5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi dalam perusahaan mempunyai tugas untuk mencatat semua transaksi-transaksi yang terjadi dalam perusahaan dan pengaruhnya terhadap aktiva, kewajiban, modal, hasil usaha serta biaya usaha perusahaan. Dari transaksi-transaksi yang terjadi kemudian dilaporkan dalam bentuk laporan keuangan. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 Revisi 2009 laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.
Menurut Munawir (2007:2), laporan keuangan adalah : Hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktifitas perusahaan tersebut. Menurut Sofyan (2007:201), laporan keuangan adalah : Output dan hasil dari proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan. Di samping sebagai informasi, laporan keuangan juga menggambarkan indicator kesuksesan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan. Dari pengertian tersebut di atas di ambil kesimpulan bahwa pencatatan transaksi keuangan harus berdasarkan standar akuntansi keuangan yang erat hubungannya dengan fungsi akuntansi itu sendiri, diman akuntansi 5
6
adalah rangkaian fungsi pencatatan, ringkasan dan penyajian suatu pelaporan dan penginterpretasian transaksi keuangan suatu perusahaan secara singkat dan jelas melalui analisa laporan keuangan.
2. Fungsi Laporan Keuangan Kegiatan akuntansi sebagaimana telah di kemukakan, menghasilkan laporan dari suatu perusahaan. Laporan tersebur diperlukan oleh pihakpihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Dalam PSAK 2009, menyatakn pihak-pihak yang membutuhkan laporan keuangan suatu perusahaan meliputi: a. Investor : Penanam modal beresiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. b. Karyawan : Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik dengan informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan c. Pemasok pinjaman : Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. d. Pemasok dan kreditor usaha lainnya : Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memusatkan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh temp. e. Pelanggan : Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan perusahaan. f. Pemerintah : Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
7
g. Masyarakat
:
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat
dalam berbagai cara. 3.
Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
(2007:3) adalah sebagai berikut : Menyediakan Informasi mengenai posisi keuangan kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi, serta kepatuhan informasi terhadap prinsip dalam semua transaksi dan kegiatan usaha. Disamping itu laporan keuangan mempunyai tujuan umum, Sofyan (2007 : 122), menuliskan laporan keuangan seperti dinyatakan dalam APB Statement No.4 “Konsep-konsep Dasar dan Prinsip-prinsip Akuntansi yang Mendasari laporan Keuangan Bisnis” tujuan laporan keuangan dibagi menjadi tiga kelompok yaitu : a. Tujuan khusus laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan GAAP. b. Tujuan umum laporan keuangan adalah: 1) Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang sumbersumber ekonomi dan kewajiban suatu usaha bisnis. 2) Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha. 3) Menaksir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk memperkirakan potensi perusahaan dalam menghasilkan laba. 4) Memberikan informasi lainnya yang diperlukan tentang harta dan kewajiban. 5) Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan keuangan.
8
Sedangkan pada Standar Akuntansi
Keuangan dikatakan bahwa
tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai di dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan tujuan laporan keuangan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan harus dapat memenuhi kebutuhan para pemakai. Pemakai laporan keuangan membutuhkan keterangan kebijakan akuntansi terpilih sebagai bagian dari informasi yang dibutuhkan untuk membuat penilaian dan keputusan keuangan serta keperluan lain. Mereka tidak akan dapat membuat penilaian handal jika laporan keuangan tidak mengungkapkan dengan jelas kebijakan akuntansi terpilih yang penting dalam penyusunan laporan keuangan.
4. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Informasi yang ada dalam laporan keuangan dan dalam laporan lainnya yang dibuat perusahaan untuk melaporkan kegiatannya harus dimiliki karakteristik tertentu untuk memenuhi kebutuhan pemakainya.
9
Karakteristik kualitatif merupakan cirri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan tersebut bergunan bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2004:7) terdapat empat karakteristik kualitatif pokok laporan keuangan yaitu: 1. Dapat dipahami. 2. Relevan. 3. Keandalan. 4. Dapat dibandingkan. Keempat karakteristik kualitatif laporan keuangan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Dapat dipahami Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. 2. Relevan Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan menegaskan, atau mengkoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu. 3. Keandalan Agar bermanfaat, informasi juga harus handal (realible). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secra wajar diharapkan dapat disajikan. 4. Dapat dibandingkan Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus
10
dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut,antar periode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda.
