BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Transformator Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat
memindahkan energi listrik atau memindahkan dan mengubah energi listrik bolak balik dari satu level ke level tegangan yang lain melalui kinerja satu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat dari besi berlapis, dan dua buah kumparan yaitu kumparan primer dan kumparan skunder. Kedua kumparan ini tidak terhubung secara langsung. Satu-satunya hubungan antara kedua kumparan adalah fluks magnetic bersama yang terdapat dalam inti. Salah satu dari kedua kumparan transformator tadi dihubungkan ke sumber daya listrik bolak-balik dan kumparan kedua (serta ketiga jika ada) akan mensuplai daya ke beban. Kumparan transformator yang terhubung ke sumber daya dinamakan kumparan primer sedangkan yang terhubung ke beban dinamakan kumparan skunder, jika terdapat kumparan ketiga dinamakan kumparan tersier.
7 http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
Transformator digunakan secara luas baik dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomus untuk tiap-tiap keperluan misalnya, kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya jarak jaruh. Penggunaan transformator yang sangat sederhana dan andal merupakan salah satu alasan penting dalam pemakaiannya dalam penyeluran tenaga listrik arus bolak-balik, karena arus bolak-balik sangat banyak dipergunakan untuk pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik. Pada penyaluran tenaga listrik terjadi kerugian sebesar I2R watt, kerugian ini akan banyak berkurang apabila tegangan dinaikkan. Dengan demikian saluransaluran tenaga listrik senantiasa mempergunakan tegangan tinggi.
2.1.1
Prinsip Kerja Transformator Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat mengubah dan
menyalurkan energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Transformator digunakan secara luas baik dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan misalnya, kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya jarak jauh. Transformator terdiri atas dua buah kumparan (primer dan skunder) yang bersifat induktif. Kedua kumparan ini terpisah secara elektrik namun berhubungan secara magnetis melalui jalur yang memiliki reluktansi (reluctance) rendah. Apabila kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik maka fluks
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
bolak balik akan muncul di dalam inti yang dilaminasi, karena kumparan tersebut membentuk jaringan tertutup maka mengalirlah arus primer. Akibar adanya fluks di kumparan primer maka di kumparan primer terjadi induksi sendiri (self induction) dan terjadi pula induksi di kumparan skunder karena pengaruh induksi dari kumparan primer atau disebut sebagai induksi bersama (mutual induction) yang menyebabkan timbulnya fluks magnet di kumparan skunder, maka mengalirlah arus skunder jika rangkaian skunder dibebani, sehingga energi listrik dapat ditransfer keseluruhan (secara magnetisasi) ...........................................................................
Dimana :
(2.1)
e = gaya gerak listrik (ggl) [volt] N = jumlah lilitan = perubahan fluks magnet
2.1.2 Klasifikasi Transformator Dalam bidang tenaga listrik pemakaian transformator dikelompokkan menjadi : a. Transformator daya (> 500 kVA) b. Transformator distribusi (3-500 kVA) c. Transformator instrument, digunakan untuk pengukuran yang terdiri atas transformator arus dan transformator tegangan.
Berdasarkan jumlah fasanya transformator dibagi atas 2, yaitu :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
1. Transformator satu fasa 2. Transformator tiga fasa Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skunder transformator ada dua jenis, yaitu : 1.
Transformator Step Up Transformator yang mengubah tegangan bolak-balik rendah menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan skunder lebih banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).
Gambar 2.1. Lambang Transformator Step Up 2.
Transformator Step Down Transformator yang mengubah tegangan bolak-balik tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih banyak dari pada jumlah lilitan skunder (Np > Ns)
Gambar 2.2. Lambang Transformator Step Down Pada transformator besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh kumparan skunder adalah : 1.
Sebanding dengan banyaknya lilitan skunder (Vs ~ Ns)
2.
Sebanding dengan besarnya tegangan primer (Vs ~ Vp)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
3.
Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer (Vs ~ 1/Np)
Sehingga dapat dituliskan : ..................................................................
