BAB II METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH MANAJEMEN PENDIDIKAN (MP)
A. Metode Pembelajaran 1. Pengertian Metode Pembelajaran Setiap pembelajaran tentunya memiliki suatu tujuan yang telah ditentukan dan strategi yang relevan untuk mencapai tujuan itu sendiri, guru kemudian dapat mengimplementasikan strategi tersebut. Cara guru mengimplementasikan materi dalam pembelajaran misalnya mengajukan pertanyaan, menyajikan gambar-gambar, memperagakan, merasakan, mengamati, dan melibatkan siswa untuk berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Jadi, hal utama yang harus ditekankan oleh guru dalam implementasi atau pelaksanaan pembelajaran adalah memilih metode yang paling sesuai sangat tergantung pada tujuan, latar belakang, kebutuhan siswa, materi-materi yang tersedia, serta kepribadian, kekuatan dan gaya guru mengajar.1 Metode
adalah
suatu
cara
yang
digunakan
untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Menurut J. R. David seperti yang telah dikemukakan Abdul Majid, M.Pd. Bahwa method is a way in achieving someting (cara untuk mencapai sesuatu), artinya, 1
Syaifurahman dan Tri Ujiati, Manajemen dalam Pembelajaran (Jakarta: PT Indeks, 2013), hlm. 66.
20
21
metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian peran metode sangat penting, karena implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran.2 Implikasinya dalam proses belajar mengajar perlu adanya metode yang bervariasi, agar dapat melengkapi kelemahan-kelemahan metode satu dengan metode yang lain. Maka yang harus diperhatikan pendidik dalam menentukan metode yaitu apakah metode tersebut sesuai dengan materi yang akan disampaikan, dan yang paling penting apakah metode tersebut bisa diterima dengan baik sesuai dengan kemampuan peserta didik dan juga dapat merangsang motivasi dan kreativitas mereka. Dalam proses pembelajaran, sudah tentu apa yang menjadi tujuan pembelajaran sebelumnya pastilah kurang efektif karena beberapa aspek. Adapun salah satu aspek tersebut adalah perbedaan yang dimiliki oleh masing-masing siswa kaitannya dalam memahami sebuah materi. Sehingga diperlukan strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien serta dapat terfokus pada tujuan yang diharapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Salah satu langkahnya yaitu menguasai teknikteknik penyajian atau disebut metode mengajar. Sedangkan untuk metode sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu “metha” yang berarti melalui atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Jadi, metode adalah cara yang ditempuh seorang guru 2
193.
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm.
22
dalam menyampaikan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya sehingga dapat mencapai tujuan tertentu.3 Secara garis besar, metode diklasifikasikan menjadi dua, yaitu metode konvensional dan metode inkonvensional. Mengingat pentingnya metode, berikut beberapa metode yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar diantaranya: a. Metode konvensional Metode konvensional merupakan metode yang sering ditemukan dalam proses pembelajaran, karena metode ini seringkali dipakai oleh guru pada umumnya. Sehingga sering disebut juga dengan metode tradisional, sedangkan metode diskusi sendiri termasuk kategori metode konvensional. b.
Metode Inkonvensional Metode ini merupakan metode pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, seperti: metode pengajaran modul, pengajaran berprogma, pengajaran unit, metode CBSA (cara belajar siswa aktif), metode KBK (kurikulum berbasis kompetensi), dan metode KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan).4
3
Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran (Yogyakarta: Gama Media, 2009), hlm. 112. 4 Ibid., hlm. 134.
