BAB II PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Wijaya Karya Beton (Wika Beton) adalah satu dari anak perusahaan yang telah berdiri sejak 11 Maret 1997, anak dari perusahaan ini merupakan perluasan Wika di bidang industri beton pracetak. Wika telah memulai konsentrasi pada industri beton pracetak di tahun 1977 dengan mengembangkan produk beton pracetak untuk teras perumahan. Sejak saat itu, Wika bertekat mempertahankan pengembangan perencanaan dan datangnya proyek-proyek intrastruktur lain. Pengembangan produk tersebut telah menciptakan beberapa hasil seperti tiang beton untuk jalur pendistribusian energi dan bantalan beton pracetak serta produk lainnya seperti bantalan rel kereta api, produk beton untuk jembatan, pipa, dinding
penahan
tanah,
bangunan
gedung
dan
perumahan
yang
diimplementasikan akan menjadi produk pemimpin dipasaran. Wika dibentuk dari proses nasionalisasi perusahaan Belanda bernama Naamloze Vennotschap Maatschappijf Vis en Co, atau NV Vis en Co. Berdasarkan peraturan PemerintahNo. 2 tahun 1960 dan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL) No. 5 tanggal 11 Maret 1960, dengan nama Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja. Kegiatan usaha Wika pada saat itu adalah perkerjaan instalasi listrik dan pipa air. Pada awal desawarsa 1960-an, Wika turut berperan dalam proyek pembangunan Gelanggang Olah Raga Bung Karno dalam rangka penyelenggaraan Games of the New Emerging Forces (GANEFO) dan Asian Games ke-4 di Jakarta.
6
7
Hingga pada tahun 2013 Perseroan mendirikan usaha patung PT Prima Terminal Peti Kemas bersama PT Pelindo I (Persero), mengakui sisis saham PT Sarana Karya (Persero) (SAKA) yang sebelumnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia, mendirikan usaha patung PT WIKA Kobe dan PT WIKA Krakatau Beton melalui Entitas anak Wika Beton, dan melakukan buyback saham sebanyak 6.018.500 saham dengan harga perolehan rata-rata Rp 1.706.77. B. Wilayah Kerja Perusahaan PT. Wijaya Karya Beton berkantor pusat di Gedung JW Jl. Raya Jatiwaringin No. 54, Pondok Gede Bekasi 17411. Saai ini PT. Wijaya Karya Beton didukung produsen tiang beton sentrifugal yang terbesar di seluruh wilaya Nusantara dengan lokasi sebagai berikut : Lokasi Pabrik : 1. Pabrik Produk Beton Sumatera Utara Jl. Raya Binjai Km. 15,5 No. 1 Deli Serdang 20351. 2. Pabrik Produk Beton Lampung Jl. Raya Kotabumi Km.35, Tegineneng, Lampung Selatan35363. 3. Pabrik Produk Beton Bogor Jl. Raya Narogong Km. 26, Cileungsi, Bogor 16820. 4. Pabrik Produk Beton Majalengka Jl. Raya Brujui Kulon, Jatiwangi, Majalengka 45454. 5. Pabrik Produk Beton Boyolali Jl. Raya Boyolali-Solo Km. 4,5, Mojosongo, Boyolali 57300. 6. Pabrik Produk Beton Pasuruan Jl. Raya Kajapanan No. 323, Gempol, Pasuruan 67155.
8
7. Pabrik Produk Beton Sulawesi Selatan Jl. Kima Raya II Kav. S/4-5-6, Kawasan Industri Makasar 90241. Dengan penagalam lebih kurang 27 tahun dalam bidang industri, telah membuat kemampuan Wika untuk dapat membuat pabrik tiang beton lainnya, mulai dari perekayasaan, proses produksi sampai pengeporesian dan pengawasan produk pertama. C. Visi, Misi, dan Strategi Perusahaan 1. Visi PT. Wijaya Karya Beton Setiap perusahaan pasti mempunyai Visi kedepan yang dapat meningkatkan semangat kerja karyawan, begitu juga halnya dengan PT. Wijaya Karya Beton. Berdasarkan Surat Keputusan No. SK.01.01/WB-OA.110/2005 tentang Visi, misi, moto, nilai-nilai dan paradigma PT. Wijaya Karya Beton memiliki Visi: “Menajadi Perusahaan Terbaik Dalam Industri Beton Pracetak” 2. Misi PT. Wijaya Karya Beton 1) Memimpin pasar beton pracetak Indonesia. 2) Memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan dengan kesesuaian mutu, ketetapan waktu dan harga bersaing. 3) Menerapkan sistem manajemen dan teknologi yang dapat memacu meningkatkan efisiensi, konstitusi mutu, keselamatan dan kesehatan kerja yang berwawasan lingkungan. 4) Tumbuh dan berkembang bersama mitra kerja secara sehat dan berkesinambungan. 5) Mengembangkan kompetensi dan kesejahteraan pegawai.
