2.2. Hubungan Ruang di Lapangan ISCI
Sumber : Dokumentasi Pribadi Gambar II.3.2.3. Pembagian Lapangan Sepak Bola ISCI
Sumber : Dokumentasi Pribadi
33
• Untuk ukuran pemain muda atau dikategorikan U-12 akan memakai bola ukuran 3 dan gawang mini dalam setiap latihannya, sedangkan untuk kelompok U-14 ke atas akan memakai bola ukuran standar. • Karena banyak siswa dari SSI Arsenal berasal dari negara asing, SSI Arsenal menyediakan jasa penerjemah. Hal itu karena demi kenyamanan siswa itu sendiri dan juga sebagai pendukung kegiatan di lapangan.
Kegiatan SSI Arsenal membagi kelas menjadi tiga periode yang masing-masing terdiri dari 10 minggu pertahun. Peserta akan mendapatkan ujian-ujian tertulis pada akhir periode. Untuk setiap kelompok, sesi latihan akan berlangsung selama 90 menit. Gambar II.3.2.4. Jadwal Kegiatan
Sumber : Brosur
2. FCB (Football Club Barcelona) Escola Indonesia Akademi yang dinamakan FCB (Football Club Barcelona) Escola Indonesia ini didirikan dengan luas lahan sekitar 15 hektar dalam kawasan Sentul. Akademi FCB Escola Indonesia ini akan dibuka mulai September 2012 ini. Gambar II.3.2.5. Logo FCB Escola
34
Sumber : Google Image
Kegiatan Kepelatihan Akademi FCB Escola hanya menerima maksimal 250 siswa di setiap tahun ajarannya. Kemudian juga dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: • Usia 5 – 11 akan diberikan kursus pelatihan sepakbola dan juga pelajaran umum layaknya sekolah untuk menuntut ilmu di kelas. Para siswa dapat memilih jadwal kursus sesuai dengan waktu yang mereka bisa. • Usia 12 – 18 tahun akan berada di asrama akademi Sentul dari senin sampai jumat. Kelompok usia ini akan diberikan berbagai materi pendidikan sepakbola, mulai dari persiapan fisik, peningkatan stamina, hingga teknik bermain. Biaya Kepelatihan Biaya untuk sekolah di akademi FCB Escola Indonesia ini mungkin akan mahal. Karena pendidik dan instrukturnya langsung dari Barcelona guna memberikan pelatihan yang sama dengan akademi La Masia Barcelona di Spanyol. Hingga saat ini belum ada kejelasan mengenai biaya pendidikan detailnya, namun kabarnya biaya pendidikan sekitar 10 juta rupiah, tapi nantinya juga akan disesuaikan dengan pendapatan masyarakat Indonesia. Bahkan untuk anak-anak yang kurang mampu dan memiliki kemampuan baik dalam sepakbola diatas rata-rata bisa akan diberikan beasiswa. FCB Escola menerima beasiswa sebesar 10% dari total penerimaan setiap tahunnya. Jadi kurang lebih setiap tahunnya, 25 dari 250 anak akan diberikan beasiswa di akademi tersebut.
3. TFA Football Training Center
35
Lokasi dari TFA football Training Center berada di Jln. Melati Denpasar, yaitu tepatnya di GOR Ngurah Rai sekitar ± 5 km dari pusat kota. TFA Football Training Center merupakan lembaga yang dibentuk oleh badan tertinggi sepakbola Indonesia yaitu PSSI pusat, yang dikelola oleh PSSI daerah Bali untuk membentuk atlet sepakbola usia muda dengan metode pelatihan lebih modern. TFA Football Training Center merupakan pelatihan yang berbasis pendidikan atau pengetahuan dan kesehatan yang lebih modern, dengan tidak lagi hanya memberikan bola lalu bermain di lapangan, namun lebih dari itu, memadukan praktek dan teori menjadi dasar dari pelatihan tersebut, dengan dipadukan oleh olahraga pendukung lainnya.
Gambar II.3.2.6. Denah Lokasi
Gambar II.3.2.7. Denah Lantai 1 dan 2
Sumber : Mahasiswa
•
Lantai I terdiri dari ruang Lobby, R. Kantor Pelayanan dan Edukasi, R. Kantor Kabid Koleksi beserta Staff.
•
Lantai II terdiri dari ruang Stock penyimpanan, R. Kepala galeri dan staff, serta R. Kabid kepegawaian.
•
Terdapat lapangan sepak bola berukuran internasional di belakang bangunan.
