Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP
BAB II STUDI 2.1 Tanggapan Terhadap Kerangka Acuan Kerja •
Konsep Arsitektur Kota; konteks bangunan dengan kawasan CBD Rasuna Epicentrum. Desain mempertimbangkan master plan kawasan Agar selaras dengan pengembangan perencanaan dan perancangan kawasan , khususnya akses jalan masuk menuju site.
•
Desain Ruang Luar; pada level lantai dasar bangunan berupa penyediaan Plaza atau communal space pada bangunan dan lansekap yang Selaras dan berkesinambungan dengan kawasan serta untuk kegiatan seremonial.
•
Desain Bangunan Kantor yang terdiri atas Basement, Mezzanine dan Lantai Kantor. Mezzanine berfungsi sebagai area lobby terletak antara lantai dasar/plaza dan lantai 1 Bangunan Kantor sehingga ekspresi dari massa bangunan memiliki kesan mengambang ( floating ).
•
Arsitektur Gedung Kantor LKPP; mempertimbangan aspek iklim tropis serta mendukung upaya penggunaan energi yang efisien dan pemanfaatan maksimal potensi tata cahaya dan udara secara cerdas.
•
Disain Tata Ruang Dalam; mencerminkan efisiensi penggunaan ruang, fleksibel dengan desain Detail Teknis Bangunan, desain yang terintegrasi dengan sistem struktur, mekanikal dan elektrikal serta perawatan bangunan yang tepat guna dan efisien bagi sebuah bangunan kantor.
•
Penyediaan aksesibilitas; bagi para difabel baik di area dalam dan luar bangunan serta lingkungannya.
•
Optimum Reliability; dengan memperhatikan durable design details, praktis dan mudah dalam pemeliharaan.
•
Mengadopsi
prinsip-prinsip
architecture ); antara lain:
5
Astari Yunita Triutami (41209010003)
arsitektur
berkelanjutan
(sustainable
Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP o Konsumsi sumber daya alam, termasuk konsumsi air dan energi secara minimal dan mempertimbangkan penggunaan sumber energi terbarukan; o Memberikan dampak negatif yang minimal terhadap alam, lingkungan dan manusia, dengan menyediakan konsep sistem pengelolaan dan pengolahan limbah dari bangunan; o Kenyamanan termal dan visual di dalam bangunan harus terpenuhi sesuai peraturan atau standar nasional yang berlaku; o Rancangan bangunan tidak meningkatkan konsentrasi CO2 di dalam bangunan; o memperhatikan orientasi (hadapan) bangunan, penempatan dinding yang dapat menyerap panas berlebih secara proporsional, organisasi ruang sedemikian hingga agar penggunaan AC dapat dioptimalkan tanpa mengurangi kenyamanan termal yang disyaratkan; o Mengoptimalkan bidang atap dan dinding vertikal bangunan untuk mengurangi efek pemanasan kawasan (heat island effect); o Mempertimbangkan penyediaan jalur pedestrian yang nyaman dan teduh terpisah dengan jalur kendaraan bermotor. o Meminimalkan perkerasan dalam site dan memberi peneduhan yang cukup pada permukaan tanah yang membutuhkan perkerasan. •
Material bangunan dipertimbangkan menggunakan material yang ’low embodied energi’ atau ‘low embodied carbon’.
•
Rancangan mempertimbangkan kemudahaan pelaksanaan melalui metode pelaksanaan yang menggunakan energi yang rendah dalam proses konstruksi.
