BAB II LASYKAR SABILILLAH SURABAYA A. Sejarah Berdirinya Laskar Sabilillah Surabaya Sejak awal kedatanganya, Jepang telah mengetahui besarnya peran Pempinan Islam, dan upaya pendekatan terhadap para ulama‟ telah dilakukan di Sumatra pada jauh sebelum pendaratan di jawa dilakukan. Orang – orang Jepang memandang Islam sebagai salah satu sarana yang terpenting untuk menyusupi meresapkan pengaruh – pengaruh pikiran serta cita – cita mereka. Untuk menarik simpati tokoh – tokoh Islam, Jepang mengijinkan tetap berdirinya MIAI ( Majelis Islam A‟la Indonesia ). Meskipun dekrit yang dikeluarkan Jendral Imamura dengan jelas melarang aktivitas politik bangsa Indonesia. Meskipun itu hanya siasat pemerintah Jepang , para pemimpin Islam menganggap suatu keberuntungan sebab dengan tetap berdirinya MIAI mereka juga bias melakukan siasat dalam melawan penduduka Jepang. Adanya tindakan oleh Pemerintah Jepang dengan penangkapan terhadap dua orang pimpinan Islam, yaitu KH. Hasyim Asy‟ari dan KH. Machfud Shiddiq, yang dianggap Jepang telah menghasut rakyat Indonesia agar menentang pemerintah Jepang, menimbulkan kemarahan yang amat besar dari kalangan umat Islam, terutama dari kaum santri. Dan Jepang menyadari bahwa penagkapan itu menimbulkan luka dan bisa menghilangkan simpati
16
dari umat Islam. Untuk menebusnya Jepang mengundang para ulama se Jawa dan Madura sejumlah 32 orang yang berlangsung pada 7 Desember 1945.1 Lasykar Sabilillah adalah laskar rakyat paling kuat yang pernah hidup di bumi Indonesia. Meskipun disisihkan dalam sejarah , juga di musium – musium yang ada di negri ini tidak banyak bukti – bukti perjuangan mereka, namun di Malang, sebagaimana penelusuran tim redaksi majalah Al Mujtama‟ edisi akhir Agustus 2008, ditemukan ada “monumen – monumen” khusus untuk mengabadikan perjuangan laskar ulma dan santri tersebut. Selanjutnya, lasykar rakyat yang penting dan terkuat pada waktu itu ada 3 jenis. Pertama, Pesindo (Pemuda Sosialis Indonesia) yang dibentuk dan sangat dekat dengan Amir Syarifudin, Mentri Pertahanan saat itu lebih condong pada ideologi kiri, tetepi kemudian menjadi Perdana Mentri. Kedua, Barisan Banteng dan Barisan Pelopor, yang erat hubungannya dengan Partai Nasionalis Indonesia (PNI). Ketiga, Hizbullah (Lasykar Santri) dan Sabilillah (Lasykar Kiai/Ulama‟), yang mempunyai kedekatan dengan Masyumi (Majelis Syuro Muslim Indonesia).2 Indonesia Era 1945-1949 dimulai dengan masuknya Sekutu diboncengi oleh Belanda NICA (Netherland Indies Civil Administration ) atau yang disebut dengan Pemerintahan Sipil Hindia Belanda ke berbagai wilayah Indonesia setelah kekalahan Jepang, dan diakhiri dengan Pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh Belanda pada tanggal 27 Desember 1949.
1
Latif, LASKAR HIZBULLAH Berjuang Menegakkan Negara RI, 11.
2
El-Guyanie, Resolusi Jihad Paling Syar’I, 41.
