BAB II TEKNIK BEDAH DASAR, RESTRAIN & CASTING
Oleh : Sudarminto
PENDAHULUAN.
Ilmu bedah merupakan cabang dari ilmu kedokteran hewan, termasuk ilmuilmu klinik veteriner. Ilmu bedah ditujukan untuk :meringankan, menyembuhkan, membetulkan serta menghilangkan gejala penyakit, trauma dan kelainan kongenital dengan menggunakan alat, manual, mekanik atau pembedahan. Tujuan pokoknya adalah memulihkan ke keadaan normal dari suatu gangguan penyakit untuk penyelamatan jiwa dan secara ekonomi untuk kepentingan tertinggi pemilik serta membantu untuk penetapan suatu diagnosa. Contoh kasus: luksasi coxofemural, cabut gigi, menolong partus/kelahiran, sectio caesaria, potong telinga,operasi urolithiasis.
Macam-macam operasi:
Operasi sederhana contohnya papilloma, lipoma cukup dengan pemasangan
torniquet pada pangkal dari tumor tsb.
Operasi yang komplikated misal adanya operasi tumor gangs , carcinoma pada
intesinal. -operasi berdarah misalnya harus melakukan pengambilan jaringan dan terpaksa mengorbankan pembuluh darah yang terpotong.
Operasi tak berdarah misal dengan menggunakan torniquet untuk mengatasi lipoma.
Operasi urgent: adalah operasi yang tak boleh ditunda karena akan membahayakan
jiwa pasien misal kecelakaan, hernia diafragmatika, distokia dll
Operasi tak urgent adalah operasi yang terencana dan dapat dipersiapkan dengan
baik misal operasi kosmetik, spaying pada anjing , kucing atau hewan lain.
Proof operasi: merupakan operasi pendahuluan untuk kepentingan diagnosa misal
laparatomi
Proof pungsi : pengambilan cairan dari organ/jaringan tubuh dengan menusuk
memakai jarum. Cairan yang keluar dapat berupa : pus/nanah artinya abcses. Darah/ serum artinya hematom.
Universitas Gadjah Mada
1
Tidak keluar apa-apa mungkin tumor/tumbuh Banda. Operasi harus dijalankan secara aseptis.Operator dan assistennya harus tahu fungsi fisiologi dan anatomi daerah yang dioperasi. Dokter Hewan sebagai operator harus punya keberanian dan percaya diri dalam menjalankan operasi, semua operasi harus dibawah anestesi yang sempurna.
Penilaian dan persiapan sebelum pembedahan. I. PENILAIAN: bertujuan untuk mengenali persoalan-persoalan yang menyangkut resiko pembedahan termasuk resiko anestesinya. Perawatan diklinik akan memberi kesempatan untuk mengenal persoalan tadi lebih dalam terutama kesukaran- yang akan dihadapi dan mencari solusinya. Penilaian tadi meliputi .
A. RIWAYAT Suatu catatan yang lengkap mengenai latar belakang kesehatan haruslah diperoleh termasuk penyakit yang pernah, sedang diderita ataupun hal lain yang berhubungan dengan penyakit tsb, juga termasuk riwayat /catatan vaksinasi terutama anjing. Carilah
keterangan
tentang
kemungkinan
reaksi
allergi
terhadap
obat
tertentu ataukah hewan tersebut pernah mengalami operasi pada organ yang sama, sehingga keterangan tersebut akan memberi gambaran pada operator apa yang akan dihadapi nanti dan juga dapat memberi keterangan yang tepat pada pemiliknya.
B. PEMERIKSAAN FISIK. Harus dijalankan secara menyeluruh dan teliti terutama sistema kardiovaskuler, sistema respirasi, perkencingan terutama ginjal. Pemeriksaan rectal diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya feses yang mengumpul direktum dan ini harus dikeluarkan, juga pemeriksaan lambung apakan saran untuk puasa sudah dijalankan atau belum.
C.TEST LABORATORIUM. Terutama pemeriksaan darah rutin.Untuk operasi yang tidak urgent diperlukan pemeriksaan fungsi ginjal yaitu kreatinin dan fungsi hepar SGPT.
D.
PEMERIKSAAN RADIOLOGI. Ini dijalankan untuk menguatkan diagnosa dan mengetahui tempat gangguannya
misal pada kasus urolithiasis, obstruksi intestinal, fraktur tulang, tempat peluru dijaringan ,
Universitas Gadjah Mada
2
ada tidaknya penyebaran sel tumor ke paru-paru atau diorgan lain. Dilakukan dengan ataupun tanpa kontras media.
II.
PERSIAPAN.
Untuk pasien yang rawat inap maka persoalan yang menyakut resiko pembedahan dapat diketahui dengan demikian maka resiko pembedahan dapat diminimalkan.
A. Tangani gangguan yang mempengaruhi resiko pembedahan sebanyak mungkin misal: adanya shock, hypovolemic, anemia, ketidak seimbangan elektrolit, fungsi ginjal yang tak sempurna dan hypo/hypertermia maka operasi dapat tertunda untuk diobati terlebih dahulu , tetapi untuk operasi yang urgent hal tsb dapat diabaikan.
B. PERSETUJUAN PEMILIK. Pemilik harus diberitahu resiko operasi dan diminta persetujuannya untuk dilakukan pembedahan/ operasi untuk penyelamatan jiwa ataupun tujuan khusus termasuk resiko pembiayaan operasi. Tidak sedikit hewan dibawa keklinik bukan oleh pemiliknya tetapi oleh pembantunya untuk itu tanda tangan persetujuan pemilik mutlak diperlukan, kecuali dalam keadaan gawat darurat. C.
