Tinjauan Dan Landasan Teori
BAB II TINJAUAN DAN LANDAS AN TEORI II.1. Tinjauan Umum II.1.1. Apartemen Pengertian : •
Apartemen adalah bangunan yang memuat beberapa grup hunian, yang berupa rumah flat atau rumah petak bertingkat yang diwujudkan untuk mengatasi masalah perumahan akibat kepadatan tingkat hunian dan keterbatasan lahan dengan harga yang terjangkau di perkotaan. (M arlina.2008)
• Tempat tinggal (terdiri atas kamar duduk, kamar tidur, kamar mandi, dapur, dsb) yang berada pada satu lantai bangunan bertingkat yang besar dan mewah, dilengkapi dengan berbagai fasilitas (kolam renang, pusat kebugaran, toko, dsb). (http://kbbi,web.id) Prinsip dan pertimbangan perancangan apartemen : Perancangan
yang baik
adalah
perancangan
bangunan
yang mampu
mengakomodasi kebutuhan penggunanya secara optimal, dalam arti sesuai dengan tuntutan pengguna bangunan dan memungkinkan pengguna bangunan untuk mengembangkan diri. Dalam perancangan sebuah apartemen, terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu :
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 7
Tinjauan Dan Landasan Teori
1.
Kesesuaian bangunan dengan tuntutan penggunanya : Seperti juga proses perancangan bangunan lainnya, untuk mendapatkan rancangan yang sesuai dengan penggunaanya, perancangan apartemen perlu memperhatikan target pengguna dan aktivitas yang diwadahi di dalamnya. Pada dasarnya, apartemen adalah suatu wadah untuk aktivitas penghuni bangunan. Oleh karenanya, kegiatan yang berlangsung pada bangunan ini secara umum sama dengan kegiatan suatu pemukiman. M eskipun demikian, perancangan sebuah apartemen membutuhkan pertimbangan-pertimbangan yang berbeda denga perancangan sebuah hunian biasa. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya perbedaan tuntutan penghuni yang mempunyai latar budaya, sosial, dan ekonomi yang berbeda pula.
2.
Struktur bangunan Struktur dan komponen bahan bangunan yang digunakan pada pembangunan sebuah apartemen harus sesuai dengan bangunan berlantai banyak. Beberapa sistem struktur yang sering digunakan pada pembangunan apartemen adalah sebagai berikut : a)
Sistem struktur ‘flate-plate cast in place reinforced concrete’ dengan perletakan kolom secara acak. Struktur ini menggunakan plat-plat beton pabrikasi yang dicetak di pabrik dan dipasang langsung ditempat dalam bentuk siap pasang. Ukuran plat ini bervariasi, dan ukuran kolomnya menyesuaikan dengan dimensi plat tersebut jarak antarkolom juga
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 8
Tinjauan Dan Landasan Teori
disesuaikan dengan modul ruangan dalam apartemen. Jarak kolom yang ekonomis adalah 12 ft-18 ft (dari as ke as). Sistem struktur seperti ini sering digunakan karena mempunya kelebihan seperti : ¾ Elemen servis horizontal (ducting) yang diperlukan apartemen dapat diletakan di dalam lempengan beton sehingga dapat meniadakan penggunaan plafond gantung. Lempengan beton tersebut juga dapat berfungsi sebagai lantai diatasnya sehingga dapat mengurangi jarak antar lantai. ¾ M emungkinkan perletakan kolom secara acak sesuai dengan layout tipikal apartemen. ¾ M emungkinkan adanya bukaan-bukaan pada elemen servis vertikal b)
Sistem ‘steel frame structure’ yang lebih kuat dan lebih mudah dalam pemasangannya dibanding dengan beton. Sistem struktur ini cenderung mempunyai pola grid yang teratur, dengan jarak kolom yang ekonomis 16 ft-24 ft, dan memiliki penahan angin (wind bracing) yang dapat digunakan sebagai elemen struktur pada bangunan apartemen dengan ketinggian 10-12 lantai.
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 9
Tinjauan Dan Landasan Teori
3.
Penataan bangunan Penataan ruang hunian dalam suatu apartemen dapat dirancang dengan berbagai pertimbangan, terutama yang terkait dengan dimensi dan potensi site. Penataan ruang-ruang tersebut dapat dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu: a)
Center Corridor Plan ( double loaded) M erupakan penataan apartemen dengan denah yang menunjukkan adanya koridor yang diapit oleh hunian yang terdapat pada kedua sisinya (interior corridor). Penataan seperti ini dimungkinkan untuk lokasi dengan bentuk memanjang, dengan view dikedua sisi bangunan yang baik sehingga dapat dinikmati dari kedua sisi bangunan. Hal ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan nilai jual/sewa apartemen.
Gbr 1. Center corridor plan b)
Open Corridor Plan (single loaded) M erupakan penataan ruang-ruang hunian yang memiliki satu koridor (exterior corridor) untuk melayani satu deret hunian.
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 10
Tinjauan Dan Landasan Teori
Gbr 2. Open corridor plan c)
Tower Plan Pada apartemen tipe tower plan, denahnya terdiri dari satu core pusat dengan unit-unit hunian mengelilinginya. Tipe ini biasanya dipakai untuk apartemen yang dibangun dilokasi sempit dengan bentuk bangunan tinggi. Tipe ini membutuhkan alat bantu sirkulasi vertikal mekanik untuk meningkatkan
kenyamanan
mekanik
(lift)
untuk
meningkatkan
kenyamanan sirkulasinya sehingga biasanya tipe ini mempunyai harga unit hunian yang relative tinggi.
Gbr 3. Tower Plan d)
Cross Plan Denah untuk apartemen tipe ini memiliki empat sayap utama yang merupakan perkembangan keliar dari satu core. Biasanya tipe ini
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 11
Tinjauan Dan Landasan Teori
dibangun di area-area pusat kota dengan luasan site cukup, yang mempunyai view ke segala arah relative baik.
Gbr 4. Cross Plan Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan apartemen, yaitu : • Berdasarkan jenjang fungsinya : a) Fungsi utama, yaitu fungsi yang dominan dalam sebuah bangunan. Fungsi utama pada sebuah apartemen adalah pemukiman. Kegiatan penghunian ini relative sama dengan kegiatan penghunian pada pemukiman umumnya, hanya saja dengan penekanan aktivitas yang sedikit berbeda, misalnya pada aspek efesiensi. Seperti juga pada hunian lain, apartemen harus mempunyai ruang-ruang yang dapat mewadahi aktivitas-aktivitas penghuni yang berlangsung secara rutin. Jenis aktivitas tersebut antara lain tidur, makan, menerima tamu, berinteraksi social, melakukan hobi, bekerja, dan lain-lain.