17
Terdapat banyak sekali peristiwa sejarah pada masa itu, pergantian berbagai posisi kabinet, Aksi Polisionil oleh Belanda, berbagai perundingan, dan peristiwa-peristiwa sejarah. Sesuai dengan perjanjian Wina pada tahun 1942, bahwa negara-negara sekutu bersepakat untuk mengembalikan wilayah-wilayah yang kini diduduki Jepang pada pemilik koloninya masing-masing bila Jepang berhasil diusir dari daerah pendudukannya.3 Sejak tentara sekutu yang diboncengi oleh NICA (Netherland Indies Civil Administration ) atau yang disebut dengan Pemerintahan Sipil Hindia Belanda yang mendarat di Jakarta telah mengundang ketidak nyamanan atau ketentraman seluruh rakyat Indonesia yang bru saja menikmati udara di alam yang bebs dari tekanan kaum penjajah. Pada tanggal 25 Oktober 1945 tentara Inggris dari Brigade ke-49 dengan kekuatan 6.000 prajurit di bawah pimpinan Brigadir Jendral AWS. Mallaby yang mendarat di dermaga Tanjung Perak Surabaya.4 Perjuangan mempertahankan kemerdekaan RI,ternyata bukan pekerjaan mudah. Perlu banyak sekali pegeorbanan , waktu, semangat, harta, dan jiwa dari para syuhada‟. Berbagai lasykar pejuang bergerak maju dan tanpa megenal waktu serta jiwanya sendiri, ada pejuang dengan Lasykar Barian Pemberontak Rakyat Indonesia (BPRI) yang dipimpin oleh Bung Tomo, ada Lasykar Mastrip, ada gerilyawan PETA, ada Lasykar Pemuda Putri Republik 3
Ebook, sejarah indonesia Era 1945-1949.ppt. dalam http:/www.donwlodebookgratis.com (13 April 2016) 4
Soepono, Percik – Percik Darah Arek – Arek Surabaya (Surabaya: PT. Bina Ilmu,1984), 36.
18
Indonesia(PPRI) yang begerak dalam bidang pertolongan korban perang. Dari kalangan kaum Muslimin yang bergerak maju ke medan laga antara lain: Lasykar Hizbullah yang di bawah komando Spiritual KH. Hasyim Asy‟ari dan secara militer dipimpin oleh KH. Zainal Arifin. Sedangkan Lasykar Sabillilah yang bergerak bagai pedang kembar dengan Hizbullah dipimpin oleh KH. Masykur Ulama NU.5 Para mantan prajurit Peta dan Heiho membentuk kelompok – kelompok yang paling disiplin, tetapi banyak badan perjuangan yang sangat tidak berdisiplin, baik sebagai hasil dari situasi pembentukan mereka maupun reaksi terhadap apa yang dianggap
sebagai semangat revolusi. Lasykar
Masyumi, Barisan Hizbullah, menerima banyak pejuang baru dan kini di ikuti oleh kelompok – kelompok bersenjata lainya yang pada umumnya di sibur dengan Barisan Sabilillah (Pasukan di Jalan Tuhan) yang kebanyakan di pimpin oleh para kyai.6 Menurut bapak DR. H. Ach. Muhibbin Zuhri, M.Ag, Direktur Museum Nahdahtul Ulama‟ Indonesia mengatkan bahwah Laskar Sabillilah adalah sebuah laskar bentukan Masyumi, yang di bentuk pada konres Masyumi di Yogyakarta pada tanggal 7 – 8 November 1945, yang dimana Lasykar Hizbullah dan Lasykar Sabillilah dikukuhkan lagi atau di sahkan di
5
Tim Penyusun PWNU Jawa Timur, Peran Ulama Dalam Perjuangan Kemerdekan (Surabaya: PWNU Jawa Timur,1995), 67. 6
M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Moderen (Jogjakarta: Gadjah Mada University Press, 1991), 322.
