BAB II MEDIA PEMBELAJARAN VCD DAN MINAT BELAJAR
Pembahasan ini akan menguraikan tentang teori-teori yang berkaitan dengan media pembelajaran VCD dan minat belajar yang diambil dari literaturliteratur yang sesuai seperti buku-buku referensi dan kamus Bahasa Indonesia. A. Media Pembelajaran VCD 1. Pengertian Media Pembelajaran VCD Dalam bukunya yang berjudul Menjadi Guru Profesional, Suyanto dan Asep Jihad mengemukakan bahwa “dalamrangka memperlancar pencapaian tujuan pelaksanaan pendidikan di sekolah, diperlukan sebuah media yang dapat difungsikan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa. Media ini tidak lain adalah media pembelajaran”.1Secara etimologi, “kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti „perantara‟ atau „penyalur‟.”2 Makna tersebut dapat diartikan sebagai “alat komunikasi yang digunakan untuk membawa suatu informasi dari suatu sumber kepada penerima pesan”.3 Secara istilah, terdapat berbagai macam pengertian media yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah sebagai berikut: Menurut 1
Suyanto dan Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional, (Jakarta: Esensi Erlangga Group, 2013), hlm. 107. 2 Rostina Sundayana, Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 4. 3 Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hlm. 113.
22
23
Sadiman yang dikutip oleh Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto mengemukakan bahwa “media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Dijelaskan pula oleh Raharjo bahwa media adalah wadah dari pesan yang oleh sumbernya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut”.4 Selanjutnya,
Gagne
yang
dikutip
oleh
Ramayulis
juga
berpendapat bahwa: Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Senada dengan pendapat Gagne adalah pendapat Briggs, yang mendefinisikan segala bentuk alat fisik yang dapat menyajikan pesan yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Dari dua definisi ini tampak pengertian media mengacu pada penggunaan alat yang berupa benda untuk membantu proses penyampaian pesan.5 Sedangkan dari Asosiasi Pendidikan Nasional mengatakan bahwa: Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca. Apa pun batasan yang diberikan, ada persamaan-persamaan di antaranya yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.6 Dari definisi-definisi tersebut pada intinya menekankan pada sesuatu yang digunakan sebagai perantara atau penyalur. Dengan
4
Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran; Manual dan Digital, cet. 1 ed. 2, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), hlm. 7. 5 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, cet. 3, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hlm. 181. 6 Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, Cet. 4, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 7.
24
demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, Rossi dan Breidle yang dikutip oleh Wina Sanjaya mengemukakan bahwa: Media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya.Menurut Gerlach secara umum media (pembelajaran) itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Gagne (1970) juga menyatakan bahwa media pembelajaran adalah pelbagai komponen yang ada dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.7 Zaenal Mustakim
menjelaskan bahwa media pembelajaran
adalah “suatu alat, bahan ataupun berbagai macam komponen yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar untuk menyampaikan pesan dari pemberi pesan kepada penerima pesan untuk memudahkan penerima pesan menerima suatu konsep”.8 Dengan demikian yang dimaksud dengan media pembelajaran adalah segala sesuatu seperti alat, lingkungan, dan segala bentuk kegiatan yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap atau menanamkan keterampilan pada setiap orang yang memanfaatkannya.
7
Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, cet. 1, (Jakarta: Kencana, 2012), hlm.
8
Zaenal Mustakim, op.cit., hlm. 154.
58.
