BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Jaringan Komputer
2.1.1
Pengertian Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah sekelompok komputer otonom yang saling
mengguanakan protocol komunikasi melalui media komunikasi sehingga dapat dapat berbagi data, informasi, program aplikasi, dan perangkat keras seperti printer, scanner. CD Driver ataupun hardisk, serta memungkinkan untuk saling berkomunikasi secara elektronik (Oetomo dkk., 2006) Adapun sejumlah potensi jaringan komputer, antara lain: 1. Mengintegrasikan dan berbagi pakai peralatan Jaringan komputer memungkinkan pengguna bersama peralatan komputer berbagai merk, yang semula tersebar di berbagai ruangan, unit, dan departemen sehingga meningkatkan efektivitas dari penggunaan sumber daya tersebut. 2. Komunikasi Jaringan komputer memungkinkan terjadinya komunikasi antar pemakai komputer. Selain itu, tersedia aplikasi teleconference yang memungkinkan dilakukannya rapat atau pertemuan tanpa harus meninggalkan meja kerja. 3. Mengintegrasikan Data Jaringan komputer diperlukan untuk mengintegrasikan data antar komputer-komputer client sehingga dapat diperoleh suatu data relevan. 4. Perlindungan Data dan Informasi Jaringan komputer memudahkan upaya perlindungan data yang terpusat pada server, melalui pengaturan hak akses dari para pemakai serta penerapan sistem password.
6
7
5. Sistem Terdistribusi Jaringan komputer dimanfaatkan pula untuk mendistribusikan proses dan aplikasi sehingga dapat mengurangi terjadinya bottleneck atau tumpukan pekerjaan pada suatu bagian. 6. Keteraturan Aliran Informasi Jaringan komputer mampu mengalirkan data-data komputer client dengan cepat untuk diintegrasikan dalam komputer server. Selain itu, jaringan mampu untuk mendistribusikan informasi secara kontinu kepada pihak-pihak terkait dengan yang membutuhkannya (Herlambang, 2008).
2.1.2
Jenis Jaringan Komputer Berdasarkan kriterianya, jaringan komputer dibedakan menjadi 4 yaitu:
1. Berdasarkan distribusi sumber informasi/data a. Jaringan terpusat Jaringan ini terdiri dari komputer client dan server yang mana komputer client yang berfungsi sebagai perantara untuk mengakses sumber informasi/data yang berasal dari satu komputer server. b. Jaringan terdistribusi Merupakan perpaduan antara beberapa jaringan terpusat sehingga terdapat beberapa komputer server yang saling berhubungan dengan client membentuk sistem jaringan tertentu. 2. Berdasarkan Jangkauan geografis dibedakan menjadi: a. Jaringan Local Area Network (LAN) Merupakan jaringan komputer yang saling terhubung ke suatu komputer server dengan menggunakan topologi tertentu, biasanya diguanakan dalam kawasan satu gedung atau kawasan yang jaraknya tidak lebih dari 1 km.
8
b. Jaringan Metropolitan Area Network (MAN) Merupakan jaringan komputer yang saling terkoneksi dalam satu kawasan kota yang jaraknya bisa lebih 1 km. pilihan untuk membangun jaringan komputer antar kantor dalam suatu kota, kampus dalam satu kota. c. Jaringan Wide Area Network (WAN) Merupakan jaringan komputer yang menghubungkan banyak LAN ke dalam jaringan terpadu, antara satu jaringan dengan jaringan lain berjarak ribuan kilometer atau terpisah letak geografi dengan menggunakan metode komunikasi tertentu. Merupakan jaringan dengan cakupan seluruh dunia. 3. Berdasarkan peranan dah hubungan tiap komputer dalam memproses data: a. Jaringan Client-Server Pada jaringan ini terdapat 1 atau beberapa komputer server dan komputer client. Komputer yang akan menjadi komputer server maupun menjadi komputer client dan diubah-ubah melalui software jaringan pada protokolnya. Komputer client sebagai perantara untuk dapat mengakses data pada komputer server sedangkan komputer server menyediakan informasi yang diperlukan oleh komputer client. b. Jaringan Peer-to-peer Pada jaringan ini tidak ada komputer client maupun komputer server karena semua komputer dapat melakukan pengiriman maupun penerimaan informasi sehingga semua komputer berfungsi sebagai client sekaligus sebagai server 4. Berdasarkan media transmisi data: a. Jaringan Berkabel (Wired Network) Pada jaringan ini, untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer lain diperlukan penghubung berupa kabel jaringan. Kabel jaringan berfungsi dalam mengirim informasi dalam bentuk sinyal listrik antar komputer jaringan.
9
b. Jaringan Nirkabel (Wireless Network) Merupakan
jaringan
dengan
medium
berupa
gelombang
elektromagnetik. Pada jaringan ini tidak diperlukan kabel untuk menghubungkan antar komputer karena menggunakan gelombang elektromagnetik yang akan mengirimkan sinyal informasi antar komputer jaringan.
2.1.3
Komponen Jaringan Komputer Jaringan komputer tersusun dari beberapa elemen dasar yang meliputi
komponen hardware dan software, yaitu: 1. Komponen hardware, diantaranya Personal Computer (PC), Network Interface Card (NIC), kabel dan topologi jaringan. 2. Komponen software, diantaranya Sistem Operasi jaringan, Network Adapter Driver, dan protocol jaringan.
2.1.4
Perangkat Jaringan Beberapa perangkat dalam jaringan komputer antar lain yaitu:
1. Repeater Berfungsi untuk menerima sinyal kemudian meneruskan kembali sinyal yang diterima dengan kekuatan yang sama. Dengan adanya repeater, sinyal dari suatu komputer dapat diterima komputer lain yang jaraknya berjauhan 2. Hub Fungsinya sama dengan repeater hanya hub terdiri dari beberapa port, sehingga disebut juga multiport repeater. Repeater dan hub bekerja di physical layer sehingga tidak mempunyai pengetahuan mengenai alamat yang dituju. Meskipun hub memiliki beberapa port tetapi tetap menggunakan metode broadcast dalam mengirimkan sinyal, sehingga bila salah satu port sibuk maka port yang lain harus menunggu jika ingin mengirimkan sinyal.
