BAB II. LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Teknologi informasi melalui komputerisasi dan sistem informasi yang terintergrasi akan sangat mendukung sistem informasi manajemen dalam sebuah perusahaan. Pemrograman komputer dapat bermanfaat untuk melakukan pengolahan
data
secara
cepat,
menyeragamkan
dokumentasi,
ketepatan
penghitungan dan menghindari pemasukan data yang berulang-ulang. Teknologi Informasi adalah isitilah umum yang menjelaskan teknologi apa pun yang membantu manusia dalam membuat, menyimpan, mengkomunikasikan dan atau menyebarkan informasi. TI (Teknologi Informasi) menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video (Sawyer, 2007) . Dengan pemrograman komputer untuk beberapa pekerjaan yang berulangulang dapat mengurangi kemungkinan kesalahan dalam penginputan data. Karena apabila dengan penginputan secara manual dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya
kesalahan
dari
sumber
daya
manusianya.
Sistem
Informasi
Manajemen(SIM) sebagai suatu system berbasis komputer yang membuat informasi tersedia bagi para pengguna yang memiliki kebutuhan serupa. Para pengguna SIM biasanya terdiri atas entitas-entitas organisasi formal-perusahaan atau sub-unit anak perusahaannya (McLeod & Schell, 2008). SIM akan menghasilkan informasi ini melalui penggunaan dua jenis peranti lunak :
9
10
a. Peranti lunak pembuat laporan (report-writing perangkat lunak) yang dihasilkan laporan berkala maupun laporan khusus. Laporan berkala dikodekan dalam suatu bahasa program dan disiapkan sesuai jadwal tertentu. Sistem manajemen basis data dewasa ini memiliki fitur-fitur yang dapat dengan cepat membuat laporan sebagai respons atas permintaan akan data atau informasi tertentu. b. Model matematis menghasilkan informasi sebagai hasil dari suatu simulasi atas operasi perusahaan. Model-model matematis yang menggambarkan operasi perusahaan dapat ditulis menggunakan semua jenis bahasa pemrograman. Hasil informasi yang dihasilkan akan digunakan oleh pihak-pihak yang akan memecahkan masalah (baik itu manager maupun kalangan profesional) dalam mengambil keputusan guna memecahkan masalah perusahaan. Beberapa sistem informasi manajemen mengalami kegagalan, dan kegagalan-kegagalan ini telah meyakinkan para spesialis informasi bahwa ada cara lain yang dapat membantu para pihak pencari pemecahan masalah mengambil keputusan. Namun, baru pada tahun 1976 istilah sistem pendukung pengambilan keputusan (decision support system) dicetuskan oleh G.Anthony Gorry dan Michael S.Scott Morton, keduanya adalah profesor MIT. Mereka yakin bahwa suatu sistem seharusnya dibuat untuk pemecahan masalah dan masalah tertentu. Suatu sistem pendukung pengambilan keputusan (decision support system-DSS) adalah suatu sistem yang membantu seorang manager atau sekolompok kecil manager memecahkan satu masalah. Satu contoh
11
adalah DSS yang dirancang untuk membantu seorang manager penjualan menentukan tingkat komisi terbaik bagi para tenaga penjualannya. Definisi SIM Sistem Informasi Manajemen adalah sistem informasi berbasis komputer yang menggunakan data yang ada pada TPS atau Sistem Pemroses Transaksi sebagai input pada program-program yang menghasilkan laporan rutin sebagai output (Sawyer, 2007). Fitur yang ada di SIM seperti berikut : a. Input dan output Input terdiri atas data transaksi yang diproses semisal tagihan, pesanan barang (perangkat lunak, perangkat keras, maupun sumber daya) dari pengguna, dan ditambah data lainnya. Sedangkan output terdiri atas rangkuman laporan yang terstruktur yaitu rangkuman anggaran, jadwal produksi dan sebagainya. b. Ditujukan kepada manager taktis SIM ditujukan untuk mendampingi manager level taktis agar mereka dapat melihat trend dan mendapatkan gambaran tentang aktivitas bisnis saat ini. c. Diambil dari semua departemen Data SIM berasal dari enam departemen atau area fungsional, bukan hanya satu. d. Menghasilkan beberapa jenis laporan :
