BAB II LANDASAN TEORI 2.1.
Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut James A. Hall (2011 : 6) “Sistem adalah kelompok dari dua orang atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang berfungsi dengan tujuan yang sama”. Sedangkan menurut Mulyadi (2008 : 2) “Sistem merupakan sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu”. Berdasarkan pengertian sistem dari berbagai ahli dapat disimpulkan bahwa sistem adalah kumpulan dari berbagai komponen yang berhubungan satu sama lain yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu melalui tahap input, proses, dan output.
2.1.2. Pengertian Data dan Informasi Menurut Mardi (2011 : 5) “Informasi adalah hasil proses atau hasil pengolahan data, meliputi hasil gabungan, analisis, penyimpulan, dan pengolahan sistem informasi komputerisasi”.
10 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Selanjutnya menurut Samiaji Saroso (2009 : 12) “Informasi adalah data yang sudah mengalami pemrosesan sedemikian rupa sehingga dapat digunakan oleh penggunanya dalam membuat keputusan”. Dari beberapa definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya, serta digunakan untuk pengambilan keputusan.
2.1.3. Pengertian Akuntansi Menurut Firdaus A. Dunia (2005 : 3) “Akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem informasi yang memberikan laporan kepada berbagai pemakai atau pembuat keputusan mengenai aktivitas bisnis dari suatu kesatuan ekonomi”. Sementara Menurut Rudianto (2012 : 4) “Akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi suatu perusahaan”. Ditinjau
dari
beberapa
definisi
tersebut,
akuntansi
dipandang sebagai suatu proses, seni, dan seperangkat pengetahuan yang pada dasarnya mengarah pada suatu aktivitas atau kegiatan dalam akuntansi itu sendiri.
11 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.1.4. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Mardi (2011 : 4) “Sistem Informasi Akuntansi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terintegrasi yang menghasilkan laporan di bentuk data transaksi bisnis yang diolah dan disajikan sehingga menjadi sebuah laporan keuangan yang memiliki arti bagi pihak yang membutuhkannya”. Sedangkan menurut Samiaji Saroso (2009 : 13) “Sistem Informasi Akuntansi adalah sebuah sistem yang mngumpulkan mencatat, meyimpan dan memproses data sehingga menghasilkan informasi yang berguna dalam membuat keputusan”. Dari pendapat yang dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa suatu sistem harus melalui tahap-tahap tertentu sehingga menghasilkan informasi mengenai akuntansi perusahaan tersebut.
2.2.
Pengertian Persediaan Menurut Hery (2008 : 224) ”Persediaan barang dagang adalah barang dagangan yang dimiliki oleh perusahaan dan sudah langsung dalam bentuk siap untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal perusahaan sehari-hari”.
12 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Sementara menurut Firdaus A. Dunia “Persediaan dapat didefinisikan sebagai aktiva berwujud yang diperoleh perusahaan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan dan yang diperoleh untuk diproses lebih dulu dan dijual”. Dengan demikian Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode waktu tertentu atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi, ataupun persediaan yang menunggu penggunannya dalam suatu proses produksi.
2.2.1. Jenis Persediaan a. Bahan baku Bahan baku adalah barang-barang yang dibeli untuk digunakan dalam proses produksi. Sebagian bahan baku diambil langsung dari sumber aslinya.
Namun yang lebih
sering terjadi, bahan baku dibeli dari perusahaan lain yang merupakan barang jadi dari sisi pemasok. b. Barang Dalam Proses Barang dalam proses adalah barang yang masih dalam tahap penyelesaian untuk menyelesaikan produk tersebut, masih membutuhkan pengerjaan lebih lanjut sebelum dapat dijual. Persediaan ini terdiri atas tiga komponen biaya :
13 http://digilib.mercubuana.ac.id/
1. Bahan Baku Langsung, yaitu biaya bahan baku yang secara tidak langsung dapat diidentifikasi dalam barang yang diproduksi. 2. Tenaga Kerja Langsung, yaitu tenaga kerja yang secara langsung dapat diidentifikasikan dengan barang yang diproduksi. 3. Overhead Pabrik, yaitu bagian dari overhead pabrik yang dibebankan atas barang yang diproduksi. c. Barang Jadi Barang
jadi adalah barang yang sudah selesai
diproduksi dan menunggu untuk dijual. Setelah produk selesai diproduksi, biaya yang diakumulasikan dalam proses produksi ditransfer dari akun persediaan barang dalam proses ke akun persediaan barang jadi.