Informasi yang disediakan oleh laporan keuangan tidak akan berguna seandainya tidak relevan. Dalam membuat keputusan pemakai tidak hanya mengerti atau memahami informasi yang disajikan tetapi juga harus mampu menilai tingkat keandalan dan dapat diperbandingkan dengan informasi tentang kemungkinan alternatif dan pengalaman yang lalu.
5. Komponen Laporan Keuangan Laporan keuangan yang disusun oleh manajemen parusahaan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004:13) terdiri atas : 1. Neraca (Balance Sheet). 2. Laporan Laba Rugi (Income Statement). 3. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow). 4. Laporan Perubahan Equitas (Statement of Charge in Equity). 5. Catatan Atas Laporan Keuangan (Notes to Financial Statement). Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai laporan keuangan, bahwa laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan equitas, laporan aru kas serta catatan atas laporan keuangan, laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Komponen dari laporan keuangan dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Neraca Neraca adalah merupakan laporan yang menunjukkaan keadaan keuangan suatu unit tertentu usaha pada tanggal tertentu. Keadaan keuangan ini ditunjukan untuk dengan jumlah harta yang dimiliki
11
(aktiva) dan jumlah kewajiban perusahaan (passiva), dengan kata lain aktiva adalah investasi didalam perusahaan dan passiva merupakan sumber-sumber yang digunakan untuk investasi. Neraca terdiri dari tiga bagian: 1) Aktiva Aktiva adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu dan keuangan ini ditunjukkan dengan jumlah harta yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan. 2) Kewajiban Semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, diman hutang ini merupakan sumber dan atau modal perusahaan yang berasal dari kreditur. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. 3) Modal Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. b. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi merupakan suatu la[oran yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu, selisih antar total pendapatan dan total biaya merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita perusahaan. Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi keuangan menjelaskan laporan laba rugi berguna sebagai informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan dimasa yang akan dating. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kepastian perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya ekonomi.
12
c. Laporan perubahan Modal Perusahaan harus menyajikan laporan perubahab modal/equitas sebagai komponen utama laporan keuangan yang menunjukkan: 1) Laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan 2) Setiap pos pendapatan, beban, keuntungan atau kerugian 3) Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK. 4) Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik 5) Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta perubahannya 6) Rekonsiliasi antar nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan. d. Laporan Arus Kas Laporan ini melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Dari aktivitas operasi jumlah arus kas berasal dari aktivitas operasi, merupakan indikator penentu apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber dana dari luar. e. Catatan atas Laporan Keuagan Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematik setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam laporan keuangan.
6. Keterbatasan Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), sifat dan keterbatasan laporan keuangan adalah sebagai berikut: a. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat. Oleh karena itu, laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam prose pengambilan keputusan ekonomi. b. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu.
13
c. Proses penyusunan laporan keuangan tidak input dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan. d. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material. Demikian juga penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu mungkin tidak dilaksanakan jika hal itu tidak menimbulkan pengaruh yang material terhadap kelayakan laporan keuangan. e. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian, bila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, lazimnya dipilh alternative yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil. f. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu periatiwa/transaksi daripada bentuk hukumnya. g. Laporan keuangna disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasateknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan. h. Adanya berbagai alternative metode akuntansi yang dapat digunakan minimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar perusahaan. i. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan umumnya diabaikan.
B. Analisis Laporan Keuangan 1. Pengertian Rasio Keuangan Bila diartikan dalam sehari-hari, analisi laporan keuangan adalah proses penilaian yang sasarannya mengevaluasi posisi keuangan sekarang dan yang lalu dan hasil operasi sebuah perusahaan yang objek utamanya adalah menentukan kemungkinan dan perkiraan akan keadaan dimasa yang akan datang.
14
Menurut Harahap (2004:189 -190), analisis laporan keuangan terdiri dari dua kata yaitu analisis dan laporan keuangan. Untuk menjelaskan pengertian kata ini, dapat dijelaskan dari arti masing-masing kata. Kata analisi ini dapat memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi menjadi berbagai unit kecil. Sedangkan laporan keuangan adalah neraca, laba rugi, dan arus kas (dana). Bila dua pengertian ini digabungkan, maka analisis laporan keuangan berarti : Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna satu dengan yang lain baik antar data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.
2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan Menurut Bernstein (Harahap 2004 : 197) tujuan analisi laporan keuangan adalah sebagai berikut : a) Screening Analisi dilakukan dengan melihat secara analitis laporan keuangan dengan tujuan untuk memilih kemungkinan investasi atau merger b) Forecasting Analisi digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang c) Diagnosis Analisi dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah lain. d) Evaluation Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen, operasional, efisiensi dan lain-lain.
