9
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Manajemen strategis Manajemen strategis adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat memungkinkan suatu perusahaan mencapat sasarannya. Manajemen Strategi merupakan perencanaan strategi yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh dan ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu barang dan/atau jasa yang berkualitas. Berikut merupakan 10 formulasi Manajemen Strategi antara lain : 1. Menjadi objektif. 2. Membuat sederhana dan terfokus. 3. Fokus pada pasar yang menguntungkan. 4. Mengembangkan rencana pemasaran 5. Memanajemen tenaga kerja secara efektif. 6. Membuat catatan keuangan yang jelas. 7. Tidak pernah menghambur-hamburkan kas. 8. Menghindari perangkap yang berulang-ulang. 9. Mengerti seluruh fase bisnis. 10. Merencanakan ke depan.
9
10
Kenyataan menjadi market leader sesuai dengan misi PT. VOITH PAPER tidaklah selalu mudah, apalagi era perdagangan global dan perkembangan informasi dan teknologi menjadi tantangan tersendiri dengan banyaknya pesaing. Perencanaan dan implementasi strategi yang menjadikan kebijakan manajemen untuk dapat lebih unggul dalam bersaing dengan meningkatkan pendapatan dan volume penjualan dilakukan dengan melakukan orientasi stratejik.
2.2 Pengertian Produk Selnes (1993) mendefinisikan konsep produk yang berkaitan dengan reputasi produk sebagai persepsi dari kualitas barang atau jasa yang berhubungan dengan nama produknya. Dalam konteks yang lebih luas, reputasi produk seringkali dikaitkan dengan image. Kepuasan pelanggan dan loyalitas. Menurut Heide dan John (1992) kualitas produk merupakan norma (norms) antara dua pihak yaitu penjual dan pembeli sehingga kemampuan untuk memberikan produk dengan kualitas yang diharapkan akan mempengaruhi kepuasan pengguna produk. Sedangan konsep Kennedy, et al (2001) menyatakan bahwa kualitas produk berhubungan dengan kepercayaan terhadap tenaga penjual dan perusahaan. Dari kaca mata pemasaran jasa, produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai kepada konsumen (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006). Yang perlu diperhatikan dalam produk adalah konsumen tidak hanya membeli fisik dari produk itu saja tetapi membeli manfaat dan nilai dari produk tersebut yang disebut "the offer". Terutama pada produk
11
jasa service yang kita kenal tidak menimbulkan beralihnya kepemilikan dari penyedia jasa kepada konsumen. Yang dimaksud dalam pembahasan produk jasa di sini adalah total produk. Total produk terdiri atas: •
Produk inti (core product), merupakan fungsi inti dari produk tersebut.
•
Produk yang diharapkan (cxpected product).
•
Produk tambahan (augmented product)
•
Produk potensial (potential product) Tiga unsur selain core product di atas merupakan unsur yang potensial
untuk jadi nilai tambah bagi konsumcn sehingga produk tersebut berbeda dengan produk yang lain. Pemasar harus dapat mengembangkan nilai tambah dari produknya selain keistimewaan dasarnya, supaya dapat dibedakan dan bersaing dengan produk lain, dengan kata lain memiliki citra sendiri.
2.3 Pengertian harga pokok produksi Harga Pokok Produksi, Ada 3 (tiga) hal yang membedakan HPP (COGS) manufaktur dengan bentuk-bentuk usaha lainnya, antara lain: •
Adanya “Bahan Baku” (Raw Material) yang di dalamnya termasuk juga bahan penolong atau bahan pembantu/ bahan tambah.
•
Adanya “Barang Dalam Proses” (Work In Process).
•
Adanya "Tenaga Kerja Langsung" (Direct Labor) biasanya dapat dibebankan secara langsung dalam perhitungan.
•
Adanya Depreciation Cost atas penggunaan mesin dan peralatan produksi lainnya yang masuk dalam kelompok Overhead Cost/Indirect Cost.