(2.2)
2.1.3 Kerja Pararel Dua buah transformator dikatakan bekerja secara pararel apabila kedua sisinya (primer dan skunder) dihubungkan untuk melayani beban. Kebutuhan pararel disebabkan oleh : a. Pertumbuhan beban b. Meningkatkan keandalan pelayanan c. Batasan transportasi d. Batasan memproduksi
Gambar 2.3. Kerja Pararel Transformator Adapun syarat untuk kerja pararel adalah : 1.
Perbandingan tegangan yang dipararelkan harus sama Jika perbandingan tegangan tidak sama, maka tegangan induksi pada kumparan skunder masing-masing transformator tidak sama, perbedaan tegangan ini akan menyebabkan terjadinya arus sirkulasi Is pada
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
kumparan skunder ketika transformator dibebani dimana arus sirkulasi ini akan mengakibatkan panas pada kumparan skunder tersebut, besarnya arus sirkulasi adalah : ..................................................................
(2.3)
Gambar 2.4. Arus Sirkulasi pada Saat Trafo Dibebani 2.
Polaritas tegangan harus sama Jika hal ini tidak dipenuhi, akan terjadi panas pada trafo yang mempunyai polaritas yang searah dengan arus beban
3.
Tegangan impedansi pada keadaan beban penuh harus sama
4.
Perbandingan reaktansi terhadap tahanan sebaiknya sama Apabila perbandingan tahanan dan reaktansi sama, maka kedua transformator tersebut bekerja pada faktor daya yang sama.
5.
Jumlah fasanya harus sama
6.
Khusus untuk transformator tiga fasa, maka kelompok vector group transformator harus sama. Jika vector groupnya tidak sama, maka selisih antara vektor group transformator pertama dengan vektor group transformator kedua sebesar 120˚.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
2.1.4 Arus Hubung Singkat pada Transformator Untuk menentukan besarnya arus hubung singkat (short sircuit current) pada sebuah transformator, terlebih dahulu kita harus mengetahui besarnya tegangan terminal pada saat short circuit tersebut timbul (Usc %). ........................................................
Dimana :
(2.4)
Isc = arus hubung singkat (ampere) kVA = daya kompleks dalam satuan kilo Usc = tegangan terminal pada saat short circuit kV = tegangan phasa to phasa dalam satuan kilo
2.2
Sistem Transfer Transformator Unit 1-4 PLTU Suralaya Sistem transfer adalah sistem yang mengatur transfer beban-beban pemakaian
sendiri dalam suatu unit pembangkit. Pada dasarnya ada dua jenis proses transfer, Live Transfer dan Dead Transfer.
2.2.1 Sistem Live Transfer Live Transfer merupakan proses dimana transfer beban dilakukan dengan cara memasukkan CB (circuit breaker) yang menghubungkan pemasok energi listrik baru terlebih dahulu, baru selanjutnya membuka CB yang menghubungkan antara pemasok energi listrik lama (yang ingin dilepas) tanpa melalukan pemadaman terhadap beban. Dengan begitu beban tidak pernah mengalami keadaan tanpa pemasok energi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
Gambar 2.5. Ilustrasi Auto Transfer Untuk melakukan proses Live Transfer, perlu diperhatikan kemampuan sinkronisasi dari dua trafo yang digunakan untuk memasok beban, dalam hal ini trafo T1 dan T2. Hal tersebut dikarenakan pada waktu proses transfer dilakukan, maka ada saat dimana kedua trafo tersebut sama-sama tersambung dengan beban. Pada gambar 2.5 diatas, T1 dan T2 tersambung secara pararel secara bersamaan dengan beban saat CB2 sudah menutup sedangkan CB1 belum membuka.
