Page 6 of 40
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Effektivitas
Menurut Arent et.al (2008:802), pengertian effektivitas adalah sebagai berikut: “Effectiveness refers to accomplishment of objectives, where efficiency refers to the resources used to achieve those objective.” Sedangkan menurut Sawyer (2003:225), mendefinisikan effektivitas adalah sebagai berikut: “Effectiveness emphasized the actual production of an effector the power to produce a given effect. Something may be effective without being efficient and economical. Yet be program to make systems more efficient or economical may also turn out be more effective.” Dari pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa effektivitas merupakan suatu kemampuan suatu organisasi untuk memperoleh dan memanfaatkan sumber daya yang ada dengan sebaik mungkin dalam usahanya mencapai tujuan organisasi. Suatu unit dapat dikatakan effektif kontribusi keluaran yang dihasilkan semakin besar terhadap nilai pencapaian tersebut. Effektivitas juga dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan organisasi tersebut berhubungan dengan hasil operasi perusahaan. 2.2
Kerangka Teori Audit Internal
2.2.1 Pengertian Audit Internal Untuk menentukan prindip-prinsip efisiensi evaluasi dari Internal Audit yang terpenting adalah menganalisis konsep dari Internal Audit (Savcuk, 2007).
Page 7 of 40
Pada mulanya pengertian Audit Internal yang dikemukakan oleh Heckert dan Wilson (1963:671) adalah sebagai berikut “Internal Audit was considered to be a mechanical review of arithmetical accuracy and sort policy action the main objectives of which was to keep everyone honest” (“awalnya tugas Audit Internal hanya mengaudit kecermatan perhitungan angka dan mengawasi kegiatan perusahaan agar para pekerja dapat bekerja dengan jujur dan baik”). Dalam
perkembangannya,
audit
internal
merupakan
sebuah
alat
pengendalian yang digunakan manajemen untuk tercapainya tujuan pengendalian internal. Dan selama melaksanakan kegiatannya audit internal harus bersifat obyektif dan dalam kedudukannya di perusahaan harus bersifat Independent. Audit Internal merupakan kegiatan penilaian yang bebas yang terdapat dalam organisasi yang dilakukan dengan cara memeriksa akuntansi keuangan dan kegiatan lain untuk memberikan jasanya kepada manajemen (Mulyadi, 2002:211). Menurut The Institute of Internal Auditors (1999) Pengertian Audit Internal, yaitu kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan obyektif yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melaui pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan effektivitas pengelolaan resiko,
pengendalian dan proses
governance. Dalam buku Standar Profesi Audit Internal (2004:9) memberikan pengertian audit internal adalah “kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan obyektif yang dirancang memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi perusahaan”.
Page 8 of 40
Sedangkan menurut Sawyer (2005:10) memberikan pengertian audit internal sebagai berikut : “Audit Internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan obyektif yang dilakukan oleh auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah : 1) Informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan; 2) Risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi; 3) Peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti; 4) Kriteria operasi uang memuaskan telah dipenuhi; 5) Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis; 6) Tujuan organisasi untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya secara effektif. Dari definisi-definisi Audit Internal diatas dapat disimpulkan bahwa terjadi perubahan paradigma mengenai Audit Internal seiring dengan perkembangan zaman. Secara garis besar perkembangan pengertian dari internal audit adalah sebagai berikut: Definisi Lama : 1) Mengawasi jalannya organisasi; 2) Fungsi penilaian independen; 3) Usaha menjalankan tanggung jawab; 4) Mengkaji dan mengevaluasi aktivitas organisasi; 5)
Memberikan hasil analisis, rekomendasi, konseling, informasi, menciptakan pengendalian interen yang baik. Definisi Baru :
1)
Kegiatan Penilaian bebas terhadap organisasi;
2)
Aktivitas independen dan obyektif;
3)
Kegiatan assurance dan konsultasi;
Page 9 of 40
4)
Memberikan nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi;
5)
Usaha dalam mencapai tujuan organiasi;
6)
Pendekatan yang sistematis dan tertatur; Pengelolaan resiko; Pengendalian terhadap pengaturan; Proses governance. Perbedaan definisi lama dan baru tentang audit internal antara lain sebagai
berikut:
1. 2. 3.
4.
5.
Tabel 2.1 Perbedaan Definisi Audit Internal Lama dan Baru Lama Baru Fungsi penilaian independen yang 1. Suatu aktivitas independen dan dibentuk dalam suatu organisasi. obyektif. Fungsi penilaian. 2. Aktivitas pemberian jaminan keyakinan dan konsultasi. Mengkaji dan mengevaluasi aktivitas 3. Dirancang untuk memberikan suatu organisasi sebagai bentuk jasa yang nilai tambah serta meningkatkan diberikan bagi organisasi. kegiatan operasi organisasi. Membantu para anggota organisasi dapat 4. Membantu organisasi dalam ucaha menjalankan tanggung jawabnya secara mencapai tujuannya effektif. Memberikan hasil analisis penilaian, 5. Memberikan suatu pendekatan rekomendasi, konseling, dan informasi disiplin yang sistematis untuk yang berkaitan dengan aktivitas yang mengevaluasi keefektivan dikaji dan menciptakan pengendalian manajemen resiko, pengendalian effektif dengan biaya yang wajar. intern, dan proses pengaturan dan pengelolaan organiasi. Sumber: Hiro Tugiman (2006:88) 2.2.2 Perkembangan Audit Internal Audit internal telah berkembang selama kurang lebih enam puluh tahun terakhir, audit internal mempunyai tujuan untuk memonitoring effektivitas pengendalian internal telah berkembang menjadi aktivitas-aktivitas yang lebih luas dibandingkan dengan aktivitas-aktivitas yang dilakukan pada awal mulai dikenal. Perkembangan yang cukup signifikan terjadi pada tahun 1999 ketika Institute of Internal Auditor’s Board of Directors meredefinisi audit internal.
