BAB II LANDASAN TEORI Perekonomian di Indonesia pada tahun 2007 ini tumbuh 6.32%, mencapai pertumbuhan tertinggi selama 5 tahun terakhir. Apa yang mendorong pertumbuhan perekonomian ini dapat dilihat dari 2 sisi yaitu: dari sisi produksi untuk mengetahui sektor – sektor mana saja yang memberikan kontribusi terbesar pada pertumbuhan ekonomi, dan yang satu lagi adalah dilihat dari sisi pengeluaran yang dibagi menjadi tiga kelompok yaitu : investasi, ekspor dan konsumsi. Berdasarkan Jurnal Perkembangan
Produk Domestik Bruto yang dapat dilihat dari website BI
(http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/8EFDC99E-8888-4D63-ADACB37F5BEC2039/9618/Tahun2007.pdf).
Diketahui
kontribusi
terbesar
untuk
pertumbuhan ekonomi tahun 2007 ini adalah dari pengeluaran ekspor yaitu sebesar 3.77% diikuti oleh komponen konsumsi dan investasi masing- masing sebesar 2.94% dan 2.00%. Dengan alasan tersebut maka penelitian ini mengambil komponen ekspor dalam pemilihan salah satu variabel bebasnya disamping nilai tukar dan suku bunga yang menjadi indikator utama dalam segala bentuk analisis perekonomian. Pemilihan komponen ekspor sebagai salah satu variabel bebas didasarkan karena ekspor me njadi kontributor tertinggi dalam pertumbuhan perekonomian. Hubungannya dengan kredit perbankan adalah dimana fungsi utama bank adalah sebagai lembaga intermediasi yang menyalurkan kredit kepada sektor riil agar perkonomian dapat tumbuh. Menggabungkan keduanya maka untuk memperkirakan
5
6
jumlah kredit dalam penelitian ini maka peneliti menggunakan juga ekspor sebagai salah satu variabel bebasnya untuk melihat apakah ada hubungannya dengan pertumbuhan kredit bersama-sama dengan nilai tukar rupiah dan tingkat suku bunga.
2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Secara Umum Bank dapat diartikan sebagai sebuah tempat dimana uang disimpan dan dipinjamkan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Bank ) Menurut Undang- undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank umum adalah suatu badan usaha yang kegiatan utamanya menerima simpanan dari masyarakat dan atau pihak lainnya, kemudian menyalurkannya dalam bentuk pinjaman, serta menyediakan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sebagai lembaga usaha komersial, keuntungan sebuah bank umum (sering disebut bank, saja) terutama adalah selisih antara penerimaan bunga atas pinjaman yang diberikan dengan pembayaran bunga atas simpanan yang dilakukan pihak la in (spread bunga). Selain keuntungan berupa spread bunga, bank umum dapat memperoleh tambahan keuntungan dari produk jasa perbankan lain yang dilakukannya. Dari pengertian tersebut, bank menjalankan fungsi yang berkaitan dengan pengumpulan dana, pengalokasian dana serta penyediaan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran, dan
7
mendapatkan keuntngan dari kegiatan usahanya. (Subagyo,dkk, Bank dan lembaga keuangan lainnya, p 86).
2.1.2 Fungsi Bank umum Berdasarkan pada fungsi utama dari bank yakni menyediakan jasa menyangkut penyimpanan nilai dan perluasan kredit, maka fungsi bank dapat dijabarkan sebagai berikut : •
Menghimpun dana dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman
•
Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang efisien dalam kegiatan ekonomi
•
Menciptakan uang melalui pembayaran kredit dan investasi
•
Menyediakan jasa pengelolaan dana dan trust atau wali amanat kepada individu dan perusahaan
•
Menyediakan fasilitas untuk perdagangan international
•
Memberikan pelayanan penyimpanan untuk barang-barang berharga
•
Menawarkan jasa-jasa keuangan lain misalnya kartu kredit, cek perjalanan, ATM, transfer dana, dan sebagainya.