CATATAN SEBELUM PEMBEDAHAN. Dokter hewan bedah wajib menulis status pasiennya tentang latar belakang
penyakit/gangguan beserta indikasi operasinya.
D.
PESAN ,PERLAKUAN SEBELUM PEMBEDAHAN.
Persiapankan daerah operasi pada hewan tersebut termasuk pencukuran bulu -Diet.
Penderita tidak boleh makan 12 jam sebelum pembedahan dan tidak boleh minum 8 jam sebelumnya. Khusus hewan besar misal sapi untuk operasi hernia maka diet diatur sebagai berikut : 4 hari sebelumnya makan yang dikonsumsi dikurangi sampai separo tiap hari dan puasa total selama 24 jam sebelum pembedahan.
Untuk penderita yang mengalami dehidrasi diperlukan infus intravena dan diteruskan
pada saat operasi berlangsung.
Pengurangan isi perut terutama untuk pasien yang konstipasi bisa dengan air sabun
yang suam kuku atau dengan glycerin atau pencahar lainnya. -Untuk penderita yang diduga menderita infeksi perlu diberi antibiotika sebagai profilaksis melawan radang. Penilaian ,persiapan hewan sebelum pembedahan ditambah dengan perawatan sesudah pembedahan sama pentingnya dengan apa yang dikerjakan dimeja operasi.
Universitas Gadjah Mada
3
Contoh
:operasi
potong
telinga
keberhasilan
sangat
tergantung
pada
perawatan/pemlesteran, operasi kelahiran,kalkuli Pembedahan sendiri hanyalah suatu tahap dalam penyelesaian suatu problem gangguan / penyakit yang dimulai saat dokter hewan menerima hewan penderita dari pemiliknya berlanjut sampai drh menyelesaikannya dimeja operasi.
PERAWATAN SESUDAH PEMBEDAHAN
Pesan-pesan sesudah operasi harus disampaikan tertulis pada mahasiswa , pemilik atau Para medis, pesan tersebut meliputi kapan harus kontrol lagi, cars memberi obat sehari berapa kali, penggantian kas perban dan lain lain. Makanan yang diberikan perlu diatur terutama operasi yang menyangkut usus, untuk keperluan tersebut perlu makanan pengganti seperti infus untuk 2 hari sesudah operasi, pada hari ke 3 makanan halus/cair dan seterusnya. Untuk operasi yang tidak terkait dengan alat pencernaan makanan boleh diberikan setelah hewan sadar penuh.Pemberian antibiotika dan obat lainnya, ditentukan oleh dokter hewan untuk mencegah komplikasi pasta bedah dan mencegah kambuhnya gangguan tersebut, untuk mengurangi rasa sakit setelah bedah perlu diberi analgesia.
ENDOTRACHEALINTUBATION. Indikasi :
Pertolongan pada gangguan pernafasan.
Tindakan rutin pada waktu dilakukan anestesi umum
Inhalasi anestesi.
Tehnik pelaksanaan. Hewan harus dalam keadaan teranestesi umum, atau mendapatkan sedativa kuat misal dengan campuran xylazine dan ketamin , atau gas halothane. Hewan diposisikan rebah ventral dan seorang asisten memegang rahang atas bawah , dengan menggunakan laringoskop pangkal lidah ditekan dan dibantu dengan lidah ditarik kedepan maka akan terlihat laring diujungnya terlihat epiglotis yang sudah sedikit membuka Endotracheal tube dengan ukuran yang pas dimasukan dengan ujungnya menekan kebawah dari epiglotis dan Endotracheal tube didorong kedalam laring terus ke trachea. Untuk anjing bermoncong pendek (brachiocephalik) seringkali epiglotis melekat dengan palatum dorum dan palatum mollenya melipat-lipat (berlebihan) sehingga menyulitkan waktu memasukan Endotracheal tube tsb.
Universitas Gadjah Mada
4
Setelah masuk dengan spuit kosong udara dimasukan lewat slang kecil untuk menggelembungkan karet diujung Endotracheal tube kemudian dikontrol dengan kapas kering, yang betul kapas akan terhembus saat ekspirasi dan terhisap saat inspirasi Untuk keperluan anestesi , Endotracheal tube dihubungkan dengan slang yang mengalirkan Halothane dan O2. Peralatan Endotracheal tube, Spuit, laryngoscope.
KATETERISASI PADA ANJING JANTAN. Indikasi
Atoni vesika urinaria
Memasukan obat
Mengambil sampel urine / mengosongkan vesika urinaria
Menentukan/mencari sumbatan urolit
Tehnik pelaksanaan. Anjing dalam keadaan terestrain dan direbahkan miring I lateral recumbency. Ujung praeputium dibersihkan, penis dikeluarkan dengan cars praeputium ditarik/ditekan kebelakang berlawanan dengan arch bulbus glandis, ujung penis dibersihkan dengan kapas yang steril. Kateter sebelum dimasukan diukur dan diberi tanda mulai dari ujung praeputium sampai didaerah vesika urinaria , kasih tanda. Kateter yang baru biasanya steril, kalau pakai yang daur ulang harus disterilkan dulu, ujungnya diberi lubrikan ujung kateter dimasukan lewat orifisium urethra eksternum dan didorong sampai ujungnya sampai di vesika urinaria kalau ada isinya maka urin akan keluar lewat kateter.Untuk kepentingan memasukan obat maka obat dimasukan lewat lobang dipangkal kateter.
