BAB II LANDASAN TEORI 2.1
Pengertian Aplikasi
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2005 : 52), “Aplikasi adalah penerapan dari rancang sistem untuk mengolah data yang menggunakan aturan atau ketentuan bahasa pemrograman tertentu”. Menurut Jogiyanto (2005 : 12), aplikasi adalah penggunaan dalam suatu komputer, instruksi (instruction) atau pernyataan (statement) yang disusun sedemikian rupa sehingga komputer dapat memproses input menjadi output. Kesimpulannya aplikasi adalah suatu penerapan rancang sistem yang mengolah input menjadi output dengan menggunakan bahasa pemrograman tertentu.
2.2
Definisi Peramalan Penjualan
Menurut Sofyan Assauri (1991 : 108) bahwa peramalan penjualan adalah suatu perkiraan atas ciri kuantitatif termasuk harga dari perkembangan pasaran dari suatu produk yang diproduksi oleh perusahaan pada jangka waktu tertentu di masa yang akan datang. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa peramakan penjualan merupakan perkiraan tentang ciri tertentu, seperti harga atau stok pada penjualan di masa yang akan datang.
Tujuan
peramalan
dalam
kegiatan
produksi
adalah
untuk
meredam
ketidakpastian, sehingga diperoleh suatu perkiraan yang mendekati keadaan sebenarnya.
2.2.1 Metode Peramalan Berdasarkan sifatnya teknik peramalan dibagi menjadi 2 (dua) kategori, yaitu : (Sofyan Assauri 1991) 1. Metode Peramalan Kualitatif Merupakan metode peramalan yang didasarkan atas data kualitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung pada orang yang menyusunnya. Hal ini penting karena hasil peramalan tersebut ditentukan berdasarkan pemikiran yang bersifat intuisi, pendapat dan pengetahuan dari orang yang menyusunnya. Metode kualitatif dapat dibagi menjadi metode eksplanatoris dan normatif.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
2. Metode Peramalan Kuantitatif Merupakan metode peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif pada masa yang lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung pada metode yang dipergunakan dalam peramalan tersebut. Dengan metode yang berbeda, perbedaan atau penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan yang terjadi berarti metode yang digunakan semakin baik. Metode kuantitatif dapat dibagi dalam analisis deret berkala (Time Series) dan analisis sebab-akibat (causal methods). Analisis deret berkala berdasarkan atas pengguna analisa pola hubungan antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel waktu. Sedangkan analisis sebab-akibat didasarkan atas pengguna analisa pola hubungan antara
variabel
yang
akan
diperkirakan
dengan
variabel
lain
yang
mempengaruhinya, yang bukan waktu. Dalam hal ini, digunakan metode peramalan kuantitatif dengan analisis deret berkala (Time Series) untuk penelitian. Langkah penting dalam memilih suatu metode deret berkala yang tepat adalah dengan mempertimbangkan jenis pola data, sehingga metode yang paling tepat dengan pola tersebut dapat diuji. Pola data dapat dibedakan menjadi empat jenis horizontal, musiman, siklis dan trend. 1. Pola Horisontal (H), terjadi bilamana nilai data berfluktuasi di sekitar nilai ratarata yang konstan. Suatu produk yang penjualannya tidak meningkat atau menurun selama waktu tertentu termasuk jenis ini. Demikian pula, suatu keadaan pengendalian mutu yang menyangkut pengambilan contoh dari suatu proses produksi berkelanjutan yang secara teoritis tidak mengalami perubahan juga termasuk jenis ini. 2. Pola Musiman (S), terjadi bilamana suatu deret dipengaruhi oleh faktor musiman (misalnya kuartal tahun tertentu, bulanan, atau hari – hari pada minggu tertentu). Penjualan dari produk seperti minuman ringan, es krim, dan bahan bakar pemanas ruangan termasuk pada jenis pola ini. 3. Pola Siklis (C), terjadi bilamana data dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang seperti yang berhubungan dengan siklus bisnis. Penjualan produk seperti mobil, baja, dan peralatan utama lainnya termasuk pada jenis pola ini. 4. Pola Trend (T), terjadi bilamana terdapat kenaikan atau penurunan sekuler jangka panjang dalam data. Penjualan banyak perusahaan produk bruto nasional (GNP)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
dan berbagai indikator bisnis atau ekonomi lainnya mengikut suatu pola trend selama perubahannya sepanjang waktu. Metode yang akan digunakan untuk proses peramalan dalam pembangunan aplikasi peramalan penjualan adalah metode peramalan kuantitatif dengan analisis deret berkala (time series) dan pola data trend. Untuk menentukan nilai trend pada pola data trend, dapat digunakan beberapa cara, yaitu metode tangan bebas, metode setengah rata-rata, metode rata-rata bergerak, dan metode kuadrat terkecil. Metode tersebut adalah cara menentukan nilai a dan b pada trend linier. (Ir. M. Iqbal Hasan, M.M).
