BAB II LANDASAN TEORI
II.1 Kerangka Teori dan Literatur II.1.1 Pengertian PSAK Menurut PSAK No. 1, paragraf 5, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah “Pernyataan dan Interpretasi yang disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)”. PSAK mengatur standar serta unsurunsur yang ada di pelaporan akuntansi pada setiap perusahaan, karena laporan keuangan disusun untuk memberikan informasi menyangkut posisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan didalam pengambilan keputusan.
II.1.2. Pengertian Laporan Keuangan Menurut PSAK No. 1, paragraf 7, pengertian dan tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut : Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan dari laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
9
II.1.2.1 Komponen Laporan Keuangan Menurut PSAK No. 1, paragraf 8, komponen laporan keuangan lengkap terdiri dari : a. b. c. d. e.
Laporan posisi keuangan pada akhir periode, Laporan laba rugi komprehensif selama periode, Laporan perubahan ekuitas selama periode, Laporan arus kas selama periode, Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya, dan f. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.
II.1.3 Instrumen Keuangan (Financial Instrument) Menurut PSAK No.50, paragraf 7, Instrumen keuangan adalah : Setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas dan kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain. aset keuangan dan kewajiban yang diakui pada kelompok neraca ketika aset keuangan dan kewajiban tersebut menjadi pihak dalam ketentuanketentuan kontrak dari instrumen.
Menurut Kieso, Weygandt, Warfield (2008:1318), Instrumen keuangan adalah “Aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui pada laporan posisi keuangan entitas, ketika entitas menjadi bagian dari ketentuan kontraktual instrument”.
II.1.3.1 Aset keuangan (Financial Asset) Menurut Lam, Lau (20:497), Aset keuangan adalah setiap aset yang berbentuk: a. Kas b. Instrumen ekuitas milik entitas lain 10
c. Hak kontraktual 1) Untuk menerima kas atau aset keuangan lainnya dari entitas lain; atau 2) Untuk mempertukarkan aset keuangan atau kewajiban keuangan dengan entitas lain dengan kondisi yang berpotensi menguntungkan entitas tersebut. d. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrument ekuitas milik entitas yang bersangkutan dan merupakan suatu: 1) Nonderivatif di mana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk menerima suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas 2) Derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas
II.1.3.2 Liabilitas Keuangan (Financial Liability) Menurut Lam, Lau (20:499), Kewajiban keuangan adalah setiap kewajiban yang berupa: a. Kewajiban kontraktual: 1) Untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain 2) Untuk mempertukarkan aset keuangan atau kewajiban keuangan dengan entitas lain dengan kondisi yang berpotensi merugikan entitas tersebut b. kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrumen ekuitas milik entitas yang bersangkutan dan merupakan suatu: 1) Nonderivatif di mana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk menerima suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas 2) derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan entita. Untuk tujuan ini, hak, opsi atau waran untuk memperoleh suatu jumlah yang tetap instrument ekuitas yang dimiliki entitas untuk jumlah yang tetap dari berbagai mata uang adalah instrument ekuitas jika entitas menawarkan rights, opsi atau waran prorata terhadap semua pemilik yang ada saat ini pada kategori yang sama pada instrument ekuitas nonderivatif yang dimiliki.
11
II.1.3.3 Instrumen Ekuitas (Equity Instrument) Menurut PSAK No. 50 paragraf 07, baris ke 16, “Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh kewajibannya”.
II.1.3.4 Instrumen yang mempunyai fitur opsi jual (puttable instrument) Menurut PSAK No.50 paragraf 07,baris ke 20 : Instrumen keuangan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menjual kembali instrument kepada penerbit dan memperoleh kas atau aset keuangan lain atau secara otomatis menjual kembali kepada penerbit pada saat terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti di masa yang akan datang atau kematian atau purna karya dari pemegang instrumen.
II.1.3.5 Nilai Wajar (Fair Value) Menurut PSAK No. 50 paragraf 07, baris ke 34, “Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length transaction)”.