25
Dari konsep di atas, maka bedanyaantara media dan media pembelajaran terletak pada pesan atau isi yang ingin disampaikan. Artinya “alat apa pun itu asal berisi tentang pesan-pesan pendidikan termasuk kedalam media pendidikan atau media pembelajaran”.9 Menurut Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto dalam bukunya yang berjudul Media Pembelajaran; Manual dan Digital, mengatakan bahwa Berdasarkan perkembangan teknologi,media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu: a. Media hasil teknologi cetak b. Media hasil teknologi audio visual c. Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer d. Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer10 Salah satu contoh “media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer seperti Video compact disc (VCD)”.11“Video compact disc (VCD) adalah sistem penyimpanan dan rekaman video, dimana signal audio visual direkam pada disc plastik, bukan pada pita magnetik”.12 Selanjutnya pengertian media VCD dalam pembelajaran menurut para ahli: Media VCD pembelajaranmenurut Brown merupakan suatu media pada program distribusi atau produksi untuk program master yang dibuat dalam bentuk film atau video tape dan dipindahkan atau ditransfer pada disc atau potongan plastik melalui proses yang tepat, yang dibentuk seperti piringan hitam. Selain itu Heinich, juga mengemukakan pengertian VCD adalah sebuah disc plastik yang digunakan untuk merekam suara, gambar, dan bahkan simbol atau lambang, dan juga suara dan gambar tersebut bisa ditayangkan atau 9
Wina Sanjaya, op.cit., hlm. 58. Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, op.cit., hlm. 29. 11 Ibid., 12 Azhar Arsyad, op.cit., 36. 10
26
ditampilkan kembali melalui VCD player dan monitor televisi. Begitu juga dengan Locatis mengemukakan pengertian VCD adalah suatu benda yang diformat untuk program televisi, yang fungsinya bisa merekam dan menampilkan informasi dalam bentuk audio visual.13
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaranVCD adalah media berbentuk piringan lengkap audio visual yang berisikan materi pelajaran serta dimasuki dengan suara narator yang berguna untuk menjelaskan objek yang telah divisualkan, biasanya mempunyai diameter 12 cm.
2. Ciri-Ciri Media Pembelajaran Gerlach dan Ely mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efisien) melakukannya.Ciri-ciri tersebut antara lain: a. Ciri Fiksatif (Fixative Property) Ciri ini menggambarkan “kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi, suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan media, seperti fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, compact disk dan film”.14
13
Sanjaya Yasin. “Pengertian Media VCD dalam Pembelajaran, Definisi, Makalah, Menurut Para Ahli”. http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-media-vcd-dalampembelajaran.html. (Desember 2012). Diakses, 19 Oktober 2015. 14 Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, op.cit., hlm. 12-13.
27
b. Ciri Manipulatif (Manipulative Property) Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Menurut Azhar Arsyad mengatakan bahwa Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya, bagaimana proses larva menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut. Di samping dapat dipercepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman video. Misalnya, proses loncat galah atau reaksi kimia dapat diamati melalui bantuan kemampuan manipulatif dari media.15 c. Ciri Distributif (Distribution Property) Ciri distributif yaitu “suatu ciri dimana dimungkinkannya suatu objek ditransformasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif lama mengenai kejadian ini”.16
3. Pengelompokan Media Pembelajaran Mengingat banyaknya media dalam pembelajaran, maka dirasa sangat perlu untuk melakukan pengelompokan terhadap berbagai media yang ada tersebut. Pengelompokan ini secara praktis dimaksudkan agar memudahkan
kita
sebagai
pengguna
dalam
memahami
prinsip
penggunaan, perawatan dan pemilihan media dalam proses pembelajaran.
15 16
Azhar Arsyad, op.cit., hlm. 13. Rostina Sundayana, op.cit., hlm. 18.
28
Gagne membuat tujuh macam pengelompokan media yaitu: “benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, gambar cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara, dan mesin belajar”.17 Sedangkan menurut Seel & Glasgow pengelompokan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi perkembangan teknologi dibagi ke dalam dua kategori luas, yaitu pilihan media tradisional dan pilihan media teknologi mutakhir. 1) Pilihan Media Tradisional a. Visual diam yang diproyeksikan - Proyeksi opaque (tak tembus pandang) - Proyeksi overhead - Slides - Filmstrips b. Visual yang tak diproyeksikan - Gambar, poster - Foto - Charts, grafik, diagram - Pameran, papan info, papan-bulu c. Audio - Rekaman piringan - Pita kaset, reel, cartridge d. Penyajian Multimedia - Slide plus suara (tape) - Multi-image e. Visual dinamis yang diproyeksikan - Film - Televisi - Video f. Cetak - buku teks - modul, teks terprogram - workbook - majalah ilmiah, berkala - lembaran lepas (hand-out) g. Permainan - teka-teki 17
hlm. 31.