15
Dengan demikian tujuan dilakukanya analisi laporan keuangan adalah merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepenntingan apabila data tersebut dibandingkan untuk dua periode atau lebih.
3. Metode dan Teknik-Teknik Analisis Laporan Keuangan a. Metode Analisis Laporan Keuangan Menurut Munawir (2004 : 36) ada dua metode analisi yang digunakan oleh setiap penganalisis laporan keuangan, yaitu : 1) Analisis Horizontal, adalah analisi dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode horizontal ini disebut juga sebagai metode analisa dinamis. 2) Analisis Vertikal, adalah apabila laporan keuangan yang di analisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnyadalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Analisa vertical ini disebut juga sebagai metode analisa yang statis, karena kesimpulan yang diperoleh hanya untuk periode itu saja tanpa mengetahui perkenbangannya.
16
b. Teknik Analisis Laporan Keuangan Ada beberapa macam tekhnik analisa yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan menurut Munawir (2004 : 36), antara lain : 1. Analisis perbandingan laporan keuangan, adalah metode dan tekhnik analisa dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih. 2. Trend atau tendensi posisi kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase (Trend Percentage Analysis), adalah suatu metode atau tekhnik analisa untuk mengetahui tendensi daripada keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun. 3. Laporan dengan prosentase per komponen atau commen size statement, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui presentasi investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya. 4. Analisa sumber dan penggunaan modal kerja, adalah suatu analisa untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja. 5. Analisa sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analysis), adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumbersumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu. 6. Analisa rasio, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. 7. Analisa perubahan laba kotor (Gross Profit Analysis), adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab pperubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain. 8. Analisa Break Event, adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belom memperoleh keuntungan.
17
4. Analisis Rasio Keuangan Menurut Sofyan (2006 : 297) rasio keuangan adalah “angka yang diperolah dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lain yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti)”. Pada dasarnya laporan keuangan disusun dengan membandingkan angka-angka didalam atau laporan laba rugi atau neraca.penggunaan rasio ditekankan untuk analisis, tapi kadang-kadang rasio diposisikan sebagai akhir analisis. Dengan rasio yang dihitung kita mencoba menganalisis lebih jauh atau mencari penyebab terjadinya hal tersebut. Berikut ini adalah jenis-jenis rasio yang lazim digunakan dan merupakan bagian dari analisis kuantitatif dalam analisis yang dilakukan dalam prasyarat pemberian kredit : a. Rasio Likuiditas Likuiditas adalah “untuk mengukur kemampuan bank dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendek” (Jumingan, 2009 : 243). Jadi likuiditas bank adalah kemampuan bank dalam melakukan penarikan deposannya, kewajiban dan permintaan kredit tanpa penundaan. Kewajiban jangka pendek atau utang lancar adalah utang yang akan dilunasi dalam waktu satu tahun. Dalam sehari-hari, likuiditas antara lain akan tercermin dalam bentuk kemampuan dalam membayar kreditor tepat waktu atau membayar gaji tepat waktu.
18
Ada dua macam rasio likuiditas, yaitu : 1) Current Rasio, yaitu rasio yang menunjukkan sejauh mana kewajiban dijamin pembayarannya oleh aktiva lancar.
2) Quick Ratio/Test Acid Ratio, yaitu perbandingan antara aktiva lancar dikurangi dengan persediaan, dibagi dengan hutang lancar
b. Rasio solvabilitas/Leverage Rasio solvabilitas adalah “untuk mengukukr efisiensi bank dalam menjalankan aktivitasnya”(Kasmir, 2008:282). Rasio solvabilitas adalah “intuk mengetahui kecukupan modal bank dalam mendukung kegiatan bank secara efisien” (Jumingan, 2009:243). Penggunaan utang jangka pendek akan mempengaruhi likuiditas. Penggunaan utang jangka panjang akan mempengaruhi solvency (solvabillitas). Pada akhirnya utang jangka panjang yang jatuh tempo akan mempengaruhi likuiditas juga. Rasio permodalan sering disebut juga rasio-rasio solvabilitas atau capital adequency ratio. Jadi analisis solvabilitas digunakan untuk: 1) Ukuran kemampuan bank tersebut untuk menyerap kerugiankerugian yang tidak dapat dihindarkan.