Page 10 of 40
Perubahan tersebut secara nyata terlihat dengan meningkatnya peranan dari audit internal di lingkungan organisasi. Dahulu seorang auditor hanya melakukan evaluasi dan mengukur pengendalian atas aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam suatu organisasi. Pada saat ini fungsi tersebut dapat berkembang dengan luas, dimana seorang auditor tidak hanya memberikan penilaian mengenai aktivitasaktivitas yang dievaluasi dan diukur, melainkan juga memberikan rekomendasi atas masalah yang ditemukan pada saat melakukan audit, sehingga dapat memberikan manfaat atau meningkatkan nilai dari aktivitas-aktivitas dalam organisasi. 2.2.3 Peranan Audit Internal Dalam mencapai tujuan perusahaan yang telah ditentukan peranan audit internal sangatlah penting. Maka perlunya konsep audit internal dikarenakan meluasnya ruang lingkup perusahaan. Oleh karana itu semakin besar suatu perusahaan, maka semakin luas pula rentang pengendalian yang dipikul oleh pemimpin, sehingga manajemen harus menciptakan sistem pengendalian intern yang effektif untuk mencapai suatu pengelolaan yang optimal dengan mempertimbangkan manfaat dan biayanya. Karena keterbatasan manajemen dalam mengendalikan intern perusahaan, maka diperlukan audit internal yang akan membantu manajemen dalam menetukan apakah rencana-rencanaoperasi, keuangan, kebijakan dan prosedur-prosedur telah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Sehingga audit internal yang dilakukan dalam suatu perusahaan merupakan kegiatan penilaian dan verifikasi atas prosedur-prosedur, data yang tercatat
Page 11 of 40
berdasarkan atas kebijakan dan rencana perusahaan, sebagai salah satu fungsi dalam upaya mengawasi aktivitasnya. Teori-teori dasar dan konsep-konsep audit tersebut telah menjawab bahwa keberadaan atau alasan diadakan audit dalam perusahaan adalah bahwa audit ditujukan untuk memperbaiki kinerja perusahaan. Suatu fungsi dapat berbentuk sebuah perusahaan divisi, departemen, seksi, unit bisnis, fungsi bisnis, poses bisnis, layanan informasi, sistem atau proyek. Jika tindakan audit dapat dilakukan dengan baik maka akan mempengaruhi kinerja dari perusahaan secara keseluruhan. 2.2.4 Tujuan dan Ruang Lingkup Audit Internal Secara garis besar tujuan dari audit internal adalah membantu manajemen dalam melaksanakan tanggung jawabnya secara effektif, yang dilengkapi dengan analisis-analisis yang berhubungan dengan aktivitas usaha yang telah ditelaah oleh audit internal dan mengevaluasi pengendalian dalam suatu organisasi. Tujuan internal audit yang dikemukan oleh The Institute of Internal Auditors dan dikutip oleh Boynton et.al. (2006:980) adalah sebagai berikut: “It helps an organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control and governance process”. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa audit internal membantu organiasi dalam usaha mencapai tujuannya dengan cara memberikan suatu pendekatan yang disiplin dan sistematis untuk melaukan evaluasi dan meningkatkan keeffektivan manajemen resiko, pengendalian dan pengelolaan organisasi.
Page 12 of 40
Menurut The Intitute of Internal Auditors (IIA) yang dikutip oleh Boynton et.al (2006:983) adalah sebagai berikut : “The scope of internal audits should encompass the examination and evaluation of adequacy and effectiveness the organization’s system of internal control and quality of performance in carrying out assigned responsibilities: (1) reability and integrity of information, (2) compliance with policies, plan, procedures, laws, regulation, and contracts. (3) safeguarding assets, (4) economical efficient use of resources. (5) accomplishment of established objectives and goals for operations and program.” Dari definisi tersebut menyebutkan bahwa ruang lingkup audit internal harus meliputi pengujian dan pengevaluasian atas effektivitas sistem pengendalian internal perusahaan dan kualitas kerja yang berkaitan dengan tanggung jawab anggota organisasi, yang mencakup : 1)
Keandalan Informasi;
2)
Kesesuaian dengan kebijakan, prosedur, rencana, hukum dan peraturan serta kontrak;
3)
Perlindungan terhadap harta benda;
4)
Penggunaan sumber daya ekonomis dan efisien;
5)
Pencapaian tujuan perusahaan. Sedangkan menurut Hiro Tugiman (2006:99-100) ruang lingkup audit
internal audit adalah sebagai berikut : Ruang lingkup audit internal adalah menilai keefektifan sistem pengendalian internal serta pengevaluasian terhadap kelengkapan dan keefektifan sistem pengendalian internal yang dimiliki organisasi serta kualitas pelaksanaan tanggung jawab yang diberikan. Pemeriksaan internal harus : 1) Meninjau keandalan (reabilitas dan integritas) informasi finansial dan operasional serta cara yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengklarifikasi, dan melaporkan informasi tersebut; 2) Meninjau berbagai sistem yang telah ditetapkan untuk memastikan keseuaiannya dengan berbagai kebijakan, rencana, prosedur, hukum
Page 13 of 40
3) 4) 5)
dan peraturan yang dapat berakibat penting terhadap kegiatan organisasi, serta harus menentukan apakah organisasi telah mencapai keseuaian dengan hal-hal tersebut; Meninjau berbagai cara yang dipergunakan untuk melindungi harta dan bila dipandang perlu, memverifikasi keberadaan harta-harta tersebut; Menilai keekonomisan dan keefisienan penggunaan berbagai sumber daya; Meninjau berbagai operasi atau program untuk menilai apakah hasilnya konsisten dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dan apakah kegiatan program tersebut dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan.