II.1.4 Penyajian (Presentation) Instrumen keuangan pada saat pengakuan awal harus mengklasifikasikan instrumen tersebut atau komponen-komponennya sebagai kewajiban keuangan, aset keuangan, atau instrumen ekuitas sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi kewajiban keuangan, aset keuangan, dan instrumen ekuitas.
12
Menurut PSAK No. 50 paragraf 12, instrumen keuangan dapat digolongkan kedalam instrumen ekuitas jika, dan hanya jika, ke kedua kondisi berikut ini terpenuhi: a. Instrumen tersebut tidak memiliki kewajiban kontraktual: 1) Untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain; atau 2) Untuk mempertukarkan aset keuangan atau kewajiban keuangan dengan entitas lain dengan kondisi yang berpotensi merugikan penerbit. b. Jika instrumen tersebut akan atau mungkin diselesaikan dengan instrumen ekuitas milik penerbit, instrumen tersebut merupakan: 1) nonderivatif yang tidak memiliki kewajiban kontraktual bagi penerbitnya untuk menyerahkan suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas 2) derivatif yang akan diselesaikan hanya dengan mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrument ekuitas yang diterbitkan entitas. Untuk tujuan ini, rights, opsi atau waran untuk memperoleh suatu jumlah yang tetap instrumen ekuitas yang dimiliki entitas untuk jumlah yang tetap dari berbagai mata uang adalah instrumen ekuitas jika entitas menawarkan rights, opsi atau waran prorata terhadap semua pemilik yang ada saat ini pada kategori yang sama pada instrumen ekuitas nonderivatif yang dimiliki
Kewajiban kontraktual, termasuk kewajiban yang berasal dari instrumen keuangan derivatif, yang akan atau dapat menyebabkan adanya penerimaan atau penyerahan instrument ekuitas milik penerbit di masa yang akan datang, namun tidak memenuhi kondisi (a) dan (b) di atas, bukan merupakan instrumen ekuitas.
II.1.4.1 Instrumen yang memiliki fitur opsi jual (puttable instrument) Suatu instrumen keuangan yang mempunyai fitur opsi jual mencakup kewajiban kontraktual bagi penerbit untuk membeli kembali atau menebus
13
instrumen tersebut dan menerima kas atau aset keuangan lain pada saat melakukan eksekusi opsi jual tersebut. Menurut PSAK No.50 paragraf 13, instrumen yang mencakup kewajiban tersebut dikategorikan sebagai instrumen ekuitas jika memiliki semua fitur berikut: a. memberikan hak kepada pemegangnya atas bagian prorate aset neto entitas pada saat likuidasi entitas. Aset neto entitas adalah aset yang tersisa setelah dikurangi semua klaim atas aset tersebut. b. instrumen berada dalam kelompok instrumen yang merupakan subordinat dari semua kelompok instrument lainnya. c. Seluruh instrumen keuangan dalam kelompok instrument yang merupakan subordinat dari semua kelompok instrumen lainnya memiliki fitur yang identik. d. Selain kewajiban kontraktual bagi penerbit untuk membeli kembali atau menebus instrumen dan menerima kas atau aset keuangan lain, instrumen tersebut tidak termasuk kewajiban kontraktual untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain, atau untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas lain dalam kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan bagi entitas tersebut, dan bukan suatu kontrak yang akan atau dapat ditunaikan dengan instrument ekuitas yang diterbitkan entitas e. Jumlah arus kas yang diharapkan dihasilkan dari instrument selama umur instrumen didasarkan secara substansial pada laba rugi, perubahan dalam aset neto yang diakui atau perubahan dalam nilai wajar aset neto entitas yang diakui atau yang belum diakui selama umur instrumen (tidak termasuk dampak dari instrumen)