2.2.2 Sistem Dead Transfer Berlawanan dengan sistem Auto Transfer, pada sistem Manual Transfer, proses transfer dilakukan dengan terlebih dahulu memutus CB yang menghubungkan pemasok tenaga listrik lama dengan beban. Baru setelahnya menutup CB yang menghubungkan pemasok tenaga listrik yang baru. Jadi terdapat saat dimana beban mengalami keadaan tanpa pemasok energi. 2.3
Synchroncheck Relay
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
Relai Synchrocheck berfungsi untuk mengetahui kondisi sinkron antara 2 sisi yang diukur. Alat ini digunakan untuk menghubungkan 2 sistem (pararel) dengan Auto Reclose maupun dengan manual. Besaran yang dicheck oleh alat ini adalah perbedaan sudut fasa, perbedaan tegangan dan perbedaan frekuensi. Jika ketiga kondisi sinkron diatas sudah dicapai maka proses penutupan PMT (pararel) dapat dilakukan. Kaidah penyetelan (setting) untuk ketiga besaran diatas adalah : 1.
Setting sudut fasa Setting ini mencegah penutupan PMT jika perbedaan sudut antara dua sisi yang diukur masih melebihi setting ini, misalnya setting sudut fasa 10˚.
2.
Setting tegangan Untuk mencegah penutupan PMT jika kedua sisi tegangan lebih kecil dari setting tegangan, misalnya setting 80% Vn berarti penutupan akan diblok jika tegangan dibawah 80% tegangan nominal sistem.
3.
Setting frekuensi Setting ini menunjukan hubungan antara setting waktu dengan setting sudut fasa terhadap perbedaan frekuensi dalam selang sudut fasa tersebut. Sebelum adanya synchroncheck relay alat yang digunakan adalah
Synchronizing box. Synchronizing box yang terdiri dari double voltmeter, double frekuensi dan syncronoscope. Sesuai dengan syarat sinkron yang pertama, double voltmeter berfungsi sebagai metering yang menunjukkan nilai masing-masing kedua tegangan yang akan disinkron.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
Double frekuensi berfungsi sebagai metering yang menunjukan nilai masingmasing frekuensi yang akan disinkron. Synchronoscope berfungsi sebagai penunjuk selisih beda fasa, pada saat jarum jam telah menunjukkan kedudukan vertikal, berarti beda fasa generator dan jala-jala telah nol, atau selisih fasa telah nol. Ketika semua metering pada synchronizing box sudah memenuhi syarat sinkron maka operator akan menekan tombol perintah close untuk pemutus tenaga/ PMT/ Circuit Breaker. Setelah adanya Synchroncheck Relay yang dapat memerintahkan close untuk PMT secara otomatis, penggunaan Synchronizing box hanya dijadikan back up jika Synchroncheck Relay mengalami kendala/gangguan. Penggunaan Synchroncheck Relay sangatlah penting dengan tujuan mengurangi kesalahan pada saat proses sinkron. Keuntungan menggunakan Synchrocheck Relay diantaranya ialah : 1.
Penunjukkan parameter-parameter selisih tegangan, selisih frekuensi, dan selisih sudut fasa sudah digital jadi mengurangi kesalahan pembacaan (kadang terjadi kesalahan paralaks pada pembacaan metering analog).
2.
Lebih cepat untuk memerintahkan close untuk PMT (jika menggunakan Synchronizing Box perintah close untuk PMT, harus menekan tombol perintah oleh operator, kecepatan operator menekan tombol perintah close lebih cepat jika menggunakan Synchroncheck Relay).
3.
Lebih mudah bagi operator dalam pengoperasiannya.
