BAB II LANDASAN TEORI
2.1.
Enterprise Arsitektur
Arsitektur Enterprise merupakan satu kesatuan yang koheren tentang prinsip-prinsip, metode dan model yang digunakan dalam desain dan realisasi dari struktur organisasi, proses bisnis, sistem informasi dan infrastruktur sebuah perusahaan (Lankhorst 2005). Arsitektur Enterprise adalah ekspresi lengkap dari perusahaan; master plan yang bertindak sebagai kekuatan kolaborasi antara aspek perencanaan bisnis seperti tujuan, visi, strategi dan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan; aspek operasi bisnis seperti istilah bisnis, struktur organisasi, proses dan data; aspek otomatisasi seperti system informasi dan database, dan memungkinkan infrastruktur mendatang teknologi dari bisnis seperti komputer, system operasi dan jaringan (IFEAD 2011).
Enterprise dapat didefinisikan sebagai organisasi (atau badan lintas organisasi) yang mendukung lingkup bisnis dan misi yang telah ditetapkan. Enterprise mencakup sumber daya yang saling berkaitan (manusia, organisasi, dan teknologi) yang harus mengkoordinasikan fungsinya dan berbagi informasi dalam mendukung misi bersama (atau sekumpulan misi yang berkaitan).
Dalam kaitannya dengan penelitian ini, enterprise juga bermakna organisasi yang memanfaatkan TI dalam menjalankan misinya. Enterprise adalah berfungsinya seluruh komponen organisasi yang dioperasikan di bawah kepemilikan atau kontrol dari organisasi tunggal. Enterprise dapat berupa bisnis, layanan (service) atau merupakan keanggotaan dari suatu organisasi, yang terdiri dari
satu
atau
lebih
usaha,
dan
dioperasikan
pada
satu
atau
lebih
lokasi
(http://help.econ.cencus.gov).
Arsitektur
lazimnya dimengerti sebagai studi atau pekerjaan merancang
bangunan.
Sesungguhnya pengertian arsitektur tidak terbatas akan rancangan bangunan. Arsitektur ( Architecture ) adalah cara dimana sebuah sistem yang terdiri dari network, hardware dan software di strukturkan. Arsitektur pada dasarnya menceritakan bagaimana bentuk konstruksi sebuah sistem, bagaimana setiap komponen sistem disusun, dan bagaimana semua aturan dan interface ( penghubung sistem ) digunakan untuk mengintegrasikan seluruh komponen yang ada
tersebut.
Arsitektur juga mendefinisikan fungsi, deskripsi dari format data dan Aktifitas yang digunakan komunikasi diantara setiap node dan workstation (http://www.rvcomp.com). Peran sebuah dari perusahaan arsitektur adalah multi fungsi dan bekerja secara dinamis. Tidak hanya mereka yang harus mengkhawatirkan urusan Teknologi Informasi, tetapi mereka juga harus memikirkan tentang masalah bisnis juga melalui suatu performa yang didasari oleh strategi yang bersifat inisiatif.
Arsitektur Enterprise berjuang untuk membuat keseimbangan antara Teknologi Informasi dan Bisnis. Menjadi seorang individual harus berkontribusi tanpa harus memperhatikan keseimbangan bisnis ataupun teknologi. Keperluan ini kerap terjadi yang mana Arsitektur Enterprise harus melakukan peningkatan tentang kemampuan bernegosiasi kepada kemampuan berteknologi.
Arsitektur Enterprise harus bisa menggunakan untuk mempengaruhi suatu organisasi untuk melakukan hal yang benar. Penting untuk mengingat bahwa perusahaan arsitektur bertugas untuk membantu komunitas dengan cara menyediakan kerangka kerja yang dapat digunakan untuk membuat keputusan, proses yang berulang – ulang dan membantu sebuah misi yang penting. Suatu Arsitektur Enterprise dapat menjadi sumber daya penting dalam membantu suatu organisasi menemukan cara yang lebih baik dalam menggunakan teknologi untuk mendukung proses bisnis kritis.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut maka lingkungan dari Enterprise Architecture adalah sebagai berikut : A. Ruang Lingkup 1. Level organisasi (Perusahaan, divisi dan sebagainya) 2. Level abstraksi (sistem)
B. Organisasi 1. Misi (kebijakan, operasional, infrastruktur dan informasi)
2. Sumber daya organisasi 3. Keterhubungan (relationship dengan stakeholder organisasi)
C. Kebutuhan
(fungsional,
sekuritas,
performance,
kemampuan
pemeliharaan/maintenability, kemampuan adaptasi/adaptable, kegunaan/usability).