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
29
- simulasi - permainan papan h. Realia - Model - Specimen (contoh) - Manipulatif (peta, boneka)18 2) Pilihan Media Teknologi Mutakhir a. Media berbasis telekomunikasi - Telekonferen - Kuliah jarak jauh b. Media berbasis mikroprosesor - Computer-assisted instruction - Permainan komputer - Sistem tutor intelijen - Interaktif - Hypermedia - Compact (video) disc19 Dalam hal pengelompokan media pembelajaran ini penulis meneliti mengenai media Video Compact Disc(VCD). Media Video Compact Discmerupakan sinkronisasi antara media audio dan video yang saling mendukung yang mampu menarikperhatian bagi parasiswa. Media Video Compact Disc mempunyai dua perangkat yaitu perangkat keras dan perangkat lunak. Adapun perangkat keras dari Video Compact Disc adalah player atau alat yang memproses perangkat lunak ke dalam tampilan gambar, sedangkan perangkat lunaknya adalah berupa kepingan disk. Selain player dan kepingan disk ada alat yang membantu fungsi player dan kepingan disk dalam menampilkan gambar, alat tersebut berupa televisi atau slide proyektor.20 Di
MIS
Rembun
Siwalan
Pekalonganpenggunaan
media
pembelajaran VCD dalam menampilkan gambar dibantu dengan menggunakan slide proyektoryang nantinya dihubungkan dengan laptop melalui kabel. 18
Azhar Arsyad, op.cit., hlm. 33-34. Ibid., hlm. 35. 20 Imi‟z blog. “Pemanfaatan VCD/DVD Sebagai Media http://fileanda.blogspot.co.id/2011/07/upaya-pemanfaatan-teknologi-sebagai.html. Diakses, 19 Oktober 2015. 19
Pengajaran”. (Juli 2011).
30
4. Fungsi dan Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran Pada mulanya media hanya dikenal sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar yakni yang memberikan pengalaman visual pada anak dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas dan mempermudah konsep yang komplek dan abstrak menjadi lebih sederhana, konkret, mudah dipahami. Dewasa ini dengan perkembangan teknologi serta pengetahuan, maka media pembelajaran berfungsi sebagai berikut: a. Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan juga memudahkan pengajaran bagi guru b. Memberikan pengalaman lebih nyata (abstrak menjadi konkret) c. Menarik perhatian siswa lebih besar sehingga pembelajaran tidak membosankan d. Semua indera murid dapat diaktifkan e. Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar f. Dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya.21 Dengan demikian media dapat berfungsi untuk mempertinggi daya serap dan retensi anak terhadap materi pembelajaran. Edgar Dale berpendapat bahwa Klasifikasi pengalaman belajar anak dimulai dari hal-hal yang paling konkrit sampai kepada hal-hal yang dianggap paling abstrak. Klasifikasi pengalaman tersebut diikuti secara luas oleh kalangan pendidik dalam menentukan alat bantu apa seharusnya yang sesuai untuk pengalaman belajar tertentu. Klasifikasi pengalaman ini lebih dikenal dengan Kerucut Pengalaman (Cone of Experience) yang dapat dilihat pada gambar berikut:22
21
Tim Penyusun, Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), (Semarang: Panitia Sertifikasi Guru LPTK Rayon 206 IAIN Walisongo, 2011), hlm. 48. 22 Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, op.cit., hlm. 21.