19
Muktamar Masyumi tanggal 10-13 Febuari 1946 di Solo Jawa Tengah,7 yang berpusat di Kota Malang ini dibuktikan dengan berdirinya Masjid Sabilillah. Di daerah Surabaya Sendiri juga ditemukan bukti adanya peran Sabilillah dalam pertempuran 10 November 1945, dengan adanya sebuah gedung yang bernama MBO (Markas Besar Olama‟) yang bertempat di daerah Waru.8 Secara struktural Lasykar Sabilillah ini berada dalam naungan Departemen Pembelaan Partai, yang pada waktu itu diketuai oleh K.H Masjkur dan beliau sekaligus sebagai Panglima Tertinggi Barisan atau Laskar Sabilillah. Struktur Lasykar yang berada dalam naungan Partai Masyumi, menjadikan barisan ini cepat tersebar dan berkembang di daerahdaerah. Hal ini disebabkan Masyumi telah tersebar terlebih dahulu di berbagai daerah dengan cabang dan rantingnya. Di tiap-tiap kantor cabang hingga di daerah turut serta dalam mendirikan Laskar Sabilillah di daerah masing-masing. Di sisi lain penyebab yang melatar belakangi keberadaan Lasykar Sabilillah dan cepatnya tersebar keseluruh pelosok tanah air adalah pernyataan para pemimpin Nadhotul Ulama‟ pada tanggal 22 Oktober 1945. Pernyataan yang dibacakan langsung oleh Rois Akbar K.H. Hasyim Asy‟ari di Jombang ini menyatakan bahwa perang mempertahankan tanah
7
PWNU Jawa Timur, Peran Ulama Dalam Perjuangan Kemerdekan, 69.
8
Wawancara dengan DR. H. Ach. Muhibbin Zuhri, M.Ag, 12 April 2016, di Surabaya
20
air Indonesia adalah perang sabil, yaitu suatu kewajiban yang melekat pada semua orang muslim. Pernyataan tersebut dikenal dengan tuntutan Nahdlatul ulama‟ kepada Pemerintah Republik.9 Namun dari apa yang di cermati Bruinessen, teks Resolusi Jihad itu memuat beberapa perbedaan ada teks yang berupa leaflet, yang dibagi – bagikan setelah rapat 21 – 22 Oktober 1945 di Surabaya, namun ada juga teks utuh dari resolusi yang disepkati pada Muktamar NU ke-XVI di Purwokerto pada tanggal 26 – 29 Maret 1946. Teks berikut ini, nampaknya adalah sebuah leaflet yang di bagi – bagikan segera setelah rapat pada tanggal 21 – 22 Oktober 1945 di Surabaya. Teks ini dimuat kembali sebagai lampiran No. XIV dalam Anam 1985. Berikut ini adalah isi teksnya : Resolusi N.U. Tentang Djihad Fi Sabillilah BISMILLAHIRROHMANIRROCHIM Resolusi Rapat besar Wakil – Wakil Daerah (Konsul 2) perhimpunan NAHDLATOEL OELAMA seluruh Djawa – Madura pada tanggal 21 – 22 Oktober 1945 di SURABAJA.
9
Muhammad Ali Dimyati, “K.H. Masjkur dalam Lasykar Sabillilah (1945-1949),”(Skripsi, UIN Sunan Ampel Surabaya Fakultas Adab Dan Humaniora, Surabaya,2014),40-41
21
Mendengar : Bahwa di tiap – tiap Daerah di seluruh Djawa – Madura ternjata betapa besarnja hasrat Ummat Islam dan Alim Ulama di tempatnja masing –
masing
untuk
mempertahankan
dan
menegakkan
AGAMA,
KEDAULATAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MERDEKA. Menimbang : a. Bahwa untuk mempertahankan dan menegakkan Negara Republik Indonesia menurut hokum Agama Islam, termasuk sebagai satu kewadjiban bagi tiap2 orang Islam b. Di Indonesia ini warga Negaranja adalah sebahagian besar terdiri dari Ummat Islam. Mengingat : a. Bahwa oleh fihak belanda (NICA) dan Djepang yang datang dan berada di sini telah banjak sekali didjalankan kedjahatan dan kekedjaman jang mengganggu ketentraman umum. b. Bahwa semua jang dilakukan oleh mereka itu dengan maksud melanggar Kedaulatan Negara Republik Indonesia dan Agama, dan ingin kembali mendjadjah di sini maka di beberapa tempat telah terjadi pertempuran jang mengorbankan beberapa banyak djiwa manusia. c.