10
3. Bridge Berfungsi seperti repeater atau hub tetapi lebih pintar karena bekerja pada lapisan data link sehingga mempunyai kemampuan untuk menggunakan MAC Address dalam proses pengiriman frame ke alamat yang dituju. 4. Switch Fungsinya sama dengan bridge hanya switch terdiri dari beberapa port sehingga switch disebut multiport bridge. Dengan kemampuannya tersebut jika salah satu port pada switch sibuk maka port-port lain masih tetap dapat berfungsi. Tetapi bridge dan switch tidak dapat meneruskan paket IP yang ditujukan komputer lain yang secara logic berbeda jaringan. 5. Router Router merupakan perangkat yang dikhususkan untuk menangani koneksi antara dua atau lebih jaringan yang terhubung melalui paket switching. Router bekerja dengan melihat alamat asal dan alamat tujuan dari paket yan melewatinya dan memutuskan rute yang akan dilewati paket tersebut untuk sampai ke tujuan. Router mengetahui alamat masing-masing komputer di lingkungan jaringan lokalnya, mengetahui alamat bridge, dan router lainnya (Syafrizal, 2005).
2.2
Jaringan Wi-Fi/Hotspot Wi-Fi merupakan kependekan dari Wireless Fidelity, yang memiliki
pengertian yaitu sekumpulan standar yang digunakan untuk Jaringan Lokal Nirkabel (Wireless Local Area Networks – WLAN) yang didasari pada spesifikasi IEEE 802.11. Standar terbaru dari spesifikasi 802.11a atau b, seperti 802.16 g, saat ini sedang dalam penyusunan, spesifikasi terbaru tersebut menawarkan banyak peningkatan mulai dari luas cakupan yang lebih jauh hingga kecepatan transfernya (Alam, 2008). Awalnya Wi-Fi ditujukan untuk penggunaan perangkat nirkabel dan jaringan area lokal atau dikenal dengan jaringan LAN. Namun saat ini lebih banyak digunakan untuk mengakses internet. Hal ini memungkinan seseorang
11
dengan komputer dengan kartu nirkabel (wireless card) atau Personal Digital Assistant (PDA) untuk terhubung dengan internet dengan menggunakan titik akses (atau dikenal dengan hotspot) terdekat. Ada dua macam hotspot, yang gratis dan yang bayar. Hotspot gratis ketika terhubung ke hotspot maka dapat langsung terhubung ke internet, sedangkan yang bayar biasanya harus membeli semacam voucher atau memiliki account agar dapat menikmati faslilitas internet melalui hotspot tersebut.
2.3
Standard Wireless Secara umum standard wireless yang sering digunakan antara lain: 1. 802.11a Standard 802.11a, adalah model awal yang dibuat untuk umum. Mengunakan kecepatan 54Mbps dan dapat mentransfer data double dari tipe g dengan kemampuan bandwidth 72Mbps atau 108Mbps. Sayangnya sistem ini tidak terlalu standard karena masing masing vendor atau pabrikan memberikan standard tersendiri. 802.11a mengunakan frekuensi tinggi pada 5Ghz sebenarnya sangat baik untuk kemampuan transfer data besar. Tetapi 802.11a memiliki kendala pada harga, komponen lebih mahal ketika perangkat ini dibuat untuk publik dan jaraknya dengan frekuensi 5GHz konon lebih sulit menembus ruang untuk kantor. 2. 802.11b Sempat menjadi dominasi pemakaian tipe b. Standard 802.11b mengunakan frekuensi 2.4GHz. Standard ini sempat diterima oleh pemakai didunia dan masih bertahan sampai saat ini. Tetapi sistem b bekerja pada band yang cukup kacau, seperti gangguan pada Cordless dan frekuensi Microwave dapat saling menganggu bagi daya jangkauanya. Standard 802.11b hanya memiliki kemampuan tranmisi standard dengan 11Mbps atau rata rata 5MBbit/s yang dirasakan lambat, men-double (turbo mode) kemampuan wireless selain lebih mahal tetapi tetap tidak mampu menandingi kemampuan tipe a dan g.
12
3. 802.11g Standard yang cukup kompatibel dengan tipe 802.11b dan memiliki kombinasi kemampuan tipe a dan b. Mengunakan frekuensi 2.4GHz mampu mentransmisi 54Mbps bahkan dapat mencapai 108Mbps bila terdapat inisial G atau turbo. Untuk hardware pendukung, 802.11g paling banyak dibuat oleh vendor. Secara teoritis mampu mentranfer data kurang lebih 20Mbit/s atau 4 kali lebih baik dari tipe b dan sedikit lebih lambat dari tipe a. Secara teoritis perbandingan standar wireless berikut ini dapat dilihat pada Tabel 2.1 (www.homenethelp.com).
Table 2.1 Perbandingan teoritis standard wireless
Karena sistem Wi-Fi mengunakan transmisi frekuensi secara bebas, maka pancaran signal yang ditransmit pada unit Wi-Fi dapat ditangkap oleh komputer lain sesama pemakai Wi-Fi. Pada teknologi Wi-Fi ditambahkan sistem pengaman
13
misalnya WEP (Wired Equivalent Privacy) untuk pengaman sehingga antar komputer yang telah memiliki otorisasi dapat saling berbicara.