D. Kemampuan staf dan fungsionalnya.
E. Lingkungan sistem 1. Komponen (hardware, software, brainware) 2. Penghubung/interface (media penghubung) 3. Prinsip - prinsip organisasi
2.1.1. Peran dan Fungsi Arsitektur 2.1.2. Jenis Arsitektur EAP sendiri mempunyai empat kerangka, yaitu : 1. Arsitektur Bisnis 2. Arsitektur Informasi 3. Arsitektur Aplikasi 4. Arsitektur Teknologi
2.1.2.1.Arsitektur Bisnis Arsitektur Bisnis mengatasi masalah dari para pengguna sistem dan menggambarkan arus informasi bisnis antara manusia dan proses bisnis. Mengatasi kekhawatiran pengguna, perencana, dan manajer bisnis, dan berfokus pada aspek fungsional sistem dari perspektif pengguna sistem, yaitu pada sistem baru apa yang dilakukan, termasuk kinerja, fungsi, dan kegunaan. Ini dapat dibangun dari analisis lingkungan yang ada dan persyaratan dan kendala yang mempengaruhi sistem baru.
2.1.2.2.Arsitektur Data Arsitektur data mendefinisikan dan mengidentifikasi data utama atau entitas yang mendukung
fungsi bisnis. Arsitektur data terdiri dari entitas data, dimana setiap data memiliki atribut dan relasi terhadap data yang lain. ( Steven H.Spewak With Stevent C.Hill, 1992:171 ). Entitas dapat didefinisikan sebagai orang, tempat, konsep, sesuatu atau bahkan kejadian yang memiliki arti dalam konteks bisnis, dan juga mengenai kemungkinan data tersebut didefinisikan. Atribut didefinisikan sebagai karakterisitik dari entitas, sedangkan relasi adalah merupakan hubungan antar entitas yang terkait dengan fungsi bisnis.
Pembuatan arsitektur data ini terdiri dari empat tahap : 1. Daftarkan semua kandidat entitas data 2. Definisikan entitas, atribut dan relasi 3. Relasikan entitas dengan fungsi bisnisnya 4. Distribusikan arsitektur data
Pembuatan arsitektur data ini menggunakan conceptual data model dari diagram E-R yaitu suatu diagram yang menggambarkan data yang digunakan dalam suatu arsitektur enterprise. Diagram ini dapat menggambarkan hubungan antar entitas data yang didefinisikan pada proses bisnis tersebut.
2.1.2.3 Arsitektur Aplikasi Arsitektur aplikasi ini mempunyai tujuan untuk mendefinisikan aplikasi utama yang dibutuhkan untuk mengelola data dan mendukung fungsi bisnis dari enterprise. Aplikasi yang dimaksud adalah proses pendefinisian aplikasi apa saja yang akan mengelola data dan menyediakan informasi untuk pihak manajemen terhadap fungsi bisnisnya. (Steven H.Spewak with Stevent C.Hill, 1992:199).
Lima tahap untuk membuat arsitektur aplikasi adalah sebagai berikut: 1. Daftarkan kandidat aplikasi 2. Definisikan aplikasi 3. Relasikan aplikasi terhadap fungsi 4. Analisis dampak dari aplikasi yang ada 5. Distribusikan arsitektur aplikasi.