Gambar II.3.2.8. Tampak Depan
36
Sumber : Mahasiswa
37
Gambar II.3.2.9. Struktur Organisasi
Gambar II.3.2.10. Pola Aktifitas Secara Umum
Sumber : SSB Sukabumi
Jadwal kegiatan atlet Sepak Bola Atlet dibagi menjadi 2 ( dua ) kategori yaitu anak – anak dan remaja. Anak – anak berumur 10 – 13 tahun dan remaja 13 – 16 tahun.
38
Tabel II.3.2.1. Tabel Jadwal Pelatihan
Sumber : SSB Sukabumi
Kesimpulan Berdasarkan Program Ruang Ruang pada TFA Football Training Center didesain berdasarkan pertimbangan civitas dan aktivitas di dalamnya. Secara fisik bangunan TFA Football Training Center terdiri dari dua lantai, lantai pertama adalah ruang Lobby, Asrama dan Ruang Kelas, sedangkan lantai dua adalah Kantor, Perpustakaan dan Ruang Fitness. Program ruang secara umum pada TFA Football Training Center dapat di lihat pada table berikut : Tabel II.3.2.2. Program Ruang Lantai 1
No
Area
Keterangan
1
Pintu masuk
Pintu masuk merupakan central dari bangunan ini, terletak dibagian depan bangunan, yang berfungsi sebagai jalur sirkulasi utama dan merupakan jalur utama untuk menuju ruang – ruang yang lain.
39
2
Lobby
3
Resepsionis
4 5
Area tunggu Ruang kelas
6
Ruang tidur
7
Area makan
8
Loker staff
9
Dapur staff
10
Kamar mandi
Lobby merupakan area publik yang pertama dimasuki sebelum keruang – ruang lainnya, pada area lobby terdapat area resepsionis, area tunggu, wc, loker dan dapur staff. Terletak di tengah – tengah lobby, berada di lantai I, merupakan pusat informasi, sekaligus mengayomi ruang – ruang yang lainnya. Area tunggu berada di depan resepsionis, area ini berfungsi sebagai tempat tunggu, pengunjung yang datang. Ruang ini berada di sebelah timur bangunan lantai I, memiliki akses khusus untuk mencapai ruang tersebut tanpa melalui pintu utama, sehingga tidak terjadi mis sirkulasi. Ruang ini berfungsi sebagai ruang belajar teori sepak bola, menampung 22 atlet disesuikan dengan tingkatan umur dari masing – masing atlet. Ruang tidur terletak di sebelah barat dari bangunan lantai I, area ini dipilih agar dapat mengkondisikan dengan area luar (taman), sehingga terkesan lapang, karena aktivitas di ruang tesebut cukup padat. Memiliki akses khusus tanpa melalui pintu utama dari bangunan. Dihuni 44 orang atlet dan 1 orang pengawas, terdapat 4 kamar tidur atlet dan 1 kamar pengawas, masing – masing kamar atlet menampung 12 orang disesuaikan dengan tingkatan umur dari masing – masing atlet sepak bola, yang training camp di TFA Football Training Center Ruang makan terletak satu area dengan ruang tidur, hal ini karena aktivitasnya menjadi satu kesatuan, terbagi menjadi 2 area, yaitu area makan dalam dan area makan luar, tetapi masih dalam satu area sirkulasi Terletak bersebelahan dengan resepsionis, dan memiliki akses khusus, tanpa melalui pintu utama, ruang ini berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan staff, selama bekerja. Area ini mejadi satu dengan loker tetapi masih ada dinding pemisah, sehingga fungsi ruang lebih jelas. Area ini digunakan untuk membuat minuman bagi para atlet ataupun pegawai, serta memasak dengan skala kecil. Area ini terletak di belakang resepsionis, dan bersebelahan dengan tangga menuju lantai II, sehingga tidak terlalu sulit dalam menjangkaunya. Tabel II.3.2.3. Program Ruang Lantai 2
No
Area
Keterangan
1
Area tunggu
2
Kantor
Area ini terletak di depan tangga lantai II, merupakan area tunggu pengunjung yang ingin bertemu salah satu staff atau pegawai. Terletak di tengah – tengah antara ruang fitness, dan perpustakaan, merupakan pusat di mana kegiatan berlangsung, kantor ini terdiri dari, ruang rapat, ruang pelatih utama, Asst. pelatih, ruang dokter, ruang pelatih fitness, dan ruang guru. Adapun penjelasan masing – masing ruang : - Ruang pelatih utama merupakan ruang pimpinan dari lembaga TFA Football Training Center - R. asst. pelatih merupakan ruang pendamping dari pelatih utama.
