BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Liquefied Petroleum Gas (LPG) LPG adalah singkatan dari Liquefied Petroleum Gas yang di Iindonesia (oleh PERTAMINA) diproduksi /dipasarkan dengan nama dagang Elpiji. Elpiji umumnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi sebagai berikut : a. Untuk rumah tangga 1) Bahan bakar kompor. 2) Bahan bakar pemanas air (water header). 3) Bahan bakar lampu penerangan. b. Untuk Bisnis/Industri 1) Bisnis restoran. 2) Bahan bakar industri. 3) Bahan baku pada zat penyemprot produk aerosol seperti obat nyamuk spray, cat spray, deodoran aerosol, dan lain-lain. c. Untuk Trasportasi, sebagai alternatif pengganti BBM. Keuntungan-keuntungan yang diperoleh bila memilih elpiji sebagai bahan bakar adalah : a. Pembakaran yang sempurna sehingga energi dapat dimanfaatkan secara maksimal. b. Nilai kalori cukup tinggi, sehingga daya pemanasannya juga tinggi.
12
13
c. Bersih (tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasap), sehingga tidak mengotori makanan. d. Tidak menimbulkan polusi e. Mempunyai tekanan uap yang lebih tinggi. f. Sulit untuk dioplos.
2.2 Technopreneurship Technopreneurship merupakan gabungan dari dua kata, yakni ‘technology’ dan ‘enterpreneurship’. Secara umum, kata teknologi digunakan untuk merujuk pada penerapan praktis ilmu pengetahuan ke dunia industri. Sedangkan kata entrepreneurship berasal dari kata entrepreneur yang dipopulerkan oleh Schumpeter (1883-1950) mengatakan keseluruhan proses perbuahan ekonomi akhirnya tergantung pada pribadi perilakunya
yaitu
entrepreneur
(wiraswastawan)
kewiraswastaan
(entrepreneurship) pertama kali menyangkut perubahan. Definisi umum (standar) dari entrepreneur, menurut Bygrave (2007:2), adalah seseorang yang mendapati sebuah peluang dan membangun sebuah organisasi untuk memaksimalkan peluang tersebut. Selanjutnya, proses kewirausahawan (entrepreneurship) tersebut melibatkan semua fungsi, aktivitas, dan tindakan yang berhubungan dengan mewujudkan peluang dan membangun organisasi untuk mencapainya. Dimana dalam proses tersebut, dibutuhkan: •
Penelitian market dan pelanggan
•
Inovasi produk dan layanan (service)
14
•
Pembentukan team
•
Menemukan dan mengatur sumber daya
•
Kepemimpinan, dan lain sebagainya
Dalam wacana nasional, istilah technopreneurship mengacu pada pemanfaatan teknologi informasi untuk pengembangan wirausaha. Jenis wirausaha dalam pengertian technopreneurship disini tidak hanya dibatasi pada wirausaha teknologi informasi, seperti vendor IT, web hosting, atau web design, tetapi segala jenis usaha, seperti meubel, restaurant, super market ataupun kerajinan tangan. Penggunaan teknologi informasi yang dimaksudkan disini adalah pemakaian internet untuk memasarkan produk mereka seperti dalam perdagangan online (e-Commerce), pemanfaatan software/program khusus untuk memotong biaya produksi dan kegiatan operasional lainnya.
2.3 SWOT Analysis SWOT adalah singkatan dari kata-kata Strength (kekuatan perusahaan) Weaknesses (kelemahan perusahaan), Opportunities (peluang bisnis) dan Threats (hambatan untuk mencapai tujuan). Apabila teknik analisis SWOT tersebut diterapkan dalam kasus menentukan tujuan strategi perusahaan. Dengan menganalisisa: kekuatan dan kelemahan, peluang bisnis yang ada, berbagai macam hambatan yang mungkin timbul. Kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT.
15
Teknik analisis SWOT yang digunakan adalah sebagai berikut : a.
Analisis Internal 1) Analisis Kekuatan (Strenght) Setiap perusahaan perlu menilai kekuatan yang dimiliki perusahaan. Penilaian tersebut dapat didasarkan pada faktor-faktor seperti teknologi, sumber daya finansial, kemampuan kemanufakturan, kekuatan
pemasaran,
dan basis pelanggan yang dimiliki. 2) Analisis Kelemahan (Weaknesses) Merupakan keadaan perusahaan dalam menghadapi pesaing mempunyai keterbatasan dan kekurangan. Yang dimaksud ialah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sarana dan prasarana yang tidak dimiliki, kemampuan manajerial yang rendah, keterampilan pemasaran yang tidak sesuai dengan tuntutan pasar, produk yang tidak atau kurang diminta oleh para pengguna atau calon pengguna dan tingkat perolehan keuntungan yang kurang memadai. b.
Analisis Eksternal 1) Analisis Peluang (Opportunity) Analisis peluang adalah suatu kesempatan untuk yang dapat mendorong seseorang untuk memulai usaha.
16
2) Analisis Ancaman (Threats) Ancaman adalah suatu kecenderungan atau suatu perkembangan yang tidak menguntungkan dalam lingkungan yang akan menyebabkan kemerosotan kedudukan perusahaan. Ancaman merupakan kebalikan pengertian peluang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis. Jika tidak diatasi, ancaman akan menjadi ganjalan untuk bisnis yang sedang berjalan atau baru dibangun. Sedangkan pengertian SWOT menurut salah satu pakar SWOT Indonesia, yaitu Freddy Rangkuti. Kurang lebih seperti ini : “Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada hubungan atau interaksi antara unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan, terhadap unsur unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman”.