31
Kerucut Pengalaman Dale Abstrak Verbal Lambang visual Gambar Radio Film Televisi Pameran Karyawisata Demonstrasi Pengalaman dramatisasi Pengalaman tiruan Pengalaman langsung Konkrit Kerucut pengalaman Dale, menunjukkan bahwa “informasi yang diperoleh melalui pengalaman langsung yang berada pada dasar kerucut mampu menyajikan pengalaman belajar secara lebih konkrit. Semakin menuju ke puncak kerucut, penggunaan media semakin memberikan pengalaman belajar yang bersifat abstrak”.23 Menurut Sudjana dan Rivai yang dikutip oleh Rostina Sundayana, ada enam fungsi pokok media pembelajaran dalam proses belajar mengajar: 1) Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif 2) Media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh seorang guru 3) Dalam pemakaian media pembelajaran harus melihat tujuan dan bahan pelajaran
23
Hamzah B. Uno, op.cit., hlm. 115.
32
4) Media pembelajaran bukan sebagai alat hiburan, akan tetapi alat ini dijadikan untuk melengkapi proses belajar mengajar supaya lebih menarik perhatian peserta didik 5) Diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar serta dapat membantu siswa dalam menangkap pengertian yang disampaikan oleh guru 6) Penggunaan alat ini diutamakan untuk meningkatkan mutu belajar mengajar.24 Secara umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih efektif dan efisien. Sedangkan secara lebih khusus manfaat media pembelajaran adalah: a. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar guru dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa dimanapun berada. b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi, sehingga membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak membosankan. c. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif Dengan media akan terjadi komunikasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media guru cenderung bicara satu arah. d. Efisiensi dalam waktu dan tenaga Dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. e. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa Media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi belajar lebih mendalam dan utuh. f. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja Media pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan 24
Rostina Sundayana, op.cit., hlm. 8-9.
33
lebih leluasa dimanapun dan kapanpun tanpa tergantung pada seorang guru. g. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan. h. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak memiliki waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lainlain.25 Sedangkan manfaat media pembelajaran menurut Encyclopedia of Educational Research yang dikutip oleh Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto merincikannya sebagai berikut: a. Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir sehingga mengurangi verbalisme b. Memperbesar perhatian siswa c. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar sehingga membuat pelajaran lebih mantap d. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa e. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup f. Membantu tumbuhnya pengertian yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain dan membantu efisiensi serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar.26 Secara lebih khusus pada media pembelajaran VCD mempunyai beberapa manfaat antara lain: a. VCD dapat menunjukkan unsur gerak sekaligus suara karena dalam penayangannya, gerakan dapat diperlambat ataupun dipercepat b. VCD dapat menunjukkan objek besar atau kecil, suatu objek dapat jugadiperbesar ataupun diperkecil dengan VCD 25 26
Zaenal Mustakim, op.cit., hlm. 163-165. Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, op.cit., hlm. 23.
34
c. Guru lebih mudah menyampaikan materi pembelajaran, karena media pembelajaran VCD mampu menyajikan gambar bergerak dan bersuara (audio visual) sehingga siswa akan lebih cepat menerima pesan dan merangsang untuk belajar d. Penayangan VCD dapat diulang-ulang e. Dapat dengan mudah di duplikat f. Ukuran VCD sangat praktis, mudah dibawa27 Selain manfaat di atas, VCD juga mempunyai kekurangan, antara lain: a. Dalam memproduksi isi VCD perlu biaya banyak (mahal) b. Dalam memproduksi juga perlu ahli c. Perlu waktu yang lama dalam membuat film d. Perlu perawatan e. Mudah rusak karena tergores28 5. Pemilihan Media Pembelajaran Dasar pertimbangan untuk memilih suatu media sangatlah sederhana, yaitu “dapat memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan atau tidak”.29 Setidaknya terdapat tujuh kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih media pembelajaran, antara lain: a. Kesesuaian Media pembelajaran harus dipilih yang memungkinkan dapat membantu peserta didik memperoleh pemahaman atas materi yang diajarkan guru. b. Objektivitas Pemilihan media harus dilakukan secara objektif. Dalam pemilihan media tidak boleh atas dasar kesenangan pribadi, 27
Imi‟z blog, loc.cit., Ibid., 29 Arief S Sadiman, dkk, op.cit., hlm. 84. 28
35
c.