40
3
4
5 6
7
- Ruang dokter terletak di lantai II, terdapat 2 ruang dokter, dokter fisik dan dokter gizi. - Ruang pelati fitness, ruang ini berdekatan dengan ruang dokter dan ruang guru. - Ruang guru merupakan ruang tempat beraktivitas para guru, yang letaknya berdekatan dengan ruang pelatih fitness karena masih dalam satu area. - Ruang rapat terletak di tengah – tengah ruang pelatih, asst. pelatih, dokter, pelatih fitness, guru dan ruang tunggu, merupakan tempat berkumpul para pegawai, untuk melakukan diskusi atau rapat. - Ruang tunggu, dikondisikan berada dekat dengan area tangga yang merupakan area sirkulasi lantai I dan II, sehinggga area ini mudah dalam penjangkauan. Ruang Ruang perpustakaan berada di timur bangunan lantai II, selain perpustakaan melalui akses utama untuk menuju perpustakaan, ruang ini juga memilki akses khusus yang di peruntukkan bagi atlet dan staff. Ruang ini berfungsi sebagai sarana informasi baik berupa media cetak maupun media elaktronik, informasi yang dapat diperoleh adalah tentang sepak bola ataupun untuk menunjang pengetahuan formal akademik dari para atlet. Ruang Ruang ini terletak di sebelah barat bangunan lantai II, yang fitness berdampingan dengan ruang kantor. Ruang ini berfungsi untuk menjaga stamina dari para atlet. Loker Loker berada satu area dengan rung fitness, bertujuan untuk memudahkan dalam pengambilan peralatan gym. Ruang Chek Ruang ini berada satu area dengan ruang fitness, bertujuan untuk Up mengecek stamina dari para atlet, seberapa lama atlet mampu melakukan aktivitas gym. Kamar Berada di belakang area kantor, memudahkan para staff untuk mandi menjangkaunya.
II.3.3. Studi Banding Terkait Topik dan Tema 1. Kantor MST UGM, Yogyakarta Kantor MST UGM terletak di Yogyakarta, kantor ini menggunakan sistem pemanenan air hujan. Sistem pemanenan air hujan ini dicetuskan oleh Dr. Ing. Ir. Agus Maryono. Pemanenan air hujan dapat digunakan untuk mengatasi kekeringan dan banjir. Jika air hujan dikumpulkan semua, banjir lokal bisa ditunda. Menurut Pak Agus, kalau tiap rumah mempunyai penampungan air hujan, maka run off nya akan menjadi kecil sekali. Untuk setiap 100 meter persegi atap, bisa dibuat penampungan dengan kapasitas 2 hingga 10 meter kubik. Jika dalam 1 minggu terjadi 2 hingga 3 kali hujan dengan durasi hujan selama 1,5 jam, maka tangki bisa terisi penuh. Hanya saja pemanfaatan air hujan
41
masih terkendala mind set yang berkembang di masyarakat bahwa penggunaan air hujan dianggap kuno. Alat pemanen air hujan yang dipasang di kantor MST UGM terlihat sederhana. Tangki plastik berkapasitas 1050 liter dihubungkan ke talang menggunakan pipa PVC yang hampir sama dengan Penampungan Air Hujan (PAH) yang ada di Gunungkidul. Perbedaannya adalah penampungan air tidak menggunakan bak melainkan tangki tertutup dan dilengkapi dengan saringan. Saringan pertama berfungsi untuk menyaring daun-daun yang terbawa air dari talang. Saringan kedua menggunakan bola plastik yang berfungsi untuk menyaring debu dan lumpur yang terbawa oleh air. Gambar II.3.3.1. Penampungan Air Hujan
Sumber : Google Image
Terbukti, air yang dihasilkan sangat jernih. Agar tidak mudah ditumbuhi oleh lumut, bagian luar tangki dicat dengan warna abu-abu. Hal ini bertujuan agar sinar matahari tidak mudah untuk menembus lapisan tangki yang terbuat dari plastik, sehingga dapat menghambat pertumbuhan lumut di dalam tangki. Menurut Dr. Ing. Ir. Agus Maryono, air hasil tampungan ini dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Namun untuk keperluan air minum harus dibawa ke Dinas Kesehatan untuk dilakukan uji laboratorium. Air hujan tidak mengandung bakteri E coli, tetapi dari sisi kandungan mineral, kualitas air sumur lebih baik karena air hujan tidak mengandung mineral. Oleh karena itu untuk daerah yang tidak banyak kandungan mineralnya tidak disarankan menggunakan air hujan untuk konsumsi sehari-hari. Untuk daerah kota Yogyakarta, kandungan mineral cukup banyak sehingga bisa digunakan untuk konsumsi.
