BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan (Agency Theory) Pada teori keagenan dijelaskan bahwa pada sebuah perusahaan terdapat dua pihak yang saling berinteraksi. Pihak-pihak tersebut adalah pemilik perusahaan (pemegang saham) dan manajemen perusahaan. Pemegang saham disebut sebagai prinsipal, sedangkan manajemen orang yang diberi kewenangan oleh pemegang saham untuk menjalankan perusahaan yang disebut agen. Perusahaan yang memisahkan fungsi pengelolaan dan kepemilikan akan rentan terhadap konflik keagenan (agency conflict) yang disebabkan karena masingmasing pihak mempunyai kepentingan yang saling bertentangan, yaitu berusaha mencapai kemakmurannya sendiri. Untuk meminimalkan konflik antara mereka, maka pemilik dan manajemen melakukan kesepakatan kontrak kerja dengan cara mengatur proporsi hak dan kewajiban masing-masing guna mencapai utilitas yang diharapkan. Lambert (2001) menyatakan bahwa dalam kesepakatan tersebut diharapkan dapat memaksimumkan utilitas pemilik, dan dapat memuaskan serta menjamin manajemen untuk menerima reward atas hasil pengelolaan perusahaan. Adapun manfaat yang diterima oleh kedua belah pihak didasarkan atas kinerja perusahaan.
8
9
Hubungan antara pemilik dan manajemen sangat tergantung pada penilaian pemilik tentang kinerja manajemen. Untuk itu, pemilik menuntut pengembalian atas investasi yang dipercayakan untuk dikelola oleh manajemen. Oleh karenanya, manajemen harus memberikan pengembalian yang memuaskan kepada pemilik perusahaan, karena kinerja yang baik akan berpengaruh positif pada kompensasi yang diterima, dan sebaliknya kinerja yang buruk akan berpengaruh negatif. B. Teori Pensignalan (Signalling Theory). Teori kedua yang menjelaskan pentingnya pengukuran kinerja adalah teori pensignalan (signalling theory). Teori signal membahas bagaimana seharusnya signal-signal keberhasilan atau kegagalan manajemen (agen) disampaikan kepada pemilik (principal). Teori signal menjelaskan bahwa pemberian signal dilakukan oleh manajemen untuk mengurangi informasi asimetris. Menurut Sari dan Zuhrotun (2006), teori signal (signalling theory) menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan kepada pihak eksternal. Dorongan tersebut timbul karena adanya informasi asimetris antara perusahaan (manajemen) dengan pihak luar, dimana manajemen mengetahui informasi internal perusahaan yang relatif lebih banyak dan lebih cepat dibandingkan pihak luar seperti investor dan kreditor.
10
Kurangnya informasi yang diperoleh pihak luar tentang perusahaan menyebabkan pihak luar melindungi diri dengan memberikan nilai rendah untuk perusahaan tersebut. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengurangi informasi asimetris, salah satu caranya adalah dengan memberikan signal kepada pihak luar berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya sehingga dapat mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan pada masa yang akan datang. Laporan tentang kinerja perusahaan yang baik akan meningkatkan nilai perusahaan. Pada signalling theory, adapun motivasi manajemen menyajikan informasi keuangan diharapkan dapat memberikan signal kemakmuran kepada pemilik ataupun pemegang saham. Publikasi laporan keuangan tahunan yang disajikan oleh perusahaan akan dapat memberikan signal pertumbuhan deviden maupun perkembangan harga saham perusahaan.
C. LAPORAN KEUANGAN 1. Pengertian Laporan Keuangan Untuk mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan, diperlukan informasi keuangan dalam bentuk laporan keuangan yang memungkinkan analisis untuk menelaah kondisi dan hasil dari suatu usaha. Laporan keuangan adalah data akuntansi yang dapat memberikan informasi yang relevan bagi investor, kreditur atau pihak lain dalam pengambilan keputusan ekonomi. Bagi para analis, laporan
11
keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomi suatu perusahaan. Beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai arti dari laporan keuangan adalah sebagai berikut : Menurut prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia dikatakan bahwa : “Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.” (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009:2)
2. Tujuan Laporan Keuangan Hasil akhir dari suatu proses akuntansi adalah laporan keuangan yang merupakan cerminan dari prestasi manajemen perusahaan pada suatu periode tertentu. Selain digunakan sebgai alat pertanggung jawaban, laporan keuangan diperlukan sebgai dasar dalam pengambilan suatu keputusan ekonomi.
