BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Penulisan Berita Pers (新闻写作) Menurut seorang ahli China Sun Chu Xuan (2002:1) berita berasal dari kata “闻” (wen) berarti mendengar 听(tīng). “新”(xīn) artinya baru. Mendengar sesuatu yang baru, yang sebelumnya tidak diketahui. Maka dari itu disebutlah “新闻”( xīn wen) berita. Paul De Massenner dalam buku Here’s The News: Unesco Associate menyatakan, news atau berita adalah sebuah informasi yang penting dan menarik perhatian serta minat khalayak pendengar. Charnley dan James M. Neal menuturkan, berita adalah laporan tentang suatu peristiwa, opini, kecenderungan, situasi, kondisi, interpretasi yang penting, menarik, masih baru dan harus secepatnya disampaikan kepada khalayak (Errol Jonathans dalam Mirza, 2000:68-69). Pers mengandung dua arti. Arti sempit dan arti luas. Dalam arti sempit, pers hanya menunjuk kepada media cetak. Sedangkan dalam arti luas, pers bukan hanya menunjuk pada media cetak saja melainkan juga mencakup media elektronik auditif dan media elektronik audiovisual yakni radio, televisi, film, dan media on line internet. Pers dalam arti luas disebut media massa. ( Haris Sumadiria, 2005: 31) Penulisan berita pers yang ada di Sastra China Universitas Bina Nusantara yaitu mempelajari definisi, jenis, nilai berita, mencari, meliput, dan menulis berita. Selain itu, memberi pengetahuan tentang pers dan pekerjanya.
6
18 Menurut Li Ming Hua (2002:1) dalam bukunya Xinwen Xiezuo Jiaocheng, yang dimaksud dengan penulisan berita pers adalah proses wartawan dalam mengumpulkan data dan informasi yang diperoleh dari wawancara yang kemudian ditulis menjadi sebuah berita. Gao Hong Ling (2002:16) dalam bukunya yang berjudul Shiyong Xinwen Xiezuo, mengatakan yang terutama dari penulisan berita adalah logika, bentuk, dan ilham. 2.2 Klasifikasi Berita Berita dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori: berita berat (hard news) dan berita ringan (soft news). Selain itu, berita juga dapat dibedakan menurut lokasi peristiwanya, di tempat terbuka atau di tempat tertutup. Sedangkan berdasarkan sifatnya, berita bisa dipilah menjadi berita diduga dan berita tak diduga. Selebihnya, berita juga bisa dilihat menurut materi isinya yang beraneka ragam. Berita berat, sesuai dengan namanya, menunjuk pada peristiwa yang mengguncangkan dan menyita perhatian seperti kebakaran, gempa bumi, kerusuhan. Sedangkan berita ringan, menunjukan pada peristiwa yang lebih bertumpu pada unsurunsur ketertarikan manusiawi, seperti pesta pernikahan bintang film atau seminar sehari tentang perilaku seks bebas di kalangan remaja. Berita diduga adalah peristiwa yang direncanakan atau sudah diketahui sebelumnya, seperti: lokakarya, pemilihan umum, peringatan hari-hari bersejarah. Berita tak terduga adalah peristiwa yang sifatnya tibatiba, tidak direncanakan, tidak diketahui sebelumnya, seperti: kereta api terguling, gedung perkantoran terbakar, bus tabrakan, kapal tenggelam, pesawat dibajak, ledakan bom di pusat keramaian. Berita yang terjadi di tempat tertutup (indoor news), seperti berita tentang sidang kabinet, seminar, pengadilan, berlangsung ditempat tertutup. Biasanya disebut berita ringan karena tidak mengguncang perhatian masyarakat luas.
19 Berdasarkan materi isinya, berita dapat dikelompokkan ke dalam: 1. Berita pernyataan pendapat, ide, atau gagasan 2. Berita ekonomi 3. Berita keuangan 4. Berita politik 5. Berita sosial kemasyarakatan 6. Berita pendidikan 7. Berita hukum dan keadilan 8. Berita olahraga 9. Berita kriminal 10. Berita bencana dan tragedi 11. Berita perang 12. Berita ilmiah 13. Berita hiburan 14. Berita tentang aspek-aspek ketertarikan manusiawi atau minat insani 2.3 Jenis-jenis berita 1.
Straight news report adalah laporan langsung mengenai suatu peristiwa. Misalnya, sebuah pidato biasanya merupakan berita-berita langsung yang hanya menyajikan apa yang terjadi dalam waktu singkat. Berita memiliki nilai penyajian objektif tentang fakta-fakta yang dapat dibuktikan. Biasanya, berita jenis ini ditulis dengan unsur-unsur yang dimulai dari what, who, when, where, why, dan how (5W1H).
2.