II.1.4.2. Instrumen yang Mensyaratkan suatu Kewajiban kepada Entitas untuk Menyerahkan Ke Pihak Lain Bagian Aset Neto Entitas secara Pro Rata hanya pada saat Likuidasi Beberapa instrumen keuangan termasuk kewajiban kontraktual bagi entitas penerbit untuk menyerahkan kepada entitas lain bagian prorata aset neto hanya pada saat likuidasi. Kewajiban timbul karena likuidasi baik pasti terjadi ataupun berada di luar kendali entitas (misalnya, umur entitas yang terbatas) atau tidak pasti terjadi tetapi berdasarkan opsi dari pemegang instrument. 14
Menurut PSAK No.50 paragraf 15, Sebagai pengecualian dari definisi liabilitas keuangan, suatu instrumen yang mencakup kewajiban tersebut dikategorikan sebagai instrumen ekuitas jika memiliki seluruh fitur berikut: a. Entitas memberikan hak kepada pemegang instrument untuk bagian prorata aset neto entitas dalam hal likuidasi entitas. Aset neto entitas adalah aset yang tersisa setelah dikurangi semua klaim pihak lain atas aset tersebut. b. Instrumen ini berada berada pada kelompok instrument yang merupakan subordinat dari semua kelompok instrumen lainnya c. Seluruh instrumen yang berada pada kelompok instrument yang merupakan subordinat dari semua kelompok instrumen lainnya harus memiliki kewajiban kontraktual identik bagi entitas penerbit untuk memberikan bagian prorata aset neto pada saat likuidasi.
II.1.4.3 Reklasifikasi Instrumen yang Mempunyai Fitur Opsi Jual dan Instrumen yang
Mensyaratkan
suatu
Kewajiban
terhadap
Entitas
untuk
Menyerahkan kepada Pihak Lain Bagian Pro Rata Aset Neto Entitas Hanya pada Saat Likuidasi Jika entitas menebus seluruh instrumen tanpa opsi jual (nonputtable) yang diterbitkan dan setiap instrument yang mempunyai fitur opsi jual (puttable) yang masih beredar memiliki seluruh fitur dan memenuhi semua kondisi, maka entitas mengklasifikasikan instrumen yang mempunyai fitur opsi jual sebagai instrumen ekuitas dari tanggal ketika entitas menebus instrumen tanpa opsi jual. Menurut PSAK No.50, paragraph 17, entitas memperhitungkan reklasifikasi instrument sebagai berikut: a. Entitas mereklasifikasi instrumen ekuitas sebagai liabilitas keuangan sejak tanggal ketika instrumen tidak lagi memilikisemua fitur atau memenuhi kondisi. Liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar instrumen tersebut pada tanggal reklasifikasi. Entitas mengakui dalam ekuitas setiap perbedaan antara jumlah tercatat dari instrumen ekuitas dan nilai wajar liabilitas keuangan pada tanggal reklasifikasi. 15
b. Entitas mereklasifikasi liabilitas keuangan sebagai ekuitas sejak tanggal ketika instrumen memiliki semua fitur dan memenuhi kondisi. Instrumen ekuitas diukur pada jumlah tercatat liabilitas keuangan pada tanggal reklasifikasi.
II.1.4.4 Penyelesaian dengan Instrumen Ekuitas yang diterbitkan Entitas Suatu kontrak bukan merupakan instrumen ekuitas semata-mata karena kontrak tersebut menyebabkan penerimaan atau penyerahan instrumen ekuitas milik entitas. entitas mungkin memiliki hak atau kewajiban kontraktual untuk menerima atau menyerahkan saham miliknya atau instrumen ekuitas lainnya dalam jumlah yang bervariasi hingga nilai wajar dari instrument ekuitas milik entitas yang akan diterima atau diserahkan tersebut sama dengan nilai hak atau kewajiban kontraktualnya. Kontrak jenis ini merupakan kewajiban keuangan bagi entitas walaupun entitas tersebut harus atau dapat menyelesaikan dengan instrumen ekuitas miliknya.
