BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kriminologi 2.1.1 Definsi Kriminologi Menurut Nassarudin (2016) Kriminologi
adalah ilmu pengetahuan yang
menyelidiki gejala kejahatan. Dalam teori kriminologi, kejahatan merupakan gejala individual dan gejala sosial , yang harus terus dikaji validitasnya. Kriminologi digunakan untuk memberi petunjuk teknis dan cara masyarakat memberantas kejahatan dengan hasil yang baik dan cara menghindari kejahatan. Dalam kriminologi terdapat teori struktur sosial, pengendalian sosial, dan teori labeling, yang menjadi landasan dalam melihat dan menjawab permasalahan yang ada di dalam masyarakat atau dalam mendukung perkembangan dan pembaharuan hukum pidana. Dalam mempelajari
kejahatan, lahirlah berbagai pandangan atau teori untuk
mengetahui penyebabnya timbulnya kejahatan. Salah satu teori yang lahir dalam ilmu kriminologi adalah teori sosiologi kriminal, yang menyatakan bahwa tindak kejahatan yang dilakukan oleh seseorang berhubungan dengan bentuk (fisik) orang tersebut. Dengan kata lain, kejahatan dipengaruhi oleh bentuk fisik manusia. Kejahatan dapat timbul dari berbagai faktor, yaitu faktor psikologis, faktor lingkungan dan faktor ekonomi, karena pendapat dan pengeluaran yang tidak seimbang. Kriminologi dipelajari untuk mengetahui latar belakang timbulnya kejahatan Menurut Santoso Topo dan Achjani Sulfa (2012) Merumuskan kriminologi adalah sebagai keseluruhan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan perbuatan jahat sebagai gejala sosial (The body of knowledge regarding crime as a social phenomenom). Bahwa kriminologi mencakup proses-proses perbuatan hukum, pelanggaran hukum, dan reaksi atas pelanggaran hukum, kriminologi di bagi menjadi tiga cabang ilmu utama yaitu: 1. Sosial Hukum Kejahatan itu adalah perbuatan yang oleh hukum dilarang dan diancam dengan suatu sanksi. Disini menyelidiki tentang sebab-sebab kejahatan dan faktor-faktor penyebabnya (khususnya hukum pidana).
6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
2. Etiologi Kejahatan Kejahatan cabang ilmu kejahatan yang mencari sebab-musabab dari kejahatan. Dalam kriminologi, etiologi kejahatan merupakan kajian yang utama. 3. Penologi Pada dasarnya merupakan ilmu tentang hukuman, akan tetapi sutherland memasukan hak-hak yang berhubungan dengan usaha pengendalian kejahatan represif maupun preventif. 2.1.2 Metodologi Residivisme Menurut Mustofa (2013) Residivisme yang diukur berdasarkan kembalinya bekas terpidana ke dalam proses penghukuman, secara tidak langsung sesungguhnya juga dapat dikatakan merupakan penelitian evaluatif terhadap keberhasilan program pembinaan terpidana penjara yang diterapkan oleh lembaga pemasyarakatan. Tingkat atau pola residivisme yang diukur berdasarkan hasil pembinaan terpidana penjara ini menunjukkan tingkat keberhasilan pembinaan. Dalam kaitan ini, secara institusional, biasanya suatu lembaga penghukuman akan menentukan suatu tenggang waktu yang dianggap sebagai patokan keberhasilan pembinaan. Model matematis tentang pengukuran residivisme yang lain dapat ditemukan dalam tulisan Greenbreg (1979) yang menyajikan model yang dibuat oleh markov yang kemudian disebut sebagai rantai markov. Odel tersebut pada dasarnya juga merupakan model lanjutan (follow up) dalam meneliti residivisme sebagaimana dapat disimak pada Gambar di bawah ini:
Sumber: (Muhammad Mustofa, Metodologi Penelitian Kriminologi 2013) Gambar 2.1 Rantai Markov
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
Keterangan: PA : Kemungkinan pelaku tertangkap setelah melakukan kejahatan P1 : Kemungkinan pelaku tertangkap dihukum PR1 : Kemungkinan tidak tertangkap saat melakukan kejahatan ulang minimal sekali PR2 : Kemungkinan pelaku tertangkap yang tidak dihukum dan melakukan kejahatan ulang minimal sekali PR3 : Kemungkinan pelaku yang pernah dihukum melakukan kejahatan ulang setelah Dibebaskan minimal sekali
2.2 Konsep Dasar Sistem 2.2.1 Definisi Sistem Sebuah sistem yang mempunyai manfaat yang tepat sasaran akan memberikan banyak dampak positif bagi suatu instansi dalam pencapaian sasaran serta tujuan instansi. Sistem terdapat beberapa pandangan menurut para ahli diantaranya: Menurut Shelly Rosenblatt (2012) Sistem adalah serangkaian komponen yang saling berhubungan yang menghasilkan hasil tertentu. Menurut O’Brien dan Marakas (2011) Sistem merupakan komponen yang saling berinteraksi dengan batasan yang sudah ditetapkan, bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan yang objektif dengan menerima input dan menghasilkan output dalam proses transformasi yang terorganisir. 2.2.2 Karakteristik Sistem Menurut Valacich, George dan Hover (2012)
Suatu sistem memiliki tujuh
karakteristik yaitu: 1. Component (Komponen) Merupakan elemen-elemen sistem disebut juga dengan subsistem yang merupakan bagian terkecil yang membentuk sebuah sistem. 2. Interrelated (Saling Berhubungan) Ketergantungan dari salah satu bagian dari sistem pada satu atau lebih bagian sistem lainnya. 3. Boundary (Batas) Merupakan garis yang menandai bagian dalam dan bagian luar sebuah sistem dalam lingkungannya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
4. Purpose (Tujuan) Tujuan keseluruhan atau fungsi dari suatu system. 5. Environment (Lingkungan) Segala sesuatu yang berada di luar sistem yang berinteraksi dengan sistem. 6. Interface (Antar muka) Penghubung sistem dalam berinteraksi dengan subsistem di lingkungannya. 7. Constraint (Batasan) Sebuah batasan tentang apa yang ingin dicapai sebuah sistem. Berdasarkan uraian menurut para ahli diatas bahwa sebuah sistem perlu adanya salah satu dari karakteristik sistem agar sistem yang dibangun dapat berjalan dengan baik.