2.2.1.1 Trend Linier Trend Linier adalah trend yang variabel X-nya (periode waktu) berpangkat paling tinggi satu. Trend linier memiliki bentuk persamaan berupa persamaan garis lurus. Bentuk persamaan umum yang akan digunakan adalah sebagai berikut : (Ir. M. Iqbal
Hasan, M.M)
Y = a + bX a = konstanta (nilai Y apabila X=0) b = koefisien X, kemiringan garis trend (slope) Y = data berkala atau nilai trend untuk periode tertentu X = periode waktu (hari, minggu, bulan, tahun) Nilai a dan b dari persamaan di atas dapat ditentukan dengan rumus: (Ir. M. Iqbal
Hasan, M.M) a
dan
b
Y = nilai data berkala n = jumlah periode waktu X = tahun kode Tahun kode (X) memiliki nilai-nilai yang berbeda untuk jumlah tahun ganjil dan tahun genap. a. Untuk jumlah tahun ganjil (n ganjil), nilai-nilai X-nya: …, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, …
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
Tabel 2.1 Contoh data dengan jumlah tahun ganjil (Ir. M. Iqbal Hasan, M.M
2001) Tahun
Penjualan (Y)
X
XY
X2
2001
170
-2
-340
4
2002
190
-1
-190
1
2003
225
0
0
0
2004
250
1
250
1
2005
325
2
650
4
Jumlah
1160
0
370
10
b. Untuk jumlah tahun genap (n genap), nilai-nilai X-nya: …, -5, -3, -1, 1, 3, 5, … Tabel 2.2 Contoh data dengan jumlah tahun genap (Ir. M. Iqbal Hasan, M.M
2001) Tahun
Penjualan (Y)
X
XY
X2
2001
150
-5
-750
25
2002
170
-3
-510
9
2003
190
-1
-190
1
2004
225
1
225
1
2005
250
3
750
9
2006
325
5
1625
25
Jumlah
1310
0
1150
70
2.2.1.2 Trend Non Linier Selain trend linier terdapat metode perhitungan nonlinier yang salah satu metodenya adalah trend parabolik atau biasa disebut juga trend kuadratis, yaitu trend yang variabel X-nya berpangkat paling tinggi 2. Bentuk umum persamaan trend parabolik adalah: (Ir. M. Iqbal Hasan, M.M)
Y = a + bX + cX2 Y = data berkala atau nilai trend untuk periode tertentu X = periode waktu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
a,b,c = bilangan konstan Nilai – nilai a, b, c dapat ditentukan dengan rumus-rumus berikut: (Ir. M. Iqbal
Hasan, M.M)
Tahun kode (X) pada trend ini sama seperti pada trend linier yang memiliki nilai-nilai berbeda untuk jumlah tahun ganjil dan tahun genap. a. Untuk jumlah tahun ganjil (n ganjil), nilai-nilai X-nya: …, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, … b. Untuk jumlah tahun genap (n genap), nilai-nilai X-nya: …, -5, -3, -1, 1, 3, 5, …
2.2.1.3 MAD ( The Mean Absolute Deviation) MAD dapat digunakan untuk mengukur ketepatan ramalan dengan merata-rata kesalahan dugaan. Selain itu, metode ini juga digunakan untuk pemilihan penggunaan metode yang tepat dalam peramalan penjualan. MAD dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: (Holy Icun Yunarto & Martinus Getty Santika)
n = jumlah data historis penjualan Y = nilai data berkala Semakin kecil kesalahan peramalan, semakin baik metodenya karena hasil peramalan semakin mendekati aktual.