Bahwa pertempuran2 itu sebahagian besar telah dilakukan 22
Ummat Islam jang merasa wadjib menurut hukum agamanja untuk mempertahankan kemerdekaan Negara dan agamanja. d. Bahwa di dalam menghadapi sekalian kedjadian2 itu perlu mendapat perintah dan tuntunan jang njata dari Pemerintah Republik Indonesia jang sesuai dengan kedjadian – kedjadian tersebut. Memutuskan : 1. Memohon dengan sangat kepada Pemerintah Republik Indonesia supaja menentukan suatu sikap dan tindakan jang njata serta sepadan terhadap usaha – usaha jang akan membahajakan Kemerdekaan dan Agama dan Negara Indonesia terutama terhadap fihak Belanda dan kaki tangannja. 2. Supaja memerintahkan melandjutkan perdjuangan bersifat “sabililah” untuk tegaknja Negara Republik Indonesia Merdeka dan Agama Islam.10 Surabaja, 22 – 10 – 1945 HB.NAHDLATOEL OELAMA Teks ini agak berbeda dari ringkasan resolusi seperti yang di berikan Aboebakar (1957:539) dan Saifuddin Zuhri (1979:636-7). Tampaknya, teks 10
El-Guyanie, Resolusi Jihad Paling Syar’I, 75-77.
23
Anam-lah yang merupakan dokumen asli; Zuhri tampaknya mengacu pada fatwa Kiai Hasyim Asy‟ari yang dia keluarkan sebelum resolusi ini, atau (lebih mungkin) resolusi yang lebih radikal yang disetujui pada Muktamar NU ke-16 pada bulan Maret 1946 (bdk. Haidar 1992:355n). Teks utuh dari resolusi yang disepakati pada Muktamar NU ke-16 adalah sebagai berikut : “RESOLUSI” MOEKTAMAR NAHDLATOEL „OELAMA‟ ke-XVI jadi diadakan di POERWOKERTO moelai malam hari Rebo 23 hingga malam Sabtoe 26 Rb.‟oetsani 1365, bertepatan dengan tanggal 26 hingga 29 Maret 1946. Mendengar : Keterangan2 tentang soeasana genting jang melipoeti Indonesia sekarang, di sebabkan datangnja kembali kaoem pendjadjah, dengan di bantoe ole kaki tangannja jng menjeloendoep ke dalam masjarakat Indonesia : Mengingat : a. Bahwa Indonesia adalah negeri Islam. b. Bahwa Oemmat Islam dimasa laloe telah tjoekoep menderita kedjahatan dan kezholiman kaoem pendjadjah; Menimbang : a. Bahwa mereka (Kaoem Pendjadjah) telah mendjalankan kekedjaman, 24
kedjahatan dan kezholiman dibeberapa daerah daripada Indonesia. b. Bahwa mereka telah mendjalankan mobilisasi (pengerahan tenaga peperangan) oemoem, goena memperkosa kedaoelatan Repoeblik Indoneia; Berpendapat : Bahwa oentoek menolak bahaja pendjadjahan itoe tidak moengkin dengan djalan pembitjaraan sadja; Memoetoeskan : 1. Berperang menolak dan melawan pendjadjah itoe fardloe „ain (jang harus dikerdjakan oleh tiap-tiap orang Oslam, laki-laki, perempoean, anak-anak, bersendjata atau tidak) bagi orang jang berada dalam djarak lingkungan 94 km. dari tempat masoek dan kedoedoekan moesoeh. 2. Bagi orang-orang jang berada diloear djarak lingkungan tadi, kewajiban itu djadi fardloe kifayah (jang tjoekoep, kalau dikerdjakan sebagian sadja). 3. Apabila kekoeatan dalam No.1 beloem dapat mengalahkan moesoeh, maka orang-orang jang berada diloear djarak lingkaran 94 km. wadjib berperang djoega membantoe No.1, sehingga moesoeh kalah. 4. Kaki tangan moesoeh adalah pemetja keboelatan teqat dan kehendak ra‟jat dan haroes dibinasakan, menoeroet hoekoem Islam sabda Chadist, riwajat Moeslim. 25
Resoloesi ini disampaikan kepada : 1. P.J.M Presiden Repoeblik Indonesia dengan perantaraan Delegasi Moe‟tamar. 2. Panglima Tertinggi T.R.I. 3. M.T. Hizboellah. 4. M.T. Sabililah. 5. Ra‟jat Oemoem11 Sementara itu untuk Laskar Sabillilah sendiri ditujukan untuk menampung aspirasi umat Islam secara keseluruhan dalm usaha-usaha pembelaan dan pertahanan bangsa, negara dan agama. Putusan-putusan tersebut berisi sebagai berikut : BARISAN SABILILLAH Untuk menjalankan keputusan kongres umat Islam Indonesia Jogjakarta pada tanggal 1-2 Zulhidjah 1364 (7-8 November 1945) dalam mana ditegaskan bahwa : 1.