2.4
Sistem Billing Setiap bidang usaha kini selalu melakukan transaksi, apalagi bidang-
bidang yang selalu melakukan transaksi dalam jumlah besar seperti rumah sakit atau departement store atau bidang usaha yang transaksinya berbentuk abstrak seperti usaha warung internet atau warung game online, dan disinilah sistem billing bekerja. Secara umum sistem billing telah banyak digunakan hampir di semua bidang usaha. Sistem billing paling banyak digunakan di bidang informasi dan telekomunikasi, contohnya sistem billing digunakan oleh PT.TELKOM untuk mencatat
transaksi
telepon
rumah
yang
dilakukan
oleh
pelanggan,
kemudiansistem billing digunakan beberapa provider mobile phone untuk mencatat transaksi pembicaraan antar pelanggannya, dan masih banyak lagi manfaat sistem billing di dunia usaha (Luthfillah, 2009). Sistem billing ternyata juga dapat digunakan di usaha telekomunikasi masa depan yang berbasiskan IP atau yang biasa disebut dengan VoIP. Di masa yang akan datang tentunya semua jaringan akan berbasiskan IP sehingga untuk berbisnis VoIP diperlukan juga sistem billing yang handal. Pada dasarnya sistem billing merupakan sistem pencatat dan pemonitor transaksi berbentuk software yang jika orang ingin memilikinya mereka haruslah membeli software tersebut dan kemudian menginstallnya ke komputer mereka. Tetapi kini, dengan adanya internet, software-software tersebut dapat di download melalui situs-situs yang disediakan. Ada bermacam-macam model sistem billing dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya, ada juga yang gratis dan ada pula yang dikenai biaya.
14
2.4.1
Mekanisme Sistem Billing Mekanisme sistem billing yang menggunakan software pada dasarnya
cukup mudah. Kita cukup menginstallnya ke komputer, tetapi lain halnya jika kita mengakses melalui internet. Jika sistem billing tersebut diakses melalui internet maka sistem billing tersebut biasa digunakan di warung-warung internet atau warung game on-line. Kemudian setelah pengguna warnet tersebut selesai menggunakan, maka secara otomatis sistem billing akan menghitung berapa biaya yang diperlukan per kilobyte pemakaian.
2.4.2
Kelebihan dan Kekurangan Sistem Billing Berikut dipaparkan kelebihan dan kekurangan sistem billing yaitu sebagai
berikut: 1.
Kelebihan sistem billing •
Memudahkan pemilik usaha untuk me-manage segala transaksi yang terjadi
•
Pemakaiannya lebih praktis
•
Lebih menghemat dari segi pengeluaran, maksudnya dengan menggunakan sistem billing ini setiap usaha hanya perlu mempekerjakan satu orang operator untuk mengontrol segala aktifitas yang terjadi
•
Simple dalam penggunaanya karena sudah dilengkapi fitur-fitur standar yang dibutuhkan
2.
Kekurangan sistem billing •
Perlu adanya security yang baik agar rahasia transaksi terjaga.
•
Jika internet atau listrik di sekitar sedang bermasalah, maka sistem ini pun akan ikut bermasalah
15
2.5
Radius Server dan Manajemen AAA RADIUS (Remote Authentication Dial-In User Service), adalah suatu
metode standar (protokol) yang mengatur komunikasi antara NAS (Network Access Server) dengan AAA (Authentication, Authorization, Accounting) serversudah dilengkapi fitur-fitur standar yang dibutuhkan. Dalam hal ini server AAA yang digunakan dapat juga disebut sebagai server RADIUS, dan paketpaket data yang terlibat dalam komunikasi antara keduanya disebut sebagai paket RADIUS (Bruury, 2007). Authentication adalah suatu proses dimana user diidentifikasi oleh server AAA sebelum user menggunakan jaringan. Pada proses ini, user meminta hak akses kepada NAS untuk menggunakan suatu jaringan. NAS kemudian menanyakan kepada server AAA apakah user yang bersangkutan berhak untuk menggunakan jaringan atau tidak. Authorization adalah pengalokasian layanan apa saja yang berhak diakses oleh user pada jaringan. Authorization dilakukan ketika user telah dinyatakan berhak untuk menggunakan jaringan. Accounting merupakan proses yang dilakukan oleh NAS dan AAA server yang mencatat semua aktivitas user dalam jaringan, seperti kapan user mulai menggunakan jaringan, kapan user mengakhiri koneksinya dengan jaringan, berapa lama user menggunakan jaringan, berapa banyak data yang diakses user dari jaringan, dan lain sebagainya. Informasi yang diperoleh dari proses accounting disimpan pada AAA server, dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti billing, auditing, atau manajemen jaringan. Ketika NAS menerima permintaan koneksi dari user, NAS akan mengirimkan informasi yang diperolehnya dari user ke server RADIUS. Berdasarkan informasi tersebut, server RADIUS akan mencari dan mencocokkan informasi mengenai user tersebut pada databasenya, baik internal, eksternal, maupun server RADIUS lain. Jika terdapat informasi yang cocok, server RADIUS akan mengizinkan user tersebut untuk menggunakan jaringan. Jika tidak, maka user tersebut akan
16
ditolak. Berdasarkan informasi ini, NAS memutuskan apakah melanjutkan atau memutuskan koneksi dengan user. Selanjutnya, NAS mengirimkan data ke server RADIUS untuk mencatat semua kegiatan yang dilakukan user dalam jaringan.
2.6
IP Address dan Subnetting
2.6.1
IP Address Versi 4 IP Address merupakan pengenal yang digunakan umtuk memberi alamat
pada tiap-tiap komputer dalam jaringan. Format IP Address adalah bilangan 32 bit yang tiap 8 bitnya dipisahkan oleh tanda titik. Adapun format IP Address dapat berupa bentuk „biner ‟ (xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx dengan x merupakan bilangan biner). Atau dengan bentuk empat bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh titik bentuk ini dikenal dengan ‘dotted decimal’ (xxx.xxx.xxx.xxx adapun xxx merupakan nilai dari satu oktet/delapan bit). IP Address terdiri atas network ID dan host ID. Network ID menunjukkan nomor jaringan sedangkan host ID mengidentifikasikan host dalam satu jaringan (Herlambang, 2008). Sebelumnya dikenal cara-cara pembagian IP Address dengan metode antara lain: 1.
