BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Penerimaan Sejak tahun I 990-an, penerimaan (acceptance) telah menjadi suatu hal yang penting sebagai suatu bidang dalam riset. Riset pada penerimaan (acceptance) telah memberikan pemahaman yang penting dalam menjelaskan sukses atau gagalnya suatu produk atau jasa baru (Silberer dan wohlfahrt 2001, dalam Bauer et.al. (2005). Riset ini juga menjelaskan tentang bagaimana (how) dan kenapa (why.) setiap individu mengadopsikan teknologi informasi baru (venkatesh etal, 2003). Sebagaimana banyak konsep inovasi lainnya. Website mahasiswa sangat tergantung pada penerimaan mahasiswa terhadap saluran komunikasi baru. Agar dapat meramalkan penerimaan mahasiswa terhadap Website mahasiswa penting sekali untuk menguji pengadopsian dan penggunaan dari layanan ini. Hal ini menjadi permasalahan karena Website mahasiswa masih dalam suatu tahap transisi dimana tidak semua mahasiswa Universitas Widyatama langsung menggunakan layanan ini melainkan ada beberapa mahasiswa dari angkatan 2010 dan 2011 yang mengalami perubahan layanan dari portal mahasiswa ke website mahasiswa.
2.2 Konsep Dasar Sistem 2.2.1 Pengertian Sistem
Dikutip dari jurnal yang dibuat oleh Palute (2010) tentang Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Berbasis Web Pada Universitas
Kristen
Indonesia
Toraja
terdapat
dua
kelompok
pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada produsernya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur medefinisikan sistem sebagai berikut ini. Sistem adalah suatu jaringan kerja prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersamasama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. Pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih menekankan urutan-urutan operasi didalam sistem. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefinisikan sistem sebagai kumpulan dari elemen-
elemen yang berinteraksi utuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pendekatan sistem yang menekankan pada komponen akan lebih mudah di dalam mempelajari suatu sistem untuk tujuan analisis dan perancangan suatu sistem. Untuk menganalisis dan merencanakan suatu sistem, analis dan perancang sistem harus mengerti terlebih dahulu mengenai komponen-komponen atau elemen-elemen atau subsistemsubsistem dari sistem tersebut. Suatu sistem mempunyai maksud tertentu, ada yang menyebutkan maksud dari suatu sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan (goal) dan ada yang menyebutkan untuk mencapai suatu sasaran (objectives). Goal biasanya dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih luas sedangakan objectives dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih sempit.
2.3 Website 2.3.1 Pengertian Website Pengertian Website disebut juga site, situs, situs web atau portal. Merupakan kumpulan halaman web yang berhubungan antara satu dengan lainnya, halaman pertama sebuah website adalah home page, sedangkan halaman demi halamannya secara mandiri disebut web page, dengan kata lain website adalah situs yang dapat diakses dan dilihat oleh para pengguna internet diseluruh dunia (Iskandar, 2006). Website adalah situs yang dapat diakses dan dilihat oleh para pengguna Internet. Pengguna Internet semakin hari semakin bertambah banyak, sehingga hal ini adalah potensi pasar yang berkembang terus. Secara makna sebuah website adalah sekumpulan halaman informasi yang disediakan melalui jalur internet sehingga bisa diakses di seluruh dunia selama terkoneksi dengan jaringan internet. Website merupakan sebuah komponen yang terdiri dari teks, gambar, suara animasi sehingga menjadi media informasi yang menarik untuk dikunjungi oleh orang lain.
2.3.2 Pengertian Informasi
Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu organisasi, sehingga informasi ini sangat penting di dalam suatu
organisasi. Informasi (information) dapat didefinisikan sebagai berikut (Palute, 2010) : a.
Informasi (information) adalah data yang telah dibentuk menjadi sesuatu yang memiliki arti dan berguna bagi manusia.
b.