2.3
Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data
2.3.1
Data Kuantitatif dan Data Kualitatif
Jenis data terbagi menjadi dua jenis, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah fakta/angka/hasil pengukuran yang memiliki satuan dan nilai nol adalah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
absolute. Data kuantitatif dilakukan operasi matematis (penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian). Biasanya data kuantitatif nilainya dinyatakan dalam skala numerik. Misalnya suhu udara yang dinyakan dalam satuan celcius, luas daerah dinyatakan dalam meter per segi, dan harga rumah dinyatakan dalam rupiah. Sedangkan data kualitatif adalah fakta/angka/hasil pengukuran yang tidak memiliki satuan dan nol bukanlah nilai absolute. Maka dari itu, data kualitatif tidak dapat dilakukan operasi matematis (penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian). Biasanya data kualitatif niilainya dinyatakan dalam ukuran kategori, yang kemudian disebut dengan data kategorik. Contoh data kualitatif adalah jenis kelamin (pria atau wanita), pendidikan (tidak bersekolah atau bersekolah), status perkawinan (menikah atau belum menikah). (Algifari 2013) Data hasil penjualan dari minimarket tiap bulan yang dikumpukan termasuk dalam data kuantitatif.
2.3.2
Data Primer dan Data Sekunder
Terdapat berbagai cara yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data, misalanya peneliti langsung datang ke obyek yang akan diteliti, melalui angket (kuesioner), atau dari laporan yang diterbitkan oleh suatu instansi. Menurut Algifari (2013), data yang diperoleh langsung dari obyek yang akan diteliti, baik langsung datang ke obyek, maupun melalui angket (kuesioner), maka data itu disebut data primer. Sedangkan, data yang diperoleh dari terbitan/laporan suatu lembaga, maka data itu disebut data sekunder. Data yang dikumpulkan dari obyek penelitian melalui teknik pengumpulan data primer dan sekunder. Melalui data primer, yaitu berupa hasil wawancara dengan obyek penelitian. Sedangkan, data sekunder yang dikumpulkan berupa data histori penjualan setiap bulannya.
2.4
Metode Pengembangan Aplikasi
Metode adalah suatu cara atau langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Sedangkan, pengembangan adalah suatu kegiatan yang menghasilkan rancangan atau produk yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah-masalah aktual. Metode pengembangan adalah cara atau langkah yang dilakukan dalam suatu kegiatan untuk menghasilkan rancangan atau produk guna memecahkan masalah – masalah aktual.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
Berikut uraian perihal metode pengembangan yang digunakan selama mengembangkan aplikasi peramalan.
2.4.1
Metode Pengembangan
Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah penggabungan Agile dan Unified Process (UP).
2.4.1.1 Agile Pada salah satu kamus bahasa inggris, agile diterjemahkan sebagai “pergerakan yang cepat dan ringan (tangkas)” yang bersinonim dengan kata “nimble”. Dengan demikian metode “agile” bisa didefinisikan sebagai metode yang berkarakter “cepat dan ringan”. Menurut Craig Larman bahwa metode agile juga mengutamakan kesederhanaan, komunikasi yang intensif antar anggota tim, dan menyesuaikan dengan kebutuhan. Metode agile biasanya menerapkan iterasi yang dibatasi oleh waktu dan menghasilkan produk yang dihasilkan secara incremental (bertahap dengan progres menaik). Ciri lain dari metode agile adalah adaptasi dan respons yang cepat terhadap adanya perubahan. Secara spesifik, praktek dari metode agile ini bermacam-macam di antaranya adalah eXtreme Programming (XP) yang dikonsep oleh Kent Beck yang cukup populer dan fenomenal di awal kemunculannya. Selain XP, metode lain yang berkarakter agile adalah Scrum, Lean Development, DSDM, Feature Driven Development, dan tentu saja Unified Process (UP). Prinsip Agile : 1. Prioritas utama adalah memuaskan pelanggan dengan menghasilkan produk dengan cepat dan berkala. 2. Menerima dengan baik requirement yang berubah, walaupun pengerjaan aplikasi sudah masuk ke fase pengembangan. 3. Menghasilkan produk berkala dengan cepat, dalam hitungan beberapa minggu sampai beberapa bulan, di mana berlaku prinsip lebih cepat lebih baik.