Classfull addressing Classfull addressing merupakan metode pembagian IP Address ke dalam
lima kelas, yaitu: a.
Kelas A Format
: 0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh
Bit Pertama
:0
Panjang NetID
: 8 bit
Panjang HostID
: 24 bit
Byte Pertama
: 0-127
Jumlah
: 126 Kelas A (0 dan 127 dicadangkan)
Range IP
: 1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx
17
b.
c.
d.
Jumlah IP
: 16.77.214 IP Address pada setiap jaringan Kelas A
Deskripsi
: Diberikan untuk jaringan memiliki host yang besar
Kelas B Format
: 10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh
Bit Pertama
: 10
Panjang NetID
: ID6 bit
Panjang HostID
: 16 bit
Byte Pertama
: 128-191
Jumlah
: 16.384 Kelas B
Range IP
: 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx
Jumlah IP
: 65.532 IP Address pada setiap Kelas B
Deskripsi
: Dialokasikan untuk jaringan besar dan sedang
Kelas C Format
: 110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh
Bit Pertama
: 110
Panjang NetID
: 24 bit
Panjang HostID
: 8 bit
Byte Pertama
: 192-223
Jumlah
: 2.097.152 Kelas C
Range IP
: 1.xxx.xxx.xxx sampai 223.255.255.xxx
Jumlah IP
: 254 IP Address pada setiap Kelas C
Deskripsi
: Digunakan untuk jaringan berukuran kecil
Kelas D Format
: 1110mmmm.mmmmmmmm.mmmmmmmm.mmmmmmmm
Bit Pertama
: 1110
Bit Multicast
: 28 bit
Bit Inisial
: 224-247
Deskripsi
:Kelas D digunakan untuk keperluan IP multicasting
18
e.
Kelas E Format
: 1111rrrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr
Bit Pertama
: 1111
Bit Multicast
: 28 bit
Bit Inisial
: 248-255
Deskripsi
:Kelas E dicadangkan untuk keperluan eksperimen (research)
2.
Classfull addressing Saat ini dikenal juga cara pengalokasian IP Address dalam notasi CICR
(Classless Inter Domain Routing). Istilah lain yang digunakan untuk menyebut bagian IP Address yang menunjuk suatu jaringan secara lebih spesifik yakni: Network Prefix. Penulisan network prefix suatu kelas IP Address digunakan tanda garis miring (Slash) “/”, diikuti dengan angka yang menunjukan panjang network prefix ini dalam bit. Misalnya, ketika menuliskan network kelas A dengan alokasi IP 10.xxx.xxx.xxx, network prefixnya dituliskan sebagai 10/8. Angka /8 menunjukan notasi CIDR yang merupakan jumlah bit yang digunakan oleh network prefix, yang berarti netmask-nya 255.0.0.0 dengan jumlah maksimum host pada jaringan sebanyak 16.777.214 node.
2.6.2
Pengalokasian IP Address IP Address terdiri atas dua bagian yaitu network ID dan host ID. Network
ID menunjukkan nomor jaringan, sedangkan host ID mengidentifkasikan host dalam satu jaringan. Pengalokasian IP Address pada dasarnya ialah proses memilih network ID dan host ID yang tepat untuk suatu jaringan. Tepat atau tidaknya konfigurasi ini tergantung dari tujuan yang hendak dicapai, yaitu mengalokasikan IP Address seefisien mungkin (Herlambang, 2008). Terdapat beberapa aturan dasar dalam menentukan network ID dan host ID yang hendak digunakan. Aturan tersebut adalah :
19
1.
Network ID 127.0.0.1 tidak dapat digunakan karena ia secara default digunakan dalam keperluan loop-back. Loop-back adalah IP Address yang digunakan komputer untuk menunjukan dirinya sendiri.
2.
Host ID tidak boleh semua bitnya diset 1 (contoh klas A: 126.255.255.255), karena akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID broadcast merupakan alamat yang mewakili seluruh anggota jaringan. Pengiriman paket ke alamat ini akan menyebabkan paket ini didengarkan oleh seluruh anggota jaringan tersebut.
3.
Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0 (seluruh bit diset 0 seperti 0.0.0.0), Karena IP Address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat jaringan adalah alamat yang digunakan untuk menunjuk suatu jaringan dan tidak menunjukan suatu host.
4.
Host ID harus unik dalam suatu jaringan. Artinya dalam satu jaringan, tidak boleh ada dua host dengan host ID yang sama.
5.
IP Private yang dapat digunakan dalam jaringan lokal, yaitu 10/8, 172.16.0.0/12, 192.168.0/16, 224.0.0.0/4 (class D multicast), 240.0.0.0/5 (class E research) karena IP ini tidak dipergunakan (di-publish) di Internet.
2.6.3
Subnet Jumlah IP Address Versi 4 sangat terbatas, apalagi jika harus memberikan
alamat semua host di Internet. Oleh karena itu, perlu dilakukan efisiensi dalam penggunaan IP Address tersebut supaya dapat mengalamati semaksimal mungkin host yang ada dalam satu jaringan. Konsep subnetting dari IP Address merupakan teknik yang umum digunakan di Internet untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address. Subnetting merupakan proses memecah satu kelas IP Address menjadi beberapa subnet dengan jumlah host yang lebih sedikit, dan untuk menentukan batas network ID dalam suatu subnet, digunakan subnet mask (Herlambang, 2008).
20
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa selain menggunakan metode classfull untuk pembagian IP Address, kita juga dapat menggunakan metode classless addressing (pengalamatan tanpa kelas), menggunakan notasi penulisan singkat dengan prefix. 1.