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 12
Tinjauan Dan Landasan Teori
b) Fungsi pendukung, merupakan fungsi-fungsi sekunder yang ditambahkan pada sebuah apartemen untuk mendukung dan menambah kenyamanan berlangsungnya fungsi utama. Selain itu juga dapat membantu aspek pemasaran apartemen tersebut. Tidak jarang kegiatan pendukung ini ditujukan
pula
untuk
menarik
kunjungan
masyarakat
umum
(nonpenghuni) ke bangunan apartemen tersebut, meskipun hal ini sangat tergantung pada peruntukan sasaran apartemennya. Fungsi pendukung yang biasanya ditambahkan pada sebuah apartemen dapat dibedakan diantaranya sebagai berikut : • Layanan olah raga : fitness center, aerobic, kolam renang, dan lainlain. • Layanan kesehatan : poliklinik, apotek, dan lain-lain. • Layanan komersial : minimarket, restoran, salon, dan lain-lain. • Layanan anak : tempat penitipan anak, area bermain, dan lain-lain. c) Fungsi pelengkap, merupakan fungsi-fungsi yang diadakan untuk melengkapi berlangsungnya fungsi utama dan fungsi pendukung. M enurut tingkatanya, fungsi ini tergolong fungsi tersier. Termasuk dalam kategoru kegiatan ini adalah kegiatan pengelolaan. Dalam pengelolaan akan terdapat berbagai aktivitas seperti administrasi, pemasaran, pemeliharaan kebersihan, pemeliharaan bangunan, dan pengamanan. Sebuah apartemen harus memiliki ruang-ruang tersebut untuk mendukung
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 13
Tinjauan Dan Landasan Teori
kegiatan penghuni sehingga penghuni merasa lebih aman dalam melakukan kegiatan utamanya. Ruang-ruang tersebut misalnya ruang administrasi, ruang cleaning service dan ruang satpam. • Berdasarkan privatisasinya ruang-ruang dalam apartemen dapat digolongkan sebagai berikut : a)
Ruang privat, yaitu kelompok ruang yang bersifat privat, mempunya aksesibilitas yang terbatas bagi kelompok atau golongan tertentu, misalnya ruang-ruang hunian.
b)
Ruang semipublik, yaitu kelompok ruang dengan aksesibilitas bebas terbatas, dalam arti dapat diakses oleh pengunjung umum tetapi terbatas pada kelompok tertentu. Contoh area semipublik pada suatu apartemen adalah area adiministratif pengelola.
c)
Ruang publik, merupakan kelompok ruang dengan aksesibilitas tinggi, bebas diakses oleh siapapun. Contoh area ini adalah ruang-ruang pendukung (minimarket, fitness centre, restoran, dan sebagainya). Area ini dapat digunakan juga untuk mendukung promosi apartemen agar daoat meningkatkan daya tariknya bagi calon pembeli atau penyewa.
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 14
Tinjauan Dan Landasan Teori
Klasifikasi apartemen : 1.
Berdasarkan kepemilikannya : a)
Apartemen sewa Apartemen yang dimiliki oleh perorangan atau suatu badan usaha bersama dengan unit-unit apartemen yang disewakan kepada masyarakat dengan harga dan jangka waktu tertentu.
b)
Apartemen beli Apartemen yang dimiliki oleh perorangan atau suatu badan usaha bersama dengan unit-unit apartemen yang dijual kepada masyarakat dengan harga dan jangka waktu tertentu. Kepemilikannya lagi dapat dibedakan lagi sebagai berikut : • Apartemen milik bersama (cooperative) Apartemen yang dimiliki bersama oleh penghuni yang ada.tanggung jawab pengembangan gedung menjadi tanggung jawab semua penghuni. • Apartemen milik perseorangan (condominium) Apartemen yang unit-unit huniannya dapat dibeli dan dimiliki oleh penghuni. Penghuni wajib membayar pelayanan apartemen yang mereka gunakan kepada pihak pengelola.
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 15
Tinjauan Dan Landasan Teori
2.
Berdasarkan jumlah kamarnya : a)
Tipe studio Tipe ini memiliki ukuran: 200 sq ft (18 m2). Diharapkan berbagai aktifitas dapat diwadahi dalam satu ruang sekaligus untuk mereduksi jumlah kamar dalam unit apartemen tersebut.
b)
Tipe satu ruang tidur Tipe ini memiliki satu ruang tidur dalam setiap unitnya. Ukurannya 2 berkisar antara 400 sq ft (36 m ), atau menyesuaikan kebutuhan.
c)
Tipe dua ruang tidur Tipe ini memiliki dua ruang tidur dalam setiap unitnya, dengan ukuran berkisar 500 sq ft (45 m2). Kelengkapan ruang pada tipe ini relatif sama dengan tipe satu ruang tidur, tetapi tingkat kemewahan ruangnya relatif lebih baik.
d)
Tipe tiga ruang tidur Unit apartemen tipe ini memiliki tiga ruang tidur, dengan luasan berkisar 600 sq ft (54 m2). Kapasitas unit ini adalah 4-5 orang.
3.
Berdasarkan jumlah lantainya : a)
Apartemen simplex Apartemen dengan satu unit hunian terdiri dari satu lantai.
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 16
Tinjauan Dan Landasan Teori
b)
Apartemen duplex Apartemen dengan satu unit hunian terdiri dari dua lantai.
c)
Apartemen triplex Apartemen dengan satu unit hunian terdiri dari tiga lantai.
Penataan sistem duplex dan triplex memberikan privatisasi yang tinggi bahkan dalam satu unit hunian.(M arlina.2008) II.1.2. Pusat Perbelanjaan Pengertian : •
A shopping centre enclosed within a large structure ; often two or three stories high, often designed around a central atrium ; may have numerous stores, as well as entertaiment facilities such as movie theaters, fast-food outlets, restaurants, and public areas. (Dictionary of Architeture and construction, edited by Cyril M . Harris, published by TheM cGraw-Hill Companies, Inc.).