2.2 Studi Pustaka Gedung perkantoran adalah sebuah tempat yang dapat digunakan untuk kegiatan bisnis atau pekerjaan, yang terpisah dari tempat tinggal, komersil atau pertokoan, industri dan rekreasi. 6
Astari Yunita Triutami (41209010003)
Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP Definisi kantor menurut menurut beberapa ahli : • Menurut Rachmat, Gedung perkantoran adalah suatu bangunan atau gedung yang mempunyai luas yang sangat sempit, relatif sederhana dan rendah dalam biaya dibandingkan dengan residential, bangunan ini mempunyai fungsi special yang tinggi. Bisa dikatakan sebagai rumah besar dengan fungsi khusus. Gedung ini mempunyai tipe dan ukuran yang bermacam-macam
tergantung
kombinasi
dari
perusahaan
yang
menempati. • Menurut moekijat (1997; 3), kantor adalah setiap tempat yang biasanya digunakan untuk melaksanakan pekerjaan tata usaha, dengan nama apapun juga tempat tersebut mungkin diberikan. • Prajudi atmosudirjo (1982; 25), kantor adalah unit organisasi terdiri atas tempat, staff personil dan operasi ketatausahaan guna membantu pimpinan. • Kallaus dan keeling, office is a function where interdependent system of technology, procedures and people are at work to manage one of the firm’s most vital resources-information • Menurut kamus besar bahasa indonesia, kantor adalah balai (gedung, rumah, ruang) tempat mengurus suatu pekerjaan atau juga disebut tempat bekerja. Dari definisi diatas maka, dapat ditarik kesimpulan bahwa kantor dalam arti dinamis adalah tempat diselenggarakannya kegiatan tata usaha dimana terdapat ketergantungan system antara orang, teknologi dan prosedur untuk menangani data dan informasi mulai dari menerima, mengumpulkan, mengolah, menyimpan, sampai menyalurkannya. 2.2.1 Kepemilikan Gedung Perkantoran Gedung perkantoran berdasarkan kepemilikannya dibagi menjadi dua macam, yaitu : a. Gedung Perkantoran Sewa yang disewakan adalah besaran atau luasan tertentu dari gedung perkantoran tersebut. Penyewaan dilakukan sesuai dengan jangka waktu yang disepakati bersama. Biaya yang harus dikeluarkan bagi 7
Astari Yunita Triutami (41209010003)
Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP si penyewa adalah biaya sewa dan service charge kepada pengelola yang biasanya dihitung berdasarkan luas ruangan yang disewa dan dibayar perbulan. b. Gedung Perkantoran Strata Title (Milik) Sangat berbeda sekali dengan tipe pemilikan sewa. Dalam hal ini ruang bangunan gedung perkantoran dapat dimiliki seperti rumah tinggal ataupun apartemen strata title. Namun pemiliknya harus tetap membayar service charge perbulan sebagai biaya perawatan dan pemeliharaan gedung. Selain itu pula saat ini ada gedung perkantoran dengan tipe kepemilikan campuran dimana dalam gedung perkantoran tersebut ada yang ruang (space) yang disewakan dan ada juga yang menjadi pemilikan perseorangan ataupun perusahaan. Namun yang lebih dominan pada saat ini adalah gedung perkantoran yang ruang (space) nya disewakan. 2.2.2 Karakteristik Gedung Perkantoran Dalam membangun suatu gedung perkantoran ada satu karakteristik penting yang harus diperhatikan yaitu lokasi. Dalam suatu lokasi yang akan didirikan sebuah gedung perkantoran ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu : • Dekat dengan gedung perkantoran umum. • Dilalui oleh kendaraan umum. • Merupakan pusat kegiatan finansial. • Dekat dengan gedung pemerintahan.
2.2.3 Proyek sejenis
Gambar 2.2 . gedung menara karya 8
Astari Yunita Triutami (41209010003)
Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP Gedung Menara Karya dapat dengan mudah dikenali karena desainnya yang unik. Berbentuk sky diamond dan full laminated glass dari bawah sampai ke atas. Gedung yang mengusung tema futuristik ini sekaligus secara gamblang membedakannya dengan deretan perkantoran yang berada di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan. Letaknya di area sudut juga memberi banyak kelebihan karena dapat dicapai dari empat penjuru. Akses untuk masuk ke Menara Karya ada dua, yaitu dari Jalan HR Rasuna Said dan Jalan Gilimanuk. Tersedia pula jembatan penyeberangan yang memudahkan mobilitas para karyawan yang bekerja di Menara Karya yang juga didukung transportasi busway dan nantinya dengan monorel.