2.2.2. Sistem Pencatatan Persediaan a. Sistem Pencatatan Periodik Dengan sistem periodik, pembelian barang dagangan akan dicatat dengan menggunakan akun pembelian bukan akun persediaan barang dagangan seperti yang dilakukan pada sistem pencatatan perpetual. Dengan sistem periodik, akunakun berikut ini secara terpisah (masing-masing) akan
14 http://digilib.mercubuana.ac.id/
digunakan : potongan pembelian, retur pembelian, dan penyesuaian harga beli, dan ongkos angkut. Metode atau sistem periodik dalam mencatat barang dagangannya, pada setiap akhir periode akuntansi setelah dilakukan perhitungan fisik atas besarnya persediaan barang dagangan yang ada,bagian akuntansi akan membuat ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat besarnya persediaan akhir yang ada digudang. Ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibuat adalah sebagai berikut: Persediaan awal Dr. Ikhtisar Laba Rugi
xxx
Kr. Persediaan Barang Dagangan
xxx
Persediaan Akhir Dr. Persediaan Barang dagangan Kr. Ikhtisar Laba Rugi
xxx xxx
b. Sistem Pencatatan Perpetual Dalam sistem perpetual, catatan mengenai harga pokok dari masing-masing barang dagangan yang dibeli maupun yang dijual dicatat secara terperinci. Sistem pencatatan ini akan secara terus menerus menunjukkan berapa besarnya saldo persediaan barang dagangan yang ada di gudang untuk masingmasing jenis persediaan.
15 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dengan sistem pencatatan perpetual, harga pokok dari barang yang dijual ditentukan setiap kali penjualan terjadi. Yang perlu diperhatikan dalam mencatat transaksi barang dagangan dengan menggunakan metode atau sistem perpetual ini adalah bahwa akun pembelian, dan akun ongkos angkut tidak akan pernah digunakan. Seluruh akun-akun tersebut digantikan dengan akun persediaan barang dagangan.
Perbedaan pencatatan sistem periodik dengan sistem perpetual adalah sebagai berikut :
Sistem Pencatatan Periodik
Sistem Pencatatan Perpetual
Pembelian Dr.Pembelian
xxx
Kr.Utang usaha
Dr.Persediaan xxx
xxx
Kr. Utang usaha
xxx
Retur Pembelian dan Penyesuaian Harga Beli Dr. Utang usaha Kr. Retur pembelian
xxx
Dr. Utang usaha xxx
Kr. Persediaan
16 http://digilib.mercubuana.ac.id/
xxx xxx
Biaya Angkut FOB Shipping Point
FOB Shipping Point
Jika dibayar langsung oleh pembeli Dr. Biaya angkut
xxx
Kr. Kas
xxx
Jika ditalangi oleh penjual Dr. Biaya angkut
Dr. Persediaan
xxx
Kr. Kas
xxx
xxx
Kr. Utang usaha
xxx
FOB Destination Point Dr. By. angkut keluar
xxx
Kr. Kas
FOB Destination Point xxx
Dr. By. angkut keluar xxx Kr. Kas
xxx
Potongan Pembelian Dr. Utang usaha
xxx
Dr. Utang usaha
xxx
Kr. Kas
xxx
Kr. Kas
xxx
Kr. Pot pembelian
xxx
Kr. Persediaan
xxx
Penjualan Dr. Piutang usaha Kr. Penjualan
xxx
Dr. Piutang usaha xxx
xxx
Kr. Penjualan Dr. HPP Kr. Persediaan
17 http://digilib.mercubuana.ac.id/
xxx xxx xxx
Retur Penjualan
Dr. Retur penjualan
xxx
Kr. Piutang usaha
Dr. Retur Penjualan xxx
xxx
Kr. Piutang usaha Dr. Persediaan
xxx xxx
Kr. HPP
xxx
Potongan Penjualan
Dr. Kas
xxx
Dr. Kas
xxx
Dr. Pot penjualan
xxx
Dr. Pot penjualan
xxx
Kr. Piutang usaha
xxx
Kr. Piutang usaha
18 http://digilib.mercubuana.ac.id/
xxx
2.2.3. Metode Penilaian Persediaan a. FIFO Metode ini menyatakan bahwa persediaan dengan nilai perolehan awal masuk akan dijual terlebih dahulu, sehingga persediaan akhir dinilai dengan persediaan yang terakhir masuk. b. LIFO Metode ini menyatakan bahwa persediaan dengan nilai perolehan terakhir masuk akan dijual terlebih dahulu sehingga persediaan akhir dinilai dan dilaporkan berdasarkan nilai persediaan yang awal masuk. c. Average Menurut metode Average (rata-rata), harga pokok penjualan didasarkan pada biaya rata-rata selama periode tersebut.