2.3 Konsep Dasar Informasi 2.3.1 Definisi Informasi Menurut Shelly dan Rosenblatt (2012) Informasi adalah data yang telah di transformasi menjadi bentuk yang lebih berguna bagi pemakai. Menurut Valacich dan Schneider (2012) Informasi merupakan data yang telah diformat dan terorganisir dengan berbagai cara sehingga menjadi berguna bagi orang yang menggunakannya. Berdasarkan beberapa definisi diatas, informasi adalah kumpulan data yang telah diolah sehingga memiliki arti bagi penggunanya untuk tujuan pengambilan keputusan. 2.3.2 Fungsi Informasi Menurut Tata Sutabri (2012) Fungsi utama informasi adalah menambah pengetahuan atau mengurangi ketidakpastian pemakai informasi. Informasi yang disampaikan kepada pemakai, mungkin merupakan hasil dari data yang dimasukan kedalam pengolahan. Akan tetapi dalam kebanyakan pengambilan keputusan yag kompleks, informasi hanya dapat menambah kemungkinan kepastian atau mengurangi bermacam-macam pilihan. Informasi yang disediakan bagi pengambil keputusan memberikan suatu kemungkinan faktor resiko pada tingkat-tingkat pendapat yang berbeda.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
2.3.3 Kualitas Informasi Menurut Tata Sutabri (2012) Kualitas suatu informasi tergantung dari 3 hal, yaitu informasi harus akurat, tepat, dan relevan. Berikut penjelasan tentang kualitas informasi tersebut. 1. Akurat (Accurate) Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena biasanya dari sumber informasi sampai penerima informasi ada kemungkinan terjadinya gangguan yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut. 2. Tepat Waktu (Timelines) Informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usung tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan suatu landasan dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat maka dapat berakibat fatal bagi organisasi. 3. Relevansi (Relevance) Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya, dimana relevansi informasi untuk tiap-tiap individu berbeda tergantung pada yang menerima dan yang membutuhkan. Nilai informasi ditentukan oleh dua hal yaitu manfaat dan biaya. Suatu informasi dikatakan bernilai apabila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya.
2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.4.1 Definisi Sistem Informasi
Berikut ini macam pengertian sistem informasi diantaranya yaitu: Menurut Laudon dan laudon (2012) Sistem informasi merupakan seperangkat komponen yang saling terkait ang mengumpulkan atau mengambil, memproses, menyimpan,, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan kontrol dalam sebuah organisasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
Menurut Valacich, George dan Hover (2012) Sistem informasi adalah kombinasi hardware, software, dan jaringan telekomunikasi yag di bangun orang dan digunakan untuk mengumpulkan, membuat, dan mendistribusikan data yang berguna dalam pengaturan organisasi. Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa “Sistem informasi adalah sebuah sistem yang terdiri dari pengumpulan, pemasukan, pemrosesan data, penyimpanan, pengolahan, pengendalian dan pelaporan sehingga tercapai sebuah informasi yang mendukung pengambilan keputusan didalam suatu organisasi untuk dapat mencapai sasaran dan tujuannya”. 2.4.2 Komponen Sistem Informasi Menurut Tata Sutabri (2012) mengemukakan bahwa “Sistem informasi terdiri dari komponen – komponen yang disebut blok bangunan (Building Block), yang terdiri dari blok masukan, blok model, blok keluaran, blok teknologi, blok basis data, dan blok kendali. Sebagai suatu sistem, keenam blok bangunan tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran”. Blok bangunan itu terdiri dari: 1. Blok Masukan (Input Block) Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar. 2. Blok Model (Model Block) Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan. 3. Blok Keluaran (Output Block) Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem. 4. Blok Teknologi (Technology Block) Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses
data,
menghasilkan
dan
mengirimkan
pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
keluaran
dan
membantu
12
Blok teknologi terdiri dari teknisi (Humanware atau Brainware), perangkat lunak (Software) dan perangkat keras (Hardware). 5. Blok Basis Data (Database Block) Basis data (Database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Basis data diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut dengan DBMS (Database Management Systems). 6. Blok Kendali (Controls Block) Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa halhal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahankesalahan dapat langsung cepat diatasi.
2.5 Sistem Informasi Geografis 2.5.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG) Menurut Edy Irwansyah (2013) Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah sebuah sistem yang di desain untuk menangkap, menyimpan, memanipulasi, menganalisa, mengatur dan menampilkan seluruh jenis data geografis. Menurut Eddy Prahasta (2014) Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem komputer untuk memasukan (capturing), menyimpan (store/record), memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan data yang yang berhubungan dengan posisinya di permukaan bumi. Jika definisi sistem informasi geografis diperhatikan maka, sistem informasi geografis dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem berikut: 1. Data input Mengumpulkan, mempersiapkan dan menyimpan data spasial dan atributnya. Subsistem ini bertanggung jawab dalam mengonversikan format data aslinya ke dalam format SIG 2. Data Output Menampilkan atau menghasilkan keluaran basis data spasial softcopy dan hardcopy seperti halnya tabel, grafik, report, peta.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
3. Data Management Mengorganisasikan baik data spasial maupun tabel atribut terkait ke dalam sebuah basisdata sedemikan rupa sehingga mudah dipanggil kembali, di update, dan di edit. 4. Data Manipulation dan Analysis Menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh sistem informasi geografis. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan (Eddy Prahasta, 2014). Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi geografis merupakan suatu sistem untuk memasukan, mengelola, (penyimpanan dan pemanggilan data), manipulasi dan analisis, serta meyajikan informasi secara geografis berikut dengan deskripsi dari keadaan geografis suatu wilayah untuk digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan. Berikut ini merupakan gambar subsistem sistem informasi geografis yang dijelaskan.