Memperkuat persiapan umat Islam untuk berjihad fi Sabilillah
2.
Memperkuat pertahanan negara Indonesia dengan berbagai-bagai
usaha, maka disusunlah satu barisan yang diberi nama : Barisan Sabilillah, dibawah pengawasan Masyumi yang peraturannya sebagai berikut. 11
El-Guyanie, Resolusi Jihad Paling Syar’I, 78-80.
26
1.
Hal anggota :
Yang menjadi anggota Barisan ini ialah Umat Islam. 2.
Hal pemimpin :
Pusat pimpinan Barisan ini bernama : Markas Besar Sabilillah yang terdiri dari 5 orang antaranya seorang ahli siasat, 2 orang ahli Agama, 2 orang ahli peperangan. Ditiap-tiap daerah diadakan Markas Sabilillah Daerah ialah di daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat yang masing-masing terdiri 9 orang. Ditiap-tiap Karesidenan diadakan Markas Sabilillah Karesidenan yang masing-masing terdiri dari 7 orang. Ditiap-tiap kabupaten diadakan Markas Sabilillah kabupaten yang masing- masing terdiri 5 orang. Barisan ini adalah menjadi barisan istimewa dari pada Tentara Keamanan Rakyat (T.K.R).12 Selain itu yang mendorong terbentuknya Barisan Sabilillah ialah putusan muktamar Islam Indonesia di Yogyakarta pada tangal 7-8 November 1945 yang dikeluarkan oleh partai Masyumi yang pada saat itu sebagai badan perjuangan politik umat Islam. Masyumi selaku satu-satunya
12
Ibid.,44.
27
partai politik ummat Islam turut menampung aspirasi Nahdlatul Ulama sebagai salah satu anggota terbesarnya. Salah satu keputusan dalam kongres Masyumi adalah pembentukan Barisan Sabilillah. Barisan atau Laskar Sabilillah ditujukan untuk menampung aspirasi umat Islam secara keseluruhan dalm usaha-usaha pembelaan dan pertahanan bangsa, negara dan agama.13 B. Sejarah Kepemimpinan Lasykar Sabilillah Di Surabaya Menurut bapak DR. H. Ach. Muhibbin Zuhri, M.Ag, Direktur Museum Nahdahtul Ulama‟ Indonesia, peran kepemimpinan Lasykar Sabillilah sendiri di pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, adalah sebagai sarana sepiritual atau penyemangat para pejuang di medan bagi masyarakat dan kaum santri yang dimana kaum santri tergabung dalam Lasykar Hizbullah.14 Karena para ulama sepuh yang tergabung dalam Lasykar Sabillilah mempunyai tugas lahir maupun batin dimana tugas batin yaitu memberikan weirid, suwuk, atau doa untuk para santri yang tergabung dalam Lasykar Hizbbullah yang akan bertempur dalam medan perang yakni dalam pertempuran 10 November 1945. Hal
ini
yang
membuat
beberapa
lasykar
yang
berdiri
untuk
mempertahanka kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah, mereka bangkit untuk merebut senjata milik Jepang untuk membela dan melawan tentara sekutu yang ingin kembali lagi masuk ke tanah air. Diantara lasykar yang 13
Ibid., 44.
14
Ibid., 19.