12
Manager pada level ini biasanya menerima informasi dalam beberapa dalam beberapa jenis laporan dari pegawainya berupa rangkuman, laporan
khusus
(ekspesi), periodik,
dan sesuai
permintaan dari manager. Pada sistem tersebut berkaitan dengan penulis yang akan bahas yaitu perangkat lunak yang dimana membantu para pemasaran atau dari sisi managerial untuk menentukan keputusan terhadap penjualan. Menentukan keputusan dapat di klasifikasikan menjadi 3 (Vercellis, 2009)yaitu : a. Keputusan Strategis : Keputusan disebut strategis ketika proyek tersebut berefek pada sebuah perusahaan atau mengerjakan proyek dalam jangka panjang sehingga keputusan strategis biasanya di ambil oleh top management. b. Keputusan Taktis : keputusan taktis ini yang hanya berefek pada beberapa
bagian departemen atau hanya 1 (satu) departemen saja. Keputusan ini biasanya di ambil oleh kepala dari departemen tersebut. c. Keputusan Operasional : keputusan ini merujuk pada aktivitas yang lebih
spesifik dalam sebuh organisasi dimana tidak mempunyai efek yang besar di masa depan. Yang bertanggung jawab dalam keputusan ini adalah Wakil Kepala atau Sub Departemen, atau Kepala Back Office.
13
2.2 Pemasaran 2.2.1 Definisi Pemasaran Pemasaran
(Marketing)
yaitu
sebagai
proses
dimana
perusahaan
menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya
(Kotler & Armstrong, 2008). Pemasaran adalah melibatkan
pelanggan yang menginginkan sebuah produk dan perusahaan tersebut telah memenuhi persyaratan dalam proses pemasaran untuk memberikan keuntungan bagi perusahaannya (Westwood, 2013).
2.3 Peluang Bisnis 2.3.1 Definisi Peluang Bisnis Peluang bisnis dalam istilah singkatnya adalah suatu paket investasi bisnis yang memungkinkan pembeli atau customer untuk menjalani permulaan bisnis yang ada (Staff, 2015).
2.4 Teori Statistik Berlandaskan tulisan yang dibuat oleh (Krejcie, 1970), (Sudjana, 1989), (Supranto, 1998), ketika seorang peneliti telah memustukan untuk menggunakan pendekatan statistika dalam menentukan ukuran sampel, paling tidak harus sangat memperhatikan empat aspek mendasar berikut ini : a. Apa tujun penelitian yang akan dilaksanakan, apakah untuk menduga nilai rata-rata, total, atau proporsi (presentase) populasi, dan bagaimana analisis data akan dilakukan, cukup deskriptif atau inferensi. Mengapa
14
kita perlu mengetahui dengan tegas bagaimana variabel-variabel penelitian akan diukur. Sebabnya adalah, kalau variabel penelitian sifatnya katageorial, artinya akan menghasilkan pengukuran dalam skala nominal, dan deskripsi datanya menggunakan frekuensi yang sering ditampilkan dalam bentuk proporsi atau presentase. b. Berapa besar tingkat keandalan pendugaan yang diinginkan yaitu dengan menetapkan nilai Z yang diambil dari tabel distribusi normal standard, atau nilai t yang diambil dari tabel distribusi t, atau nilai c2 yang diambil dari tabel distribusi Chi Kuadrat, berdasarkan pada nilai a tertentu. c. Berapa besar galat pendugaan yang akan ditolelir. Jika yang diukur proporsi atau presentase, maka galat pendugaan dinyatakan dalam satuan persen, sedangkan pengukuran lain disesuaikan dengan satuan berat, maka galat pendugaan pun dinyatakan dalam satuan berat pula. Hal ini perlu juga diperhitungkan dalam membangun rumus untuk penentuan ukuran sampel. d. Bagaimana kondisi keragaman populasi yang akan diteliti. Dalam hal ini sangat tergantung skala pengukuran yang dipakai dalam penelitian. Jika dalam penelitian memakai skala pengukuran interval atau rasio, maka keragaman dinyatakan dalam standar deviasi atau varians populasi (s2), sementara jika pengukuran berskala nominal 2 (dua) kategori dinyatakan dalam proporsi P (1-P).
