BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI
II.1 TINJAUAN UMUM(TINJAUAN TERHADAP PROYEK) II.1.1 Pengertian mixed-used building Mixed-use building adalah bangunan multi fungsi yang terdiri dari satu atau beberapa massa bangunan yang terpadu dan saling berhubungan secara langsung
dengan
menggabungkan
peruntukan
antara
fasilitas
yang
berbeda,
hunian
mixed-use
(apartemen),
fasilitas
building bisnis
(kantor),fasilitas rekreasi (mal),dan biasanya dimiliki oleh satu pengembang (Indonesiaapartment,Esti Savitri 2007)
II.1.2 Pengertian Apartemen Apartemen adalah satu ruangan atau lebih, biasanya meruapakan bagian dari sebuah struktur hunian yang dirancang untuk ditempati oleh lebih dari satu keluarga, normalnya berfungsi sebagai perumahan sewa dan tidak pernah dimiliki oleh penghuninya yang dikelola oleh pemilik atau pengelola property.(dictionary of real estate,wiley 1996) Sejarah Apartemen di Indonesia Apartemen pertama yang ada di Jakarta adalah apartemen Ratu Plaza yang berdiri pada tahun 1974 dengan jumblah unit 54 unit, Ratu Plaza ini merupakan mixed-use building antara hunian dan pusat perbelanjaan, dan target pasar dari Ratu Plaza ini adalah kaum menengah 7
ke atas diJakarta. Lalu beriri apartemen Taman Rasuna pada tahun 1980an dan apartemen Taman Rasuna inilah yang menjadi pelopor pembangunan apartemen-apartemen lain di Jakarta Perkembangan apartemen di Jakarta sangat pesat dapat dilihat dengan banyaknya apartemen yang berdiri, berdasarkan data dari Pusat Studi Properti Indonesia(PSPI),terbukti bahwa perkembangan apartemen di kota Jakarta sangat pesat dengan nilai peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2003 terdapat 2.361unit apartemen, meningkat menjadi 20.358 unit pada tahun 2004, 18.627 unit pada tahun 2005,dan 26.066 unit pada tahun 2006. Pembangunan apartemen masih akan terus berjalan selama permintaan dan kebutuhan masih tetap ada sampai mencapai titik jenuh. Klasifikasi Apartemen Apartemen dapat diklasifikasikan menurut beberapa faktor yaitu faktor ketinggian bangunan,kemewahan,penghuninya.
Berdasarkan ketingian bangunan, apartement dibagi menjadi 3 jenis yaitu, low rise apartment(kurang dari 6 lantai), high rise apartment(lebih dari 6 lantai), dan garden apartment(kurang dari 6 lantai biasanya 2-3 lantai dan memiliki porsi lahan taman yang luas)
Berdasarkan kemewahannya, apartemen dibagi 4 jenis yaitu, apartemen sederhana(Disain sederhana,fasilitas penunjangnya minim,material penyelesaian(finishing) bangunan yang murah lokasinya
di
daerah-daerah 8
padat
dan
lahan
milik
pemerintah),apartemen
menengah(lokasinya
didaerah
perumahanatau kompleks apartement yang cukup padat,disain fungsiaonal,finishing bangunan standar, fasilitas cukup melayani kebutuhan sehari-hari),apartemen mewah(terletak di daerah-daerah strategis di dalam kota, bangunannya tergolong high rise,disainnya mempunyai nilai estetika yang lebih tinggi dengan finishing bangunan yang lebih mewah,fasilitas penunjang hunian sudah lengkap dan berskala mewah),Apartemen supermewah(berlokasi ditengah kota, bangunannya termasuk high rise, fasilitas sangat lengkap dan berskala international, unit-unitnya ekstra besar, finishing bangunan mengunanmaterial kelas tinggi)
Berdasarkan penghuninya, apartement dibagi menjadi 3 jenis yaitu, apartement keluarga(di huni oleh satu keluarga), apartement pebisnis(dihuni oleh para pengusaha), apartement lajang(dihuni oleh pria atau wanita yang belum menikah)
Unit-unit di apartement juga dapat dibedakanberdasarkan luasan dan jumblah kamarnya yaitu, type studio(tipe paling kecil), type keluarga (yang mempunyai satu sampai empat kamar), type loft(luas ruangan berkisar sama dengan tipe keluarga tetapi dengan karakter ruangan lebih terbuka) , dan type penthouse (tipe paling besar)
9
Sistem pengelolaan Aparteman Sistem pengelolaan apartemen di bagi menjadi tiga yaitu,
Manajemen
apartemen
milik
sendiri(apartement
milik),yang
merupakan unit apartemen milik individual,dengan demikian unitunit dalam apartemen dimiliki oleh penghuni yang berbeda
Manajemen apartemen sewa (apartemen sewa),merupakan apartemen yang dimiliki oleh pembelinya kemudian disewakan untuk jangka waktu yang panjang, biasanya minimal setahun penuh.