Sumber: (Eddy Prahasta, Sistem Informasi Geografis Konsep-Konsep Dasar 2014) Gambar 2.2 Ilustrasi Uraian Sub-sistem SIG 2.5.2. Komponen Sistem Informasi Geografis Untuk mengoperasikan SIG membutuhkan komponen-komponen SIG berupa perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), data dan informasi geografis, dan manajemen.
Komponen-komponen SIG dapat ditunjukan pada gambar 2.2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
Sumber: (Eddy Prahasta, Sistem Informasi Geografis Konsep-Konsep Dasar 2014) Gambar 2.3 Komponen-Komponen SIG Keterangan: 1. Perangkat Keras Perangkat keras yang sering digunakan untuk aplikasi SIG
adalah komputer
(PC/CPU), mouse, keyboard, monitor (plus VGA-card grafik) yang beresolusi tinggi, digitizer, printer, plotter, receiver GPS, dan scanner. 2. Perangkat Lunak Subsistem ini diimplementasikan oleh modul-modul perangkat lunak hingga tidak mengherankan jika ada perangkat SIG yang terdiri dari ratusan modul program (*.exe) yang dapat dieksekusi tersendiri. 3. Data dan Informasi Geografis SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data dan informasi yang diperlukan baik tidak langsung (dengan meng-import-nya) maupun langsung dengan mendijitasi data spasialnya (on-screean/head-ups) pada layar monitor atau cara manual dengan digitizer) dari peta analog dan memasukan data atributnya dari tabel atau laporan dengan menggunakan keyboard.
4. Manajemen
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
Proyek SIG akan berhasil jika dikelola dengan baik dan dikerjakan oleh orang yang memiliki keahlian yang tepat pada semua tingkatan. 2.5.3 Data SIG Menurut Indarto (2013) Sistem informasi geografis bekerja dengan dua model, yaitu model raster dan model vektor. 1. Model Raster Di dalam Model data raster, realitas atau obyek atau fitur dilambangkan dengan areal yang terdiri dari satuan luas dalam bentuk segi empat sama sisi. Data raster terdiri dari sekumpulan cell atau grid atau pixel. Pixel dari kata “picture element”. Ukuran satu pixel dapat cm². m². atau km². tergantung pada kebutuhan dan jenis peta. Tiap cell atau pixel mengandung suatu nilai yang menggambarkan kelas, kategori, atau group, misalnya jenis tanah, tekstur tanah, jenis peruntukan tanah, air, jalan, jenis pemukiman. Model data raster berguna untuk menyimpan dan menganalisa data yang kontinyu
dalam
suatu
luasan.
Tiap
cell
mengandung
nilai
yang
dapat
merepresentasikan keanggotaan dari suatu kelas, pengukuran, atau interpretasi nilai. Data raster mencakup citra satelit dan grid. Citra (image) seperti foto udara, citra satelit, atau peta hasil scanner sudah umum digunakan sebagai data masukan untuk GIS. Berikut ini gambar model raster.
Sumber: (Indarto, Sistem Informasi Geografis, 2013) Gambar 2.4 Model Data Raster 2. Model Vektor
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
Pada model ini, suatu objek geografis direpresentasikan secara eksplisit dengan dicantumkannya koordinat objek. Terdapat tiga bentuk objek geografis, yaitu titik (point), garis (line), dan area (polygon). Sebagai contoh misalnya kita ingin mendeskripsikan obyek-obyek atau fitur dai dalam suatu GIS untuk lingkungan perkotaan, maka lokasi monumen atau landmark, pompa air, sumur bor, dilambangkan sebagai data titik. Selanjutnya untuk menggambarkan jaringan sungai, parit, jaringan jalan, rel kereta api, jalur bus kota, digunakan model data garis (line atau polylines). Polylines merupakan kumpulan dari garis-garis. Semntara jika SIG yang kita buat cukup detail, maka lapangan sepak bola, luas lahan persawahan, pemukiman, luas taman kota, luas danau, luas petakan rumah kita dapat dilambangkan poligon. Berikut ini gambar model vektor.
Sumber: (Indarto, Sistem Informasi Geografis, 2013) Gambar 2.5 Model Data Vektor Data SIG pada umumnya dibagi menjadi empat kelompok, yaitu peta umum (mengenai jalan, jalan raya, batas wilayah, sungai, danau, nama-nama tempat), peta urusan perniagaan (mengenai demografi, layanan, telekomunikasi, iklan), dan peta lingkungan (mengenai cuaca, lingkungan topografi, sumber daya alam), serta peta rujukan umum (rujukan peta-peta yang bersifat umum seperti peta dunia dan negara).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
Pada tiap-tiap kelompok diatas, terdapat sumber yang beragam tempat data didapatkan mengenai data spasial, data pada peta dapat dihasilkan dari berbagai macam sumber, diantaranya adalah: 1. Citra Satelit Satelit dapat merekam kondisi atau gambaran dari permukaan bumi dengan menggunakan sensor/kamera. 2. Peta Analog Merupakan bentuk tradisional dari data spasial, dimana data ditampilkan dalambentuk kertas atau flm, seiring dengan perkembangan teknologi, peta analog dapat disimpan dalam format digital dengan menggunakan alat scanner. 3. Foto Udara (Aerial Photography) Serupa dengan citra satelit, namun pengambilan gambar dilakukan dari pesawat. 4. Data Tabular Berfungsi sebagai atribut bagi data spasial seperti data sensus penduduk, data sosial, dan data ekonomi. 5. Data statistik Metode pengumpulan data periodik pada tempat pengamatan geografis, misal data curah hujan. 6. Data Trackking Cara pengumpulan data dalam periode tertentu untuk tujuan pemantauan atau pengamatan perubahan, contoh: kebakaran hutan, gunung meletus, debit air sungai.