15
Dengan demikian, ketika peneliti telah memustukan untuk memakai rumus Slovin, agar penggunaannya tidak salah, maka harus mampu menjawab 4 (empat) pertanyaan dasar berikut ini : a. Apakah rumus dan tabel tersebut diperuntukan untuk penelitian yang ditujukan mengukur rata-rata, total, proporsi, populasi atau yang lainnya. b. Berapa nilai a yang digunakan dalam rumus dan tabel tersebut, untuk menggambarkan tingkat keandalannya. c. Berapa nilai galat pendugaan (d) yang dimasukan dalam perhitungan untuk memberi gambaran akibat dari kesalahan sampling. d. Berapa besar keragaman populasi yang dipakai dalam perhitungan, dan bagaimana bentuknya, apakah berupa varians (s2) atau proporsi P (1-P).
2.5 Konsep Slovin Dalam banyak buku yang mencamtukan rumus untuk menentukan ukuran sampel yang dibuat Slovin, khususnya dalam buku-buku metodologi penelitian, sampai saat ini Penulis belum bisa memperoleh keterangan yang lengkap dengan mengenai konsep dasar yang dipakai membangun rumus tersebut. Dengan hanya mendasarkan pada rumus, jika tidak berusaha mencari keterangan lain dan mengetahui konsep dasar yang digunakan untuk membuat rumus tersebut, maka belum bisa menjawab secara tepat empat pertanyaan mendasar (Nugraha, 2007). Rumus Slovin :
16
n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir. Dalam menggunakan rumus Slovin, yang harus dilakukan pertama kali adalah menetapkan taraf keyakinan atau confidence level (..%) akan kebenaran hasil penelitian, atau taraf signifikansi toleransi kesalahan (0,..) terjadi. Rumus Slovin ini tentu mempersyaratkan anggota populasi (populasi) itu diketahui jumlahnya (N), dapat disebut populasi terhingga. Jika populasi tidak diketahui jumlah anggotanya (populasi tak terhingga), maka rumus Slovin tidak bisa digunakan.
2.6 Pengukuran Efisiensi Pengukuran efisiensi dapat dilakukan dengan berbagai metode, yaitu analisis rasio, least-squares regression (LSR), total factor productivity (TFP), stochastic frontier analysis (SFA), dan data envelopment analysis (DEA) (Ozcan, 2008). Penulis mengambil metode LSR yaitu least-squares regression untuk penelitian seberapa efisien dan efektif penggunaan perangkat lunak IT business management.
2.6.1 Regresi Kuadrat Kecil Metode pengukuran efisiensi yang akan Penulis bahas adalah regresi kuadrat terkecil (least-squares regression/LSR). Metode ini adalah metode parametrik yang dalam penghitungannya berasumsi bahwa semua entitas adalah efisien. Selain dapat mengakomodasi lebih dari satu input dan output, LSR juga
17
dapat menghitung noise
3
dengan menggunakan error term (e). Secara
umum,persamaannya adalah sebagai berikut: y = β0 + β1 x1 + β2 x2 + ..... βn xn + e Asumsi yang digunakan adalah: Untuk x yang bernilai tetap, y adalah variabel bebas Nilai y adalah bebas terhadap variabel lain Nilai rata-rata y adalah fungsi linier dari x Varian dari y adalah sama untuk beberapa variabel x Y mempunyai distribusi normal untuk x yang bernilai tetap LSR mempunyai beberapa keuntungan, yaitu: LSR dapat digunakan untuk mengukur perubahan teknis jika menggunakan data periodik (time series) dan ekonomi skala dapat dihitung. Walaupun demikian, LSR juga memiliki beberapa kelemahan. Pertama, LSR mengukur berdasarkan kecenderungan atau nilai ratarata (averaging techniques). Kedua, LSR tidak mampu mengidentifikasi unit yang tidak efisien. Ketiga, LSR mensyaratkan fungsi produksi yang didasarkan perhitungan parametrik (Daniel, 2010).