•
suatu tempat kegiatan pertukaran dan distribusi barang/jasa yang bercirikan komersial, melibatkan perencanaan dan perancangan yang matang karena bertujuan memperoleh keuntungan(profit) sebanyak-banyaknya(Gruen, centers for urban environment :survival of the cities).
•
Sekelompok kesatuan pusat perdagangan yang dibangun dan didirikan pada sebuah lokasi yang direncanakan, dikembangkan, dimulai, dan diatur menjadi sebuah kesatuan operasi (operation unit). Berhubungan dengan lokasi, ukuran, tipe took, dan area perbelanjaan dari unit tersebut. Unit ini juga menyediakan
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 17
Tinjauan Dan Landasan Teori
parkir yang dibuat berhubungan dengan tipe dan ukuran total toko-toko (Urban Land Institute, Shoping Centre Development Handbook). Prinsip dan pertimbangan perancangan pusat perbelanjaan : Sebuah fasilitas perbelanjaan merupakan wadah bagi aktivitas pertukaran barang atau jasa yang ditujukan untuk menghasilkan keuntungan. Dalam aktivitas ini secara umum pelakunya dibedakan menjadi dua kategori, yaitu penjual (pihak yang menawarkan barang atau jasa dengan tujuan mendapatkan keuntungan) dan pembeli (pihak yang menerima penawaran barang atau jasa yang ditawarkan). Pada perancangan ruang sewa sebuah pusat perbelanjaan, modul ruang sewa merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan. Dimensi modul ruang sewa ditentukan berdasarkan tiga pertimbangan sebagai berikut : 1.
Kemampuan sewa calon tenant (penyewa). Untuk mengetahui hal ini, perlu dilakukan studi terhadap calon tenant sasaran. Hal ini dapat juga dilakukan melalui referensi dari bangunan-bangunan sejenis.
2.
M odul struktur bangunan disesuaikan dengan sistem struktur yang digunakan. Data dari kajian pertama dipadukan dengan pertimbangan sistem struktur yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan modul struktur serta material struktur yang digunakan pada bangunan tersebut. Penentuan modul ini akan terkait dengan efesiensi layout (penataan) ruang, baik pada ruang-ruang sewa maupun fasilitas pendukungnya, misalnya area parkir di dalam bangunan.
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 18
Tinjauan Dan Landasan Teori
3.
Pertimbangan
yang
terkait
dengan
jenis
barang yang
didagangkan.
Pertimbangan ini merupakan pertimbangan tambahan. Selain pertimbangan tersebut, yang tidak kalah penting untuk diperhatikan pada rancangan bangunan pusat perbelanjaan adalah penampilan bangunan. Secara umum, sebuah pusat perbelanjaan harus direncanakan dengan tujuan semaksimal mungkin mendatangkan keuntungan. Oleh karena itu, tampilan bangunan perlu dirancang semenarik mungkin sehingga dapat mengundang konsumen untuk memasuki bangunan ini. Semakin banyak konsumen yang masuk ke pusat perbelanjaan tersebut, diharapkan peluang untuk menarik mereka membeli barang atau jasa yang ditawarkan akan semakin besar. Perancangan sebuah pusat perbelanjaan merupakan suatau kegiatan yang sangat kompleks berhubungan dengan berbagai aspek yang secara keseluruhan akan menentukan daya tarik sebuah pusat perbelanjaan terhadap pengunjung. Tampilan bangunan komersial harus dirancang semenarik mungkin sesuai dengan image bangunan yang direncanakan. Klasifikasi Pusat Perbelanjaan Perancangan sebuah pusat perbelanjaan perlu disesuaikan dengan tuntutan lingkungan dan masyarakat di lingkungan tersebut sehingga tepat sasaran baik kelas, lingkup layanan, maupun penyediaan kelengkapan di dalamnya. Secara umum sebuah pusat perbelanjaan dapat diklasifikasikan dengan berbagai pertimbangan, yaitu:
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 19
Tinjauan Dan Landasan Teori
1.
Berdasarkan skala pelayanan Berdasarkan skala pelayanannya, pusat perbelanjaan dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu: a)
Pusat perbelanjaan local (neighborhood center) Pusat perbelanjaan kelas ini mempunyai jangkauan pelayanan yang meliputi 5.000 sampai 4.000 penduduk (skala lingkungan), dengan luas bangunan berkisar antara 2.787-9.290 m2. Unit penjualan terbesar pada pusat perdagangan golongan ini adalah supermarket.
b)
Pusat perbelanjaan distrik (community center) Pusat perbelanjaan kelas ini mempunyai jangkauan pelayanan 40.000 sampai 150.000 penduduk (skala wilayah), dengan luas bangunan berkisar antara 9.290-27.870 m2. Unit-unit penjualan terdiri atas junior department store, supermarket dan took-toko.
c)
Pusat perbelanjaan regional (main center) Pusat perbelanjaan kelas ini mempunyai jangkauan pelayanan seluas daerah dengan 150.000 sampai 400.000 penduduk, dengan luas bangunan 27.870-92.990 m2. Pusat perbelanjaan golongan ini terdiri dari 1-4 department store dan 50-100 toko retail, yang tersusun mengitari pedestrian, dan dikelilingi oleh area parkir (the community Builders Council of ULI-the Urban Land Institute, 1997:23)
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 20
Tinjauan Dan Landasan Teori
Semakin besar skala layanan yang direncanakan, semakin luas pula ruang yang dibutuhkan. Tuntutan luas bangunan berlawanan dengan tingginya nilai lahan yang potensial untuk penngembangan bangunan komersial yang berada di pusat kota atau di lokasi-lokasi strategis lainnya. Salah satu solusinya, pusat perbelanjaan ini disusun menjadi bangunan berlantai banyak atau neka lantai. 2.
Berdasarkan sistem transaksinya a)
Toko Grosir, adalah toko yang menjual barang dalam partai besar, barang-barang tersebut biasanya disimpan di gudang atau di tempat lain, sedangkan yang ada di toko grosir hanya contohnya. Oleh karena penjualan dilakukan dalam partai besar, biasanya etalase pada toko grosir hanya memerlukan tempat yang relatif kecil, sedangkan bagian terbesarnya adalah gudang tempat menyimpan persediaan. Aktivitas lain yang juga tidak kalah penting pada toko seperti ini adalah pengepakan. Oleh karena penjualannya dilakukan dalam jumlah besar sekaligus maka pengepakan memerlukan ruang tersendiri yang juga relatif besar, yaitu ruang dropping barang. Area ini sebaiknya berdimensi cukup besar yang memungkinkan kendaraan penggangkut barang berhenti pada proses pembongkaran atau pemuatan barang belanjaan.