12
Akumulasi dari ke-empat elemen cost tadi disebut dengan harga pokok produksi (Manufacturing Cost/Production Cost).
2.4 Pengertian Manajemen Logistik Manajemen logistik merupakan bagian dari proses supply chain yang berfungsi untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan keefisienan dan keefektifan penyimpanan dan aliran barang, pelayanan dan informasi terkait dari titik permulaan (point of origin) hingga titik konsumsi (point of consumption) dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan.
2.5 Pengertian Proses produksi Proses produksi yaitu suatu kegiatan perbaikan terus-menerus (continuos improvment), yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide-ide untuk menghasilkan suatu produk, pengembangan produk, proses produksi, sampai distribusi kepada konsumen (V. Gaspersz, 2004). Proses produksi terdiri dari dua kata, yaitu proses dan produksi yang memiliki makna yang berbeda.Proses adalah cara, metode, dan teknik bagaimana sumber-sumber (manusia, mesin, material dan uang) yang akan dirubah untuk memperoleh suatu hasil. Sedangkan produksi adalah kegiatan menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa. Jadi pengertian dari proses produksi adalah suatu cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber (manusia, mesin, material, dan uang) yang ada.
13
2.5.1 Pengertian Perancanaan produksi Perencanaan produksi (Production Planning) adalah salah satu dari berbagai macam bentuk perencanaan yaitu suatu kegiatan pendahuluan atas proses produksi yang akan dilaksanakan dalam usaha mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan. Perencanaan produksi sangat erat kaitannya dengan pengendalian persediaan sehingga sebagian besar perusahaan manufacture menempatkan fungsi perencanaan
dan
pengendalian
persediaan
dalam
satu
kesatuan.
Ditinjau dari bentuk industri, perencanaan produksi suatu perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya terdapat perbedaan. Banyak hal yang menyebabkan perbedaan tersebut, bahkan pada perusahaan yang sejenis. Tujuan produksi bagi perusahaan adalah barang dengan spesifikasi tertentu memenuhi permintaan pelanggan. Tujuan tersebut dituangkan dalam Order Confirmation/ OC yang dibuat oleh bagian penjualan. Dengan demikian dapat disimpulkan tujuan produksi sepenuhnya dirumuskan oleh sales department, berdasarkan order yang telah diterima. Karena tujuan produksi dirumuskan berdasarkan order yang telah diterima maka dalam fungsi perencanan produksi pengaruh forecasting pada sistem perencanaan produksi dapat dikatakan tidak signifikan. Untuk mencapai tujuan, khususnya dalam perencanaan produksi dan pengendalian persediaan perusahaan perlu menyediakan fasilitas komunikasi dan sistem informasi yang mendukung sistem pengolahan data terdistribusi. Program aplikasi database management system yang terintegrasi dengan sistem lainnya di
14
lingkungan perusahaan sehinngga bagian perencanaan produksi dan pengendalian persediaan memiliki sarana yang cukup handal yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dalam waktu yang relatif singkat. Bagian perencanaan dengan mudah dapat mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam menyusun perencanaan produksi. Definisi lain dari perencanaan dan pengendalian produksi diterjemahkan dari istilah Production Planning and Control mcrupakan aktivitas manajemen produksi atau industri yang bertujuan untuk merencanakan (plan) dan mengendalikan (control) aliran material (khususnya bahan baku) yang masuk, melalui berbagai tahapan proses, kemudian keluar dari pabrik, seperti digambarkan dalam bagan berikut ini. (Wignjosoebroto, 1995:335)
Gambar 2.1 Bagan Perencanaan dan Pengendalian Produksi Dari perencanaan proses produksi menurut bagan di atas maka dapat dijadikan
referensi
untuk
menentukan
standar
mcndapatkan informasi yang aktual di lapangan.