Menurut Leitel dan Davis dalam bukunya “Accounting Information System” menjelaskan bahwa Informasi merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan serta lebih berarti bagi yang menerimanya. Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa, “Informasi adalah sebagai data yang sudah diolah, dibentuk, atau dimanipulasi sesuai dengan keperluan tertentu”. 2.3.3 Jenis-Jenis Situs Web (Website) Secara umum, situs web digolongkan menjadi 3 jenis yaitu: Website Statis, Website Dinamis, Website Interaktif (Anshari, 2013) : a.
Website Statis adalah web yang mempunyai halaman tidak berubah. Artinya adalah untuk melakukan perubahan pada suatu halaman dilakukan secara manual dengan mengedit code yang menjadi struktur dari situs itu.
b.
Website Dinamis merupakan website yang secara struktur diperuntukan untuk update sesering mungkin. Biasanya selain utama yang bisa diakses oleh user pada umumnya, juga disediakan halaman backend untuk mengedit kontent dari website. Contoh umum mengenai website dinamis adalah web berita atau web portal yang didalamnya terdapat fasilitas berita, polling dan sebagainya.
c.
Website Interaktif adalah web yang saat ini memang sedang jadi bahan pembicaraan. Salah satu contoh website interaktif adalah blog dan forum. Di website ini user bisa berinteraksi dan beradu argument mengenai apa yang menjadi pemikiran mereka. Biasanya website seperti memiliki moderator untuk mengatur supaya topik yang diperbincangkan tidak melenceng dari alur pembicaraan.
2.3.4 Unsur-Unsur Penunjang Dalam Website Atau Situs Web Dalam membangun sebuah website yang lebih advance, kita juga diharuskan untuk menyediakan unsur penunjang lainnya. Diantara unsur-unsur website itu adalah sebagai berikut (Anshari, 2013): a.
Nama domain, domain Name atau URL adalah alamat unik di dunia internet yang digunakan untuk mengenali sebuah situs, atau dengan kata lain nama domain adalah alamat yang digunakan untuk menemukan sebuah website di internet.
b.
Web Hosting adalah ruangan yang terdapat dalam harddisk tempat menyimpan berbagai data, file-file, gambar dan lainnya yang akan ditampilkan di website. Besarnya data yang bisa dimasukkan tergantung dari besarnya web hosting yang disewa atau dipunyai, semakin besar web hosting semakin besar pula data yang dapat dimasukkan dan ditampilkan dalam website.
c.
Bahasa
Pemerograman
adalah
bahasa
yang
digunakan
untuk
menerjemahkan setiap perintah dalam website yang pada saat diakses. Jenis bahasa program sangat menentukan statis, dinamis atau interaktifnya sebuah website. Semakin banyak ragam bahasa program yang digunakan maka akan terlihat website semakin dinamis, dan interaktif serta terlihat bagus. Beragam bahasa program saat ini telah hadir untuk mendukung kualitas website. d.
Desain website unsur website yang penting dan utama adalah desain. Desain website menentukan kualitas dan keindahan sebuah website. Desain sangat berpengaruh kepada penilaian pengunjung akan bagus tidaknya sebuah website. Serta mempengaruhi dengan kenyamanan konsumen atau pembaca.
e.
Publikasi website adalah Keberadaan seakan kekurangan makna dan nilai kegunaannya jika dibangun tanpa dikunjungi atau dikenal oleh masyarakat atau pengunjung internet. Karena efektif tidaknya situs sangat tergantung dari besarnya pengunjung dan komentar yang masuk. Untuk mengenalkan situs kepada masyarakat memerlukan apa yang disebut publikasi atau promosi tadi.
