24
BAB II RESPON, MEDIA GAMBAR DAN PEMPELAJARAN PRAKTIK IBADAH SALAT A. Respon 1. Pengertian Respon Menurut Komarudin dalam kamus riset, respon adalah setiap tindakan
atau
perubahan
kondisi
yang
dibangkitkan
oleh
stimulus.1Sedangkan respon menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tanggapan atau reaksi.2Sudarsono dalam kamus konseling, respon adalah aksi atau jawaban terhadap suatu reaksi atau rangsangan, akrivitas dari suatu otot atau kelenjar sebagai pegaruh dari kegiatan organisme atau keinginan untuk mengutarakan sesuatu.3 Dari beberapa definisi respon diatas maka dapat disimpulkan bahwa respon adalah reaksi atau tanggapan yang diterima oleh panca indera. Respon biasanya diwujudkan dalam bentuk perilaku yang dimunculkan setelah dilakukan perangsangan atau stimulus. a.
Faktor-faktor Timbulnya Respon. Respon adalah aktivitas yang dilakukan seseorang setelah mendapat rangsangan atau stimulus yang diwujudkan dalam
1
Komarudin, Kamus Riset, (Bandung: Angkasa, 1987) hlm.234. Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka,2001), hlm. 925. 3 Sudarsono, Kamus Konseling, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1997), hlm. 202. 2
24
25
bentuk perilaku. Timbulnya respon karena adanya stimulus, yaitu drive dan cue. Drive adalah stimulus dari dalam diri organisme yang mendorong terjadinya kegiatan atau respon. Kekuatan drive tergantung kekuatan stimulus yang memunculkannya. Semakin kuat drivenya semakin keras usaha tingkah laku atau respon yang dihasilkan. Cue adalah stimulus yang memberi petunjuk perlunya dilakukan respon yang sesungguhnya. Jenis dan kekuatan cue bervariasi
dan
variasi
itu
menentukan
bagaimana
reaksi
terhadapnya. Dari dua stimulus diatas ada juga stimulus yang menimbulkan munculnya respon yaitu stimulus dari luar. Stimulus ini berasal dari luar diri organisme atau individu, misalnya suatu kejadian atau peristiwa yang diterima oleh panca indera secara langsung atau tidak langsung yang menimbulkan rangsangan munculnya respon.4 Peserta didik merupakan “raw material” (bahan mentah) dalam proses transformasi yang disebut pendidikan.5 Setiap peserta didik berbeda dari aspek biologis, intelektual dan psikologis. Perbedaan itu mempengaruhi berbagai respon yang 4
Alwisol, Psikologi Kepribadian, (Malang: UUM Press, 2007), hlm.404-405. Zaenal Mustakim, Strategi & Metode Pembelajaran, (Pekalongan: Stain Press, 2013),
5
hlm.116
26
ditunjukan peserta didik saat menerima materi pembelajaran sehingga pemilihan dan penentuan media harus sesuai sehingga tercipta lingkungan belajar yang efektif dan akhirnya tercapai pula tujuan pembelajaran yang ditentukan. b.
Unsur-unsur psikologi yang berkaitan dengan respon Dalam hal ini unsur-unsur yang berkaitan dengan respon atau tanggapan adalah persepsi, perhatian, pengamatan, dan motivasi. 1. Persepsi Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensori.6 Proses persepsi tidak dapat lepas dari proses penginderaan, karena proses penginderaan merupakan proses pendahuluan dari proses persepsi. Proses penginderaan akan berlangsung setiap saat pada waktu individu menerima stimulus melalui alat indera, yaitu melalui mata sebagai alat penglihatan, telingan sebagai alat pendengar, hidung sebagai alat pembauan, lidah sebagai alat pengecapan, kulit pada telapak tangan sebagai alat perabaan yang kesemuanya merupakan alat indera yang digunakan untuk menerima stimulus
6
dari
luar
individu.