Metode Classless Inter-Domain Routing (CIDR) CIDR menghindari cara pemberian IP Address tradisional menggunakan
klas A, B dan C. CIDR menggunakan “network prefix” dengan panjang tertentu. Prefix-length menentukan jumlah “bit sebelah kiri” yang akan dipergunakan sebagai network ID. Jika suatu IP Address memiliki 16 bit sebagai network ID, maka IP Addresstersebut akan diberikan prefix-length 16 bit yang umumnya ditulis sebagai /16dibelakang IP Address, contoh: 202.152.0.1/18. Oleh karena tidak mengenal kelas, CIDR dapat mengalokasikan kelompok IP Address dengan lebih efektif Seperti contoh, jika satu blok IP Address 202.91.8/26 dialokasikan untuk sejumlah host (komputer) yang akan dibagi dalam beberapa jaringan (subnet), maka setiap bagian (segmen/subnet) akan menerima porsi IP Address yang sama satu sama lain. Subnet 1 = 62 host – network address = 202.91.8.0/26 Subnet 2 = 62 host – network address = 202.91.8.64/26 Subnet 3 = 62 host – network address = 202.91.8.128/26 Subnet 4 = 62 host – network address = 202.91.8.192/26 Subnet Mask = 255.255.255.192 Bila salah satu subnet masih ingin memecah jaringannya menjadi beberapa bagian, misal subnet 4 masih akan dibagi menjadi 2 jaringan (subnet), maka 62 IP yang sebelumnya akan dialokasikan buat host subnet 4 akan dipecah menjadi 2 subnet lagi dengan jumlah host yang sama. Subnet 4 = 30 host – network address = 202.91.8.192/27 Subnet 5 = 30 host – network address = 202.91.8.224/27 Subnet Mask = 255.255.255.224
21
Jika pada pengalokasian IP address classfull, suatu network ID hanya memiliki satu subnetmask, maka sisa host masing-masing subnet yang baru hanya 30 host, dikarenakan 1 IP sebagai identitas alamat jaringan (network ID) dan 1 IP lainya (yang terakhir) digunakan sebagai IP broadcast subnet tersebut. 2.
Metode Variabel Length Subnet Mask(VLSM) VLSM menggunakan metode yang berbeda, yakni dengan memberikan
suatu alamat jaringan (network address) lebih dari satu subnet mask. Contoh: satu blok IP address 169.254.0.0/20 dibagi menjadi 16. Subnet 1 = 4094 host – Net address = 169.254.0.0/20 Subnet 2 = 4094 host – Net address = 169.254.16.0/20 22 Subnet 3 = 4094 host – Net address = 169.254.32.0/20 ..... ..... Subnet 16= 4094 host – Net address = 169.254.240.0/20 Subnet Mask = 255.255.240.0 Berikutnya Subnet 2 akan dipecah menjadi 16 subnet lagi yang lebih kecil, maka: Subnet 2.1 = 254 host – Net address = 169.254.16.0/24 Subnet 2.2 = 254 host – Net address = 169.254.17.0/24 Subnet 2.3 = 254 host – Net address = 169.254.18.0/24 ..… ...... Subnet 2.16 = 254 host – Net address = 169.254.31.0/24 Subnet Mask = 255.255.255.0 Bila subnet 2.1 akan dipecah lagi menjadi beberapa subnet, misal 4 subnet, maka: Subnet 2.1.1 = 62 host – Net address = 169.254.16.0/26 Subnet 2.1.2= 62 host – Net address = 169.254.16.64/26 Subnet 2.1.3= 62 host – Net address = 169.254.16.128/26
22
Subnet 2.1.4= 62 host – Net address = 169.254.16.192/26 Subnet Mask = 255.255.255.192 Jika diperhatikan, CIDR dan metode VLSM mirip satu sama lain, yaitu blok network address dapat dibagi lebih lanjut menjadi sejumlah blok IP Address yang lebih kecil. Perbedaannya adalah CIDR merupakan sebuah konsep untuk pembagian blok IP Public yang telah didistribusikan dari IANA (Internet Assigned Number Authority) yaitu badan yang memiliki resources internet, sedangkan VLSM merupakan implementasi pengalokasian blok IP yang dilakukan oleh pemilik jaringan (network administrator) dari blok IP yang telah diberikan kepadanya tetapi bersifat lokal dan tidak dikenal di internet.
2.7
MikroTik Router OS
2.7.1
Pengertian Mikrotik Router OS Mikrotik Router OS™, merupakan sistem operasi Linux base yang
diperuntukkan sebagai network router. Didesain untuk memberikan kemudahan bagi penggunanya. Administrasinya bisa dilakukan melalui Windows Application (WinBox). Selain itu instalasi dapat dilakukan pada standar komputer, Personal Computer (PC). PC yang akan dijadikan router mikrotik pun tidak memerlukan resource yang cukup besar untuk penggunaan standard, misalnya hanya sebagai gateway. Untuk keperluan beban yang besar (network yang kompleks, routing yang rumit) disarankan untuk mempertimbangkan pemilihan resource PC yang memadai (Hadriyanto, 2009)..
2.7.2
Sejarah Mikrotik Router OS Mikrotik adalah sebuah perusahaan kecil berkantor pusat di Latvia,
bersebelahan dengan Rusia. Pembentukannya diprakarsai oleh John Trully dan Arnis Riekstins. John Trully adalah seorang berkewarganegaraan Amerika yang berimigrasi ke Latvia. Di Latvia ia bejumpa dengan Arnis, Seorang darjana Fisika dan Mekanik sekitar tahun 1995. John dan Arnis mulai me-routing dunia pada tahun 1996 (misi Mikrotik merouting seluruh dunia). Mulai dengan sistem Linux
23
dan MS-DOS yang dikombinasikan dengan teknologi Wireless-LAN (WLAN) Aeronet berkecepatan 2 Mbps di Moldova, negara tetangga Latvia, baru kemudian melayani lima pelanggannya di Latvia. Prinsip dasar mereka bukan membuat Wireless ISP (W-ISP), tetapi membuat program router yang handal dan dapat dijalankan diseluruh dunia. Latvia hanya merupakan tempat eksperimen John dan Arnis, karena saat ini mereka sudah membantu negara-negara lain termasuk Srilanka yang melayani sekitar 400 pengguna. Linux yang pertama kali digunakan adalah Kernel 2.2 yang dikembangkan secara bersama-sama dengan bantuan 515 orang staff Research and Development (R&D) Mikrotik yang sekarang menguasai dunia routing di negara-negara berkembang. Menurut Arnis, selain staf di lingkungan Mikrotik, mereka juga merekrut tenega-tenaga lepas dan pihak ketiga yang dengan intensif mengembangkan MikroTik secara marathon.