d.
e.
f.
g.
tetapi harus menyesuaikan dengan kompetensi yang akan dicapai. Sasaran program Media pembelajaran yang dipilih harus disesuaikan dengan tingkat pemahaman dan perkembangan peserta didik, baik dari segi bahasa, warna, simbol, cara dan kecepatan penyajian serta lama penggunaannya. Tingkat kesulitan Pemilihan media perlu mempertimbangkan tingkat kesulitan yang mungkin dihadapi oleh guru dalam penggunaannya. Biaya Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran perlu mempertimbangkan besar kecilnya biaya yang harus dikeluarkan dibandingkan dengan hasil yang akan dicapai. Ketersediaan Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran perlu mempertimbangkan ketersediaannya. Kualitas teknis Jika dimungkinkan media yang digunakan dalam pembelajarannya hendaknya yang berkualitas tinggi.30 Suyanto dan Asep Jihad dalam bukunya menjelaskan ada beberapa
kriteria pemilihan media, sebagai berikut: a. Media yang dipilih hendaknya selalu menunjang tercapainya tujuan pengajaran b. Media yang dipilih hendaknya selalu disesuaikan dengan kemampuan dan daya nalar siswa c. Media yang digunakan hendaknya bisa digunakan sesuai fungsinya d. Media yang dipilih hendaknya memang tersedia, artinya alat/ bahannya memang tersedia, baik dilihat dari waktu untuk mempersiapkan maupun untuk mempergunakannya e. Media yang dipilih hendaknya disenangi oleh guru dan siswa f. Persiapan dan penggunaan media hendaknya disesuaikan dengan biaya yang tersedia g. Kondisi fisik lingkungan kelas harus mendukung. Oleh karena itu, perlu diperhatikan baik-baik kondisi lingkungan pada saat merencanakan penggunaan media, seperti bisa tidaknya kelas digelapkan jika memakai LCD ada tidaknya aliran dan plug-in listrik.31 30 31
Tim Penyusun, op.cit., hlm. 51. Suyanto dan Asep Jihad, op.cit., hlm. 109.
36
B. Minat Belajar 1. Pengertian Minat Belajar Minat belajar terdiri dari dua kata yaitu Minat dan Belajar. Untuk mengetahui pengertian minat belajar maka akan diuraikan terlebih dahulu masing-masing pengertian dari minat dan pengertian belajar.Menurut WJS.
Purwadarminta
dalam
Kamus
Umum
Bahasa
Indonesia
mendefinisikan kata minat sebagai berikut Kata minat secara etimologi berasal dari bahasa Inggris „interest’ yang berarti kesukaan, perhatian (kecenderungan hati pada sesuatu), keinginan. Jadi, dalam proses belajar siswa harus mempunyai minat atau kesukaan untuk mengikuti kegiatan belajar yang berlangsung, karena dengan adanya minat akan mendorong siswa untuk menunjukkan perhatian, aktivitasnya dan partisipasinya dalam mengikuti kegiatan belajar yang berlangsung.32 Menurut Doyler Fryer yang dikutip oleh Wayan Nurkancana dan P.P.N. Sunartana memberikan definisi bahwa “minat atau interest adalah gejala psikis yang berkaitan dengan obyek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada individu. Sedangkan Jersild dan Tasch menekankan bahwa minat atau interest menyangkut aktivitas-aktivitas yang dipilih secara bebas oleh individu”.33 Makna minat menurut Crow & Crow yang dikutip oleh Abd. Rachman Abror, yaitu: Minat atau interest bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita cenderung atau merasa tertarik pada orang, benda atau kegiatan atau pun bisa berupa pengalaman yang 32
WJS. Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1971), hlm. 650. 33 Wayan Nurkancana dan P.P.N. Sunartana, Evaluasi Pendidikan, cet. 4, (Surabaya: Usaha Nasional, 1986), hlm. 229.