Dengan
demikian
Bimo Walgito, Pengatar Psikologi Umum, (Yogyakarta: ANDI, 2004), hlm.87-88.
dapat
27
dikemukakan bahwa persepsi itu merupakan pengorganisasian, penginterpretasian
terhadap
stimulus
yang
diinderanya
sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan respon yang integreted dalam diri individu.7 2. Perhatian Perhatian yaitu keaktifan jiwa yang diarahkan kepada suatu obyek, baik di dalam maupun di luar dirinya.8 Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan konsentrasi dari seluruh aktifitas individu yang ditunjukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.9 Dari hal-hal tersebut dapat dikemukakan bahwa untuk mengadakan persepsi ada beberapa faktor yang berperan, yaitu obyek atau stimulus yang dipersepsi, alat indera dan syarafsyaraf serta pusat susunan syaraf yang merupakan syarat fisiologis, dan perhatian yang merupakan syarat psikologis. 3. Pengamatan Pengamatan ialah hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya perangsang.10 Pada umumnya penginderaan selalu disusul dengan pengamatan, 7
Ibid, hlm. 88. Abu Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm.145. 9 Bimo Walgito, Pengatar Psikologi Umum, (Yogyakarta: ANDI, 2004), hlm. 90. 10 Abu Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm.63. 8
28
terutama rangsang-rangsang yang menarik perhatian kita. Jadi dalam pengamatan jiwa kita aktif dan hal ini terbukti dengan beberapa contoh yang lazim disebut osilasi, yaitu perhatian yang beralih-alih. Untuk mengadakan pengamatan sesuatu diperlukan pula adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan pengamatan, karena tanpa perhatian tidak akan terjadi pengamatan. Demikian
proses
terjadinya
pengamatan,
Obyek
menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera, proses ini dinamakan proses kealaman (fisik). Stimulus yang diterima oleh alat indera dilanjutkan oleh syaraf sensori ke otak, proses ini dinamakan proses fisiologik. Kemudian terjadilah suatu proses di otak sehingga individu dapat menyadari apa yang diterima dengan alat indera itu sebagai akibat dari stimulus yang diterimanya, proses yang terjadi dalam otak atau pusat kesadaran
ini dinamakan proses
psikologik. Dengan demikian taraf terakhir dari proses pengamatan ialah individu menyadari tentang apa yang diterima melalui alat indera, proses ini merupakan proses terakhir dari pengamatan dan merupakan pengamatan yang
29
sebenarnya.11 Respon sebagai akibat dari pengamatan dapat diambil oleh individu dalam berbagai macam bentuk.
4. Motivasi Motivasi berasal dari kata motif yang berarti keadaan dalam individu untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu guna mencapai sasuatu tujuan.12 Setiap aktivitas yang dilakukan seseorang itu didorong oleh kekuatan dari dalam diri seseorang, kekuatan pendorong inilah yang disebut dengan motif. Motif merupakan pernyataan yang kompleks didalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku perbuatan kesuatu tujuan atau perangsang. Jadi apa saja yang diperbuat oleh seseorang, baik yang penting maupun tidak penting semuanya ada motivasinya. B. Pengertian dan Macam-Macam Media Gambar 1. Pengertian Media Gambar Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepenerima pesan.13
11
Ibid, hlm 62 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1984),
12
hlm. 70.
13
Arief S.Sadiman dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hlm.6.
30
Menurut Robert Hanick dalam buku Wina Sanjaya yang berjudul media komunikasi pembelajaran mendefinisikan media adalah sesuatu yang membawa informasi antara sumber dan penerima informasi.14 Gerlanch dan Ely dalam buku Azhar Arsyad yang berjudul media pembelajaran mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.15 Dalam pengertian ini pendidik, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus pegertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, menproses, menyusun kembali informasi visual dan verbal.16 Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa media adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan seingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna. Gambar adalah media pembelajaran yang sering digunakan, media ini merupakan bahasa yang umum, dapat dimengerti, dan 14
Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hlm. 57. 15 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2010), hlm. 3. 16 Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran,(Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), hlm. 7.
