BAB II SEJARAH DAN EKSISTENSI PSMS DALAM MENGINSPIRASI SMeCK SEBAGAI SUPPORTERNYA
2.1
Sepak Bola dan PSMS Ditinjau Dari Aspek Historisnya Sepak bola adalah olahraga yang paling digemari di seluruh dunia.
Olahraga tersebut pertama kali diperkenalkan dari negeri China yang dinamakan Tsu chu, Tsu artinya menendang dan Chu artinya bola. Jadi secara harfiah tsu chu artinya adalah menendang bola. Menurut sejarah, bukti-bukti yang menyatakan olahraga sepak bola pertama kali berasal dari China yaitu ditemukannya bola sebagai permainan para prajurit china di sekitar abad 2-3 pada zaman pemerintahan Dinasty Han 12. Sepak bola modern yang kita kenal sekarang diakui oleh berbagai pihak berasal dari Inggris. Tidak adanya badan yang mengatur permainan sepak bola di dunia internasional membuat perkembangan olah raga ini agak terhambat. Disadari oleh para pelaku sepak bola bahwa penting untuk membentuk sebuah organisasi yang membawahi dan mengatur permainan sepak bola secara global. Karena itu pada tanggal 21 Mei 1904 dibentuk sebuah badan sepak bola internasional di Perancis dengan nama Fédération Internatinale de Football Association (FIFA). Yang memiliki kantor pusat di Zurich, Swiss. Sejak FIFA terbentuk, perkembangan sepak bola di dunia pun semakin pesat. Hal ini karena salah satu tugas utama dari FIFA adalah melakukan promosi dan sosialisasi tentang sepak bola ke berbagai belahan dunia. Perkembangan
12
http://ricisan.wordpress.com/2007/02/13/asal-usul-sepak-bola-cu-ju-berasal-dari-tiongkok/
Universitas Sumatera Utara
sepak bola yang pesat di dunia ini dapat dilihat dari banyaknya negara yang masuk menjadi anggota FIFA. Hingga saat ini sudah lebih dari 200 negara yang masuk menjadi anggota FIFA.
2.1.1 Kemunculan Olahraga Sepak Bola Modern Di Indonesia Sepak bola pertama kali diperkenalkan ke Indonesia melalui bangsa Belanda yang kala itu sedang menjajah Bangsa Indonesia. Dengan waktu yang cukup lama menjajah Indonesia yakni sekitar 3,5 abad, bangsa Belanda banyak meninggalkan pengaruh-pengaruh dan kebiasaan pada bangsa Indonesia. Sejak adanya kegiatan olahraga pada zaman kekuasaan Belanda di Indonesia yakni menjelang tahun 1920-an, hanya cabang olahraga sepak bola yang paling menonjol. Hal inidikarenakan sepak bola merupakan cabang olahraga yang paling banyak peminatnya maka tidak heran kalau olahraga ini menjadi olahraga rakyat. Olahraga sepak bola yang ditangani oleh bangsa Belanda dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang menggembirakan dan dengan pengaturan administrasi yang baik maka terus mengalami kemajuan. Di kota-kota besar dengan nyata kelihatan kemajuan tersebut berkat adanya berbagai fasilitas dan kemampuan dari segi keuangan untuk menyediakan berbagai keperluan. Hal tersebut tidak terdapat di kota-kota kecil. Organisasi sepak bola yang ditangani oleh bangsa Belanda semula bernama Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB) yang terlebih dahulu lahir dari PSSI. Kemudian pada tahun 1930 terbentuklah organisasi sepak bola bangsa Indonesia dengan nama Persatuan Sepak raga (yang kemudian diubah menjadi sepak bola) Seluruh Indonesia dan disingkat PSSI. Dari masa inilah kemudian
Universitas Sumatera Utara
PSSI sering mengadakan kompetisi antar klub yang membuat olahraga sepak bola menjadi berkembang dan diminati di berbagai kalangan di Indonesia. Semula, hubungan antara NIVB dan PSSI menunjukkan ketidak akraban. Bangsa Belanda pada umumnya memandang remeh bangsa kita. Akan tetapi menjelang tahun 1940-an keadaan membaik dan pada tahun 1941 mulai mengadakan hubungan organisasi yang lebih baik, Sejarah Olahraga Sumatera Utara (1992:57) Sejak angkatan udara Jepang menyerang Pearl Harbour yakni pangkalan laut Amerika Serikat di bulan Desember 1941, Belanda meninggalkan Indonesia. Pada Maret 1942 Jepang mendarat di Pulau Jawa dan mulai saat itu Indonesia berada di bawah pemerintahan militer Jepang. Semua organisasi yang sebelumnya telah berdiri di Indonesia dilarang, apalagi organisasi yang bersifat politik. Dengan sendirinya riwayat organisasi sepak bola buatan Hindia Belanda juga berakhir. Begitu juga dengan organisasi olahraga bangsa Indonesia yang tidak luput dari segala akibat tindakan Jepang. Ikatan Sport Indonesia (ISI) yang terbentuk pada tahun 1938 sebagai satu-satunya badan olahraga yang bersifat nasional dan berbentuk federasi, oleh berbagai kesulitan dan rintangan tidak dapat menggerakkan aktivitasnya sebagaimana mestinya. Gerakan keolahragaan ditangani oleh suatu badan yang dibentuk oleh Jepang dengan nama TAI IKU KAY. Kompetisi sepak bola berjalan dengan segala keprihatinan. Pertandingan olahraga biasanya diadakan bertepatan dengan hari besar Jepang terutama sepak bola. Dari hari ke hari Jepang semakin terdesak dalam Perang Pasifik sehingga tidak dapat lagi mengurus olahraga melalui badan hasil bentukannya yaitu TAI
Universitas Sumatera Utara
IKU KAY. Dalam situasi demikian urusan olahraga diserahkan kembali kepada bangsa Indonesia terutama sejak tahun 1944 dengan terbentuknya GELORA singkatan dari Gerakan Latihan Olahraga Rakyat. Selama tahun 1942-1945 yakni selama kekuasaan Jepang di indonesia tidak banyak peristiwa olahraga penting tercatat, disebabkan Jepang terus terdesak kedudukannya sehingga dengan sendirinya perhatian pemerintahan militer Jepang tidak dapat diharapkan untuk memajukan kegiatan Olahraga di Indonesia. Dengan runtuhnya kekuasaan Jepang pada bulan Agustus 1945, yang disusul Proklamasi Kemerdekaan Indonesia maka terbukalah jalan selebarlebarnya bagi Negara Indonesia untuk menangani semua kegiatan olahraga di tanah air sendiri.