19
2) Sumber dana yang diperlukan untuk membiayaikegiatan usahanya sampai batas tertentu, karena sumber-sumber dana dapat juga berasal dari hutang penjualan assets yang tidak dapat dipakai dan lain-lainnya. 3) Alat pengukkur besar kecilnya kekayaan banktersebut yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya. 4) Dengan modal yang mencukupi, memungkinkan manajemen bank yang bersangkutan bekerja dengan efisiensi yang tinggi, seperti yang dikehendaki oleh para pemilik modal bank tersebut. Pada rasio permodalan, dapat diukur antara lain: capital adequenci ratio. Berikut ini adalah rasio-rasio yang terdapat dalam rasio solvabilitas : 1) Debt to equity ratio, menggambarkan perbandingan utang dengan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya.
2) Debt to total asset ratio, rasio ini memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki. Semakin tinggi presentasenya, cenderung semakin besar risiko keuangannya bagi kreditur maupun pemegang saham.
20
c. Rasio Aktivitas Yaitu rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melakukan aktiviitas sehari-hari atau kemampuan perusahaan dalam penjualan, panagihan piutang, maupun pemamfaatan aktiva yang dimiliki. Berikut ini adalah rasio-rasio yang termasuk dalam rasio aktivitas : 1) Inventory Turnover, rasio ini menunjukkan jumlah rata-rata perputaran persediaan untuk menjadi barang jadi dan siap untuk dijual dalam satu periode tertentu.
2) Average Collection Period, rasio ini menunjukkan jumlah hari rata-rata pengumpulan piutang dalam satu periode tertentu.
Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam padda aktiva-aktiva tersebut. Dan kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif.
d. Rasio Profitabilitas Yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan mencetak laba. Untuk para pemegang saham (pemilik perusahaan). Rasio ini menunjukkan tingkat penghasilan mereka dalam investasi atau mengukur tingkat efisiensi
21
usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank bersangkutan. Ada tiga macam rasio profitabilitas, yaitu : 1) Net Profit Margin, rasio ini untuk mengetahui presentase laba atas penjualan yang dilakukan perusahaan setelah dikurangi dengan biayabiaya (baik biaya personil,biaya kantor dan biaya overhead lain).
2) Return On Investment (ROI), rasio ini untuk mengukur seberapa besar kemampuan manajemen dalam mengelola asset atau investasi yang tersedia untuk mendapatkan net income.
Profit margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Profit margin yang rendah menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut. Secar umum rasio yang rendah bias menunjukkan ketidakefisienan manajemen.
22
5. Kelebihan dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan Kelebihan analisis rasio keuangan menurut Sofyan (2004 : 298) adalah sebagai berikut : a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. c. Mengetahui posisi keuangan ditengah-tengah industry lain. d. Sangat bermanfaat untuk bahan mengisi model pengambilan keputusan dan model prediksi (zscore). e. Menstandarisasi size perusahaan. f. Lebih mudah membandingkan sebuah perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periode atau time series. g. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi dimasa yang akan dating. Adapun keterbatasan analisis rasio keuangan menurut Agnes Sawir (2005:44) antara lain adalah : a. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industry dari perusahaan yang di analisis apabila perusahaan tersebut bergerak dibeberapa bidang usaha. b. Rasio disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa merupakan hasil manipulasi. c. Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda misalnya perbedaan metode penilaian persediaan. d. Informasi rata-rata industry adalah data umum dan hanya merupakan perkiraan.
C. Agunan 1. Pengertian Agunan Seperti yang kita ketahui bahwa agunan manjadi salah satu unsur jaminan dalam pemberian kredit, maka apabila berdasarkan unsur-unsur lain
23
telah
dapat
diperoleh
keyakinan
atas
kemampuan
debitur
untuk
mengembalikan hutangnya. Pengertian agunan menurut Faisal (2004:124) adalah : Agunan kredit adalah hak dan kekuasaan yang diserahkan oleh debitur kepada kreditur atau bank guna menjamin pelunasan hutangnya apabila kredit yang diterimanya tidak dapat di lunasi sesuai waktu sebagaimana ditentukan dalam perjanjian kredit.
Selain itu pengertian agunan juga dijelaskan menurut Thomas, yaitu : Pengertian agunan adalah “agunan kredit penyerahan kekayaan atau
diartikan sebagai
pernyataan kesanggupan seseorang untuk
menanggung pembayaran kembali suatu utang” (Thomas, 2003:88). Beradasarkan pengertian agunan tersebut penulis menyimpulkan pengertian agunan adalah jaminan material, surat berharga atau garansi resiko yang disediakan oleh debitur untuk menanggung pembayaran kembali suatu kredit apabila debitur tidak dapat melunasi kredit sesuai dengan yang diperjanjikan.