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 21
Tinjauan Dan Landasan Teori
b)
Toko eceran Adalah toko yang menjual barang dalam partai kecil atau per satuan barang. Toko eceran lebih banyak menarik pembeli karena tingkat variasi barangnya yang tinggi. Pada toko semacam ini, area display barang dagangan memerlukan ruang dengan dimensi yang relatif besar untuk mewadahi variasi barang dagangan yang tinggi. Sebaliknya, gudang mungkin hanya memerlukan area dengan dimensi yang lebih kecil. Area dropping barang bukan merupakan area vital pada toko jenis ini.
II.1.3. Mixed use building Sejarah : Dalam sejarah perkembangan perkotaan, penggabungan dari berbagai peruntukkan lahan seperti, residential, shopping mall, perkantoran, hiburan, hotel, civic, dan budaya dalam satu area yang dibedakan berdasarkan jumlah manusia yang berkisar dari penduduk desa sampai kota besar. Konsep dari penggabungan berbagai fungsi bangunan dalam satu area perkotaan berasal dari nenek moyang kota Yunani dan Cina, yang berpengaruh terhadap kota pada abad pertengahan Eropa, sampai pada bangunan multi-fungsi yang tercipta lebih dari beberapa abad dan berlangsung sampai hari ini di beberapa kota besar seperti London, Paris, Kairo, Tokyo, dan Beijing. Bahkan inti dari kota-kota baru di Amerika utara dan selatan serta Australia mengembangkannya sebelum datangnya perkembangan otomotif, memperlihatkan tingginya intensitas pembangunan yang menggunakan konsep pembangunan
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 22
Tinjauan Dan Landasan Teori
bangunan multi-fungsi pada satu area, contoh-contohnya adalah kota New York, Toronto, Buenos Aires, dan Sydney. (Schwanke, Dean. 2005. Mixed-Use Development Handbook second edition. Washington DC: Urban Land Institute) •
Pengertian : Mixed use building adalah salah satu upaya pendekatan perancangan yang berusaha menyatukan berbagai aktivitas dan fungsi yang berada di bagian area suatu kota (luas area terbatas, harga tanah mahal, letak strategis, nilai ekonomi tinggi) sehingga terjadi satu struktur kompleks dimana semua kegunaan dan fasilitas saling berkaitan dalam kerangka integrasi yang kuat. Upaya tersebut dimaksudkan untuk mengeleminasi ruang-ruang mati, sehingga penggunaan lahan lebih efektif dan efesien, pelayanan kebutuhan lebih mudah, dan lingkungan menjadi lebih nyaman dihuni. (M arlina, Endy.2008.Panduan Perancangan Bangunan Komersial.Yogyakarta: ANDI). Contohnya : M al Taman Anggrek, Jakarta residence,dan M al Citraland
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 23
Tinjauan Dan Landasan Teori
Foto(1) . M al Taman Anggrek Penyatuan 2 fungsi yaitu apartemen dan pusat perbelanjaan1 lahan
Foto(2) . Jakarta Residences Penyatuan 2 fungsi yaitu apartemen dan pusat perbelanjaan dalam 1 lahan (26 agustus 2009, pk. 18.05)
Foto(3) . M al Citraland Penyatuan 2 fungsi yaitu Hotel dan pusat perbelanjaan dalam 1 lahan
II.2. Tinjauan Khusus II.2.1. Data-Data tapak Lokasi
: Jl. Bendungan Hilir kav. 36, Jakarta Pusat
Luas LahaN
: 7700 m2
KDB
: 80% x 7700 = 6160 m2
KLB
:4
LUAS Bangunan
: 30800 m2
Ketinggian M aksimum
: 12 lantai
Peruntukan Lahan
: Pertokoan
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 24
Tinjauan Dan Landasan Teori
Batas Tapak
: - Utara
: Kali Krukut
- Selatan : Jl. bendungan hilir - Timur : Jl. Jendral Sudirman - Barat
: Pertokoan
Gbr(5). Lokasi Tapak
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 25
Tinjauan Dan Landasan Teori
II.2.2. Kondisi Tapak dan Lingkungan Lokasi sekitar tapak berupa(lihat gbr 6 dan foto 4 – 15).
A
B K C
F
G
D
E
J
H
I
Gbr(6). Tapak dan bangunan sekitar
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 26
Tinjauan Dan Landasan Teori
Foto(4) A. Apartemen Batavia. (26 agustus 2009, pk. 18.05)
Foto(6) D. Wisma Sudirman (26 agustus 2009, pk. 17.45)
Foto(8) E. Wisma Dharmala (26 agustus 2009, pk. 17.45)
Binus University-Architecture Major 2010
Foto(5) B. Pasar Bendungan Hilir (26 agustus 2009, pk. 17.45)
Foto(7) C. Bank Resona Perdania (26 agustus 2009, pk. 17.45)
Foto(9) F. Jembatan Penyeberangan (26 agustus 2009, pk. 17.45)
Apartment And Mall in Central Jakarta | 27
Tinjauan Dan Landasan Teori
Foto(10) G. Universitas Atma Jaya (26 agustus 2009, pk. 17.45)
Foto(12) I. Sampoerna Strategic (26 agustus 2009, pk. 17.45)
Foto(14) J. Jalan menuju Semanggi (26 agustus 2009, pk. 17.45)
Binus University-Architecture Major 2010
Foto(11) H. Plaza Sentral (26 agustus 2009, pk. 17.45)
Foto(13) J. Jalan menuju Bundaran HI (26 agustus 2009, pk. 17.45)
Foto(15) J. Kali Krukut (26 agustus 2009, pk. 17.45)
Apartment And Mall in Central Jakarta | 28
Tinjauan Dan Landasan Teori
II.2.3. Hemat Energi •
Di kawasan tropis, pendingin ruang (AC) dan pencahayaan buatan hanya digunakan sejumlah kecil bangunan untuk menghemat energi. Penghematan energi di sektor bangunan di wilayah tropis semacam Indonesia tetap akan memberikan kontribusi besar terhadap penurunan konsumsi energi secara nasional. Bangunan merupakan penyaring faktor alamiah penyebab ketidaknyamanan, seperti hujan, terik matahari, angin kencang, dan udara panas tropis, agar tidak masuk ke dalam bangunan. Udara luar yang panas dimodifikasi bangunan dengan bantuan AC menjadi udara dingin. Dalam hal ini dibutuhkan energi listrik untuk menggerakkan mesin AC. Demikian juga halnya bagi penerangan malam hari atau ketika langit mendung, diperlukan energi listrik untuk lampu penerang. Penghematan energi melalui rancangan bangunan mengarah pada penghematan penggunaan listrik, baik bagi pendinginan udara, penerangan buatan, maupun peralatan listrik lain. Dengan strategi perancangan tertentu, bangunan dapat memodifikasi iklim luar yang tidak nyaman menjadi iklim ruang yang nyaman tanpa banyak mengonsumsi energi listrik. Kebutuhan energi per kapita dan nasional dapat ditekan jika secara nasional bangunan dirancang dengan konsep hemat energi.