2.1.2.4 Arsitektur Teknologi Ruang lingkup dari arsitektur teknologi adalah untuk mendefinisikan teknologi utama yang dibutuhkan untuk menyediakan dukungan lingkungan bagi aplikasi berikut data yang akan dikelolanya. Tujuan dari tahap arsitektur teknologi ini adalah mendeskripsikan bagaimana mengelola fase ini sebagai bagian dari keseluruhan arsitektur enterprise (Steven H.Spewak With Stevent C.Hill, 1992:223).
Empat tahap untuk membuat arsitektur teknologi adalah sebagai berikut: 1. Identifikasi prinsip teknologi dan platform 2. Definisikan platform dan distribusi 3. Relasikan platform teknologi, aplikasi dan fungsi bisnis 4. Distribusikan arsitektur teknologi
2.1.3 Pengembangan Arsitektur 2.2
TOGAF ADM
The Open Group Architecture Framework Architecture Development Methode (ADM) memberikan proses teruji dan dapat diulang untuk mengembangkan arsitektur. ADM mencakup penetapan framework arsitektur, membangun konten arsitektur, peralihan, dan mengatur realisasi arsitektur. Semua aktifitas tersebut ada di dalam suatu siklus iteratif dari defenisi dan realisasi arsitektur yang memungkinkan organisasi mengubah perusahaan menjadi bisa dikontrol yang berhubungan dengan tujuan dan peluang bisnis (Harison, 2009).
Fase-fase yang ada di dalam ADM adalah sebagai berikut: 1. Fase Preliminary: menjelaskan aktifitas persiapan dan permulaan yang dibutuhkan untuk membuat Architecture Capability termasuk penyesuaian TOGAF dan pendefinisian prinsip arsitektur. 2. Fase A: Architecture Vision menjelaskan fase awal dari siklus pengembangan arsitektur yang mencakup informasi mengenai penentuan ruang lingkup pembangunan arsitektur, identifikasi stakeholder, pembuatan visi arsitektur, dan memperoleh izin untuk membangun arsitektur.
3. Fase B: Business Architecture menjelaskan pembangunan Business Architecture untuk mendukung Architecture Vision yang sudah disetujui. 4. Fase C: Information System Architecture menjelaskan pembangunan arsitektur sistem informasi untuk mendukung Architecture Vision yang sudah disetujui. 5. Fase D: Technology Architecture menjelaskan pembangunan arsitektur teknologi untuk mendukung Architecture Vision yang sudah disetujui. 6. Fase E: Opportunity and Solution berhubungan dengan perencanaan implementasi awal dan identifikasi sarana pengiriman untuk arsitektur yang didefenisikan pada fase sebelumnya. 7. Fase F: Migration planning menjelaskan bagaimana bergerak dari garis awal ke target arsitektur dengan mengakhiri rincian implementasi dan rencana perpindahan. 8. Fase G: Implementation Governance memberikan kesalahan implementasi yang arsitektural. 9. Fase H: Architecture Change Management menetapkan prosedur untuk mengelola perubahan terhadap arsitektur yang baru. 10. Requirement: memeriksa proses pengelolaan kebutuhan arsitektur melalui ADM.
Gambar 2.1 Tahapan TOGAF ADM Sumber :Erwin Budi S.,SNATI 2009 Pemilihan EA Framework hal. B-118
2.3
Artefak Arsitektur Bisnis
Pada tahap ini menentukan model bisnis atau aktivitas bisnis yang diinginkan berdasarkan skenario bisnis. Terdapat tiga hal yang harus dilakukan, yaitu : 1. Menentukan sudut pandang untuk memperlihatkan bagaimana stakeholder saling berhubungan. 2. Menentukan sumber daya yang relevan, seperti model dan pola yang digunakan sehingga dapat menyempurnakan usulan bisnis. 3. Memilih dan menentukan tools dan metoda umum untuk permodelan seperti : Bagan Hierarki Fungsi bisa digunakan untuk membangun atau menggambarkan model yang diperlukan. Pemodelan arsitektur bisnis menggambarkan pengembangan arsitektur bisnis untuk mendukung visi arsitektur, dilakukan dengan mengidentifikasikan area fungsional utama, menetapkan fungsi bisnis, dan mengidentifikasi tugas dan tanggung jawab dari proses setiap bisnis.