Catatan. Kateter harus dalam keadaan steril. Memasukan kateter tidak boleh terlalu panjang , akan menggulung dan melukai mukosa vesika. Pada sapi tidak bisa dilakukan kateterisasi karena adanya fleksura sigmoidea, untuk keperluan tsb harus dilakukan light epidural dengan lidocaine 2% sebanyak 1 cc untuk berat 150 Lbs.
Universitas Gadjah Mada
5
KATETERISASI PADA HEWAN BETINA. Indikasi : Atoni vesika urinaria Memasukan obat Mengambil sampel urin /mengosongkan vesika urinaria.
Tehnik pelaksanaan. Hewan dalam posisi berdiri dan direstrain secara baik, ada beberapa drh yang lebih suka hewan dalam posisi rebah lateral. Spekulum yang telah diberi lubrikan dimasukan kedalam vagina mengarah kedorsal dan dihindari mengenai clitoris. Amati dan cari orifisium urethra eksternum, biasanya seperti klep kecil didinding dasar mukosa vagina dan berada didekat dari ujung dari spekulum, pakailah bateri penerang untuk memastikan tempat tadi , kemudian masukan kateter tadi dengan sedikit dorongan kemudian urine akan keluar. Jangan sampai keliru dengan fossa clitoridis , bila keliru dorongan kateter akan melukai dan timbul rasa sakit dan urine tidak keluar. Untuk yang sudah berpengalaman , kateterisasi dilakukan tanpa dengan menggunakan spekulum. Hewan dalam keadaan berdiri, alat kelamin luar dibersihkan dengan kapas kallau perlu disabun dibilas dengan air . Ujung commisura dari vulva dipegang dan ditarik kebawah, kateter dimasukan mengarah keatas muka dan didepan dari clitoris sampai ke orifisium urethra eksternum terasa dan kateter didorong kedepan pelan-pelan masuk ke vesika urinaria. Untuk kontrolnya dengan ujung jari diurut kedepan mulai dari pangkal kateter, dan kateter akan terbenam dimukosa jari tidak menyentuh ujung kateter.
LETAK IRISAN. Untuk melakukan operasi daerah abdomen pada anjing dan kucing ada 5 tempat irisan pokok yaitu 1. Kranial midline insisi dimulai dari umbilikus kedepan sampai di kartilago xiphoideus
Pendekatan
ini
lebih
memudahkan
untuk
operasi
daerah
diafragma, liver, gastrium dan pylorus. 2. Kaudal midline insisi pada anjing/kucing betina dimulai dari umbilikus kebelakang sampai tepi pelvis. Pendekatan ini mempermudah untuk operasi ovarium, uterus, intestinum, vesika urinaria dan organ abdomen bagian bawah.
Universitas Gadjah Mada
6
3. Kaudal midline insisi pada anjing/kucing jantan. Pendekatan operasi secara ini mempermudah operasi daerah vesika urinaria, prostata, kolon dan organ viscera abdomen bagian bawah. 4. Paramedian insisi, sebelah lateral kanan/kiri nya linea alba melewati serabut dari muskulus rectus abdominis. Cara ini tidak dianjurkan dan biasa terjadi karena ketidak sengajaan. 5. Paracostal insisi, dibelakang dari kosta terachir meluas dari tepi muskulus psoas ke muskulus rectus abdominis. Pendekatan ini mempermudah operasi ginjal, lien dan discus intervertebra lumbales.
POSISI HEWAN PADA SAAT OPERASI DAN INDIKASINYA. Posisi hewan waktu dioperasi biasanya dalam posisi rebah terutama hewan kesayangan dan kadangkala dalam posisi berdiri terutama hewan besar seperti kuda sapi dll. Dalam posisi rebah hewan dalam keadan ternarkose/ tidak sadar. Pada hewan kesayangan ada 4 posisi rebah untuk operasi yaitu :
I.Dorsal recumbency/ rebah dorsal/ punggung dibawah. Untuk operasi daerah abdomen, cervical, kastrasi, Reseksi glandula mammae.
II.Lateral recumbency/ rebah lateral/ sisi samping dibawah. Untuk operasi daerah kepala termasuk mata, telinga Operasi gi jal, lien, ovariectomy dan orthopedi.
III.Ventral recumbency/ tengkurep/ baqian perut dibawah. Untuk operasi daerah leher, laminectomy .
IV.Modifikasi ventral recumbency/ menunqqinq. Untuk operasi daerah anal. Perineal , vulva dan Vagina.