proses
produksi
untuk
15
Perencanaan proses mempunyai kaitan yang erat dengan perencanaan produk, dalam suatu sistem produksi. Selain perencanaan produk juga harus merencanakan proses untuk membuat produk tcrscbut. Perencanaan produksi adalah suatu aktivitas untuk menetapkan apa yang harus diproduksi, berapa banyak produksi, kapan diproduksi dan sumber-sumber apa yang dibutuhkan dalam produksi. Pada PT. VOITH PAPER perencanaan proses juga meliputi perencanaan jumlah mesin yang digunakan dan jumlah bahan baku yang diperlukan untuk membuat suatu produk. Fungsi yang terlibat dalam masalah perencanaan produksi diantaranya : 1. Menyiapkan rencana produksi. 2. Menjadwalkan penyelesaian produk spesifik 3. Merencanakan produksi, pembelian komponen dan bahan baku 4. Menjadwalkan urutan proses stasiun kerja atau mesin. Sedangkan tujuan utama perencanaan dan pengendalian produksi adalah : 1. Memaksimalkan pelayanan dengan konsumcn. 2. Meminimumkan investasi pada persediaan. 3. Memaksimumkan efisiensi penggunaan sumber-sumber
2.6 Pengertian sumber daya manusia Dalam hubungannya dengan bidang jasa, maka ‘orang’ berfungsi sebagai penyedia jasa sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan terutama dalam hal sistem penyampaian jasa. Keputusan dalam ‘orang’ ini berarti berhubungan dengan seleksi., pelatihan, motivasi, dan manajemen sumber daya
16
manusia. Untuk mencapai kualitas terbaik maka pegawai harus dilatih untuk menyadari pentingnya pekerjaan mereka yaitu memberikan konsumen kepuasan dan memenuhi kebutuhannya. ‘Orang’ dalam jasa terkait erat dengan kegiatan produksi yang merupakan interaksi setiap karyawan dan departemen dalam suatu perusahaan sebagai konsumen internal atau pemasok internal. Tujuannya untuk mendorong ‘orang’ dalam kinerja memberikan kepuasan kepada konsumen. Terdapat empat kriteria peranan atau pengaruh aspek ‘orang` yang mempcngaruhi konsumen : •
Contractors : berintaraksi langsung dengan konsumen dalam frekuensi yang cukup sering dan sangat mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli.
•
Medifiers : tidak secara langsung mempengaruhi konsumen tetapi cukup sering berhubungan (contoh : resepsionis).
•
Influencers : mempengaruhi konsumen dalam keputusan untuk membeli tetapi tidak secara langsung kontak dengan konsumen.
•
Isolated : tidak secara langsung ikut serta dalam bauran produksi dan juga tidak sering bertemu dengan konsumen (contoh : bagian administrasi, HRD, dll)
17
2.7 Peranan manajemen strategis dalam manajemen produksi Peran manajemen strategi dalam manajemen produksi adalah untuk mewujudkan visi secara terus menerus secara terstruktur dan berusaha untuk menerapkan beberapa langkah kebijakan untuk terus berjalannya suatu proses produksi. Peranan Sistem Informasi Manajemen Dalam Manajemen Produksi secara umum manajemcn produksi meliputi kegiatan yang berkaitan untuk menghasilkan barang dan jasa dengan secara tepat, baik jenis, mutu, jumlah maupun waktunya, disertai dengan biaya yang minim. Dalam rangka memenuhi tugas manajemen produksi sepcrti disebutkan di atas, SIM produksi bcrperan untuk memberikan informasi berbagai fasilita produksi secara benar, lengkap, dan tepat waktu, sehingga pimpinan perusahaan dapat mcngambil langkah-langkah yang efektif dalam upaya melaksanakan operasi produksi. Dalam hubungan ini ketepatan langkah keputusan (decision making) dalam manajemen produksi dapat berhasil bila memperhatikan beberapa faktor keberhasilan dalam pengelolaan produksi. Adapun faktor-faktor keberhasilan (key success area) dalam bidang produksi meliputi hal hal sebagai berikut: 1. Jenis produksi 2. Mutu barang 3. Jumlah barang 4. Waktu penyelesaian 5. Biaya 6. Kesejahteraan buruh/karyawan
18
Informasi produksi yang baik meliputi hal hal sebagai berikut (Prawimsentono, 1997: 298): •
Berisi informasi yang penting saja (high light).