42
Dari penjelasan diatas, cara pemanenan air hujan yang digunakan pada kantor MST UGM sangat sederhana, berikut ini adalah skema pemanenan kantor MST UGM. Gambar II.3.3.2. Skema Pemanenan Air Hujan Kantor MST UGM
Sumber : Dokumentasi Pribadi Tabel II.3.3.1. Tabel Pembanding Sistem Pemanenan Air Hujan Standar Talang
Sistem
Tempat
Pipa bahan metal (Galvanized Iron Pipe), PVC Air Hujan Atap Talang Penyaringan Pertama (Pembuangan Polusi) Bak Penyimpanan (Belum bisa digunakan untuk minum) Penyaringan/Pemurn ian Dapat Digunakan/ diminum pasangan bata, beton
Kantor MST UGM
Kesimpulan
Pipa PVC
Sesuai
Air Hujan Atap Talang Penyaring Daun Penyaring Debu &Lumpur Tangki Penyimpanan (dapat langsung digunakan untuk kebutuhan rumah tangga) Penyaring Air Minum (dapat digunakan untuk air minum) Tangki plastik
-Pada sistem pemanenan di kantor MST UGM terdapat 2 kali penyaringan sebelum ditampung ditangki, yaitu penyaringan daun, debu dan lumpur.
-Ada penambahan
43
Penampungan Air
atau fiberglass yang dilengkapi dengan water tap sebagai outlet
tertutup dengan saringan
saringan pada tangki agar air yang dihasilkan lebih bersih -tangki dicat dengan warna abu-abu,agar sinar matahari tidak mudah untuk menembus lapisan tangki yang terbuat dari plastik, sehingga dapat menghambat pertumbuhan lumut di dalam tangki
2. Pesantren La Tansa, Lebak, Jawa Barat Gambar II.3.3.3. Bak Pengolahan Air Sungai Pesantren La Tansa
Sumber : Jurnal “Studi Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Dengan Sistem Penampungan Air Hujan Di Pulau Panggang”
Pada pesantren ini, proses pengolahan air sungai menjadi air bersih menggunakan teknologi saringan pasir lambat “Up Flow” dengan kapasitas 100m3/hari. Pada sistem penyaringan dengan media pasir, kecepatan penyaringan adalah 5-10 m3/m2/hari. Air sungai dialirkan ke tangki penerima, kemudian dialirkan ke bak pengendapan tanpa memakai zat kimia untuk mengendapkan kotoran yang ada dalam air sungai, selanjutnya disaring dengan saringan pasir lambat. Setelah disaring, dilakukan proses khlorinasi dan selanjutnya ditampung di bak penampung air bersih, seterusnya di alirkan ke konsumen. Kelebihan: • Tidak memerlukan bahan kimia, sehigga biaya operasinya sangat murah. • Dapat menghilangkan zat besi, mangan, dan warna serta kekeruhan. • Dapat menghilangkan ammonia dan polutan organik, karena proses penyaringan berjalan secara fisika dan biokimia.
44
• Sangat cocok untuk daerah pedesaan dan proses pengolahan sangat sederhana •
Perawatan mudah karena pencucian media penyaring (pasir) dilakukan dengan cara membuka kran penguras, sehingga air hasil saringan yang berada di atas lapisan pasir berfungsi sebagai air pencuci. Dengan demikian pencucian pasir dapat dilakukan tanpa pengerukan media pasirnya.