Jahitan luka operasi. Tujuan dari menutup luka dengan cara suturing/jahitan agar didapat kesembuhan yang primer. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pada waktu menjahit harus diusahakan mempertemukan kedua tepi luka secara tepat/ acurat , pemilihan suture material yang tepat, tarikan benang jahit pada waktu simpul dibuat tidak mengganggu sirkulasi setempat dan terhindar adanya benda asing yang tertinggal serta tidak ada celah (death) space ) jaringan. Universitas Gadjah Mada
7
Tehnik menjahit : Jarum dipegang dengan needle holder pada pertengahan jarum dan tangan kiri memegang pinset untuk memfixir tepi luka yang dijahit. Jahitan dimulai dari tepi luka I dan diteruskan ketepi II kemudian Needle holder diletakan didepan dari benang dan benang diputar/dilingkarkan 360 atau 720 , setelah itu needle jolder menjepit benang yang tersisa tadi dan ditarik maka terjadi simpul awal atau simpul hidup. Untuk simpul achir/mati maka needle holder diletakkan dibelakang dari benang benang diputar 360 needle memegang benang lagi kemudian ditarik maka terjadi simpul mati ( lihat gambar). Macam-macam simpul . 1.Simpul mati 2.Granny knot 3.Surgeon's knot 4.Triple knot 5.Square knot 6.Slip knot
POLA JAHITAN. Pada dasarnya ada dua pola dasar jahitan yaitu jahitan yang putus-putus atau interrupted dan menerus atau continous.Interrupted suturing adalah jahitan yang selalu diputus setelah simpul achir dibuat dan dil;anjutkan dengan jahitan serupa sampai sepanjang tepi luka tertutup. Sedangkan jahitan menerus simpul achir diputus setelah jahitan luka selesai hanya ada dua simpul.
1.Jahitan Sederhana tunqgal/ simple interrupted.
Paling banyak digunakan untuk menutup luka terutama luka kulit.
Paling mudah mengerjakan/sederhana
Mudah waktu mengambil benang saat luka sudah sembuh.
Mempunyai holder power yang besar.
2. Horizontal mattres. Ada dua type yaitu inverting dan everting. Untuk yang inverting tidak diadviskan untuk kulit karena akan memperlama kesembuhankarena tepi luka tertekuk kedalam dan sukar saat mengambil benang jahit. Untuk yang everting , pola ini baik untuk kulit , tetapi waktu menarik benangnya jangan terlalu keras sehingga tepi luka tetap flat atau dater sehingga aposisi tepi luka tepat, kalau menariknya terlalu keras maka tepi luka akan terangklat keatas dan akan memperlama kesembuhan. Universitas Gadjah Mada
8
3. Vertical mattres. Pola ini seperti horizontal mattres, tetapi pada waktu jahitan dilakukan jarum menembus tegak lurus / vertical dengan tepi luka, pola ini waktu menarik benangnya jugs tidak boleh terlaiu keras, usahakan tarikan tetap bisa menjaga tepi luka tetap beraposisi /flat saja.
4. Cross mattres. Pola ini mirip diatas hanya saja benang yang diluar bersilangan dan ini menguntungkan karena tepi luka tidak terangkat keatas.
5.Near and Far. Jahitan ini merupakan modifikasi dari vertikal mattres. Jahitan ini dapat mencegah tepi luka tertekuk kedalam atau keluar, mempunyai holding power yang sangat baik. Biasa digunakan untuk kulit yang luka dengan regangannya besar.
6. Stent. Jahitan ini digunakan untuk menghilangkan celah dan untuk mencegah perdarahan. Kain kassa yang digulung ditempatkan diatas luka dan diteruskan dengan jahitan sederhana tunggal ataupun mattres. Contoh untuk kasus othematom.
7.Jahitan subcuticular. Disini bisa menggunakan pola horizontal mattres ataupun vertical mattres, benang yang dipakai adalah plain cat gut, jahitan ini untuk mencegah adanya celah /death space sebelum kulit dijahit.
POLA JAHITAN MENERUS. 1 .Sederhana menerus. Aplikasi dari pola ini luas, bisa digunakan untuk kulit ataupun jaringan yang lebih dalam. Benang yang kelihatan memanjang dapat diluar atau didalam. Kelemahan dari pola ini adalah: tidak ada kemampuan untuk melebar yang disebabkan oleh kebengkakan jaringan. Bila salah satu simpul lepas/putus maka keseluruhan jahitan akan menjadi kendor/ lepas semua.
2.Lock Stitch Dapat dikerjakan dari kiri kekanan atau dari kanan kekiri, dimulai dengan jahitan tunggal kemudian setipa akan memulai jahitan baru jarum dan benang dimasukan diantara benang dan kulit (seperti itik-itik kancing baju) pada akhir dari jahitan simpul dibuat dengan Universitas Gadjah Mada
9
sisa benang yang ada. Pola ini mempunyai kelebihan dari yang satu karena bila salah satu simpul lepas tidak segera Iainnya akan lepas/ lebih tahan.
3.Continous everting mattres suture. Bisa dilakukan horizontal ataupun vertikal mattres, pola ini mempunyai sedikit kepentingan praktis di kedokteran hewan, bila digunakan pada jaringan yang mempunyai regangan besar pola ini cocok. Simpul akhir dari pola ini dibuat dengan square knot.
4.Continous subcuticular suture. Biasa dipakai untuk jahitan dibawah kulit, terutama kulit yang tipis.
5.Purse string. Pola ini biasa digunakan untu organ yang berongga dan bulat, tusukan dibuat melingkar + 1 cm dipinggir dari organ tsb. Biasa dipakai pada kasus prolapsus ani, vagina dll Catatan: -Bila ada simpul yang lepas, maka akan lepas semua dan luka akan terbuka. -Benda asing yang tertinggal diluka lebih banyak pada jahitan menerus dibanding dengan yang tunggal. -Aposisi luka tidak seakurat yang putus-putus. -Yang
mennguntungkan
cepat
mengerjakannya
dan
juga
waktu
mengambil
benangnya(kecuali yang lock stitch).