2.1.2 Sejarah Terbentuknya PSMS Pada bulan Maret 1950 militer Belanda meninggalkan Medan. Organisasi sepak bola selama kependudukan Belanda dan semasa Negara Sumatera Timur, Voetbal Bond Medan en Omstreken (VBMO) dan Oost Sumatera Voettbal Bond (OSVB) yang telah berdiri sejak awal tahun 1930 –an kemudian pada tahun 1950 diubah namanya menjadi Persatuan Sepak bola Medan Sekitarnya atau yang disingkat menjadi PSMS, Sejarah Olahraga Sumatera Utara (1992 : 64)
PSMS adalah sebuah klub sepak bola yang berasal dan berbasis di Kota Medan Ibukota Sumatera Utara. PSMS Medan didirikan pada tanggal 21 April 1950 namun sejak tahun 1930 telah berdiri sebuah klub yang bernama Oost Sumatera Voettbal Bond (OSVB) dibawah naungan NIVB (Nederland Indische
Universitas Sumatera Utara
Voetbal Bond) yaitu asosiasi klub sepak bola asuhan Belanda yang diyakini merupakan cikal bakal PSMS berdiri 13.
Sejak dahulu kota Medan dikenal sampai ke beberapa belahan dunia karena perkebunan tembakau Delinya, maka dari itu logo PSMS digambarkan berupa daun dan bunga tembakau Deli. PSMS Medan juga dikenal dengan tipe permainan khas rap-rap yakni sepak bola yang berkarakter keras, cepat dan ngotot namun tetap bermain bersih menjunjung sportivitas.
Gambar 1. Logo PSMS
PSMS mengalami zaman gemilang di bidang prestasi yang dibuktikannya mulai tahun 1954. Pada saat itu PSMS sering diundang dan mengundang tim-tim dari luar negeri seperti Gak Graz dari Austria, Kowloon Motorbus kesebelasan tangguh dari Hongkong, Crasshoppers, Star Soccerites Singapura dan lain-lain. Berkat kemenangan yang sering dikecap oleh PSMS dalam melawan kesebelasan luar negeri, PSMS mendapat gelar / julukan “The Killer” atau algojo pembunuh kesebelasan-kesebelasan luar negeri.
13
Ibid (1992 : 57)
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Kepengurusan PSMS Berikut adalah urutan pengurus PSMS sejak awal berdirinya tahun 1950, hingga kini yang terdiri dari : •
1951-1952
Ketua
: Kompol Amir Hamzah
Wakil Ketua : R.M Lubis Sekretaris
: K. Panggabean, Tjong Lie Liong
Bendahara
: Muchtar Siregar, De Raadt, firdaus Siregar, Korver dan A.H.C. Jans
•
1952-1953
Ketua
: Kompol Mustafa Pane, Tengku Johan Arifin
Wakil ketua
: Tamas Siregar
Sekretaris
: B.T.S Hasibuan
Bendahara
: T.D Pardede, A.H.C. Jans
•
1954-1955
Ketua
: Drs. Soeharjo Soeryo-subroto dan dibantu oleh beberapa teman-
teman.
Selama dalam pimpinan Drs. Soeharjo Soeryosubroto lah PSMS
mengalami zaman gemilang. •
1959-1960
Ketua Umum : Muslim Harahap Ketua I
: Kompol Kadiran
Ketua II
: Kapten Tamas Siregar
Sekretaris
: Buyung Bahrum dan M Noer Situmorang
Bendahara
: Tan Ho Land an A.M Nasution.
Universitas Sumatera Utara
•
2009 - 2014
Ketua
: Drs. Zulmi Eldin MSi
Sek. Umum
: Idris SE
Sek. 1
: Agus Suryono
Manajer Tim : Hendra DS Ass. Manajer : Benny Tomasoa Ketua Harian : Agus P Simorangkir Sek. Harian
: Fityan Hamdi
KaBid Organisasi : Hardi Mulyono Dalam struktur kepengurusan PSMS, SMeCK dan beberapa kelompok supporter PSMS lainnya tidak berada di struktur apapun secara fungsional. Namun secara tekhnis, para supporter selalu diundang dalam rapat-rapat khusus maupun beberapa kegiatan tertentu yang dilakukan oleh pengurus PSMS sebagai salah satu pihak yang memiliki pengaruh “suara” terhadap beberapa keputusankeputusan pengurus PSMS.
2.2
Eksistensi PSMS di Liga Sepak Bola Hingga Tahun 2010 Keberadaan PSMS di liga sepak bola luar negeri maupun Indonesia di
awal-awal kemunculannya tidak dapat diragukan lagi. PSMS kerap meraih gelar juara di setiap laganya melawan klub dalam negeri maupun klub luar negeri. Kala itu PSMS dijuluki dengan julukan “The Killer” karena selalu mengalahkan lawannya di arena lapangan hijau. Kala itu pemain PSMS terdiri dari pemain-pemain yag fenomenal hingga kini seperti Ramlan Yatim, Ramli Yatim, Buyung Bahrum, Cornelius Siahaan,
Universitas Sumatera Utara
Yusuf Siregar dan lain-lain. Kepiawaian mereka menggiring bola membuat PSMS kerap memenangkan beberapa turnamen dan liga olahraga seperti PON (Pekan Olahraga Nasional), Kejuaraan Nasional PSSI hingga Olimpiade Melbourne. Kini di tahun 2010 PSMS juga terus berusaha untuk meningkatkan eksistensinya di liga sepak bola Asia dan liga sepak bola Indonesia khususnya. Terdegradasinya PSMS dari Super Liga menjadi Divisi Utama di Liga Super Indonesia membuat keberadaan PSMS sebagai klub yang berpotensi kurang diakui masyarakat. Hal ini semakin diperkuat dengan ketidakjelasan status pendanaan PSMS yang notabene merupakan asset pemerintah Kota Medan. Buruknya permainan para pemain PSMS juga tidak bisa lepas dari minimnya dana yang dialokasikan bagi PSMS untuk dapat mencari bibit- bibit pemain lokal maupun pemain dari luar kota Medan serta memberikan latihan, serta sarana dan prasarana yang baik dan layak bagi seorang atlit. Terlepas dari masalah kemunduran prestasi yang dialami PSMS saat ini, masyarakat Medan tetap dengan setia membela Klub PSMS untuk dapat merebut kembali kejayaannya dan mengharumkan “Ayam Kinantan” sebagai pilar pemersatu masyarakat-masyarakat fanatisme sepak bola kota Medan.