•
Disertai analisis yang jelas dan rinci.
•
Teratur dan tepat waktu.
•
Teliti
•
Bentuk formula sederhana tetapi lengkap.
•
”Exception Report” menentukan hal hal yang bersifat pengecualian Dalam sistem informasi manufaktur di atas menjelaskan ada dua
subsistem di dalamnya yaitu subsistem input dan output. Subsistem input terdiri dari rekayasa industri yang di dalamnya terdapat para industrial engineer, atau IE yang mempelajari proses produksi agar lebih efisien. IE menghabiskan banyak waktu mereka merancang sistem produksi fisik dengan menentukan lokasi pabrik, cara mengatur jalur produksi, dan urutan proses yang dilaksanakan. IE juga terlibat dalam sistem konseptual seperti penjadwalan dan persediaan. Data dan informasi yang disediakan oleh IE menggambarkan subsistem rekayasa industri. Subsistem intelejen manufaktur menyediakan data dan informasi mengenai dua elemen dalam lingkungan perusahaan, pemasok dan serikat buruh. Dalam kedua hal tersebut, data dan informasi dapat dikumpulkan melalui penelitian khusus yang dilengkapi dengan pertemuan pribadi. Empat subsistem output mengukur secara terpisah dimensi-dimensi proses produksi. Subsistem produksi mengukur proscs produksi dalam hal waktu, menelusuri arus kerja dari satu langkah ke langkah berikutnya.
19
Subsistem persediaan mengukur volume kegiatan produksi saat persediaan diubah dari bahan mentah menjadi barang dalam proses dan akhirnya barang jadi. Subsistem kualitas mengukur kualitas bahan saat mereka diubah, Bahan mentah diperiksa kualitasnya saat menerima dari pemasok, pemeriksaan mutu dilakukan pada berbagai titik dalam proses produksi, dan pemeriksaan terakhir dilakukan pada barang jadi sebelum meninggalkan pabrik. Subsistem biaya mengukur biaya yang terjadi dalam proscs produksi.(Mc Leod, 1996: 39) Berdasarkan telaah pustaka yang disajikan diatas, maka sebuah model pengembangan kebijakan untuk menurunkan harga pokok produksi dapat digambarkan secara sederhana sebagai berikut :
Gambar 2.2 Skema model kebijakan manajeman perusahaan PT. VOITH PAPER
20
Tabel 2.1 Variabel dan dimensi No
Variabel
Dimensi
1
Produk
- Kualitas produk - Kepemimpinan produk - Modifikasi produk
2
Harga Pokok
- Nilai lebih suatu produk dalam kualitas - Nilai lebih suatu produk dalam nominal
3
Logistik
- Ketepatan waktu - Nilai lebih suatu proses pengiriman dalam hal safety
4
Proses
- Efektifitas ,efisiensi proses danFleksibilitas prosedur - Kelengkapan akses dan fasilitas
5
SDM
- Training/ pelatihan - Koordinasi intern dalam perusahaan - Penghargaan
6
Layanan
- Meningkatkan kualitas komunikasi
Konsumen
- Solving terhadap problem/ komplain handling - Pendekatan pribadi
6
Orientasi
- Orientasi pada pelanggan
strategis
- Orientasi pada pesaing - Orientasi pada teknologi
7
Kinerja
- Penurunan harga pokok produksi
produksi
- Peningkatan volume - Peningkatan pangsa pasar
21
2.8 Teknik Analisa SWOT Salah satu metode atau teknik analisis posisi manajerial adalah analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat). Analisis SWOT merupakan cara sistematis untuk mengidentifikasi faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang
dan
ancaman
yang
dihadapi
perusahaan
dan
strategi
yang
menggambarkan kecocokan yang paling baik di antaranya. Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimalkan kelemahan dan ancaman.
