BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Piutang Usaha 2.1.1 Definisi Piutang Usaha Pengertian Piutang usaha menurut Rudiato ( 2008 : hal 225 ) adalah sebagai berikut : “ Piutang usaha adalah piutang yang timbul dari penjualan barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan” . Sedangkan pengertian Piutang usaha menurut hery ( 2008 : hal 195 ) adalah sebagai berikut : “ Piutang usaha adalah jumlah yang akan ditagih dari pelanggan sebagai akibat penjualan barang atau jasa secara kredit” . Piutang usaha menurut IAI dalam PSAK No.9 tahun 2011 adalah sebagai berikut : “ Piutang usaha merupakan piutang akibat penjualan hasil bidang usaha utama perusahaan”. Pada umumnya piutang timbul akibat dari transaksi penjualan barang dam jasa perusahaan, dimana pembayaran oleh pihak yang bersangkutan baru akan dilakukan setelah tanggal transaksi jual beli. Mengigat piutang merupakan harta 9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
perusahaan yang sangat likuid maka harus dilakukan prosedur yang wajar dan cara – cara yang memuaskan dengan debitur sehingga perlu disusun suatu prosedur yang baik demi kemajuan perusahaan. Piutang merupakan salah satu unsur dari aktiva lancar dalam neraca perusahaan yang timbul akibat adanya penjualan barang dan jasa atau pemberian kredit terhadap debitur yang pembayaran pada umumnya diberikan dalam tempo 30 hari ( Tiga puluh hari ) sampai dengan 90 hari ( Sembelian puluh hari ).
Dalam arti luas, piutang
merupakan tuntutan terhadap pihak lain yang berupa uang, barang – barang atau jasa – jasa yang dijual secara kredit.
2.1.2 Penyajian Piutang Piutang dinyatakan sebesar jumlah bruto tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih. Jumlah bruto piutang harus tetap disajikan pada neraca diikuti dengan penyisian untuk piutang ragu – ragu atau taksiran jumlah yang tidak dapat diterima. Dalam hal ini piutang usaha dan piutang lain – lain harus disajikan dalam neraca sesuai dengan ketentuan – ketentuan yang telah diatur dalam PSAK khususnya PSAK no. 9 , yang mensyaratkan agar piutang dapat disajikan pada jumlah yang akhirnya akan ditagih. Penyajian piutang dalam neraca harus tetap menyajikan jumlah bruto piutang karena piutang yang tak dapat direalisasikan hanya berdasarkan taksiran. Harus dipisahkan secara jelas antara piutang dagang, piutang karyawan dan piutang lainnya. Apabila suatu perusahaan memepunyai hubungan jual beli dengan suatu pihak, sehingga terdapat piutang
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dagang dan juga utang dagang atau utang lainnya, penyajian dalam neraca tidak boleh dokumpensasi akan tetapi harus dinyatakan secara terpisah.
2.1.3 Pengakuan Piutang Usaha Pengakuan piutang dalam sebagian transaksi piutang, jumlah yag harus diakui adalah harga pertukaran diantara kedua belah pihak. Harga pertukaran adalah jumlah yang tertukar dari debitor ( seorang pelangan atau peminjaman ). Piutang usaha diakui pada saat faktur diterbitkan.
Ada tiga cara melakukan
pengakuan penjualan yang berpengaruh terhadap pengakuan jumlah piutang mula- mula yaitu : 1. Metode kotor 2. Metode bersih 3. 1.
Metode cadangan
Metode kotor,
mengakui jumlah piutang sebesar penjualan tanpa
dipengaruhi oleh potongan yang akan diberikan. Apabila debitur ternyata mengambil potongan, maka akan diakui sebagai pengurangan jumlah penjualan. 2.
Metode bersih, mengakui jumlah piutang setelah
dikurangi potongan
penjualan. Apabila ternyata debitur tidak memanfaatkan potongan, maka akan
mengakibatkan timbulnya kelebihan pembayaran atas piutang.
Kelebihan ini diakui sebagai penghasilan lain- lain atau diluar operasi
11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3. Metode cadangan, mengakui jumlah piutang sebesar jumlah sebelum dikurangi potongan,
tapi penjualan diakui sebesar jumlah setelah
dikurangi potongan.
Selisihnya dicatat sebagai cadangan potongan
penjualan.