31
dinikmati oleh semua orang dimana-mana. Gambar berfungsi untuk menyampaikan pesan melalui gambar yang menyangkut indera penglihatan. Pesan yang disampaikan dituangkan kedalam simbolsimbol komunikasi visual.17 Menurut Oemar Hamalik berpendapat bahwa gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan perasaan dan pikiran.18 Jadi media gambar adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, membantu proses belajar mengajar melalui indera penglihatan yang dapat dimengerti dan dinikmati oleh semua orang karena diwujudkan dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan perasaan dan pikiran. 2. Macam-macam Media Gambar Beberapa macam media gambar antara lain : sketsa, bagan(chart) dan grafik. a. Sketsa Sketsa adalah gambar sederhana yang melukiskan bagianbagian pokok tanpa detail.19 Sketsa merupakan gambaran atau
17
Ibid, hlm 41 Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1994), hlm. 43. 19 Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran,(Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), hlm.42. 18
32
lukisan pendahuluan yang kasar, ringan, semata-mata hanya garis besar atau belum selesai. Sketsa merupakan media sederhana sebagai sarana yang paling singkat dan abstrak untuk menggambarkan suatu objek sehingga dapat menambah pemahaman visual siswa terhadap sesuatu objek yang memperlancar penguasaan objek-objek yang dihayatinya. b. Bagan (Chart) Bagan atau chart adalah media grafis untuk menyajikan pesan pembelajaran dengan mengombinasikan unsur tulisan, gambar, dan foto menjadi kesatuan yang bermakna dengan maksud untuk menyederhanakan bahan pembelajaran yang kompleks agar mudah dipahami.20 Seperti media yang lain, bagan dapat dibuat pada kertas secara manual atau dibuat pada komputer dengan program powerpoint sebagai bagian dari bahan presentasi. Fungsi dari bahan pembelajaran ini adalah untuk menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan. c. Grafik Grafik adalah media grafis yang dapat mengvisualisasikan perkembangan atau keadaan tertentu secara sederhana dan ringkas 20
Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hlm.159.
33
melalui garis dan gambar.21 Grafik biasanya digunakan untuk menyederhanakan bentuk visual dari keadaan tertentu yang terdapat pada tabel. Sebagai media pendidikan, grafik dapat dikatakan baik kalau memenuhi ketentuan sebagai berikut : 1) Jelas untuk dilihat oleh seluruh kelas 2) Hanya menyajikan satu ide setiap grafik 3) Ada jarak atau ruang kosong antara kolom-kolom bagiannya 4) Warna yang digunakan kontras dan harmonis 5) Berjudul dan ringkas22 3. Kriteria Pemilihan Media Gambar dalam Pembelajaran Penggunaan media tidak dilihat dari segi kecanggihan medianya, tetapi lebih penting adalah peranan dalam membantu mempertinggi proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran sangat bergantung pada tujuan dan bahan pembelajaran, kemudahan memperoleh media yang diperlukan serta kemampuan guru dalam menggunakannya dalam proses pembelajaran. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam menggunakan media pembelajaran untuk mempertinggi kualitas pengajaran, guru perlu memiliki pemahaman media pembelajaran antara lain jenis dan manfaat media pembelajaran, kriteria pemilihan 21
Ibid, hlm. 163 Arief S. Sadiman dkk, Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2007), hlm 41. 22
34
dan menggunakan media pembelajaran, menggunakan media sebagai alat bantu mengajar dan tindak lanjut penggunaan media dalam proses belajar peserta didik. Dalam pemilihan media untuk kepentingan pembelajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut : a. Ketepatannya
dengan
tujuan
pembelajaran,
artinya
media
pembelajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan yang berisikan unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis lebih memungkinkan digunakannya media pembelajaran. b. Dukungan terhadap isi bahan (materi) pembelajaran, artinya bahan pembelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konse, dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami peserta didik. c. Kemudahan memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah diperoleh, setidaknya mudah dibuat oleh guru pada wktu mengajar. Media grafis umumnya dapat dibuat oleh guru tanpa biaya mahal, disamping sederhana dan praktis penggunaannya. d. Keterampilan guru dalam menggunakannya, artinya diperlukan syarat utama yaitu guru dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak dari penggunaan oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar peserta didik dengan lingkungannya.