28
paling terkenal : ialah Lasykar Hizbullah pimpinan Zainul „Arifin. Lasykar Sabillilah yang di pimpin oleh KH. Masykur. Selanjutnya ada Pemberontak Rakyat Indonesia yang di pimpin oleh Bung Tomo. Barisan Banteng dibawah pimpinan Dr. Muwardi, dan masih banyak lagi laskar rakyat yang ada. Didaerah Parakan berdiam seorang Ulama sepuh yang berusia 90 tahun. Namanya Kyai Haji Subeki. Ketika Jendral Mansergh panglima Sekutu di Surabaya memberi ultimatum kepada rakyat Surabaya karena terbunuhnya Jendral Mallaby15, pecahlah pertempuran Surabaya yang dahsyat yang di kenal sebagai hari pahlawan 10 November. Di dorong dengan semangat ”Jihad fi Sabillilah” untuk membertahankan tiap jengkal Tanah Air tercinta, dan didasarkan atas kasih sayang kepada anak – anak dan cucunya, Kyai Haji Subeki memberikan bekal berupa doa, suwuk, dan wirid kepada kaum santri yakni Lasykar Hizbullah, dan Lasykar Sabilillah. Sebelum mereka berangkat
15
Brigadir Jendral AWS. Mallaby atau yang mempunyai nama lengkap Aubertin Walter Sothern
Mallaby yang lahir lahir di Britania Raya, 12 Desember 1899 adalah jendral yang membawa Tentara Inggris dari Brgade ke-49 atau yang disebut dengan Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI), mendarat di dermaga Tanjung Perak Surabaya pada Tanggal 25 Oktober 1945. Brigadir Jendral AWS. Mallaby tewas pada tanggal 30 Oktober 1945 yang terkepung di depan gedung Internatio, di dekat Jembatan Merah, Surabaya. Mobil Buick yang ditumpangi Mallaby dicegat oleh pasukan dari pihak Indonesia sewaktu hendak melintasi jembatan dan mengakibatkan terjadi baku tembak yang berakhir dengan tewasnya Mallaby oleh tembakan pistol seorang pemuda Indonesia yang sampai sekarang tidak diketahui identitasnya. Lihat Soepono, Percik – Percik Darah Arek – Arek Surabaya (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1984), 47.
29
ke medan pertempuran, sambil berbaris dengan bamboo runcing masing – masing Kiyai Subeki memberikan Do‟anya16 : Bismilahi, Ya Hafidzu, Allahu Akbar! Dengan Nama Allah, Ya Tuhan Maha Pelindung, Allah Maha Besar! Jika dilihat dari Kepemimpinan Lasykar Sabilillah dalam pertempuran 10 November 1495, di Surabya yang dipimpin oleh KH. Masykur yang di pimpin oleh beliau baru terlihat kontribusinya pada perang 10 November itu sendiri, para Kiai yang akan turun ke medan perang bergabung dalam wadah yang bernama Lasykar Sabilillah dan yang di Surabaya di pimpin oleh KH. Yasin yang sekaligus rumahnya di Blauran IV-25 di pakai sebgai markasnya selain MBO ( Markas Besar Olama‟ ) yang berada di daerah Waru. Pada saat posisi Lasykar – Lasykar pejuang 10 November 1945, terdesak posisinya di pinggiran kota karena tak imbangnya peralatan perang melawan Sekutu Inggris, maka markas Sabilillah, dipindah ke kota Mojekerto dan di beri nama baru “Markas Oelama Jawa Timur”. Menurut Abd. Djalal SH. Mantan anggota Lasykar Hizbullah dan menulis buku “TRI Khizbullah” di halaman 78, disebutkan “didirikannya tentara Sabilillah nama barisan Kiai 16
SAIFUDIN ZUHRI, GURUKU Orang – Orang Dari Pesantren ( Bandung: PT. Alma „Arif, Cetakan Pertama 1977), 214.