Menurut Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (SPAI 2004 : 13) menyatakan bahwa ruang lingkup penugasan audit internal adalah sebagai berikut: “Fungsi audit internal melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan proses pengelolaan resiko, pengendalian, dan governance dengan menggunakan pendekatan sistematik, teratur, dan menyeleluruh.” Dari uraian mengenai berbagai sumber mengenai ruang lingkup dan tujuan audit internal, dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup dan tujuan audit internal sangat fleksibel dan luas sesuai dengan kebutuhan dan harapan dari manajemen. Dalam hal ini auditor internal mempunyai tugas dalam menentukan, memverifikasi, mengevaluasi, meninjau, menilai dan menaksir serta penglolaan resiko atas pengendalian dan atau operasi dari perusahaan berdasarkan kriteria yang sesuai dan memberikan rekomendasi kepada manajemen atas hasil tersebut. Dalam hal tersebut auditor internal melakukannya secara independen dalam organisasi. 2.2.5 Fungsi Audit Internal Dalam pelaksanaan audit internal antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain sangat berbeda. Hal ini tergantung pada ukuran tingkat pertumbuhan perusahaan dan kemampuan perusahaan dalam menggunakan
Page 14 of 40
informasi. Walaupun demikian terdapat fungsi terntentu terlepas dari ukuran dan tingkatkan pertumbungan masing-masing perusahaan. Fungsi audit internal menurut Hiro Tugiman (2006:11) adalah : “Fungsi audit internal adalah suatu fungsi penilaian bebas dalam suatu organisasi guna menelaah atau mempelajari dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan untuk memberikan saran-saran kepada manajemen agar tanggung jawabnya dapat dilaksanakan secara effektif.” Sedangkan menurut Mulyadi (2003:203) fungsi audit internal adalah sebagai berikut : 1) Pemeriksaan (audit) dan penilaian terhadap effektivitas struktur pengendalian internal dan mendorong penggunaan struktur pengendalian internal yang effektif dengan biaya yang minimum. 2) Menentukan sampai seberapa jauh kekayaan perusahaan perusahaan dipertanggungjawabkan dan dilindungi dari segala macam kegiatan. 3) Menentukan sampai seberapa jauh pelaksanaan kebijakan manajemen puncak dipatuhi. 4) Menentukan kehandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian dalam perusahaan. 5) Memberikan rekomendasi perbaikan kegiatan-kegiatan perusahaan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa secara garis besar fungsi audit internal adalah sebagai alat bantu manajemen dalam menilai effektivitas dan efisiensi terhadap struktur pengendalian internal dan mendorong penggunaan struktur pengendalian internal, kemudian memberikan hasil yang berupa suatu saran atau rekomedasi perbaikan kepada manajemen sehingga menambah nilai tambah bagi manajemen untuk dijadikan landasan dalam pengambilan keputusan atau tindakan selanjutnya. Selain itu fungsi audit internal dapat digunakan oleh seorang manajer dalam membagi-bagi kegiatan yang terdapat dalam suatu organisasi. Hal ini berarti
Page 15 of 40
fungsi audit internal sangat memberikan manfaat untuk memperbaiki kinerja suatu organisasi. 2.2.6 Wewenang dan Tanggung Jawab Audit Internal Tanggung jawab terpenting dari fungsi audit internal adalah memantau kinerja dari pengendalian internal perusahaan. Ketika auditor berusaha memahami pengendalian internal, ia harus berusaha memahami fungsi audit internal untuk mengidentifikasi aktivitas audit internal yang relevan dengan perencanaan audit. Cakupan prosedur yang diperlukan dalam memahami hal tersebut sangatlah bervariasi tergantung atas sifat aktivitas audit internal tersebut. Hal yang biasanya dilakukan oleh auditor internal adalah meminta keterangan dari manajemen yang semestinya dan dari staf audit internal, mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan fungsi audit internal berikut ini: 1) Status audit internal dalam organisasi; 2) Penerapan standar professional; 3) Perencanaan audit, termasuk sifat, saat, dan lingkup pekerjaan audit; 4) Akses ke catatan dan apakah terdapat pembatasan atas lingkup aktivitas mereka. Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa audit internal haruslah independent, maka audit internal harus memiliki wewenang yang jelas untuk mempermudah pelaksanaan dan tanggung jawabnya. Menurut komite SPAP Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Profesi Akuntan Publik tanggung jawab seorang audit internal yaitu: “Auditor internal bertanggung jawab untuk menyediakan jasa analisis dan evaluasi, memberikan keyakinan dan rekomendasi dan informasi
Page 16 of 40
lain kepada manajemen entitas dan bagian komisaris atau pihak lain yang setara wewenang dan tanggung jawabnya. Untuk memenuhi tanggung jawab tersebut auditor intern mempertahankan obyektivitasnya yang berkaitan dengan aktivitas yang diauditnya.” Berdasarkan uraian dan penjelasan diatas mengenai fungsi dan tanggung jawab audit internal dapat diketahui audit internal merupakan fungsi staf yang lepas dari fungsi keuangan. Oleh karena itu auditor internal tidak memiliki wewenang langsung untuk memberikan perintah kepada karyawan-karyawan operasi. 2.2.7 Program Audit Yang Sesuai Untuk dapat melakukan audit yang sistematis dan terarah maka pada saat audit dimulai, audit internal terlebih dahulu menyusun suatu perancanaan atau program audit yang akan dilakukan. Program audit dapat digunakan sebagai alat perencanaan dan pengawasan yang effektif atas pekerjaan audit secara keseluruhan. Program audit menurut Mulyadi (2002:104) adalah sebagai berikut: “Program audit merupakan daftar prosedur audit untuk seluruh audit unsure tertentu, sedangkan prosedur audit adalah intruksi rinci untuk menentukan tipe bukti audit tertentu yang harus diperoleh pada saat tertentu dalam audit.” Dalam program audit, auditor menyebutkan prosedur audit yang harus diikuti dalam melakukan verifikasi setiap unsur yang tercantum dalam laporan keuangan, tanggal dan paraf pelaksana program audit tersebut, serta penunjukan indek kertas kerja yang dihasilkan. Dengan demikian, program audit berfungsi sebagai suatu alat yang bermanfaat untuk menetapkan jadwal pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan
Page 17 of 40
audit. Program audit dapat digunakan dalam merencanakan jumlah orang yang diperlukan untuk melaksanakan audit serta komposisinya, jumlah asisten dan auditor junior yang ditugasi, taksiran jam yang akan dikonsumsi, serta untuk memungkinkan auditor yang berperan sebagai supervisor dapat mengikuti kemajuan audit yang berlangsung. Menurut Aren and Loebecke (2000,178) program audit adalah sebagai berikut: “The audit program always include a list of audit procedures. It usually also includes the smple size to select and the timing of test.” Berdasarkan penjelasan diatas program audit adalah tindakan-tindakan atau langkah kerja terperinci dan dilaksanakan dalam audit dengan didasarkan pada tujuan dan sasaran yang ditetapkan serta informasi yang ada mengenai obyek yang diperiksa. Program audit biasanya menyatakan ukuran sampel khusus untuk dipilih pada saat pengujian. 2.2.8 Pelaksanaan Audit Internal Menurut Hiro Tugiman (2006:53-78) 4 (empat) langkah kerja pelaksanaan audit internal adalah sebagai berikut: a.
Perencanaan Audit. Tahap ini meliputi : 1) Penetapan tujuan audit dan ruang lingkup pekerjaan. 2) Memperoleh informasi dasar tentang kegiatan yang akan diperiksa. 3) Penentuan berbagai tenaga kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan audit. 4) Pemberitahuan kepada para pihak yang dianggap perlu.