37
afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Dengan kata lain, minat dapat menjadi penyebab kegiatan dan penyebab partisipasi dalam kegiatan. Dari pengertian tersebut kita memperoleh kesan bahwa minat itu sebenarnya mengandung unsur-unsur: kognisi (mengenal), dalam arti minat itu didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai obyek yang dituju oleh minat tersebut; unsur emosi (perasaan), karena dalam partisipasi atau pengalaman itu disertai dengan perasaan tertentu (biasanya perasaan senang); sedangkan unsur konasi (kehendak), merupakan kelanjutan dari kedua unsur tersebut yaitu yang diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat untuk melakukan suatu kegiatan, termasuk kegiatan yang diselenggarakan di sekolah.34 Sedangkan menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono menjelaskan bahwa Tidak adanya minat seseorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhan, tidak sesuai dengan kecakapan, tidak sesuai dengan tipe-tipe khusus anak banyak menimbulkan problema pada dirinya. Karena itu pelajaran pun tidak pernah terjadi proses dalam otak, akibatnya timbul kesulitan. Ada tidaknya minat terhadap sesuatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan, memperhatikan garis miring tidaknya dalam pelajaran itu.35 Djaali dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan menjelaskan bahwa “minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian”.36
34
Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, cet.4, (Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 1993), hlm. 112. 35 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991), hlm. 79. 36 Djaali, Psikologi Pendidikan, cet. 7, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), hlm. 121.
38
Menurut M. Dalyono, “minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari hati sanubari. Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar artinya untuk mencapai/ memperoleh benda atau tujuan yang diminati itu”.37 Sedangkan definisi belajar bagi Kemp dan Dayton, dalam bukunya Dewi Salma Prawiradilaga yang berjudul Wawasan Teknologi Pendidikan, yaitu Belajar: „sebagai suatu proses yang terjadi pada seseorang sebagai suatu pengalaman‟. Belajar berlangsung manakala perilaku seseorang dimodifikasi atau terjadi jika seseorang berpikir atau bertindak berbeda. Heinich, et al., 1993 menganggap belajar sebagai pengembangan pengetahuan, keahlian, atau sikap ketika seseorang berinteraksi dengan informasi dan lingkungan.38 Jadi yang dimaksud minat belajar itu adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang (siswa) terhadap belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam belajar. Berdasarkan teori di atas dapat diambil indikator minat belajar sebagai berikut: a) Perasaan Senang Perasaan dapat diartikan sebagai “suasana psikis yang mengambil bagian pribadi dalam situasi, dengan jalan membuka diri terhadap suatu hal yang berbeda dengan keadaan atau nilai dalam
37
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, cet. 7, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2012), hlm. 56. Dewi Salma Prawiradilaga, Wawasan Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2012),
38
hlm. 68.
39
diri”.39Perasaan juga merupakan “suatu fungsi jiwa untuk dapat mempertimbangkan dan mengukur sesuatu menurut rasa senang dan tidak senang”.40 Suatu perasaan, apakah itu “rasa senang, suka, tegang atau terangsang dll., timbul karena adanya perangsang dari luar. Perangsang dari luar berbaur dengan kondisi sesaat dari individu dan membangkitkan suatu perasaan”.41 Dale Carnegie yang dikutip oleh Ngainun Naim pernah menyatakan bahwa “pekerjaan yang paling baik adalah pekerjaan yang dijalankan dengan penuh kegembiraan. Rasa senang terhadap sebuah pekerjaan akan membuat orang tidak merasa enggan, malas, dan merasakan kejenuhan”.42 b) Perhatian Menurut Gazali yang dikutip oleh Tohirin dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, mengatakan bahwa Perhatian merupakan keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu objek atau benda-benda atau sekumpulan objek. Proses timbulnya perhatian ada dua cara, yaitu perhatian yang timbul dari keinginan (volitional attention) dan bukan dari keinginan (nonvolitional attention). Perhatian volisional memerlukan usaha sadar dari individu untuk menangkap suatu gagasan 39
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, cet. 4, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998), hlm.