2.6 Peta Menurut K.Wardiyatmoko (2014) Peta adalah gambaran konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil sesuai kenampakannya dari atas, peta umumnya digunakan dalam bidang datar dan dilegkapi skala, orientasi dan simbol-simbol dengan kata lain peta adalah gambaran dipermukaan bumi yang diperkecil sesuai dengan skala orang yang ahli dalam bidang pemetaan di sebut kartografi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
Menurut Indarto (2013) Peta adalah gambaran dari unsur-unsur alam maupun buatan manusia yang berada di atas maupun di bawah permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dengan skala tertentu (PP Nomor 10 Tahun 2000). Suatu peta mewakili fitur geografis atau fenomena spasial lainnya dengan menggambarkan secara grafis informasi tentang lokasi dan atribut yang terkait. Informasi lokasi menggambarkan posisi suatu fitur geografis tertentu di permukaan bumi dan hubungan spasial antar fitur satu dengan lainnya. Contoh hubungan spasial misalnya: jarak terdekat halte-bus dari perpustakaan, jarak tempat tinggal kesekolah, pom bensin terdekat dari tempat parkir umum. Informasi atribut menjelaskan karakteristik fitur geografis yang direpresentasikan, misalnya: jenis fitur, nama, jumlah, luas, panjang, keliling. Menurut Eddy Prahasta (2013) Peta adalah sebuah dokumen resmi mengenai bentuk sajian (presentasi) atau gamabaran (miniatur) mengenai unsur-unsur spasial (features) pada umumnya terdapat di permukaan bumi pada sebuah media bidang datar (yang telah didatarkan). Pembuatan dokumen resmi ini, sebagai hasil perekaman, perjalanan
yang
panjang
(survey),
bertujuan
untuk
mempublikasikan
dan
mengkomunikasikan data, informasi, dan pengetahuan mengenai unsur-unsur spasial yang telah dikumpulkan, dikembangkan, dan kemudian dikompilasi oleh tim dan pihak pembuatnya. 2.6.1 Jenis-Jenis Peta Berdasarkan Isinya Menurut Indarto (2013) Jenis peta berdasarkan isinya, peta dapat digolongkan atas dua jenis, yaitu: 1. Peta Dasar Peta dasar adalah peta yang menyajikan informasi permukaan bumi secara umum, baik penampakan alami (misalnya sungai, gunung, laut, danau) maupun buatan (misalnya jalan raya, rel kereta api, pemukiman).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
Berikut peta dasar adalah peta Rupa Bumi Bakosurtanal (Peta RBI)
Sumber: (Indarto, Sistem Informasi Geografis, 2013). Gambar 2.6 Peta RBI Sumatra Barat 1:10 000. 2. Peta Tematik Peta tematik adalah peta yang menyajikan informasi tentang fenomena atau kondisi tertentu yang terjadi di permukaan bumi, beberapa contoh peta tematik yaitu peta curah hujan, peta kepadatan penduduk, peta penyebaran pertanian, peta laju erosi dan peta kesesuaian lahan. Berikut ini gambar Peta Tematik .
Sumber: (Indarto, Sistem Informasi Geografis, 2013). Gambar 2.7 Peta Kepadatan penduduk di indonesia tahun 2015.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
2.6.2 Klasifikasi Peta Berdasarkan Skala Menurut Indarto (2013) Pada umumnya peta memiliki ukuran yang berbeda ukuran peta ini ditentukan oleh skala yang digunakan. Berdasarkan ukuran skala peta dapat digolongkan menjadi empat jenis yaitu: 1. Peta Kadaster atau Teknik Peta kadaster adalah peta yang mempunyai skala 1:100 sampai 1:5.000. peta kadaster biasanya digunakan untuk menggambarkan peta perumahan atau peta dalam sertifikat tanah.
Sumber: (Indarto, Sistem Informasi Geografis, 2013). Gambar 2.8 Peta Kadaster Perumahan Kota MegaRegency 2. Peta Skala Besar Peta skala besar adalah peta yang mempunyai skala lebih dari 1:75.000. Peta skala besar biasanya digunakan untuk menggambarkan wilayah yang relatif sempit, misalnya peta kelurahan, peta kecamatan, dan peta kabupaten.
Sumber: (Indarto, Sistem Informasi Geografis, 2013). Gambar 2.9 Peta Skala Besar 1:350.000.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
3. Peta skala Sedang Peta skala sedang adalah peta yang mempunyai skala antara 1:75.000 sampai 1:1000.000. peta skala sedang biasanya digunakan untuk menggambarkan wilayah yang agak luas, misalnya peta provinsi.
Sumber: (Indarto, Sistem Informasi Geografis, 2013). Gambar 2.10 Peta Skala Sedang, Peta Provinsi Jawa Barat. 4. Peta Skala Kecil Peta skala kecil adalah peta yang mempunyai skala lebih dari 1:1.000.000. Peta skala kecil biasanya digunakan untuk menggambarkan wilayah yang sangat luas, misalnya peta negara, peta benua, bahkan peta dunia. Pada peta seperti ini tidak terlalu dibutuhkan penggambaran fitur secara detail.
Sumber: (Indarto, Sistem Informasi Geografis, 2013). Gambar 2.11 Peta Skala Kecil, Benua Asia.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
2.6.3 Kegunaan Peta Menurut Indarto (2013) Peta merupakan suatu sumber informasi yang sangat berguna untuk segala bidang dengan dukungan perkembangan teknologi saat ini. Kegunaan utama pemetaan adalah untuk menyediakan deskripsi dari suatu fenomena geografis , informasi spasial, dan non-spasial, informasi tentang jenis fitur (titik, garis dan poligon). Secara umum, peta memiliki fungsi sebagai berikut: 1. Sebagai penunjuk posisi atau lokasi suatu tempat di permukaan bumi 2. Untuk memperlihatkan ukuran dan arah suatu tempat di permukaan bumi 3. Untuk menggambarkan bentuk-bentuk yang ada di permukaan bumi, seperti benua, gunung, sungai, jalan raya, dan bentuk-bentuk lainnya 4. Sebagai media untuk menyajikan data tentang potensi suatu daerah
2.7 Metode Air Terjun (Waterfall) Model SDLC air terjun (Waterfall) sering juga disebut model sekuensial linier (sequensial linear) atau alur hidup klasik (classic life). Model air terjun menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial atau terurut dimulai dari analisis, desain, pengodean, pengujian dan tahap pendukung (support) dan menurut Sommerville (2011), Waterfall model mengambil kegiatan proses dasar spesifikasi, pengembangan, validasi, dan evolusi dan mewakili kegiatan tersebut sebagai fase proses terpisah seperti spesifikasi persyaratan, perancangan, perangkat lunak, implementasi, pengujian dan sebagainya. Berikut adalah gambar model air terjun (waterfall):
Sumber: (Ian Sommerville, 2011). Gambar 2.12 Metode Air Terjun (Waterfall).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
Berikut adalah penjelasan dari tahapan-tahapan tersebut : 1. Requirement Analysis and Definition Merupakan tahapan penetapan fitur, kendala dan tujuan sistem melalui konsultasi dengan pengguna sistem. Semua hal tersebut akan ditetapkan secara rinci dan berfungsi sebagai spesifikasi sistem. 2. System and Software Design Dalam tahapan ini akan dibentuk suatu arsitektur sistem berdasarkan persyaratan
yang
telah
ditetapkan.