Gambar 2.3. Lobby Gedung Menara Karya
Untuk memudahkan mencapai unit perkantoran, maka Menara Karya dibagi menjadi dua zone, yaitu lantailow zone dari lantai 3 sampai lantai 17 dan lantai high zone dari lantai 18 sampai lantai 29. Untuk masing-masing lantainya, dibagi menjadi delapan tipe ukuran yang bervariatif, di low zone tersedia mulai dari ukuran 1,280-1,400m² dan di high zone mulai dari ukuran 1,150-1,440m². Untuk transportasi di dalam gedung tersedia 8 lift penumpang yang dibagi 4 unit lift untuk low zone dari lantai ground floor (GF) ke lantai 17. Kemudian 4 unit lift untuk high zone dari lantai 18 sampai lantai 29. Dua lift parkir dari GF ke besmen dan satu service lift yang bergerak dari lantai besmen sampai lantai 29. Masih didukung 2 eskalator untuk transfortasi menuju ke fasilitas area di lantai mezanin
9
Astari Yunita Triutami (41209010003)
Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP yang menyediakan restoran, ATM, bank, minimarket, post office dan musholla.
Gambar 2.4 floor plan
Gambar 2.5 potongan
Ruang-ruang Menara Karya mempunyai jarak kolom ke kolom lainnya 7 meter, sehingga menghadirkan ruang yang luas tanpa penghalang kolom di tengah-tengah ruang. Dengan demikian, dapat menjadi pilihan yang bagus untuk dibuat meeting room karena tanpa penghalang. Di samping itu, tinggi ceiling di lantai GF berjarak 10,25 meter, menampilkan kesan grand dengan material lantai pilihan. A. Aspek Perencanaan
Ditinjau dari arsitekturnya, Menara Karya mempunyai beberapa kelebihan, antara lain dari konsep efficient tower dengan bentuk masa tanpa podium di lantai ground dan core menerus di tengah-tengah tower, memungkinkan semua area sangat fungsional di setiap lantainya. 10
Astari Yunita Triutami (41209010003)
Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP Kelebihan lainnya hadir melalui identitas bangunan yang ‘beda’ dengan bentuk massa sangat ‘ringan’ dengan kaca pada seluruh facade dan ‘permainan’ kolom-kolom miring pada kedua sisinya, membuat tampilan bangunan ini terlihat berbeda dan unik diantara tower-tower yang berada di Jakarta, yang oleh arsitek utamanya diumpamakan seperti an abstract diamond, this creates a powerful, unique profile for the tower. 2.3 Studi Banding INTILAND TOWER
Gambar 2.6 gedung intiland tower
2.3.1 Data Bangunan Lokasi
: JI. Jend. Sudirman 32, Jakarta Pusat
Luas lahan
: 8.650 m2
Total Luas Bangunan : 45.856 m2 Area yang disewakan : 30.783 m2 Tinggi Bangunan
: 117 m
Efisiensi gedung
: 65%
Tinggi
: 25 lantai (24 lantai diatas tanah + 1 basement)
Jumlah parkir mobil
: 470 mobil
Ruang terbuka
11
Astari Yunita Triutami (41209010003)
Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP Intiland tower merupakan salah satu bangunan dengan ruang terbuka terbesar meliputi 3% dari total luas bangunan Area terbuka hijau
: 1.200 m2
Teras
: 150,24 m2
Tower pendingin
: 314,37 m2
Fas. umum & fas. Lain : 10.365 m2
2.3.2 Keunggulan Desain A. Bangunan Desain Intiland Tower Jakarta dirancang oleh Paul Rudolph, seorang arsitek terkemuka dunia asal Amerika. Intiland Tower dibangun dari awal dengan mencoba menerapkan prinsip-prinsip hemat energi dan mengadopsi kearifan desain arsitektur lokal. Gedung ini dibangun tidak dengan memindahkan “desain/gaya arsitektural gedung” dari luar negeri, tetapi dengan mengeksplorasi kekayaan dan keunggulan desain lokal. Salah satu ciri khas dan keunikan dari rancangan gedung ini yakni penggunaan ”teras/selangsar” pada setiap lantai yang mengadopsi arsitektural desain rumahrumah tropis tradisional di Indonesia. Penggunaan teras/selangsar yang bertingkat-tingkat pada setiap lantai ini merupakan ide brilian dari sang arsitek, sebab mampu meredam masuknya efek panas sinar matahari langsung ke dalam ruangan. Hal ini menyebabkan suhu di dalam ruangan gedung tidak terlalu panas, sehingga mengurangi beban mesin pendingin udara. B. Exterior Design • Arsitektur Vernakular Menggabungkan periode panjang, terbukti alami solusi pada desa-desa tropis yang memberikan kenyamanan untuk tinggal di (kearifan arsitektur lokal). "Arsitektur tradisional Indonesia menawarkan berbagai macam solusi untuk masalah iklim panas dan lembab. Unsur pemersatu keragaman adalah atap “ (Paul Rudolph).