12
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2009 : 3), laporan keuangan bertujuan untuk : Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
3. Pemakai Laporan Keuangan Para pemakai laporan keuangan menurut Harahap (2007:121) dapat dilihat dari penjelasan sebagai berikut : a. Pemegang saham Pemegang saham ingin mengetahui kondisi keuangan perusahaan, asset, utang, modal, hasil, biaya dan laba. Pemegang saham juga ingin melihat prestasi perusahaan, jumlah deviden yang akan diterima, jumlah pendapatan persaham, jumlah laba yang ditahan dan juga perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu. Dari informasi ini, pemegang saham dapat mengambil keputusan
apakah
ia
mempertahankan
sahamnya,
menjual
atau
menambahnya.Semua tergantung pada kesimpulan yang diambilnya dari informasi yang terdapat dalam laporan keuangan atau informasi tambahan lainya b. Investor Investor berkepentingan terhadap prospek keuntungan di masa mendatang dan perkembangan
perusahaan
selanjutnya.
Untuk
mengetahui
jaminan
13
investasinya dan untuk mengetahui kondisi kerja atau kondisi keuangan jangka pendek perusahaan tersebut. Dari hasil analisa laporan tersebut, akan dapat menentukan langkah-langkah yang harus ditempuhnya. c. Analis Pasar Modal Dalam laporan keuangan, analis pasar modal ingin mengetahui nilai perusahaan, kekuatan dan posisi keuangan perusahaan. Apakah layak disarankan untuk dibeli sahamnya, dijual atau dipertahankan. d. Manajer/Pemimpin Perusahaan Manajer ingin mengetahui situasi ekonomi perusahaan yang dipimpinnya. Seorang manajer selalu dihadapkan kepada seribu satu masalah yang memerlukan keputusan cepat dan setiap saat. Oleh kaarena itu, manajer harus mengetahui selengkap-lengkapnya kondisi keuangan perusahaan bagi posisi semua pos neraca (asset, utang,modal), laba rugi. Likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, break even, laba kotor dan sebagainya. e. Karyawan dan Serikat Pekerja Karyawan perlu mengetaui kondisi keuangan perusahaan untuk menetapkan apakah ia masih terus bekerja diperusahaan tersebut atau sebaiknya pindah ke perusahaan lain. Ia juga perlu mengetahui hasil usaha perusahaan supaya ia bisa menilai apakah penghasilan yang diterimanya adil atau tidak.
14
f. Instansi Pajak Perusahaan selalu memiliki kewajiban pajak. Semua kewajiban pajak kini mestinya akan tergambar dalam laporan keuangan, dengan demikian instansi pajak (fiskus) dalam hal dapat menggunkan laporan keuangan sebagai dasar menentukan kebenaran perhitungan pajak, pembayaran pajak, pemotongan pajak, restitusi, dan juga dasar penindakan. g. Pemberi Dana (Kreditur) Sebelum mengambil keputusan untuk memberi atau menolak permintaan kredit dari suatu perusahaan yang bersangkutan, kreditur akan melihat terlebih dahulu laporan keuangan perusahaan permintaan kredit tersebu. h. Supplier Hampir sama dengan kreditur, supplier menggunakan laporan keuangan untuk mengetahui apakah perusahaan layak diberikan fasilitas kredit, seberapa lama akan diberikan dan sejauh mana potensi resiko yang dimiliki perusahaan. i.
Pemerintah/Lembaga Pengatur Resmi Pemerintah/lembaga pengatur resmi sangat membutuhkan laporan keuangan karena ingin mengetaui apakah perusahaan telah mengikuti peraturan yang telah ditetapkan.
j.
Lembaga Konsumen Dengan konsep ekonomi pasar dan ekonomi persaingan konsumen sangat diuntungkan. Ia berhak mendapat layanan memuaskan dengan harga
15
equilibrium.
Dalam
kondisi
ini
kondisi
konsumen
terlindung
dari
kemungkinan praktek baik kualitas, harga, kuantitas dan sebagainya. k. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) membutuhkan laporan keuangan untuk menilai
sejauh
mana
perusahaan
merugikan
pihak
tertentu
yang
dilindunginya. l.
Peneliti/Akademisi/Lembaga Peringkat Bagi peneliti maupun akademmisi, laporan keuangan sangat penting sebagai data primer dalam melakukan penelitian terhadap topic tertentu yang berkaitan dengan laporan keuangan setiap perusahaan. Laporan keuangan menjadi bahan dasar yang diolah untuk mengambil kesimpulan dari suatu hipotesa/penelitian yang dilakukan.