POLA JAHITAN GASTROINTESTINAL. 1.Lembert. Pola ini merupakan pola dasar untuk semua jahitan gastrointestinal. Keuntungan pola ini yaitu bisa mencegah kebocoran dan merupakan inisiator kesembuhan karena adanya pembalikan dari serosa. Tusukan jarum mencapai lapisan muskularis tetapi tidak sampai menembus mukosa(lumen usus).Pola ini selain digunakan pada organ gastrointestinal juga dipakai untuk organ berlumen lainnya seperti uterus. Jahitan ini sebetulnya jahitan vertical mattres . Dapat dilakukan secara tunggal ataupun secara menerus.
2. Pola Halstead. Pola ini sebenarnya interrupted inverting mattres. Disini jelas adanya penekukan tepi luka kedalam dan terlihat ada 2 benang yang paralel dengan tepi luka. Universitas Gadjah Mada
10
3.Connel Metode ini mula mula digunakan untuk anastomose usus,pola ini menggunakan pola menerus dengan ciri jarum menembus penuh kedalam lumen usus. Jahitan Connel dimulai dari jahitan vertical mattres, kemudian jarum diteruskan sejajar dengan insisi dan dimulai dari serosa melewati muskularis dan permukaan mukosa dan menembus lumen, dari lumen —kejaringan ditembuskan dan masih paralel dengan insisi, kemudian simpul achir dibuat.
4. Cushing. Cara ini merupakan modifikasi dari lembert dan jahitannya diarahkan sejajar dengan insisi, cara ini dapat dilakukan secara tunggal ataupun secara menerus. Perbedaannya dengan Connel yaiti cara ini tidak sampai menembus pada lumen jadi hanya serosa dan muskularisnya saja.
5. Metode Parker-Kerr. Cara ini adalah aplikasi dari jahitan cushing untuk penutupan luka usus secara aseptis.Usus yang telah dipotong pada ujungnya yang terbuka diklem dengan klem usus, ujungnya dibersihkan kemudian dimulai dari sisi lateral klem dinding usus dijahit secara cushing tetapi pada jahitan pertama tidak disimpulkan, kemudian jahitan diteruskan sampai selesai kemudian kedua ujung benang ditarik sambil menarik klem tadi dengan demikian ujung dari usus telah tertutup dengan balk. Ujung satunya dsilakukan dengan prosedur yang sama setelah selesai kedua ujung usus yang telah tertutup didekatkan satu sama lain dan dikuti dengan jahitan lembert setelah selesai dua benang yang pertama ditarik maka usus telah tersambung.(lihat gambar)
6. Bell Pola ini direncanakan untuk mengurangi penekukan kedalam yang dapat menyebabkan stenosis. Jahitan ini selalu ditusukan dari luar yang kemudian kedalam dan diteruskan kesisi lain, demikian seterusnya sampai tepi luka dapat tertutup rapat.
Universitas Gadjah Mada
11
Universitas Gadjah Mada
12
LAPARATOMI.
Operasi membuka rongga abdomen/perut dengan tujuan untuk pengobatan ataupun untuk meneguhkan suatu diagnosa. Untuk hewan besar seperti sapi atau kuda posisi hewan seringkali dalam keadaan berdiri tetapi untuk anjing /kucing selalu dalam keadaan rebah dorsal. Letak irisan pada hewan besar didaerah flank sedangkan anjing/kucing didaerah ventral abdomen. Dokter bedah bukan penyembuh hanya sebagai fasilitator kesembuhan dan menyiapkan lingkungan untuk kesembuhan. Tahapan yang harus diperhatikan untuk kelancaran operasi/kesuksesan operasi sebagai berikut :
1. Anestesi sebelum dilakukan harus betul sempurna , sehingga tidak ada rasa sakit dan muskulus juga dalam keadaan relaksasi sempurna, bila ada rasa sakit maka isi abdomen akan dihentakan dan berhamburan keluar.
2. Praktek antiseptika yang optimal, kalau tidak akan memperlama kesembuham bahkan bisa berakiobat fatal.
3. Insisi yang dilakukan tidak boleh kurang tetapi tidak berlebihan, yang penting dapat mengekspose organ yang dimaksud, bila terlalu kecil akan menyebabkan trauma atau bisa sobek.
4. Jangan memperlakukan organ secara kasar karena akan menyebabkan edema atau nekrosa jaringan.
5. Mengatasi perdarahan dengan baik, tampon,ligasi jangan membiasakan dengan kauterisasi/panas api.Hemostasis yang jelek akan mempengaruhi pandangan dokter pada obyek dan banyak kehilangan darah > 1/3 koma.
6. Kembangkan sikap dan trampil dalam operasi dan berorientasi pada hubungan anatomi dan fisiologi struktur organ yang dioperasi.
7. Kerjasama yang harmonis dari team bedah.
LAPARATOMI PADA HEWAN BESAR (SAPI)_ Laparatomi dilakukan dorso-lateral rongga perut atau didaerah fossa paralumbal yaitu diflank kiri atau kanan. Sesuai dengan tempat irisan dibedakan anterior dan posterior Universitas Gadjah Mada
13
laparatomi. Pada hewan besar tidak dilakukan paramedian atau median laparatomi karena adanya resiko akibat tekanan isi rongga abdomen dan berat badan yang menyebabkan prolapsus ataupun hernia. Laparatomi pada flank kiri Untuk
operasi
rumenotomi,
abomasopexy,
caesaria,
splenectomi,
reticulitis
traumatika , torsio uteri dll. Laparatomi pada flank kanan Untuk operasi daerah untuk intestinum, caecum, colon omentopexy sisi kanan dan abomasopexy. Untuk sapi yang temperamennya tenang operasi dilakukan dengan posisi berdiri dengan regional anestesi. Irisan anterior laparatomi disebelah kaudal tulang rusuk terakhir melalui otot tebal obliqus externus et internus, sedangkan posterior laparatomi disebelah anterior sudut external os illium tubercoxae antara fasia transversus dengan peritonium. Tehnik operasi: 1. Lakukan anestesi regional(paravertebral ataupun epidural anestesi).