12
Astari Yunita Triutami (41209010003)
dalam
Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP
Gambar 2.7 Implementasi Konsep
• Pengurangan Panas, Efisiensi Energi Atap dan balkon dengan tanaman juga mengurangi panas dan mengurangi energi yang digunakan untuk pendinginan udara sebesar 20%, dibandingkan dengan bangunan kotak lainnya.
Gambar 2.8 Vegetasi Pada Area Balkon
C. Interior Design • Skylight Lobby Konsep skylight diinterpretasikan sebagai yang mengundang energi luar ke dalam bangunan. Dengan ini, energi yang digunakan untuk penerangan dan pendingin udara berkurang.
Gambar 2.9 Sky Light Pada Lobby 13
Astari Yunita Triutami (41209010003)
Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP
2.4 Program/Kebutuhan dan Organisasi Ruang KOMPOSISI ORGANISASI LKPP Organisasi LKPP terdiri atas: 1. Pejabat Eselon-I : Kepala LKPP, Sekretaris Utama (Sestama), dan Deputi 2. Pejabat Eselon-II : Direktur dan Kepala Biro 3. Pejabat Eselon-III : Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) dan Kepala Bagian (Kabag) 4. Pejabat Eselon-IV : Kepala Seksi (Kasi) dan Kepala Sub Bagian (Kasubbag) 5. Staf Non Struktural : Staf PNS dan Non PNS 6. Non Staf : Konsultan, Outsources, dan Pegawai Lainnya STRUKTUR ORGANISASI LKPP LKPP dipimpin oleh seorang Kepala dan lima pejabat Eselon-I (disebut unsur pimpinan LKPP). Masing-masing pejabat Eselon-I memiliki bidang kerja spesifik yang merupakan satu sistem utuh dan independen. Hubungan antar bidang kerja merupakan hubungan setara dan tidak terkait dengan strata atau tingkatan. Kepala LKPP mengoordinasikan seluruh pejabat Eselon-I, sehingga dapat digambarkan dalam bagan sbb :
Gambar 2.10 Struktur Organisasi LKPP
Dari bagan tersebut di atas secara umum dibutuhkan sistem ruang sbb : 1. Ruang Kerja Kepala LKPP dan sistemnya 14
Astari Yunita Triutami (41209010003)
Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP 2. Ruang Kerja Sestama/Deputi dan sistemnya 3. Ruang Rapat Pimpinan LKPP 4. Ruang Rapat Paripurna Sedangkan sistem ruang di masing-masing pejabat Eselon-I secara umum sbb :
Gambar 2.11 Sistem Ruang Pejabat Eselon-I
Dari bagan di atas secara umum dibutuhkan sistem ruang sbb : 1. Ruang Kerja Eselon-II dan sistemnya 2. Ruang Kerja Eselon-III dan sistemnya 3. Ruang kerja Eselon-IV dan sistemnya 4. Ruang Kerja Staf dan sistemnya FUNGSI DI LUAR STRUKTUR ORGANISASI Dalam kegiatan sehari-hari LKPP berhubungan dengan atau menerima pihak luar untuk melakukan rapat-rapat, konsultasi, pengaduan, pelatihan, ujian sertifikasi, layanan pengadaan secara elektronik, dsb. Untuk itu dibutuhkan ruang-ruang yang bersifat “publik” atau “semi publik”, antara lain : PUBLIK 1. Plaza/Tempat Upacara 2. Lobby/Lounge 15
Astari Yunita Triutami (41209010003)
Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP 3. Commercial Space 4. LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik) 5. Ruang Ujian Sertifikasi 6. Ruang Pelatihan 7. Aula/Auditorium 8. Ruang Konsultasi 9. Ruang Rapat 10. Dsb (dapat ditambahkan ruang dan fungsi lain yang dianggap perlu, kreatifitas Arsitek) EXTENDED FUNCTION Ruang-ruang di luar struktur organisasi namun memiliki keterkaitan dengan fungsi kerja, antara lain: 1. Ruang Konsultan 2. Sekretariat IAPI (Ikatan Ahli Pengadaan Indonesia) 3. Sekretariat Dharma Wanita 4. Koperasi 5. Klinik 6. Dsb (dapat ditambahkan ruang dan fungsi lain yang dianggap perlu, kreatifitas Arsitek) SUPPORTING SYSTEM Supporting System merupakan ruang-ruang yang sifatnya mendukung kegiatan kantor LKPP namun tidak terkait langsung dengan inti pekerjaan LKPP, sistemnya terbagi dalam 3 kategori, yaitu : A. CONVENIENCE SUPPORT (untuk menunjang kenyamanan kerja) : 1. Ruang Tunggu 2. Ruang Tamu
16
Astari Yunita Triutami (41209010003)
Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP 3. Musholla 4. Pantry 5. Toilet dan Kamar Mandi 6. Living Space/Studio (ruang pegawai untuk bermalam sementara di kantor) 7. Entertainment 8. Fitness 9. Gender Room (Ruang Menyusui, Perawatan Bayi, dsb) 10. Roof Terrace (untuk rekreasi atau acara insidentil) 11. Dsb (dapat ditambahkan ruang dan fungsi lain yang dianggap perlu, kreatifitas Arsitek) Catatan: kecuali angka 6, 7, 8, 9, 10 semua fungsi ada di setiap lantai. B. OFFICE SUPPORT (untuk mendukung pekerjaan rutin) : 1. Photo Copy 2. Gudang 3. Ruang Arsip Tahan Api 4. Perpustakaan 5. Ruang OB (Office Boy) 6. Ruang Sopir 7. Dsb (dapat ditambahkan ruang dan fungsi lain yang dianggap perlu, kreatifitas Arsitek) Catatan: kecuali angka 3, 4, 6 semua fungsi ada di setiap lantai. C. UTILITY (untuk mendukung fungsi bangunan) : 1. Building Maintenance dan sistemnya 2. Security 3. Server 17
Astari Yunita Triutami (41209010003)
Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP 4. Panel Listrik (dan PABX) 5. Generator Set 6. Ruang Pompa 7. Ground Tank 8. Chiller dan sistemnya 9. AHU (Air Handling Unit) 10. Water Treatment 11. Septic Tank dan Sewerage System 12. Dsb (dapat ditambahkan ruang lain yang dianggap perlu, kreatifitas Arsitek) Catatan: angka 4, 9, ada di setiap lantai ORGANISASI RUANG A. KEPALA LKPP DAN SISTEMNYA Ruang yang dibutuhkan setidak-tidaknya : 1. Area Kerja 2. Ruang Tamu 3. Ruang Rapat Pimpinan 4. Ruang Makan dan Pantry 5. Ruang Istirahat 6. Kamar Mandi dan WC 7. Ruang Tunggu Tamu 8. Ruang Sekretaris dan Staf Pendukung Gambaran flow kegiatan di Kepala LKPP :
18
Astari Yunita Triutami (41209010003)
Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP
Gambar 2.12 Flow Kegiatan Kepala LKPP
B. SESTAMA DAN DEPUTI (Eselon I) Ruang yang dibutuhkan pada prinsipnya sama dengan Kepala LKPP namun dibedakan dari luasannya. 1. Area Kerja 2. Ruang Tamu 3. Ruang Rapat Sestama/Deputi 4. Ruang Makan dan Pantry 5. Ruang Istirahat 6. Kamar Mandi dan WC 7. Ruang Tunggu Tamu 8. Ruang Sekretaris Gambaran flow kegiatan di Sestama/Deputi :
Gambar 2.13 Flow Kegiatan Sestama/Deputi
C. DIREKTUR / KEPALA BIRO (Eselon-II) Ruang yang dibutuhkan: 19
Astari Yunita Triutami (41209010003)
Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP 1. Ruang Kerja 2. Ruang Tamu 3. Ruang Rapat Direktur/Kepala Biro 4. Ruang Istirahat 5. Kamar Mandi dan WC 6. Ruang Tunggu Tamu 7. Ruang Sekretaris Gambaran flow kegiatan di Ruang Direktur / Kepala Biro :
Gambar 2.14 Flow Kegiatan Direktur/Kepala Biro
D. KASUBDIT / KABAG (Eselon-III) Ruang yang dibutuhkan : 1. Ruang Kerja 2. Ruang Tamu 3. Ruang Rapat (bersama) Gambaran flow kegiatan :