2.7.3
Jenis-jenis Mikrotik Adapun jenis-jenis mikrotik antara lain yaitu:
1.
Mikrotik RouterOS yang berbentuk software yang dapat di-download di www.mikrotik.com. Dapat diinstal pada kompuetr rumahan (PC).
2.
Built-In Hardware Mikrotik dalam bentuk perangkat keras yang khusus dikemas dalam board router yang didalamnya sudah terinstal MikroTik RouterOS.
2.7.4
Mikrotik RB750 Secara teknis spesifikasi keduanya pun hampir sama. Banyak kalangan
yang
memprediksi
Mikrotik
RB750
akan
menjadi
“hot
item”
dalam
perkembangannya. Dengan diproduksinya mikrotik RB750 adalah sebagai bukti bahwa untuk membangun sistem handal tidaklah harus dengan biaya mahal (Arya, 2009) Adapun spesifikasi Mikrotik RB750, antara lain: -
CPU: AR7240 300MHz (overclock up to 400MHz) CPU
-
Memory: 32MB DDR SDRAM onboard memory
24
-
Boot loader: RouterBOOT
-
Data storage: 64MB onboard NAND memory chip
-
Ethernet: Five 10/100 ethernet ports (with switch chip)
-
MiniPCI: none
-
Extras: Reset switch, Beeper
-
Serial port: no serial port
-
LEDs: Power, NAND activity, 5 Ethernet LEDs
-
Power options: Power over Ethernet: 9-28V DC (except power over datalines). Power jack: 9.28V DC
-
Dimensions: 113×89x28mm. Weight without packaging and cables: 130g
-
Power consumption: Up to 3W
-
Operating System: MikroTik RouterOS v3, Level4 license Pada license level 4, user hotspot yang aktif mencapai 200 user. Berikut
ini pada Tabel 2.2 dijelaskan perbedaan level pada license mikrotik (Adam, 2009).
25
Tabel 2.2 Perbedaan level pada license mikrotik
Pada penelitian ini nantinya akan dilakukan upgrade OS ke versi 4.11 yang merupakan versi terbaru saat perancangan. Adapun caranya dengan mendownload file routerOS pada situs resmi Mikrotik, www.mikrotik.com. File yang berhasil di-download tersebut kemudian di drag and drop ke menu File List Mikrotik pada jendela Winbox, selanjutnya reboot sistem dan routerOS akan terupgrade. Perbedaan versi terbaru ini yaitu terletak pada beberapa tampilan menu Mikrotik yang lebih terstruktur dan konfigurasi lebih praktis. Kemudian
26
terdapat beberapa menu yang disinkronkan langsung dengan menu lain oleh sistem sehingga menu yang bersangkutan terkonfigurasi secara otomatis, misalnya pada menu DNS dan Routes untuk konfigurasi Internet.
2.7.5
Fitur-fitur Mikrotik Fitur-fitur yang terdapat pada Mikrotik antara lain:
1.
Address List : Pengelompokan IP Address berdasarkan nama
2.
Asynchronous : Mendukung serial PPP dial-in / dial-out, dengan otentikasiCHAP, PAP, MSCHAPv1 dan MSCHAPv2, Radius, dial on demand, modem pool hingga 128 ports.
3.
Bonding : Mendukung dalam pengkombinasian beberapa antarmuka Ethernet ke dalam 1 pipa pada koneksi cepat.
4.
Bridge : Mendukung fungsi bridge spinning tree, multiple bridge interface, bridging firewalling.
5.
Data Rate Management : QoS berbasis HTB dengan penggunaan burst, PCQ, RED, SFQ, FIFO queue, CIR, MIR, limit antar peer to peer.
6.
DHCP : Mendukung DHCP tiap antarmuka; DHCP Relay; DHCP Client, multiple network DHCP; static and dynamic DHCP leases.
7.
Firewall dan NAT : Mendukung pemfilteran koneksi peer to peer, source NAT dan destination NAT. Mampu memfilter berdasarkan MAC, IP Address, range port, protokol IP, pemilihan opsi protokol seperti ICMP, TCP Flags dan MSS.
8.
Hotspot : Hotspot gateway dengan otentikasi RADIUS. Mendukung limit data rate, SSL ,HTTPS.
9.
IPSec : Protokol AH dan ESP untuk IPSec; MODP Diffie-Hellmann groups 1, 2, 5; MD5 dan algoritma SHA1 hashing; algoritma enkirpsi menggunakan DES, 3DES, AES-128, AES-192, AES-256; Perfect Forwarding Secresy (PFS) MODP groups 1, 2,5.
27
10.
ISDN : mendukung ISDN dial-in/dial-out. Dengan otentikasi PAP, CHAP, MSCHAPv1 dan MSCHAPv2, Radius. Mendukung 128K bundle, Cisco HDLC, x751, x75ui, x75bui line protocol.
11.
M3P : Mikrotik Protokol Paket Packer untuk wireless links dan Ethernet.
12.
MNDP : Mikrotik Discovery Neighbour Protokol, juga mendukung Cisco Discovery Protokol (CDP).
13.
Monitoring / Accounting : Laporan Traffic IP, log, statistik graph yang dapat diakses melalui HTTP.