•
Arsitektur yang berlandaskan pada pemikiran “meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan maupun
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 29
Tinjauan Dan Landasan Teori
produktivitas penghuninya“ dengan memanfaatkan sains dan teknologi mutakhir secara aktif. M engoptimasikan sistim tata udara-tata cahaya, integrasi antara sistem tata udara buatan alamiah, sistem tata cahaya buatan-alamiah serta sinergi antara metode pasif dan aktif dengan material dan instrumen hemat energi. (Jimmy Priatman, Ir, 2005. Arsitektur Hemat Energi). Untuk menerapkan konsep hemat energy pada bangunan terdapat 2 cara yaitu perancangan pasif dan perancangan aktif. 1. Perancangan secara pasif Perancangan
pasif merupakan
cara penghematan
energi melalui
pemanfaatan energi matahari secara pasif, yaitu tanpa mengonversikan energi matahari menjadi energi listrik dan pemanfaatan sirkulasi udara agar udara panas dapat keluar. Rancangan pasif lebih mengandalkan kemampuan arsitek
bagaimana rancangan
bangunan
dengan
sendirinya mampu
“mengantisipasi” permasalahan iklim luar. Perancangan pasif di wilayah tropis basah seperti Indonesia umumnya dilakukan untuk mengupayakan bagaimana pemanasan bangunan karena radiasi matahari dapat dicegah, tanpa harus mengorbankan kebutuhan penerangan alami. Sinar matahari yang terdiri atas cahaya dan panas hanya akan dimanfaatkan komponen cahayanya dan menepis panasnya. Strategi perancangan bangunan secara pasif di Indonesia bisa dijumpai terutama pada bangunan lama karya S ilaban: M asjid Istiqal dan Bank Indonesia; karya Sujudi: Kedutaan Prancis di Jakarta dan Gedung Departemen Pendidikan Nasional Pusat; serta sebagian besar bangunan Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 30
Tinjauan Dan Landasan Teori
kolonial karya arsitek-arsitek Belanda. M eskipun demikian, beberapa bangunan modern di Jakarta juga tampak diselesaikan dengan konsep perancangan pasif, seperti halnya Gedung S Widjojo dan Wisma Dharmala Sakti, keduanya terletak di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta.
Foto(16). Bank Indonesia (penggunaan sunshading berupa kisi-kisi untuk mengurangi panas sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan. (07 april 2008, pk. 17.45)
Foto(17) . Wisma Dharmala (penggunaan overst ek yang panjang melindungi bangunan dari hujan dan panas sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan. (26 agustus 2009, pk. 17.45)
2. Perancangan secara aktif Dalam rancangan aktif artinya menggunakan alat bantu non elemen bangunan, contohnya energi matahari dikonversi menjadi energi listrik sel solar, kemudian energi listrik inilah yang digunakan memenuhi kebutuhan bangunan. Dalam perancangan secara aktif, secara simultan arsitek juga harus menerapkan strategi perancangan secara pasif. Tanpa penerapan strategi perancangan pasif, penggunaan energi dalam bangunan akan tetap tinggi apabila tingkat kenyamanan termal dan visual harus dicapai. Strategi perancangan aktif dalam bangunan dengan sel solar belum dijumpai di Indonesia saat ini. Penggunaan sel solar masih terbatas pada Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 31
Tinjauan Dan Landasan Teori
kebutuhan terbatas bagi penerangan di desa-desa terpencil Indonesia. Salah satu
bangunan
yang dianggap
paling berhasil menerapkan
teknik
perancangan pasif dan aktif secara simultan dan sangat berhasil dalam mengeksploitasi penggunaan sel solar adalah bangunan paviliun Inggris (British pavillion).
Gbr(7). British pavillion Bangunan ini dirancang Nicholas Grimshaw & Partner, arsitek yang juga merancang Waterloo International Railway Station yang menghubungkan Inggris dengan Perancis melalui jalur bawah laut. Paviliun Inggris ini dibangun di kompleks Expo 1992 di kota Seville, Spanyol, sebagai perwujudan hasil sayembara tahun 1989 yang dimenangi arsitek tersebut. Bangunan ini dirancang dengan pertimbangan iklim setempat, yaitu suhu udara musim panas saat Expo dilangsungkan dapat mencapai 45 derajat Celsius,
serta meminimalkan
penggunaan
energi
yang
mengemisi
karbondioksida. Langkah merancang bangunan hemat energi baik secara pasif maupun aktif seperti di atas perlu dicermati. Sudah waktunya para arsitek Indonesia
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 32
Tinjauan Dan Landasan Teori
memulainya. Jika dalam waktu dekat Indonesia menjadi negara pengimpor minyak neto dan harga BBM dan tarif listrik dalam negeri melambung, sebagian besar bangunan yang boros energi tidak lagi dapat berfungsi. Pemakai bangunan akan menemui kesulitan menanggung biaya listrik untuk lift, AC, pompa, dan peralatan lain, yang tinggi. M asih ada waktu untuk menghindari situasi buruk semacam ini dengan memulai merancang bangunan
yang
hemat
energi,
hemat
listrik,
sejak
sekarang.
(http://www.jurnalinsinyurmesin.com/index.php?option=com_content&view =article&id=65&Itemid=85). Untuk di pusat perbelanjaan perlakuan konsep hemat energi dengan menggunakan skylight. Contohnya : Puri M all
Foto(18). Puri M al (17 agustus 2009, pk. 15.35)
Dengan menggunakan skylight akan mengurangi pencahayaan buatan di dalam bangunan tersebut sehingga penggunaan energi di dalam bangunan secara tidak langsung akan berkurang.