Input pada fase ini adalah : a. Output pada fase A. b. Bisnis-bisnis yang berjalan pada saat ini disetiap manajemen organisasi.
Proses pada fase ini : a. Mengidentifikasi secara detil proses-proses yang terjadi pada setiap unit manajemen. b. Merumuskan proses yang diperoleh untuk membangun arsitektur. c. Melihat keterkaitan antara satu proses bisnis dengan proses yang lainnya baik didalam satu lingkup manajemen maupun satu atau lebih kaitan proses bisnis dengan manajemen yang lainnya.
Output pada fase ini adalah : a. Mengevaluasi kondisi yang terjadi saat ini dengan memberikan usulan target terhadap keberlangsungan proses bisnis untuk arsitektur enterprise. b. Kondisi proses bisnis usulan yang diperbaharui dapat meningkatkan hasil tujuan proses yang sifatnya enterprise yang saling keterkaitan. c. Menentukan posisi sumber daya manusia dari divisi IT untuk menangani semua proses yang telah dideskripsikan.
2.4
Proses Bisnis
Proses Bisnis adalah langkah – langkah aktifitas bisnis yang diperlukan untuk mencapai tujuan bisnis, termasuk aliran, penggunaan informasi, dan sumber daya. Aktifitas yang dimaksud disini adalah sebuah perusahaan atau organisasi yang menggunakan proses bisnis. Jenis – jenis kegiatan tersebut merupakan bagian dari Model Proses, diantaranya Proses, Sub Proses, dan Tugas.
2.4.1. Karakteristik Proses Bisnis Beberapa karakteristik umum yang dianggap harus dimiliki suatu proses bisnis adalah: 1. Definitif : Suatu proses bisnis harus memiliki batasan, masukan, serta keluaran yang jelas . 2. Urutan : Suatu proses bisnis harus terdiri dari aktivitas yang berurut sesuai waktu
dan
ruang. 3. Pelanggan : Suatu proses bisnis harus mempunyai penerima hasil proses. 4. Nilai
tambah :
Transformasi yang
terjadi dalam
proses harus memberikan
nilai tambah pada penerima. 5. Keterkaitan : Suatu proses tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus terkait dalam suatu struktur organisasi. 6. Fungsi silang : Suatu proses umumnya, walaupun tidak harus, mencakup beberapa fungsi.
2.4.2 Penyusunan Proses Bisnis Merancang Ulang Proses Ada dua pendekatan utama untuk merancang ulang proses guna tercapainya perbaikan kinerja, yaitu pendekatan kertas bersih (clean sheet approach) dan Pendekatan Sistematis (ESIA) 1. Pendekatan kertas bersih ( clean sheet approach ) Secara fundamental memikirkan kembali cara menyampaikan produk atau jasa dan merancang proses-proses baru dari permulaan. 2. Perancangan ulangan secara sistematis Perancangan ulang secara sistematis yaitu mengidentifikasikan dan memahami proses-proses yang ada dan kemudian mendesain kembali proses-proses tersebut secara sistematis untuk
menciptakan proses-proses baru, guna memberikan hasil yang diinginkan. Perancangan ulang proses secara sistematis dilakukan pada proses yang ada sekarang untuk membuat menjadi lebih baik, lebih murah, dan lebih cepat.
Sistem perancangan seperti yang dijelaskan diatas dapat diringkas sebagai ESIA, yaitu : a. Mengeliminasi ( Eliminate ), b. Menyederhanakan ( Simplify ), c. Mengintegrasikan ( Integrate ), dan d. Mengotomatisasi ( Automate ). 2.5
Model Data
Model data dapat didefinisikan sebagai kumpulan perangkat konseptual untuk menggambarkan data, hubungan data, makna data dan batasan data. Dalam model data terapat berbagai jenis model yang dapat dipresentasikan, diantaranya adalah Model Keterhubungan Entitas (EntityRelationship Models). a. Model Entity Relationship Model (Model Keterhubungan Entitas) Model Entity-Relationship merupakan semesta data yang ada di dunia nyata diterjemahkan atau ditransformasikan dengan memanfaaatkaan sejumlah perangkat konseptual menjadi sebuah diagram data, yang umum disebut sebagai Diagram Entity Relationship (Diagram E-R). Ada beberapa komponen pembentuk Model Entity-Relationship, diantaranya adalah Entitas (Entity) dan Relasi (Relation).