2.1.3 Nasabah Bank Dalam memberikan pelayanan kepada nasabah, bank berupaya secara maksimal memenuhi keinginan nasabah. Nasabah bank terdiri dari berbagai kalangan
8
seperti individu, perusahaan baik yang berskala kecil, menengah, besar. Kegiatan pelayanan bank untuk nasabah berskala besar tentu tidak sama dengan pelayanan yang diberikan kepada individu. Untuk melayani nasabah yang mempunyai kepentingan yang berbeda tersebut, bank mempunyai segmentasi untuk masing golongan nasabahnya yaitu pada umumnya Corporate Banking, Retail Banking, Business Banking, Private Banking. (Subagyo, dkk, 2002) dan juga Micro Banking Corporate Banking adalah kegiatan pelayanan bank kepada nasabah korporasi yang berskala besar (besarnya kriteria skala perusahaan berbeda pada setiap bank). Business Banking adalah kegiata pelayanan bank kepada nasabah perusahaan tingkat menengah ataupun kecil. Sedangkan Consumer banking adalah layanan perbankan kepada nasabah individual dimana didalamnya ada ada lagi sub segmen seperti Private Banking untuk nasabah individual kelas atas (affluent) dan Micro Banking untuk nasabah dengan jumlah saldo kecil. Segmen-segmen nasabah ini mempunyai karakteristik masing- masing, sehingga bank perlu menyesuaikan layanan dan produknya sesuai dengan segmen yang dimiliki.
2.1.4 Sumber Dana Bank Dalam membiayai kegiatannya bank membutuhkan dana yang bisa berasal dari berbagai sumber. Dana bank tersebut sangat penting untuk perencanaan investasi dan keputusan-keputusan manajemen untuk mencapai keuntungan. Besar kecilnya
9
skala usaha bank ditentukan oleh modal yang dimiliki. Dengan dana yang besar maka bank dapat melakukan kegiatan skala besar pula. Sedangkan jumlah dana yang kecil akan membatasi gerak usaha bank. Dana bank pada umumnya mempunyai fungsi di bidang operasional, perlindungan, dan pengaturan. Dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional antara lain untuk memenuhi kebutuhan kantor, untuk memenuhi cadangan minimum likuiditasnya. Dengan adanya dana yang cukup bank dapat memenuhi permintaan nasabah jika sewaktu-waktu ada penarikan atau aplikasi kredit. Pemenuhan kebutuhan dana bank dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dari bank itu sendiri yang berupa modal disetor, penerbitan surat hutang, dana pihak ketiga dari masyarakat, dan sebagainya. Sumber dana melalui modal disetor bersifat permanen dan asalnya dari pemegang saham. Modal ini bersifat permanen karena modal disetor sudah tidak bisa ditarik oleh pemegang saham sewaktu-waktu atau dalam jangka pendek kecuali pemilik saham tersebut ingin melepaskan kepemilikan sahamnya. Sumber dana yang berasal dari pihak ketiga atau dana masyarakat dapat berupa giro, tabungan, dan deposito berjangka dimana masing- masing produk mempunyai karakteristik masing- masing. Giro adalah simpanan masyarakat yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah membayar lainnya atau pemindah bukuan. Deposito adalah simpanan simpanan masyarakat yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian. Tabungan adalah
10
simpanan masyarakat yang penarikannya dapat dilakukan dengan syarat-syarat tertentu. Adapun dari karakteristik tingkat suk u bunganya, deposito menawarkan tingkat bunga yang paling tinggi diatara ketiga produk tersebut, sehingga nasabah yang menempatkan dananya di deposito hampir pasti mementingkan tingkat bunga imbal hasil yang ditawarkan daripada fleksibilitas penarikan dana, berbanding terbalik dengan produk giro dan tabungan dimana fleksibilitas penarikan dana menjadi pertimbangan utama.
2.1.5 Penggunaan Dana Bank Secara umum penggunaan dana bank dapat dibagi menjadi : uang kas, penyaluran kredit, pembelian surat-surat berharga, pembelian kekayaan lainnya serta untuk operasional. Dana yang dipegang dalam bentuk uang kas merupakan cadangan primer atau dikenal dengan likuiditas minimum untuk pemenuhan likuiditas jangka pendek (kliring). Alokasi dana dalam bentuk kredit diberikan bank kepada masyarakat berupa pinjaman dengan jangka waktu atau tenor yang bermacam- macam. Aloksi dana lainnya adalah pembelian surat-surat berharga baik itu surat utang pemerintah atau surat hutang perusahaan lainnya. Besarnya porsi alokasi dana pada pemberian kredit atau pembelian surat berharga tergantung kepada selera resiko (risk appetite) dari masing- masing bank dan strategi masing- masing bank sesuai dengan kekuatan dan kelemahan bank tersebut. Penggunaan dana lainnya adalah untuk
11
kegiatan investasi agar bank tersebut dapat berkembang dan memenuhi tuntutan masyarakat.