II.1.4.5 Pilihan Penyelesaian Ketika instrumen keuangan derivatif memberi kepada satu pihak pilihan cara penyelesaian (misalnya penerbit atau pemegang instrumen dapat memilih penyelesaian secara neto dengan kas atau dengan mempertukarkan saham dengan kas), maka instrumen tersebut merupakan aset keuangan atau kewajiban keuangan, kecuali jika seluruh alternatif penyelesaian yang ada menjadikannya sebagai instrumen ekuitas. Contoh instrumen keuangan derivatif dengan opsi penyelesaian berupa kewajiban keuangan, adalah opsi saham yang memberi pilihan kepada penerbit untuk menentukan penyelesaiannya secara neto dengan kas atau dengan mempertukarkan sahamnya dengan sejumlah kas. 16
II.1.4.6 Instrumen Keuangan Majemuk (Compound Financial Instruments) Instrumen keuangannya untuk menentukan apakah instrumen tersebut mengandung komponen ekuitas dan kewajiban. Komponen-komponen tersebut harus diklasifikasikan secara terpisah sebagai kewajiban keuangan, aset keuangan, atau instrument ekuitas. Entitas mengakui secara terpisah komponen-komponen instrumen keuangan yang: a. Menimbulkan kewajiban keuangan bagi entitas; dan b. Memberikan opsi bagi pemegang instrumen untuk mengkonversi instrumen keuangan tersebut menjadi instrumen ekuitas dari entitas yang bersangkutan. Pengklasifikasian komponen kewajiban dan ekuitas dari suatu instrumen yang dapat dikonversi tidak diubah sebagai akibat adanya perubahan kemungkinan bahwa opsi konversi tersebut akan dilaksanakan, meskipun jika pelaksanaan opsi tersebut akan menguntungkan secara ekonomi bagi beberapa pemegangnya. Kewajiban kontraktual entitas untuk melakukan pembayaran di masa datang akan tetap ada hingga kewajiban tersebut berakhir melalui konversi, jatuh tempo instrumen, atau transaksi lainnya.
II.1.4.7 Bunga, Dividen, Kerugian dan Keuntungan Pengklasifikasian instrumen keuangan sebagai kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas menentukan apakah bunga, dividen, kerugian dan keuntungan yang terkait dengan instrument tersebut diakui sebagai pendapatan atau beban dalam laporan laba rugi. Jadi, pembayaran dividen atas saham yang sepenuhnya diakui sebagai kewajiban, diakui sebagai beban sebagaimana pembayaran bunga 17
atas obligasi. Demikian juga, keuntungan dan kerugian yang terkait dengan penebusan atau pembiayaan kembali kewajiban keuangan diakui dalam laporan laba rugi, sedangkan penebusan atau pembiayaan kembali instrumen ekuitas diakui sebagai perubahan ekuitas. Perubahan nilai wajar instrumen ekuitas tidak diakui dalam laporan keuangan.
II.1.5. Pengungkapan (Disclosure) Menurut PSAK No.60, paragraf 1, tujuan dari pernyataan standar akuntansi atas pengungkapan instrumen keuangan adalah : Mensyaratkan entitas untuk menyediakan pengungkapan dalam laporan keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi: a. signifikansi instrumen keuangan atas posisi dan kinerja keuangan entitas; dan b. jenis dan luas risiko yang mungkin timbul dari instrumen keuangan yang mana entitas terekspos selama periode dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola risiko tersebut.
Prinsip-prinsip dalam Pernyataan ini melengkapi prinsip-prinsip untuk pengakuan, pengukuran dan penyajian aset keuangan dan liabilitas keuangan dalam PSAK 50 (revisi 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian dan PSAK 55 (revisi 2006) : Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
II.1.5.1. Laporan Posisi Keuangan Menurut PSAK No. 60, paragraf 8, Kategori Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 55 (revisi 2006) tentang Pengakuan dan Pengukuran atas instrumen keuangan, diungkapkan dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan: 18
a. aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, menunjukkan secara terpisah: 1) aset keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada saat pengakuan awal; dan 2) aset keuangan yang dikategorikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan sesuai dengan PSAK 55 (revisi 2006). b. investasi dimiliki hingga jatuh tempo c. pinjaman yang diberikan dan piutang d. liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, menunjukkan secara terpisah 1) liabilitas keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada saat pengakuan awal; dan 2) liabilitas keuangan yang dikategorikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan sesuai dengan PSAK 55 (revisi 2006). e. liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
II.1.5.2. Aset Keuangan atau Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi Menurut PSAK No. 60, paragraf
9, Jika entitas telah menetapkan
pinjaman yang diberikan atau piutang (atau kelompok pinjaman yang diberikan atau kelompok piutang) untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, maka entitas mengungkapkan: a.