14.
NTP : Network Time Protokol untuk server dan clients; sinkronisasi menggunakan system GPS.
15.
Poin to Point Tunneling Protocol : PPTP, PPPoE dan L2TP Access Consentrator; protokol otentikasi menggunakan PAP, CHAP, MSCHAPv1, MSCHAPv2; otentikasi dan laporan Radius; enkripsi MPPE; kompresi untuk PPoE; limit data rate.
16.
Proxy : Cache untuk FTP dan HTTP proxy server, HTTPS proxy; transparent proxy untuk DNS dan HTTP; mendukung protokol SOCKS; mendukung parent proxy; static DNS.
17.
Routing : Routing statik dan dinamik; RIP v1/v2, OSPF v2, BGP v4.
18.
SDSL : Mendukung Single Line DSL; mode pemutusan jalur koneksi dan jaringan.
19.
Simple Tunnel : Tunnel IPIP dan EoIP (Ethernet over IP).
20.
SNMP : Simple Network Monitoring Protocol mode akses read-only.
21.
Synchronous : V.35, V.24, E1/T1, X21, DS3 (T3) media ttypes; sync-PPP, Cisco HDLC; Frame Relay line protokol; ANSI-617d (ANDI atau annex D) dan Q933a (CCITT atau annex A); Frame Relay jenis LMI.
22.
Tool : Ping, Traceroute; bandwidth test; ping flood; telnet; SSH; packet sniffer; Dinamik DNS update.
23.
UPnP : Mendukung antarmuka Universal Plug and Play.
24.
VLAN : Mendukung Virtual LAN IEEE 802.1q untuk jaringan ethernet dan wireless; multiple VLAN; VLAN bridging.
28
25.
VoIP : Mendukung aplikasi voice over IP.
26.
VRRP : Mendukung Virtual Router Redudant Protocol.
27.
WinBox : Aplikasi mode GUI untuk meremote dan mengkonfigurasi Mikrotik.
2.8
User Manager MikroTik User Manager Mikrotik merupakan sistem manajemen yang dapat
dipergunakan untuk me-manage user sebagai berikut (Fajar, 2007): 1.
HotSpot users
2.
PPP (PPtP/PPPoE) users
3.
DHCP users
4.
Wireless users
5.
RouterOS users Penggunaan User Manager untuk hotspot user sebelumnya paket hotspot
dan DHCP server harus sudah terinstal (enable) dan dikonfigurasi terlebih dahulu pada Mikrotik RouterOS. Asumsi pada tulisan ini RouterOS terdiri atas 1 wlan dan 1 ether. Ether sebagai interface yang terhubung ke internet sedangkan wlan sebagai interface yang terhubung ke hotspot klien. IP ether1 192.168.0.40 dan wlan1 dengan IP 172.16.0.1/24. Langkah-langkahnya sebagai berikut: 1.
Set DHCP server pada interface wlan1
2.
Set hostpot /ip hotspot profile set hsprof1 use-radius=yes
3.
Set Radius klien untuk User Manager menangani hotspot /radius add service=hotspot address=172.16.0.1 secret=123456
Sebagai catatan pertama kali hotspot user autentifikasi akan membaca pada database /ip hotspot user print. Remove data pada direktori ini agar autentifikasi pada radius
29
4.
Instal User Manager
-
Buka system packages dari Winbox atau terminal /system/packages/print
-
Jika belum ada paket user manager diinstal terlebih dahulu. User Manager merupakan paket terpisah dari Mikrotik RouterOS. Pastikan versi routerOS sama dengan versi paket User Manager. Misalnya jika router OS versi 3.30 maka paket user-manager juga harus versi 3.30. Download dari http://www.mikrotik.com/download.html, pilih salah paket user-manager3.30.npk dari paket zip
-
Upload via program FTP ke Mikrotik server
-
Reboot Mikrotik server
-
Cek pada Mikrotik system packages seperti langkah pertama, jika User Manager belum aktif maka diaktifkan terlebih dahulu kemudian reboot. Jika sudah aktif buka http://192.168.0.40/userman
-
Jika sudah bisa terbuka halaman login User Manager, berarti User Manager sudah aktif. Tampilan halaman login terlihat seperti Gambar 3.1
Gambar 2.1 Halaman login User Manager Pada saat penelitian ini akan dibuat versi terbaru dari routerOS yaitu routerOS versi 4.11, maka paket User Manager yang akan digunakan juga menggunakan versi 4.11
30
5.
Buat pada User Manager nama subscriber /tool user-manager customer add login="admin" password=123 permissions=owner
6.
Buat hotspot Router /tool user-manager router add subscriber=admin ipaddress=172.16.0.1 shared-secret=123456
7.
Buat user untuk hotspot /tool user-manager user add username=fajar password=123 subscriber=admin
User Manager adalah web interface dengan menu-menu berbasis web yang dipergunakan untuk memanage user hotspot. User manager pada Mikrotik disini berfungsi sebagai manajemen AAA, dimana sebelumnya pada Mikrotik diaktifkan fungsi Radius (Fajar, 2008). Setelah berhasil login User Manager maka akan tampak halaman utama User Manager seperti Gambar 3.2.
Gambar 2.2 Tampilan halaman utama User Manager
31
Fitur yang dimiliki antara lain menambah, mengubah, menghapus user, membuat kredit, melihat session, melihat laporan masing-masing user dan sebagainya. Adapun fungsi pada menu yang terdapat pada User Manager, antara lain: 1.
Menu Credit
-
Credit merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan berapa lama seorang user diperkenankan untuk mengakses hotspot (Analogi dengan masa aktif voucher pulsa Hanphone).
-
Memiliki suatu nama yang Unik dan memiliki harga tertentu
-
Lama waktu kredit bisa di ekstend
-
Kredit akan mulai berlaku atau dihitung mundur oleh sistem saat pertama kali user login
-
Lama credit bisa dinyatakan dalam satu satuan waktu detik(s), menit (m),jam (h), hari (d), minggu (w) dan seterusnyagin.