2. Dicukur,didesinfektir daerah yang akan dioperasi.
3. Buat sayatan vertikal ditengah dari fossa paralumbal dan dibagian ventral processes transversus vertebrae lumbalis
4. Sayatan kulit ditekan secara halus,kemudian pisahkan kulit dengan subkutan dari m.obliq abdominis eksternus ,lapisan ini juga disayat vertikal sampai m obliq abd internus.
5. Sayatan dilanjutkan sampai m .abd.transversus dan akan terlihat peritoneum. Tindakan seianjutnya tergantung dari jenis operasinya
6. Penutupan dilakukan lapis demi lapis dengan urutan pertama yaitu peritoneum dengan pola jahitan menerus atau kombinasi menerus dengan jahitan matras atau kombinasi dengan sederhana tunggal dengan catgut chromic ataupun benang katun.
Caudal midline insisi pada anjing jantan. Mulai dari umbilikus kebelakang membelok kelateral setelah didepan penis diteruskan sejajar dengan penis. Tehnik operasi.
Siapkan anjing untuk operasi, termasuk pencukuran, pemberian desinfektan kulit,
anestesi. Universitas Gadjah Mada
14
Posisi anjing rebah dorsal, pasang dook steril, penis dibelokan kelateral dan difiksasi
dengan Allis forsep.
Insisi mulai dari umbilikus kebelakang didepan penis sedikit membelok kelateral disini
butuh 2 ligasi untuk meligasi vena epigastrika superfisialis yang melintang dekat preputium.
Jaringan lemak dibawahnya dibersihkan secara tumpul.
-Cari linea alba berupa garis putih ditengah, kanan kirinya dijepit dengan Allis forceps diangkat keatas , lakukan irisan dengan skalpel kemudian diperpanjang dengan gunting atau skalpel.
Tepi luka dicepi dengan Allis forcep , lakukan operasi yang dimaksud secara aseptis
setelah selesai lakukan penutupan abdomen.
Penutupan abdomen dengan jahitan tunggal sederhana pada peritoneum beserta
fascianya pakai catgut chromic ukuran o atau oo.
Untuk memperkuat tambahkan dengan jahitan pada lapisan/pembungkus muskulus
rectus.
Kembalikan posisi penis ketempatnya dibantu dengan beberapa jahitan, lakukan
jahitan subkutan dan diachiri dengan jahitan kulit.
Paracostal insisi. Indikasi: operasi ren,lien,Hernia nucleus pulposus Insisi mulai dari belakang costae terachir kebawah sampai ke m rektus abdominis. Tehnik: - Siapkan anjing untuk operasi hewan pd posisi rebah lateral kanan/kiri. - Irisan kulit 2-3 cm belakang rusuk terachir mulai pinggang kebawah sampai dekat dengan linea mediana, pisahkan jaringan subkutan, lemak dng gunting dan teruskan membuka m.obliq externus, biasanya ada perdarahan dipertengahan dari panjang insisinya. -Pisahkan aponeorosis dari muskulus obliq externus dng gunting atau skalpel dan lakukan perpanjangan irtisan dengan arah yang sama dng gunting. Dengan cara yang sama lakukan insisi pd m.obliq internus. -M transversus abd dan peritoneum dinsisi dengan gunting.Untuk memperlebar pandangan tepi luka ditarik dng Allis forceps atau kait. -Penutupan lapis demi lapis -Pertama dijahit peritoneum dan transversus abdominis kedua m.oblq internus dan ketiga m.obliq eksternus dengan catgut 00 atau bahan lain . -Kulit dijahit dengan sutera atau cotton dengan sederhana tunggal atau mattras.
Universitas Gadjah Mada
15
Midline insisi dan penutupannya I.
Siapkan anjing untuk operasi abdomen dan posisi rebah dorsal.
Untuk yang tak kidal kepala anjing disebelah kiri operator,untuk yang kidal
sebalikanya.
Buatlah irisan kulit dan subkutan dengan skalpel tepat diatas linea medians dan
diteruskan dengan gunting ,dan pisahkan dengan jaringan sekitarnya.
Perdarahan yg ada diklem, ligasi, atau ditampon.
Tepi luka ditarik dng Allis forceps kesamping,setelah linea alba terlihat kn/ki dari linea
alba djepit dan diangkat dng Allis forceps kemudian diinsisi dng skalpel atau gunting, untuk memperlebar dapat menggunakan gunting atau skalpel kemuka atau kebelakang.
Lakukan operasi yang dimaksud secara aseptis.
Penutupan Binding abd dng jahitan interrupted lewat tepi dari I alba termasuk
peritoneumnya, untuk memperkuat lakukan jahitan mattras atau secara menerus pada fascia dan m rectus abdominis.
Untuk jahitan subkutan pada anj yang gemuk dijahit secara vertikal mattras, kulit
dijahit secara interrupted dng cotton atau sutera.