Page 18 of 40
5) Melakukan survey secara tepat untuk lebih mengenali kegiatan yang diperlukan,
risiko-risiko
dan
pengawasan-pengawasan
untuk
mengidentifikasi area yang ditekankan dalam audit, serta untuk memperoleh berbagai ulasan dan saasaran dari pihak yang akan diaudit. 6) Adanya kertas kerja audit. b. Pengujian dan Pengevaluasian Informasi. Audit internal haruslah mengumpulkan, menganalisis, mengintepretasi, dan membuktikan kebenaran informasi yang mendukung hasil audit. Proses pengujian dan pengevaluasian informasi adalah sebagai berikut: 1) Informasi tentang seluruh hal yang berhubungan dengan tujuan audit dan lingkup kerja harusnlah dikumpulkan. 2) Informasi haruslah mencakup kompeten, relevan dan berguna untuk membuat dasar yang logis bagi temuan audit dan rekomendasi. 3) Prosedur pemeriksaan, termasuk teknik pengujian dan penarikan contoh yang dipergunakan harus terlebih dahulu diseleksi bila memungkinkan, dan diperluas atau diubah bila keadaan menghendaki demikian. 4) Proses pengumpulan, analisis, penafsiran, dan pembuktian kebenaran informasi haruslah diawasi untuk memberikan kepastian bahwa sikap obyektif auditor terus dijaga dan sasaran audit dapat dicapai. c.
Penyampaian Hasil Audit. Penyampaian hasil audit dilakukan setelah melakukan hal-hal antara lain sebagai berikut :
Page 19 of 40
1) Laporan tertulis yang ditandatangani haruslah dikeluarkan setelah pengujian terhadap audit selesai dilakukan. 2) Auditor internal harus terlebih dahulu mendiskusikan berbagai kesimpulan dan rekomendasi dengan tingkatan manajemen yang tepat sebelum mengeluarkan laporan akhir. 3) Suatu laporan haruslah obyektif, jelas, singkat, konstruktif dan tepat waktu. 4) Laporan haruslah mengemukakan tentang maksud, lingkup dan hasil pelaksanaan audit; dan bila dipandang perlu, laporan harus pula berisikan pernyataan tentang pendapat auditor. 5) Laporan-laporan dapat mencantumkan berbagai rekomendasi bagi berbagai perkembangan yang mungkin dicapai, pengakuan terhadap kegiatan yang dilaksanakan secara meluas dan tindakan korektif. d. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan. Auditor internal dalam tindak lanjut (follow up) harus terus-menerus meninjau untuk memastikan bahwa terhadap temuan pemeriksaan dilaporkan telah dilakukan tindakan yang tepat. 2.3.9 Laporan Audit Internal Laporan adalah suatu alat yang digunakan oleh orang yang ada didalam maupun diluar perusahaan untuk menilai kinerja auditor internal dan mengevaluasi kontribusinya kepada manajemen. Untuk mencapai hasil sesuai dengan harapan, maka laporan hasil audit harus disusun sedemikian rupa,
Page 20 of 40
sehingga dari laporan tersebut manajemen dapat mengetahui persoalan-persoalan yang timbul dan dapat mengambil tindakan korektif. Menurut Gil Courtemanche (dalam Hiro Tugiman, 2006:191), suatu laporan audit akan dianggap baik jika memenuhi empat kriteria dasar sebagai berikut: 1. Objektivitas 2. Kewibawaan 3. Keseimbangan 4. Penulisan yang professional. Dari keempat kriteria diatas menurut Hiro Tugiman dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Objektivitas Suatu laporan pemeriksaan yang objektif membicarakan pokok persoalan dalam pemeriksaan, bukan perincian procedural atau hal-hal lain yang diperlukan dalam proses pemeriksaan. Objektivitas juga harus dapat memberikan uraian kepada auditee dengan tidak menunjuk pada probadi tertentu dan tidak mentinggung perasaan orang lain. 2. Kewibawaan Laporan audit tersebut harus dapat dipercaya dan mendorong para pembacanya menyetujui substansi yang terdapat didalam laporan tersebut. Para pembaca belum tentu akan menerima temuan, kesimpulan dan rekomendasi pengawas internal dengan senang hati, namun mereka
Page 21 of 40
cenderung tidak menolaknya. Mereka percaya pada pengawas internal dan percaya pada laporan audit. 3. Keseimbangan Laporan audit yang seimbang adalah laporan yang meberikan gambaran tentang organisasi atau aktivitas yang ditinjau secara wajar dan realistis. Keseimbangan adalah keadilan. 4. Penulisan yang professional Laporan yang ditulis secara professional memperhatikan beberapa unsur, yaitu : (a) struktur, (b) kejelasan, (c) keringkasan, (d) nada laporan, (e) pengeditan. Hasil laporan harus mencakup sasaran, lingkup penugasan, simpulan, rekomendasi dan rencana tindakannya. Auditor internal harus melaporkan hasil pemeriksaan kepada manajemen dan dapat mengkomunikasikan hasil pemeriksaan tersebut, apabila terdapat penyimpangan-penyimpangan yang berarti, auditor internal mengusulkan cara-cara perbaikkannya, apabila disetujui oleh manajemen, auditor internal akan mengawasi perbaikan tersebut. 2.2.10 Tindak Lanjut Atas Hasil Laporan Audit Internal Menurut Konsarium Organisasi Profesi Internal Audit (2004:18), tindak lanjut atas laporan hasil audit internal adalah “Penanggungjawab fungsi audit internal harus menyusun prosedur tindak lanjut untuk memantau dan memastikan bahwa manajemen telah melaksanakan tindak lanjut secara effektif atau menanggung resiko karena tidak melakukan tindak lanjut.”
Page 22 of 40
Dari uraian diatas, bahwa tindak lanjut merupakan tahap terakhir dari langkah kerja audit internal. Tindak lanjut dimaksudkan agar auditor internal mempunyai keyakinan bahwa tindakan yang diambil sesuai dengan yang dilaporakan pada laporan temuan audit. Bagian audit internal harus menentukan bahwa manajemen telah melaksanakan tindakan korektif dan tindakan tersebut menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan yang diharapkan. 2.2.11 Norma Praktek Profesionalisme Audit Internal Untuk dapat melaksanakan audit internal yang effektif, para auditor internal sebaiknya berpedoman kepada norma-norma praktek professional audit internal. Menurut Hiro Tugiman (2006:16) norma praktek professional audit internal adalah sebagai berikut : 1. Independensi: Audit Internal harus mandiri dan terpisah dari kegiatan yang diauditnya. a. Status organisasi: Status organisasi dari unit audit internal haruslah member keleluasaan untuk memenuhi dan menyelesaikan tanggung jawab audit yang diberikan kepadanya. b. Objektivitas: Para auditor internal haruslah melaksanakan tugasnya secara objektif. 2.