35
e. Tersedia waktu untuk menggunakannya, artinya media tersebut dapat bermanfaat bagi peserta didik selama pembelajaran berlangsung. f. Sesuai dengan taraf berfikir peserta didik, artinya pemilihan media untuk
pendidikan
dan
pembelajaran
harus
sesuai
dengan
tarafberfikir peserta didik, sehingga makna yang terkandung didalamnya dapat dipahami oleh peserta didik.23 Selain itu ada syarat yang perlu dipenuhi oleh gambar yang baik sehingga dapat dijadikan sebagai media pendidikan yaitu : a. Autentik. Gambar tersebut harus secara jujur melukiskan situasi seperti kalau orang melihat benda sebenarnya. b. Sederhana,
Komposisi
gambar
hendaknya
cukup
jelas
menunjukan poin-poin pokok dalam gambar. c. Ukuran
relatif,
gambar
dapat
membesarkan
atau
memperkecilkan objek atau benda. Apabila gambar tersebut tentang objek atau benda yang belum dikenal atau belum pernah dilihat anak maka sulitlah membayangkan betapa besar benda atau objek tersebut. d. Gambar sebenarnya mengandung gerak atau perbuatan. Gambar yang baik tidaklah menunjukan objek dalam keadaan diam tetapi memperlihatkan aktivitas tertentu.
23
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran,(Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010), hlm.3-5.
36
e. Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran, walaupun dari segi mutu kurang, gambar karya peserta didik sendiri sering kali lebih baik. f. Tidak setiap gambar bagus merupakan media yang bagus. Sebagai media yang baik, gambar hendaknya bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.24 4. Fungsi Media Gambar Pada awalnya media hanya berfungsi sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar yakni berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana, konkrit, serta mudah dipahami. Dengan demikian media dapat berfungsi untuk mempertinggi daya serap dan retensi anak terhadap materi pembelajaran.25 Berdasarkan
uraian
diatas,
maka
penggunaan
media
pembelajaran memiliki beberapa fungsi sebagai berikut : a. Fungsi atensi Media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkanperhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi 24
Arief S. Sadiman dkk, Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2007), hlm. 31-33. 25 Asnawir dan M.Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran (Jakarta:Ciputat Pers, 2002), hlm.21.
37
pelajaran
yang
berkaitan
dengan
makna
visual
yang
ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran b. Fungsi afektif Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras c. Fungsi kognitif Media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar d. Fungsi kompensatoris Media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu
siswa
yang
lemah
dalam
membaca
untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
Dengan
kata
lain,
media
berfungsi
untuk
mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima
38
dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal26 5. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar Media gambar mempunyai beberapa kelebihan, antara lain : a.
Lebih konkrit dan lebih realistis dalam memunculkan pokok masalah, jika dibandingkan dengan bahasa verbal
b.
Dapat mengatasi ruang dan waktu
c.
Dapat mengatasi keterbatasan mata
d.
Memperjelas masalah dalam bidang apa saja, dan dapat digunakan untuk semua orang tanpa memandang umur Disamping media gambar dapat memberikan keuntungan untuk digunakan dalam pengajaran, namun juga banyak kelemahannya, antara lain :
a.
Kelebihan dan penjelasan guru dapat menyebabkan timbulnya penafsiran yang berbeda sesuai dengan pengetahuan masingmasing anak terhadap hal yang dijelaskan
b.
Penghayatan tentang materi kurang sempurna, karena media gambar hanya menampilkan persepsi indera mata yang tidak cukup kuat untuk menggerakkan seluruh kepribadian manusia, sehingga materi yang dibahas kurang sempurna
26
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), hlm
17.
39
c. Tidak meratanya penggunaan gambar tersebut bagi anak-anak dan kurang efektif dalam penglihatan. Biasanya anak yang paling depan yang lebih sempurna mengamati gambar tersebut, sedangkan anak yang belakang semakain kabur27 C. Ibadah Salat 1. Pengertiam Ibadah Salat Kata ibadah menurut bahasa berarti taat,
tundukan
merendahkan diri, dan menghambakan diri, sedangkan ibadah menurut istilah adalah penghambaan diri sepenuh-penuhnya untuk mencapai keridhan dari Allah dan mengharap pahalanya di akhirat.28 Ibadah menurut ahli lughat adalah taat, menurut, mengikut, tunduk, juga mengartikan setinggi-tingginya.29 Ibnu Taimiyah merumuskan ibadah menurut syara’ adalah tunduk mutlak kepada Allah yang disertai cinta sepenuhnya kepadaNya. Unsur-unsur ibadah yaitu a.