2.2.1 Masa Kejayaan PSMS di Tahun 1950-an Hingga Kini Di tahun 1950-an dan tepat di awal berdirinya, PSMS berada di puncak kejayaannya. Beberapa turnamen dalam dan luar negeri selalu menjadi ajang bagi PSMS untuk meraih gelar Juara. Adapun dibawah ini merupakan data-data kemenangan PSMS dalam beberapa kompetisi hingga kini.
Universitas Sumatera Utara
Table 2. Hasil Kejuaraan PON : Bidang Olahraga Sepak Bola
PON ke :
Tahun
Juara I
Juara II
Juara III
II III IV V VII VIII IX X XI XII
1951 1953 1957 1961 1969 1973 1977 1981 1985 1989
Jawa Barat Sumatera Utara Sumatera Utara Sulawesi Selatan Sumatera Utara Sumatera Utara Jakarta Raya Lampung Sumatera Utara Sumatera Utara
Jakarta Raya Jakarta Raya Sumatera Tengah Jawa Tengah Jakarta Raya Jawa Timur Irian Jaya Sumatera Utara Irian Jaya Jawa Timur
Jawa Timur Jawa Timur Jawa Tengah Jakarta Raya Jawa Timur Sulawesi Selatan Aceh Jawa Timur Jakarta Raya Jakarta Raya
Sumber : Sejarah Olahraga Sumatera Utara (1992:76)
Tabel 3. Hasil Kejuaraan PSSI 1951 – 1990
No
Tahun
Juara I
Juara II
Juara III
I
1951
Persebaya
PSM
Persija
II
1952
Persebaya
PSMS
Persib
III
1954
Persija
PSMS
Persebaya
IV
1957
PSM
PSMS
Persib
V
1959
PSM
Persib
PSIS
VI
1961
Persib
PSM
Persija
VII
1964
Persija
PSM
Persib
VIII
1965
PSM
Persebaya
Persib
IX
1966
PSM
Persib
PSMS
X
1967
PSMS
Persib
Persebaya
XI
1969
PSMS
Persija
PSM
XII
1971
PSMS
Persija
PSM
XIII
1973
Persija
PSMS
Persebaya
XIV
1975
Persija / PSMS
-
-
XV
1977
Persebaya
Persija
PSMS
XVI
1979
Persipura
PSMS
Persebaya
XVII
1981
Persiraja
-
-
XVIII
1983
PSMS
Persib
Persebaya
XIX
1985
PSMS
Persib
PSM
XX
1986
Persib
Persemen
Persija
XXI
1987
PSIS
Persebaya
Persib
XXII
1988
Persebaya
Persija
Persib
XXIII
1990
Persib
Persebaya
-
Sumber : Sejarah Olahraga Sumatera Utara, (1992:69
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. Rekor di liga Indonesia
Tahun 1994 / 1995 1995 / 1996 1996 / 1997 1997 / 1998 1998 / 1999 1999 / 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Keterangan Peringkat 9 Divisi Utama wilayah barat Peringkat 11 Divisi Utama wilayah barat Peringkat 10 Divisi Utama wilayah tengah Peringkat 1 Divisi Utama wilayah tengah (Liga dihentikan) Semi finalis Divisi Utama (Juara grup A, Peringkat 2 Grup Q babak 10 besar) Peringkat 4 babak 8 besar Divisi Utama wilayah barat Semi finalis Divisi Utama (Juara wilayah barat babak 8 besar) Peringkat 11Divisi Utama (Degradasi) Peringkat 2 Divisi Satu Peringkat 7 Divisi Utama Peringkat 4 Divisi Utama (Peringkat 4 wilayah barat, Peringkat 2 Grup Timur babak 8 besar) Peringkat 5 wilayah Satu Runner-up (kalah dari Sriwijaya FC) Degradasi ke Divisi Utama Sumber :
GELAR LAINNYA •
Tahun 2005
: Juara 4 Copa Dji Sam Soe
•
Tahun 2005
: Juara I Piala Emas Bang Yos II (14 Februari 2005),
mengalahkan tim asal Singapura, Geyland United FC dengan Skor (5-1). •
Tahun 2005
: Juara I Piala Emas Bang Yos III (17 Desember 2005),
mengalahkan Persik Kediri dengan skor (2-1). •
Tahun 2006
: Juara I Piala Emas Bang Yos IV (16 Desember 2006),
mengalahkan PSIS Semarang dengan skor 4-2 (1-1) melalui drama adu pinalti dan PSMS dinobatkan sebagai pemilik abadi Piala Emas Bang Yos.