2.1.6 Kredit Kata kredit berasal dari kata credere yang artinya ”kepercayaan”. Tujuan kredit dari pihak bank adalah untuk memperoleh keuntungan yang aman, sehingga pada saatnya masyarakat peminjam dana di bank dapat memperoleh kembali simpanannya berikut bunga tanpa dikuatirkan oleh adanya kredit macet. (Rimsky K, 2002) Fungsi kredit antara lain : •
Meningkatkan daya guna uang Para pemilik uang / modal baik secara langsung atau melalui penyimpanan dana di bank, dapat meminjamkan uangnya kepada perorangan atau perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan usahanya
•
Meningkatkan daya guna dan peredaran barang Dengan adanya kredit, pengusaha yang kesulitan dalam produksi, misalnya, dapat terbantu untuk memproses bahan baku menjadi barang jadi
•
Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang Kredit uang yang disalurkan melalui rekening giro dapat menciptakan pembayaran dengan menggunakan uang giral seperti cek, bilyet giro, dan lainnya yang sejenis.
•
Sebagai alat stabilitas ekonomi
12
Kredit dapat digunakan sebagai alat pengendalian ekonomi. Dalam keadaan inflasi pemerintah dapat menerapkan kebijakan uang ketat (tight money policy) antara lain dengan membatasi pemberian kredit. Sebaliknya dalam keadaan ekonomi yang lesu karena deflasi, pemerintah dapat melonggarkan kebijakan pemberian kredit sehingga akan menimbulkan kegiatan usaha. •
Meningkatkan kegairahan berusaha Pihak – pihak yang usahanya terhambat karena kekurangan modal dapat meningkatkan usahanya melalui bantuan kredit yang diberikan oleh bank
•
Meningkatkan pemerataan pendapatan Dengan adanya kredit, perusahaan – perusahaan dapat meningkatkan usahanya bahkan dapat mendirikan proyek baru yang akan membutuhkan tenaga kerja.
•
Meningkatkan hubungan international Pengusaha di dalam negeri dapat pula memperoleh kredit baik secara langsung (offshore loan) maupun tidak langsung (two step loan).
2.1.7 Kredit Dari Segi Penggunaannya Kredit bila dilihat dari segi penggunaannya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu : •
Kredit Modal Kerja Yaitu kredit berjangka waktu pendek yang diberikan oleh bank kepada perusahaan yang membutuhkan modal kerja untuk memperlancar kegiatan operasional perusahaan.
13
•
Kredit Investasi Kredit ini adalah kredit jangka menengah atau panjang yang diberikan oleh bank kepada pihak perusahaan yang membutuhkan dana untuk investasi atau penanaman modal.
•
Kredit Konsumsi Yaitu kredit yang diberikan dengan maksud untuk memperlancar kegiatan yang sifatnya konsumtif, seperti kredit pemilikan rumah, kredit pemilikan kendaraaan bermotor, credit card, dan kredit konsumtif lainnya. Jangka waktu kredit konsumsi ini bisa jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang.