3. Perumahan Telaga Golf Sawangan Pada Perumahan Telaga Golf Sawangan yang dibangun Sinarmas Grup di wilayah Depok, aturan AMDAL dimajukan secara ketat dengan membangun ruang terbuka hijau yang seimbang dengan pembangunan properti yang pada gilirannya menciptakan kawasan hunian sehat yang bersinergi dengan lingkungan hidup. Sebagai sebuah hunian, tentu aktifitas keluarga akan menghasilkan limbah cair maupun padat. Setiap air yang mengalir dari kamar mandi dan dapur rumah selalu membawa berbagai macam bahan yang dapat mengganggu keseimbangan yang telah ada dan menyebabkan air tercemar. Di dalam kawasan perumahan Telaga golf pengelolaan air kotor didesain secara runut di berbagai lokasi baik secara indor maupun outdor sejak dari dapur, kamar mandi, halaman rumah, saluran air di luar rumah, laguna buatan hingga pembuangan akhir. Di dalam kawasan hunian, sebelum air mengalir keluar rumah telah terpasang sistem filter dan rembesan sehingga polutan padat yang bercampur dengan air (nasi,sisa makanan, dsb) tersaring dan sebagian air yang masuk ke dalam tanah merembes melalui lapisan bahan kasa anti karat, ijuk, pasir dan kerikil. Gambar II.3.3.4. Konstruksi filter dan rembesan yang ada pada setiap rumah
Sumber : Google Image
Jika masih ada air kotor yang mengalir ke luar rumah maka konsep 'rawa' sebagai pengolah limbah dan pemurnian air outdoor lapis kedua akan
45
menjalankan fungsinya. Pada konsep tersebut beberapa kolam air diisi dengan tumbuhan air (teratai, eceng gondok, thifa, cyperus,dll) dan dibiarkan tumbuh liar memenuhi kolam. Hamparan tumbuhan di kolam rawa ini bukan tidak ada maksud tetapi di sinilah terjadi proses fisika, kimia dan biologi untuk pemurnian air tercemar. Sebagai indikator adalah tumbuh dan berkembangnya berbagai biota air tawar di dalam kolam tersebut. Laguna buatan yang dikondisikan mirip 'ekosistem rawa' dapat menyerap polutan dan memberi suplai oksigen yang cukup bagi biota air di dalamnya. Gambar II.3.3.5. Hamparan tumbuhan air sebagai pengolah limbah dan permurnian air alami
Sumber : Google Image
46
Gambar II.3.3.6. Skematik Pengelolaan Air Perumahan Telaga Golf Sawangan
Sumber : Google Image
II.3.4. Kesimpulan Studi Banding Sekolah sepak bola adalah sebuah lembaga pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan olahraga sepakbola dari anak usia dini, mulai dari usia 6-18 tahun. Pembelajaran yang dilakukan mulai dari segi taktik, teknik pengolahan bola, keterampilan individu, kerjasama tim, sampai teknik pernapasan, kecepatan saat menggiring bola, dan sebagainya. Dari hasil studi banding proyek, sekolah sepak bola umumnya mengkategorikan kelas berdasarkan umur dari masing-masing murid, kegiatan dan fasilitas yang didapat pun akan berbeda dan disesuaikan oleh umur para murid. Fasilitas yang harus dipenuhi oleh sekolah sepak bola antara lain: Lapangan sepak bola berstandar internasional, asrama murid, hunian bagi pelatih, kantor pengelola, ruang kelas, ruang fisik, ruang serbaguna, ruang rekreasi, serta beberapa fasilitas pendukung dan servis.
47
Berdasarkan studi banding tema dan topik, pengendalian air memiliki penanganan yang berbeda-beda tergantung dari jenis air baku apa yang ingin diolah dan dikendalikan. Hal ini dikarenakan adanya zat-zat kimia yang ada pada setiap air baku berbeda-beda. Yang dapat disimpulkan adalah setiap air baku dapat diolah untuk dijadikan air bersih, tergantung dari zat yang terkandung di dalam air baku tersebut, selama zat tersebut masih termasuk kategori yang masih dapat diolah atau tidak melewati standarisasi yang telah di tetapkan.
II.4.
Tinjauan Terhadap Kondisi Tapak
II.4.1. Lokasi Tapak Gambar II.4.1.1. Peta Bogor dan lokasi tapak di Karanggan
U
U
Sumber : Google Image Gambar II.4.1.2. Peta lokasi tapak di Karanggan
Sumber : Dinas Tata Kota Kabupaten Bogor
Tapak berada di Jl. Karanggan Raya no. 151 Bogor. Lokasi ini merupakan pilihan yang baik untuk dijadikan lokasi sekolah dan asrama karena lokasi yang
48
jauh dari keramaian kota, namun memiliki aksesibilitas yang baik. Lokasi ini dekat dengan tol Gunung Putri dan dapat dicapai dengan kendaraan umum. Tabel II.4.1.1. Batas Area Lahan
Sisi Utara: Lahan kosong, Sungai Cikeas
Sisi Timur: Permukiman
Sisi Selatan: Sungai Cikeas,Lapangan golf Sisi Barat: Jagorawi
Sungai, Permukiman
Sumber : Google Image
II.4.2. Luas, Ukuran, dan Peraturan Tapak Gambar II.4.2.1. Tapak
Potongan 1-1
Potongan 2-2 49
1.