2.2.2 Stadion Teladan Medan, Saksi Kejayaan PSMS Stadion merupakan salah satu modal utama untuk mengembangkan olahraga di sebuah daerah tertentu. Stadion juga merupakan “markas” bagi sebuah klub sepak bola yang mengatasnamakan daerah asal klub tersebut. Tidak jarang
Universitas Sumatera Utara
pula stadion sering menjadi saksi kejayaan sebuah klub sepak bola saat bertarung dalam arena lapangan hijau. Bagi klub PSMS, Stadion Teladan merupakan tempat yang mempunyai nilai sejarah yang tinggi bagi kemajuan PSMS di bidang olahraga sepak bola sebab Stadion Teladan merupakan saksi bisu atas kemenangan-kemenangan PSMS di lapangan hijau. Stadion Teladan merupakan stadion yang terbesar di Sumatera Utara. Pada awalnya, kota Medan hanya memiliki lapangan sepak bola yang tidak terlalu besar seperti yang terdapat di Kebun Bunga Medan (sekarang menjadi lapangan untuk latihan pemain PSMS). Dengan ditunjuknya kota Medan sebagai penyelenggara PON III pada tahun 1953, maka kota Medan harus memenuhi persyaratan yang diantaranya yaitu harus membangun sebuah stadion yang dapat menampung puluhan ribu penonton yang akan menghadiri upacara pembukaan PON lengkap dengan Sintelbaan di mana dapat diadakan perlombaan atletik. Pada buku “Sejarah Olahraga Sumatera Utara” dikatakan bahwa: Cukup tersedianya lapangan sangat mendukung pertumbuhan
dan perkembangan
olahraga, sehingga dengan tegas dapat dinyatakan bahwa tanpa lapangan yang baik tidak akan dapat dicapai kemajuan yang diharapkan (1992:120) Melalui kerja keras selama 8 bulan, pembangunan stadion Teladan dapat diselesaikan dengan menelan biaya sekitar 7 Juta Rupiah pada saat itu yang diperoleh dari Pemerintahan Daerah Sumatera Utara, para Bupati dan Walikota Tk.II, anak-anak sekolah, para pegawai, pengusaha juga masyarakat umum di kota Medan (1992:121). Namun apa yang terjadi kini, stadion Teladan kini hanyalah sebuah bangunan tua yang dianggap tidak layak oleh Badan Liga Sepak bola Indonesia
Universitas Sumatera Utara
untuk menjadi sebuah Homebase bagi PSMS untuk bertanding di Divisi super liga di musim yang lalu. Hal ini menyebabkan PSMS harus meminjam stadion klub sepak bola lain yang berada dekat dengan kota Medan. Keadaan ini juga yang memaksa banyak supporter PSMS di kala itu untuk hanya bisa menonton pertandingan PSMS dari layar kaca untuk mendukung tim kesayangannya. Sungguh diluar dugaan, kota Medan sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia yang memiliki pusat perbelanjaan yang super mewah dengan beberapa gedung pencakar langit di pusat kotanya ternyata tidak memiliki sebuah sarana olahraga yang memadai menurut standarnya. Hal ini berbanding terbalik dengan yang terjadi di daerah lain di Indonesia. Daerah-daerah seperti Solo, Sleman atau Malang saja mempunyai Stadion yang cukup bagus. Padahal daerah-daerah tersebut masih berada di wilayah Kabupaten.
Gambar 2. Stadion Teladan Medan
Gambar 3. Stadion Manahan Solo dan Stadion Maguwoharjo Sleman
Sumber: http://www.paserbumi.com/forum/topic/57/galery-fotofoto-stadion-diindonesia/
Universitas Sumatera Utara
Renovasi yang diharapkan oleh masyarakat Medan terhadap Stadion Teladan merupakan sebuah mimpi yang mungkin belum dapat terlaksana hingga kini. Bukankah pada Undang-Undang No 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional, BAB V mengenai TUGAS, WEWENANG, DAN TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH Pasal 12 menjelaskan : Ayat
1
:
Pemerintah
melaksanakan
mempunyai kebijakan
tugas
serta
menetapkan
standarisasi
dan
bidang
keolahragaan secara nasional. Ayat 2
: Pemerintah
daerah
melaksanakan
kebijakan
pembinaan
dan
mempunyai dan
pengembangan
tugas
untuk
mengkoordinasikan keolahragaan
serta
melaksanakan standarisasi bidang keolahragaan di daerah. Serta pada BAB XI mengenai PRASARANA DAN SARANA OLAHRAGA Pasal 67 menjelaskan : Ayat 2 : Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin ketersediaan prasarana olahraga sesuai dengan standard dan kebutuhan pemerintah dan pemerintah daerah. Maka sesuai dengan Undang-undang diatas, pemerintah dan khususnya pemerintah daerah Provinsi Sumatera Utara dapat dengan segera melaksanakan tugasnya dengan baik untuk kemajuan olahraga di Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Regenerasi dan Pemain Asing di tubuh PSMS Seiring berjalannya waktu, sepak bola di Indonesia terus mengalami perkembangan dan PSMS terus mengalami pertumbuhan sehingga mengharuskan adanya regenerasi di dalam tubuh PSMS. Baik di dalam kubu pemain maupun pengurus. Peraturan pun terus berganti seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan di berbagai bidang yang mengharuskan beberapa metode-metode lama berganti menjadi sebuah terobosan yang baru. Pemain-pemain PSMS yang telah “berumur” digantikan dengan pemain-pemain PSMS yang masih “segar” dan mempunyai efektivitas yang lebih baik dari pemain lama. Tentunya semua itu setelah melalui proses penseleksian yang ketat. Peraturan-peraturan di PSSI pun beberapa mulai diperbaharui dan ada pula yang ditambahkan sesuai dengan tuntutan zaman. Salah satunya mengenai pemain asing yang dapat bermain di liga Indonesia. Hal ini merupakan salah satu metode baru yang dikeluarkan PSSI untuk dapat memberikan kemajuan kualitas terhadap sepak bola Nasional. Dan diantaranya tertuang dalam Pedoman Dasar Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) BAB VII mengenai PEMAIN PASAL 30 : Ayat 4 : Pemain asing diadakan di dalam rangka turut serta meningkatkan
kualitas
sepakbola
nasional
dan
dimaksudkan untuk mendorong terjadinya transfer ilmu dan ketrampilan terhadap pemain nasional.
Universitas Sumatera Utara
Ayat 5 : Pengadaan pemain asing hanya dilaksanakan oleh agen resmi yang terakreditasi, diketahui dan disetujui oleh Pengurus Pusat PSSI 14. Diperbolehknnya pemain asing bermain di klub-klub di Indonesia juga harus melalui beberapa proses yang diantaranya tercantum dalam Peraturan Organisasi Tentang Regulasi Agen Pemain Asing BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 : Ayat 2 : Agen pemain asing merupakan institusi profit yang mengkhususkan
keberadaannya
sebagai
medium
interkoneksitas dalam industry sepak bola. Ayat 3 : Pemain asing adalah seorang atlet sepak bola yang memiliki status sebagai pemain professional (non amatir), secara de facto dan de jure berstatus sebagai warga negara asing. Ayat 4 : Setiap klub yang berhimpun dalam Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) tidak diperkenankan merekrut pemain asing untuk menjadi anggota tim klub tersebut tanpa melalui agen pemain. Pemain sepak bola asing yang berada di Indonesia umumnya berasal dari Negara-negara di benua di Amerika seperti Chille, Argentina dan hanya beberapa yang berasal dari benua Asia. Pemain asing yang didatangkan ke Indonesia pada umunya memiliki kualitas permainan yang lebih baik dari pemain Nasional. Umumnya mereka mempunyai nilai kontrak yang tinggi. Bahkan rata-rata pemain asing memiliki nilai kontrak yang lebih tinggi dari pemain sepak bola Nasional.