Dan
juga
mengidentifikasi dan
menggambarkan abstraksi dasar sistem perangkat lunak dan hubunganhubungannya. 3. Implementation and Unit Testing Dalam tahapan ini, hasil dari desain perangkat lunak akan direalisasikan sebagai satu set program atau unit program. Setiap unit akan diuji apakah sudah memenuhi spesifikasinya. 4. Integration and System Testing Dalam tahapan ini, setiap unit program akan diintegrasikan satu sama lain dan diuji sebagai satu sistem yang utuh untuk memastikan sistem sudah memenuhi persyaratan yang ada. Setelah itu sistem akan dikirim ke pengguna sistem. 5. Operation and Maintenance Dalam tahapan ini, sistem diinstal dan mulai digunakan. Selain itu juga memperbaiki error yang tidak ditemukan pada tahap pembuatan. Dalam tahap ini juga dilakukan pengembangan sistem seperti penambahan fitur dan fungsi baru.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
2.8 Definisi UML (Unified Modelling Language) 2.8.1. Pengertian UML UML singkatan dari Unified Modeling Language, UML adalah kosakata umum berbasis objek dan diagram teknik yang cukup efektif untuk memodelkan setiap proyek pengembangan system mulai tahap analisis sampai tahap perancangan dan tahap implementasi. (Alan Dennis, 2012). 2.8.2. Diagram – Diagram UML Beberapa literature menyebutkan bahwa UML menyediakan Sembilan jenis diagram. Namun kesembilan diagram ini tidak mutlak harus digunakan dalam pengembangan perangkat lunak, semuanya dibuat sesuai dengan kebutuhan. Diagram yang sering digunakan adalah Diagram Use case, Diagram Aktivitas (Activity Diagram), Diagram Sequence, Diagram Class. 2.8.3. Use Case Diagram Use Case Diagram merupakan suatu diagram yang menangkap kebutuhan bisnis untuk sistem dan untuk menggambarkan interaksi antara sistem dan lingkungannya.(Alan Dennis, 2012). Tabel 2.1 Use Case Diagram (Alan Dennis, 2012)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
Use case biasanya disertai dengan penjelesan narasi yang dirangkum dalam tabel yaitu disebut Use case Description. Use caseDescription merupakan tabel yang digunakan untuk membuat dan menjelaskan keterangan terperinci mengenai tiap tiap use case. Terdapat istilah pre condition dan post condition, fungsinya adalah memberikan informasi penting mengenai keadaan sistem sebelum dan sesudah use case. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan penjelasan singkat atau dapat pula berupa nama use case.
Gambar 2.14 Contoh Use Case (Alan Dennis, 2012) 2.8.4 Activity Diagram Diagram aktivitas atau Activity Diagram yang menggambarkan alur kerja bisnis independen dari kelas, aliran kegiatan dalam use case atau desain rinci sebuah metode. ( Alan Dennis, 2012).
Gambar 2.15 Contoh Activity Diagram (Alan Dennis, 2012)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
Gambar 2.16 Komponen Sequence Diagram (Alan Dennis, 2012) 2.8.6 Class Diagram Diagram kelas atau Class Diagram adalah model statis yang mendukung pandangan statis dari sistem berkembang. Ini menunjukkan kelas dan hubungan antar kelas yang tetap konstan dalam sistem dari waktu ke waktu. Diagram kelas sangat mirip dengan diagram hubungan entitas (ERD). (Alan Dennis, 2012)
Gambar 2.17 Contoh Class Diagram (Alan Dennis, 2012)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
Tabel 2.5 Komponen Class Diagram (Alan Dennis, 2012)
2.9 Konsep Dasar Database 2.9.1 Definisi Database Menurut Connolly dan Begg (2015), Basis data (database), atau sering pula dieja basis data, adalah sekumpulan data yang secara logis dan terkait keterangannya. Basis data dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dari suatu organisasi. 2.9.2 Database Management System (DBMS) Menurut Connolly dan Begg (2015), DBMS merupakan sebuah program yang digunakan untuk mengelola dan mengatur basis data. DBMS merupakan sebuah program yang berinteraksi langsung dengan program aplikasi dan basis data pengguna. Secara khusus, suatu DBMS menyediakan fasilitas-fasilitas sebagai berikut: 1. Data Definition Language (DDL) Adalah bahasa yang memungkinkan pengelola atau pengguna basis data untuk menjelaskan dan memberi nama sebuah entitas, atribut, dan hubungan yang dibutuhkan oleh aplikasi. DDL juga memberikan batasan integritas dan keamanan (Connolly dan Begg, 2015).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
Beberapa perintah dasar yang termasuk didalam DDL yaitu: a. Create: Digunakan untuk membuat database baru, tabel baru, view baru, dan kolom. b. Alter: Digunakan untuk mengubah struktur tabel yang telah dibuat yang mencakup pergantian nama tabel, menambah kolom, mengubah kolom, menghapus kolom, maupun memberikan atribut pada kolom. c. Drop: Digunakan untuk menghapus database dan tabel. 