Taat dan tunduk pada Allah Melaksanakan kewajiban, perintah, dan meninggalkan segala larangaanya. Belum termasuk beribadah jika manusia belum tunduk pada perintah-Nya, tidak mau taat pada
27
Asnawir,M.Basyiruddain Usman, Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
hlm.50. 28
Sidik Tono dkk, Ibadah dan Akhlak dalam Islam, (Yogyakarta: UII Press, 1998), hlm.
2. 29
Teungku Muhammad Habsyi Ash Shiddieqy, Kuliah Ibadah (Semarang: PT. Pustaka Rizky Putra. 2000), hlm. 1.
40
aturann_Nya,
meskipun
mengakui
adanya
Allah
yang
menciptakan langit, bumi dan seisinya. b. Cinta kepada Allah Rasa tunduk dan taat itu timbul dari hati yang cinta pada Allah, yakni ketundukan jiwa dari hati yang penuh kecintaan kepada Allah, dan merasakan kebesaran-Nya, karena memiliki keyakinan bahwa Allah yang menciptaka
alam semesta dan
seisinya.30 Menurut taktif ulama akhlak ibadah adalah mengerjakan segala taat badaniyah dan menyelenggarakan segala syari’at (hukum). Menurut foqoha ibadah adlah segala taat yang dikerjakan untuk mencapai keridhaan Allah yang mengharap pahala-Nya. Sedangkan menurut ulama tasawuf ibadah adalah seorang mukallaf yang mengerjakan sesuatu yang berlawanan keinginann nafsunya untuk membesarkan Tuhannya.31 Secara umum ibadah adalah segala yang disukai Allah yang di ridhai-Nya, baik berupa perkataan, maupun perbuatan, baik terang, maupun sembunyi.32 Ibadah adalah menajalani kehidupan untuk memeperoleh keridhaan Allah dengan mentaati syariatNya. Apabila dikerjakan dengan tujuan mendapat memperoleh
30
Sidik Tonodkk. op.cit., hlm.3. Teungku Muhammad Habsyi Ash Shiddieqy, op.cit., hlm. 3-5. 32 Ibid, hlm. 7. 31
41
keridhaan Allah, segala perbuatan merupakan ibadah dalam arti yang umum.33 Ibadah adalah bukti syukur manusia atas nikmat yang telah diberikan. Kata “salat” telah disebutkan tidak kurang dari 90 ayat dalam Al-Qur’an. Kata salat ini mempunyai banyak arti, yaitu doa, rahmat, dan berkat. Adapun salat menurut istilah hukum adalah hubungan antara hamba dengan Tuhan yang tata caranya diatur dan dituntun sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW. Salat merupakan salah satu dari rukun (pilar) Islam yang lima, ia merupakan bagian dari ibadah khusus dalam rangka menyembah Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya.34 Menurut Sulaiman Rasjid, “asal makna salat menurut bahasa arab ialah “doa”, tetapi yang dimaksud disini adalah “ibadah” yang tersusun dari beberapa perkataaan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir, disudahi dengan salam dan memenuhi beberapa syarat yang ditentukan.35 Salat wajib dikerjakan oleh umat muslim yaitu salat fardhu yang dilakukan sehari semalam ada 5 waktu dengan 17 raka’at. Salat fardhu yang wajib dikerjakan pada setiap muslim ada 5 waktu dan masing-masing mempunyai waktu yang telah
33
Sidik Tono dkk. op.cit,hal. 6. Teungku Muhammad Habsyi Ash Shiddieqy, op.cit., hlm17-19. 35 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: PT. Sinar Baru Algesindo,2001), hlm.53. 34
42
ditentukan. Menurut Sulaiman Rasjid, waktu salat fardhu adalah sebagai berikut : a. Salat Dzuhur Awal waktunya adalah setelah tergelincir matahari dari pertengahan langi. Akhir waktunya apabila bayangbayang sesuatu sama panjangnya selain bayang-bayang menonggak (tepat di atas ubun-ubun) b. Salat Ashar Waktunya mulai dari habisnya waktu dzuhur, bayangbayang sesuatu lebih daripada panjangnya selain dari bayangbayang ketika matahari sedang menongga, sampai terbenam matahari c. Salat Maghrib Waktunya dari terbenam matahari sampai terbenam syafaq teja (merah). d. Salat Isya’ Waktunya mulai dari terbenamnya syafaq merah (sehabis waktu maghrib) sampai terbit fajar yang ke-2
43
e.