2.7 Autotask 2.7.1 Definisi Autotask Autotask telah dirancang untuk digunakan oleh para penyedia jasa IT dengan sesuai model bisnis mereka. Autotask juga menyediakan berbagai alat untuk membantu setiap karyawan untuk menjalankan fungsi lebih produktif, menawarkan pelaporan kemampuan para Manager untuk perlu menganalasis, profitabilitas secara real time dan membantu memaksimalkan ROI. Autotask sukses menyediakan kebutuhan para
18
professional sehingga dibuat secara otomatis dan mengelola orang, proyek dan proses lebih efisien sehingga untuk menjalankan usaha lebih baik dan lebih menguntungkan.
2.6.2 Keuntungan Menggunakan Autotask Keuntungan menggunakan Autotask adalah : a. Melakukan rutinitas pekerjaan secara otomatis untuk efesiensi yang maksimum. b. Melayani lebih banyak client dan memberikan pelayanan terbaik.
2.8
Job Procedure
2.8.1 Definisi Job Procedure Menurut (Agus, 2001) Standard adalah sebagai langkah awal untuk mendapatkan derajat kesesuaian suatu produk, dibandingkan dengan harapanharapan pelanggan. Maka dengan adanya standard suatu pekerjaan maka dapat menghasilkan produktivitas kerja yang dimana akan berimbas ke pelanggan. Dengan adanya prosedur mengenai pekerjaan di dalam piranti lunak tersebut, halhal yang nantinya berhubungan dengan pengguna atau pelanggan menjadi terarah dan terkoordinir.
2.8.2 Keterkaitan Efektivitas dan Efisiensi dengan Job Procedure Mengatakan
bahwa
pemeriksaan
intern
khusunya
pemeriksaan
operasional penjualan bertujuan untuk menilai ketaatan pada kebijakan atau prosedur penjualan yang ditetapkan oleh perusahaan, mengevaluasi tingkat efisiensi dan efektivitas dalam mengelola kegiatan penjualan. Untuk mengetahui hambatan-hambtan dan kelemahan-kelemahan yang ditemui pada kegiatan atau
19
kelemahan yang ditemui pada kegiatan penjualan serta untuk mengetahui hasil dan dampak dari pemeriksaan operasional dan memberikan masukan serta saran guna meningkatkan efektivitas kegiatan penjualan (Iriyadi, 2004). Beberapa hasil riset mengungkapkan bahwa knowledge management yang merupakan sebuah pengelolaan pengetahuan yang diukur dengan tiga dimensi yang meliputi personal knowledge, job procedure, dan technology juga berdampak signifikan terhadap inovasi. Explicit knowledge bersifat formal dan sistematis yang mudah untuk dikomunikasikan dan dibagi (D.Gromb, 2007). Penerapan explicit knowledge ini lebih mudah karena pengetahuan yang diperoleh dalam bentuk tulisan atau pernyataan yang didokumentasikan, sehingga setiap karyawan dapat mempelajarinya secara independent. Explicit knowledge dalam penelitian ini adalah job procedure dan technology. Job procedure adalah tanggung jawab atau tugas yang bersifat formal atau perintah resmi atau cara melakukan hal-hal. Berdasarkan pernyataan Anshori selaku pihak yang mencetuskan knowledge management, salah satu bentuk konkret dari explicit knowledge adalah Standard Operation Procedure. Standard Operation Procedure atau prosedur pelaksanaan dasar dibuat untuk mempertahankan kualitas dan hasil kerja, dimana tugas-tugas akan semakin mudah dikerjakan dan pegawai akan terbiasa dengan sistem pelayanan yang ada. Dibawah akan dijelaskan variabelvariabel pertanyaan untuk Technology literacy dan Job procedure pada tabel 2.1 dan tabel 2.2 (Pudjo, 2013).