2.3.1 Synchrocheck Relay Type SCM21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
Synchrocheck Relay Type SCM21 merupakan salah satu jenis relay sinkron keluaran dari Microelectrica Scientifica Milano Italy. Relay ini merupakan multifunction microprocessor yang bertugas sebagai penentu apakah sinkronisasi dan pemindahan beban dapat dilaksanakan dengan mempertimbangkan besaranbesaran pada masing-masing Incoming Feeder sebagai syarat sinkronisasi. Adapun beberapa kegunaan dari Relay Type SCM 21 ini, diantaranya ialah : • Mengontrol satu atau dua buah common bus yang terpisah. • Memeriksa perpindahan tegangan, frekuensi dan sudut fasa • Pemrograman untuk pengoperasian Dead Bus maupun Dead Line • Fungsi tambahan untuk over/under voltage dan over/under frekuency • Memantau secara terus menerus dengan built-in autodiagnostic • Komunikasi interface secara serial • Lokal display untuk pengukuran, setting, maupun rekaman dan counter pengoperasian • Program dapat disetting dari lokal maupun remotisasi, mode pengoperasian dan menggunakan konfigurasi dari keluaran relay-relay.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
Gambar 2.6. Multifunction Microprocessor Synchrocheck Relay Type SCM21
2.4
PLC (Programmable Logic Controller) Sebuah PLC (Programmable Logic Controller) adalah sebuah alat yang
digunakan untuk menggantukan rangkaian sederetan relay yang dijumpai pada sistem kontrol proses konvensional. PLC bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui sensor-sensor terkait), kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai yang dibutuhkan, yang berupa menghidupkan atau mematikan keluarannya (logika 0 atau 1, hidup atau mati). Pengguna membuat program (yang umumnya dinamakan diagram tangga atau ladder diagram) yang kemudian harus dijalankan oleh PLC yang bersangkutan. Dengan kata lain, PLC menentukan aksi apa yang harus dilakukan pada instrument keluaran berkaitan dengan status suatu ukuran atau besaran yang diamati.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
PLC banyak digunakan pada aplikasi-aplikasi industri, misalnya pada proses pengepakan, penanganan bahan, perakitan, otomatis dan sebagainya. Dengan kata lain, hampir semua aplikasi yang memerlukan kontrol listrik atau elektronik membutuhkan PLC. Guna memperjelas contoh penggunaan PLC ini, misalnya diinginkan saat suatu saklar ON, akan digunakan untuk menghidupkan sebuah selenoida selama 5 detik, tidak peduli berapa lama saklar tersebut ON. Kita bisa melalukan hal ini dengan menggunakan pewaktu atau timer. Tetapi bagaimana jika dibuthkan 10 saklar dan 10 selenoida, maka kita akan membutuhkan 10 pewaktu. Kemudian bagaimana juka kemudian dibuthkan informasi berapa kali masing-masing saklar dalam kondisi ON, tentu saja akan membuthkan pencacah eksternal. Demikian seterusnya, makin lama makin kompleks. Dengan demikian, semakin kompleks proses yang harus ditangani, semakin penting penggunaan PLC untuk mempermudah proses-proses tersebut (dan sekaligus menggantikan beberapa alat yang diperlukan). Selain itu sistem control proses konvensional memiliki beberapa kelemahan, antara lain: •
Perlu kerja keras saat dilakukan pengkabelan
•
Kesulitan saat dilakukan penggantian dan/atau perubahan
•
Kesulitan saat dilakukan pelacakan kesalahan
•
Saat terjadi masalah, waktu tunggu tidak menentu dan biasanya lama.
Sedangkan penggunaan kontroler PLC memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan sistem kontrol konvensional, antara lain :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
•
Dibandingkan dengan sistem kontrol proses konvensional, jumlah kabel yang dibutuhkan bisa berkurang hingga 80%
•
PLC mengkonsumsi daya lebih rendah dibandingkan sistem kontrol konvensional (berbasis relay)
•
Fungsi diagnostik pada sebuah kontroler PLC membolehkan pendeteksian kesalahan yang mudah dan cepat
•
Perubahan pada urutan operasional atau proses atau aplikasi dapat dilakukan dengan mudah. Hanya dengan melakukan perubahan atau penggantian program, baik melalui terminal konsol maupun komputer PC.
•
Tidak membutuhkan spare part yang banyak
•
Lebih mudah dibandingkan dengan sistem konvensional, khususnya dalam kasus penggunaan instrument I/O yang cukup banyak dan fungsi operasional prosesnya cukup kompleks.
•
Ketahanan PLC jauh lebih baik dibandingkan dengan relay auto-mekanik.