9
3. Strategi PT. Wijaya Kaya Beton Strategi utama yang diterapkan Perseroan
yaitu perumbuhan (Growth
Strategy), Perseroan menetapkan strategi pengembangan usaha berdasarkan pada upaya perbaikan operasional melalui backward intregration yang lebih menekankan pada upaya perbaikan supply chain dan forward integration yang lebih menekankan perbaikan daya saing dengan memperkecil kemungkinan terjadinya reworks. D. Struktur Organisasi dan Description 1. Struktur Organisasi Setiap instansi, baik itu organisasi pemerintah maupun swasta pasti menggunakan struktur organisasi dalam menjalankan perusahaannya. Organisasi dapat diartikan sebagai sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan struktur organisasi adalah gambaran secara sistematis tentang hubungan-hubungan kerjasama dari orang-orang yang terdapat dalam organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan. Pabrik Produk Beton Sumatera Utara mempunyai struktur organisasi garis yang dipimpin oleh seorang manajer dan dibantu oleh lima kepala bagian yakni Kepala Teknik dan Mutu, Kepala Seksi Perencanaan dan Evaluasi Produksi, Kepala seksi Peralatan, Kepala Seksi Keuangan dan Personalia serta Kepala Unit Produksi. Adapun Struktur Organisasi PT Wijaya Karya Beton Sumatera Utara adalah sebagai berikut:
10
STRUKTUR ORGANISASI PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumatera Utara
Manajer Pabrik MMMANA
Seksi Teknik dan Mutu
Seksi Produksi
• Kepala Seksi • Staff Seksi P.E.P
• Kepala Seksi • Asst. Kasi • Kepala Shift
• Kepala Seksi • Staff Seksi Peralatan • Kepala Seksi • Staff Seksi Keuangan dan Personalia • Kepala Seksi • Staff Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT. Wijaya Karya Beton PPB SUMUT Sumber: PT. Wijaya Karya Beton Sumatera Utara, 2014
11
1. Pimpinan Pabrik (Manajer Pabrik) a. Fungsi Pimpinan Pabrik (Manajer Pabrik) 1) Mengelola kegiatan produksi, melaksanakan perencanaan dan evaluasi produksi, melaksanakan administrasi dan keuangan pabrik untuk menghasilkan produk secara evisien dan evektif untuk memperoleh harga pabrik produksi yang bersaing. 2) PT. Wijaya Karya Beton Sumatera Utara dipimpin oleh seorang Manajer Pabrik yang diangkat direksi atau pejabat yang berwenang, untuk itu dan bertanggung jawab kepada Manajer Produksi yang diberi tugas. b. Tugas dan Tanggung Jawab Manajer Pabrik 1) Tercapainya produksi sesuai dengan rencana produksi dan penjualan yang ditetapkan oleh perusahaan. 2) Terlaksananya proses produksi untuk menghasilkan produk bermutu dengan metode yang efisien dan efektif, serta sesuai dengan standar produk dan proses yang telah ditetapkan perusahaan. 3) Terlaksananya pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya yang menjadi tanggung jawabnya secara efisien dan efektif. 4) Terlaksananya berkesinambung
upaya
peningkatan
efisiensi
produksi
secara
dan merekomendasi perannya kepada unit kerja
terkait. 5) Terlaksananya peningkatan kemampuan sumber daya manusia dalam bidang manajemen dan teknis yang meliputi keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan lingkup tugasnya.
12
6) Terlaksananya kegiatan administrasi dan keuangan serta personalis. 7) Terlaksananya pembinaan hubungan baik antara pabrik dengan lingkungan sekitarnya. 8) Terlaksananya penerapan Sistem Manajemen ISO 9000 dan Sistem Manajemen Mutu lainnya yang dikembangkan perusahaan. 2. Seksi Teknik dan Mutu a. Fungsi Seksi Teknik dan Mutu 1) Seksi Teknik dan Mutu mempunyai fungsi sebagai penanggung jawab langsung pelaksaan pengendalian aspek teknik dan terjaminnya mutu produk dalam rangka pencapaian tingkat efisien dan efektifitas produk di pabrik. 2) Seksi Teknik dan Mutu dipimpin oleh Kepala Seksi yang diangkat Direksi dan bertanggung jawab kepada Manajer Pabrik. b. Tugas dan Tanggung Jawab Seksi Teknik dan Mutu 1) Tersusunnya rencana Teknik untuk tercapainya sasaran mutu produk sesuai dengan persyaratan teknis di dalam dokumen yang telah disepakati oleh pelanggan dan perusahaan. 2) Tercapainya tingkat efektifitas pemanfaatan sumber daya di pabrik melalui optimalisasi desain metode produksi. 3) Terlaksananya dukungan pelayanan jasa rekayasa diperlukan dan wilayah penjualan dalam rangka pengupayaan percepatan penyelesaian proses produksi dan distribusi. 4) Tersusunya rencana pengawasan dan pengujian berupa produser, sistem dan pedoman lingkungan pabrik antara lain meliputi: menetapkan
13
kendali mutu, merumuskan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan pada
saat
pengendalian,
merumuskan
kinerja
kendali
mutu,
merumuskan sistem dokumentasi/sistem informasi, merumuskan alat kendali mutu. 5) Terlaksananya penerapan sistem Manajemen Mutu ISO 9000 dan Sistem Manajemen lainnya yang dikembangkan perusahaan. 6) Terlaksananya penelitian terhadap metode produksi serta rekomendasi peningkatan sistem produksi agar dicapai standar kualitas yang diinginkan. 7) Terlaksananya pembinaan bawahan yang meliputi tanggung jawab sesuai dengan arahan perkembangan perusahaan. 3.