14
http://www.pssi-football.com/id/Statuta.php
Universitas Sumatera Utara
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti postur tubuh mereka yang besar sangat mendukung untuk menampilkan pola permainan sepak bola yang baik. Namun terkadang pemain asing juga bisa menambah daya tarik tersendiri bagi sebuah klub. Karena pada umumnya para supporter akan lebih antusias melihat permainan pemain asing dan tidak dipungkiri juga bahwa supportersupporter wanita di Indonesia yang kebanyakan awam mengenai teknis pemainan sepak bola lebih menggandrungi pemain asing yang nota bene berpenampilan lebih menarik dibandingkan pemain sepak bola Indonesia. PSSI juga tidak lantas menjadikan pemain nasional terpuruk sebab kini PSSI telah mengeluarkan batasan jumlah pemain asing yang dapat dibeli oleh sebuah klub di Indonesia maksimalnya hanya tiga orang saja.
Gambar 4. Pemain Asing di Klub PSMS
Kini status PSMS yang belum memiliki sponsor utama untuk mendukung perekonomian klub membuat pengurus PSMS hanya bisa membeli pemain asing yang kemampuannya biasa-biasa saja. Hal ini membuat PSMS hingga kini belum dapat bangkit dari papan bawah klasemen divisi utama liga Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
2.2.4 PSMS Sebagai Inspirasi Para Supporternya Dalam olahraga pada umumnya, supporter berfungsi memeriahkan suasana pertandingan, mendorong semangat atlet-atlet yang didukungnya, mengarahkan dan mempercepat irama permainan, Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa (1989:244). Mengingat pentingnya fungsi-fungsi diatas, maka supporter merupakan salah satu yang harus diperhitungkan dalam sebuah pertandingan olahraga khususnya sepak bola. Sepak bola dan supporter merupakan dua hal yang sangat berkaitan erat pada saat ini. Sepak bola menjadi olahraga yang sangat digemari di seluruh dunia sejak dahulu hingga sekarang. Namun, fenomena munculnya supporter fanatik dengan instrument musik di setiap pertandingan sepak bola di Indonesia merupakan tradisi yang dianut dari kawasan Eropa namun hal itu kini sudah menjadi ciri khas supporter sepak bola di Indonesia juga. Dalam perjalanan PSMS menjadi salah satu klub sepak bola kebanggaan masyarakat Medan, kiranya tidak lepas dari dukungan para supportersupporternya. Dengan alasan kecintaan terhadap PSMS dan demi melestarikan bentuk apresiasi yang tinggi kepada pemain-pemain PSMS sebagai pahlawan kota Medan di lapangan hijau, masyarakat kota Medan membentuk sebuah kelompok organisasi sosial. Secara tidak langsung PSMS memberikan sebuah landasan bagi sekelompok orang untuk bersama-sama membentuk sebuah visi dan misi yang sama untuk mewujudkan apa yang mereka cita-citakan. Hal itu yang membuat beberapa masyarakat Medan membentuk kelompok dan mengidentitaskan kelompoknya. Sebut saja SMeCK yang melabelkan diri mereka sebagai Supporter
Universitas Sumatera Utara
Medan Cinta Kinantan. Seperti yang diungkapkans Djohan (2009:70), “ Karena perilaku mempromosikan identitas kelompok akan memiliki nilai yang berharga sekali. Untuk itu mereka harus memiliki satu kesatuan perasaan dengan ide, sasaran, visi, mimpi, dan kepercayaan umum yang telah disepakati. ” SMeCK sebagai komunitas Pendukung PSMS juga berusaha memberikan dukungan yang baik di setiap pertandingan PSMS baik pada pertandingan kandang maupun tandang demikian disampaikan Nata Simangunsong pada saat wawancara dengan penulis. Hal ini terbukti melalui penelitian yang penulis lakukan melalui media Kuisioner kepada dua puluh orang responden yang kesemuanya adalah pemain sepak bola PSMS, menghasilkan data 100 % dari jumlah responden mengenal SMeCK dengan baik. Kemudian, 80% responden menyatakan keberadaan supporter bagi para pemain PSMS sangat penting.
2.3
Berdirinya SMeCK diatas Persamaan atas Kecintaan Terhadap PSMS Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk dan ada beberapa
faktor yang menjadikannya yaitu : “Struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh dua cirinya yang bersifat unik. Secara horizontal ia ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan-perbedaan suku bangsa, perbedaan-perbedaan agama, adat serta perbedaan-perbedaan kedaerahan. Secara vertical, struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh adanya perbedaan-perbedaan vertical antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam. Perbedaanperbedaan suku bangsa, perbedaan-perbedaan agama, adat dan kedaerahan seringkali disebut sebagai cirri masyarakat yang bersifat majemuk” (Soleman B.
Universitas Sumatera Utara
Taneko, 1994 : 104-105). Namun berbagai perbedaan dapat dipersatukan dengan sepak bola. Beberapa masyarakat Medan yang berlainan suku, ras, agama dan lapisan mampu mengesampingkan semua itu diatas persamaan mencintai PSMS dengan membentuk sebuah komunitas Pecinta PSMS.
Pada tanggal 30 September 2003 tepatnya hari Sabtu Pukul 18.00 Wib di Medan, dengan tekad juang yang bulat dan satu ikrar menyatukan Visi dan Misi yang berbeda lahirlah Suporter Medan Cinta Kinantan Fans Club 15. SMeCK adalah salah satu kelompok supporter fanatik sepak bola PSMS yang muncul setelah berdirinya KAMPAK (Kesatuan Anak Medan Pecinta Ayam Kinantan ). SMeCK terbentuk karena adanya perbedan visi dan misi di dalam tubuh KAMPAK yang menyebabkan beberapa anggota dari KAMPAK mengundurkan diri dari keanggotaan dan membentuk komunitas baru dan menamakan diri mereka sebagai SMeCK FC (Supporter Medan Cinta Kinantan Fans Club).