37. 40
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, op.cit., hlm. 36. Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 78. 42 Ngainun Naim, Dasar-Dasar Komunikasi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 93. 41
40
atau objek, sedangkan perhatian nonvolisional timbul tanpa kesadaran kehendak.43 c) Ketertarikan Seringkali dijumpai beberapa siswa merespon dan memberikan reaksi terhadap apa yang disampaikan guru pada saat proses belajar mengajar di kelas. “Tanggapan yang diberikan menunjukkan apa yang disampaikan guru tersebut menarik perhatiannya, sehingga timbul rasa ingin tahu yang besar”.44 d) Keterlibatan siswa/ partisipasi Menurut Kamrianti Ramli mengatakan bahwa Keterlibatan, keuletan, dan kerja keras yang tampak melalui diri siswa menunjukkan bahwa siswa tersebut ada keterlibatannya dalam belajar di mana siswa selalu belajar lebih giat, berusaha menemukan hal-hal yang baru yang berkaitan dengan pelajaran yang diberikan guru di sekolah. Dengan demikian, siswa akan memiliki keinginan untuk memperluas pengetahuan, mengembangkan diri, memperoleh kepercayaan diri, dan memiliki rasa ingin tahu.45
2. Macam-Macam Minat Belajar Minat dapat digolongkan menjadi beberapa macam, misalnya berdasarkan timbulnya minat, berdasarkan arahnya minat, dan berdasarkan cara mendapatkan atau mengungkapkan minat itu sendiri.
43
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), hlm. 129-130. 44 Kamrianti Ramli. “Apa Sih Minat Itu????”. https://kamriantiramli.wordpress.com/tag/minat-minat-belajar/. (19 April 2012). Diakses, 21 Oktober 2015. 45 Ibid.,
41
a. Berdasarkan timbulnya, minat dapat dibedakan menjadi: 1) Minat primitif Minat primitif adalah minat yang timbul karena kebutuhan biologis atau jaringan-jaringan tubuh. 2) Minat kultural Minat kultural atau minat sosial adalah minat yang timbulnya karena proses belajar, minat ini tidak secara langsung berhubungan dengan diri kita.46 b. Berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi: 1) Minat intrinsik Minat intrinsik adalah minat yang langsung berhubungan dengan aktivitas itu sendiri, ini merupakan minat yang lebih mendasar atau minat asli. 2) Minat ekstrinsik Minat ekstrinsik adalah minat yang berhubungan dengan tujuan akhir dari kegiatan tersebut, apabila tujuannya sudah tercapai ada kemungkinan minat tersebut hilang.47 c. Berdasarkan cara mengungkapkan minat dapat dibedakan menjadi empat yaitu: 1) Expressed interest Expressed interest adalah minat yang diungkapkan dengan cara meminta kepada subyek untuk menyatakan atau menuliskan kegiatan-kegiatan baik yang berupa tugas maupun bukan tugas yang disenangi dan paling tidak disenangi. Dari jawabannya dapatlah diketahui minatnya. 2) Manifest interest Manifest interest adalah minat yang diungkapkan dengan cara mengobservasi atau melakukan pengamatan secara langsung terhadap aktivitasaktivitas yang dilakukan subyek atau dengan mengetahui hobinya. 3) Tested interest Tested interest adalah minat yang diungkapkan cara menyimpulkan dari hasil jawaban tes objektif yang diberikan, nilai-nilai yang tinggi pada suatu objek atau 46
Abdul Rahman Shaleh dan Muhib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, cet. 2, (Jakarta: Kencana, 2005), hlm. 265. 47 Ibid., hlm. 266.