Kemampuan Profesional: Audit internal harus mencerminkan keahlian dan ketelitian professional. Unit Audit Internal a.
Personalia: Unit audit internal haruslah memberikan jaminan keahlian teknis dan latar belakang pendidikan para auditor yang akan ditugaskan.
Page 23 of 40
b.
Pengetahuan dan kecakapan: Unit audit internal haruslah memiliki atau mendapatkan pengetahuan, kecakapan, dan berbagai disiplin ilmu yang dibutuhkan untuk menjalankan tanggung jawab audit yang diberikan.
c.
Pengawasan: Unit audit internal haruslah memberikan kepastian bahwa pelaksanaan audit internal akan diawasi sebagaimana mestinya.
Auditor Internal d.
Keseuaian dengan standar profesi: auditor internal haruslah mematuhui standar professional dalam melakukan audit.
e.
Pengetahuan dan kecakapan: Para auditor internal haruslah memiliki atau mendapatkan pengetahuan, kecakapan dan disiplin ilmu yang penting dalam melaksanakan audit.
f.
Hubungan antar manusia dan komunikasi: Para auditor internal haruslah memiliki kemampuan untuk menghadapi orang lain dan berkomunikasi secara effektif.
g.
Pendidikan berkelanjutan: Para auditor internal harus mengembangkan kemampuan teknisnya melalui pendidikan yang berkelanjutan.
3. Lingkup Pekerjaan: Lingkup pekerjaan auditor internal harus meliputi pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan serta efektivitas sistem pengendalian internal yang dimiliki organisasi dan kualitas tanggung jawab yang diberikan. a.
Keandalan informasi: Audit internal haruslah mengaudit kehandalan (reabilitas dan integritas) informasi keuangan dan pelaksanaan pekerjaan
Page 24 of 40
dan cara-cara yang dipergunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengklasifikasi dan melaporkan suatu informasi tersebut. b.
Kesesuaian dengan kebijaksanaan, rencana, prosedur, dan peraturan perundang-undangan: Audit internal haruslah mengaudit sistem yang telah ditetapkan untuk menyakinkan sistem tersebut telah sesuai dengan kebijaksanaan, rencana, prosedur, hukum dan peraturan yang memiliki akibat penting terhadap pekerjaan-pekerjaan atau operasi-operasi, laporan-laporan serta harus menentukan apakah organisasi telah memenuhi hal-hal tersebut.
c.
Perlindungan terhadap harta: Auditor internal harus mengaudit alat atau cara yang dipergunakan untuk melindungi harta atau aktiva, dan bila dipandang perlu, memverifikasi keberadaan berbagai harta organisasi.
d.
Penggunaan sumber daya yang ekonomis dan efisien: Auditor internal haruslah menilai keekonomisan dan efisiensi peggunaan sumber daya yang ada.
e.
Pencapaian tujuan: Auditor internal haruslah menilai pekerjaan, operasi, atau program untuk menentukan apakah hasil-hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, dan apakah suatu pekerjaan, operasi atau program telah dijalankan dengan cepat dan sesuai dengan rencana.
4.
Pelaksanaan Kegiatan Audit: Kegiatan audit harus meliputi perencanaan audit, pengujian, serta pengevaluasian informasi, pemberitahuan hasil dan menindaklanjuti (follow up).
Page 25 of 40
a.
Perencanaan Audit: Auditor internal haruslah merencanakan setiap audit.
b.
Pengujian dan Pengevaluasian Informasi: Auditor internal harus mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan membuktikan kebenaran informasi untuk mendukung hasil audit.
c.
Tindak Lanjut Hasil Audit: Auditor internal harus terus meninjau atau melakukan follow up untuk memasitikan bahwa terhadap temuantemuan audit yang dilaporkan telah dilakukan tindak lanjut yang tepat.
5. Manajemen Bagian Audit Internal: Pimpinan audit internal harus mengelola bagian audit internal secara tepat. a.
Tujuan, Kewenagan dan Tanggung jawab: Pimpinan audit internal harus memiliki pernyataan tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab bagi bagian audit internal.
b.
Perencanaan: Pimpinan audit internal harus menetapkan rencana bagi pelaksanaan tanggung jawab bagian audit internal.
c.
Kebijakan dan Prosedur: Pimpinan audit internal harus membuat kebijakan dan prosedur secara tertulis yang akan dipergunakan sebagai pedoman oleh staf auditor.
d.
Manajemen personel: Pimpinan audit internal harus menetapkan program untuk menyeleksi dan mengembangkan sumber daya manusia pada bagian internal audit.
e.
Auditor eksternal: Pimpinan audit internal harus mengkoordinasikan usaha-usaha atau kegiatan audit internal dengan auditor eksternal.
Page 26 of 40
f.
Pengendalian mutu: Pimpinan audit internal harus menetapkan dan mengembangkan pengendalian mutu atau jaminan kualitas untuk mengevaluasi berbagai kegiatan bagian audit internal.
2.3
Pengendalian Internal
2.3.1 Pengertian Pengendalian Internal Pengertian pengendalian intern menurut Arent et.al (2008:290) adalah sebagai berikut: “Internal control is a process, effected by entity’s board of directors, management, and other personnel, designed to provide reasonable, assurance regarding the achievement of objectives in the following catagories: 1) reability of financial reporting; 2) effectiveness and efficiency of operations; and 3) compliance with applicable laws and regulations.” Pernyataan diatas menyatakan bahwa pengendalian intern merupakan proses yang dilakukan oleh dewan komisaris, manajemen dan pimpinan dibawah mereka untuk memberikan kepastian yang layak bahwa tujuan pengendalian tercapai, yaitu : 1) keandalan laporan keuangan; 2) effektivitas dan effisiensi operasi; 3) ketaatan terhadap hukum dan peraturan. Sedangkan menurut Mulyadi (2002:180) pengendalian intern adalah sebagai berikut: Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain, yang didesain yang memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut: 1. Kehandalan Laporan Keuangan; 2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku; 3. Effektivitas dan effisiensi operasi.