ekspos ur maksimum terhadap risiko kredit (lihat paragraf 38(a)) dari pinjaman yang diberikan atau piutang (atau kelompok pinjaman yang diberikan atau piutang) pada akhir periode pelaporan. b. jumlah derivatif kredit yang terkait atau instrumen serupa yang mengurangi eksposur maksimum terhadap risiko kredit tersebut. c. jumlah perubahan, selama periode dan secara kumulatif, nilai wajar pinjaman yang diberikan atau piutang (atau kelompok pinjaman yang diberikan atau piutang) yang dapat diatribusikan pada perubahan risiko kredit atas aset keuangan yang ditentukan diantara: 1) sebagai jumlah perubahan nilai wajar yang tidak dapat diatribusikan pada perubahan-perubahan kondisi pasar yang meningkatkan risiko pasar; atau 2) mengg unakan metode alternatif yang diyakini entitas lebih menggambarkan 19
secara jujur jumlah perubahan nilai wajar yang dapat diatribusikan pada perubahanperubahan risiko kredit atas aset. Perubahanperubahan kondisi pasar yang dapat meningkatkan risiko pasar termasuk perubahan suku bunga yang diobservasi (acuan), harga komoditas, nilai tukar mata uang asing, atau indeks dari harga atau tarif. d. jumlah perubahan nilai wajar dari derivatif kredit yang terkait atau instrumen sejenis yang terjadi selama periode dan secara kumulatif sejak pinjaman yang diberikan atau piutang ditetapkan.
II.1.5.3. Reklasifikasi Menurut PSAK No. 60, paragraf 12, Jika entitas telah mereklasifikasi aset keuangan (sesuai dengan paragraf 52-55 PSAK 55 (revisi 2006) tentang Pengakuan dan Pengukuran atas instrumen keuangan) dengan satu pengukuran: a. pada biaya perolehan atau biaya perolehan diamortisasi, dan bukan nilai wajar; atau b. pada nilai wajar; dari pada biaya perolehan atau biaya perolehan diamortisasi, maka entitas mengungkapkan jumlah yang direklasifikasi ke dan dari setiap kategori dan alasan reklasifikasi.
II.1.5.4. Penghentian Pengakuan Menurut PSAK No. 60, paragraf 13, Entitas mengungkapkan untuk setiap kelompok aset keuangan : a. jenis aset; b. jenis risiko dan manfaat atas kepemilikan yang tetap berada pada entitas; c. saat entitas melanjutkan pengakuan seluruh aset jumlah nilai tercatat aset dan liabilitas yang terkait; dan d. saat entitas melanjutkan pengakuan aset sejauh keterlibatanberkelanjutannya, total nilai tercatat dari aset awal, jumlah aset dimana entitas melanjutkan pengakuan, dan jumlahtercatat liabilitas yang terkait. II.1.5.5 Penyisihan Kerugian Kredit Jika aset keuangan mengalami penurunan nilai karena kerugian kredit dan entitas mencatat penurunan nilai dalam pos terpisah (misalnya pos penyisihan 20
digunakan untuk mencatat penurunan nilai individual atau pos serupa yang digunakan untuk mencatat penurunan nilai kolektif atas aset keuangan) daripada secara langsung mengurangi nilai tercatat aset keuangan, maka entitas mengungkapkan suatu rekonsiliasi perubahan pada akun tersebut selama periode untuk setiap kelompok aset keuangan.