POLA JAHITAN DENGAN BERBAGAI KONDISI LUKA YG BERBEDA. 1.Luka ELLIPS. Jahitan dimulai dari tengah tanpa disimpul terlebih dulu,setelah Terpasang semua benang Baru disimpul secara sederhana tunggal mulai dari tengah dan hasilnya biasany dipinggir agak menganga, dengan jahitan sederhana tunggal dengan jarum menembus separo tebalnya kulit maka aposisinya menjadi tepat.
2.LUKA TUSUK BENTUK 'Y'. Luka seperti ini biasa diketemukan pada pasien yang tersangkut pagar kawat, atau terpanah. Jahitan harus ada yang melibatkan tiga sisi tepi luka dan selanjutnya diteruskan secara sederhana tunggal
3.Luka yang salah satu ujungnya tertekuk kedalam. Tusukan jarum pertama pada ujung kulit yang menekuk dan arahnya agak miring kedalam dan melibatkan juga fascia dan sedikit muskularisnya, setelah jarum keluar dan melewati subkutan langsung ketepi luka yang satunya berjarak hampir sama dengan tusukan pertama.Hasilnya tepi luka bisa beraposisi tepat dengan sedikit menarik keatas jaringan dibawahnya.
Universitas Gadjah Mada
16
4.Jahitan luka denqan regangan yang kuat. Untuk menahan regangan yang kuat misal pada luka yang banyak jaringan terpaksa harus dibuang, maka jahitan untuk mengaposisikan tepi luka dibutunkan jahitan penyokong untuk menahan regangan Pada luka dengan regangan sedang dapat dengan horizontal mattres. Kelemahannya kalau jahitan penyokongnya lepas maka luka akan terbuka.Juga kalau ada kebengkakan yang lebih maka benang akan tertanam dan akan sulit mengambilnya. Untuk mengatasi hal tsb bisa dengan pola Near and Far atau near-near —far-far. Dapat juga dengan pola jahitan stent atau quilled.Stent dengan kas perban ,spongesyang diletakan diatas luka dijahit secara sederhana tunggal sehingga pada waktu ada kebengkakan jahitan tidak mengiris jaaringan tetapi menekan pd kas perban dan cairan juga terhisap. Pola Quilled adalah jahitan everting mattres dimana tepi dari luka diberi plastik,spon atau kas perban.
Restrain dan Casting. Restrain Cara metode menghalangi gerakan atau aksi hewan dengan tujuan untuk mengurangi bahaya bagi operator,pembantu operator atau hewannya sendiri. Casting Cara merebahkan hewan secara benar yang tidak membahayakan untuk operator,petugas ataupun hewannya sendiri dengan ataupun tanpa obat penenang. Tidak ada satu methode yang secara umum dapat diterapkan untuk semua spesies, banyak methode yang telah ditulis dan dipraktekkan dari yang paling sederhana sampai yang rumit dan setiap drh mempunyai cara tersendiri sejalan dengan jam terbangnya. Dokter hewan / petugas harus tenang. percaya diri, dan mengetahui karakter dan hewan dan tanda2 kalau hewan tersebut akan menyerang. Dokter hewan atau petugas lapangan jangan segan-segan minty tolong pada pemilik atau pawangnya untuk membantu menguasai hewannya. Restrain yang salah mengakibatkan pemeriksaan awal yg kurang teliti , diagnosa keliru dan juga sering menyebabkan kelukaaan hewannya sendiri. Bahaya yang ditimbulkan oleh hewan dan perlu diperhatikan adalah : Kuda berbahaya karena sepakan kebelakang, jlontrotan, injakan kaki dan juga gigitan. Sapi : sepakan kesamping belakang, tandukan , desakan badan, injakan kaki. Anjing: gigitan Kucing: gigitan, cakaran kuku Kera : sama dengan anjing dan kucing bahkan untuk menghindarkan gigitan jauh lebih sulit. Universitas Gadjah Mada
17
Untuk kepentingan restrain dibutuhkan peralatan yang berbeda-beda antara species satu dan lainnya karena perbedaan karakter dan ukuran badannya, peralatan yang utama dan hampir sama adalah tali yang lunak tapi kuat , ring , pram, kolo
Restrain pada anjing. Gigitan anjing selain berbahaya karena menularkan rabies terutama anjing yang terinfeksi rabies dalam stadium lanjut juga luka gigitannya yang sakit dan robek tak teratur yang sulit untuk disembuhkan/jahit. Cara untuk mengatasi anjing yang liar dan tidak pernah dirante yaitu dengan peralatan Kolo yang terbuat dari kawat yang cukup I;entuir tapi kuat untuk menjerat kepala dan leher , yang kemudian direstrain / ditali dengan tali moncong.
Universitas Gadjah Mada
18
Universitas Gadjah Mada
19
Universitas Gadjah Mada
20
RESTRAIN SAPI YANG BELUM DIKELUH. Dengan menggunakan tali yang ujungnya ada ring besi, atau dimodifikasi dengan sistem simpul hewan dengan tujuan menghilangkan/mengurangi bahaya bagi operator ,pembantu operator ataupun hewannya sendiri.