2.1.4 Penyajian Piutang Ragu – ragu Menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu besasarkan penelaan terhadap masing-masing akun piutang pada akhir tahun. Penyisihan Piutang ragu-ragu menurut umur piutang adalah sebagi berikut : 1.
Lebih dari 1 sampai dengan 2 tahun dicadangkan sebesar 25%.
2.
Lebih dari 2 sampai dengan 3 tahun dicadangkan sebesar 50%.
3.
Lebih dari 3 tahun dicadangkan sebesar 100%.
2.1.5 Penghapusan Piutang Penghapusan piutang dapat dilaksanakan atas persetujuan menteri keuangan
atau pejabat pemerintah yang berwenang dan dilaksanakan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan, piutang yang telah disetujui untuk dihapuskan bukan berarti menghilangkankewajiban untuk melakukan penagihan dan dicatat secara “ Extra Comptable”
12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Ada 3 cara untuk menaksirkan besarnya cadangan penghapusan piutang : 1. Menggunakan analisis umur panjang (Aging Schedule) 2. Taksiran dari saldo akhir piutang di neraca 3. Taksiran dari jumlah penjualan kredit selama secara satu periode
2.2
Piutang Lainnya 2.2.1
Definisi
Pengertian Piutang usaha menurut Waluyo (2009 : Hal 66) sebagai berikut : “ Piutang lainnya adalah transaksi yang timbul diluar kegiatan usaha normal perusahaan dan diharapkan direalisasika dalam waktu satu tahun ”. Piutang lain-lain biasanya disajikan secara terpisah dalam neraca dan timbul diluar kegiatan usaha normal perusahaan. Jika piutang ini diharapkan akana tertagih dalam satu tahun, maka piutang tersebut diklasifikasikan sebagai aktiva lancar.
Jika penagihannya lebih dari satu tahun, maka piutang ini
diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar dan dilaporkan dibwah judul investasi. Piutang lain-lain meliputi piutang bunga, piutang pajak , Piutang karayawan, Piutang dividen.
13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Piutang lain-lain terdiri dari : 1. Piutang karyawan yaitu piutang yang timbul karena adanya biaya pengobatan yang melebihi jumlah maksimal dari standar yang diberikan dan atau piutang yang timbul sesuai dengan ketentuan perusahaan. Piutang karyawan diakui pada saat biaya pengobatan tersebut dibayarkan. 2. Uang Muka Kontraktor yaitu pembayaran kepada kontraktor sehubungan dengan perjanjian pengadaan barang dan jasa yang akan diperhitungkan dengan pembayaran termin sesuai dengan perjanjian. Uang muka kontrak dicatat pada saat pembayarannya, sebelum dilakukan pembayaran uang muka tersebut harus menrima bank garansi.
2.3
Pengendalian Internal atas Piutang Dalam teori akuntansi dan organisasi, pengendalian internal atau internal
contoh adalah suatu proses, yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk membantu organisasi mecapai suatu tujuan atau objektif tertentu. Sedangkan pengendalian internal menurut Standar Profesional Akuntan Publik ( 2011 : hal 319.2) sebagai berikut : “ Pengendalian internal adalah suatu proses yang disajikan oleh dewan komisaris, manajemen dam personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan yaitu, keadalan pelaporan
14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi, dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku ”. Pengendalian internal atasa piutang adalah sebagai berikut : a. Memisahkan fungsi pegawai atau bagian yang menangani transaksi penjualan ( Operasi ) dari “ Fungsi Akuntansi Untuk Piutang”. b. Pegawai yang menangani akuntansi piutang, harus dipisahkan dari fungsi penerimaan hasil tagihan piutang. c. Semua transaksi pembelian kredit, pemberian potongan dan penghapusan piutang, harus mendapatkan persetujuan dari pejabat yang berwenang. d. Piutang harus dicatat dalam buku – buku tambahan piutang (Accounts Receivable subsidiary Ledger). e. Perusahaan harus memebuat daftar piutang berdasarkan umumnya (Aging schedule)
2.4 Piutang Tak Tertagih Piutang Tak Tertagih timbul karena adanya resiko piutang yang tidak dapat terbayar oleh debitur perusahaan karena berbagai alasan,
misalnya pailit/
bangkrut, Force major, karakteristik pelanggan, dsb. Semakin banyak piutang dagangn yang diberikan maka semakin banyak pula jumlah piutang yang tak terbayar.