Manajemen apartemen servis(apartemen servis), pada prinsipnya sama dengan apartemen sewa tetapi pada apartemen servis tersedia pelayanan ekstra dan jangka waktu penyewaannya lebih fleksibel.
II.1.3 Pengertian Mal Mal adalah Istilah yang digunakan untuk mengindentifikasikan suatu pusat perbelanjaan, yang memiliki bentuk bangunan atau kumpulan beberapa bangunan dalam suatu lokasi, di dalam suatu pusat perbelanjaan terdapat berbagai toko dengan beragam merek dagang, dan toko–toko tersebut dihubungkan oleh suatu jalur sirkulasi yang terbuka atau tertutup dengan tujuan mempermudah pengguna mal untuk mengunjungi toko-toko tersebut. (Shopping Centre Development handbook, urban land institute)
Sejarah mal Mal merupakan evolusi dari pasar tradisional, pada intinya suatu lokasi pusat perdagangan yang dikunjungi banyak orang untuk membeli 10
segala sesuatu yang di butuhkan. Konsep mal sudah ada sejak abad pertengahan di Timur Tengah terdapat puat perbelanjaan bernama Grand Bazaar Isfahan, di Eropa terdapat Burlington Arcade yang terdapat di London berdiri sejak tahun 1819, di Amerika konsep pembangunan mal di perkenalkan dengan pembangunan Arcade di daerah Providence pada tahun 1828. Mal pada awalnya hanya memiliki fasilitas toko-toko dan barang-barang dagang yang menarik, Foodcourt, dan area parkir kendaraan, namun kini fasilitas yang ada di suatu mal bertambah dengan adanya fasilitas hiburan seperti bioskop, videogame cantre, dan area untuk pertunjukan atau pameran seperti live music Klasifikasi Mal
International Council of Shopping Center (1999) mengklasifikasikan shopping mall menjadi dua bagian besar berdasarkan ciri fisiknya, yaitu: 1. Strip Mall/Open Mall Strip mall atau juga disebut shopping plaza adalah suatu tipe pusat perbelanjaan terbuka dengan deretan unit-unit retail yang umumnya terdiri dari 1-2 lantai yang tersusun berjajar (umumnya berderet lurus maupun membentuk konfigurasi U atau L) dengan area pejalan kaki terbuka ditengahnya yang menghubungkan antar unit-unit retail yang saling berhadapan.
11
Pada perkembangannya dengan makin minimnya lahan (terutama di perkotaan) tipe pusat perbelanjaan strip mall ini berubah menjadi unitunit retail dengan parkir kendaraan yang biasanya terletak didepannya untuk menyesuaikan/optimalisasi dari lahan yang ada. Di Amerika Utara strip mall hampir selalu ditemukan di tiap bagian kota, umumnya terletak di dekat persimpangan jalan utama ataupun disekitar area residensial dengan luasan berkisar antara 500 m² hingga 9000 m² (Edmonds, 2007, p10). 2. Shopping Mall/Closed Mall Shopping mall atau biasa disebut mall saja merupakan tipikal pusat perbelanjaan yang bersifat tertutup/indoor berisi unit-unit retail yang umumnya disewakan, dengan selasar besar tertutup yang berada diantara unit-unit retail yang berhadapan. Dengan dukungan teknologi seperti pengatur suhu ruangan (Air Conditioner/AC) untuk menambah kenyamanan dalam berbelanja. Biasanya mall merupakan multi-storey building (terdiri lebih dari 2 lantai) dikarenakan letaknya yang umumnya dibangun di dekat pusat kota dimana lahan sangat terbatas namun dengan tuntutan fungsi yang banyak, sehingga pembangunan mall lebih bersifat vertikal dengan luasan yang biasanya lebih besar dibanding strip mall. Dalam perkembangannya pertumbuhan mall sangat pesat (terutama di perkotaan) dan merupakan salah satu pusat bisnis, interaksi sosial, hiburan, pameran serta promosi yang populer bagi masyarakat kota. 12