2. Data Manipulation Language (DML) Adalah bahasa yang menyediakan sekumpulan operasi untuk mendukung manipulasi data dasar yang ada di dalam basis data (Connoly dan Begg, 2015). DML dapat menyisipkan data baru, mengubah data yang ada, mengambil data, dan menghapus data yang ada di dalam basis data. Perintah SQL yang termasuk DML adalah: a. Update: Untuk memperbaharui data lama menjadi data yang baru, jika ada data yang salah maupun kurang maka dapat diubah isi data dengan menggunakan perintah UPDATE. b. Insert: Untuk menyisipkan data baru kedalam tabel setelah database dan tabel dibuat. c. Select: Untuk mengambil data atau menampilkan data dari suatu tabel atau beberapa tabel dalam relasi. d. Delete: Untuk menghapus data dari tabel. Biasa data yang dihapus adalah data yang tidak diperlukan lagi. 3. Menyediakan access control pada basis data, contohnya: a. Sistem keamanan, untuk mencegah pengguna yang tidak berkepentingan untuk mengakses basis data. b. Sistem integritas, untuk menjaga konsistensi dari data yang tersimpan. c. A user-accessible catalog, terdapat deskripsi dari data yang di dalam basis data. d. Recovery control system, melakukan proses restorasi data jika terjadi kesalahan pada perangkat lunak maupun perangkat keras. 2.9.3 Komponen DBMS Lima komponen utama dalam lingkungan DBMS, yaitu: 1. Perangkat Keras (Hardware) Pengaplikasian DBMS membutuhkan perangkat keras untuk menjalankannya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
2. Perangkat Lunak (Software) Komponen perangkat lunak DBMS itu sendiri, seperti sistem operasi. 3. Data Komponen paling penting dalam DBMS yang menghubungkan antara komponen mesin dan komponen manusia. 4. Prosedur Berupa instruksi dan peraturan design database. 5. Manusia Komponen terakhir, manusia ikut terlibat dalam sistem. 2.9.4 Kelebihan DBMS Menurut (Connolly dan Begg, 2015), DBMS memiliki beberapa kelebihan: 1. Pengendalian terhadap redudansi data. 2. Konsistensi data. 3. Pembagian data. 4. Meningkatkan integritas data. 5. Meningkatkan keamanan. 6. Meningkatkan aksesibilitas dan respon data. 7. Meningkatkan produktivitas. 8. Meningkatkan pemeliharaan melalui data independence. 9. Meningkatkan konkurensi. 10. Meningkatkan kemampuan backup dan recovery. 2.9.5 Kekurangan DBMS Menurut (Connolly dan Begg, 2015), DBMS juga memiliki kekurangan sebagai berikut: 1. Kompleksitas. 2. Ukuran. 3. Biaya DBMS. 4. Biaya-biaya hardware tambahan. 5. Biaya konversi. 6. Performa. 7. Dampak besar ketika mengalami kegagalan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
2.10 Adobe Dreamweaver Menurut Sibero (2011) Dreamweaver merupakan sebuah produk web developer yang dikembangkan oleh Adobe System IncAdobe, Dreamweaver dikembangkan oleh Macromedia Inc, yang kemudian sampai saat ini perkembangannya diteruskan oleh Adobe System Inc, Dreamweaver dikembangkan dan dirilis dengan kode nama Creative Suit (CS). Menurut Milician (2012) Dreamweaver CS5 is a powerful Hyper Text Markup Language (HTML) editor used by professionals, as well as beginners. Dreamweaver CS3 adalah HyperTextMarkup Language (HTML) editor yang digunakan oleh profesional, serta pemula. Versi Dreamweaver ini adalah Dreamweaver CS5 Versi ini memiliki performa lebih baik dan memiliki tampilan yang memudahkan anda untuk membuat dan mengelola halaman web, termasuk diantaranya dalam hubungannya dengan bahasa pemrograman PHP dan database MySQL.
Sumber: (Milician, 2012). Gambar 2.18 AdobeDreamweaver CS5
2.11 PHP (Hypertext Preprocessor) Menurut Kevin Tatroe, Peter MacIntyre, and Rasmus Lerdorf (2013) PHP (Hypertext Preprocessor) adalah bahasa yang didesain untuk membuat konten dari HTML. PHP dapat berjalan di seluruh system operasi, dari varian Unix seperti Linux, FreeBSD, Ubuntu, Debian, hingga Windows dan Mac. Selain itu, PHP juga dapat digunakan dengan semua webservers yang termuka aeperti Apacahe, Microsoft IIS dan The Netscape/iPlanet servers. Kelebihan PHP lainnya adalah mendukung banyak jenis database seperti MYSQL, PostgreSQL, Oracle, Sybase, Ms-SQL,DB2 bahkan mendukung jenis database yang baru digunakan yaitu NoSQL-styledatabase seperti Mongodb, SQLite.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
2.12 MySql Menurut Arief dan Rudianto.M (2011) MySQL termasuk jenis RDBMS (Relational Database Management System). Sehingga istilah seperti tabel, baris, dan kolom tetap digunakan dalam MySQL. Pada MySQL sebuah database mengandung satu beberapa tabel, tabel terdiri dari sejumlah baris dan kolom. mysql dikembangkan oleh sebuah perusahaan Swedia bernama mysql AB,. dapat dilihat dan gratis, serta server mysql dapat dipakai tanpa biaya tapi hanya untuk kebutuhan nonkomersial. Sementara distribusi Windows mysql sendiri dirilis secara shareware. Barulah pada Juni 2000 mysql AB mengumumkan bahwa sejak versi 3.23.19, mysql adalah Software bebas berlisensi GPL. Artinya, “Source code mysql dapat dilihat dan gratis, serta server mysql dapat dipakai tanpa biaya untuk kebutuhan apa pun. Perangkat lunak ini bermanfaat untuk mengelola data dengan cara yang sangat flexible dan cepat. Berikut adalah sejumlah aktivitas yang terkait dengan data yang didukung oleh perangkat lunak tersebut: 1. Menyimpan data ke dalam table 2. Menghapus data dalam table 3. Mengubah data dalam table 4. Mengambil data yang tersimpa dalam table 5. Memungkinan untuk memilih data tertentu yang diambil 6. Memungkinkan untuk melakukan pengaturan hak akses terhadap data. Dan pada penggunaannya dalam MySql ini bisa menggunakan banyak tools, salah satunya phpMyAdmin.