Seksi Perencanaan dan Evaluasi Produksi
a.
Fungsi Seksi Perencanaan dan Evaluasi Produksi
1) Sebagai penanggung jawab penyusunan rencana dan evaluasi produksi serta terjaminnya ketetapan penyelesaian produksi sesuai dengan jadwal produksi dalam rangka menjaga standar. 2) Seksi Perencanaan dan Evaluasi Produksi yang diangkat oleh Direksi dan bertanggung jawab kepada Manajer Pabrik. b.
Tugas dan Tanggung Jawab Seksi Perencanaan dan Evaluasi Produksi.
1) Tersusunya rrencana produksi dan kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan untuk proses serta anggaran biaya. 2) Terselenggaranya pemampuan dan evaluasi produksi dalam rangka menjaga tingkat produktifitas yang optimal dan jadwal penyerahan produksi yang ditetapkan.
14
3) Terlaksananya pengolahan tertib administrasi produk di pabrik. 4) Tersusunya laporan produksi yang akurat serta berkala beserta evaluasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 5) Terlaksannya tertib administrasi. 6) Terlaksananya penerapan Sistem Manajemen ISO 9000 dan Sistem Manajemen lainnya yang dikembangkan perusahaan. 7) Terlaksananya pembinaan bawahan yang menjadi tanggung jawab sesuai dengan arahan perkembangan perusahaan. 4. Seksi Peralatan a. Fungsi Seksi Peralatan 1) Sebagai penanggung jawab langsung pelaksanaan dan evaluasi penyediaan suku cadang dan peralatan beserta pengoperasian dan pemeliharaan pencapaian tingkat efisiensi dan efektifitas produksi. 2) Seksi Peralatan dipimpin oleh Kepala Seksi Peralatan yang diangkat oleh Direksi dan bertanggung jawab langsung kepada Manajer. b. Tugas dan Tanggung Jawab Seksi Peralatan 1) Tersedianya peralatan-peralatan yang akan digunakan dalam proses produksi. 2) Tersedianya suku cadang. 3) Terselenggaranya penggantian komponen sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
15
5. Seksi Keuangan dan Personalia a. Fungsi Seksi Keuangan dan Personalia 1) Sebagai penanggung jawab langsung pengolahan aspek keuangan akuntansi, personalia dalam rangka pencapaian tingkat efisiensi dan efektifitas produksi. 2) Seksi Keuangan dan Personalia dipimpin oleh Kepala Seksi Keuangan dan Personalia yang diangkat oleh Direksi dan bertanggung jawab kepada Manajer Pabrik. b. Tugas dan Tanggung Jawab Seksi Keuangan dan Personalia 1) Tersusunya anggaran secara terpadu guna tercapainya sasaran produksi. 2) Tercapainya efisiensi dan efektifitas pemanfaatan di pabrik. 3) Tersedianya
informasi
keuangan,
akuntansi,
personalia
bagi
kepentingan pabrik. 4) Terlaksananya pengupayaan penerapan fungsi keuangan, akuntansi perpajakan, personalia dan sistem informasi secara tertib. 5) Tersajinya laporan keuangan pabrik secara berkala sesuai dengan ketentuan perusahaan. 6) Terlaksananya penerapan Sistem Manajemen ISO 9000 dan Sistem Manajemen lainnya yang dikembangkan perusahaan. 7) Terlaksananya pembinaan bawahan yang menjadi tanggung jawab sesuai dengan arahan perkembangan perusahaan.
16
6. Seksi Unit Produksi a. Fungsi Seksi Unit Produksi 1) Sebagai penanggung jawab langsung pelaksanaan dan penyediaan proses produksi dalam rangka pencapaian tingkat efisiensi dan efektifitas produksi pabrik. 2) Unit produksi dipimpin oleh Kepala Unit Produksi yang di angkat oleh Direksi bertanggung jawab kepada Manajer Pabrik. b. Tugas dan Tanggung jawab Unit Produksi. 1) Tersusunya perencanaan jadwal produksi detail dan kebutuhan sumber daya untuk keperluan jalur produksi guna tercapainya sasaran produksi. 2) Terkelolanya jalur produksi dalam melaksanakan produksi sesuai dengan jadwal dan mutu yang ditetapkan. 3) Tercapainya tingkat efisiensi dan efektifitas pengolahan sumber daya. 4) Terkendalinya proses produksi. 5) Terlaksananya penerapan ISO 9000 dan Sistem Manajemen lainnya yang dikembangkan perusahaan. 6) Terlaksananya pembinaan bawahan yang menjadi tanggung jawab sesuai dengan arah perkembangan perusahaan.