23
2. Kedudukan Metode dalam Pembelajaran Suatu metode memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Metode turut menentukan tercapai tidaknya tujuan pembelajaran, sehingga seorang pendidik dituntut untuk mengetahui dan memahami kedudukan metode dalam kegiatan pembelajaran. Dari hasil analisis yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang kedudukan metode. Kedudukan metode sendiri antara lain: a. Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman AM adalah motif-motif yang aktif yang berfungsi
karena perangsang dari luar. Sedangkan
menurut H.W. Burton mendefinisikan motivasi ekstrinsik adalah segala sesuatu yang datang dari luar yang jadi cemeti bagi peserta didik untuk berbuat lebih giat, yang di dalamnya meliputi: ijazah, nilai yang tinggi, hadiah, ganjaran, penghargaan dan lain-lain. Penggunaan metode yang tepat dan bervariasi akan dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. b. Metode sebagai strategi pengajaran Karena perbedaan daya serap yang dimiliki peserta didik maka dibutuhkan strategi pengajaran yang tepat, metodelah salah satu jawabannya. Salah satu langkah untuk memiliki strategi yang efektif adalah pendidik harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. Dengan demikian, metode mengajar adalah
24
strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.5 c. Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai selama komponen-komponen yang lainnya tidak diperlukan, salah satunya adalah komponen metode. Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan, dengan memanfaatkan metode secara akurat, pendidik akan mampu mencapai tujuan pengajaran. Karena metode adalah pelicin jalan pengajaran menuju tujuan. Antara metode dan tujuan pengajaran jangan bertolak belakang. Artinya, metode harus menunjang pencapaian tujuan pengajaran. Bila tidak, maka akan siasialah perumusan tujuan tersebut. Apalah arti kegiatan belajar mengajar yang dilakukan tanpa mengindahkan tujuan. Jadi, pendidik sebaiknya menggunakan metode yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar. Sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan pengajaran.6 3. Faktor Pemilihan Metode Pembelajaran Setiap metode belajar mengajar mempunyai kelebihan dan kekurangan. Seorang pendidik hendaknya memahami hal tersebut, sehingga mampu memilih metode yang cocok dalam suatu proses pembelajaran. Ada beberapa hal atau faktor yang perlu diperhatikan oleh para pendidik sebelum menggunakan metode yang dipakai. Dalam 5 6
Zaenal Mustakim, Op. cit., hlm. 114-115. Ibid., hlm. 115.
25
hal ini menurut Muh. Zein yang dikemukakan kembali oleh Abdul Khobir ada tiga faktor yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan metode, antara lain: unsur peserta didik menentukan kecakapan dalam menerima pelajaran, keadaan sekitar dan sifat bahan pelajaran.7 Adapun menurut Winarno Surakhmad dan dikemukakan kembali oleh Abdul Khobir beliau mengatakan bahwa pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: peserta didik, tujuan, situasi, fasilitas, dan pendidik.8 4. Prinsip Penggunaan Metode Pembelajaran Di masa lalu pembelajaran dipandang sebagai proses mengisi otak dengan pengetahuan. Sejalan dengan pandangan tersebut, metode yang digunakan guru banyak terpusat pada metode ceramah bagaimanapun sifat bahan ajar dan situasi yang dihadapinya. Lahirnya teori-teori baru yang menjelaskan karakteristik belajar bahwa perubahan pada watak pengajaran dan memunculkan berbagai metode mengajar, yang mana metode tersebut berkembang mengikuti prinsip umum sebagai berikut: a. Memperhatikan kecenderungan pelajar. b. Aktivitas individual para pelajar. c. Mendidik melalui permainan atau menjadikan permainan sebagai sarana pendidikan. d. Menerapkan prinsip kebebasan yang rasional.
7 8
Ibid., hlm. 115. Ibid., hlm. 116.
26
e. Memberi motivasi kepada para pelajar untuk berbuat, bukan menekannya, sehingga dapat berbuat dengan penuh rasa senang. f. Mengutamakan dunia siswa dalam arti memperhatikan kepentingan mereka dan mempersiapkan mereka untuk kepentingan masa depan. g. Menciptakan
semangat
berkoperasi,
sebagai
contoh
guru
bekerjasama dengan pelajar, pelajar dengan guru dan orang tua dengan guru. h. Memberi motivasi kepada pelajar untuk belajar mandiri serta memiliki kepercayaan diri untuk melakukan tugas-tugas belajar dan penelitian. i. Memanfaatkan segenap indra pelajar, sebab pendidikan indrawi merupakan alat menuju pendidikan intelektual.9 5. Pengertian Metode Diskusi Dalam proses pendidikan, metode mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan, karena metode menjadi sarana yang berarti pada materi pelajaran yang tersusun dalam kurikulum pendidikan sedemikian rupa, sehingga dapat dipahami atau diserap oleh peserta didik agar menjadi pengertian-pengertian yang fungsional. Tanpa metode, suatu materi pelajaran tidak dapat berjalan secara efisien dan efektif dalam kegiatan belajar mengajar menuju tujuan pendidikan.10
9
Abdul Latief, Op. cit., hlm. 114-115. M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm. 197.