2. Jenis-Jenis Agunan Menurut Teguh (2004:291), secara umum wujud dari jaminan perkreditan dapat dilihat dari berbagai sudut, antara lain : a. Dari pemilik agunan itu sendiri adalah : 1) Kenyataan dari sidebitur yang bersangkutan. 2) Kekayaan dari pihak ketiga lainnya yang digunakan untuk menjamin kredit yang diperoleh sidebitur tersebut. b. Dari status kekayaan didalam suatu perusahaan yaitu :
24
1) Current asset antar lain berupa piutang, persediaan, barangbarang setengah jadi, bahan baku dan sebagainya. 2) Fixed assets yaitu kekayaan/alat produksi/alat produksi dari debitur yang bersangkutan seperti tanah, bangunan, alat-alat produksi dan alat transportasi. c. Dari wujud agunan tersebut yaitu : 1) Agunan dalam bentuk tangible assets yaitu barang-barang yang ada wujudnya secara fisik antara lain, aktiva lancar, aktiva tetap milik perusahaan ataupun jaminan kebendaan lainnya. 2) Agunan dalam bentuk intangible assets yaitu jaminan kredit yang tidak ada wujudnya secara fisik misalnya, jaminan pribadi, letter of quarrante, letter of comfort, rekomendasi, tanda tangan sebagai avalist.
3. Kegunaan Agunan Kredit Menurut Thomas (2003:88) kegunaan agunan kredit pada bank adalah untuk : a. Memberikan hak dan kekuasaan kepada bank untuk mendapatkan pelunasan dari hasil penjualan barang-barang jaminan tersebut, apabila nasabah melakukan cidera janji, yaitu tidak membayar kembali utangnya pada waktu yang telah ditetapkan dalam perjanjian. b. Menjamin agar nasabah berperan serta di dalam transaksi untuk membiayai usahanya, sehingga kemungkinan untuk meninggalkan usaha atau proyeknya dengan merugikan diri sendiri atau perusahaannya dapat dicegah atau sekurang-kurangnya kemungkinan untuk dapat berbuat demikian diperkecil terjadinya. c. Memberi dorongan kepada debitur (tertagih) untuk memenuhi perjanjian kredit. Khususnya mengenai pembayaran kembali sesuai dengan syaratsyarat yang telah disetujui agar ia tidak kehilangan kekayaan yang telah dijaminkan kepada bank.
25
4. Syarat-Syarat Jaminan Syarat-syarat yang dapat dijadikan sebagai agunan yaitu terdiri dari : a. Syarat ekonomis antara lain : 1) Mempunyai nilai ekonomis (dapat diperjualbelikan) secara umum dan bebas. 2) Nilai agunan tersebut harus lebih besar dari jumlah kredit yang diberikan. 3) Agunan tersebut mudah dipasarkan tanpa biaya pemasaran yang berarti. 4) Nilai barang agunan tersebut konstan. 5) Kondisi/lokasi dari agunan tersebut cukup strategis. 6) Secara fisik barang agunan tersebut tidak cepat busuk dan rusak. b. Syarat yuridis antara lain : 1) Milik dari calon debitur yang bersangkutan. 2) Ada dalam calon kekuasaan calon debitur sendiri. 3) Tidak berada dalam persengketaan dengan pihak lain. 4) Memiliki bukti-bukti kepemilikan/sertifikat atas nama nasabah yang bersangkutan yang masih berlaku. 5) Agunan tersebut bebas, tidak ada ikatan jaminan dengan pihak lain.
26
5. Penilaian Agunan Kreditur harus melakukan penilaian terhadap agunan yang diberikan oleh calon debitur. Hal ini dilakukan dalam upaya menyelamatkan dana yang dipinjamkan jika terjadi kredit macet. Menurut Faisal (2004:130) ada dua pendekatan dalam menilai jaminan, yaitu : a. Pendekatan nilai pasar yang terdiri dari : 1) Market data approach, dengan mengunakan langkah-langkah sebagai berikut : a) Pengumpulan data pasar dari kantor kelurahan, agrarian, notaries, akuntan dan lain-lain. b) Mengadakan perbandingan dan penyesuaian tentang harga tanah, luas tanah, bentuk tanah, bukti kepemilikan, prasarana dan peruntukan. 2) Cost data approach, dengan mengunakan langkah-langkah sebagai berikut : a) Perhitungan nilai tanah. b) Perhitungan biaya reproduksi bangunan. c) Perhitungan biaya penyusutan. 3) Income approach, dengan melakukann langkah-langkah sebagai berikut : a) Menghitung pendapatan kotor selama sisa umur ekonomis. b) Menhitung biaya-biaya yang terjadi. c) Pendekatan nilai likuiditas yaitu, menilai jaminan jika jaminan tersebut dilelang atau dilikuiditasi padda saat debitur wanprestasi atau tidak sanggup membayar jaminan.