42
masalah biasanya menunjukkan minat yang tinggi pula terhadap hal tersebut. 4) Inventoried interest Inventories interest adalah minat yang diungkapkan dengan menggunakan alat-alat yang sudah distandarisasikan, dimana biasanya berisi pertanyaanpertanyaan yang ditujukan kepada subjek apakah ia senang atau tidak senang terhadap sejumlah aktivitas atau sesuatu objek yang ditanyakan.48 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya Minat Belajar Secara garis besar faktor-faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya minat dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu “yang bersumber dari dalam diri individu yang bersangkutan (misal: bobot, umur, jenis kelamin, pengalaman, perasaan mampu, kepribadian), dan yang berasal dari luar mencakup lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat”.49 Crow and Crow berpendapat ada tiga faktor yang menjadi timbulnya minat, yaitu: a. Dorongan dari dalam diri individu Misal dorongan ingin tahu atau rasa ingin tahu akan membangkitkan minat untuk membaca, belajar, menuntut ilmu, melakukan penelitian dan lain-lain. b. Motif sosial Motif sosial dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu. c. Faktor emosional Minat mempunyai hubungan yang erat dengan emosi. Bila seseorang mendapatkan kesuksesan pada aktivitas akan menimbulkan perasaan senang, dan hal tersebut minat akan memperkuat terhadap aktivitas tersebut, sebaliknya suatu kegagalan akan menghilangkan minat terhadap hal tersebut.50 48
Ibid., hlm. 267-268. Ibid., hlm. 263. 50 Ibid., hlm. 264-265. 49
43
4. Pentingnya Pengukuran Minat Ada beberapa alasan mengapa seorang guru perlu mengadakan pengukuran terhadap minat anak-anak. Antara lain adalah sebagai berikut: a. Untuk meningkatkan minat anak-anak. Setiap guru mempunyai kewajiban untuk meningkatkan minat anak-anak. Minat merupakan komponen yang penting dalam kehidupan pada umumnya dan dalam pendidikan dan pengajaran pada khususnya. Guru yang mengabaikan hal ini tidak akan berhasil di dalam pekerjaannya mengajar. b. Memelihara minat yang baru timbul. Apabila anak telah menunjukkan minatnya, maka guru wajib memelihara minat anak yang baru tumbuh tersebut. c. Mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yang tidak baik. Dalam keadaan tertentu anak-anak sering menaruh minat terhadap hal-hal yang tidak baik yang terdapat di luar sekolah di dalam masyarakat yang jauh dari ideal. Dalam keadaan yang demikian sekolah melalui guru-guru hendaknya memberantas minat anak-anak yang tertuju kepada hal-hal yang tidak baik, dan dengan metode yang positif mengalihkan minat anak-anak tersebut kepada hal-hal yang baik. d. Sebagai persiapan untuk memberikan bimbingan kepada anak tentang lanjutan studi atau pekerjaan yang cocok baginya.51 Menurut William James yang dikutip oleh Moh. Uzer Usman melihat bahwa “minat merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa. Pada hakikatnya setiap anak berminat terhadap belajar, dan guru sendiri hendaknya berusaha membangkitkan minat anak terhadap belajar”.52 Dalam
bukunya
yang
berjudul
Dasar-Dasar
Komunikasi
Pendidikan, Ngainun Naim mengatakan bahwa Aktivitas apapun, kalau dilaksanakan dengan penuh minat dan kegembiraan, akan membawa hasil yang memuaskan. Demikian 51
Wayan Nurkancana dan P.P.N Sumartana, op.cit., hlm. 230-231. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, cet. 13, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 27. 52
44
juga dengan belajar. Belajar yang dilakukan dengan penuh minat dan rasa suka akan membawa hasil yang jauh lebih baik dibandingkan dengan belajar yang dilaksanakan karena terpaksa. Membangkitkan minat belajar pada anak-anak sehingga belajar menjadi sebuah hobi tampaknya menjadi aspek penting yang harus ditumbuhkembangkan kepada anak, baik oleh orangtua maupun guru. Menumbuhkan semangat belajar penting artinya demi kesuksesan belajar. Minat belajar akan menjadi daya dorong yang kukuh untuk mengantarkan anak melakukan belajar tanpa adanya anjuran, apalagi paksaan.53
53
Ngainun Naim, loc,cit.,