Gambar 2.3 Skema analisis SWOT Bila diterapkan secara akurat asumsi sederhana ini mempunyai dampak yang sangat besar atas rancangan suatu strategi yang berhasil. Analisis SWOT mempunyai elemen-elemen yang ada di dalam kendali manajemen perusahaan maupun di luar kendali manajemen perusahaan. Strength dan Weakness adalah faktor atau elemen manajemen yang sepenuhnya ada dalam kendali manajemen, sedangkan Threat dan Opportunity berada di luar kendali manajemen.
22
— Strength adalah faktor yang selama ini berhasil dikendalikan sehingga memberikan impact yang positif bagi perusahaan. Kekuatan adalah sumber daya, ketrampilan dan keunggulan relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar, serta merupakan kompetensi khusus yang memberikan keunggulan komparatif. Kekuatan dapat terkandung dalam sumber daya keuangan, citra, kepemimpinan pasar, hubungan pembeli peenjual, dan lain-lain. — Weakness adalah faktor yang sepenuhnya ada dalam kendali manajemen tetapi tidak berhasil dikendalikan schingga memberikan impact yang negatif bagi perusahaan. Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan yang secara serius menghambat kinerja efektif perusahaan. — Opportunity adalah faktor yang ada diluar kendali manajemen, tetapi kemunculannya akan menyajikan suatu peluang sukses bagi perusahaan bila
pcrusahaan
mempunyai
mengadaptasikannya.
Peluang
kekuatan merupakan
yang
cukup
situasi
penting
untuk yang
menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Kecenderungan penting merupakan salah satu peluang. Identifikasi pasar yang tadinya terabaikan, perubahan peraturan atau situasi persaingan atau membaiknya hubungan dengan pemasok dapat memberikan peluang bagi perusahaan. — Threat adalah faktor yang ada diluar kendali manajemen, tetapi bila muncul, maka memiliki potensi untuk mengancam kelangsungan hidup perusahaan.
Ancaman
menguntungkan
dalam
merupakan
situasi
penting
lingkungan
perusahaan,
dan
yang
tidak
merupakan
23
pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan. Masuknya pesaing baru, lambatnya pertumbuhan pasar, meningkatnya kekuatan tawar menawar, perubahan teknologi dapat menjadi ancaman bagi keberhasilan perusahaan.
Gambar 2.4 Road map dari rancangan penelitian PT. VOITH PAPER Teknis penerapan analisa SWOT dalam penelitian ini dilakukan pada keseluruhan variable internal dan eksternal. Variabel internal yang merupakan kunci perusahaan akan dianalisa keunggulan (Streghth) dan kelemahannya ( Weakness), sedangkan faktor-faktor eksternal di luar kuasa perusahaan akan dianalisa kesempatan (Opprotunity) dan ancamannya (Threat).
24
Dalam melakukan analisa ada beberapa hal yang akan dinilai yaitu bobot, skala dan nilai : -
Bobot : adalah faktor persentasi seberapa pentingnya variabel atau indikator di dalam perusahaan yang sejenis pada umumnya. Total dari bobot untuk rnasing-masing analisa adalah 100.
-
Skala : adalah penilaian yang diberikan untuk kondisi atau keadaan yang sudah berjalan selama ini di dalam perusahaan. • Skala 1 : untuk kondisi yang sangat lemah • Skala 2 : untuk kondisi lemah • Skala 3 : untuk kondisi sedang atau normal • Skala 4 : untuk kondisi kuat atau unggul • Skala 5 : untuk kondisi sangat kuat atau sangat unggul
-
Nilai : adalah perkalian antara bobot dan skala yang akan menjadi ukuran untuk menentukan posisi perusahaan secara umum. • 100 : untuk kondisi yang sangat lemah • 101-200 : untuk kondisi lemah • 201-300 : untuk kondisi sedang atau normal • 301-400 : untuk kondisi kuat atau unggul • 401-500 : untuk kondisi sangat kuat atau sangat unggul