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 33
Tinjauan Dan Landasan Teori
Sedangkan untuk di Apartemen perlakuan konsep hemat energi adalah dengan memasukan sinar matahari pada tiap ruang. Contohnya : Regence Royale.
Gbr(8). Regence Royale Dimana denah apartemen tersebut didesain pada setiap ruangnya mendapat sinar matahari, sehingga dapat mengurangi penggunaan energi pada siang hari. II.2.3. Iklim Dalam menerapkan konsep hemat energi seharusnya juga memperhatikan iklim. Iklim banyak berhubungan dengan kita. Sebagai arsitek yang baik harusnya menghasilkan bangunan yang di dalamnya berhawa sejuk pada musim panas, ataupun hangat di musim dingin; hal ini mungkin jika bangunanbangunan tersebut direncanakan untuk melawan tekanan-tekanan iklim sejak dari awal mula. Iklim harus dipertimbangkan sebelum suatu konsep yang menyeluruh akan suatu proyek diputuskan; misalnya lay-out bangunan, orientasi bangunan,
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 34
Tinjauan Dan Landasan Teori
bentuk dan sifat struktur, ruang atau volume bangunan, ruangan yag terjadi antara bangunan dengan bangunan. Temperatur udara, pergerakan udara, radiasi dan kelembaban adalah faktorfaktor utama dominan yang mempengaruhi kenyamanan tubuh. Dahulu metode yang ada banyak menyebabkan arsitek membuat dugaan-dugaan tentang bentuk dan orientasi bangunan, ukuran ruang besarnya pembukaan, tebal tembok, metode konstruksi, dsb. Hasil dugaan itu tentu saja akan mendukung atau melemahkan desainnya jika ternyata asumsi-asumsi sebelumna salah, maka ia harus mengulang kembali asumsi asal, dan proses perhitungan ataupun eksperimennya. Indonesia termasuk di daerah iklim tropis kepulauan(tropical island climate), terletak di daerah khatulistiwa. Di daerah iklim tropis kepulauan terdapat angin pasat
yang mempercepat proses pelepasan panas secara
konveksi dan evaporasi(penguapan), juga memiliki kriteria seperti : - Kelembaban udara tinggi 50-60% - Gerakan udara (<5m /s) - Curah hujan relatif tinggi:2000-3000m/tahun Setelah kita mengetahui ciri-ciri iklim tropis, maka kita dapat melakukan desain untuk memanfaatkan keuntungan dari iklim tropis tersebut. Contohnya gedung Wisma Dharmala(foto.17) yang memanfaatkan sinar matahari tetapi
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 35
Tinjauan Dan Landasan Teori
meminimalisikan panas yang masuk ke dalam bangunan dengan menggunakan overstek yang panjang. II.3. Lan dasan Teori Dan S tudi Banding II.3.1. S tudi Literatur • Kemang Village
Gbr(9). Kemang Village Lokasi : Jl. Kemang 6 – Jakarta Selatan Luas lahan : 650.000 M 2 Dengan pengembangan yang terintegrasi : 1.
Kemang Village Grand Foundation
2.
Entry Sclupture
3.
The Ritz Kemang Village Residences
4.
Private Pool
5.
The Tiffany Kemang Village Residences
6.
Private Pool
7.
The Empire Kemang Village Residences
8.
Private Pool
9.
The Cosmopolitan Kemang Village Residences
10. Private Pool
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 36
Tinjauan Dan Landasan Teori
11. Jogging Track 12. Sekolah Pelita Harapan 13. Siloam Hospital Dan Setiap tower dari apartemen memiliki klasifikasi luasan yang berbeda 1.
The Ritz Kemang Village Residences
Gbr(10). The Ritz Kemang Village Residences
2.
The Cosmopolitan Kemang Village Residences
Gbr(11) The Cosmopolitan Kemang Village Residences
3.
The Empire Kemang Village Residences
Gbr(12). The Empire Kemang Village Residences Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 37
Tinjauan Dan Landasan Teori
4.
The Tiffany Kemang Village Residences
Gbr(13). The Empire Kemang Village Residences
Banyaknya tower apartemen pada tapak dikarenakan developer mencoba mengembangkan lahan untuk dapat mewadahi kebutuhan penduduk akan tempat tinggal, dimana seperti kita ketahui sekarang ini harga tanah semakin mahal. Dengan mengatur sedemikian rupa sehingga satu kawasan tersebut menjadi kesatuan yang terintegrasi dengan baik. Dengan podium untuk menghubungkan setiap tower-tower apartemen.
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 38
Tinjauan Dan Landasan Teori
• Iso Omena Helsinki, Finland Pusat perbelanjaan untuk omena iso membentuk titik fokus dari matinkyla dan pusat-pusat perkotaan di olari Espoo. Tujuan dari proyek ini adalah menyediakan retail, komersial, dan fasilitas hunian. Sebagian besar kompleks pusat perbelanjaan yang berfungsi sebagai pedestial untuk fasilitas lainnya, masingmasing dengan penampilan yang khas yang mencerminkan fungsinya. Iso omena terdiri dari dua tingkat, lantai atas yang menghubungkan ke jalan yang membentang di sepanjang sisi timur, tingkat bawah yang membuka ke pasar dengan jajaran pohon dan parkir di sisi barat bangunan. Di jalan mal membuka arcade ke sekelilingnya.
Gbr(14). Façade Shopping center
Binus University-Architecture Major 2010
Gbr(15). Interior shopping center dengan menggunakan skylight agar menghemat energi.
Apartment And Mall in Central Jakarta | 39
Tinjauan Dan Landasan Teori
• Haaglanden Megastores The hague, Netherland Terletak di tengah-tengah Den Haag. Sebuah plot relatif kecil, terletak langsung di sebelah rel kereta api dan sangat dekat dengan stasiun jejak Hollands. Dirancang untuk 80.000m2 toko-toko dan 1.700 tempat parkir. Pusat perbelanjaan yang bergaya amerika ini, didesain dengan megah, sehingga secara sadar memperlihatkan sisi komersialnya. Desain yang menarik pada interior sangat menarik pengunjung untuk berbelanja. Adanya skylight pada koridor diupayakan untuk melakukan pendekatan hemat energi.