D. Kinerja Keuangan 1. Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan individu yang dibuat secara terus menerus oleh pihak manajemen suatu perusahaan. Kinerja berarti pula bahwa dengan masukan tertentu untuk memperoleh keluaran tertentu. Secara implisit definisi kinerja mengandung suatu pengertian adanya suatu efisiensi yang dapat diartikan secara umum sebagai rasio atau perbandingan antara masukan dan keluaran. Kinerja perusahaan sebagai emiten di pasar modal
16
merupakan prestasi yang dicapai perusahaan yang menerbitkan saham yang mencerminkan kondisi keuangan dan hasil operasi (operating result) perusahaan tersebut dan biasanya diukur dalam rasio-rasio keuangan (Siregar,2010). Menurut Standar Akuntansi keuangan, pengertian kinerja perusahaan terkait dengan tujuan laporan keuangan, yaitu : Penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi (return on investment) atau penghasilan per saham (earnings per share). Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan berasih (laba) adalah penghasilan dan beban.
Pengakuan dan
pengukuran penghasilan dan beban, dan karenanya juga penghasilan bersih (laba), tergantung sebagian pada konsep modal dan pemeliharaan modal yang digunakan perusahaan dalam penyusunan laporan keuangannya.(Ikatan Akuntan Indonesia, 2009:17) Kinerja keuangan merupakan suatu hal atas prestasi yang telah dicapai oleh perusahaan dalam menjalankan fungsinya dan pengelolaan dana perusahaan secara efektif dan efisien selama periode tertentu. Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian terhadap kondisi keuangan perusahaan yang dapat dilakukan berdasarkan analisis terhadap rasio-rasio keuangan peruasahaan. Untuk mengevaluasi kinerja keuangan suatu perusahaan, diperlukan ukuran tertentu. Ukuran yang sering kali digunakan adalah rasio atau indeks yang menunjukan hubungan antara dua data keuangan. Analisa kinerja keuangan
17
didasarkan pada data keuangan yang dipublikasikan, seperti tercermin dalam laporan keuangan yang dibuat sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim digunakan.
2. Pengukuran Kinerja Keuangan 1). Net Profit Margin (NPM) Menurut Alexandri (2008 : 200) Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih setelah di potong pajak. NPM =
Laba Bersih Penjualan Bersih
2). Operating Profit Margin (OPM) Menurut Lukman (2009:62) Operating Profit Margin (OPM), rasio ini menggambarkan beban – beban operasional perusahaan serta harga pokok penjualannya. Menurut Lukman semakin tinggi OPM akan lebih baik pula operasi suatu perusahaan. OPM =
Laba Operasi Penjualan Bersih
18
3). Return on Equity (ROE) Menurut Mardiyanto (2009:196) ROE adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi para pemegang saham. ROE dianggap sebagai representasi dari kekayaan pemegang saham atau nilai perusahaan. Menurut Tambunan (2007:179) ROE digunakan untuk mengukur rate of return (tingkat imbalan hasil) ekuitas. Para analis sekuritas dan pemegang saham umumnya sangat memperhatikan rasio ini, semakin tinggi ROE yang dihasilkan perusahaan, akan semakin tinggi harga sahamnya. ROE
=
Laba Bersih Modal Pemilik
5). Debt to Equity Ratio (DER) Menurut Brigham dan Houston (2010 : 209), rasio debt to equity adalah rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio ini menunjukkan komposisi atau struktur modal dari total pinjaman (hutang) terhadap total modal yang dimiliki perusahaan. Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Untuk mencari rasio ini dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio ini
19
untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang (Kasmir,2010). DER
= Total Debt ( Hutang ) Total Equity
E. Analisa Rasio Keuangan 1. Pengertian Analisa Rasio Keuangan Analisa rasio keuangan adalah hubungan dari berbagai pos yaitu laporan keuangan yang merupakan dasar untuk menginterprestasikan kondisi keuangan dan hasil operasi dari perusahaan. Untuk mengadakan analisis rasio diperlukan laporan keuangan yang akurat, karena laporan keuangan ini merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan denagn posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Rasio keuangan menurut Harahap (2007 : 297) adalah: “Angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan denagn posa lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Misalnya antara hutang dan modal, antara kas dan total asset, antara harga pokok produks dengan total penjualan dan sebagainya. Tehnik ini sangat lazim digunakan para analisa keuangan untuk melakukan analisa terhadap kondisi keuangan peruahaan”.