Gambar 5. Logo SMeCK FC (Ayam yang sedang memainkan bola kaki)
Seiring berjalannya waktu nama SMeCK FC berganti menjadi SMeCK Mania hingga kini berubah lagi Menjadi SMeCK Hooligan. Hooligan merupakan julukan bagi kelompok supporter sepak bola di Inggris dan di adopsi oleh
15
http://www.geocities.com/pendukungpsms/Sejarah.htm (16 Mei 2009, 21:22 )
Universitas Sumatera Utara
SMeCK. Hooligan sendiri apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti keramaian, kejahatan, atau pengacau. Jadi Hooliganism berarti orang yang membuat kekacauan. Namun hal ini tidak menjadikan SMeCK sebagai komunitas yang selalu mengacaukan keadaan saat menonton pertandingan PSMS di stadion Teladan Medan, hal ini dapat penulis katakan berdasarkan hasil pengamatan penulis saat menonton pertandingan PSMS di Stadion Teladan Medan dimana SMeCK ikut andil untuk terus berupaya mengamankan keadaan disaat PSMS bertanding di Stadion Teladan Medan. Salah satu cara mereka ialah dengan terus menghimbau supporter agar berlaku sportif dan tidak berlaku sewenang-wenang seperti : melempar botol-botol air mineral kedalam lapangan maupun ke petugas keamanan.
Sebagai kelompok supporter yang masih muda, SMeCK banyak belajar dari kelompok supporter sepak bola lain di Indonesia untuk dapat berdiri, berjalan bahkan berlari kencang untuk menjadi yang terdepan dalam beratraksi, berkreativitas, dan jiwa sportif yang tinggi untuk mendukung PSMS Medan dalam laga kandang maupun laga tandang. Sampai saat ini SMeCK tetap eksis untuk terus berkarya, berkreasi dan berjuang untuk menciptakan iklim supporter Medan yang damai, kreatif dan anti kekerasan supporter 16. Hal ini ditandai dengan diakuinya legalitas SMeCK oleh pengurus harian PSMS sebagai pendukung PSMS Medan.
16
ibid
Universitas Sumatera Utara
2.3.1 Teknis Pelaksanaan Kegiatan Organisasi SMeCK
SMeCK merupakan salah satu kelompok sosial yang mempunyai struktur organisasi di dalamnya. Seperti yang diungkapkan Soerjono Soekanto dalam “Sosiologi, Suatu Pengantar” (1982:103) bahwa kelompok sosial merupakan kumpulan manusia tetapi bukan sembarang kumpulan. Suatu kumpulan manusia dapat dikatakan sebagai kelompok apabila memenuhi kondisi tertentu. Kondisi ini ialah:
a. Setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa dia merupakan sebahagian dari kelompok yang bersangkutan b. Adanya hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu. c. Adanya faktor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok sehingga hubungan antara mereka bertambah erat. Faktor tadi dapat berupa nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan, ideologi politik yang sama dan lain- lain. d. Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola prilaku. Dalam menjalankan kegiatan keorganisasiannya, SMeCK mempunyai ketentuan-ketentuan yang wajib dipatuhi oleh seluruh anggotanya. Selayaknya sebuah organisasi, SMeCK juga mempunyai pengurus-pengurus inti yang siap menjalankan segala kegiatan yang berkaitan langsung dengan sepak bola terutama PSMS sebagai prioritasnya.
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Sistem Kepengurusan Sesuai dengan sistem kepengurusan dalam sebuah organisasi, SMeCK di pimpin oleh seorang Ketua yang masa jabatannya satu periode selama dua tahun. Selain itu terdapat Sekretaris, Bendahara, dan beberapa Divisi seperti Divisi Keamanan, Divisi Peralatan, dan lain-lain. Teknis pemilihan dilakukan dalam rapat pengurus SMeCK dengan cara Voting. Namun calonnya harus memenuhi syarat yang diberlakukan SMeCK bagi calon pemimpin. Anggota-anggota SMeCK pada umumnya merupakan remaja usia 12-30 Tahun. Tetapi tidak ditutup kemungkinan apabila ada masyarakat yang berusia diatas rata-rata tersebut untuk bergabung dalam SMeCK. Saat ini SMeCK dipimpin oleh Nata Simangunsong, yang masih berstatus sebagai mahasiswa Institut Teknologi Medan (ITM).
2.3.3 Dana Operasional Dalam menunjang kegiatan operasional suatu organisasi, diperlukan dana. Begitu juga halnya dengan SMeCK sebagai Organisasi Individual yang tidak mendapatkan dana dari pemerintah daerah. Dana untuk kegiatan SMeCK seharihari didapatkan dari bantuan dari pihak-pihak donatur juga iuran keanggotaan. Selain
itu
SMeCK
sebagai
masyarakat
yang
kreatif
juga
membantu
mendistribusikan tiket untuk memperoleh dana bagi kegiatan mereka. Selain itu, SMeCK juga menyediakan atribut-atribut serta souvenir-souvenir berlabel PSMS untuk dijual yang kemudian keuntungannya juga diberikan untuk operasional SMeCK.