2.4.1.2 Unified Process (UP) Unified process atau dikenal juga dengan proses iteratif dan incremental merupakan sebuah proses pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara iteratif (berulang) dan incremental (bertahap dengan progres menaik). Iteratif bisa dilakukan di dalam setiap tahap, atau iteratif tahap pada proses pengembangan perangkat lunak untuk menghasilkan perbaikan fungsi yang incremental (bertambah menaik) di mana setiap iterasi akan memperbaiki iterasi berikutnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
2.4.2
Alat Bantu Perancangan
2.4.2.1 Unified Modeling Language (UML) Menurut Widodo (2011:6) bahwa UML adalah bahasa pemodelan standar yang memiliki sintak dan semantik. Menurut Adi Nugroho (2010:6) bahwa UML (Unified Modeling Language) adalah „bahasa‟ pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma „berorientasi objek‟. Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan – permasalahan yang kompleks agar lebih mudah dipelajari dan dipahami. Pemodelan perangkat lunak bekerja dengan cara yang serupa layaknya seorang arsitek atau insinyur teknik sipil, yaitu merancang sesuatu dengan menggambar komponen – komponen yang akan dibuat. Adapun tujuan pemodelan dalam pengembangan sistem / perangkat lunak aplikasi adalah sebagai sarana analisis, pemahaman, visualisasi, dan komunikasi antar anggota tim pengembang (jika dalam suatu tim proyek), serta sebagai sarana dokumentasi yang bermanfaat untuk menelaah perilaku perangkat lunak secara seksama serta bermanfaat melakukan pengujian terhadap perangkat lunak yang telah selesai dikembangkan.
2.4.2.2 Konsep Pemodelan UML Menurut Adi Nugroho (2010:10) bahwa sesungguhnya tidak ada batasan yang tegas di antara berbagai konsep dan konstruksi dalam UML, tetapi untuk menyederhanakannya, kita membagi sejumlah besar konsep dan diagram dalam UML menjadi beberapa view. Suatu view sendiri pada dasarnya merupakan sejumlah konstruksi pemodelan UML yang merepresentasikan suatu aspek tertentu dari sistem/perangkat lunak yang sedang kita kembangkan. Pada peringkat paling atas, view – view sesungguhnya dapat dibagi menjadi 3 area utama, yaitu: klasifikasi struktural (structural classification), perilaku dinamis (dynamic behaviour), serta pengelolaan / manajemen model (model management). Tabel 2.3 View dan Diagram dalam UML (Adi Nugroho 2010:9) Major Area
View
Diagrams
Main Concepts
Structural
Static View
Class Diagram
Class,
association,
generalization, dependency, realization, interface Use case view
Use case diagram
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
Use
case,
actor,
association, include,
extend, use
case
generalization Implementation
Component diagram
view
Component,
interface,
dependency, realization
Deployment view
Deployment diagram
Node,
component,
dependency, location Dynamic
State
machine Statechart diagram
view
State, event, transition, action
Activity view
Activity diagram
State, completion
activity, transition,
fork, join Interaction view
Sequence diagram
Interaction,
object,
message, activation Collaboration
Collaboration,
diagram
interaction, collaboration
role,
message Model
Model
Class diagram
management
management view
Package,
subsystem,
model
Dari beberapa model diagram yang tertera pada tabel 2.1 View dan diagram dalam UML, yang digunakan hanya diagram use case, diagram activity, diagram sequence, serta diagram class dalam perancangan aplikasi peramalan penjualan pada minimarket.
2.4.2.3 Model – Model Diagram UML 2.4.2.3.1 Diagram Use Case Use case pada dasarnya merupakan unit fungsionalitas koheren yang diekspresikan sebagai transaksi – transaksi yang terjadi antara actor dan sistem. Kegunaan dari use case adalah untuk mendaftarkan actor – actor dan use case dan memperlihatkan actor – actor mana yang berpartisipasi dalam masing – masing use case. (Adi Nugroho 2010:34) Menurut John Satzinger (dalam Evi Triandini dan I Gede Suardika
2012:17)
menyatakan bahwa “Use case adalah sebuah kegiatan yang dilakukan oleh sistem, biasanya dalam menanggapi permintaan dari pengguna sistem.”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