Hasil
perhitungan
nilai
persediaan
dengan
menggunakan metode rata-rata, selalu berada ditengah-tengah.
19 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.3.
Sistem Informasi Akuntansi Persediaan 2.3.1. Aktivitas Bisnis Siklus Pembelian (Persediaan) Aktivitas
utama
pertama
dalam
siklus
pembelian
(persediaan) adalah melakukan pesanan pembelian. Keputusan penting yang dibuat dalam langkah awal adalah mengidentifikasi apa, kapan, berapa banyak yang dibeli, dan mengidentifikasi dari pemasok mana bahan baku akan dibeli. Dengan Diagram Arus Data pada (gambar 1) menyajikan Gambaran umum berbagai aktivitas yang membentuk sistem pemrosesan pembelian ini dijelaskan dalam tahapan berikut ini : 1. Fungsi pembelian dimulai dengan mengenali kebutuhan untuk menambah persediaan kembali melalui observasi catatan persediaan. Informasi kebutuhan persediaan dikirim ke proses pembelian dan utang usaha. 2. Proses pembelian menentukan jumlah yang akan dipesan, memilih,
memasok,
dan
membuat
pesanan
pembelian.
Informasi tersebut dikirimkan ke pemasok dan proses utang usaha. 3. Setelah beberapa waktu, perusahaan akan menerima barang persediaan dari pemasok. Barang yang diterima akan diperiksa kualitas dan jumlahnya serta dikirim di toko atau gudang. 4. Informasi mengenai penerimaan barang digunakan untuk memperbarui catatan persediaan.
20 http://digilib.mercubuana.ac.id/
5. Proses utang usaha menerima faktur dari pemasok. Utang usaha akan merekonsiliasinya dengan informasi lain yang telah dikumpulkan untuk transaksi tersebut dan catatan kewajiban membayar di masa mendatang, tergantung dari syarat perdagangan dari pemasok. 6. Buku besar menentukan informasi ringkasan dari utang usaha dan pengendali persediaan. Informasi ini direkonsiliasi akurasinya dan dicatat ke akun utang usaha serta akun pengendali persediaan.
21 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.3.2. (Gambar 1) Diagram Arus Data untuk Sistem Pembelian James A. Hall (2011 : 319) Catatan Persediaan
Pemasok 1 Tinjau Kembali Catatan
Pemasok
2
Catatan tentang pemasok
Beli Persediaan
5 6
Siapkan Utang Dagang
Perbarui buku besar
3 Terima Barang Utang Dagang
Akun Pengendalian
4 Perbarui catatan
Simpan
Catatan Persediaan
22 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.3.3. Flowchart Pembelian Berbasis Komputer James A. Hall (2011 : 338)
23 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.3.4. Fungsi Yang Terkait Dalam Sistem Akuntansi Pembelian Sistem akuntansi pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan, baik pembelian lokal maupun impor. Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pembelian adalah sebagai berikut : 1. Fungsi Gudang Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi gudang bertanggung jawab untuk mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi persediaan yang ada di gudang dan untuk menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan. 2. Fungsi Pembelian Fungsi
pembelian
bertanggung
jawab
untuk
memperoleh informasi mengenai harga barang, menentukan pemasok
yang
dipilih
dalam
pengadaan
barang,
dan
mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang dipilih. 3. Fungsi Penerimaan Dalam
sistem
akuntansi
pembelian,
fungsi
ini
bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok guna menentukan dapat atau tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk
24 http://digilib.mercubuana.ac.id/
menerima barang dari pembeli yang berasal dari transaksi retur penjualan. 4. Fungsi Akuntansi Fungsi
akuntansi
yang
terkait
dalam
transaksi
pembelian adalah fungsi pencatat utang dan fungsi pencatat persediaan.