2.4.1 PLC Modicon M340 Modicon M340 merupakan seri PLC keluaran Schneider Electric. Telemecanique merek Unity Pro XL V4.0 merupakan software yang digunakan Modicon untuk pemrograman pengendaliannya. Sebagai paket software tunggal , memungkinkan pengembangan aplikasi lengkap , termasuk update secara online dan simulasi penuh dengan fungsi debug komprehensif tentang pemrograman Modicon Quantum, Premium, dan pengendali M340 . Perangkat lunak baru ini memungkinkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
upgrade sederhana dari paket Unity kecil untuk penawaran lebih besar atau lisensi pengguna lebih .
2.4.2 Software Unity Pro XL Software Unity Pro Xl adalah software yang berfungsi sebagai media untuk membuat program ladder dan strucutr text PLC. Setelah dirancang sebuah program ladder dan structure text maka kemudian software akan didownload pada memori PLC. Tampilan ladder diagram Unity Pro XL dapat dilihat pada gambar
Gambar 2.7. Ladder Diagram Unity Pro XL V.4.0 Unity Pro XL dapat digunakan untuk membuat program dengan 5 bahasa pemrograman (standar IEC) yaitu : a. FBD (Function Block Diagram) b. LD (Ladder Diagram) c. SFC (Sequential Function Chart), hanya terdapat untuk MASK task
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
d. IL (Instruction List) e. ST (structured Text)
2.5
Gerbang Logika Dasar Gerbang logika merupakan dasar pembentukan system digital. Gerbang
logika beroperasi dengan bilangan biner, sehingga disebut juga gerbang logika biner. Tegangan yang digunakan dalam gerbang logika adalah tinggi atau rendah. Tegangan tinggi berarti 1, sedangkan tegangan rendah berarti 0.
2.5.1
Gerbang AND Gerbang AND digunakan untuk menghasilkan logika 1 jika semua masukan
mempunyai logika 1, jika tidak maka akan dihasilkan logika 0.
Gambar 2.8. Gerbang Logika AND Tabel 2.1. Tabel Kebenaran AND
Masukan
Keluaran
A
B
Y
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
Pernyataan Boolean untuk Gerbang AND A . B = Y (A and B sama dengan Y)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
2.5.2
Gerbang NAND (Not AND) Gerbang NAND akan mempunyai keluaran 0 bila semua masukan pada
logika 1. Sebaliknya jika ada sebuah logika 0 pada sembarang masukan pada gerbang NAND, maka keluaran akan bernilai 1.
Gambar 2.9. Gerbang Logika NAND Tabel 2.2. Tabel Kebenaran NAND
Masukan
2.5.3
Keluaran
A
B
Y
0
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
Gerbang OR Gerbang OR akan memberikan keluaran 1 jika salah satu dari masukannya
pada keadaan 1. Jika diinginkan keluaran bernilai 0, maka semua masukan harus dalam keadaan 0.
Gambar 2.10. Gerbang Logika OR Tebel 2.3. Tabel Kebenaran OR
Masukan A
B
Keluaran Y
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
2.5.4
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
Gerbang NOR Gerbang NOR akan memberikan keluaran 0 jika salah satu dari masukkannya
pada keadaan 1. Jika diinginkan keluaran bernilai 1, maka semua masukannya harus dalam keadaan 0.
Gambar 2.11. Gerbang Logika NOR Tabel 2.4. Tabel Kebenaran NOR
Masukan
2.5.5
Keluaran
A
B
Y
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
Gerbang XOR Gerbang XOR (dari kata exclusive OR) akan memberikan keluaran 1 jika
masukan-masukannya mempunyai keadaan yang berbeda.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
Gambar 2.12. Gerbang Logika XOR Tabel 2.5. Tabel Kebenaran XOR
Masukan
2.5.6
Keluaran
A
B
Y
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
Gerbang NOT Gerbang NOT merupakan gerbang satu masukan yang berfungsi sebagai
pembalik (inverter). Tabel 2.6. Tabel Kebenaran NOT
2.6
Masukan
Keluaran
A
Y
0
0
0
1
LabView Dalam aplikasi kontrol di industri kebutuhan untuk sebuah program simulasi
sangatlah penting. Simulasi tersebut dapat dipergunakan untuk melakukan percobaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
tanpa mengganggu proses kontrol yang sebenarnya. Salah satu program aplikasi yang
cukup
terkenal
adalah
Labview.