Depth news report merupakan laporan yang sedikit berbeda dengan straight news report. Reporter (wartawan) menghimpun informasi dengan fakta-fakta mengenai
20 peristiwa itu sendiri. Jenis laporan ini memerlukan pengalihan informasi, bukan opini reporter. Fakta-fakta yang nyata masih tetap besar. 3.
Comprehensive news merupakan laporan tentang fakta yang bersifat menyeluruh ditinjau dari berbagai aspek berita menyeluruh mencoba menggabungkan berbagai serpihan fakta itu dalam satu bangunan cerita peristiwa sehingga terlihat dengan jelas.
4.
Interpretative report lebih dari sekedar straight news dan depth news. Berita ini memfokuskan sebuah isu, masalah, atau peristiwa-peristiwa kontroversial. Fokus laporan mengenai fakta. Dalam jenis ini, reporter menganalisis dan menjelaskan. Dan biasanya dipusatkan untuk menjawab pertanyaan mengapa. Pendeknya, berita interpretatif bersifat bertanya, apa makna sebenarnya dari peristiwa tersebut.
5.
Feature story yaitu penulis mencari fakta untuk menarik perhatian pembacanya. Dengan menyajikan suatu pengalaman pembaca yang lebih bergantung pada gaya penulisan dan humor daripada pentingnya informasi yang disajikan.
6.
Depth reporting adalah pelaporan jurnalistik yang bersifat mendalam, tajam, lengkap, dan utuh tentang suatu peristiwa fenomenal dan aktual. Pelaporan mendalam dalam pers sering disajikan dalam rubrik khusus seperti: laporan utama, bahasan utama, fokus.
7.
Investigative reporting berisikan hal-hal yang tidak jauh berbeda dengan laporan interpretatif. Berita jenis ini biasanya memusatkan pada sejumlah masalah dan kontroversi. Namun demikian, dalam laporan investigatif, para wartawan melakukan penyelidikan untuk memperoleh fakta yang tersembunyi demi tujuan.
8.
Editorial writing adalah pikiran sebuah institusi yang diuji di depan sidang pendapat umum. Editorial adalah penyajian fakta dan opini yang menafsirkan berita-berita yang penting dan mempengaruhi pendapat umum. Para pekerja editorial bukan
21 bekerja untuk diri sendiri, melainkan untuk sebuah surat kabar, majalah, atau stasiun radio. 2.4 Proses Penulisan Berita Dari mana kita memperoleh berita? Dari mana saja. Setiap orang, tempat, waktu, nama, benda, baik secara potensial maupun secara aktual, bisa menjadi sumber berita. Bagaimana berita diperoleh? 1.
Berita diduga melalui meeting (perencanaan yang baik).
2.
Berita tak diduga melalui hunting (tiba-tiba, tidak diketahui, dan direncanakan
sebelumnya). Mengenali sumber berita. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan sumber berita? Wolseley dan Campbell (Wonohito, 1960:76) menulis: orang banyak ini, yaitu konsumen surat kabar dan majalah serta alat-alat komunikasi lainnya, merupakan sumber berita bagi si wartawan. Dari merekalah ia harus memperoleh fakta-fakta untuk bahan berita atau feature atau iklan, malah barangkali, untuk cerita fiktif novel. Sumber berita harus layak dipercaya dan menyebutkan nama sumber tersebut. Sumber-sumber yang tidak disebutkan identitasnya merupakan isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Karena itu berhati-hatilah memilih orang sebagi sumber informasi yang akan dikutip atau sebagai bahan penulisan berita. Dapatkan sumber berita dari beberapa orang sehingga keakuratan dapat dicapai (Muda, 2003:78). Wawancara berita adalah kegiatan tanya-jawab yang dilakukan reporter atau wartawan dengan nara sumber untuk memperoleh informasi menarik dan penting yang diinginkan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam wawancara adalah (1) menjaga suasana, (2) bersikap wajar, (3) memelihara situasi, (4) tangkas dan menarik kesimpulan, (5) menjaga pokok persoalan, (6) kritis, (7) sopan santun (Patmono, 1996:41-48).