Sumber: (Arief dan Rudianto.M, 2011). Gambar 2.19 phpMyAdmin Localhost
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
2.13 XAMPP Menurut Riyanto (2011), “Xampp merupakan paket PHP dan MySQL berbasis open source yang dapat digunakan sebagai tool pembantu pengembangan aplikasi berbasis PHP. Xampp mengkombinasikan beberapa paket perangkat lunak berbeda kedalam satu paket”. Dengan XAMPP pekerjaan Anda akan sangat dimudahkan, karena dapat menginstalasi dan mengkonfigurasi ketiga aplikasi tadi secara sekaligus dan otomatis. Aplikasi utama dalam paket Xampp setidaknya terdiri atas web server Apache, MySQL, FileZilla, Mercury, Tomcat.
Sumber: (Riyanto, Membuat sendiri aplikasi E-commerce, 2011:5). Gambar 2.20 Control Panel XAMPP
2.14 ArcView Menurut Hardika (2011) ArcView merupakan salah satu
perangkat
lunak
dekstop Sistem Informasi Geografis dan pemetaan yang telah dikembangkan oleh ESRI. Dengan ArcView GIS, pengguna dapat memiliki kemampuan-kemampuan untuk melakukan visualisasi meng-explore, menjawab query (baik basis data spasial maupun non spasial), menganalisis data secara geografis dan sebagainya. ArcView GIS mengorganisasikan sistem perangkat lunaknya sedemikian rupa sehingga dapat dikelompokkan ke dalam beberapa komponen-komponen penting sebagai berikut : 1. Project : suatu unit organisasi tertinggi di dalam ArcView GIS. Sebuah project berisi pointers yang merujuk pada lokasi fisik (direktori dalam disk) di mana dokumen-dokumen tersebut disimpan, selain juga menyimpan informasi-informasi pilihan pengguna (user preferences) untuk project-nya (ukuran, simbol, warna dan sebagainya). Semua dokumen yang terdapat di dalam sebuah project dapat diaktifkan, dilihat, dan diakses melalui project window. 2. Theme : suatu bangunan dasar sistem ArcView. Themes merupakan kumpulan dari beberapa layer ArcView yang membentuk suatu ‘tematik’ tertentu. Sumber
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
data
yang dapat direpresentasikan
sebagai
themeadalah
shapefile,
coverage
(ArcInfo), dan citra raster. 3. View : representasi grafis informasi spasial dan dapat menampung beberapa ”layer” atau “theme” informasi spasial (titik, garis, poligon, dan citra raster). 4. Table : berisi informasi deskriptif mengenai layer tertentu. Setiap baris data (record) mendefinisikan sebuah entry (misalnya informasi mengenai salah satu poligon batas propinsi) di dalam basisdata spasialnya; setiap kolom (field) mendefinisikan atribut atau karakteristik dari entry (misalnya nama, luas, keliling atau populasi suatu propinsi) yang bersangkutan. 5. Chart : hasil suatu query terhadap suatu tabel data. Bentuk chart yang didukung oleh ArcView adalah line, bar, column, xy scatter, area, dan pie. 6. Layout : untuk menggabungkan semua dokumen (view, table, dan chart) ke dalam suatu dokumen yang siap cetak (biasanya dipersiapkan untuk pembuatan hardcopy). Script : bahasa (semi) pemrograman sederhana (makro) yang digunakan untuk mengotomasikan kerja ArcView. ArcView menyediakan bahasa sederhana ini dengan sebutan Avenue. Dengan Avenue, pengguna dapat memodifikasi tampilan
(user
interface).
2.15 MapServer Menurut Eddy Prahasta (2014) MapServer adalah SIG yang bersifat free dan open-source dan dikembangkan oleh beberapa personel atau team yang berasal dari Universitas Minnesota(UMN) Amerika Serikat. Perangkat lunak ini dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi SIG yang berbasiskan internet atau intranet. Perangkat lunak map-angine yang berjalan di beberapa platfrorm sistem operasi ini memiliki beberapa fitur sebagai berikut: 1. Menghasilkan keluaran (output) kartografis dengan kualitas tinggi a. Pengggambaran objek geografis selalu terkait skalanya. b. Pemberian label unsur dengan beberapa pilihan lokasi. c. Simbol skala bisa dimodifikasi. d. Menggunakan truetype fonts e. Otomasi penggambaran scalebar, reference map, simbol arah utara, dan legenda. f.
Pembuatan peta tematik bisa dengan menggunakan ekspresi logika atau regular yang berbasiskan kelas.Memiliki dukungan dari beberapa bahasa pemrograman atau script yaitu PHP, Python, Perl, Java, Ruby, dan C#.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
2. Dapat mengakses berbagai format data spasial yang berbeda dari beberapa pustaka standar yaitu: a. GDAL mendukung lebih dari 30 format data spasial raster (TIFF atau GeoTiff, PNG, GIF) b. OGR mendukung format data spasial vektor shapefiles ArcView, table MapInfo, PostGIS, Oracle Spatial, MySQL, dll. 3. Memiliki dukungan sistem proyeksi peta dari pustaka Proj.4 produk USGS hingga dapat melakukan on-the-fly map projection dengan variasi pilihan proyeksi peta. 4. Memiliki dukungan pustaka grafic library (GD) standart untuk menangani data raster dengan cepat. 5. Memiliki dukungan multi-basis data atribut. 6. Memiliki kemampuan analisis dan query yang berbasis raster. 7. Memiliki dukungan OGC WMS client-server. 8. Mekanisme pemilihan unsur spasial dilakukan berdasarkan item, titik, luas, dan unsur-unsur lain yang bisa dikaitkan.