Sedangkan berdasarkan luasan dan skala layanannya International Council of Shopping Center (1999) mengklasifikasikan shopping mall menjadi beberapa bagian, yaitu:
1. Regional Mall Regional Mall adalah tipe mall yang didesain dengan luasan gross saleable area (area yang disewakan) antara 37.000 m² - 74.000 m², dengan minimal dua anchor-tenant dengan deskripsi umum unit-unit retail yang high-end (kelas atas), seperti Plaza Senayan. 2. Super-regional Mall Super-regional mall adalah mall dengan dengan luasan gross saleable area (area yang disewakan) lebih dari 74.000 m² dan menjadi shopping mall yang dominan di wilayahnya, seperti Mall Taman Anggrek ataupun Mall Kelapa Gading. 3. Outlet Mall Adalah tipikal mall ataupun pusat perbelanjaan yang mempunyai satu anchor-tenant yang dominan dan menguasai area perbelanjaan tersebut dan beberapa unit retail kecil diantaranya dan umumnya banyak terdapat program diskon yang ditawarkan dalam harga yang murah
13
II.2 TINJAUAN KHUSUS(TINJAUAN TERHADAP TOPIK-TEMA) II.2.1 Pengertian Topik-Tema Arsitektur hemat energi merupakan suatu pemikiran yang berlandaskan pada peminimalisasian penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi
bangunan,
serta
mengurangi
kenyamanan
dan
produktivitas
penghuninya, dan dapat pula memanfaatkan sains dan teknologi mutakir secara aktif Gambar 1. Bank Indonesia, contoh bangunan yang menerapkan konsep Arsitektur Hemat Energi
Sumber wikimedia.org.com,2007
Bangunan
merupakan
penyaring
faktor
alamiah
penyebab
ketidaknyamanan, seperti hujan, terik matahari, angin kencang, dan udara panas tropis, agar tidak masuk ke dalam bangunan. Udara luar yang panas di
14
kondisikan oleh bangunan dengan bantuan AC menjadi udara dingin. Dalam hal ini dibutuhkan energi listrik untuk menggerakkan mesin AC. Demikian juga halnya bagi penerangan malam hari atau ketika langit mendung, diperlukan energi listrik untuk lampu penerang. Penghematan energi pada perancangan bangunan mengarah pada penghematan penggunaan listrik, baik pada pengudaraan(pendinginan udara), penerangan buatan, maupun pemakaian peralatan listrik lainnya, dengan strategi perancangan tertentu suatu bangunan dapat memodifikasi iklim luar yang tidak nyaman menjadi iklim ruang yang nyaman tanpa banyak mengkonsumsi energi listrik. Penciptaan bangunan dengan topik hemat energi menekankan pada pengoptimalisasian pemanfaatan potensi alam sekitar untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan terutama yang berhubungan dengan energy. Menurut Yusuf Nasir dari Ikatan Ahli Fisika Bangunan Indonesia (IAFBI). Isu utama menyangkut bangunan hemat energi, di antaranya adalah membangun hanya yang diperlukan dan tidak menggunakan lebih dari yang diperlukan, menganut prinsip keterkaitan, serta memandang profesi arsitek sebagai “pengurus bumi” (steward of the earth).
Strategi desain yang dapat diterapkan antara lain, pemanfaatan material berkelanjutan, keterkaitan dengan ekologi lokal, keterkaitan antara transit dan tempat tinggal, rekreasi dan bekerja, serta efisiensi penggunaan air, penanganan limbah, dan mengedepankan kondisi lokal baik secara fisik
15
maupun secara sosial. Arsitektur hemat energi merupakan salah satu solusi untuk menyelamatkan lingkungan melalui penciptaan suatu bangunan yang mengutamakan aspek ramah lingkungan dan penghematan energi.