10
27
Metode diskusi dapat diartikan sebagai percakapan responsif yang dijalin oleh pertanyaan-pertanyaan problematis yang diarahkan untuk memecahkan masalah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dipaparkan bahwa diskusi adalah pertemuan ilmiah bertukar pikiran mengenai suatu masalah, yang di dalamnya selalu ada pokok permasalahan yang perlu dipecahkan.11 Diskusi pada dasarnya ialah tukar menukar informasi, pendapat dan pengalaman untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu.12 Metode diskusi juga dapat diartikan sebagai cara mempelajari materi pelajaran dengan memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi secara rasional dan objektif. Cara ini menimbulkan perhatian dan perubahan tingkah laku mahasiswa dalam belajar. Metode diskusi dimaksudkan untuk dapat merangsang siswa dalam belajar dan berpikir secara kritis dan mengeluarkan pendapatnya secara rasional dan objektif dalam pemecahan suatu masalah.13
11
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hlm.
116 12
Zaenal Mustakim, Op. cit., hlm. 127. M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 36. 13
28
6. Macam-macam Bentuk Metode Diskusi Ada beberapa jenis diskusi yang dapat dilakukan oleh pendidik dalam membimbing belajar siswa, antara lain: a.
Whole Group: Merupakan diskusi kelas dimana para pesertanya duduk setengah lingkaran.
b.
Diskusi Kelompok: Biasanya dapat berupa diskusi kelompok kecil yang terdiri 4-6 peserta, dan
dapat juga kelompok besar yang
terdiri dari 7-15 peserta. c.
Buzz Group: Bentuk diskusi ini terdiri dari kelas yang dibagi kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 peserta.14
d.
Diskusi Formal:Diskusi pada lembaga-lembaga pemerintahan atau semi pemerintahan. Di dalamnya perlu adanya ketua dan penulis, serta pembicara yang diatur secara formal.
e.
Diskusi tidak Formal: Diskusi yang dilakukan oleh kelompokkelompok belajar dimana satu sama lain bersifat “face to face relationship” (tatap muka dalam keakraban).
f.
Panel: Diskusi ini terdiri dari 3-6 peserta untuk mendiskusikan topik tertentu dan duduk dalam bentuk semi melingkardengan dipimpin oleh seorang moderator. 15
g.
Syndicate Group: Diskusi ini menghadapi masalah yang ditinjau dari beberapa pandanga. Pada umumnya panel ini dilaksanakan
14 15
Ibid., hlm. 40. Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Op. cit., hlm. 57.
29
oleh beberapa orang saja, yang dapat juga diikuti oleh banyak pendengar.16 h.
Symposium: Diskusi ini hampir sama dengan diskusi panel, hanya saja lebih formal, diadakan apabila ada pertentangan pendapat.17 Biasanya terdiri dari pembawa makalah, penyanggah, moderator, dan notulis, serta beberapa peserta simposium.18
7. Pentingnya Metode Diskusi Metode digunakan untuk menyampaikan informasi berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan, keterampilan, dan sikap (kognitif, psikomotorik, dan efektif). Dengan memiliki pengetahuan secara umum mengenai sifat berbagai metode, seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi pengajaran khusus.19 Adapun menurut Thoifuri yang dikemukakan kembali oleh Zaenal Mustakim bahwa metode diskusi berfungsi untuk merangsang siswa berpikir mengenai persoalan yang tidak dapat dipecahkan dengan satu cara saja, tapi memerlukan wawasan yang mampu menjadi jalan terbaik.20 Seperti halnya metode diskusi bertujuan untuk mencari sesuatu keputusan masalah untuk menimbulkan kesanggupan pada anak dalam
16
M. Basyiruddin Usman, Op. cit., hlm. 41. Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Op. cit., hlm. 58. 18 M. Basyiruddin Usman, Op. cit., hlm. 41. 19 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Op. cit., hlm. 52. 20 Zaenal Mustakim, Op. cit., hlm. 127. 17
30
merumuskan pikirannya secara teratur sehingga dapat diterima orang lain.21 Metode diskusi juga sangat sesuai bila digukan apabila: a. Materi yang disajikan bersifat low concensus problem artinya bahan yang akan disajikan tersebut banyak mengandung permasalahan yang tingkat kesepakatannya masih rendah. b. Untuk pengembangan sikap atau tujuan-tujuan pengajaran yang bersifat efektif. c. Untuk tujuan-tujuan yang bersifat analisis sintesis, dan tingkat pemahaman yang tinggi. 8. Tujuan Metode Diskusi Metode diskusi merupakan metode yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan.22 Diskusi juga dapat diartikan sebagai cara mempelajari pelajaran dengan memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi secara rasional dan objektif.23 Adapun tujuan sebuah diskusi adalah eksplorasi, pencarian atas lebih banyak informasi dan pandangan baru untuk dibandingkan dan diuji bukan untuk pembelaan atau perdebatan.24 Selain tujuan tersebut,
21
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Op. cit., hlm. 59. Abdul Majid, Op. cit., hlm. 200. 23 Ibid., hlm. 36. 24 Barbara Gross Davis, Perangkat Pembelajaran (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 103. 22