Jadi kesimpulan dari dua pendapat di atas, yaitu use case merupakan sebuah gambaran atau desain visual yang mendefinisikan tingkah laku user pada suatu sistem dan direfleksikan dengan actor – actor dan fungsi – fungsi dalam sistem, di mana desain tersebut dirancang sesuai dengan kebutuhan user. Garis penghubung antara actor dan use case (fungsi) Stick figure yang merepresentasikan sebuah peran
Lihat jadwal penerbangan Calon Penumpang Merepresentasikan fungsifungsi pada sistem
Gambar 2.1 Notasi Use Case Diagram (Evi Triandini dan I Gede Suardika 2012) Use case pada umumnya digambarkan menggunakan bentuk geometri elips dengan nama use case di dalamnya. Use case terhubung dengan garis tegas ke actor yang berkomunikasi dengannya. (Adi Nugroho 2010) Tabel 2.4 Relasi – relasi dalam Use Case (Adi Nugroho 2010) Relasi
Fungsi
Asosiasi
Lintasan komunikasi antara
(association)
actor dengan use case
Extend
Penambahan perilaku ke suatu use case dasar
Generalisasi Use
Menggambarkan hubungan
Case
antara use case yang bersifat umum dengan use case yang bersifat lebih spesifik
Include
Penambahan perilaku ke suatu use case dasar yang secara eksplisit mendeskripsikan penambahan tersebut
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
Notasi
Suatu use case juga bisa didefinisikan sebagai penambahan inkremental pada suatu use case dasar. Hal ini dinamakan sebagai relasi extend. Relasi – relasi include dan extend digambarkan sebagai tanda panah bergaris putus – putus dengan kata kunci «include» atau «extend». Dalam kaitan dengan hal ini, suatu use case juga bisa dispesialisasi ke satu atau lebih use case anak, di mana hal ini merupakan generalisasi use case. Setiap use case anak bisa digunakan dalam situasi di mana use case induk diharapkan. Generalisasi use case digambarkan seperti generalisasi pada umumnya, yaitu dengan tanda panah yang kepala panahnya besar dan kosong yang mengarah dari use case anak ke use case induk. (Adi Nugroho 2010)
2.4.2.3.2 Diagram Activity John Satzinger (dalam Evi Triandini dan I Gede Suardika 2012:37) menyatakan bahwa “Activity Diagram adalah sebuah diagram alur kerja yang menjelaskan berbagai kegiatan pengguna (atau sistem), orang yang melakukan masing-masing aktivitas, dan aliran sekuensial dari aktivitas-aktivitas tersebut.”
Gambar 2.2 Notasi Activity Diagram (Evi Triandini dan I Gede Suardika 2012:37) Penjelasan untuk masing-masing notasi: 1. Swimlane: mewakili agen yang melakukan aktivitas. Karena dalam alur kerja umumnya mempunyai agen yang berbeda yang melakukan langkah yang berbeda dari proses alur kerja. Simbol swimlane membagi aktivitas alur kerja ke dalam kelompok yang menunjukkan agen mana yang menjalankan aktivitas yang mana. Ada dua jenis swimlane yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan, yaitu swimlane vertical dan swimlane horizontal.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
2. InitialState: awal dari alur kerja. 3. ActionState: melambangkan aktivitas tersendiri dalam alur kerja. 4. Transition: melambangkan urutan di antara aktivitas. 5. FinalState: akhir dari alur kerja. 6. Synchronization: membagi alur kerja menjadi beberapa alur yang berbarengan ataupun menggabungkan lagi alur yang berbarengan. Ada dua jenis synchronization yang dapat digunakan, yaitu join dan fork. 7. Decision: titik pengambilan keputusan di mana aliran proses tersebut akan mengikuti satu jalur lainnya. Activity diagram tidak memperlihatkan rincian komputasi secara penuh. Melainkan, mereka memperlihatkan aliran aktivitas – aktivitas tetapi tidak memperlihatkan objek – objek yang melaksanakan aktivitas – aktivitas itu. Activity diagram merupakan titik awal untuk tahapan perancangan yang segera akan dilaksanakan setelah tahapan analisis selesai. (Adi Nugroho 2010)
2.4.2.3.3 Diagram Sequence John Satzinger (2010), dalam buku System Analysis and Design in a Changing World menyatakan bahwa “Sequence diagram menjelaskan secara detail mengenai input-ouput dan urutan proses dari interaksi antara user dan sistem untuk mencapai tujuan dari use case. Pada sequence diagram, informasi yang masuk dan keluar dari sistem biasa disebut messages. User beserta detail message yang dideskripsikan pada sequence diagram.”
Gambar 2.3 Notasi Sequence Diagram (John Satzinger 2010)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
Actor: mewakili seorang aktor (orang atau peran yang berinteraksi dengan sistem).
Kotak berlabel: system adalah objek yang mewakili keseluruhan sistem yang terotomatisasi.