Gbr(16). Interior Haaglanden M egastores shopping center dengan menggunakan skylight agar menghemat energi.
Binus University-Architecture Major 2010
Gbr(17). Interior Haaglanden M egastores adanya void yang cukup besar membuat pengunjung merasa nyaman.
Apartment And Mall in Central Jakarta | 40
Tinjauan Dan Landasan Teori
• Thamrin Residences 2 Jl. Kebon Kacang, Jakarta
Gbr(18). Thamrin Residences 2
Gbr(19). Site plan Thamrin Residences 2
Terletak di daerah Thamrin berdekatan dengan Grand Indonesia dan Plaza Indonesia. Dengan fasilitas sbb :
-
Playground and picnic garden Half Basketball court Yoga area Swimming pool Kids pool
Binus University-Architecture Major 2010
-
Kids Pool Coffee Shop M ini Golf Pool Bar Jaccuzi
Apartment And Mall in Central Jakarta | 41
Tinjauan Dan Landasan Teori
Contoh Show Unit :
Gbr(20). Show unit Thamrin residences 2 unit
ty pe
Luas
nett
Semi gross
AD
1BR
41.38
52.21
AE
1BR
42.85
54.19
BA
2BR
57.77
73.06
BB
1BR
34.93
44.17
BC
STD
30.18
48.85
Tabel 1. Daftar type dan luasan Penentuan harga berdasarkan angka lantai, type unit, dan juga view yang beraneka ragam. Denah typikal :
Gbr(21). Denah Typikal
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 42
Tinjauan Dan Landasan Teori
II.3.2. S tudi Lapangan • Permata Regency Apartemen Jl. Haji Kelik, Jakarta Apartemen eksklusif yang menawarkan kenyamanan tinggal di lingkungan yang hijau dan asri. Kesejukan yang alami begitu terasa karena dekat dengan hutan kota yang luas dan rimbun, dengan desain apartemen permata regency bergaya modern kontemporer.
Gbr(22). Permata Regency Apartemen Dengan façade modern kontemporer
Gbr (23). Site Plan
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 43
Tinjauan Dan Landasan Teori
Dengan fasilitas sebagai berikut : - Club House - Swimming Pool - Gym - Jacuzzi - Spa - Tennis Court - Function Room - Children Playground Terdapat variasi unit yang menarik di apartemen Permata Regency ini yaitu : 2 kamar tidur, 3 kamar tidur, 3 kamar tidur sudut dan 3 kamar tidur pool view.
Gbr(24). Denah 3 bedroom
Gbr(25). Denah 3 bedroom sudut
Gbr(26). Denah 2 bedroom Dengan luasan sebagai berikut : - 2 Bedroom+balkon
: nett : 33m2/semigross : 39m2
- 2 Bedroom Standart
: nett : 31m2/semigross : 37m2
- 3 Bedroom
: nett : 69,27m2/semigross : 81,50m2
- 3 bedroom sudut
: nett : 64,20m2/semigross : 75,50m2
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 44
Tinjauan Dan Landasan Teori
foto(19). Ruang keluarga
Foto(20). Ruang tidur
Foto(21). Ruang makan
Kekurangan dari apartemen Permata Regency adalah : - Jumlah lift yang minim - Dekat dengan sungai yang kotor - unfurnishied Kelebihan dari apartemen Permata Regency adalah : - Dekat dengan hutan kota - Berada dikawasan hunian elit Permata Regency - Lokasi strategis dengan akses tol yang mudah, hanya 500m menuju exit dan entry tol Kebon Jeruk - Didukung dengan fasilitas yang lengkap - Developer ternama PT. Kedaung Propertindo - 24 jam penjagaan keamanan kawasan.
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 45
Tinjauan Dan Landasan Teori
• Apartemen Mediterania Garden Residence 2 Jl. Letjen S Parman, Jakarta Luas Tanah: 3,4 hektar Jumlah Unit: 3000 KDB : 19,8 % Ketinggian Apartemen maksimum : 112 m Tingkat penjualan: 100% Tingkat hunian: 40% M arket: middle-up : Executive muda : Keluarga muda : M ahasiswa/I Foto(22). Apartemen M editerania Garden Residence 2
Gbr(27). Pencapaian ke lokasi •
Harga apartemen : Rp 9 -10 juta/m2 (nett) • S tatus Kepemilikan: Strata Title • Harga unit: 2 BR : 400 - 600 juta 3 BR : 600 juta -1.2 M •
Foto(23). Site Plan
Binus University-Architecture Major 2010
Harga unit yang menghadap ke kolam renang lebih mahal dibandingkan dengan unit yang menghadap ke city view. M akin ke atas maka harga unitnya makin mahal.
Apartment And Mall in Central Jakarta | 46
Tinjauan Dan Landasan Teori
Foto(24). Kolam renang anak
Foto(25). Lapangan basket
Foto (26).Kolam renang
Fasilitas : •M inimarket •Access card system •Fasilitas olah raga (fitness centre, kolam renang, lapangan basket dan tenis, jogging track) •Restoran •Internet cafe •Laundry •Salon •Toko yang menjual kebutuhan hunian (elektronik, furnitur, dsb) •Area bermain anak Kekurangan dari proyek ini yaitu : • Kapasitas parkir mobil tidak memadai.
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 47
Tinjauan Dan Landasan Teori
• Jumlah lift penumpang tiap tower kurang. • Tidak ada akses langsung dari basement ke lantai dasar (lift/tangga) • Pendestrian tidak memadai. • Kurangnya penghijauan pada tapak. • Unfurnishied dan Unservice. Kelebihan dari proyek ini yaitu : • Terletak di kawasan superblok yang strategis di Jakarta Barat. • Terintegrasi dengan pusat perbelanjaan, area komersial, dan hunian. • Developer ternama Agung Podomoro Group. • Kenaikan investasi menjanjikan. • Keamanan 24 jam. • Margo City Jl. Margonda, Depok •
• • • •
M argo City berdiri di atas tanah seluas 7.5 Ha dengan luas bangunan 67.000 M 2. KDB = 25% Konsultan Arsitek : Decorien M argo City beroperasi sejak tanggal 24 M aret 2006 Jam operasional: 10.00 – 22.00 WIB
Foto(27). M argo City Leased M all yang mengadopsi konsep Single Coridor ini, berawal dari konsep comprehensive yang menerangkan arti kata “city” yaitu kota yang didalamnya terdapat berbagai fasilitas. Desain arsitektur yang khas dan unik, yaitu memiliki
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 48
Tinjauan Dan Landasan Teori
land mark sebuah crown berbentuk rangkaian besi tersusun menjulang di atas atrium dan skylight, setinggi 40 m.