LabVIEW (Laboratory
Virtual
Instrumentation Engineering Workbench) adalah perangkat lunak komputer untuk pemrosesan dan visualisasi data dalam bidang akuisisi data, kendali instrumentasi serta automasi industri yang pertama kali dikembangkan oleh perusahaan National Instruments pada tahun 1986. Program ini banyak dipergunakan pada industri saat ini dengan berbagai aplikasi. Perangkat lunak ini dapat dijalankan pada sistem operasi Linux, Unix, Mac OS X dan Windows. LabVIEW
merupakan bahasa pemrograman dengan performansi dan
fleksibilitas seperti bahas pemrograman yang lain yaitu C++, Fortran, Basic, dan lainlain. Secara umum, bahasa pemrograman menggunakan kode sebagai aplikasinya sehingga aplikasinya sehingga tidak perlu memperhaTikan syntax (koma, periode, TiTik koma, tanda kurung kotak, tanda kurung kurawal, tanda kurung lengkung). LabVIEW menggunakan icon yang dihubungkan bersama untuk mempresentasikan fungsinya dan menjelaskan aliran data dalam program. Hal ini sejenis dengan membangun flowchart kode sesuai dengan yang diinginkan. Program LabVIEW biasa disebut Virtual Instruments (VI). VI dibangun oleh dua windows yaitu panel muka (front panel) dan block diagram. Front Panel menyediakan interface untuk pengguna yang akan mensimulasikan panel untuk instrumen seperti knop, tombol, dan saklar. Masukan pada front panel disebut kontrol. Keluaran yang terdiri dari grafik, LEDs, dan meter disebut indikator. Diagram merupakan source code yang dibuat dan berfungsi sebagai instruksi untuk front panel.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
2.6.1 Front Panel Bagian depan dari simulasi yang memungkinkan pengguna dapat berinteraksi langsung dengan program. Front panel digunakan untuk berinteraksi langsung dengan penggunanya ketika program sedang berjalan. Fungsi Front Panel dalam system control yang dibuat di VI adalah melalui Front Panel dapat mengubah besarnya set point, mengatur nilai alarm, ON/OFF switch, ataupun menjalankan atau menghentikan program. Indikator seperti suhu, tekanan ataupun level dinyatakan sebagai variable yang akan dikontrol, yang banyak menyimpan data, program ataupun informasi lainnya Setiap Front Panel Control atau Indicator terhubung dengan terminal pada Blok Diagram. Ketika VI dijalankan, nilai dari variable yang dikontrol berubah sesuai dengan program yang telah dibuat di Block Diagram, dan hasilnya akan dipergunakan untuk Blok Diagram yang lain atau hanya sebagai indicator yang ditampilkan pada Front Panel.
Gambar 2.13. Tampilan Front Panel LabVIEW
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
Front Panel dipergunakan sebagai Interface antara VI dengan penggunanya. Di Front Panel dibuat beberapa control dan indicator yang mana masing-masing dari input atau output yang dihasilkan terhubung dengan Blok Diagram yang telah dibuat. Control dapat berupa push button, knob, dan berbagai macam input yang lain. Indikatornya dapat berupa grafik, lampu LED dll. Control akan mensimulasikan input dan data yang diperoleh akan diolah pada Blok Diagram di VI, hasilnya akan ditampilkan pada indikator yang telah dibuat dalam Front Panel.