Page 27 of 40
Dari definisi mengenai pengendalian intern diatas terdapat beberapa konsep menurut Mulyadi (2002:180) sebagai berikut: 1. Pengendalian intern merupakan sistem yang terdiri dari kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang spesifik. 2. Dalam pengendalian intern terdapat tujuan yang telah ditetapkan terllebih dahulu. 3. Pengendalian intern merupakan suatu proses untuk mencapai suatu tujuan tertentu, bukan merupakan tujuan sendiri. 4. Pengendalian intern dijalankan oleh setiap tingkatan organisasi, bukan hanya pedoman, prosedur, dan kebijakan perusahaan saja. 5. Pengendalian intern diharapkan mampu memberikan keyakinan yang mutlak bagi manajemen dan dewan komisaris dalam entitas. 2.3.2 Tujuan Pengendalian Internal Pengendalian
intern dirancang
dengan
memperhatikan kepentingan
manajemen perusahaan dalam menyelenggarakan operasi usahanya, dan harus memperhatikan aspek biaya yang harus dikeluarkan dan manfaat yang diharapkan. Dalam rangka merancang suatu pengendalian intern yang baik perlu melihat tujuan dari pengendalian intern seperti yang dinyatakan oleh Sunarto (2003:138) yang dikutip dari Committee of Sponsoring Organization (COSO) adalah sebagai berikut:
Page 28 of 40
1. 2. 3.
“Reability of financial reporting Compliance of applicable laws and regulations Effectiveness and efficiency of operations.”
Berdasarkan penjelasan diatas, audit internal dapat dikatakan memadai apabila dapat mencapai tujuan pengendalian intern yang dijelaskan oleh Sunarto (2003:138) yang dikutip dari Committee of Sponsoring Organization (COSO) sebagai berikut: 1. Keandalan Laporan Keuangan Pengendalian yang berkaitan dengan masalah kewajaran laporan keuangan yang disajikan untuk pihak-pihak luar. Penyajian keuangan tersebut harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, dimana manajemen bertanggungjawab atas laporan keuangan yang disajikan secara wajar. 2. Ketaatan pada Hukum dan Peraturan yang Berlaku Pengendalian intern dimaksudkan untuk memastikan bahwa segala peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan itu ditaati oleh para karyawan perusahaan tersebut. 3. Effektivitas dan Effisiensi Operasi Pengendalian intern dimaksudkan untuk menghindari tanggung jawab rangkap sehingga perlu adanya pemisahan tugas antara berbagai fungsi operasi, penyimpanan, dan pencatatan. Pemisahan tugas ini tidak berarti bahwa koordinasi ditiadakan. Jadi, pengendalian dalam suatu perusahaan adalah alat untuk mencegah pemborosan kegiatan yang tidak diperlukan dalam seluruh aspek, serta mencegah penggunaan sumber daya secara tidak
Page 29 of 40
efisien. Bagian terpenting dari effektifitas dan efisiensi adalah pengamanan aktiva dan pencatatan. Dari uraian diatas, dapat dilihat bahwa pengendalian intern mempunyai pengertian yang luas yang tidak hanya mencakup masalah akuntansi saja, tetapi juga mencakup segala aspek manajerial sehubungan dengan pengelolaan perusahaan. Pengendalian intern bukan merupakan bagian yang berdiri sendiri di dalam perusahaan melainkan suatu sistem yang berfungsi sebagai alat bagi manajemen untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan. 2.4.3 Unsur-unsur Pengendalian Internal Unsur-unsur pengendalian intern menurut Arens.et.al. (2008:294) terdiri dari lima unsur, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5.
Control Environment (Lingkungan Pengendalian). Risk Assesment (Penaksiran Risiko). Control Activities (Aktivitas Pengendalian). Information and Communication (Informasi dan Komunikasi). Monitoring (Monitoring).
Unsur-unsur pengendalian intern tersebut diatas, merupakan proses yang diperlukan untuk
mencapai tujuan pengendalian
intern.
Kelima
unsur
pengendalian intern menurut Arens.et.al. (2008:294) tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Lingkungan pengendalian Lingkungan pengendalian adalah tindakan, kebijakan, dam prosedur yang mencerminkan keseluruhan sikap manajemen puncak, direktur, komisaris, dan pemilik suatu badan usaha terhadap pengendalian dan pentingnya terhadap
Page 30 of 40
perusahaan
tersebut.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
lingkungan
pengendalian adalah sebagai berikut: a.
Integritas dan nilai-nilai etika (Integrity and ethical values) Integritas
atau
kejujuran dan nilai-nilai
etika
merupakan dasar
pengendalian yang dilaksanakan oleh manajemen dalam mengurangi dan meredam tindakan penyelewengan yang dilakukan oleh individu dalam perusahaan. b.
Komitmen terhadap kopetensi (Commitment to competence) Komitmen terhadap kopetensi adalah pengetahuan dan keahlian yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tiap individu dan merupakan pertimbangan manajemen tentang tingkat komponen untuk pekerjaan tertentu dan bagaimana tingkat tersebut diubah menjadi keahlian dan pengetahuan yang dibutuhkan.
c.
Partisipasi dewan komisaris atau komite audit (Board of directors or audit committee participant) Suatu kesatuan pengendalian dipengaruhi oleh dewan direksi atau komite audit. Komite audit yang independen dibebani tanggung jawab untuk mengawasi proses pelaporan keuangan yang mencakup pengendalian intern, dan ketaatan terhadap undang-undang dan peraturan yang ditetapkan.
d.
Falsafah manajemen dan gaya operasi (Management’s philosophy and operation stlye)
Page 31 of 40
Manajemen melalui aktivitasnya memberikan pengarahan yang jelas kepada karyawannya mengenai pentingnya pengendalian. Falsafah manajemen dan gaya operasi mengaku tentang karakteristik yang luas. Karakterisitik tersebut meliputi: Pendekatan pimpinan perusahaan dalam mengambil keputusan dan memantau risiko usaha, sikap, dan tindakan pimpinan perusahaan untuk mencapai anggaran laba dan sasaran operasi lainnya serta pelaporan keuangan. e.
Struktur organisasi (organization structure) Struktur organisasi mencerminkan garis tanggung jawab dan wewenang
f.
Penetapan wewenang dan tanggung jawab (Assignment of authority and responsibility)
g.
Kebijakan sumber daya manusia dan praktiknya (Human recource policies and practices).
2.
Penaksiran risiko Bertujuan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola resiko yang berhubungan dengan persiapan laporan keuangan yang disajikan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Resiko-resiko yang timbul dalam keadaan-keadaan sebagai berikut: a. Perubahan dalam lingkungan operasi perusahaan. b. Karyawan baru. c. Sistem informasi baru. d. Pertumbuhan yang pesat. e. Teknologi baru.