Salat Subuh Waktunya mulai dari terbit fajar kedua sampai terbit matahari.36 Mengenai syarat-syarat salat seperti dikemukakan oleh
Sidik Tono dkk, adalah sebagai berikut : a. Beragama Islam b. Sudah baligh dan berakal c. Suci dari hadas dan najis d. Suci seluruh anggota badan, pakaian dan tempatnya e. Menutup aurat, untuk laki-laki auratnya pusat (pusar) sampai dengan lutut. Sedangkan untuk wanita auratnya seluruh anggota badan kecuali muka dan kedua belah telapak tangan. f. Masuk waktu salat yang telah ditentukan masingmasing salat g. Menghadap kiblat h. Mengetahui mana yang rukun dan mana yang sunnat.37
36
Ibid, hlm.62-63. Sidik Tono dkk, Ibadah dan Akhlak dalam Islam, (Yogyakarta: UII Press, 1998), hlm.38. 37
44
2. Aspek Gerakan Ibadah Salat Menurut Sidik Tono dkk, tata cara mengerjakan ibadah salat adalah sebagai berikut : a. Berdiri tegak menghadap kiblat dan niat mengerjakan salat yang sedang dikerjakan, misalnya salat subuh dan sebagainya. Niat diatas ialah didalam hati dan untuk memudahkan dapat pula kita pelajari seperti yang terdapat dalam buku-buku tuntutan salat. b. Mengangkat kedua belah tangan serta membaca “Allahu Akbar” c. Setelah takbiratul ikhram kedua belah tangannya disedekapkan pada dada. Kemudian membaca doa iftitah. Setelah itu membaca surat Al-Fatihah dan surat-surat pendek yang dihafal d. Rukuk, selesai membaca surat, lalu mengangkat kedua tangan setinggi telinga seraya membaca “Allahu Akbar”, terus badan membungkuk, kedua tangan memegang lutut dan ditekankan antara punggung dan kepala supaya rata. e. Iktidal, selesai rukuk, terus bangkit tegak dengan mengangkat kedua belah tangan sejajar dengan telinga, seraya membaca iktidal. f. Sujud, setelah iktidal lalu sujud dengan meletakkan dahi kelantai. Ketika turun membaca “Allahu Akbar”. Setelah sujud membaca tasbih, saat hendak melakukan sujud terlebih dahulu dengan meletakan kedua lutut, disusul dengan meletakkan kedua telapak tangan, dan baru meletakkan wajah (hidung dan dahi) pada lantai.