Gbr 28. Pencapaian ke lokasi
Foto(28). M aket dan zona di M argo city
M argo Zone adalah area Food & Beverage dengan rangkaian café, restoran, patisserie and bakery serta Food Court dengan desain unik ber kapasitas 500 tempat duduk.
Foto(29). M argo zone City Zone merupakan area retail fashion dan life style yang menampilkan beragam fasilitas dan brand dari dalam maupun luar negri.
Foto(30). City zone
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 49
Tinjauan Dan Landasan Teori
Foto(31). O-zone O-Zone, sebuah area outdoor dengan kelengkapan fasilitas olahraga dan out door seperti : futsal, basket, jogging track, cycling track, skateboard area, bungee trampoline serta beragam fasilitas lain. Fasilitas : •
Nursery room
•
M usholla di setiap lantai
•
4 pintu masuk utama
•
Banking dan ATM center
•
Wi Fi internet connection
•
Food court
•
24 jam penjagaan keamanan kawasan
•
Kapasitas parkir mobil = 1200 Rasio parkir mobil
•
= 1 : 56
Kapasitas parkir motor = 900 Rasio parkir motor
Binus University-Architecture Major 2010
= 1 :75
Apartment And Mall in Central Jakarta | 50
Tinjauan Dan Landasan Teori
• Jakarta Residences Jl. Kebon kacang, Jakarta
Cosmo Terrace Cosmo M ansion Cosmo Park
Cosmo M ansion
Foto(32). M aket Jakarta Residence
Bundaran HI
Foto(33). Pencapaian ke lokasi
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 51
Tinjauan Dan Landasan Teori
Jakarta residence ini terbagi menjadi beberapa bagian yaitu : -
Thamrin City(tread center)
-
Cosmo Terrace(apartemen, under construction)
-
Cosmo Residences(apartemen)
-
Cosmo M ansion(apartemen)
-
Cosmo Park(perumahan)
Foto (34). Site plan Cosmo Residences
Foto(35). Lobby Cosmo Residences Disertai dengan fasilitas umum seperti mail box dan cafe.
Foto(36). Function Room
Binus University-Architecture Major 2010
Foto(37). Lapangan basket
Apartment And Mall in Central Jakarta | 52
Tinjauan Dan Landasan Teori
Foto(38). Kolam renang
Foto(39).Taman
Fasilitas diatas terdapat di lantai 10, juga sebagai penghubung antara Cosmo Park, Cosmo Residences, dan Cosmo M ansion.
Foto(40).Denah Typical Cosmo Terrace Show unit untuk Cosmo Terrace :
Foto(42). Dapur
Foto(41). R. Keluarga
Foto(43). Kamar tidur 1
Foto(44). Kamar tidur 2
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 53
Tinjauan Dan Landasan Teori
Daftar type dan luasan : unit
ty pe
Luas nett
Semi gross
,
AA
2BR
56.45
65.09
AB
1BR
40.07
46.2
AC
STD
27.32
31.5
Tabel 2. Type dan luasan Penentuan harga berdasarkan angka lantai, type unit, dan juga view antara senayan city/pool .
Kehadiran Thamrin City ini diharapkan mampu memindahkan para pedagang dari pasar thamrin, dengan biaya sewa 10 juta/tahun para pedagang sudah langsung bisa melakukan usahanya. Tetapi tidak berhasil karena penduduk sekitar sudah terbiasa dengan keberadaan pasar thamrin yang sudah berpuluh-puluh tahun di sana. Foto(45). Site plan Thamrin city
Foto(46). Entrance Thamrin City
Binus University-Architecture Major 2010
Foto (47). Kios-kios yang sepi karena tidak berhasil memindahkan para pedagang dari pasar thamrin
Apartment And Mall in Central Jakarta | 54
Tinjauan Dan Landasan Teori
• Citywalk dan Citylofts Sudirman Jl. KH.Mas Mansyur, Jakarta
Foto(48). Citywalk Sudirman
Foto(49). Citylofts Sudirman
Bangunan yang memiliki multifungsi Terdiri dari pusat perbelanjaan, Kantor, dan Apartemen ini berdiri tidak jauh dari perkantoran-perkantoran di jalan Sudirman.
Foto(50). Interior Citywalk lantai 1 dan 2 berfungsi sebagai food court.
Foto(51).Interior Citywalk lantai 5 berfungsi sebagai area penjual pakian dan kantor.
Lantai 1 dan 2 Citywalk merupakan area food court, menjual berbagai macam makanan, sedangkan lantai 5 untuk area pakaian dan kantor. Dan lantai 3, 4, 6 difungsikan untuk area kantor.
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 55
Tinjauan Dan Landasan Teori
Foto(52).Interior dengan skylight yang berfungsi untuk menghemat energi pada siang hari
Foto(53). Interior Citywalk lantai 3 dan 4 berfungsi sebagai kantor
Gbr(29). Denah apartemen
Foto(54). Podium di atas citywalk dapat diakses melalui citywalk dan citylofts
Binus University-Architecture Major 2010
Foto(55). Kolam renang diatas podium, sebagai fasilitas apartemen,
Apartment And Mall in Central Jakarta | 56
Tinjauan Dan Landasan Teori
Kesimpulan : Dari hasil studi banding di atas dapat diketahui bahwa bangunan mixed use building memerlukan sirkulasi yang baik, sehingga memberi kemudahan bagi penghuni apartemen dan pengunjung pusat perbelanjaan. Penerapan tema hemat energi pada bangunan mixed use building dari studi banding yaitu dengan membuat skylight, penggunaan selubung pada bangunan, dengan orientasi bangunan tidak mengarah pada sisi timur dan barat, dan penggunaan sirip pada setiap bukaan bangunan sehingga perambatan panas matahari tidak langsung masuk ke dalam ruangan. dan pengaturan denah pada apartemen dengan sedemikian rupa sehingga cahaya matahari dapat masuk pada tiap ruang-ruangnya.
Binus University-Architecture Major 2010
Apartment And Mall in Central Jakarta | 57