II.2.2 Latar belakang Arsitektur Hemat Energi Global Warming bukanlah hanya sekedar isu, namun sudah benar-benar terjadi. The US Snow and Ice Data Center di Colorado, 2007 memprediksi Dalam 10 tahun ke depan, bila trend penggunaan energi dan peningkatan emisi karbon ke atmosfir tetap tidak berubah, maka kurang lebih 8-10 % luas daratan akan berkurang setiap tahunnya, dan dalam 10 tahun berikutnya malapetaka sudah di depan mata. Peringatan ini paling tidak sudah disampaikan oleh beberapa peneliti lingkungan di dunia. Queen’s University Ontario Canada, yang telah mengamati Perubahan es abadi di Arctic (kutub Utara), selama lebih dari 15 tahun terakhir. The US Snow and Ice Data Center di Colorado bahkan mencatat tahun 2007 ini kerusakan paling dahsyat terjadi, yakni suhu di Kutub Utara telah mencapai 22 derajat Celcius dalam bulan Juni-Juli tahun ini, yang mana sebelumnya tidak pernah menyentuh 2 sampai 4 derajat diatas 0 derajat Celcius.pencairan es telah mencapai 4.28 million square kilometer, dan ini adalah pencairan es paling extrim terutama dalam 3 tahun terakhir, serta kedalaman es di kutub utara ini pun sudah sangat tipis (es sudah mengapung di permukaan) 16
Berangkat dari adanya kekhawatiran akan fakta yang ada maka kini tercipta suatu upaya bersama untuk pencegahan pertumbuhan global warming, maka dilahirkan gagasan-gagasan brilliant untuk paling tidak menghambat pemanasan global yang artinya mampu mencegah kehancuran milliaran habitat dan biota di dunia, salah satu gagasan brillliant untuk menghambat perkembangan global warming yang berkaitan dengan bidang arsitektur adalah penerapan konsep Bangunan Hemat Energi, konsep bangunan ramah lingkungan ini punya kontribusi menahan laju pemanasan global dengan membenahi iklim mikro
II.2.3 Sejarah Arsitektur Hemat Energi Efisiensi energi sebenarnya bukanlah hal baru dalam disain arsitektur kebutuhan bangunan akan energi merupakan suatu hal yang mendasar dalam arsitektur,pemanfaatatan potensi-potensi lingkungan dalam suatu disain arsitektur yang dapat memberikan solusi terhadap permasalahan kebutuhan energy suatu karya arsitektur merupakan hal yang utama pada topik arsitektur hemat energi Ditinjau dari aspek energi perkembangan arsitektur dapat diklasikasikan dalam periode-periode berikut ini: 1. Arsitektur pra industri(sebelum periode 1800) •
Karakter periode ini adalah sumber daya berlimpah dan keterbatasan teknologi
17
•
Pengendalian lingkungan pada bangunan mengandalkan selubung bangunan(dinding,atap)sebagai mediator utama antara kondisi eksternal dan internal
•
Sistem struktur yang menjadi andalan pada masa ini adalah konstruksi dinding pemikul
•
Penampilan arsitektur yang dihasilkan adalah bangunan dinding pemikul dengan kualitas isolasi panas baik.
2. Arsitektur industri(periode1800-1900) •
Karakter periode ini adalah sumber daya berlimpah dan inovasi Teknologi
•
Sistemstruktur yang berkembang pada massa ini adalh sistem rangka Dengan konstruksi baja maupun beton bertulang
•
Kontrol lingkungan menjadi lebih mudah dengan penemuan lampu Dan AC, penemuan elevator dan peralatan mekanikal lain yang mengandalkan listrik
•
Penampilan arsitektur pada masa ini di dominasi dengan arsitektur Modern dengan paham internasionalnya
3. Arsitektur pasca industri(sesudah periode 1900) •
Karakter pada periode ini adalah kerbatasan sumber daya dan pengembangan teknologi lanjutan
•
Sistem struktur yang berkembang hingga saat ini adalah Multi sistem,konstruksi baja
18
•
Kontrol lingkungan dicapai dengan penerangan artifisial maupun alamiah
dengan
aplikasi
teknologi
tata
cahaya,implementasi
teknologi hemat energy untuk sistem tata udara dengan keseluruhan sistem kontrol elektronik.pengunaan material hemat energi •
Dalam aspek disain dan perancangan disain sadar energy mulai mendapat tempat dan parameter,hemat energi mulai menjadi salah satu kriteria dalam perancangan arsitektur. (sumber data www.puslit.petr.ac.id/jurnals/architecture)
Pengaruh konteks energi sebenarnya sudah dipahami oleh arsitek sejak awal abad ke dua puluh melalui kontribusi karya-karyanya dalam gerakan arsitektur modern, Embargo minyak1973 merupakan momen kebangkitan kesadaran penghematan energy, dimana peningkatan harga
minyak bumi