22 Ada 3 cara belajar menulis berita yaitu: 1. Memahami etika pers 2. Gerak pikir: mempunyai kemampuan untuk mengamati dan mempertimbangkan 3. Membaca dan menulis: banyak membaca sehingga dapat menulis Mengenai menulis Lu Xun (2002:18) mengemukakan, “pada saat tidak dapat menulis jangan tidak yakin untuk menulis”. Menurut ahli China guru Li (2002:18) Beliau mengemukakan, “ Dengan saya memaksa diri saya untuk menulis maka saya setiap hari dapat menulis 1000 kata, tidak peduli ingin tidaknya menulis, saya tetap menulis”. Teknik menulis berita dapat ditulis dengan menggunakan teknik pelaporan (to report), merujuk kepada pola piramida terbalik (inverted pyramid), dan mengacu kepada rumus 5W1H. 1. Pola penulisan berita terbalik: Teori jurnalistik mengajarkan, karena fakta dalam bentuk peristiwa yang terjadi di dunia begitu banyak, sedangkan waktu yang dimiliki jurnalis terbatas, maka harus dicari cara paling mudah dan paling sederhana untuk melaporkan atau menuliskan fakta-fakta tersebut. Cara itu dinamakan pola piramida terbalik (inverted pyramid). Disebut pola piramid terbalik, karena memang berbentuk gambar piramida dalam posisi terbalik. Dengan piramida terbalik, berarti pesan berita disusun secara deduktif. Kesimpulan dinyatakan terlebih dahulu pada paragraf pertama, baru kemudian disusul dengan penjelasan dan uraian lebih rinci pada paragraf-paragraf berikutnya. Paragraf pertama merupakan rangkuman fakta terpenting dari seluruh uraian kisah berita. Dengan demikian, apabila paragraf pertama merupakan pesan berita sangat penting, maka paragraf berikutnya masuk dalam kategori penting,
23 cukup penting, kurang penting, agak kurang penting, tidak penting, dan sama sekali tidak penting. Rumusnya: semakin ke bawah semakin tidak penting. Berita disajikan dengan menggunakan pola piramid terbalik karena berpijak pada tiga asumsi: 1. memudahkan para pembaca, pendengar, atau pemirsa yang sangat sibuk untuk segera menemukan suatu berita yang dianggap menarik, yang sedang dicari, atau ingin diketahui, 2. memudahkan reporter dan editor memotong bagian-bagian berita yang dianggap kurang penting, 3. memudahkan para jurnalis dalam menyusun pesan berita melalui rumus baku yang sudah dikuasai sekaligus menghindari adanya fakta penting yang terlewat. 2. Berita ditulis dengan rumus 5W1H: Berita ditulis dengan rumus ini, agar berita itu lengkap, akurat, dan sekaligus memenuhi standar. Dalam setiap peristiwa yang dilaporkan, harus terdapat enam unsur dasar yakni apa (what), siapa (who), kapan, (when), di mana (where), mengapa (why), dan bagaimana (how). What berarti peristiwa apa yang akan dilaporkan kepada massa. Who berarti siapa yang menjadi pelaku dalam peristiwa berita itu. When berarti kapan peristiwa itu terjadi. Where berarti di mana peristiwa itu terjadi, why berarti mengapa peristiwa itu sampai terjadi. How berarti bagaimana jalannya peristiwa atau bagaimana cara menanggulangi peristiwa tersebut. Keenam unsur itu dinyatakan dalam kalimat ringkas, jelas, dan menarik. Dengan demikian massa dapat
24 langsung’menyantapnya’saja.
Judul Berita Teras Berita Perangkat Tubuh Berita Kaki berita
Gambar 2.1: Piramid Terbalik Judul berita adalah identitas berita. Tanpa judul, berita sehebat apapun tidak ada artinya. Delapan syarat berita: 1. Provokatif: mampu membangkitkan minat dan perhatian 2. Singkat dan padat: langsung menusuk, tegas, lugas, terfokus, menukik pada intisari berita 3. Relevan: berkaitan atau sesuai dengan pokok susunan pesan terpenting yang ingin disampaikan 4. Fungsional: setiap kata yang terdapat pada judul bersifat mandiri, berdiri sendiri, tidak tergantung pada kata lain, serta memiliki arti yang tegas dan jelas. 5. Formal: judul berita harus dan wajib bersifat formal 6. Representatif: judul berita yang sudah kita tetapkan mewakili dan mencerminkan teras berita
25 7. Merujuk pada bahasa baku: judul adalah identitas terpenting yang mencerminkan reputasi penulis yang berfungsi mendidik 8. Spesifik: mengandung kata-kata khusus, jangan menggunakan kata-kata umum Teras berita adalah paragraf pertama yang memuat fakta atau informasi terpenting dari keseluruhan uraian berita. Teras berita memiliki empat fungsi yaitu: 1. Atraktif: mampu menarik perhatian dan minat pembaca 2. Introduktif: harus dapat menghantarkan pokok persoalan yang dikupas dengan tegas dan jelas sehingga pembaca dapat mengenali dan merumuskannya dengan mudah. 3. Korelatif: Kalimat dan paragraf pertama dalam teras berita harus dapat membuka jalan bagi kemunculan kalimat kedua dan paragraf berikutnya 4. Kredibilitas: fungsi penunbuhan kredibilitas jurnalis dan media, yaitu teras berita akan menunjukan kepada pembaca tingkat pengetahuan, keahlian, dan bidang pengalaman yang dimiliki
seorang jurnalis sebagai penulisnya. Juga kualitas
dan kredibilitas media yang memuat, menyiarkan, dan menayangkannya. (2005: 116-127)