2.4 Metode Technology Acceptance Model (TAM) 2.4.1 Konsep Metode TAM
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dilingkungan organisasi sudah menjadi kebutuhan bagi tiap organisasi untuk mencapai efisiensi dan efektivitas organisasi. Berdasarkan tujuan dari penerapan teknologi informasi dan komunikasi tersebut maka berbagai bentuk aplikasi teknologi informasi dan komunikasi yang tersedia dimanfaatkan antara lain aplikasi perkantoran (pengolah kata, perhitungan, pengolah grafis), fasilitas komunikasi (email, chatting, teleconference), sistem pendukung keputusan dan sistem informasi manajemen. Dampak yang perlu dikaji dari kehadiran teknologi informasi dan komunikasi dalam organisasi adalah terjadinya perubahan dibeberapa hal antara lain cara bekerja maupun proses bisnis. Perubahan ini antara lain dapat direpresentasikan misalnya cara berkomunikasi pada saat belum
menggunakan
teknologi
informasi
dan
komunikasi
menggunakan surat maka jika menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dapat digantikan dengan email. Rapat yang biasanya dilakukan harus dalam satu lokasi dapat dilakukan oleh peserta yang berbeda lokasi dengan memanfaatkan teleconference. Pengolahan data yang biasanya memerlukan waktu lama karena dilakukan secara manual maka dapat dipercepat secara signifikan bahkan dengan tingkat keakuratan yang jauh lebih baik. Faktor utama yang menentukan keberhasilan dari penerapan teknologi
informasi
sumberdaya
manusia.
dan
komunikasi
Sumberdaya
dalam
organisasi
adalah
manusia
khususnya
adalah
pengguna dari teknologi informasi dan komunikasi tersebut. Kunci awal dari keberhasilan penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam perusahaan adalah kemauan pengguna untuk menerima teknologi informasi dan komunikasi tersebut. Salah satu teori yang menjelaskan tentang model pendekatan penerimaan
teknologi
adalah
Technology
Acceptance
Model.
Technology Accepatnace Model (TAM) dapat digunakan ntuk mengukur tingkat penerimaan pengguna terhadap teknologi. TAM mendefinisikan terdapat dua faktor yang mempengaruhi penerimaan pengguna terhadap teknologi yaitu persepsi akan manfaat teknologi dan persepsi akan kemudahan dalam menggunakan teknologi.
2.4.2 Sejarah Technology Acceptance Model
Dikutip dari jurnal yang berjudul “Kajian Teoritis Technology Acceptance Model Sebagai Model Pendekatan Untuk Menentukan Strategi
Mendorong
Kemauan Pengguna
Dalam
Menggunakan
Teknologi Informasi Dan Komunikasi” dibuat oleh Stefanus Wisnu Wijaya, TAM merupakan salah satu model yang dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor‐faktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan teknologi komputer yang diperkenalkan pertama kali oleh Fred Davis pada tahun 1986. TAM merupakan hasil pengembangan dari Theory of Reasoned Action (TRA), yang lebih dahulu dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen pada 1980. TAM bertujuan
untuk
menjelaskan
dan
memperkirakan
penerimaan
(acceptance) pengguna terhadap suatu sistem informasi. TAM menyediakan suatu basis teoritis untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap suatu tekhnologi dalam suatu organisasi. TAM menjelaskan hubungan sebab akibat antara keyakinan (akan manfaat suatu sistem informasi dan kemudahan penggunaannya) dan
perilaku,
tujuan/keperluan,
dan
penggunaan
aktual
dari
pengguna/user suatu sistem informasi. Dalam buku Predicting System Success Using The Technology Acceptance Model: A Case Study yang ditulis oleh Sandy Behrens dkk mengatakan bahwa Model TAM sebenarnya diadopsi dari model TRA (Theory of Reasoned Action) yaitu teori tindakan yang beralasan dengan satu premis bahwa reaksi dan persepsi seseorang terhadap sesuatu hal, akan menentukan sikap dan perilaku orang tersebut. Reaksi dan persepsi pengguna Teknologi Informasi (TI) akan mempengaruhi
sikapnya dalam penerimaan terhadap teknologi tersebut. Secara sederhana TAM dapat digambarkan dalam gambar dibawah ini. ersepsi pengguna terhadap kemudahan dalam menggunakan teknologi
Kemauan untuk memanfaatkan teknologi baru
pemanfaatan teknologi baru yang sesungguhnya
Persepsi pengguna terhadap manfaat teknologi
Tekanan dari lingkungan, pengalaman, voluntary action dll
Gambar 2.1 Konsep sederhana Technology Acceptance Model (Sandy dkk, 2005) Persepsi pengguna terhadap manfaat teknologi dapat diukur dari beberapa faktor sebagai berikut (Sandy dkk, 2005): a.