menyababkan krisis energi bagi Negara-negara maju yang energy dependend, semua potensi riset dan penelitian dikembangkan untuk mengatasi krisis tersebut tentunya juga di sector bangunan gedung dan perumahan, rekonseptualisasi perancangan arsitektur pun dilakukan dengan pertimbanganpertimbangan effisiensi energy Krisis energi ini ternyata memacu perkembangan arsitektur dengan disain sadar energi. Kemudian arsitektur dengan disain sadar energi(energy concious design)berdasarkan paradigmanya dapat di kelompokan menjadi: •
Arsitektur
bioklimatik
architecture)
19
(bioclimatic
archticture/low
energy
Merupakan arsitektur yang berlandaskan pada pendekatan disain pasif dan Minimun energi dengan memanfaatkan energi alam iklim setempat untuk menciptakan kondisi kenyamanan bagi penghuninya. •
Arsitektur hemat energy(energy-efficient architecture) Arsitektur yang berlandaskan pada peminimalisasian penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan,serta mengurangi kenyamanan dan produktivitas penghuninya,dan dapat pula mamanfaatkan sains dan teknologi mutakir secara aktif
•
Arsitektur surya(solar architecture) Arsitektur yang memanfaatkan energi surya(radiasi cahaya dan termal) baik secara langsung maupun tidak langsung(energy angin)kedalam bangunan dimana elemen-eleman ruang arsitektur secara integrative berfungsi sebagai sistem surya aktif ataupun pasif
(sumber data www.puslit.petr.ac.id/jurnals/architecture) Gambar 2. Institute Du Arabe,France(j.nouvel), contoh bangunan Arsitektur Hemat Energy
Sumber: Photos.igougo.com 20
II.2.4 Metode Perancangan Arsitektur Hemat Energi
Tri harso karyono dalam salah satu artikelnya tetang penerapan hemat energi pada bangunan mengatakan bahwa Perancangan bangunan hemat energi dapat dilakukan dengan dua cara: secara pasif dan aktif. •
Rancangan pasif
Perancangan pasif merupakan cara penghematan energi melalui pemanfaatan energi matahari secara pasif, yaitu tanpa mengonversikan energi matahari menjadi energi listrik. Rancangan pasif lebih mengandalkan kemampuan arsitek bagaimana rancangan bangunan dengan sendirinya mampu “mengantisipasi” permasalahan iklim luar. Perancangan pasif di wilayah
tropis
basah
seperti
Indonesia
umumnya
dilakukan
untuk
mengupayakan bagaimana pemanasan bangunan karena radiasi matahari dapat dicegah, tanpa harus mengorbankan kebutuhan penerangan alami. Sinar matahari yang terdiri atas cahaya dan panas hanya akan dimanfaatkan komponen cahayanya dan menepis panasnya.
Strategi perancangan bangunan secara pasif di Indonesia bisa dijumpai terutama pada bangunan lama karya Silaban: Masjid Istiqal dan Bank Indonesia; karya Sujudi: Kedutaan Prancis di Jakarta dan Gedung Departemen Pendidikan Nasional Pusat; serta sebagian besar bangunan kolonial karya arsitek-arsitek Belanda. Meskipun demikian, beberapa bangunan modern di
21
Jakarta juga tampak diselesaikan dengan konsep perancangan pasif, seperti halnya Gedung S Widjojo dan Wisma Dharmala Sakti, keduanya terletak di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta.
Gambar 3. Masjid istiqlal,bangunan karya silaban yang memerapkan konsep Hemat Energi pada bangunan
Sumber: www.flickr.com
Gambar 4. gedung Wisma Dharmala Sakti
Sumber: The Jakarta Post.com
22
•
Rancangan aktif: solar sel
Dalam rancangan aktif, energi matahari dikonversi menjadi energi listrik sel solar, kemudian energi listrik inilah yang digunakan memenuhi kebutuhan bangunan. Dalam perancangan secara aktif, secara simultan arsitek juga harus menerapkan strategi perancangan secara pasif. Tanpa penerapan strategi perancangan pasif, penggunaan energi dalam bangunan akan tetap tinggi apabila tingkat kenyamanan termal dan visual harus dicapai.Strategi perancangan aktif dalam bangunan dengan sel solar belum dijumpai di Indonesia saat ini. Penggunaan sel solar masih terbatas pada kebutuhan terbatas bagi penerangan di desa-desa terpencil Indonesia.
Salah satu bangunan yang dianggap paling berhasil menerapkan teknik perancangan pasif dan aktif secara simultan dan sangat berhasil dalam mengeksploitasi penggunaan sel solar adalah bangunan paviliun Inggris (British pavillion). Bangunan ini dirancang Nicholas Grimshaw & Partner, arsitek yang juga merancang Waterloo International Railway Station yang menghubungkan Inggris dengan Perancis melalui jalur bawah laut. Paviliun Inggris ini dibangun di kompleks Expo 1992 di kota Seville, Spanyol, sebagai perwujudan hasil sayembara tahun 1989 yang dimenangi arsitek tersebut.
23
Gambar 5. British Pavilion,Seville
Sumber: www.colombia.edu
Bangunan ini dirancang dengan pertimbangan iklim setempat, yaitu suhu udara musim panas saat Expo dilangsungkan dapat mencapai 45 derajat Celsius,
serta
meminimalkan
penggunaan
energi
yang
mengemisi
karbondioksida.