II.1.5.6 Pos-Pos Penghasilan, Beban, Keuntungan atau Kerugian Entitas mengungkapkan pos penghasilan, beban, keuntungan atau kerugian berikut ini pada laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan: a. laba atau rugi neto pada: 1) aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang menunjukkan secara terpisah aset keuangan atau liabilitas keuangan yang telah ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada saat pengakuan awal, dan aset keuangan atau liabilitas keuangan yang dikategorikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan sesuai dengan PSAK 55 (revisi 2006) tentang Pengakuan dan Pengukuran atas instrumen keuangan; 2) aset keuangan tersedia untuk dijual, yang menunjukkan secara terpisah jumlah keuntungan atau kerugian yang diakui pada pendapatan komprehensif lain selama periode, dan jumlah yang dipindahkan dari ekuitas ke dalam laporan laba rugi untuk periode tersebut; 3) investasi dimiliki hingga jatuh tempo; 4) pinjaman yang diberikan dan piutang; dan 21
5) liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi. b. total pendapatan bunga dan total beban bunga untuk aset keuangan atau liabilitas keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; c. pendapatan dan beban imbalan (selain jumlah yang termasuk dalam penentuan suku bunga efektif) yang timbul dari: 1) aset keuangan atau liabilitas keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; dan 2) aktivitas wali amanat dan aktivitas gadai lainnya yang mengakibatkan kepemilikan atau investasi aset atas nama individu, wali amanat, program manfaat pensiun, dan institusi lain;
II.1.5.7 Risiko Kredit Menurut PSAK No.60, paragraf 38, entitas mengungkapkan berdasarkan kelompok instrumen keuangan: a. Jumlah yang paling mewakili nilai maksimal eksposur risiko kredit pada akhir periode pelaporan tanpa memperhitungkan agunan yang dimiliki atau peningkatan kualitas kredit lain b. Informasi mengenai kualitas kredit dari aset keuangan yang belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai c. Jumlah tercatat aset keuangan yang belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai yang telah dinegosiasi ulang
22
II.1.5.8 Risiko Likuiditas Menurut PSAK No.60, paragraf 41, entitas mengungkapkan: a. Analisis jatuh tempo untuk liabilitas keuangan yang menunjukkan sisa jatuh tempo kontraktual b. Deskripsi mengenai bagaimana entitas mengelola risiko likuiditas yang melekat pada poin (a)
II.1.5.9 Risiko Pasar Menurut PSAK No.60, paragraf 41, entitas mengungkapkan: a. Analisis sensitivitas untuk setiap jenis risiko pasar dimana entitas terekspos pada akhir periode pelaporan b. Metode dan asumsi yang digunakan dalam menyusun analisis sensitivitas c. Perubahan metode dan asumsi yang digunakan periode sebelumnya.
II.1.6 Perbedaan yang terdapat pada PSAK No.50 (revisi 2006) dengan PSAK No.50 (revisi 2010) dan PSAK No.60 Dengan adanya revisi yang baru terhadap PSAK No.50 (revisi 2006) mengenai penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan, yang kemudian menimbulkan pemisahan antara standar akuntansi yang mengatur mengenai penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan. Standar akuntansi tersebut terbagi kedalam PSAK No.50 (revisi 2010) mengenai penyajian instrumen keuangan dan PSAK No.60 mengenai pengungkapan instrumen keuangan. Di bawah ini merupakan beberapa standar yang diatur dalam PSAK No.50 (revisi 23
2010) dan PSAK No.60 yang tidak terdapat pada PSAK No.50 (revisi 2006), yaitu :
Tabel II.1 Perbedaan PSAK No.50 (revisi 2010) dan PSAK No.50 (revisi 2006)
No. 1
PSAK No.50 (revisi 2006)
PSAK No.50 (revisi 2010) Puttable instrument Puttable instruments diklasifikasikan sebagian instrumen ekuitas jika memenuhi syarat tertentu.