Sumber : BAKOSURTANAL
Luas Lahan
: 30.400,28 m² ~ 3,04 Ha
- 1 Ha Bangunan sekolah dan asrama - 2 Ha Lapangan sepak bola dan fasilitas penunjang 2.
KDB
: 20%
Luas lantai dasar yang boleh dibangun : 20% x 30.400,28 m² = 6.080,06 m² 3.
KLB
: 0,8
Luas total bangunan yang boleh dibangun : 0,8 x 30.400,28 m² = 24.320,22 m² 4.
Ketinggian Maksimum
: 4 lantai
5.
Peruntukan Lahan
: Spd (Sekolah)
6.
GSB (Garis Sempadan Bangunan)
: 15 m dari as jalan kabupaten
7.
GSP (Garis Sempadan Pagar)
: 10 m dari jalan as kabupaten
8.
GSS (Garis Sempadan Sungai)
: 15 m dari as sungai Cikeas
II.4.3. Pencapaian ke Tapak Tapak dapat dicapai dengan kendaraan pribadi, kendaraan umum, bersepeda, atau dengan berjalan kaki. Akses ke dalam tapak hanya bisa dari Selatan, yaitu Jalan Raya Kranggan dan Tol Gunung Putri.
II.4.4. Vegetasi Gambar II.4.4.1. Penyebaran Vegetasi di Sekitar Tapak
U 50
Sumber : Google Image
Keadaan vegetasi di tapak dan sekitarnya sangat baik, hal ini karena sebagian wilayah bogor belum banyak pembangunan. Vegetasi yang sangat baik merupakan salah satu faktor saya memilih tapak ini karena udara sekitar masih sangat sejuk.
II.4.5. Status Kepemilikan Tapak Tapak dan bangunan ini dimiliki oleh Developer PT. Citra Insan Sempurna.
II.5.
Gambaran Umum Proyek Sekolah sepak bola Arsenal merupakan tempat untuk melatih anak-anak muda Indonesia yang ingin mendalami bidang olahraga sepak bola berdasarkan kurikulum sekolah sepak bola arsenal yang sudah ada. Tujuan dari sekolah sepak bola ini adalah tidak hanya mendidik para pemain muda untuk belajar mengenai sepak bola, tetapi juga mengenai pendidikan formal sesuai dengan tingkatan umur masing-masing untuk menambah wawasan para pemain. Mengapa dipilih sepak bola sebagai spesialisasi dalam proyek ini, karena : • Olah raga yang paling diminati di Indonesia khususnya di kota Bogor • Masih jarangnya sarana pembinaan sekolah sepak bola yang terorganisasi dengan baik Adapun sasaran yang diwadahi : • Ditujukan bagi para generasi muda usia 6-18 tahun dari segala lapisan masyarakat umum yang ingin meningkatkan kemampuan sepak bola agar mampu menjadi pemain profesional. dikelompokkan menjadi 3 bagian berdasarkan umur mereka, yaitu U9, U13, dan U18. • Para pelatih, pendidik dan staf yang ingin menurunkan dan mendedikasikan ilmu dan keterampilannya, baik dalam sepak bola dan ilmu pengetahuan. • Skala regional : melayani masyarakat Bogor dan Jawa Barat pada umumnya. Skala nasional : melayani masyarakat diluar Jawa Barat.
51
Fasilitas yang akan disediakan pada sekolah sepak bola ini antar lain, lapangan sepak bola internasional, lapangan bola ukuran sedang, lapangan bola indoor, hunian bagi murid dan pelatih, kantor pengelola, ruang kelas, fasilitas pendukung dan servis lainnya. Sedangkan topik dan tema yang ingin penulis angkat adalah mengenai pengendalian air. Pengendalian air dirasakan sangat penting untuk dijadikan tema, karena air pada kawasan Bogor sudah mulai tercemari. Pengendalian air dilakukan dengan mengambil air baku yang ada pada sekitar tapak, yaitu air hujan, air sungai, dan air tanah untuk diolah dan digunakan pada bangunan. Air diambil tidak secara terus menerus, air hujan merupakan air baku utama untuk diolah dan digunakan pada bangunan, jika air hujan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan bangunan, maka air sungai dan air tanah akan diolah untuk dapat memenuhi kebutuhan pada bangunan, seperti mencuci pakaian, mandi, menyiram tanaman, toilet, dan sebagainya.
52