2.1.8 Pengelolaan Bank Umum Sebagai lembaga intermediasi bank memerlukan pengelolaan yang terpadu antara tujuan mendapatkan keuntungan di satu sisi dengan keamanan di sisi lain. Bank sebagai lembaga usaha yang mencari keuntungan terutama dengan meminjamkan dana penabung pada pihak lain, harus berjaga-jaga jika sewaktu-waktu dana yang dipinjamkannya ditarik kembali oleh penabung. Semakin banyak dana yang disalurkan dalam bentuk pinjaman oleh suatu bank, maka bank tersebut semakin kesulitan jika sewaktu-waktu terjadi penarikan dana oleh penabung. Kelancaran dalam membayar kembali dana simpanan yang ditarik oleh penabung sering disebut likuiditas suatu bank. Semakin sedikit dana yang disalurkan bank sebagai pinjaman, semakin likuid pula sebuah bank, tetapi disisi lain jika
14
semakin sedikit dana yang disalurkan dalam bentuk pinjaman maka kesempatan bank untuk memperole h keuntungan juga semakin kecil. Dana pihak ketiga atau dana masyarakat yang ada di bank pada umunya merupakan komponen terbesar dari keseluruhan kewajiban sebuah bank. Yang artinya merupakan komponen biaya terbesar yang harus dikeluarkan bank, akan tetapi mengingat adanya perbedaan pada tingkat bunga imbal hasil pada setiap produk dana pihak ketiga, maka ada bank yang membayar lebih besar dari bank lain walaupun jumlah dana pihak ketiganya sama. Hal ini dapat terjadi karena komposisi dana per produk pada masing – masing bank tidaklah sama, bank yang lebih besar porsi depositonya membayar biaya lebih banyak ketimbang bank dengan porsi giro dan tabungan yang lebih banyak. Rasio untuk menunjukkan perbandingan antara sumber dana murah dan mahal dikenal dengan low cost fund ratio atau dikenal juga dengan cheap fund ratio. Makin besar low cost fund ratio maka beban biaya yang harus dibayar untuk dana pihak ketiga lebih sedikit dibandingkan dengan bank yang low cost fund nya rendah.
2.1.9 Korespondensi Perbankan Dalam menjalankan usahanya, bank tidak bisa terlepas dari jasa-jasa bank yang lain. Hubungan sistem antar bank dimana terdapat suatu pengaturan informasi antar bank disebut korespodensi perbankan. Dengan adanya korespodensi perbankan jasa pelayanan bank dapat lebih ditingkatkan efisiensinya. Bank koresponden adalah bank yang menerima simpanan atau menerima fee sebagai imbalan atas jasa-jasa yang diberikan atau yang akan diberikan kepada suatu
15
bank. Bank yang menggunakan jasa bank koresponden disebut bank responden, dalam prakteknya peran bank koresponden dan bank responden saling bergantian. Jasa bank koresponden meliputi: •
Penagihan cek
•
Transfer dana
•
Menawarkan dan membantu keikutsertaan dalam kredit sindikasi
•
Menyediakan likuiditas
•
Jual beli surat-surat berharga untuk dan atas nama bank responden
•
Menyediakan fasilitas penyimpanan sekuritas
•
Menawarkan kredit kepada direksi atau pejabat-pejabat bank responden
•
Ikut serta dalam pemberian kredit jangka panjang yang disalurkan oleh bank responden
•
Membantu bank responden untuk memperbaiki prosedur dan sistem operasionalnya
•
Melakukan analisis portfolio untuk bank responden
2.1.10 Tingkat Kesehatan Bank Persaingan yang semakin tajam harus diikuti oleh manajemen yang semakin baik untuk bisa bertahan, dalam dunia perbankan salah satu faktor yang paling penting mengenai hal ini adalah kondisi kesehatan bank. Tingkat kesehatan bank umum bisa dilihat dari dua sisi yaitu kualitatif dan kuantitatif.
16
Dari sisi kualitatif dilihat dari sejarahnya, pengelolanya dan pemiliknya. Sedangkan sisi kuantitatif dapat dilihat dari rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, kecukupan modal dan Loan to Deposit Ratio.
2.1.11 Bank Umum Di Indonesia Bank umum di Indonesia diatur oleh UU Nomor 10 tahun 1998, tentang Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Dalam undangundang tentang Perbankan disebutkan bahwa: •
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak
•
Bank umum adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran
•
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatannya secara konvensional dan atau Prinsip Syariah
•
Perbankan Indonesia diberi misi sebagai penunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat.
•
Perbankan di Indonesia berasas Demokrasi Ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati- hatian
17
•
Bank umum dapat melakukan kegiatan anjak piutang, emisi saham, menyediakan tempat untuk penitipan surat dan barang berharga, dan usaha lain yang lazim dilakukan oleh bank sesuai dengan perundangan yang ada
•
Bank umum di Indonesia hanya dapat didirikan sepenuhnya oleh warga negara Indonesia, dan atau badan hukum Indonesia; atau warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia dengan warga negara asing secara kemitraan.