Page 32 of 40
f. Lingkungan, produk, atau kegiatan baru. g. Restrukturisasi perusahaan. h. Operasi perusahaan secara internasional. i. Keputusan akuntansi 3. Aktivitas pengendalian Aktivitas pengendalian terdiri atas kebijakan dan prosedur yang diperlukan untuk meredam resiko dalam pencapaian tujuan perusahaan. Pada umumnya aktivitas pengendalian yang mungkin berhubungan dengan audit dapat dikatagorikan dapat dikatagorikan sebagai kebijakan dan prosedur yang menyangkut : a. Tinjauan pelaksanaan perusahaan. b. Pengolahan informasi. c. Pengendalian fisik. d. Pemisahan tugas. 4. Informasi dan komunikasi Tujuan dari sistem informasi akuntansi perusahaan adalah mengidentifikasi, mengumpulkan, mengklasifikasikan, mencatat, dan melaporkan transaksitransaksi, dan menjaga kebenaran aset yang bersangkutan. Sistem informasi akuntansi perusahaan terdiri dari banyak sub komponen, umumnya berupa transaksi. Untuk kelompok transaksi tersebut, sistem akuntansi harus memenuhi enam tujuan audit yang berhubungan dengan transaksi yaitu : existence, accuracy, classification, competence, timing, posting, and summarization.
Page 33 of 40
5. Monitoring Pemantauan merupakan tindak lanjut yang digunakan sebagai tambahan terhedap keempat unsur lainnya yang dibuat untuk memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan tertentu telah tercapai. Pemantauan berkenaan dengan penilaian keeffektivan secara terus-menerus pada desain dan operasi pengendalian internal sehingga dapat disesuaikan dengan perubahan lingkungan. 2.4.4 Keterbatasan Pengendalian Internal Tidak ada suatu sistem pun yang dapt mencegah secara sempurna semua pemborosan dan penyelewengan yang terjadi pada suatu perusahaan, karena pengendalian internal setiap perusahaan memiliki keterbatasan. Keterbatasan pengendalian internal menurut Boynton et.al (2006:327) adalah sebai berikut: 1. Mistakes in judgement. 2. Breakdown. 3. Collution. 4. Management override. 5. Costs versus benefits. Keterbatasan yang melekat pada pengendalian internal menurut Mulyadi (2002:181) adalah sebagai berikut: 1. Kesalahan dalam pertimbangan.
Page 34 of 40
Seringkali manajemen personel lain dapat salah dalam mempertimbangkan keputusan bisnis yang diambil atau dalam melaksanakan tugas rutin karena tidak memadainya informasi, keterbatasan waktu, atau tekanan lain. 2. Gangguan. Gangguan dalam pengendalian yang telah ditetapkan dapat terjadi karena personel secara keliru memahami perintah atau membuat kesalahan karena kelalaian. Perubahan yang bersifat sementara atau permanen dalam personel sistem dan prosedur dapat pula mengakibatkan gangguan. 3. Kolusi. Tindakan bersama secara individu untuk tujuan kejahatan disebut dengan kolusi. Kolusi dapat mengakibatkan bobolnya pengendalian internal yang dibangun untuk melindungi kekayaan entitas dan tidak terungkapnya ketidakberesan atau tidak terdeteksinya kecurangan oleh struktur pengendalian internal yang dirancang. 4. Pengabaian oleh manajemen. Manajemen dapat mengabaikan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan untuk tujuan yang tidak sah seperti keuntungan pribadi manajer, penyajian kondisi keuangan yang berlebihan, atau kepatuhan semu. Contohnya adalah manajemen melaporkan laba yang lebih tinggi dari jumlah yang sebenarnya untuk mendapatkan bonus lebih tinggi bagi dirinya atau menutupi ketidakpatuhannya terhadap peraturan perundangan yang berlaku. 5. Biaya lawan manfaat.
Page 35 of 40
Biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan struktur pengendalian internal tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian internal tersebut. Karena pengukuran secara tepat baik biaya maupun manfaat biasanya tidak
meungkin
dilakukan,
manajemen
harus
memikirkan
dan
mempertimbangkan secara kuantitatif dan kualitatif dalam mengevaluasi biaya dan manfaat suatu struktur pengendalian internal. 2.5
Rerangka Pemikiran Tujuan utama perusahaan didirikan adalah mendapatkan keuntungan dan
mempertahankan usahanya dalam persaingan. Dalam mencapai tujuan tersebut perusahaan membutuhkan kinerja pimpinan yang optimal dan manajemen yang tangguh dalam melakukan tanggung jawabnya mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap orang-orang yang dipimpinnya. Dari hal tersebut maka dibutuhkan sebuah pengendalian yang memadai dalam mengelola sebuah perusahaan. Fungsi pengendalian adalah berupa pertimbangan dan saran yang bermafaat sebagai tolak ukur untuk perencanaan berikutnya. Dengan kata lain pengendalian diharapkan dapat mengurangi penyimpangan-penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan semula. Tujuan pokok pengendalian internal perusahaan menurut Mulyadi (2004:68) adalah: “Menjaga kekayaan, catatan organisasi, menguji ketelitian, dan kehandalan data akuntansi, mendorong efisiensi, serta mendorong ditaatinya kebijakan manajemen.” Semakin pentingnya audit internal sebagai faktor untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi sehingga menyebabkan untuk melakukan penelitian secara sistematis untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja audit internal.
Page 36 of 40
Fungsi danperan audit internal dalam perusahaan sangat penting dan semakin dibutuhkan, sejalan dengan kompleknya tingkat aktivitas perusahaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Mulyadi (2002:202) mengenai pentingnya fungsi dan peranan audit internal dalam suatu perusahaan, adalah sebagai berikut: “Fungsi audit intern hanya terdapat dalam perusahaan yang relatif
besar. Dalam perusahaan ini, pimpinan perusahaan membentuk banyak departemen, bagian, seksi atau satuan organisasi yang lain dan mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada kepala-kepala unit organisasi tersebut. Pendelegasian wewenang kepada sejumlah unit organisasi inilah yang mendorong dibentuknya fungsi audit intern. Tugas fungsi audit intern adalah menyelidiki dan menilai pengendalian intern dan efisiensi pelaksanaan fungsi berbagai unit organisasi. Dengan demikian, fungsi audit intern merupakan bentuk pengendalian yang fungsinya adalah untuk mengukur dan menilai efektivitas unsur-unsur pengendalian intern lain.” Definisi audit internal menurut Mulyadi (2002:211) adalah : “Audit internal merupakan kegiatan penilaian yang bebas yang terdapat dalam organisasi yang dilakukan dengan cara memeriksa akuntansi keuangan dan kegiatan lain untuk memberikan jasanya kepada manajemen”. Kegiatan audit internal menguji, menilai efektivitas dan kecukupan sistem pengendalian intern yang ada di dalam organisasi. Tanpa fungsi audit internal, dewan direksi dan atau pimpinan unit tidak memiliki sumber informasi internal yang bebas mengenai kinerja organisasi, mengingat pengertian audit internal merupakan suatu fungsi penilaian yang independen atas aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan dalam suatu organisasi. Pengertian pengendalian internal menurut Arens et.al. (2008:290) adalah sebagai berikut : “Internal control is a process, effected by an entity’s board of directors, management, and other personnel, designed to provide reasonable, assurance regarding the achievement of objectives in the following categories: (1) reliability of financial reporting; (2) effectiveness and efficiency of operations; and (3) compliance with applicable laws and regulations.”