31
tujuan metode diskusi yang dikemukakan oleh Mulyani Sumantri, yang dikemukakan kembali oleh Abdul Majid antara lain sebagai berikut: 1) Melatih peserta didik mengembangkan keterampilan bertanya, berkomunikasi, menafsirkan dan menyimpulkan bahasan. 2) Melatih dan membentuk kestabilan sosio-emosional. 3) Mengembangkan kemampuan berpikir sendiri dalam memecahkan masalah, sehingga tumbuh konsep diri yang lebih positif. 4) Mengembangkan keberhasilan peserta didik dalam menemukan pendapat. 5) Mengembangkan sikap terhadap isu-isu kontroversial. 6) Melatih peserta didik untuk berani berpendapat tentang suatu masalah.25 Dengan diterapkannya metode diskusi, ketika mahasiswa dihadapkan pada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis nantinya dapat dibahas dan dipecahkan bersama.26 Untuk mendapatkan hal yang disepakati, tentunya masing-masing individu atau mahasiswa menghilangkan perasaan subjektivitas dan emosionalitas yang akan mengurangi bobot pikiran dan pertimbangan akal yang semestinya.27
25
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 142. 26 Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), hlm. 80. 27 Abdul Majid, Op. cit., hlm. 114.
32
9. Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi Setiap
metode
pastinya
tidak
lepas
dari
kelebihan
dan
kekurangannya. Dua sisi ini perlu diperhatikan guru, jumlah anak didik di kelas dan kelengkapan fasilitas mempunyai andil tepat tidaknya suatu metode dipergunakan untuk membantu proses pengajaran. Metode yang tepat untuk pengajaran tergantung dari kecermatan guru dalam memilihnya, penggabungan metode pun tidak lepas dari pertimbangan berdasarkan kelebihan dan kelemahan suatu metode. Pemilihan yang terbaik adalah mencari titik kelemahan suatu metode untuk kemudian dicari metode yang dapat menutupi kelemahan metode tersebut.28 Berikut beberapa kelebihan dan kekurangan dari metode diskusi, diantara kelebihan dan kekurangan itu antara lain: 1). Kelebihan metode diskusi: a) Membantu siswa belajar berpikir dari sudut pandang suatu subjak bahasan dengan memberi mereka praktik berpikir. b) Membantu siswa mengevaluasi logika serta bukti-bukti bagi posisi dirinya atau orang lain. c) Memberi kesempatan pada siswa untuk memformulasikan penerapan suatu prinsip. d) Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih jauh.
28
Syaiful Bahri Djamarah, Op. cit., hlm. 193.
33
e) Memperoleh feedback yang cepat tentang seberapa jauh suatu tujuan tercapai.29 f) Suasana kelas menjadi bergairah, dapat menjalin hubungan sosial antara individu. g) Hasil diskusi dapat dipahami oleh mahasiswa.30 2). Kekurangan metode diskusi a) Sulit menduga hasil yang akan dicapai karena waktu yang dipergunakan untuk diskusi cukup panjang. b) Kemungkinan ada anak yang tidak ikut aktif, sehingga bagi anak-anak ini merupakan kesempatan untuk melepaskan diri dari tanggung jawab.31 c) Tidak dapat dipakai di kelompok besar. d) Peserta diskusi mendapat informasi terbatas. e) Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka bicara. f) Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.32 g) Para siswa mengalami kesulitan mengeluarkan ide-ide atau pendapat mereka secara ilmiah atau sistematis.33
29
Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, dan Sekar Ayu Aryani, Op. cit., hlm. 113-114. M. Basyiruddin Usman, Op. cit., hlm. 37. 31 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hlm. 59. 32 Syaiful Bahri Djamarah, Op. cit., hlm. 199. 33 M. Basyiruddin Usman, Op. cit., hlm. 38. 30
34
B. Manajemen Pendidikan 1. Pengertian Mata Kuliah Manajemen Pendidikan a. Pengertian mata kuliah manajemen pedidikan Dari berbagai pendapat terkait dengan mata kuliah manajemen dan pendidikan. Mata kuliah manajemen pendidikan merupakan salah satu mata kuliah yang memberikan bekal bagi siswa terutama yang ada di STAIN Pekalongan untuk mengatur manusia yang lain dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Mata kuliah manajemen pendidikan menjelaskan pembelajaran yang dapat dikatakan efektif apabila para siswa tamatan sekolah tersebut telah memiliki kompetensi. Kompetensi yang mencakup teori dan
praktik. Efektivitas
yang
diinginkan
bukanlah
efektivitas
penampilan atau efektivitas pribadi, melainkan efektivitas manajer sekolah. Semua itu dapat terwujud bila manajer mampu melaksanakan peranannya sebagai manajer untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.34 Dalam mata kuliah manjemen pendidikan juga mempelajari pembelajaran yang efisien dengan beberapa cara, diantaranya: 1). Mengerjakan segala sesuatu dengan benar. 2). Kalau
terjadi
permasalahan
dalam
organisasi
hendaklah segera diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
34
Ibid., hlm. 10-11.