2
Kewajiban Menyerahkan bagian aset neto secara pro rata saat likuidasi
Tidak diatur
Tidak diatur
Instrumen dengan kewajiban menyerahkan bagian aset neto secara pro rata saat likuidasi diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas jika memenuhi syarat tertentu. 3
Reklasifikasi dari liabilitas keuangan ke instrumen ekuitas Puttabale instruments dan instrumen dengan kewajiban menyerahkan bagian aset neto secara pro rata saat likuidasi direklasifikasi dari liabilitas keuangan ke instrumen ekuitas ketika semua syarat terpenuhi, dan sebaliknya.
Tidak diatur
Sumber: PSAK No.50 (revisi 2010) dan PSAK No.50 (revisi 2006)
Tabel II.2 Tabel Perbedaan PSAK No.60 dan PSAK No.50 (revisi 2006) No. 1
PSAK No.60 Jenis dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan
PSAK No.50 (revisi 2006) Tidak diatur
24
Mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan informasi untuk mengevaluasi jenis dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan 2
Pengungkapan Kualitatif Mengungkapkan: a. eksposur risiko dan bagaimana risiko timbul
Tidak diatur
b. tujuan, kebijakan, proses pengelolaan risiko dan metode untuk mengukur risiko c. uraian agunan yang dimiliki sebagai jaminan dan peningkatan perikatan kredit 3
Pengungkapan Kuantitatif - Risiko kredit Untuk setiap kelompok instrumen keuangan harus mengungkapkan: 1. jumlah paling mewakili nilai maksimal eksposur risiko kredit
Hanya mengungkapkan nilai maksimal eksposur
2. uraian agunan yang dimiliki sebagai jaminan dan peningkatan kredit 3
Pengungkapan Kuantitatif Risiko likuiditas 1. analisa jatuh tempo untuk non-derivatif liabilitas keuangan
Tidak diatur
2. analisa jatuh tempo untuk derivatif liabilitas keuangan 4
Pengungkapan Kuantitatif–Risiko Pasar a. analisa sensitivitas untuk setiap jenis risiko pasar b. asumsi dan metode yang digunakan dalam analisa sensitivitas
Tidak diatur
Sumber: PSAK No.60 dan PSAK No.50 (revisi 2006)
25
II.2 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian dwi (2010) yang berjudul Perkembangan Aturan Akuntansi pada PSAK 50 dan PSAK 55 serta Implementasinya pada Industri Perbankan, menyatakan bahwa penyesuaian dan harmonisasi dari PSAK dengan IFRS mengakibatkan perubahan-perubahan dalam PSAK No. 50 dan 55 (revisi 2006) bila dibandingkan dengan standar lama yaitu PSAK No. 50 (1999) dan PSAK No. 55 (1999). Dalam hal ini industri perbankan dan lembaga keuangan karena memiliki banyak manfaat dari penerapan PSAK No. 50 dan 55 seperti meningkatkan keandalan, transparansi, keterbandingan dan yang terpenting adalah menyajikan dengan wajar (representative faithfullnes). Apabila hal ini dapat dicapai, maka kecurangan-kecurangan sehubungan dengan pelaporan keuangan industri
perbankan
dan
lembaga
keuangan
akan
diminimalisir
bahkan
dihilangkan. Namun, ada beberapa masalah yang menghambat penerapan PSAK No. 50 dan 55 (revisi 2006) ini di lingkungan perbankan dan lembaga keuangan. Masalah-masalah tersebut meliputi masalah penyisihan kerugian kredit dan lainnya. Perbedaan penelitian sekarang dengan terdahulu adalah penelitian terdahulu bertujuan untuk mengetahui perkembangan aturan-aturan akuntansi instrumen keuangan pada PSAK 50 dan 55. mengetahui praktik penerapan PSAK 50 dan 55 di lingkungan perbankan, dan mengetahui manfaat serta kendala penerapan PSAK 50 dan 55 di lingkungan Perbankan. Sedangkan penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan pada PSAK No. 50 (revisi 2006), melakukan proyeksi jika Bank menerapkan PSAK No. 50 (revisi 2010) dan PSAK No. 60, dan alasan serta dampak pemisahan PSAK No. 50 (revisi 2006) menjadi PSAK No. 50 (revisi 2010) dan PSAK No. 60. 26