Universitas Gadjah Mada
21
Casting : Merebahkan hewan secara benar dan tidak membahayakan Bagi hewannya,petugas ataupun dokterhewan dengan/tanpa Obat penenang. Tidak ada methode yang secara umum dapat diterapkan untuk semua spesies, banyak methode yang dapat dipakai dari yang sederhana sampai yang rumit dan setiap petugas mempunyai cara tersendiri sejalan dengan pengalamannya. Dokter hewan/petugas harus tenang , percaya diri dan tau karakter dari hewan dan tanda2 dari hewan yang akan menyerang. Drh ataupun petugas tidak perlu malu untuk minty tolong pada pemilik atau pawangnya untuk dapat menguasai dengan balk. Restrain yang salah mengakibatkan : Pemeriksaan yang kurang teliti,menimbulkan probiem/kelukaan baru pd hewan tsb,membahayakan drh,pembantu ataupun mantrinya. Bahaya yang dapat timbul yang perlu diperhatikan: Kuda adalah sepakan kebelakang,tubrukan atau jlontrotan kemuka,gigitan, injakan kaki. Sapi: sepakan kaki belakang yang arahnya kesamping, tandukan, desakan badan kedinding,injakan kaki. Anjing : gigitan Kucing : gigitan , cakaran kaki Kera : sda Untuk kepentingan restrain dibutuhkan peralatan yang berbeda-beda antar spesies karena perbedaan karakter dan ukuran badan. Peralatan yang utama adalah tali, tali ini harus kuat tapi lunak, ring , pram , kolo I.
Restraint pada anjing. Gigitan anjing berbahaya selain menimbulkan luka juga dapat menularkan rabies, bila anjing tsb terinfeksi rabies dalam stadium lanjut.Sifat dan karakter anjing berbedabeda
tingkat
galaknya.Anjing
sudah
lama
menjadi
sahabat
manusia
karena
Kesetiaannya dan kecerdasannya sehingga sudah lama dikenal sebagai penggembala dan pemburu. Anjing Gembala Jerman.Doberman,Rottwiler kalau akan menggigit terlihat jelas karakterenya sehingga dokter hewan mudah mengenal dan mengatasi. Terrier,spanil ,bastar seringkali tanpa tanda2 Iangsung menggigit. Cara yang paling sederhana untuk menguasai anjing dengan kolo, kawat untuk menjerat kepala, leher atau dengan tang penangkap
Universitas Gadjah Mada
22
RESTRAIN PADA SAPI Penampilan sapi lebih kalem dibandingkan pd kd dan babi.Hanya sapi import dan sapi jantan yang mempunyai penampilan tidak bersahabat dengan orang lain selain pemiliknya sendiri. Sapi perch yang telah laktasi lebih bersahabat dng orang terutama pd pemerahnya. Sapi yang ditempatkan pada kandang relatif gelap lebih mudah nervus dibanding dengan sapi yang dikandang terang. Untuk sapi yang tak bisa direstrain secara pisik , bisanya dibutuhkan obat2an untuk menenangkan dan sedikit melemaskan dengan combellen atau xylazine . Restrain pd sapi umumnya sapi ditempatkan pd kandang yang sempit atau dipersempit dengan menggunakan palang atau tali dengan demiian aksi dari sapi menjadi berkurang/terbatas. Cara kedua adalah mengalihkan perhatian sapi dengan menggunakan pram, adanya rasa sakit akan mengalihkan perhatian sapi ketempat lain sehingga treamen atau pemeriksaan ditempat lain dapat berjalan dengan baik.
RING HIDUNG. Pemasangan ring besi bentuk bulat atau seperti tang atau dipedesaan namanya -keluh yang terbuat dai anyaman bambu atau dari plastik yang ditusukan di septumnasi kemudian talinya dilingkarkan dibelakang telinga dan disimpul. Tarikan dari ring atau keluh akan menimbulkan rasa sakit sehingga sapi mudah dikuasai. Tarikan keatas dari keluh,ring dan dikatkan dibagian yang lebih tinggi dari kepala akan mempermudah untuk suntikan irtravena,operasi daerah ambing,pemeriksaan kuku.
Universitas Gadjah Mada
23
RESTRAIN SAPI YANG BELUM DIKELUH. Dengan menggunakan tali yang ujungnya ada ring besi, atau dimodifikasi dengan sistem simpul untuk menjerat, mengikat kepala dan moncong sapi.
PRAM TELINGA. Tarikan pada tali akan menyebabkan rasa sakit pd telinga dan dapat mengalihkan perhatian sapi dari bagian tubuh lain, caranya dengan mengikatkan tali dibawah tanduk dan diteruskan kepangkal telinga.
Universitas Gadjah Mada
24
RESTRAIN UNTUK MENCEGAH SEPAKAN. Dengan slat yang namanya HOPPLES, care ini paling disukai para peternak sapi perch diLN,karena pemasangan dan pelepasanya cepat dan effektif. Disini masih sulit dicari dan biasanya diganti dengan tali yang dipasang seperti angka delapan, kalau dipuntir maka akan menekan tendo achilles dan sapi kehilangan kemampuan untuk menyepak.
Universitas Gadjah Mada
25
PRAM SENDI Seutas tali dengan sepotong kayu atau batang martil ditempatkan pada persendian, kalau kayu diputar maka akan menekan sendi achilles, kalau tekanannya keras amaka akan menghilangkan kemampuan sapi untuk menyepak.
Universitas Gadjah Mada
26
Tali yang ditarik kedepan sehingga sapi berdiri dengan kaki tiga maka sapi sudah tidak bisa menyepak. Untuk mempermudah menarik tali pada saat akan menarik sapi didorong kesamping , saat itu kaki diangkat dan tali ditarik.
Universitas Gadjah Mada
27
CARA MENGANGKAT KAKI BELAKANG. Digunakan untuk pengobatan,pemeriksaankuku,membersihkan kuku. Yang mengerjakan harus punya keberanian ,kuat dan tidak ragu-ragu.
Universitas Gadjah Mada
28