pendidikan
35
3). Mengamankan
sumber-sumber
pendidikan
dengan
cara
mengkoordinasi sumber-sumber itu dengan baik. 4). Setiap petugas baik pegawai, guru
atau dosen diharuskan
melaksanakan tugas yang jadi pekerjaannya. 5). Setiap manager diharapkan dapat menekankan biaya pendidikan dengan tidak mengorbankan produksinya.35 2. Fungsi dan Pentingnya Mata Kuliah Manajemen Pendidikan Dalam mata kuliah manajemen pandidikan mencakup semua kegiatan yang dijalankan oleh institusi pendidikan. Khususnya satuan pendidikan yang berbagai tingkatan dan fungsi tugasnya dalam rangka mencapai tujuan. Dengan sisampaikannya mata kuliah manajemen pandidikan diharapkan
mahasiswa
mampu
menguasai
pengetahuan
secara
komprehensif tentang manajemen pada umumnya dan manajemen pendidikan pada khususnya. Oleh karena itu, mahasiswa hendaknya mengadakan inovasi secar terus menerus terhadap konsep-konsep dan teori tentang manajemen pendidikan. Adapun fungsi dari mempelajari mata kuliah manajemen pandidikan sendiri adalah sebagai berikut: 1) Agar mahasiswa mengetahui konsep tentang fungsi, tingkatan dan peran manajemen. 2) Memperoleh pengetahuan tentang peranan manajemen di lembaga pendidikan.
35
Musfirotun Yusuf , Op. cit., hlm. 12.
36
3) Dapat menerapkan di lingkungan masing-masing. 4) Menjadi tenaga kependidikan yang memiliki ketrampilan, kompetensi, dan attitude yang memadai.36 Mata kuliah manajemen mempelajari secara mendalam strategi atau cara-cara mencapai tujuan secara sistematis.37 Selain itu manajemen pendidikan juga dapat dilihat dari segi efektivitas pemanfaatan sumber. Apabila dilihat dari segi ini, maka perhatian tertuju untuk melihat apakah pemanfaatan sember-sumber yang ada dalam mencapai tujuan dapat efektif dan efisien sehingga tidak terjadi pemborosan.38 Efektif sendiri dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti “ada efeknya” (akibatnya, pengaruhnya, kesannya) manjur atau mujarab, dapat membawa hasil. Jadi, efektivitas adalah bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan operasional.39 Sedangkan efisiensi antara input atau sumber daya dengan output sesuatu, kegiatan dikatakan efisien jika tujuan dapat dicapai secara optimal dengan pemakaian sumber daya yang minimal.40 Dengan demikian, manajemen pendidikan perlu diajarkan dalam tahapan pembelajaran. Dalam hal ini ruang lingkup pendidikan, karena dengan manajemen pedidikan akan memudahkan pencapaian tujuan pendidikan yaitu mengubah input menjadi output. Selain itu, juga dapat membantu 36
Departemen Agama RI, Silabus Jurusan Tarbiyah (Pekalongan: STAIN Press,2004), hlm. 194. 37 Musfirotun Yusuf , Op. cit., hlm.51. 38 Ibid.,hlm. 11. 39 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2002), hlm. 82. 40 Ibid., hlm. 89.