Universitas Sumatera Utara
2.3.4
Jenis-jenis Kegiatan Dalam upaya memberikan dukungan terhadap PSMS, SMeCK melakukan
berbagai ide-ide kreatif yang disosialisasikan ke dalam beberapa kegiatan. Selain mendukung PSMS di setiap pertandingannya di stadion Teladan dengan cara menyanyikan yel-yel hingga akhir pertandingan, SMeCK juga kerap melakukan kegiatan-kegiatan sosial lainnya. Salah satu yang dilakukan SMeCK pada akhir tahun 2009 kemarin, SMeCK mengadakan aksi sosial ngamen sebagai sebuah simbol untuk membantu perekonomian PSMS yang saat ini sedang dalam masa yang memprihatinkan mengingat PSMS yang terpuruk ke Liga Utama kini kepemilikannya tidak mempunyai kejelasan. Jika di musim sebelumnya PSMS masih dipegang oleh pengusaha Sihar Sitorus ( Pemilik PT Togos Gopas ), kini PSMS tidak lagi memiliki sumber dana yang kuat. Kini PSMS hanya mengharapkan dana hibah Pemko Medan setelah sebelumnya Pemerintah mengeluarkan larangan pemberian APBD kepada klubklub sepak bola di Indonesia. Seiring dengan itu juga, PSSI mengeluarkan aturan bahwa klub yang ikut di Liga-liga yang diselenggarakan PSSI tidak diperbolehkan lagi berstatus klub yang dimiliki pemerintah daerah namun harus milik swasta atau perorangan. Bentuk kegiatan lain yang dilakukan SMeCK yaitu aksi arak-arakan para pemain PSMS di setiap kepulangannya bertanding di stadion Teladan Medan sampai ke tujuan yaitu mess pemain PSMS yang terletak di Stadion Kebun Bunga Medan. Aksi ini dilakukan SMeCK dalam upaya mengapresiasi setiap perjuangan PSMS dalam mengalahkan lawannya. Dan tentunya berkat kerjasama yang baik
Universitas Sumatera Utara
antara SMeCK dan Dinas Lalu Lintas Jalan Raya serta pihak – pihak kepolisian untuk menjamin keamanan dan ketertiban lalu lintas Kota Medan. Beberapa SMeCK Hooligan meneriakkan yel-yel dukungan kepada PSMS saat berada di atas kendaraan. Kegiatan ini selalu menjadi perhatian warga Kota Medan yang mereka lintasi sepanjang perjalanan menuju mess Kebun Bunga. Disamping kegiatan-kegiatan sosial itu, SMeCK juga turut mengawasi penggunaan dana hibah yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk dana operasional PSMS sebagai suatu bentuk perlindungan SMeCK mengantisipasi kecurangan pengurus PSMS dalam mengelola dana hibah tersebut.
2.4
Anarkisme dan Kekerasan Supporter Sepak bola Di Indonesia Supporter sebagai penonton yang mendukung dan memihak salah satu
regu yang bertanding, merupakan unsur penting yang tidak dapat diabaikan dalam pertandingan olahraga manapun, termasuk catur, Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa (1989:243). Maka dari itu, kehadiran supporter dalam sebuah pertandingan olahraga dianggap menjadi salah satu faktor yang menentukan kemenangan seseorang atau tim. Atas dasar itu beberapa kelompok supporter sepak bola di Indonesia kerap meramaikan stadion tempat berlangsungnya pertandingan sepak bola guna mendukung timnya dengan berbagai cara seperti: menggelar yel-yel musikal, taritarian daerah, mewarnai tubuh sesuai dengan warna yang dianut tim sepak bolanya dan masih banyak lagi. Kesemua bentuk perlakuan diatas bertujuan untuk memberikan dukungan kepada tim sepak bolanya dan berharap berujung pada sebuah kemenangan.
Universitas Sumatera Utara
Namun akhir-akhir ini, fakta yang terjadi di lapangan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh semua pihak yang mecintai olahraga sepakbola. Fenomena kekerasan dan anarkisme yang kerap mewarnai persepak bolaan di Indonesia kerap dilakukan oleh para supporter sepak bola itu sendiri. Seperti yang banyak terjadi di kawasan Pulau Jawa dimana kelompok-kelompok supporter yang berbeda saling bermusuhan hingga diluar pertandingan. Hal ini tentunya sangat bertentangan dengan semboyan yang dianut bangsa kita yaitu “Bhineka Tunggal Ika” yang mempunyai maksud “meskipun berbeda suku, agama, ras, kedudukan namun kita tetap bersatu jua”. Perbedaan daerah administratif tempat tinggal juga dijadikan benteng untuk memulai permusuhan. Contohnya saja antara JAK MANIA (pendukung PERSIJA Jakarta) yang notabene merupakan masyarakat Kota Jakarta dengan VIKING (pendukung PERSIB Bandung) yang terdiri dari masyarakat Kota Bandung. PERSIJA dan PERSIB dinobatkan sebagai musuh bebuyutan dalam liga sepak bola yang diselenggarakan di Indonesia. Padahal apabila ditinjau dari segi lokasinya, kedua provinsi ini letaknya sangat berdekatan. Supporter sebagai “pengikut setia” tim kesayangannya akhirnya mengikuti keadaan tersebut yang sebenarnya dan seharusnya hanya terjadi dalam dunia pertandungan sepak bola saja. Keikutsertaan supporter memusuhi tim sepakbola lain juga diikuti dengan memusuhi supporter tim lawannya. Hal inilah yang sering menimbulkan terjadinya pertengkaran yang memicu terjadinya tindakan anarkisme.
Lain lagi halnya dengan BONEK yang akhir-akhir ini selalui menghiasi halaman utama berbagai media massa di Indonesia. BONEK yang merupakan akronim dari “Bondo Nekat” adalah supporter tim sepak bola PERSEBAYA
Universitas Sumatera Utara
Surabaya. Tim yang berasal dari Provinsi Jawa Timur ini memiliki supportersupporter fanatik yang rela menyaksikan tim nya bertanding baik kandang maupun tandang. Namun semangat kefanatismean yang disandang oleh para BONEK sering menuai beragam kerusuhan. BONEK kerap pergi menyaksikan laga tandang PERSEBAYA di luar Jawa Timur tanpa membawa perbekalan yang cukup dengan menumpangi Pengangkutan umum seperti Kereta Api dengan tidak membayar tiket, atau membajak bus-bus umum untuk mengantarkan para BONEK ke stadion yang dituju. Perlakuan BONEK kerap merugikan masyarakat lain seperti halnya penjarahan yang dilakukan para BONEK yang kelaparan kepada para pedagang kaki lima di stasiun kereta api dan pinggir jalan lainnya sebab para Bonek tidak memiliki uang yang cukup untuk melakukan perjalanan keluar Surabaya.