45
g. Duduk diantara Dua Sujud, setelah sujud, kemudian bangkit dari sujud mengambil posisi duduk saambil membaca “Allahu Akbar”. Posisi kedua telapak tangan berada diatas kedua paha dekat lutut. h. Sujud Kedua, setelah selesai membaca doa duduk diantara dua sujud, kemudian sujud untuk kedua kali dengan membaca “Allahu Akbar” dan membaca doa seperti pada sujud pertama. i. Duduk Tasyahud/Tahiyat Awal, jika bangun dari sujud kedua terjadi pada rakaat kedua, sedangkan salat yang dikerjakan adalah yang mempunyai rakaat tiga atau empat, maka pada ujung rakaat kedua dilakukan tasyahud/tahiyat awal. Gaya duduk tahiyat awal adalah duduk iftisary, yakni duduk diatas bentangan kaki kiri, sementara telapak kaki kanan ditegakkan dengan jari kaki kanan menghujam dan menghadap ke kiblat. j. Tasyahud akhir, pada saat duduk pada tasyahud akhir, kita mengambil posisi duduk tawaruk, yakni gaya duduk dengan pangkal paha atas (pantat) yang kiri bertumpu langsung pada lantai dan telapak kaki kiri dimasukkan dibawah kaki kanan, sedangkan posisi kaki kanan ditegakkan sambil menekan jari-jari kaki kanan ke lantai dan dihadapkan ke arah kiblat. k. Salam, setelah selesai berdoa pada tasyahud akhir, kemudian melakukan salam yaitu dengan menengok ke kanan, sampai pipi terlihat dari belakang seraya membaca salam. Setelah menoleh ke kanan kemudian dilanjutkan dengan berpaling ke arah kiri,
46
sehingga pipi kiri terlihat dari belakang sambil mengucap salam yang sama. Dengan ucapan salam maka berakhirlah pelaksanaan salat.38 3. Proses Pembelajaran Praktik Ibadah Salat Istilah pembelajaran, sebenarnya sama dengan pengajaran, sehingga pengertian atau konsep-konsep dalam pengajaran dapat digunakan untuk memperjelas pembelajaran. Pembelajaran merupakan sebuah proses yang bertujuan untuk mewujudkan pencapaian hasil belajar yang tinggi.39 Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan komponen-komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran tersebut agar benar-benar kondusif. Dalam pembelajaran terjadilah interaksi antara peserta didik yang belajar dengan guru yang mengajar. Didalam proses pembelajaran peserta didik mempunyai peran yang sangat penting, apa yang dilakukan oleh guru semata-mata adalah pengabdian kepada tugasnya yaitu membantu peserta didik sebagai subjek didik. Mengajar adalah kegiatan menyampaikan pesan berupa pengetahuan,
keterampilan,
dan
penanaman
sikap
dengan
menggunakan komponen-komponen sehingga menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik. Sebagai
38
Muhammad Sholikhin, Panduan Shalat Lengkap dan Praktis, (Jakarta: Erlangga, 2012),hlm. 55-70. 39 Permana, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm 26.
47
suatu sistem, pembelajaran menunjukan interaksi sejumlah komponenkomponen pembelajaran sebagai berikut : a. Tujuan Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Dengan kata lain tidak ada suatu kegiatan yang diprogram tanpa suatu tujuan, karena hal itu merupakan hal yang tidak memiliki kepastian dalam menentukan ke arah mana kegiatan itu akan di bawa. Sebagai unsur penting dalam suatu kegiatan maka tujuan tidak bisa diabaikan, karena tujuan dalam pendidikan adalah suatu cita-cita yang bernilai normatif, yaitu terdapat sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada peserta didik.40 Tujuan pembelajaran praktik ibadah salat ini adalah deskripsi tentang perilaku murid-murid yang kita harapkan setelah mereka mempelajarinya maka akan dapat mempraktikannya dikehidupan sehari-hari. b. Bahan Pelajaran Bahan pelajaran adalah substansi yang akan dicapai dalam proses belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Oleh karena itu guru yang akan mengajar harus menguasai bahan ajar yang akan 40
Zaenal Mustakim, Strategi & Metode Pembelajaran, (Pekalongan: Stain Press, 2013),
hlm. 50
48