Penggunaan teknologi dapat meningkatkan produktivitas pengguna
b.
Penggunaan teknologi dapat meningkatkan kinerja pengguna
c.
Penggunaan teknologi dapat meningkatkan efisiensi proses yang dilakukan pengguna.
Faktor-faktor diatas akan mempengaruhi persepsi pengguna terhadap manfaat teknologi. Pada umumnya penguna teknologi akan memiliki persepsi positif terhadap teknologi yang disediakan. Persepsi negatif akan muncul sebagai dampak dari penggunaan teknologi tersebut. Artinya persepsi negatif berkembang setelah pengguna pernah mencoba teknologi tersebut atau pengguna berpengalaman buruk terhadap penggunaan teknologi tersebut. Model
TAM
yang dikembangkan
dari
teori
psikologis,
menjelaskan perilaku pengguna komputer yaitu berlandaskan pada kepercayaan (belief), sikap (attitude), keinginan (intention), dan hubungan perilaku pengguna (user behaviour relationship). Tujuan model ini untuk menjelaskan faktor‐faktor utama dari perilaku pengguna terhadap penerimaan pengguna teknologi. Secara lebih terinci menjelaskan
tentang
penerimaan
teknologi
informasi
dengan
dimensi‐dimensi tertentu yang dapat mempengaruhi diterimanya teknologi informasi oleh pengguna (user). Model ini menempatkan usage (penggunaan) sebagai dependent variabel, serta perceived usefulness (U) dan ease of use (EOU) sebagai independen variabel. Kedua variabel independen ini dianggap dapat menjelaskan perilaku penggunaan (usage) (Sandy dkk, 2005). Persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam menggunakan teknologi dipengaruhi beberapa faktor dikutip dari jurnal Stefanus Wisnu Wijaya. Faktor pertama berfokus pada teknologi itu sendiri misalnya pengalaman pengguna terhadap penggunana teknologi yang sejenis. Pengalaman baik pengguna akan teknologi sejenis akan mempengaruhi persepsi pengguna terhadap teknologi baru yang disediakan, begitu pula sebaliknya. Faktor kedua adalah reputasi akan teknologi tersebut yang diperoleh oleh pengguna. Reputasi yang baik yang didengar oleh pengguna akan mendorong keyakinan penguna akan kemudahan penggunaan teknologi tersebut,demikian pula sebaliknya. Teknologi yang dimaksud bukan hanya teknologi yang akan diadopsi tetapi juga teknologi lain yang sejenis dengan teknologi yang akan diadopsi. Faktor ketiga yang mempengaruhi persepsi pengguna terhadap kemudahan menggunakan teknologi adalah tersedianya mekanisme support yang handal. Mekanisme support yang terpercaya akan mempengaruhi kepercayaan pengguna akan kemudahan teknologi misalnya pengguna merasa yakin bahwa terdapat mekanisme support yang handal jika kesulitan menggunakan teknologi maka mendorong persepsi pengguna kearah lebih positif. Demikian pula sebaliknya. Beberapa faktor dibawah ini dapat digunakan untuk mengukur persepsi pengguna terhadap kemudahan menggunakan sistem: a.
Menggunakan sistem tidaklah menyulitkan pengguna
b.
Pengguna merasa yakin bahwa mudah untuk mengerjakan apa yang diperlukan dengan sistem yang tersedia.
c.
Pengguna merasa yakin bahwa belajar menggunakan teknologi tidaklah memerlukan usaha yang keras.