2.3.5. Sistem Pengendalian Internal Fungsi sistem informasi akuntansi adalah membantu perusahaan melakukan pengendalian internal secara ketat terhadap kegiatan pengeluaran, khususnya pada kegiatan pembelian dan pengeluaran kas. Pada aktivitas ini pengendalian bertujuan untuk: a. Mengawasi setiap aktivitas bisnis, apakah telah diotorisasi dengan benar dan jelas. b. Semua aktivitas bisnis adalah kejadian yang benar-benar terjadi, bukan transaksi yang direkayasa. c. Semua bentuk kejadian transaksi yang valid dan telah diotorisasi harus dicatat secara benar. d. Menjaga dari risiko kehilangan atau pencurian terhadap aset perusahaan dalam bentuk kas, persediaan barang, dan data perusahaan lainnya.
25 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dalam pelaksanaanya, siklus pengeluaran pembelian dan pengeluaran kas perlu diperhatikan bentuk pengamanan dan pengendaliannya. Bentuk pengamanan yang dilakukan adalah melakukan pemisahan tugas pada pegawai. Pengendalian internal utama dalam siklus pengeluaran berdasarkan prosedur pengendalian antara lain : a. Otorisasi Transaksi Subsistem Pembelian, bagian pengendalian persediaan memonitor tingkat persediaan secara terus-menerus. Proses otorisasi akan mendorong manajemen persediaan yang efisien dan memastikan legitimasi berbagai transaksi pembelian. Subsistem Pengeluaran Kas, Bagian utang usaha mengotorisasi pengeluaran kas melalui bukti kas keluar, untuk memberikan pengendalian yang efektif di seluruh arus kas dari perusahaan, staff administrasi bagian pengeluaran seharusnya tidak menulis cek tanpa otorisasi yang jelas. b. Pemisahan Pekerjaan Pemisahan Pengendalian Persediaan dari Gudang, bagian pengendalian persediaan mencatat secara terperinci berbagai aktiva tersebut, sementara bagian gudang harus menyimpannya.
26 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pemisahan Bagian Buku Besar dan Utang Usaha dengan Pengeluaran Kas, catatan yang mengendalikan aktiva adalah buku pembantu utang usaha dan akun kas di buku besar. c. Supervisi Inspeksi Aktiva, memeriksa serta menghitung barang yang diterima akan melindungi perusahaan dari pesanan yang tidak lengkap dan barang yang rusak. Supervisi adalah hal yang sangat penting dalam bagian ini untuk memastikan bahwa staff administrasi bekerja dengan baik dalam melakukan kewajiban tersebut. Pencurian Aktiva, prosedur pemeriksaan yang tidak benar disertai dengan supervisi yang tidak memadai dapat menciptakan situasi yang kondusif untuk terjadinya pencuri persediaan dalam transit. d. Catatan Akuntansi Tujuan
pengendalian
catatan
akuntansi
adalah
menyimpan jejak audit yang memadai agar dapat menulusuri sebuah transaksi dari dokumen sumbernya hingga ke laporan keuangan.
27 http://digilib.mercubuana.ac.id/
e. Pengendalian Akses Akses Langsung, perusahaan harus mengendalikan akses ke aktiva fisik seperti kas dan persediaan. Pengendalian akses langsung meliputi kunci, alarm, dan akses terbatas ke nernagai area yang berisi persediaan dan kas. Akses Tidak Langsung, perusahaan harus membatasi akses ke berbagai dokumen yang mengendalikan aktiva fisiknya. f. Verifikasi Independen Verifikasi Independen oleh Bagian Utang Usaha, tiap dokumen berisi berbagai fakta yang berbeda mengenai transaksi pembelian, yang harus direkonsiliasi oleh staff administrasi bagian utang usaha sebelum perusahaan mengakui kewajiban. Verifikasi Independen oleh Bagian Buku Besar, staff administrasi
bagian
buku
besar
memverifikasi
bahwa
kewajibantotal yang dicatat sama dengan persediaan yang diterima dan bahwa pengurangan total dalam utang usaha sama dengan total pengeluaran kas.
28 http://digilib.mercubuana.ac.id/