2.
Menu User
-
Digunakan untuk memanage user hotspot, meliputi menambah user baru, menghapus menentukan kredit user, menentukan uptime user, melihat aktifitas dan lain-lain.
-
User name untuk isi nama user, password untuk isi password user yang bersangkutan.
-
Uptime limit diisi dengan waktu yang diijinkan user tersebut bisa menggunakan akses.
-
Add Time diisi kredit yang berlaku untuk user tersebut
-
Jika uptime limit telah terlampaui maka user tersebut tidak bisa lagi menggunakan akses walaupun kredit masih tersisa. Jika kredit telah terlampaui maka user juga tidak bisa mengakses meskipun uptime limit masih tersisa.
3.
Menu User Menu ini berfungsi untuk membuat customer yang dapat mengakses User
Manager berikut hak aksesnya.
32
4.
Menu Report Menu ini berfungsi untuk melihat rekapitulasi akses dari setiap user untuk
merinci penggunaan akses internet, dimana dapat dibuat laporan harian, mingguan, bulanan, dan tahunan.
2.9
Remote Mikrotik Menggunakan Winbox WinBox merupakan aplikasi yang mengubah „hitam putihnya‟ Mikrotik
menjadi mode GUI yang user friendly dibanding dengan router lainnya yang masih menggunakan console mode (Herlambang, 2008) Winbox dapat di-download di situs resmi Mikrotik. Langkahnya adalah sebagai berikut: -
Akses
situs
Mikrotik
http://www.mikrotik.com/download.html.
pada Kemudian
alamat pada
menu
Tools/Utilities, download Winbox, muncul jendela konfirmasi, pilih Save File. Atau cara lain, tanpa perlu koneksi internet, ketik IP Mikrotik yaitu 192.168.88.xxx, lalu akan muncul halaman Mikrotik lalu pada menu Winbox klik „Download it‟ -
Setelah file berhasil di-download, jalankan Winbox, pada menu Connect To akan muncul Mac Address dari server Mikrotik yang terbaca secara otomatis. Login sebagai “admin” dan password kosongkan.
Gambar 2.3 Tampilan halaman login Winbox
33
Gambar 3.3 merupakan tampilan halaman login Winbox yang kemudian untuk seterusnya remote Mikrotik akan dilakukan dengan aplikasi Winbox ini. Keterangan: 1.
Connect To
: Alamat IP komputer yang akan di-remote
2.
Login
: Nama user yang akan login Mikrotik
3.
Password
: Password user
4.
Note
: Keterangan tambahanm misal nama dari Mikrotik yang
diremote 5.
Save : Untuk menyimpan alamat Mikrotik beserta nama user dan password-nya. Dengan demikian tidak perlu menulis kembali alamat komputer, user, dan password setip kali akan login.
6.
Tools, terdapat menu pilihan antara lain:
-
Remove All Addresses, digunakan untuk menghapus semua alamat, user dan keterangan yang terdapat pada daftar alamat
-
Clear Cache, berfungsi membersihkan cache yang tersimpan
-
Export Addresses..., digunakan untuk mengekspor semua data yang terdapat pada daftar alamat (backup data).
-
Import Addresses..., digunakan untuk mengimpor data dari file hasil backup data, yang nantinya akan ditampilkan pada daftar alamat.
Remote Mikrotik yang belum mempunyai IP Address dapat dilakukan dengan cara menekan tombol „tiga titik‟ disebelah kiri tombol „Connect‟. Setelah itu akan muncul menu yang menampilkan daftar alamat MAC dari Ethernet komputer yang akan di-remote. Klik ganda pada alamat MAC tersebut lalu tekan tombol Connect
34
Gambar 3.4 berikut adalah tampilan dari Winbox yang berhasil me-remote Mikrotik
Gambar 2.4 Remote Mikrotik via Winbox 2.10
Data Flow Diagtam (DFD) Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang
memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan system sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi. DFD ini sering disebut juga dengan nama Bubble chart, Bubble diagram, model proses, diagram alur kerja, atau model fungsi. DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan, khususnya bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan
35
kompleks dari pada data yang dimanipulasi oleh sistem. Dengan kata lain, DFD adalah alat pembuatan model yang memberikan penekanan hanya pada fungsi sistem. DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program.
2.10.1 Konteks Diagram Pada diagram konteks terlihat ada tiga entitas luar (External Entity) yang terlibat dan terhubung langsung ke sistem, yaitu owner, operator, dan klien dari sistem user manager itu sendiri. Masing – masing entitas ini akan berperan sebagai pengguna sistem user manager. Dari diagram konteks tersebut, terlihat bahwa semua entitas memiliki identitas untuk masing – masing user, dan
login
Create report and voucher
menerima output sesuai dengan hak aksesnya seperti Gambar 2.5
Gambar 2.5 Konteks Diagram
36
2.10.2 Data Flow Diagram Level 0 User Manager
Gambar 2.6 DFD Level 0 User Manager
Proses ini menggambarkan bahwa sistem user manager ini dibagi menjadi 4 bagian yaitu: 1.
Add operator Proses ini adalah penambahan operator yang hanya dapat dilakukan oleh
owner. Pada proses ini owner dapat menentukan hak akses apa yang akan diberikan oleh owner kepada operator. 2.
Add Credit Proses add credit ini hanya dapat dilakukan oleh owner. Pada proses ini
owner dapat menentukan credit yang owner inginkan. 3.
Add Voucher Proses add voucher ini dapat dilakukan oleh owner dan juga oleh operator.
Voucher ini yang akan digunakan oleh klien untuk mendapatkan akses internet. 4.
Add Report Proses ini adalah untuk mendapatkan laporan dari voucher yang sudah
dikeluarkan. Proses ini dapat dilakukan oleh owner dan juga operator.