15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Untuk menyusun laporan keuangan yang wajar sebuah perusahaan harus mambuat penyesuaian untuk cadangan piutang tak tertagihnya. Hal ini dilakukan unutk memenuhi prinsip kecocokan antara pendapatan dengan beban perusahaan (Metcing Cost and Revenue). Terdapat dua metode untuk melakukan penghapusan piutang tak tertagih, yaitu metode penghapusan langsung (Direct Write Off) dan metode penyisihan penghapusan piutang (Allowance Methode atau Provision Methode). 1.
Metode penghapusan langsung Pengertian metode penyisihan langsung menurut Carl S. Warren, James
M.Reeve, dan Philip E.Fess (2008 : hal 359) sebagai berikut : “ Metode penghapusan langsung adalah metode yang mengakui beban bahwa hanya pada saat piutang dianggap benar-benar tidak dapat dibayar lagi” Contoh ilustrasi menurut Thomas sumarsan (2011 : hal 25) adalah sebagai berikut: Telah dipastikan bahwa piutang dagang toko mundur tidak dapat tertagih sebesar Rp. 350.000 karena telah bangkrut. Jurnal : D: Beban piutang tak tertagih Rp. 350.000 K: Piutang dagang Rp. 350.000
16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.
Metode Penyisihan Pengertian metode penyisihan menurut Carl S.Warren, James m.Reeve, dan
Philip E.Fess (2008 : hal 359) sebagai berikut : “ Metode penyisihan adalah metode membuat akun beban piutang tak tertagih sebelum piutang tersebut dihapus”. Contoh ilustrasi menurut Thomas (2011 : hal 27) adalah sebagai berikut : Diperkirankan bahwa piutang yang tidak dapat tertagih sebesar Rp. 50.000 Jurnal : D: Biaya Piutang Tak Tagihan Rp. 50.000 K: Penyisihan Piutang Ragu-ragu Rp. 50.000
2.5 Tujuan Pemeriksaan ( Audit Objective ) Piutang Tujuan Pemeriksaan ( Audit Objectives ) piutang adalah sebagai berikut : 1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas, dengan ciri-ciri sebagai berikut : a. Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab yang melakukan penjualan,
mengirimkan
barang,
17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
melakukan
penagihan,
memberikan otorisasi atas penjualan kredit,
membuat faktur
penjualan dan melakukan pencatatan. b. Formulir yang digunakan bernomor urut tercetak (Prenumbered) c. Digunakan Price list (daftar harga jual) d. Diadakannya sub buku besar piutang atau kartu piutang (Account Receivable Subledger Card) e. Setiap akhir bulan : dibuat aging schedule piutang (analisa umum piutang), saldo piutang setiap pelanggan dibandingakan (Direconcile) dengan saldo piutang menurut buku besar dan setiap pelanggan dikirim mounthly statement of account. f. Uang kas, check atau giro yang diterima dari pelanggan harus disetor dalam jumlah seutuhnya (Intact). g. Mutasi kredit diperkirakan piutang (buku besar dan sub buku besar) yang berasal dari retur penjualan dan penghapusan harus diotorisasi oleh pejabat berwenang. h. Setiap pinjaman yang diberikan kepada pegawai, direksi, pemegang saham dan perusahaan afiliasi harus diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang.
18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. Untuk memeriksa validity (keabsahan) dan authenticity ke (ontetikan) piutang. a. Validity, apakah piutang itu sah, masih berlaku ( diakui oleh yang mempunyai utang). b. Authenticity, piutang itu didukung oleh bukti yang otentik yang ditandangani pelanggan. 3. Untuk memeriksa collectibility dan cukup tidaknya perkiraan allowance for bad debts. a. Collectibility, kemungkinan tertagihnya piutyang (dalam neraca). b. Allowance for bad debts,
jumlah yang diperkirakan tidak bisa
ditagih, harus dibuatkan penyisihan dalam jumlah yang cukup, jika sudah pasti tidak bisa ditagih harus dihapusakan. 4. Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat (contingent liability) yang timbul karena pendiskotoan wesel tagih (notes receivable). Wesel tagih yang didikontokan ke bank sebelum tanggal jatuh tempoh, harus diungkapkan sebagai contingent liability pada tanggal neraca. 5. Untuk memeriksa apakah penyajian di neraca sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di indonesia sebagai berikut : a. Piutang usaha, wesel tagih dan piutang lain-lain harus disajikan secara terpisah.