Beberapa strategi rancangan yang digunakan mengantisipasi kondisi udara ini adalah pertama, menggunakan tabir air pada dinding timur yang berfungsi sebagai filter radiasi matahari pagi untuk pendingin bangunan tanpa menghilangkan potensi penerangan alami pagi hari. Tabir air dijatuhkan dari dinding bagian atas bangunan mengalir di seluruh dinding kaca sepanjang 65 meter ke kolam di dasar bangunan.
24
Aliran air sebagai tabir dinding kaca berfungsi untuk pendinginan permukaan kaca itu sendiri serta menurunkan suhu lingkungan di sekitar bangunan secara evaporatif. Kelembaban udara pada kawasan ini relatif rendah, sekitar 50-70 persen.
Dinding kaca terbuat dari bahan yang 20 persennya merupakan komponen keramik dan berfungsi mengurangi panas matahari tanpa mengorbankan cahaya yang masuk ke dalam bangunan. Penggunaan tabir air pada dinding timur ini mampu menurunkan suhu udara di dalamnya hingga 10 derajat Celsius.
Sisi barat dinding bangunan dilapis kontainer berisi air yang berfungsi sebagai penyerap panas matahari sore. Panas yang diserap kontainer mengurangi pemanasan bangunan siang dan sore hari. Selanjutnya kontainer akan menghangatkan bangunan pada malam hari (suhu udara luar malam hari cenderung rendah di bawah batas nyaman). Air panas dalam kontainer ini juga dimanfaatkan bagi keperluan pengguna bangunan.
Dinding bangunan sisi selatan diberi lembaran semitransparan yang diperkuat dengan konstruksi baja. Selain sebagai elemen estetika yang mencitrakan layar kapal yang menjadi simbol kejayaan Inggris di laut, juga berfungsi mengurangi radiasi panas sisi selatan.
Sejumlah 1.040 panel sel solar di bagian atap bangunan yang membentuk semacam deretan layar kapal dan mampu menghasilkan 46kW 25
daya listrik digunakan untuk sebagian besar keperluan listrik bangunan. Konstruksi panel sel solar ini diletakkan sedemikian rupa sehingga dapat melindungi atap terhadap radiasi matahari dari sisi selatan. Paviliun Inggris ini menggunakan energi listrik sekitar 24 persen lebih rendah daripada energi yang seharusnya digunakan bangunan yang dirancang tanpa strategi semacam ini.
II.3 TINJAUAN TERHADAP PROYEK DAN TAPAK II.3.1 Tinjauan terhadap proyek Judul proyek : Mal dan apartemen di Jakarta pusat(Mall and Apartment in Central jakarta) Lokasi
: Jalan Jendral Sudirman,KAV 36 Jakarta pusat 10210 Wilayah : jakarta pusat, Kecamatan : Tanah abang, Kelurahan : Bendungan hilir
Fungsi
:Hunian(apartment),Rekreasi(mall),bisnis
Topik
: hemat energi
Tema
:Penaran konsep hemat energi pada bangunan Pusat Perbalanjaan dan Apartemen
26
II.3.2 Tinjauan terhadap tapak Gambar 6. lokasi tapak terhadap kawasan
LOKASI TAPAK
Sumber: Dinas Tata Kota
•
Lokasi
: Jalan Jendral Sudirman, KAV 36 Jakarta pusat 10210 Wilayah : jakarta pusat, Kecamatan : Tanah abang, Kelurahan : Bendungan hilir
•
Luas tapak
:± 7715m2
•
KDB
: 60%
•
KLB
: 4.5
•
GSB jalan selatan
: 10M
•
GSB jalan barat
: 8M
•
GSB jalan timur
: 6M
•
GSB jalan utara
: 3M
•
Ketinggian Maks
: 12 lantai
27
•
Batas utara tapak
:Pertokoan
•
Batas selatan tapak
:jalan jendral sudirman
•
Batas timur tapak
: Kali krukut
•
Batas barat tapak
:jalan bendungan hilir
II.4 TINJAUAN KEGIATAN DAN KONDISI LINGKUNGAN SEKITAR TAPAK •
Bagian utara Gambar 7. lokasi sebelah Utara Tapak
Fungsi disekitar tapak bagian utara di dominasi dengan kegiatan komersial yaitu ruko dengan ketingian bangunan disekitar tapak berkisar 1-3 lantai
Sumber: Dinas Tata Kota
Foto 1.Kondisi lingkungan dan kegiatan sebelah utara tapak
Sumber: Penulis, 2009 28
Foto 2.Kondisi existing bangunan, dengan fungsi komersial pada bagian bawah(toko eceran)dan pada bagian atas merupakan kantor