2.1.12 Usaha Bank Umum Di Indonesia Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan menyebutkan bahwa usaha bank umum adalah : 1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan / atau bentuk lainnya yang dipersamakan itu. 2. Memberikan kredit 3. Menerbitkan surat pengakuan hutang 4. Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya 5. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentinga n nasabah
18
6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan sana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya. 7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga 8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga 9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak 10. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek 11. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat 12. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah 13. Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia 14. Bank umum dapat pula melakukan kegiatan dalam valuta asing, penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan
19
2.2 Suku Bunga 2.2.1 Pengertian Suku Bunga Suku bunga adalah jumlah yang diterima oleh orang yang meminjamkan dan dibayar oleh peminjam dana sejumlah persentase yang disepakati oleh kedua belah pihak. (Subagyo,dkk, 2002). Suku bunga juga dapat dikelompokan menjadi suku bunga tetap dan suku bunga mengambang. Suku bunga tetap adalah suku bunga pinjaman tersebut tidak berubah sepanjang masa kredit, sedangkan suku bunga mengambang adalah suku bunga yang berubah-ubah selama masa kredit berlangsung dengan mengikuti suatu kurs referensi tertentu seperti misalnya LIBOR dimana cara perhitungannya dengan menggunakan sistim penambahan marjin terhadap kurs referensi.
2.2.2 Perubahan Suku Bunga Suku bunga dapat berubah bila salah satu dari demand or supply uang tidak lagi tercapai keseimbangan. Misalkan saat perekonomian memasuki tahap ekspansi dari suatu siklus bisnis dan meningkatkan juga Real Gross Domestic Product (GDP) maka akan meningkatkan transaksi keuangan yang akan mengakibatkan permintaan terhadap uang juga akan meningkat dimana supply nya tetap sama, dalam hal terjadi ketidakseimbangan ini maka interest rate akan bergerak agar tercapai kembali keseimbangan antara demand dan supply uang.
20
2.2.3 Nominal Interest Dan Real Interest Nominal interest adalah persentase return on asset seperti return yang didapat dari bond yang dimiliki. Nominal interest inilah yang biasanya digunakan untuk kegiatan transaksi dan pembuatan report. Real Interest adalah persentase return on asset bukan dalam hal uang secara nyata tetapi lebih kepada nilai uang saat itu. Contoh : bila suatu waktu interest rate 10% dan inflasi 4% maka real interest nya adalah 6%.
2.2.4 Interest Rate Dan Pengeluaran Konsumsi Interest rate yang mengalami kenaikan dan penurunan membawa pengaruh terhadap pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat. Semakin rendah tingkat real interest rate maka semakin besar pula keinginan untuk berbelanja,
karena tidak menariknya imbal balik yang dihasilkan oleh
investasi.
2.2.5 Interest Rate Dan Net Export Perubahan pada interest rate dapat merubah nilai ekspor bersih karena dengan asumsi semua sama, perubahan interest rate ternyata juga dapat mempengaruhi nilai tukar. Pada saat interest rate naik maka dana akan mengalir masuk unt uk memanfaatkan kenaikan interest rate tersebut sehingga permintaan terhadap mata uang tersebut akan mengalami kenaikan dimana supplynya tetap sehingga akan menaikkan nilai tukar mata uang tersebut.
21
Pada saat interest rate suatu negara naik maka yang akan terjadi adalah akan berpengaruh terhadap kegiatan ekspor impor yang mana impor akan naik dan ekspor akan turun sehingga dapat mempengaruhi net ekspornya.
2.3 Nilai Tukar Nilai tukar adalah nilai suatu mata uang / currency relatif dibandingkan currency lain, seperti telah disebutkan di atas bahwa perubahan pada interest rate dapat membuat permintaan terhadap suatu currency meningkat atau menurun terhadap mata uang asing lainnya. Besarnya supply dan demand suatu mata uang ini pada pasar yang membuat suatu nilai mata uang dapat bergerak. Nilai tukar mata uang yang umumnya berpengaruh terhadap mata uang lainnya akan lebih berpengaruh dan membawa dampak baik positif maupun negatif pada negara yang saling melakukan hubungan dagang yang biasanya terrefleksi pada Purchasing Power Parity. (Madura, 2006)
2.3.1 Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Terhadap Mata Uang Suatu Negara Berikut adalah faktor faktor yang dapat mempengaruhi permintaan terhadap mata uang : •
Harga domestik relatif tehadap harga di luar negeri
•
Perbedaan tingkat suku bunga antara suatu negara dengan negara lainnya
22
•
Ekspektasi akan nilai dollar atau mata uang lainnya di masa yang akan datang.