30
bemarkas di Surabaya di desa Blauran yang dipimpin oleh KH. Yasin dan KH. Masykur, ex Mentrei Agama RI pada tahun 1945, Sabilillah di bentuk untuk melindungidan mendoakan kepada santri – santri yang berani mati syahid di medan pertempuran. Sebelum merekan berangkat para kiai memberi wejangan atau doa baik untuk khizbullah maupun PKR dan BPRI. Tugas Lasykar Sabilillah, menurut Abd. Djalal SH, adalah mengawasi gerak Khizbullah, agar tidak melanggar hukum Islam dan operasi mental. Menurut penuturan KH. Masykur mantan anggota “Sukarelawan Indonesia, Yang terdiri dari 10 ulama besar yang di bentuk Jepang 10 September 1943 dan juga mantan Wakil Komandan Pelatih Hizbullah Pusat dan juga mantan anggota Badan Penyidik Usaha – usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Peran Kiai besar sekali dan para Ulama inilah yang menggiringi para santrinya maju ke fron perang. Dengan dibekali doa, wirid atau wasiat oleh para Kiai. Maka para santri itu degan gagah maju ke medan perang. Semboyan mereka ialah “isy kariiman aumut syahidan” “hidup bahagia atau mati syahid”.17 C. Peran Laskar Sabilillah dalam Dinamika Kehidupan Bermasyarakat Dilihat dari asal katanya, dinamika memiliki arti tenaga / kekuatan yang selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap setiap keadaan18. Dari pengertian ini jika dilihat di zaman sekarang 17
Ibid., 70
18
Tim Penyusun, Kamus Praktis Bahasa Indonesia (Surabaya: Karya Utama,2000), 118.
31
bahwa Peran Lasykar Sabilillah dalam Dinamika Kehidupan Bermasyarakat, dapat dilihat dari berbagai sisi antara lain : a. Dalam Bidang Agama Dalam bidang agama dapat di lihat peran K.H. Hamza Ismail dalam mendirikan Pondok Pesantren Al-Ismailiyah sebagai sarana perjuangan setelah atau pasca pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Berikut adalah sejarah singkat berdirinya Pondok Pesantren Al-Ismailiyah. Pondok Pesantren Al-Ismailiyah terletak tepat di jantung kecamatan taman Sepanjang, wi1layah perbatasan kabupaten Sidoarjo dan Kotamadya Surabaya. Berdiri di tengan keramain Kota, Pesantren Ismailiyah Menjadi Fenomena menarik. Pesantren ini didirikan pada pada hari Sabtu pahing 18 Shofar 1379 H atau 21 November 1958, oleh KH, Hamzah Ismail, seorang ulama dan tokoh NU Jawa Timur.
Tidak seperti lazimnya pesantren -
pesantren tua lainya, pesantren Al-Ismailiyah tidak mempunyai sejarah babat (merintis) dengan tantangan masyarakat abangan (jahiliyah). Karena sejak dahulu masyarakat sekitar sudah taat dan patuh memegang teguh ajaran agama islam. nama Al-Ismailiyah diberikan sebagai bentuk penghargaan terhadap perjuangan dakwa nenek moyang keluarga pengasuh pesantren. Sejak berdirinya tahun 1958, kepemimpinan pesantreb Al-Ismailiyyah secara turun temurun berganti tiga kali.19
19
Wawancara dengan K.H. Muhammad Sholeh Qosim, 29 Desember 2016, di Sidoarjo
32
b. Munculnya solidaritas umat Dampak lain adalah munculnya solidaritas umat, pengaruh itu nampak pada pertemuan 30 orang kiai yang di pimpin oleh K.H. Fadhli dan K.H . Amir atas nama Pemerintah Republik Indonesia bagian agama (Urusan Alim Ulama) di Langgar Notobradjan, menyetujui dan mendukung sepenuhnya isi fatwa K.H. Hasyim Asy‟ari dari Pesantren Tebu Ireng Jombang dan mengingat “fatwa terseboet, maka para Alim Oelama selaloe siap sedia berdjoeang
dengan
sekoeat
tenaga
oentoek
membela
agama
dan
kemerdekaan.”, sebagai mana yang dimuat di Kedaulatan Rakyat 20 November 1945.20
20
Abdul Latif Bustami dan Tim Sejarawan Tebuireng, Resolusi Jihad “Perjuangan Ulama: dari Menegakkan Agama Hingga Negara” (Jombang: Pustaka Tebuiring, Cetakan Pertama 2015), 175.
33