19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
b. Piutang dinyatakan sebesar jumlah kotor tagihan dikurangi taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih. c. Saldo kredit piutang individual, jika jumlahnya material harus disajikan dalam kelompok kewajiban. d. Piutang yang dijaminkan harus diungkapkan. e. Kewajiban bersyarat dalam hubunganya dengan penjualan piutang yang disertai perjanjian untuk dibeli kembali kepada suatu lembaga keuangan harus dijelaskan.
2.6 Akuntansi Keuangan Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang memberikan laporan kepada pihak-pihak kondisi perusahaan.
berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan
Akuntansi keuangan adalah cabang akuntansi yang
menghasilkan laporan keuangan bagi pihak ekstern seperti investor, kreditor, dan bapepam. 2.1.6 Akuntansi Proses Akuntansi yang dimulai dengan menganalisis dan membuat jurnal untuk transaksi-transaksi dan diakhiri dengan menyiapkan catatan akuntansi untuk transaksi-transaksi periode berikutnya disebut dengan siklus akuntansi.
20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Langkah – langkah dalam siklus akuntansi adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis dan mencatat transaksi-transaksi ke dalam jurnal 2. Posting transaksi tersebut ke buku besar 3. Menyiapkan daftar saldo yang belum disesuaikan 4. Menyiapkan dan menganalisis data penyesuaian 5. Menyiapkan kertas kerja akhir periode (opsional) 6. Membuat ayat jurnal penyesuaian dan posting ke buku besar 7. Menyiapkan daftar saldo yang disesuiakan 8. Menyiapkan laporan keuangan 9. Membuat ayat jurnal penutup dan posting ke buku besar 10. Menyiapkan daftar saldo setelah penutupan 2.6.2
Laporan Keuangan
Laporan akuntansi yang menghasilkan laporan laba rugi, ekuitas pemilik,:neraca, dan laporan arus kas. Urutan penyusutan dan sifat data yang Terdapat dalam laporan-laporan tersebut adalah sebagai berikut :
21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1. Laporan Laba Rugi Laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun. Ada dua bentuk laporan laba rugi yaitu : a. Laporan Laba Rugi Langsung Hasil penjumlahan semua beban dikurangkan sekaligus dari hasil penjumlahan semua pendapatan. Bentuk langsung memberikan penekanan pada total beban sebagai faktor-faktor yang menentukan laba bersih. b. Laporan Laba Rugi Bertahap Membuat beberapa seksi, subseksi dan subtotal. Rincian yang akan disajikan pada beberapa seksi berbeda dari perusahaan satu ke perusahaan lainnya. Misalnya ada perusahaan yang tidak melaporkan penjualan kotor, retur, dan potongan penjualan serta diskon penjualan, tetapi langsung mencantumkan penjualan bersih. 2. Laporan Ekuitas Pemilik Ringkasan perubahan dalam ekuitas pemilik yang terjadi pada periode waktu tertentu, seperti satu bulan atau satu tahun. Laporan ini dibuat
22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
setelah laopran laba rugi karena laba bersih periode harus dilaporkan dilaporkan ini. 3. Neraca Daftar aktiva, kewajiban dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun. Bentuk neraca seperti bentuk akun yang menggambarkan format dasar dari persamaan akuntansi, dimana aktiva ditempatkan disebelah kiri, dan kewajiban disebalah kanan. 4. Laporan Arus Kas Suatu ikhtisar penerimaan kas dan pembayaran kas selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun. Laporan arus kas terdiri dari operasi, aktivitas dari investasi, dan aktivitas dari pendana. a. Arus kas dari aktivitas operasi, seksi ini melaporkan ikhtisar penerimaan dan pembayaran yang menyangkut operasi perusahaan. b. Arus kas dari aktivitas investasi, seksi ini melaporkan transaksi kas untuk penjualan dan pembelian aktiva tetap atau permanen. c.
Arus kas dari aktivitas pendanaan, seksi ini melaporkan transaksi kas yang berhubungan investasi oleh pemilik, peminjaman dana dan pengambilan uang oleh pemilik.
23
http://digilib.mercubuana.ac.id/