2.4.3 Strategi yang Dapat Diterapkan
Langkah awal yang harus dilakukan sebelum menerapkan berbagai upaya solusi dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam organisasi adalah melakukan penelitian TAM terhadap pengguna. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diterapkan langkah - langkah untuk mengantisipasi penolakan pengguna terhadap teknologi yang akan diadopsi. Salah satu faktor penting yang perlu diteliti adalah pengalaman pengguna menggunakan teknologi. Sangatlah baik jika penelitian yang dilakukan tidak dilakukan berdasarkan sampel yang terbatas tetapi dilakukan berdasarkan pemetaan sehingga persepsi masing masing pengguna dapat dicatat dan dilakukan upaya upaya perbaikan. Tetapi jika jumlah pengguna sangat banyak maka penelitian dengan metode sampling lebih memungkinkan dilakukan dengan tetap memperhatikan tingkat keakuratan setinggi mungkin. Selain itu juga memperhatikan kategorisasi pengguna. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki persepsi pengguna dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu upaya untuk membangun persepsi positif terhadap manfaat teknologi dan upaya untuk membangun persepsi positif terhadap kemudahan menggunakan teknologi. Upaya pertama yaitu untuk membangun persepsi positif terhadap manfaat teknologi adalah sebagai berikut (Indrajit dkk, 2005) a.
Jika teknologi baru merupakan upgrade dari teknologi lama maka dilakukan upaya penjelasan dari pimpinan organisasi bahwa teknologi lama sudah tidak dapat memenuhi tujuan perusahaan. Selanjutnya dilakukan penjelasan tentang posisi dan manfaat teknologi baru yang sebaiknya dilengkapi dengan demonstrasi teknologi.
b.
Jika teknologi baru merupakan teknologi yang pertama kali akan diadopsi maka perlu upaya penjelasan akan manfaat teknologi baru ke pengguna. Perlu dilengkapi dengan demonstrasi.
Hal penting yang perlu diperhatikan adalah teknologi baru yang akan diadopsi baik upgrade maupun bukan upgrade dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi yang relevan dengan kebutuhan pekerjaan pengguna. Upaya ini dapat diperkuat jika dilakukan demonstrasi teknologi tersebut. Hal lain yang perlu diperhatikan bahwa upaya ini juga diharapkan dapat meyakinkan pengguna bahwa teknologi baru yang akan diadopsi merupakan teknologi yang penting bagi kelangsungan masa depan perusahaan. Upaya kedua adalah untuk membangun persepsi positif pengguna terhadap kemudahan penggunaan teknologi. Upaya ini merupakan upaya yang penting karena kegagalan pengembangan persepsi positif terhadap kemudahan penggunaan teknologi akan mempengaruhi integrasi teknologi kedalam perusahaan. Upaya yang perlu dilakukan harus memperhatikan faktor penyebab dari persepsi kemudahan penggunaan teknologi. Faktor pertama yang berpusat pada teknologi itu sendiri biasanya disebabkan oleh pengalaman dalam menggunakan teknologi. Antara lain pengguna merasa kesulitan menggunakan teknologi jenis tersebut. Upaya yang dilakukan dapat dengan menyediakan teknologi yang user friendly dan pelatihan
penggunaan
yang intensif.
Selain itu juga
dengan
menghadirkan teknologi tersebut kepada pengguna berdasarkan model aplikasi yang telah dipahami oleh pengguna. Contoh paling mudah adalah menghadirkan komputer dengan fasilitas aplikasi yang dilengkapi game dan pengguna dibiarkan berinteraksi dengan komputer tersebut sampai batas waktu tertentu sampai pengguna merasa familiar dengan komputer.