Gambar 2.15 Flow Kegiatan Kasubdit/Kabag
20
Astari Yunita Triutami (41209010003)
Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP
E. KEPALA SEKSI (Eselon-IV) Ruang yang dibutuhkan berupa “Cubical” yang cukup leluasa untuk menerima tamu-hadap: 1. Ruang Kerja 2. Ruang Tamu (bersama) Flow kegiatan :
Gambar 2.16 Flow Kegiatan Kepala Seksi
F. STAF NON STRUKTURAL Ruang yang dibutuhkan berupa “Cubical” yang memadai : 1. Ruang Kerja di dalam Cubical. ORGANISASI RUANG TRANSFORMASI DARI RUANG “PUBLIK” KE “SEMI PUBLIK”
Gambar 2.17 Transformasi Dari Ruang Publik ke Semi Publik
21
Astari Yunita Triutami (41209010003)
Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP TRANSFORMASI DARI “SEMI PUBLIK” KE “PRIVATE”
Gambar 2.18 Transformasi Dari Semi Publik ke Private
Gambar 2.19 Transformasi Dari Semi Publik ke Private I
22
Astari Yunita Triutami (41209010003)
Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP
23
Astari Yunita Triutami (41209010003)
Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP
24
Astari Yunita Triutami (41209010003)
Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP
25
Astari Yunita Triutami (41209010003)
Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP
26
Astari Yunita Triutami (41209010003)
Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP
27
Astari Yunita Triutami (41209010003)
Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP
28
Astari Yunita Triutami (41209010003)
Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP
29
Astari Yunita Triutami (41209010003)
Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP
30
Astari Yunita Triutami (41209010003)
Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP
31
Astari Yunita Triutami (41209010003)
Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP
32
Astari Yunita Triutami (41209010003)
Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP
33
Astari Yunita Triutami (41209010003)
Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP
34
Astari Yunita Triutami (41209010003)
Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP
35
Astari Yunita Triutami (41209010003)
Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP
36
Astari Yunita Triutami (41209010003)
Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP
37
Astari Yunita Triutami (41209010003)
Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP
38
Astari Yunita Triutami (41209010003)
Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP
39
Astari Yunita Triutami (41209010003)
Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP
40
Astari Yunita Triutami (41209010003)
Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP
41
Astari Yunita Triutami (41209010003)
Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP
42
Astari Yunita Triutami (41209010003)
Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP
43
Astari Yunita Triutami (41209010003)
Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP
44
Astari Yunita Triutami (41209010003)
Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP
45
Astari Yunita Triutami (41209010003)
Laporan Tugas Akhir Gedung Kantor LKPP
46
Astari Yunita Triutami (41209010003)