Sumber: Penulis, 2009
•
Bagian selatan Gambar 8. lokasi sebelah selatan Tapak
Tapak bagian selatan berbatasan dengan pedesterian jalan yang cukup lebar dan jalan utama yang merupakan jalanan yang cukup ramai pada jam-jam sibuk dan merupakan jalan protokol dikota ini dan fungsi bangunan sekitar tapak bagian barat merupakan fungsi perkantorandan universitas dengan ketinggian bangunan lebih dari 6-20lantai
Sumber: Dinas Tata Kota
29
Foto3.kegiatan sekitar tapak bagian selatan
Sumber: Penulis, 2009
30
•
Bagian timur Pada bagian timur terdapat kali krukut dengan aktivitas kegiatan yang terkesan sepi dan jalan umum yang tidak terlalu ramai
Gambar 9. lokasi sebelah timur Tapak
Sumber: Dinas Tata Kota
Foto4 .kegiatan sekitar tapak bagian Timur
Sumber: Penulis, 2009 31
•
Bagian barat Gambar 10. lokasi sebelah timur Tapak
Pada bagian barat dipergunakan oleh fungsi komersial berupa Pasar Tradisional dan lahan parkir bangunan dengan fungsi Bank
Sumber: Dinas Tata Kota
Foto5. kegiatan sekitar tapak bagian Barat
Sumber: Penulis, 2009
32
II.5 STUDI BANDING II.5.1 THE 18TH Residence In Rasuna Epicentrum THE
18TH
Residence
merupakan
penyempurnaan
dari
projek
Apartement Taman rasuna, terdiri dari 2 tower (south tower dan north tower) Setiap tower terdapat 32 lantai dan masing-masing lantai terdiri dari 12 unit yang terdiri dari berbagai tipe. Luas tapak berkisar 6000m2 Gambar 11.letak Apartemen THE 18TH Residence
IN OUT
Sumber: google maps
THE 18TH RESIDENCE
Karena terletak pada kawasan terpadu Pencapaian ke dalam tapak melalui satu akses yaitu pada jalan HRRasuna Said di sanping pasar festifal dan rumah sakit MMC sama seperti pencapaian pada Apartemen Taman Rasuna. Target pasar dari apartemen ini adalah kalangan menengah dan meraka yang bekerja di kawasan perkantoran di sekitarnya, mengingat lokasinya berada pada salah satu kawasan elit bisnis Jakarta. 33
Fasilitas pendukung pada THE 18TH Residence pun sangat lengkap karena merupakan projek penyempurnaan dari projek yang sudah ada, dan terletak pada satu kawasan terpadu yang dimiliki oleh salah satu pengembang ternama. fasilitas-fasilitas ini di bangunan di kawasan rasuna epicentrum yang merupakan kawasan terpadu, Fasilias pendukung yang dapat di nikmati antara lain: Rasuna office park, yang merupakan tempat bisnis yang di sediakan pengembang, Sekolah management, Tempat ibadah, Food Center, GymJogging trac, Lapangan tennisKolam renang, Lapangan futsal dan keamanan yang aktif salama 24 jam dengan kaemra CCTV Foto6. Fasilitas apartement THE 18TH Residence
Sumber: Penulis, 2009
34
Gambar dan foto 12dan7.kegiatan lingkungan sekitar tapak
Sumber: google maps dan Penulis
35
Berdasarkan data survey yang mencatat bahwa kapasitas parkir yang tersedia untuk apartement ini adalah 103mobil dan 50 motor untuk parkir basement yang terdiri dari 2 lt basement dan 10mobil dan sekitar 30 motor untuk parkir luar, dengan ketinggian max parkiran basement adalah 2,75meter Gambar 13.Site Plan bangunan
Sumber: www.Marketing Rasuna Epicentrum.com
Foto 8.Basement
Sumber: Penulis, 2009
36
Bangunan apartemen THE 18TH Residence di rancang dengan konsep desain modern minimalis dengan sentuhan eksklusif dan high tech pada bahan finishing. Fasade bangunan didesain dengan sentuhan modern dan high tech dengan desain kontemporer yang akan menjadi eye catching element secara kawasan Material plafond yang mengkombinasikan antara gypsum, accoustic tile dan metal ceiling grid serta metal ceiling perforated yang kental nuansa modern dan high technology, finishing lantai koridor mengaplikasikan kombinasi antara bahan granit/marmer lokal, dan homogeneous tiles.