Gambar 6. Kerusuhan yang ditimbulkan oleh “Bonek”
Sumber: http://www.supporter-indonesia.com/baca/23/03/2010/fenomena-kerusuhan-supporterindonesia.html
Mungkin saja hal ini terjadi akibat nama yang mereka sandang yang berarti “Anak-anak Nekat”. Pendukung Persebaya ini memiliki slogan yang amat
Universitas Sumatera Utara
mengerikan, ”Salam Satu Nyali. Wani!” Slogan ini sengaja dibuat untuk memotivasi BONEK agar lebih berani dan nekat membela timnya 17. Namun seharusnya kenekatan bukanlah menjadi hal yang utama dalam membela sebuah tim sepak bola melainkan sportivitas dan semangat keolahragaan.
2.4.1 Latar Belakang Kerusuhan Dalam Pertandingan Sepak Bola Aksi pelemparan botol-botol air mineral, batu, ejekan dan cemoohan terhadap pemain dari tim lawan yang berbau SARA, merupakan gambaran prilaku anarkis supporter didalam lapangan. Di luar lapangan, supporter dapat melakukan hal-hal yang lebih tidak terpuji lagi seperti yang dilakukan BONEK akhir-akhir ini. Terjadinya kerusuhan oleh supporter yang kerap mewarnai persepak bolaan di Indonesia disebabkan oleh banyak faktor. Baik dari segi keamanan, pemerintahan, panitia penyelenggara, perekonomian, sosiologis masyarakat dan banyak hal lain. Fenomena anarkisme yang kerap mewarnai pertandingan sepak bola juga ditenggarai oleh sikap atlet sepak bola Indonesia yang banyak belum menganut paham Sportivitas dalam pertandingan olahraga sehingga berimbas pada kefanatisan supporternya. Permusuhan sering menjadi penyebab timbulnya keributan dan kekerasan pada olahraga dan pertandingan. Banyak faktor yang dapat memicu terjadinya permusuhan dan salah satunya yaitu sikap agresif yang pada cabang-cabang olahraga tertentu sering diperlukan. Sikap agresif ialah sikap yang menunjukkan
17
http://www.supporter-indonesia.com/baca/23/03/2010/fenomena-kerusuhan-supporterindonesia.html, Senin, 19 April 2010 pukul 14:56 Wib.
Universitas Sumatera Utara
usaha yang aktif, menyusun berbagai strategi untuk menguasai permainan dan mencapai kemenangan 18. Dra. Ny. Y . Singgih D. Gunarsa (1989 : 187-188) mengatakan bahwwa ada beberapa faktor yang mempercepat timbulnya keributan dan kekerasan pada sebuah pertandingan olahraga beregu diantaranya : 1. Penggemar tidak realistis terhadap penampilan regu, harapan terhadap regu terlalu tinggi. 2. Ikatan yang kuat antara penggemar dan regu pujaannya. 3. Hasil penampilan regu pada pertandingan sangat berbeda. 4. Wasit dan ofisial kurang kompeten , terlalu memihak pada salah satu regu yang bertanding. 5. Permainan regu yang mencapai prestasi rendah akan menambah ketegangan, sebaliknya prestasi yang tinggi akan mengurangi ketegangan. 6. Banyak pelanggaran pada permulaan pertandingan. Agresivitas penonton terwujud dalam bentuk keributan seperti yang sering dilakukan BONEK, JAK MANIA dan VIKING. Agresivitas antara sesama penonton juga pernah terjadi antara SMeCK dan supporter lain yang berasal dari komunitas berbeda. Menurut pengamatan penulis hal itu terjadi karena komunitas Pendukung PSMS bukan hanya SMeCK sehingga terbentuklah keadaan dimana anatara sesama pendukung PSMS saling berkompetisi untuk merebut perhatian penonton bahkan pemain PSMS. Misalnya saja yang terjadi antara SMeCK dan KAMPAK yang pernah mengalami konflik 19 dan hingga kini aroma permusuhan masih tampak jelas pada komunitas mereka. Padahal menurut Fadly Hariri semua 18 19
Lihat Psikologi Olahraga halaman 185. Lihat halaman 39
Universitas Sumatera Utara
pendukung PSMS sama di mata pemain dan mempunyai tempat yang sama di hati pemain PSMS 20. Persaingan tersebutlah yang hingga kini masih belum bisa dikesampingkan oleh kedua kubu tersebut untuk dapat memberikan dukungan yang terbaik bagi PSMS yang kini mengalami masa-masa yang sulit dan banyak membutuhkan dukungan baik moril dan spiritual. Namun diluar permasalahan tersebut, penulis melihat sangat besarnya antusias masyarakat Indonesia terhadap olahraga sepak bola saat ini. Agresivitas pemain juga dapat terjadi dan biasanya disalurkan dalam bentuk kekerasan fisik, permainan kasar pada pemain lawan dalam pertandingan. Hal Hal inilah yang kerap memicu terjadinya keributan disertai kekerasan dan berimbas pada perbuatan anarkisme dalam pertandingan sepak bola di Indonesia akhir-akhir ini. Tingkah laku agresif terlihat pada supporter dan pemain itu sendiri namun tingkah laku agresif supporter seringkali melebihi tingkah laku agresif pemain bahkan bisa memuncak sampai terjadi perusakan. Uji kemampuan cabang olahraga beregu seperti sepak bola tidak hanya diselingi oleh kekerasan fisik antar pemain, tetapi sering diakhiri dengan kekerasan fisik penonton. Peristiwa bentrokan fisik pada pertandingan ataupun seusai pertandingan terjadi dimana-mana. Pertandingan olahraga bisa menjadi pertunjukan yang hebat bagi penonton namun pertandingan bisa menjadi lebih penting bagi sponsor dan pihak-pihak lain yang bisa memperoleh keuntungan besar dari kemenangan tim yang diunggulkan.
20
Pemain sepak bola asal Medan yang membela PSMS pada Ligina Musim 2008/2009 dan kini membela tim PERSELA Lamongan, meninggalkan Skuad Ayam Kinantan akibat ketidak jelasan kepengurusan dan perekonomian PSMS pada akhir musim 2008. Wawancara penulis lakukan pada saat Fadly Hariri masih membela tim Ayam Kinantan pada Tanggal 12 Maret 2009 Pukul 21;13 Wib.
Universitas Sumatera Utara