20
Tabel 2.1 Variabel Pertanyaan Technology Literacy Variabel/Atribut
Notasi
Indikator
Talent Development
X1
Knowledge transfer
Knowledge Management
X1
Prosedur kerja
Keunggulan bersaing
X1
Posisi Keuangan
X1
System Connection
X1
Embedded System
Organizational Learning
X1 : Technology Literacy
Tabel 2.2 Variabel Pertanyaan Job Procedure Variabel/Atribut
Notasi
Indikator
Y
Continuous Learning
Y
Empowerment
Knowledge Management
Y
Prosedur kerja
Keunggulan bersaing
Y
Posisi Keuangan
Organizational Learning
Y Modal Sosial Y : Job Procedure
Sikap Kooperatif
21
2.9
Technology Literacy
2.9.1 Definisi Technology Literacy Technology literacy adalah kemampuan dalam menemukan informasi yang dibutuhkan, mengerti bagaimana perpustakaan diorganisir, familiar dengan sumber daya yang tersedia (termasuk format informasi dan alat penelusuran yang terautomasi) dan pengetahuan dari teknik yang biasa digunakan dalam pencarian informasi. Hal ini termasuk kemampuan yang diperlukan untuk mengevaluasi informasi dan menggunakannya secara efektif seperti pemahaman infrastruktur teknologi pada transfer informasi kepada orang lain, termasuk konteks social, politik dan budaya serta dampaknya (Reitz, 2004).
2.10 Teori Perangkat Lunak IT Business Management 2.10.1
Definisi
Perangkat
Lunak
IT
Business
Management IT business management adalah sebuah perangkat lunak komputer yang dalam penggunaannya dikhususkan untuk menunjang segala aktifitas di bidang bisnis atau usaha. Aplikasi bisnis meliputi program olah data, seperti perangkat lunak manajemen keuangan, pengelola perangkat lunak stok barang atau jasa, dan lain sebagainya. Perangkat lunak IT business management adalah dapat juga di aplikasikan kepada management perangkat lunak untuk keuangan, perangkat lunak customer relationship management, pengelola perangkat lunak untuk penyimpanan asset.
22
Konsep perangkat lunak dan system engineering adalah model proses perangkat lunak yang telah terintegrasi dengan metode perangkat lunak teknik, dan mengelola atau mengatur perangkat lunak dan proyek IT dalam skala besar (Münch, Armbrust, Martin, & Soto, 2012). Dalam prosesnya perangkat lunak IT business management telah menjalin kesepakatan antara mendapatkan dan menjaga proses peluang bisnis agar sesuai kebutuhan. Di dalamnya penting untuk mengetahui bagaimana memilih, mendefinisikan, mengatur, mengembangkan, mengevaluasi model proses dari perangkat lunak IT Business management. Beberapa penilitian yang telah dilakukan untuk melihat pengaruh perangkat lunak IT business management pada peluang bisnis di pemasaran adalah sebagai berikut: Tabel 2.3 – Hasil Perbandingan Penilitian Terdahulu
Judul Peniliti
Penulis
Tujuan Penilitian
An Innovative Pemasaran Marius Potgieter
Mengukur
information
dengan
system
:
a
Kesimpulan
apakah Operator
perkembangan sistem
tour
melihat
informasi
dapat
Johan W de Jager management tool for South African tour operators
Neels H
pemasaran
sistem berkembang dalam jangka
informasi
dapat panjang serta berinovasi
membuat strategi dan sebagai taktikal
ke
alat
kebutuhan
para management
management
serta
membuat keputusan The Usage of Geographical Tarik Turk
Mengukur apakah sistem Perusahaan dapat dengan
Information System (GIS)
untuk
membuat mudah
dan
cepat
23
in the pemasaran Decision Olgun Kitapci
keputusan
Making Process: A Case
membantu para manager tanpa
akan mengambil
keputusan
merugikan
pihak
I Taylan Dortyol Study
for
Determining
untuk
analisa
membuat
Supermarket Locations
dan lain sehingga GIS dapat
keputusan mempunyai peran yang