37
seseorang untuk me-manage sesuatu, baik dari organisasi, maupun dari mengelola berbagai sumber daya seperti: sarana dan prasarana, waktu, sumber daya manusia, metode dan lainnya secara efektif, inovatif, kreatif, dan efisien. 3. Urgensi Mata Kuliah Manajemen Pendidikan Melihat kondisi global seperti sekarang, serta mengingat peluang masa depan menjadi modal utama dalam rangka perubahan terkait paradigma manajemen pendidikan. Kondisi seperti inilah yang menjadi pegangan untuk mengembangkan pendidikan. Sehingga perlu adanya prinsip untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Ketika melihat peluang, dan peluang itu dijadikan modal, kemudian dari modal itu sendiri dijadikan prinsip untuk mengembangkan pendidikan. Adapun prinsip itu juga harus disertai dengan komitmen yang kuat untuk meningkatkan kuaalitas pendidikan. Sehingga secara otomatis yang akan terjadi efek domino (positif) dalam mengelola organisasi, strategi, sumber daya manusia (SDM), pendidikan dan pengajaran, biaya, serta marketing pendidikan.41 Apabila menginginkan adanya perubahan dalam pendidikan secara menyeluruh, maka yang paling penting di sini adalah manajemen pendidikannya. Karena dengan adanya manajemen pendidikan yang bagus maka dapat menjadikan out-put yang diharapkan oleh pendidikan,
41
http://www.google.co.id/search?q=tujuan+pembelajaran+manajemen+pendidikan+pdf. Diakses, 2 Oktober 2014.
38
terutama pendidikan nasional. Adapun tujuan dari pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik yang diantaranya adalah menjadi siswa yang berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.42 Tidak lepas dari masalah manajemen pendidikan yang kurang bagus, sehingga berdampak pada out-putnya, tetapi juga harus diimbangi dengan pengetahuan yang cukup mengenai manajemen pendidikan itu sendiri yang dapat dikemas dalam bungkus yang menarik. Bungkus di sini diartikan sebagai pengemas materi manajemen pendidikan
yang
disampaikan dalam instansi pendidikan harus menarik. Sehingga materi yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa, dan pastinya
tujuan
pendidikan dapat tercapai. Apabila manajemen pendidikan sudah terlaksana dengan baik. Maka, tidak akan kita temui lagi berbagai macam masalah yang terkait dengan manajemen, terutama dalam hal pendidikan. Bisa diambil beberapa contoh: pelayanan sekolah yang buruk, minimnya tenaga pengajar yang profesional, sarana prasarana yang tidak memadai, pungutan liar, hingga yang paling seringkali terjadi sekarang adalah kekerasan dalam pendidikan. Karena pada hakikatnya manajemen pendidikan itu sendiri merupakan usaha manusia melalui kerjasama untuk mengatur manusia lain guna mencapai tujuan pendidikan.
42
http://www.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/UU20-2003-Sisdiknas.pdf. Diakses, 2 Oktober 2014.
39
4. Tujuan dan Manfaat Mata Kuliah Manajemen Pendidikan Adapun tujuan dan manfaat dari mata kuliah manajemen pendidikan adalah: a. Agar mahasiswa mengetahui konsep-konsep tentang fungsi, tingkatan dan peran manajemen. b. Memperoleh pengetahuan tentang penerapan manajemen di lembaga pendidikan. c. Dapat menerapkan di lingkungan masing-masing. d. Menjadi
tenaga
kependidikan
yang
memiliki
skill
atau
keterampilan, kompetensi, dan Attitude yang memadai.43 5. Bahasan Mata Kuliah Manajemen Pendidikan Adapun pembahasan yang dibahas dalam mata kuliah manajemen pedidikan adalah apa yang perlu diketahui di dalam mata kuliah manajemen pendidikan. Mata kuliah manajemen pendidikan sendiri bukan hanya mempelajari bagaimana cara me-manage suatu (organisasi) dalam hal pendidikan, melainkan aspek yang terkait seperti: a. Teori-teori manajemen, b. Perencanaan dalam pendidikan (planning), c. Motivasi (motivating), d. Komunikasi dan koordinasi (actuating), e. Pengawasan (controlling), f. Koordinasi (coordinating), 43
Departemen Agama RI, Silabus Jurusan Tarbiyah (Pekalongan: STAIN Press,2004), hlm. 194-195.
40
g. Manajemen siswa, h. Manajemen guru atau personal, i. Manajemen sarana prasarana, j. Manajemen kurikulum, k. Pengawasan dalam pendidikan, l. Model-model dan teori kepemimpinan di lingkungan sekolah.44
44
Musfirotun Yusuf , Op. cit., hlm. 14.