Page 37 of 40
Pernyataan diatas menyatakan bahwa pengendalian intern merupakan proses yang dilaksanakan oleh dewan komisaris, manajemen, dan pimpinan yang berada dibawah mereka untuk memberikan kepastian yang layak bahwa tujuan pengendalian tercapai, yaitu : (1) keandalan laporan keuangan; (2) efektivitas dan efisiensi operasi; dan (3) ketaatan terhadap hukum dan peraturan. Pengertian tersebut menjelaskan bahwa untuk mengawasi kegiatan dalam perusahaan perlu adanya suatu sistem pengendalian yang disebut dengan pengendalian intern. Suatu pengendalian internal yang baik dan memadai perlu adanya unsurunsur yang berhubungan secara langsung dengan tujuan pengendalian. Unsurunsur ini merupakan cara perusahaan untuk mencapai tujuannya. Unsur-unsur pengendalian internal itu sendiri yaitu meliputi : 1. Pengendalian Lingkungan (Control Environment) 2. Penaksiran Resiko (Risk Assesment) 3. Pengendalian aktivitas (Control Activities) 4. Informasi dan komunikasi (Information and Communication) 5. Pemantauan (Monitoring) Pengendalian intern yang memadai akan memudahkan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Penerapan pengendalian yang memadai yaitu dengan adanya kebijakan dan prosedur diharapkan dapat membantu melancarkan seluruh aktivitas perusahaan termasuk pembelian bahan baku. Namun apabila kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan tidak dilaksanakan dengan baik maka pengendalian internal yang bagaimanapun baiknya akan mengalami kegagalan.
Page 38 of 40
Tujuan pengendalian intern itu dapat tercapai bila elemen dalam pengendalian itu sendiri benar-benar dilaksanakan dan agar pengendalian itu sendiri berjalan secara efektif, diperlukan suatu bagian tersendiri dalam perusahaan yang kedudukannya independen terhadap kegiatan-kegiatan lainnya yang ada dalam organisasi rumah sakit untuk mengawasi dan menilai keefektifan pengendalian internal. Bagian ini disebut bagian audit internal. Manajemen
memerlukan
alat
pengendalian
yang
nantinya
akan
memberikan keyakinan baik bagi pihak intern perusahaan maupun pihak ekstern perusahaan, bahwa apa yang dijalankan dan dilaporkan dapat dicapai, dapat menyediakan bahan baku sesuai dengan yang dibutuhkan oleh perusahaan, serta dapat terus-menerus memonitor bahwa kebijaksanaan yang telah ditetapkan perusahaan telah dijalankan sebagaimana mestinya. Dari kerangka pemikiran diatas, maka penulis menyususn sebuah pemikiran yang jelas seperti gambar berikut ini: Bagan Rerangka Pemikiran Effektivitas Audit Internal: Independensi Kemampuan Profesional Lingkup Pekerjaan Pelaksanaan Kegiatan Audit Tindak Lanjut Audit Internal
Pengendalian Internal: Lingkungan Pengendalian Perkiraan Resiko Aktivitas Pengendalian Informasi dan Komunikasi Pemantauan
Sumber: Chain (2007) dan Arens and Lobbecke, 2003, Auditing Pendekatan Terpadu Hesalonika Fransisisca, 2011, Analisis Effektivitas Audit Internal.
Page 39 of 40
2.5
Penelitian Terdahulu Penelitian ini diperoleh setelah mendapatkan rujukan dari beberapa
penelitian terdahulu, berikut ini sebuah review singkat dari penelitian-penelitian terdahulu dengan menghadirkan nama penulis, cakupan dan output dasar dari penelitiannya: Penulis Albercht et al. (1988)
Cakupan Effektivitas Internal
Asairy (1993)
Effektivitas Audit Internal di Bursa Saham Saudi Arabia
Dittenhoffer (2001)
Penilaian dari effektivitas audit internal
Papastathis (2006)
Kesuksesan Internal
Ihsan Kusumah (2008)
Peranan Audit Internal dalam mencegah fraud
Iriyadi (2008)
Peranan
audit
Audit
Audit
internal
Hasil dari penelitian Ada empat area bahwa Direktur Audit Internal dapat meningkatkan effektivitas dari audit internal yang berada di perusahaan Pendidikan, pelatihan, pengalaman dan profesionalitas auditor internal yang dapat mempengaruhi effektivitas dari audit internal. Hasil pemeriksaan merupakan suatu alat untuk menilai effektivitas audit internal suatu perusahaan Aktivitas, spesialisasi dari personel dan efek dari administrasi yang baik yang akan mempengaruhi kesuksesasn dari audit internal Audit internal mempunyai manfaat dalam pencegahan froud dengan meninjau dan melakukan tindak lanjut audit untuk memastikan apakah tindakan perbaikan telah dilakukan oleh manajemen. Peranan audit internal
Page 40 of 40
Ellokizza (2010)
Akmal (2010)
dalam menunjang berpengaruh signifikan effektivitas sistem terhadap pengendalian pengendalian internal internal penggajian penggajian pada PT dengan dibuktikan Organ Jaya melalui evaluasi pengawasan internal pada divisi pembagian umum. Peranan audit internal Pelaksanaan audit dalam menunjang internal atas kredit effektivitas pengendalian investasi pada PT Bank internal kredit investasi Mandiri (Persero) Tbk. pada PT Bank X Kantor cabang surabaya telah memadai sehingga dapat mendorong tercapainya pengendalian internal perusahaan yang effektif. Pengaruh audit internal Audit internal terhadap effektivitas mempunyai pengaruh pengendalian intern biaya yang tinggi terhadap produksi pada PT effektivitas pengendalian Dirgantara (Persero) intern biaya produksi pada PT Dirgantara (Persero).