17
Diagram dari analisis SWOT dikemukakan oleh Rangkuti (2008 : 19) dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini :
Berbagai Peluang 3. Mendukung strategi turn around
1. Mendukung strategi agresif
Kelemahan Internal
3. Kekuatan Internal
4. Mendukung strategi defensif
2. Mendukung strategi diversifikasi Berbagai Ancaman Gambar 2.1 Diagram Analisis SWOT
Kuadran I :
Pada kuadran I ini perusahaan sangat diuntungkan dengan berbagai peluang dan kekuatan yang dimiliki, sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. strategi yang harus digunakan didalam kuadran ini adalah dengan mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy).
Kuadran II :
Pada situasi ini meskipun perusahaan dihadapkan dengan berbagai ancaman, perusahaan masih memiliki kekuatan internal. Strategi yang harus diterapkan perusahaan adalah dengan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar).
18
Kuadran III :
Situasi yang ada didalam kuadran ini adalah disatu sisi perusahaan menghadapi peluang pasar yang besar, tetapi perusahaan juga menghadapi beberapa kendala berupa kelemahan internal. Dan yang menjadi fokus utama strategi dari perusaahan adalah untuk meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Misalnya, Perusahaan Apple menggunakan strategi peninjauan kembali teknologi yang telah digunakan yakni dengan cara menawarkan produk-produk baru dalam industri mikro komputer.
Kuadran IV :
Situasi pada kuadran ini merupakan situasi yang paling tidak menguntungkan, karena perusahaan mengalami berbagai ancaman dari luar dan juga terdapat kelemahan pada internal.
2.4 Porter Five Forces Analysis Porter five forces dikembangkan pertama kali oleh Michael porter. Porter five forces adalah suatu tool untuk menganalisa lingkungan yang kompetitif yang berpengaruh pada pemasaran suatu produk. Michael E. Porter merupakan salah satu marketing merupakan salah satu ahli marketing terkenal. Teori Porter yang paling terkenal adalah Porter’s Five Forces Analysis. Menurut Porter (2008:3) definisi analisis Five Forces ini bertujuan untuk mengidentifikasi apakah suatu produk memiliki potensi yang
19
menguntungkan dimana keuntungan tidak hanya diambil dari kondisi yang baik tetapi juga harus dari kondisi yang lemah.
Ancaman Pendatang Baru
Kekuatan Penawaran Pembeli
Kekuatan Penawaran Pemasok
Ancaman Produk/Jasa Pengganti
Gambar 2.2 Lima kekuatan bersaing pada 5 porter forces
Porter’s Five Forces Analysis terdiri dari lima analisis yaitu : 1. Ancaman Produk atau Jasa pengganti (Threat Of Subtitute Product and Services), dimana cara mudah masuknya produk atau jasa yang dapat menjadi alternatif dari produk atau jasa yang sudah ada, khususnya yang dibuat dengan biaya lebih murah.
2. Persaingan di antara pemain yang sudah ada (Rivalry Among Existing Firms), dimana analisis Bagaimana kuatnya persaingan
20
diantara pemain yang sudah ada.Apaka ada pemain yang sangat dominan atau semuanya sama. 3. Masuknya Kompetitor (The Threat of New Entrants), dimana di dalam analisis ini melihat bagaimana Cara yang mudah atau sulit untuk kompetitor baru untuk mulai bersaing industri yang sudah ada. 4. Daya tawar dari supplier (The Bargaining Power Of Suppliers), dimana analisis ini melihat bagaimana kuatnya posisi penjual. Apakah ada banyak supplier atau hanya beberapa supplier saja, bisa jadi mereka memonopoli supply barang. 5. Daya tawar dari pembeli (Bargaining Power of Customers), dimana analisis ini Bagaimana kuatnya posisi pembeli. Pembeli mempunyai kekuatan utk menentukan kemana dia akan melakukan transaksi
2.5 Marketing Strategy Menurut Armstrong dan Kotler (2000 : 5), marketing adalah “A societal process by which individuals and groups obtain what they need and want through creating, offering and freely exchanging products and services of value with others”. Sedangkan pengertian Marketing strategy menurut Armstrong dan Kotler (2000:37), yaitu “The marketing logic by which the business unit hopes to achieve its marketing objective”. Menurut Guiltinan dan Paul (1992), definisi strategi pemasaran adalah pernyataan pokok tentang
21
dampak yang diharapkan akan dicapai dalam hal permintaan pada target pasar yang ditentukan. Zikmund dan D’Amico (1989, p.669) yang menyatakan bahwa “Marketing strategy includes the identification and evaluation of opportunities, analysis of market segments, selection of a target market or of target markets, and planning an appropriate marketing mix.” Dari beberapa pengertian strategi pemasaran yang dikemukakan oleh para penulis di atas, didapat gambaran bahwa strategi pemasaran pada hakikatnya merupakan serangkaian upaya yang ditempuh dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Untuk kepentingan kita dalam merancang strategi pemasaran, kita akan merujuk pada pengertian strategi pemasaran yang disampaikan oleh William Zikmund dan Michael D’Amico.