Faktor penyebab kedua yaitu reputasi teknologi yang kurang baik didengar oleh pengguna. Upaya yang dapat dilakukan adalah menghadirkan teknologi ke pengguna dan memperbolehkan pengguna untuk berinteraksi dengan teknologi tersebut. Dengan catatan bahwa kekurangan yang didapatkan pengguna setiap saat langsung dilakukan langkah koreksi. Faktor penyebab ketiga yaitu mekanisme support. Solusi dari masalah ini adalah dengan menyediakan team support yang dapat membantu setiap saat serta menyediakan panduan penggunaan yang dapat diakses setiap saat dan memenuhi kebutuhan pengguna. Sebagai catatan upaya solusi dengan menghadirkan teknologi untuk membisasakn pengguna dengan teknologi tersebut perlu didukung data akan pengalaman pengguna terhadap teknologi tersebut atau teknologi sejenis. Data ini bermanfaat untuk menyediakan fasilitas aplikasi yang diperlukan untuk membiasakan pengguna dengan teknologi tersebut. Contohnya dalam organisasi ditemukan kondisi bahwa sebagian besar calon pengguna belum pernah memakai komputer untuk keperluan pengolahan data dan komunikasi tetapi hanya berpengalaman memekai komputer untuk bermain game dan mengetik. Maka upaya menghadirkan komputer sebaiknya dilakukan dengan menyediakan fasilitas game dan mengetik. Fasilitas ini sebagai upaya awal untuk memperkenalkan komputer kepada pengguna. Upaya ini bertujuan untuk menhindari penolkana pengguna terhadap komputer. 2.4.4 Kegunaan Metode TAM Kegunaan metode TAM adalah sebagai berikut (Sandy dkk, 2005): a. TAM merupakan metode pendekatan untuk mengukur penerimaan pengguna terhadap teknologi b. Penerimaan
pengguna
terhadap
teknologi
keberhasilan adopsi teknologi kedalam organisasi.
mempengaruhi
c. Penerimaan pengguna terhadap teknologi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu persepsi pengguna terhadap manfaat dan kemudahan teknologi. d. TAM dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan upaya upaya yang diperlukan untuk mendorong kemauan menggunakan teknologi.
2.5 Sampel berdasarkan konsensus Menurut Sugiyono (2004;73), mengatakan bahwa pengertian sampel adalah “Sampel bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010). Pengambilan sempel pada penelitian ini dilakukan dengan proportional random sampling yaitu suatu cara pengambilan sampel yang dilakukan untuk menentukan jumlah sampel yang akan diambil.
2.6 Uji Validitas Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu alat ukur dikatakan valid jika alat ukur ini mengukur apa yang seharusnya diukur. Adapun daya beda butir juga dihitung dari hubungan atau korelasi item tes terhadap skor total tes. Untuk menentukan daya beda butir dapat dilakukan dengan digunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson. Rumus korelasi Product Moment tersebut adalah sebagai berikut (Arikunto, 2006). Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar 2007:89). Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Rumus yang digunakan untuk menguji validitas adalah rumus Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:
r=
n
XY-
X2 - X
2
X ×
Y Y2 - Y
2
Keterangan: r1
= koefisien validitas item yang dicari
X
= skor yang diperoleh subjel dalam setiap item
Y
= skor total yang diperoleh subjek dari seluruh item
∑X
= jumlah skor dalam distribusi X yang berskala ordinal
∑Y
= jumlah skor dalam distribusi Y yang berskala ordinal
∑X2
= jumlah kuadrat masing-masing skor X
2
∑Y
= jumlah kuadrat masing-masing skor Y
n
= banyaknya responden
2.7 Reliabilitas Reliabilitas menunjuk kepada keajegan pengukuran. Keajegan suatu hasil tes adalah apabila dengan tes yang sama diberikan kepada kelompok mahasiswa yang berbeda, atau tes yang berbeda diberikan pada kelompok yang sama akan memberikan hasil yang sama. Jadi, berapa kalipun dilakukan tes dengan instrumen yang reliabel akan memberikan data yang sama. Untuk memperoleh reliabilitas efektivitas migrasi e-campus ke portal mahasiswa digunakan rumus Alpha Cronbach yaitu (Arikunto, 2006). Menurut Cooper (2006) yang dikutip oleh Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, dan Linna Ismawati (2010:43) mengemukakan: “Reliability is a characteristic of measurenment concerned with accuracy, precision, and consistency.” Berdasarkan definisi diatas, maka reliabilitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik terkait dengan keakuratan, ketelitian dan kekonsistenan.