20
2. Keuntungan Analisa Rasio Keuangan Harahap
(2007:298)
menyatakan
bahwa
analisa
rasio
memilikil
keunggulan dibandingkan dengan tehnik analisa. Keunggulan tersebut adalah : 1). Rasio merupakan angka-angka/iktisar statistic yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. 2). Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit 3). Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain 4). Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-Score) 5). Menstandarisasi ukuran perusahaan 6.) Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan peruasahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodic atau “time series” 7). Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang
3. Keterbatasan Analisa Rasio Keuangan Disamping keunggulan yang dimiliki analisa rasio ini, tehnik analisa rasio keuangan juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari selama waktu penggunaannya agar kita tidak salah dalam menggunakannya. Adapun keterbatasan analisa rasio adalah :
21
1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk keputusan pemakai 2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan tehnik, seperti: a.
Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan banyak mengandung taksiran dan judgment yang dapat dinilai bias atau subjektif
b. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan (cost) bukan harga pasar c.
Klasifikasi dalam laporan keuangan banyak mengandung taksiran atau berdampak pada angka rasio.
F. SAHAM 1. Pengertian Saham Menurut Tandelilin (2007 : 18) : “Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset – aset perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan. Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup populer diperjualbelikan di pasar modal.
22
2. Harga Saham Menurut Jogiyanto (2008 :143) harga saham adalah harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan di tentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal. Menurut Dominic (2008: 19), harga saham adalah pembagian antara modal perusahaan dan jumlah saham yang diterbitkan . Sriwahyuni (2007 : 53) menjelaskan bahwa harga saham merupakan nilai nominal yang terkandung di dalam surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perusahaan. Harga saham juga dapat diartikan sebagai harga yang dibentuk dari interaksi para penjual dan pembeli saham yang dilatar belakangi oleh harapan mereka terhadap profit perusahaan, untuk itu investor memerlukan informasi yang berkaitan dengan pembentukan saham tersebut dalam mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham. Macam-macam harga saham yang ada didalam pasar modal seperti : 1. Harga Pembukaan Harga pembukaaan adalah harga yang diminta oleh penjual dan pembeli pada saat pembukaan perdagangan di Bursa Efek. Harga pembukaan bisa saja menjadi harga pasar, begitu juga sebaliknya bahwa harga pasar mungkin saja akan menjadi harga pembukaan.
23
2. Harga Penutupan Harga penutupan merupakan harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada saat akhir hari bursa. Pada keadaan demikian bisa terjadi pada saat akhir bursa tiba-tiba terjadi transaksi atas suatu saham. Kalau hal ini terjadi maka harga penutupan itu akan menjadi harga pasar. 3. Harga tertinggi Harga ini merupakan harga yang paling tinggi yang terjadi dalam satu hari bursa. 4. Harga terendah Harga ini merupakan harga yang paling rendah yang terjadi dalam satu hari bursa. Persoalan mendasar bagi setiap investor di pasar modal adalah bagaimana menentukan harga saham yang seharusnya serta melakukan peramalan (forecasting) terhadap perubahan harga saham pada masa yang akan datang sehingga dapat dijadikan dasar untuk melakukan investasi. Ada beberapa konsep dasar nilai atau harga saham yang akan dibahas disini, yaitu nilai buku per lembar saham, harga pasar, harga teoritis / intrinsic value, dan harga nominal. Nilai buku per lembar saham adalah nilai kekayaan bersih ekonomis dibagi dengan jumlah lembar saham biasa yang beredar. Kekayaan bersih ekonomis merupakan selisih total aktiva dengan total kewajiban. Harga pasar adalah harga yang terbentuk di
24
pasar jual beli saham. Harga teoritis adalah harga saham yang seharusnya terjadi, sedangkan harga nominal adalah harga yang tercantum pada saham biasa. Berdasarkan kedua pengertian diatas, maka actual return atau realized, para manajer selalu mencoba memaksimalkan nilai saham perusahaan mereka. Saham biasa akan memberikan aliran arus kas yang diharapkan di masa depan dan nilai saham dicari dengan cara yang sama seperti penilaian aktiva keuangan lainnya. Arus kas yang diharapkan terdiri dari dua unsur: (1) dividen yang diharapkan setiap tahunnya dan (2) harga yang diharapkan diterima investor ketika mereka menjual saham. Harga saham akhir yang diharapkan meliputi pengembalian investasi awal ditambah keuntungan modal yang diharapkan. Analisis investasi saham merupakan hal yang mendasar yang harus diketahui investor untuk menentukan berapa perkiraan harga saham yang wajar, mengingat tanpa analisis yang baik dan rasional para investor akan mengalami kerugian. Keputusan membeli saham terjadi bila nilai perkiraan suatu saham di atas harga pasar, sedangkan keputusan menjual saham terjadi bila nilai perk iraan suatu saham dibawah harga pasar.