Garis putus – putus vertikal atau biasa disebut dengan Sequence diagram terdiri dari dua matra (dimensi), yaitu matra vertikal dan matra horisontal. Matra vertikal adalah sumbu waktu; waktu bertambah dari atas ke bawah. Sedangkan matra horisontal merupakan peran pengklasifikasi yang merepresentasikan objek – objek mandiri yang terlibat dalam kolaborasi. (Adi Nugroho 2010)
2.4.2.3.4 Diagram Class Menurut Rosa A.S dan M. Shalahuddin (2013) menyatakan bahwa “Diagram kelas atau class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas – kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem.” Diagram kelas memiliki nama kelas, atribut, dan metode atau operasi.
Nama kelas merupakan penamaan yang akan digunakan dalam pemrogramman
Atribut merupakan variabel – variabel yang dimiliki oleh suatu kelas
Metode atau operasi adalah fungsi – fungsi yang dimiliki oleh suatu kelas
Evi Triandini dan I Gede Suardika (2012) menyatakan bahwa tujuan utama dari design class diagram adalah untuk mendokumentasikan dan menggambarkan kelas – kelas dalam pemrograman yang nantinya akan dibangun. Diagram kelas dibuat agar pembuat atau programmer membuat kelas – kelas sesuai rancangan di dalam diagram kelas agar antara dokumentasi perancangan dan perangkat lunak sinkron. (Evi Triandini dan I Gede Suardika 2012)
Gambar 2.4 Class Diagram (Evi Triandini dan I Gede Suardika 2012)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
2.4.2.4 Database Database adalah sebuah tempat penyimpanan yang besar dimana terdapat kumpulan data yang tidak hanya berisi data operasional tetapi juga deskripsi data. Seperti yang disampaikan oleh Connolly dan Begg (2010, 65), bahwa database adalah kumpulan data yang saling terhubung secara logis dan deskripsi dari data tersebut, dirancang untuk menemukan informasi yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi. Database ini akan menjadi sumber data yang digunakan secara bersama dalam perusahaan. Untuk dapat menggunakan database dibutuhkan sebuah Database Management System (DBMS), seperti MySQL, MsSQL, PostgreSQL, dll.
Gambar 2.5 Contoh diagram Database (Connolly and Begg 2010)
2.5
Pengujian Aplikasi
Sebelum diimplementasikan kepada user, pengujian pada aplikasi harus dilakukan guna meyakinkan bahwa aplikasi yang dibuat adalah solusi bagi masalah user dan sesuai dengan kebutuhan atau keinginan user. Tujuan pengujian adalah untuk menemukan bug (error/kesalahan dalam aplikasi) yang menyebabkan fungsi tidak dapat digunakan / dijalankan sesuai dengan kebutuhan serta meminimalisir bug. Selain kesalahan dalam aplikasi, fungsi dan kelakuan aplikasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan user termasuk juga dalam kategori bug, serta pesan guna mengkomunikasikan aplikasi dengan user harus disesuaikan dengan kriteria fungsi (tidak ada kesalahpahaman terhadap pesan error yang diberikan).
2.6 Perangkat Lunak Pendukung 2.6.1
Microsoft Visual C# 2010 Express
Microsoft
Visual
Studio
Express
adalah
kumpulan
freeware
lingkungan
pengembangan terpadu (IDE) yang dikembangkan oleh Microsoft yang merupakan versi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
ringan dari Microsoft Visual Studio. Gagasan edisi ekspres menurut Microsoft adalah untuk menyediakan efisiensi, mudah digunakan dan mudah dipelajari bagi pengguna IDE selain pengembangan perangkat lunak profesional, yaitu seperti penggemar dan mahasiswa. Edisi express merupakan produk entry-level / tingkat awal yang ditujukan untuk pelajar dan orang yang melakukan pemrograman sebagai hobi. Paket ini meliputi suatu antarmuka lingkungan pengembangan yang disederhanakan dan beberapa pembatasan fungsionalitas / kemampuan. Disediakan fitur untuk membantu pengembang pemula menjadi lebih produktif.
2.6.2
MySQL
Menurut Didik Dwi Prasetyo (2004: 18) MySQL merupakan salah satu database server yang berkembang di lingkungan open source dan didistribusikan secara free (gratis) di bawah lisensi GPL. MySQL merupakan RDBMS (Relational Database Management System) server. RDBMS adalah program yang memungkinkan pengguna database untuk membuat, mengelola, dan menggunakan data pada suatu model relational. Dengan demikian, tabeltabel yang ada pada database memiliki relasi antara satu tabel dengan tabel lainnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19