kepada pasar. Success
of
Pemasaran Rahul Hakhu
Mengidentifikasi
signifikan. dan Hasil
dari
studi
kasus
Information System Model
memvalidasi
for
Sistem informasi untuk perusahaan menggunakan
SMEs
of
Punjab: Ravi Kiran
model maka di dapat banyak
Validation of Survey Based
pemasaran berdasarkan Sistem
Results and Case Study D.P.Goyal
analisa studi kasus pada pemasaran sukses dalam
Analysis
perusahaan
mengolah data bisnis serta
manufacturing
memberi keputusan untuk
menengah milik Punjab
managerial disertai dengan
informasi
teknologi terbaru
2.11 Bisnis Proses 2.11.1 Bisnis Proses PT.XYZ Bisnis proses perusahaan di PT.XYZ yang Penulis dapatkan adalah memiliki 2 jenis bisnis proses yaitu : a. Bisnis proses manual (sebelum menggunakan
perangkat
lunak) b. Bisnis proses online (sesudah menggunakan perangkat lunak)
untuk
24
Bisnis proses online yang penulis jelaskan adalah proses bisnis perusahaan dimana dilakukan sesudah menggunakan pengelola perangkat lunak untuk pengelolaan bisnis di perusahaan. Dengan proses dibawah ini :
Finance
Integration Flow
Service
Payment/UPD
Service Desk
Expense Management
PMO
Project Planning & Project Scheduling
Sales Admin Sales
Resources Assignment
End
Starts
SO Analysis
JDE
Create New Contract
SO Integration
Customer Management
Opportunity
Quote
Print Customer Quotation
Gambar 2.1 - Flowchart Bisnis proses
Pegawai pemasaran melakukan kunjungan ke pengguna atau calon pelanggan untuk membawa peluang untuk dikelola. Pada tahap kedua pegawai pemasaran mendapatkan barang yang diinginkan dari pengguna setelah mendapatkan barang atau produk dari pengguna maka lanjutkan ke bagian pre sales untuk config barang tersebut untuk menjelaskan spesifikasi dari produk tersebut beserta harga dari list harga produk tersebut. Pegawai pemasaran mendapatkan hasil config lalu dilanjutkan ke distributor untuk meminta harga terbaik. Pada tahap selanjutnya pegawai pemasaran mendapatkan harga dari
25
distributor dan dilanjutkan membuat peluang bisnis di perangkat lunak IT business management dengan memasukkan nama pelanggan, perusahaan pelanggan, peluang bisnis apa yang akan diambil, lalu masukkan harga dari distributor dengan dinaikkan harganya terlebih dahulu. Pada tahap selanjutnya mendapatkan nomor dari perangkat lunak IT business management tersebut lalu dilanjutkan ke portal untuk mendapatkan nomor untuk dimasukkan ke quotation atau surat penawaran yang akan diserahkan oleh bagian pemasaran untuk calon pelanggan.
2.11.2 Tahapan Memasukkan Data Untuk tahapannya setelah mendapatkan harga dari distributor harus dimasukkan ke perangkat lunak tersebut. Dengan perincian dalam gambar sebagai berikut :
Gambar 2.2 - Perincian pelanggan
26
Dalam kolom gambar 2.2 tersebut terdapat seperti : a. Opportunity Name : dalam kolom tersebut diisikan proyek atau permintaan apa yang dibutuhkan oleh pengguna. b. Contact Name : berisikan nama pelanggan atau penanggug jawab atas proyek tersebut. c. Account : nama perusahaan yang akan bekerja sama dengan pemasok. d. Opportunity owner : nama pegawai pemasaran atau biasa kita sebut account manager yang menjadi penaanggung jawab. e. Stage : proyek dengan pengguna dan pemasok sudah sampai tahap mana. Apakah proyek nya sudah close deal? Atau close lose? f. Status : status dari proyek ini apakah masih aktif atau di non aktif kan? g. Create date : tanggal dibuatnya proyek tersebut. h. Project close date : perkiraan tanggal kapan proyek akan berakhir? i. Probability : kesempatan menang proyek perkiraan dengan menggunakan berapa persen?