Foto 9.Bangunan apartemen THE 18TH Residence
Sumber: Penulis, 2009 Pada setiap tower terdapat 12 unit kamar dalam 1 lantai tipikal, yang di bedakan menjadi 2 tipe yaitu tipe dengan 1 kamar tidur dan tipe 2 kamar tidur, dengan perbandingan jumblah unit tipe 1kamar dan tipe 2 kamar adalah 1:2, Tipe paling kecil adalah tipe E/F K/L,dengan satu kamar tidur utama,dan luas semigross37.98m2, dan tipe paling besar adalah tipe A/G,dengan satu kamar 37
tidur utama dan satu kamar tidur anak, luas semigross73.06m2 dan memili 2 lift orang ,1 lift barang untuk setiap towernya Gambar 14. Denah Unit Apartemen
Sumber: Brosur Apartemen THE 18TH Residence, 2009
Gambar 15. Denah lantai tipikal
Sumber: Gambar kerja Apartemen THE 18TH Residence, 2009
38
Foto10. kondisi existing unit apartemen
Sumber: Penulis, 2009
Kesimpulan yang didapat dari hasil survey pada Apartement THE 18TH Residence ini adalah: Tabel 2. Kelebihan dan kekurangan THE 18 Residance Kelebihan
Kekurangan
•
Letak yang strategis
•
Pengaturan sirkulasi
parkiran yang memadahi
kendaraan yang cukup baik
dibandingkan jumblah unit yang ada
•
Pengaturan denah unit-unit
•
•
Lebar jalan akses menuju bangunan terlalu sempit
yang efektif dalam pemanfaatan ruang •
Kurangnya penyediaan kapasitas
Keamanan terjamin
39
II.5.2 FX MAL FX mal merupakan bangunan 9 lantai yang menghimpun fasilitas bisnis, hiburan, dan gaya hidup modern bertaraf internasional, bangunan fx mal ini merupakan bangunan mixed-use dengan fungsi hunian diatasnya, FX Mal terletak dikawasan yang sangat strategis di pusat kota yang merupakan kawasan bisnis yaitu jalan Sudirman, oleh karana itu fx mal termasuk salah satu mal dangan target pasar kalangan menengah ke atas. Gambar 16. lokasi fx mal
Sumber: google maps
FX Mal sendiri memiliki konsep fX Lifestyle X’enter yaitu konsap yang menonjolkan gaya hidup penduduk kota metropolitan seperti Jakarta, dengan target pasar kalangan menegah ke atas, mal ini berbeda dengan kebanyakan mal yang ada di kota Jakarta ini yang kebanyakan hanya berupa pusat perbelanjaan, fx mal ini tidak hanya berupa busat perbejaan, tetapi juga menyediakan fasitilas bisnis yaitu ruang meeting yang disewakan yang didalamnya dilengkapi dengan
40
jaringan internet,telekomunikasi dan konfrensi. Di dalam mal fx Sebanyak 50 persen dimanfaatkan untuk Food and Beverage, Sejumlah 25 persen tempat penunjang hiburan, seperti sinema, fitnes, spa, dan klub dansa. Sementara itu, 25 persen sisanya digunakan untuk ritel pakaian dan aksesori, majalah, bunga, apotek, parfum, dan sepatu. Foto11. Tampilan bangunan FX Mal dan apartemen fx
Sumber: Penulis, 2009
Bangunan ini sendiri mempunyai satu enterance yaitu dari arah jalan Pintu Gelora dan satu jalan keluar di jalan Sudirman Foto12. enterance dan exit
Sumber: Penulis, 2009
41
Untuk bagian interior dalam ruangan terlihat sangat menarik dangan permainan cahaya dan warna-warna yang menarik memperkuat konsep yang menonjolkan gaya hidup masyarakat kota Jakarta Foto13. Interior FX Mal
Sumber: Penulis, 2009
Lobby akses mal dan apartment juga di bedakan untuk kenyamanan penghuni apartment, lobby utama untuk apartment bangunan ini terdapat di basement 1 tetapi terdapat juga lobby untuk akses ke apartment di lantai dasar mal. namun bangunan ini tidak menyediakan parkiran motor untuk pengunjung maupun karyawan yang bekerja di bangunan ini. Foto14. Lobby utama Apartemen
Sumber: Penulis, 2009
42
Kesimpulan yang didapat dari hasil survey pada FX mal ini adalah: Tabel 3.kelebihan dan kekurangan FX mal Kelebihan
Kekurangan
•
Letak yang strategis
•
•
Konsep fungsi bangunan sangat sesuai dengan lokasi dan target
•
motor •
Akses pejalan kaki(sirkulasi
pasarnya
manusia) dari luar tapak
Tampilan bangunan sangat
menuju ke lobby utama mall
menggambarkan kegiatan dan
kurang diperhatikan
fungsi bangunan •
Tidak tersedianya parkiran
Pengolahan efektivitas lahan sangat baik, dengan luas lahan yang terbilang kecil
43