D. Kredit Modal Kerja (KMD) 1. Pengertian Kredit Modal Kerja Pengertian kredit modal kerja dalam rangka Keppres No. 29/1984, adalah sebagai berikut :
27
Kredit modal kerja adalah pemberian kredit modal kerja kepada pemborong/rekanan yang tergolong pengusaha/perusahaan golongan ekonomi lemah, yang memperoleh kontrak pembelian pemerintah yang sumber dana pembiayaannya berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Badan Usaha Milik Negara, dan Bank-Bank Pemerintah. Selain itu pengertian kredit modal kerja juga dijelaskan menurut Thomas (2003 : 28), yaitu : Pengertian kredit modal kerja adalah kredit berjangka waktu pendek yang diberikan oleh suatu bank kepada perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal kerja perusahaan sehingga dapat berjalan dengan lancar. Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kredit modal kerja adalah kredit yang diberikan bank untuk menambah modal kerja debitur. Kredit modal kerja ini pada prinsipnya meliputi modal kerja untuk tujuan komersial industi, kontraktor bangunan, dan sebagainya. Modal kerja untuk perdagangan misalnya kredit ekspor, kredit pertokoan, dan sebagainya.
2. Jangka Waktu Kredit Modal Kerja a. Jangka waktu kredit kepada nasabah ditetapkan maksimum 1 tahun. b. Apabila menurut penilaian bank pelaksanaan diperlukan, maka waktu kredit dapat diperpanjang sesuai dengan addendum SPK dari bourwheer dengan maksimum 1 tahun.
28
3. Analisis Kebutuhan Kredit Modal Kerja Untuk usul-usul kredit modal kerja, petugas kredit harus melakukan analisis kebutuhan modal kerja sebagai dasar menetapkan jumlah kredit yang akan diberikan dengan menggunakan beberapa pendekatan, antara lain : a. Untuk kredit produksi, ekspor, perdagangan, dan lain-lain usaha yang kegiatan perputaran modalnya berjalan terus menerus secara tetap (constan) sesuai dengan kapasitas yang dimiliki serta kemampuan pemasarannya, perhitungan modal kerja dapat menggunakan pendekatan berdasarkan jumlah rasio atas activity ratio’s dari angka-angka neraca dan daftar laba rugi nasabah yang sudah dinilai kewajarannya. b. Untuk kredit usaha musiman, kredit industri konstruksi dan lainlain, kredit uang bersifat transaksional, hendaknya menggunakan pendekatan berupa cash flow projection. Pendekatan ini disamping dipakai untuk mengukur berapa banyak kebutuhan modal kerja yang diperlukan juga mengukur waktu penggunaan kredit yang akan diberikan. Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat diberikan contoh perhitungan yang digunakan untuk menghitung jumlah kebutuhan modal kerja bagi perusahaan yang melakukan aktivitas usahanya setiap hari.
29
Sedanglan analisa melalui neraca dan perhitungan laba rugi yang diserahkan oleh calon debitur mempunyai unsure-unsur : a.
hari
b.
= xx hari
c.
xx hari Lamanya Perputaran Modal Kerja keseluruhan
= XX Hari
Jika telah didapat jumlah perputaran modal kerja dari unsureunsur modal kertja tersebut, maka dapat dihitung lamanya perputaran tersebut dengan cara sebagai berikut : Jumlah periode / jumlah perputaran masing-masing unsur. Untuk menghitung besarnya modal kerja yang dibutuhkan oleh masing-masing unsur modal kerja tersebut adalah sebagai berikut : a. Kas = (lama perputaran/ 360) x jumlah uang tunai
= Rp. xx
b. Persediaan = (lama perputaran/360) x jumlah persediaan= Rp. xx c. Piutang = ( lama perputaran/360) x jumlah piutang Total Kebutuhan Modal Kerja
= Rp. xx = Rp. XX