disampaikan kepada peserta didik. Ada 2 persoalan dalam menguasai bahan pelajaran yaitu bahan pelajaran yang pokok dan penunjang. Bahan pelajaran pokok adalah bahan pelajaran yang menyangkut bidang studi yang dipegang oleh guru sesuai dengan disiplin keilmuan, sedangkan bahan pengajaran penunjang adalah bahan pelajaran yang dapat membuka wawasan seorang guru agar dalam mengajar dapat menunjang penyampaian bahan pelajaran pokok. Pemakaian bahan penunjang ini harus sesuai dengan bahan pelajaran pokok agar dapat memberikan motivasikepada peserta didiknya.41 c. Kegiatan Belajar Mengajar Kegiatan belajar mengajar adalah inti dari kegiatan pendidikan. Segala proses yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan melibatkan semua komponen pengajaran, kegiatan belajar akan menentukan sejuah mana tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar mengajar peserta didik terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi tersebut anak didiklah yang lebih aktif, bukan guru. Guru hanya sebagai motivator dan fasilitator, keaktifan peserta didik menyangkut kegiatan fisik dan mental. 41
Ibid, hlm. 51
49
Dalam
kegiatan
belajar
mengajar,
guru
hendaknya
memperhatikan perbedaan individual peserta didik, yaitu aspek biologis, intelektual, dan psikologis. Hal tersebut dimaksudkan agar guru mudah dalam melakukan pendekatan mastery learning kepada setiap peserta didik secara individual. Mastery learning adalah salah satu strategi belajar mengajar pendekatan individual yang meliputi 2 kegiatan yaitu program pengayaan dan program perbaikan. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru akan menemui bahwa tidak semua anak didik akan dapat menguasai bahan pelajaran secara tuntas.42 Intinya dalam kegiatan belajar mengajar, guru harus mempersiapkan segala sesuatunya sehingga pembelajaran praktik ibadah salat berjalan sesuai tujuan. Selain itu guru juga harus memperhatikan kesiapan siswanya dalam menerima materi praktik ibadah salat. d. Metode dan Alat Pembelajaran Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran
42
berakhir.
Dalam
mengajar
hendaknya
guru
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,2006), hlm.41.
50
menggunakan metode yang bervariasi agar pembelajaran tidak membosankan tetapi menarik perhatian peserta didik. Selain
metode,
alat
pembelajaran
juga
merupakan
komponen dalam pembelajaran. Alat adalah segala sesuatu yang dapat
dipakai
untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran.
Alat
mempunyai fungsi yaitu sebagai pelengkap sebagai pembantu memudahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.43 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode dan alat pembelajaran sangat berpengaruh terhadap proses belajar mengajar yang dilakukan guru agar tujuan pembelajaran tercapai.Metode yang dipakai dalam pembelajaran praktik ibadah salat yaitu menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, sedangkan alat yang dipakai dalam pembelajaran adalah gambar-gambar tentang tata cara salat. e. Sumber Pengajaran Sumber pengajaran merupakan materi atau bahan untuk menambah
ilmu
pengetahuan
dan
hal-hal
baru.
Dalam
mengemukakan sumber belajar ini para ahli sepakat bahwa segala sesuatu dapat ddipergunakan sebagai sumber belajar sesuai dengan kepentingan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 44Sumber pengajaran yang dipakai oleh guru dalam menyampaikan materi 43
Ibid, hlm.42. Zaenal Mustakim,Op, cit, hlm. 53.
44
51
praktik ibadah salat yaitu dengan buku paket Pendidiksn Agama Islamuntuk kelas VII Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang sesuai dengan kurikulum 2013. f. Evaluasi Evauasi adalah suatu tiindakan atau proses menentukan nilai yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan. Evaluasi mempunyai tujuan yaitu tujuan umum meliputi; mengumpulkan data-data yang menunjukan taraf kemajuan peserta didik dan tujuan yang diharapkan, memungkinkan guru melakukan penilaian aktivitas
yang dilakukan, menilai metode mengajar
yang
digunakan. Tujuan khusus meliputi; merangsang kegiatan peserta didik, menemukan sebab-sebab kemajuan/ kegagalan, memberikan bimbingan yaang sesuai dengan kebutuhan perkembangan bakat peserta didik yang bersngkutan, memperoleh laporan tentang perkembangan peserta pengajaran.45Evaluasi
didik,dan untuk yang
dilakukan
memperbaiki oleh
guru
mutu dalam
pembelajaran praktik ibadah salat untuk kelas VII yaitu dengan cara peserta didik disuruh untuk mempraktikan secara langsung tata cara ibadah salat yang sesuai dengan syariat islam. Sehingga dengan ini, guru dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan peserta didik dalam memahami materi yang telah disampaikan oleh guru.
45
Ibid, hlm. 54.