3. Jenis Harga Saham Berdasarkan fungsinya, nilai suatu saham dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu : a. Par Value (Nilai nominal/Stated value/Face value)
25
Adalah nilai yang tercantum dalam saham tersebut. Saham tanpa nilai nominal tidak dapat dikeluarkan dan nilai nominal ini tidak dipergunakan untuk mengukur sesuatu. Jumlah saham yang dikeluarkan perseroan dikali dengan nilai nominalnya merupakan modal disetor penuh bagi suatu perseroan. b. Base Value (Harga Dasar) Adalah harga perdana (untuk menentukan nilai dasar) dipergunakan dalam perhitungan indeks harga saham. Harga saham akan berubah sesuai dengan aksi emiten. Untuk saham baru, harga dasar merupakan harga perdananya. Nilai dasar didapat dari harga dasar dikali dengan total saham yang beredar. c. Market Price Harga pasar merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena harga pasar merupakan harga suatu saham pada dasar yang sedang berlangsung. Jika pasar bursa efek sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupan (closing price).
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Harga saham dipasar modal (sekunder) setiap saat bisa berubah (naik atau turun). Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi harga saham adalah: a. Harapan investor terhadap tingkat keuntungan dividen untuk masa yang akan datang. Jika pendapatan atau dividen suatu saham stabil maka harga saham
26
cenderung stabil. Sebaliknya, jika pendapatan atau dividen suatu saham berfluktuasi maka harga saham berfluktuasi juga. b. Tingkat pendapatan perusahaan. Tingkat pendapatan perusahaan yang tercermin dari EPS terkait erat dengan peningkatan harga saham. Apabila fluktuasi EPS semakin tinggi maka semakin tinggi pula perubahan harga pasarnta. c. Kondisi perekonomian. Kondisi perekonomian saat ini salah satunya dipengaruhi oleh kondisi ekonomi masa lalu dan saat ini. Apabila kondisi perekonomian stabil dan mantap maka investor optimis terhadap kondisi perekonomian yang akan datang sehingga harga saham cenderung stabil. d. Harga saham juga dipengaruhi oleh pesikologis pembeli, tindakan irasional yaitu ikut-ikutan membeli saham, kondisi perusahaan (laba perusahaan, kebijakan direksi), tingkat suku bunga, harga komoditas, faktor investasi lain, kebijakan pemerintah, inflasi, penawaran dan permintaan.
5. Hubungan Rasio Keuangan dengan Harga Saham Informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan banyak memberikan manfaat bagi perusahaan apabila laporan tersebut dianalisa lebih lanjut agar berguna dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan seperti neraca danlaba rugi merupakan elemen penting yang dapat digunakan untuk menilai kinerja perusahaan pada periode tertentu.
27
Tujuan investor melakukan analisis terhadap saham diminati adalah agar para investor mendapat gambaran yang lebih jelas terhadap kemampuan perusahaan tersebut untuk tumbuh dan berkembang di masa yang akan datang serta keuntungan yang akan diproses investor. Salah satu perhatian investor dalam menganalisis saham adalah harga saham itu sendiri. Menurut Harmono (2009:111) menyatakan bahwa: “Kinerja fundamental perusahaan yang diproksikan melalui dimensi profitabilitas perusahaan memiliki hubungan kausalitas terhadap nilai perusahaan melalui indikator harga saham dan struktur modal perusahaan berkenaan dengan besarnya komposisi utang perusahaan”. Pengukuran kinerja perusahaan menggunakan analisis rasio keuangan sangat penting bagi investor karena apabila hasil dari analisis rasio keuangan menunjukan rasio keuangan yang baik akan mencerminkan kinerja yang baik pula. Hal ini akan menarik minat investor terhadap
saham perusahaan dan
besarnya tingkat pengembalian yang diharapkan, sehingga permintaan terhadap saham akan meningkat dan mempengaruhi harga saham dipasar modal.