Kedua komponen ini dideskripsikan lebih jauh melalui sejumlah Atribut / property. 1. Entitas (Entity) dan Himpunan Entitas (Entity Sets) Entitas merupakan individu yang mewakili sesuatu yang nyata (eksistensinya) dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain. Sekelompok Entitas yang sejenis dan berada dalam lingkup yang sama membentuk sebuah Himpunan Entitas (Entity Set). 2. Atribut (Attributes/Properties) Setiap entitas pasti memiliki Atribut yang mendeskripsikan karakteristik (property) dari Entitas tersebut. Penetapan atribut bagi sebuah entitas umumnya memang didasarkan pada fakta yang ada. Pada pembuatan Model E-R yang relevan adalah kedudukan atribut dalam entitas.
3. Relasi (Relationship) dan Himpunan Relasi (Relationship Sets) Relasi menunjukkan adanya hubungan diantara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda. Kumpulan semua relasi diantara entitas-entitas yang terdapat pada himpunan entitas-himpunan entitas tersebut membentuk Himpunan Relasi (Relationship Sets). 4. Kardinalitas/Derajat Relasi Kardinalitas Relasi merupakan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain. Dari sejumlah kemungkinan banyaknya hubungan antar entitas, kardinalitas merujuk kepada hubungan maksimum yang terjadi dari himpunan entitas yang satu ke himpunan entitas yang lain dan begitu juga sebaliknya.
Adapun Kardinalitas Relasi yang terjadi diantara dua himpunan entitas dapat berupa: a. Satu ke Satu (One to One) Kardinalitas Satu ke Satu (One to One) dapat berarti setiap entitas pada himpunan entitas A berhubngan dengan paling banyak dengan satu entitasa pada himpunan B, dan begitu juga sebaliknya setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas A.
Gambar 2.2 Kardinalitas satu ke satu ( one to one )
b. Satu ke Banyak (One to Many) Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada
himpunan A.
Gambar 2.3 Kardinalitas Satu ke Banyak (One to Many) c. Banyak ke Satu (Many to One) Setiap entitas A berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya, dimana setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B.
Gambar 2.4 Kardinalitas Banyak ke Satu (Many to One) d. Banyak ke Banyak (Many to Many) Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, dan demikian juga sebaliknya, dimana setiap entitas pada himpunan entitas B dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas A.
Gambar 2.5 Kardinalitas Banyak ke Satu (Many to One) b. Diagram Entity Relationship (Diagram E-R) Model Entity-Relationship berisi komponen-kompnen Himpunan entitas dan Himpunan Relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang merepresentasikan selutuh fakta dari “dunia nyata” yang ditinjau, dapat digambarkan dengan lebih sistematis dengan menggunakan Diagram Entity Relationship (Diagram E-R). 1. Diagram E-R dengan Kamus Data
Objektif utama dari pembuatan Diagram E-R adalah untuk menunjukkan objek-objek (himpunan entitas) apa saja yang ingin dilibatkan dalam sebuah basis data dan bagaimana hubungan yang terjadi di antara objek-objek tersebut. Penggambaran atribut-atribut dalam sebuah Diagram E-R dapat dipisahkan dengan sebuah kamus data.