2.16 Pengujian Perangkat Lunak Pengujian perangkat lunak adalah proses menjalankan dan mengevaluasi suatu perangkat lunak secara manual maupun otomatis untuk mencari kesalahan dan menguji apakah perangkat lunak sudah memenuhi kualitas persyaratan atau belum dan juga untuk menentukan perbedaan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang sebenarnya. ”Testing adalah sebuah proses yang dijelaskan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak serta memenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal” (Soetam Rizky 2011). Pengujian software haruslah dilakukan dalam proses rekayasa perangkat lunak atau software engineering. Sejumlah strategi pengujian software telah diusulkan dalam literatur. Semuanya menyediakan template untuk pengujian bagi pembuat software. dalam hal ini, semuanya harus memiliki karakteristik umum berupa (Bhat and Quadri, 2015): 1. Testing dimulai pada level modul dan bekerja keluar ke arah integrasi pada sistem berbasiskan komputer. 2. Teknik testing yang berbeda sesuai dengan poin-poin yang berbeda pada waktunya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
3. Testing diadakan oleh pembuat atau pengembang software dan untuk proyek yang besar oleh group testing yang independent 4. Testing dan Debugging adalah aktivitas yang berbeda tetapi debugging harus diakomodasikan pada setiap strategi testing. Pengujian Software adalah satu elemen dari sebuah topik yang lebih luas yang sering diartikan sebagai Verifikasi dan VALIDASI (V&V). Berikut ini penjelasan Verifikasi dan VALIDASI: 1. Verifikasi: menunjukan kepada kumpulan aktivitas yang memastikan bahwa software telah mengimplementasikan sebuah fungsi spesifik. 2. Validasi: menunjukan kepada sebuah kumpulan berbeda dari aktivitas yang memastikan bahwa software yang telah dibangun dapat ditelusuri terhadap kebutuhan customer. Definisi V&V meliputi banyak aktivitas SQA (software quality assurance), termasuk review teknis formal, kualitas dan audit konfigurasi, monitor performance. Terdapat beberapa tipe yang berbeda dalam pengujian software yang meliputi studi kelayakan dan simulasi. (Bhat and Quadri, 2015): 1. Metode software engineering menyediakan dasar dari mutu yang mana yang akan dipakai. 2. Metode Analysis, design and construction berupa tindakan untuk meningkatkan kualitas dengan menyediakan teknik yang seragam dan hasil yang sesuai dengan keinginan. 3. Metode Formal Technical Reviews menolong untuk memastikan kualitas kerja produk merupakan hasil konsekuensi dari setiap langkah software engineering. 4. Metode Measurement diberlakukan pada setiap elemen dari konfigurasi software. 5. Metode Standars and Procedures membantu untuk memastikan keseragaman dan formalitas dari SQA untuk menguatkan dasar ”filosofi kualitas total”. 6. Metode Testing menyediakan cara terakhir dari tingkat kualitas mana yang dapat dicapai dan dengan praktis dapat mengetahui letak error.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
2.16.1 Metode Black Box Pengujian fungsional atau pengujians kotak hitam (black box testing) merupakan pendekatan pengujian yang ujiannya di turunkan dari spesifikasi program atau komponen, sistem merupakan ”kotak hitam” yang perilakunya hanya dapat ditentukan dengan mempelajari input dan output yang berkaitan. Nama lain untuk cara ini adalah pengujian fungsional karena penguji hanya berkepentingan dengan fungsionalitas dan bukan implementasi perngkat lunak (Soetam Rizky 2011). Black Box Testing berfokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak. Tester dapat mendefinisikan kumpulan kondisi input dan melakukan pengetesan pada spesifikasi fungsinal program.
Black Box Testing bukanlah solusi alternatif dari white
Box Testing tapi lebih merupakan pelengkap untuk menguji hal-hal yang tidak dicakup oleh White Box Testing. (Khan, 2011). Black Box Testing cenderung untuk menemukan hal-hal berikut: 1. Fungsi yang tidak benar atau tidak ada. 2. Kesalahan antarmuka (interface errors). 3. Kesalahan pada struktur data dan akses basis data. 4. Kesalahan performansi (performance errors). 5. Kesalahan inisialisasi dan terminasi. 2.16.2 Metode White Box White box testing adalah jenis testing yang lebih berkonsentrasi terhadap “isi” dari perangkat lunak itu sendiri. Jenis ini lebih banyak berkonsentrasi kepada source code dari perangkat lunak yang dibuat, metode white box atau yang disebut juga dengan glass box testing merupakan metode perancangan test case yang menggunakan struktur kontrol dari perancangan prosedural untuk mendapatkan test case dengan menggunakan metode white box (Soetam Rizky, 2011) White box testing adalah cara untuk menguji suatu aplikasi atau software dengan cara melihat modul untuk dapat meneliti dan menganalisa kode dari program yang di buat ada yang salah atau tidak. Kalau modul yang telah dan sudah di hasilkan berupa output yang tidak sesuai dengan yang di harapkan maka akan dikompilasi ulang dan di cek kembali kode-kode tersebut hingga sesuai dengan yang diharapkan.(Nidhra and Dondetti, 2012).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
Kasus yang sering menggunakan white box testing akan di uji dengan beberapa tahapan yaitu: 1. Pengujian seluruh keputusan yang menggunakan logikal. 2. Pengujian keseluruhan loop yang ada sesuai batasan-batasannya. 3. Pengujian pada struktur data yang bersifatnya internal dan yang terjamin validitasnya. 2.16.3 Kelebihan White Box Testing Kelebihan White Box Testing antara lain (Nidhra and Dondetti, 2012): 1. Kesalahan Logika. Menggunakan sintak ‘if dan sintax pengulangan. Langkah selanjutnya metode white box testing ini akan mencari dan mendekati segala kondisi yang di percaya tidak sesuai dan mencari kapan suatu proses perulangan di akhiri. 2. Menampilkan dan memonitor beberapa asumsi yang diyakini tidak sesuai dengan yang diharapkan atau yang akan diwujudkan, untuk selanjutnya akan dianalisa kembali dan kemudian diperbaiki. 3. Kesalahan Pengetikan Mendeteksi dan mencari bahasa-bahasa pemograman yang diangap bersifat case sensitif. 2.16.4 Kekurangan White Box Testing Kelemahan White Box Testing adalah pada perangkat lunask yang jenisnya besar, metode white box testing ini dianggap boros karena melibatkan banyak sumberdaya untuk melakukannya. (Nidhra and Dondetti, 2012)
http://digilib.mercubuana.ac.id/