27
j. Rating : apakah proyek ini sedang “hangat” atau dari awal mulai proyek lancar tidak ada hambatan dari dalam perusahaan maupun luar perusahaan. k. Primary product : produk atau barang dan jasa apa yang dijual? Dapat berupa merk dari produk tersebut. Setelah pegawai pemasaran atau account manager telah mengisi peluang yang ada dengan detail maka dilanjutkan dengan memasukkan harga dari produk atau jasa yang akan dijual kepada pelanggan. Dibawah ini akan dijelaskan melalui gambar 2.3 dan penjelasan bagaimana memasukkan harga untuk produk atau jasa.
Gambar 2.3 - Masukkan harga Dalam kolom pada gambar 2.3 tersebut penulis jelaskan dengan perincian sebagai berikut :
28
a.
Item name : nama merk produk yang akan dijual ke pelanggan.
b. Item description: menjelaskan dari produk yang akan dijual. c. Period type : bagaimana pengguna membayar produk ke pemasok ? Apakah bulanan? Langsung bayar atau one time period ? d. Tax category : apakah barang atau jasa yang dijual harus dengan pajak atau tidak? e. Unit price : harga barang dihitung per unit atau satuan. f. Mark up : berapa persen perusahaan mengambil keuntungan dari penjualan barang atau jasa. g. Quantity : jumlah barang yang akan di perlukan atau dibutuhkan oleh pengguna atau pelanggan. Setelah pegawai pemasaran memasukkan harga beserta barang atau jasa yang akan dijual maka akan keluar hasil dari hitung-hitungannya beserta nomor yang akan disinkronasikan ke portal perusahaan. Berikut adalah gambar 2.4 untuk ringkasannya :
29
Gambar 2.4 - Hasil dari perhitungan barang atau jasa Dalam gambar 2.4 diatas adalah hasil perhitungan barang atau jasa yang akan diberikan kepada calon pelanggan atau pengguna. Dengan penjelasan dibawah ini : a. Quote – Nama proyek : pada gambar tersebut tertera nomor dengan 4 angka dengan contoh 1942. Nantinya nomor tersebut akan disinkronisasikan ke portal perusahaan untuk mendapatkan nomor quotation atau penawaran ke pelanggan. Tabel-tabel diatas menjelaskan angka-angka yang pemasaran memasukkan beserta margin berapa yang akan didapatkan dari hasil penjualan ke calon pelanggan atau pengguna. Setelah mendapatkan nomor dari perangkat lunak maka pegawai pemasaran membuka portal perusahaan untuk sinkronasi dan mendapatkan nomor quotation atau penawaran
untuk diberikan ke pelanggan. Untuk gambar 2.5 beserta
penjelasannya dibawah ini :
30
Gambar 2.5 - Sinkronasi nomor quotation Pada gambar 2.5 diatas dijelaskan bahwa terdapat nama perusahaan calon pelanggan, owner yaitu penanggung jawab pegawai pemasaran, ID Quote yang dimana adalah didapat dari pembuatan peluang yang berupa 4 angka, dan No.Quotation adalah nomor hasil sinkronasi nomor yang di dapat dari perangkat lunak untuk diberikan ke pelanggan contoh QF15-411/BHP.SI/FSI-2. Bisnis proses yang kedua adalah bisnis proses secara manual yang dimana artinya bisnis proses yang berjalan sebelum adanya perangkat lunak IT business management dan dilakukan dengan berkas-berkas untuk diserahkan ke divisi lain atau ke pihak management dan masih untuk memasukkan peluang di Microsoft Excel.