Kamus data berisi daftar atribut yang berfungsi sebagai key juga dibedakan dengan bukan key dengan menggarisbawahi atribut tersebut. Adapun kegunaan dari Kamus Data (Data Dictionary) adalah: a. Menyimpan metadata; definisi dari elemen-elemen data beserta hubungannya. b. Pengguna bisa mengakses katalog dari metadata aplikasi dan basis data. c. Tempat penyimpanan semua definisi data untuk semua aplikasi yang berhubungan
dengan organisasi. d. Suatu tempat penyimpanan metadata (informasi tentang data); maksudnya, hubungan
pada data lain, sumber, pemakaian dan format.
2.6
BPMN
BPMN adalah singkatan dari Business Process Modeling Notation, yaitu suatu metodologi baru yang dikembangkan oleh Business Process Modeling Initiative sebagai suatu standard baru pada pemodelan proses bisnis, dan juga sebagai alat desain pada sistem yang kompleks seperti sistem e- Business yang berbasis pesan (message-based).
Tujuan utama dari BPMN adalah menyediakan notasi yang mudah digunakan dan bisa dimengerti oleh semua orang yang terlibat dalam bisnis, yang meliputi bisnis analis yang memodelkan proses bisnis, pengembang teknik yang membangun sistem berbagai tingkatan manajemen yang harus dapat membaca dan memahami proses diagram dengan cepat sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan.
Notasi BPMN yang baru juga dirancang untuk sifat sistem berbasis layanan web. BPMN dapat memodelkan pesan kompleks yang dilewatkan diantara pelaku bisnis atau bagian dari pelaku bisnis, kejadian yang menyebabkan pesan dilewatkan, danaturan bisnis yang membatasi kejadian tersebut. BPMN memugkinkan proses bisnis dipetakan ke bahasa eksekusi bisnis berbasis XML seperti BPEL4WS (Business Process Execution Language for Web Service) dan BPML (Business Process Modeling Language).
Informasi pada bahasa eksekusi bisnis ini dapat divisualisasikan dengan notasi umum. Salah satu kelebihan diagram BPMN adalah kemampuan memodelkan aliran pesan. Diagram bisnis proses tradisional mampu memodelkan aliran proses secara sekuensial, dari kejadian awal sampai hasil akhir. Dalam lingkungan e-commerce, tentunya orang mengirim pesan kepada yang lain sebagai bagian dari aliran proses. (Rosmala, 2007).
Berikut ini adalah tabel 2.1 yang menerangkan simbol-simbol yang dipakai pada BPMN. SIMBOL Events
Tabel 2.1 Daftar Simbol BPMN KETERANGAN 1. Event adalah sesuatu yang “terjadi” selama jalannya
Proses
atau
Koreografi.
Mempengaruhi aliran dari model dan
biasanya memiliki penyebab (pemicu) atau dampak (hasil). Ada tiga jenis Event, berdasarkan ketika mereka mempengaruhi aliran: start, intermediate, dan end. 2. Activities adalah sebuah istilah umum untuk
Activities
kerja bahwa perusahaan melakukan Proses. Gateways
Sebuah Kegiatan dapat menjadi atom atau non-atom. Jenis Kegiatan yang merupakan bagian dari Proses sebuah Model adalah: Sub-Proses dan Task, yang bulat persegi panjang.
Gateways
3. Gateway digunakan untuk
mengontrol
perbedaan dan konvergensi dari urutan Arus dalam Proses. Dengan demikian, akan menentukan
percabangan,
forking,
penggabungan,dan bergabung dengan jalur. Internal markers akan menunjukkan jenis kontrol perilaku. Sebuah Sequence Flow
Arus
menunjukkan
Urutan urutan
digunakan
kegiatan
yang
untuk akan
dilakukan dalam proses.
SIMBOL
KETERANGAN 1. Pool
Pool adalah representasi
grafis
dari
Peserta
Kolaborasi. Hal ini juga bertindak sebagai "swimlane" dan wadah grafis untuk partisi satu set Pool. 2. Lanes adalah partisi sub-dalam Proses, kadangkadang dalam Pool, akan memperpanjang seluruhProses
yang panjang, baik secara vertikal maupun horizontal. Lanes (within a Pool)
Jalur
yang
digunakan
mengkategorikan Kegiatan.
untuk
mengatur
dan