28
G. PENELITIAN TERDAHULU Tabel 2.1 Daftar Penelitian Terdahulu Hasil No Tahun Penelitian Judul 1
2011
Astri Wulan Dini
2
2011
Tiara Rachman Putri
3
2011
Rscyana Putri Hutami
4
2011
Ina Rinati
5
2009
Rarasati Dewi
Pengaruh NPM, ROA, ROE Terhadap Harga Saham Yang Terdaftar Dalam Indeks Emmiten LQ45 Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur Di BEI Pengaruh DPS,ROE dan NPM Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri Manufaktur Yang Tercatat Di BEI 2006 - 2010 Pengaruh NPM, ROA dan ROE Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Yang Tercantum Di Indeks LQ45 Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Kinerja Keuangan Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar DI BEI
Sumber : Jurnal-jurnal Akuntansi
NPM dan ROA tidak mempunyai pengaruh yang baik terhadap harga saham, ROE berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Rasio CR, DER, ROE tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham. ROA dan EPS berpengaruh terhadap harga saham. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara DPS,ROE, NPM terhadap harga saham perusahaan industri terdaftar d BEI
Variabel kinerja keuangan yang berpengaruh positif terhadap harga saham yaitu Variabel NPM, ROA dan ROE.
CR, QR, CHR, ITR, ACP, FAT, TATO, TDTE, GPM, OPM, ROI, ROE, secara bersama- sama berpengaruh secara positif terhadap kinerja pada perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar DI BEI
29
H. KERANGKA PEMIKIRAN Di era globalisasi yang sangat kompetitif sekarang ini mendorong perusahaan-perusahaan yang ada bersaing untuk dapat saling mengungguli, meraih pangsa pasar yang lebih luas dan menguntungkan. Dengan banyaknya perusahaan asing yang masuk ke Indonesia dengan berbagai strateginya maka pengusaha Indonesia harus memiliki langkah-langkah dalam menghadapi persaingan dan dampak-dampak yang akan ditimbulkan dari persaingan tersebut. Di samping itu dengan adanya persaingan yang semakin ketat maka para investor pun akan lebih berhati-hati dalam nmenginvestasikan semakin ketat maka para investor pun akan lebih hati-hati dalam menginvestasikan dananya. Oleh karena itu, untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup usahanya dan melakukan perluasan usaha, perusahaan harus bisa mendapatkan sumber dana yang pasti untuk menambah modal dan membiayai kegiatan usahanya. Tidak semua perusahaan memiliki dana yang cukup untuk terus mengembangkan usahanya. Ada banyak cara untuk memperoleh sumber dana tersebut, salah satunya adalah dengan melakukan investasi melalui pasar modal. Perusahaan yang masuk ke pasar modal akan menjadi suatu perusahaan yang go public dan dapat menawarkan sahamnya kepada investor agar memiliki saham perusahaan mereka sehingga perusahaan bisa mendapatkan tambahan modal. Banyak pertimbangan yang akan dipilih investor untuk mengambil keputusan, apakah investasi yang mereka lakukan akan menguntungkan atau tidak
30
dan juga seberapa besar resiko yang akan mereka hadapi dalam investasi tersebut. Dalam proses pemilihan dan pertimbangan, investor cenderung melakukan analisa terhadap laba, kinerja keuangan, kinerja manajemen, harga saham dan sebagainya. Analisa keuangan berhubungan dengan laporan keuangan. Para investor dapat dengan mudah melihat laporan keuangan setiap perusahaan yang masuk kedalam pasar modal, berarti mereka harus menyajikan laporan keuangan perusahaan kepada publik secara jujur dan transparan. Laporan keuangan menggambarkan tentang kondisi perusahaan, lebih dalam lagi harus dilakukan analisa rasio keuangan terhadap laporan keuangan. Dengan analisa rasio, para pengguna laporan keuangan dapat mengetahui kinerja perusahaan dan bagaimana pengaruhnya terhadap perkembangan perusahaan. Persoalan yang kemudian timbul adalah sejauh mana perusahaan mampu memengaruhi harga saham di pasar modal dan faktor apa saja yang dapat dijadikan
indikator
mengendalikannya,
sehingga
sehingga
memungkinkan
tujuan
peningkatan
diperdagangkan di pasar modal dapat tercapai.
perusahaan nilai
saham
untuk yang
31
Kerangka pemikiran penulis digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Kinerja Keuangan (variable Independen)
NPM
OPM
HARGA SAHAM ROE
DER