2.3.2 Kebijakan Moneter, Kebijakan Fiskal Dan Nilai Tukar Kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh bank sentral dan kebijakan fiskal yang dikeluarkan oleh pemerintah berkaitan erat terhadap penentuan nilai tukar. Jika kebijakan fiskal memanfaatkan pajak sebagai instrumen paling sering digunakan maka kebijakan moneter dilakukan dengan mengatur tingkat suku bunga. Keduanya ini dapat menyebabkan perubahan pada permintaaan suatu mata uang. Kebijakan fiskal dengan instrumen pajaknya dapat membuat suatu sektor ekonomi menjadi menarik atau tidak menarik bagi investor yang akan mempengaruhi investasi di suatu negara, adapun kebijakan moneter akan berperan dari pergerakan interest rate yang dapat membuat investor tertarik atau tidak.
2.4 Uang Yang Beredar Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran utang. Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran.
23
Keberadaan uang menyediakan alternatif transaksi yang lebih mudah daripada barter yang lebih kompleks, tidak efesien, dan kurang cocok digunakan dalam sistem ekonomi modern karena membutuhkan orang yang memiliki keinginan yang sama untuk melakukan pertukaran dan juga kesulitan dalam penentuan nilai. Efisiensi yang didapatkan dengan menggunakan uang pada akhirnya akan mendorong perdagangan dan pembagian tenaga kerja yang kemudian akan meningkatkan produktifitas dan kemakmuran. Pada awalnya di Indonesia, uang —dalam hal ini uang kartal— diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia. Namun sejak dikeluarkannya UU No. 13 tahun 1968 pasal 26 ayat 1, hak pemerintah untuk mencetak uang dicabut. Pemerintah kemudian menetapkan Bank Sentral, Bank Indonesia, sebagai satu-satunya lembaga yang berhak menciptakan uang kartal. Hak untuk menciptakan uang itu disebut dengan hak oktroi.
2.5 Ekspor Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Ekspor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima. Ekspor adalah bagian penting dari perdagangan internasional, lawannya adalah impor. ( http://id.wikipedia.org/wiki/Ekspor) Berdasarkan UU No. 10/95 Pasal 1 ayat 14, yang dimaksud dengan ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean. (W. Putu Gedhe Prawira, 2001)
24
Upaya mendorong ekspor dapat dimulai dengan melakukan berbagai kajian mengenai permasalahan ekspor. Pemahaman tentang permasalahan ekspor dapat ditindaklanjuti dengan berbagai upaya maupun kebijakan yang sesuai, sehingga hal ini diharapkan dapat menjadi stimulus untuk meningkatkan kinerja ekspor dan justru bukan menjadi distorsi bagi peningkatan ekspor. Identifikasi terhadap faktor-faktor pendukung dan penghambat ekspor merupakan langkah awal yang perlu dilakukan agar terjadi kesesuaian antara fasilitasi ekspor yang dilakukan oleh pemerintah dengan kebutuhan atau harapan para pelaku ekspor. Hasil analisis faktor terhadap faktor pendukung ekspor menghasilkan adanya 10 faktor, yaitu: (1) promosi ekspor (2) lembaga keuangan dan infrastruktur (3) peraturan dan penegakannya (4) peran pemerintah kepada eksportir (5) kondisi internal perusahaan eksportir (6) sarana transportasi laut dan udara domestik (7) sarana telekomunikasi (8) kondisi jalan (9) kondisi moneter (10) dukungan pelayanan pemerintah Pandangan perbankan sebagai lembaga intermediasi keuangan, faktor-faktor yang dianggap sebagai pend ukung ekspor antara lain adalah: (1) keamanan dalam pembayaran
25
(2) memberikan modal kerja (3) adanya kepastian jaminan pembayaran (4) adanya korespondensi bank di luar negeri (5) kondisi sosial, politik dan ekonomi. Menurut perbankan, faktor penghambat dalam pelayanan aktivitas ekspor terutama meliputi kurang pahamnya eksportir tentang ekspor dan pembayaran lewat bank, kondisi ekonomi, regulasi pemerintah, dan kurangnya pemanfaatan jasa bank oleh eksportir, dan birokrasi kredit ekspor yang berbelit-belit.