2.6.2 Block Diagram Adalah bagian dari VI tempat pembuatan function block yang mengontrol jalannya program. Block Diagram terdiri dari bahasa pemrograman yang berbasis grafik. Objek yang ada pada Front Panel tampak sebagai terminal pada Block Diagram. Selain itu Block Diagram juga terdiri dari Function Blok yang dibuat sesuai dengan template yang ada pada VI. Wire akan menghubungkan masingmasing node pada Block Diagram, termasuk terminal pada control dan indikator serta Function blok.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
Gambar 2.14. Tampilan Block Diagram LabVIEW 1. Icon/Connector – Connector digunakan untuk menghubungkan antar function block.
Gambar 2.15. Tampilan Control and Function Palettes LabVIEW Control Pallet digunakan sebagai kontrol dan indikator yang ada pada Front Panel. Control Pallet hanya terdapat pada Front Panel. Untuk mengakses Control Pallet dapat melalui Window>> Show Control Pallet atau klik kanan pada jendela Front Panel untuk membuka Control Pallet, untuk menggunakan fungsi-fungsi yang ada pada Control Pallet dapat dilakukan dengan men-drag fungsi yang ada di Control Pallet ke dalam jendela Front Panel. Function Pallet digunakan untuk membuat Block Diagram. Function Pallet hanya terdapat pada jendela Block Diagram. Klik pada tab Windows>> Show FuncTion Pallet, atau klik kanan pada jendela Blok Diagram untuk membuka Function Pallet, untuk menggunakan fungsi-fungsi yang ada pada Function Pallet dapat dilakukan dengan men-drag fungsi yang ada di Function Pallet ke dalam jendela Blok Diagram.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
Gambar 2.16. Tampilan Tools Pallete LabVIEW Tools Palete berisi semua peralatan yang digunakan untuk mengganti data, mengganTi switch memindahkan function blok ataupun menghubungkan antara satu function blok dengan function blok lain. Apabila Automatisasi Tools Selection diaktifkan, dan cursor dipindahkan dari satu objek ke objek yang lain pada jendela Front Panel atau Blok Diagram, maka secara otomaTis LabVIEW akan memilih tools yang sesuai dari Tools Palette. Untuk mengakTifkan Automatisasi Tools Selection dengan cara klik Automatic Tools SelecTion pada jendela Tools Palette.
2.6.3
Data Akusisi dengan LabVIEW (DAQ) Akuisisi data merupakan proses pengalihan data dengan mengkondisikan
sinyal masukan data menjadi sinyal digital yang dapat diterima oleh PC atau media elektonik lainnya dimana pada proses akuisisi data terjadi proses mengambil,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
mengumpulkan dan menyiapkan data, hingga memprosesnya untuk menghasilkan data yang dikehendaki. Opsi berikut ini adalah pilihan untuk sistem DAQ: •
Perangkat DAQ berada dalam komputer sehingga dapat memplug perangkat ke slot PCI dari sebuah komputer desktop atau slot PCMCIA dari sebuah komputer laptop untuk sebuah sistem DAQ measurement portable.
•
Perangkat DAQ adalah perangkat luar dan terhubung ke komputer melalui port yang tersedia, seperti: port serial dan port Ethernet, berarti dapat dengan cepat dan mudah menempatkan node-node pengukuran dengan sensor-sensor. Komputer menerima data mentah melalui perangkat DAQ. Data mentah
tersebut dapat dimanipulasi oleh aplikasi LabVIEW dalam bentuk yang mudah dipahami. Software ini mengontrol sistem DAQ dengan perintah perangkat DAQ dan menerima data dari channel-channelnya. Software DAQ terdiri dari driver dan software aplikasi. Driver terletak pada Tipe perangkat dan terdiri dari sekumpulan perintah yang dapat diterima perangkat tersebut. Software aplikasi, seperti LabVIEW mengirim perintah-perintah driver serta menampilkan dan menganalisa data yang didapat. Perangkat pengukuran NI terdiri dari software driver NI-DAQ, sekumpulan VI yang digunakan untuk konfigurasi, data yang didapat dari, dan mengirim data ke perangkat-perangkat pengukuran.
http://digilib.mercubuana.ac.id/