11
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Rama dan Jones (2006. p5), Accounting Information System is a subsystem of a management information system (MIS) that provides accounting and financial information as well as either information obtained in the routine processing of accounting transaction. Yang dapat diartikan sebagai berikut Sistem Informasi Akuntansi merupakan subsistem dari sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, sama seperti informasi lainnya yang diperoleh dari proses transaksi akuntansi harian. Menurut Fess (2005. p5), Accounting Information System is an information system that provides reports to stakeholders about the economic activities and condition of a business. Yang dapat diartikan sebagai berikut: Sistem Informasi Akuntansi adalah sistem informasi yang menyediakan laporan kepada pemegang saham mengenai aktivitas ekonomi dan keadaan bisnis. Menurut Wilkinson, et. al. (2006, p7) Accounting Information System is a unified stucture with in an entity, such as a business firm, that employs physical resources and other components to transform economic data into
12 accounting information, with the purposeof satisfying the information needs of a variety of users. Yang diterjemahkan: Sistem Informasi Akuntansi merupakan suatu kesatuan struktur dengan entitas, seperti peusahaan bisnis, yang menggunakan sumber daya fisik dan komponen lainnya untuk mengubah data ekonomi menjadi informasi akuntansi, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi dari beragam pengguna. Jika disimpulkan mengenai pengertian dari Sistem Informasi Akuntansi maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Sistem Informasi Akuntansi adalah sistem informasi yang digunakan untuk membantu proses data akuntansi dan keuangan yang ada dan mengunakan data yang sudah di kelola menjadi sebuah informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam pengambilan keputusan.
2.1.2 Komponen-komponen Sistem Informasi Akuntansi Berdasarkan O’Brien (2005. p8), sistem informasi akuntansi memiliki 3 (tiga) komponen dasar yaitu : •
Input Menangkap dan mengubah elemen-elemen yang dimasukan ke dalam sistem untuk di proses.
•
Processing Proses transformasi mengubah input menjadi output.
•
Output Mengirim elemen-elemen yang telah dihasilkan melalui proses transformasi ke tujuan yang telah ditentukan.
13
Sedangkan menurut Romney & Steinbart yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Amos Kwary (2003. p2), Sistem Informasi Akuntasi terdiri dari lima komponen: . Yang diartikan sebagai berikut : •
Orang-orang yang menjalankan sistem dan menampilkan fungsi yang bervariasi.
•
Prosedur, baik manual maupun otomatis, melibatkan kegiatan, mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data tentang aktivitas perusahaan.
•
Data tentang proses bisnis perusahaan.
•
Software yang digunakan untuk memproses data organisasi.
•
Teknologi informasi infrastruktur, termasuk komputer, alat peripheral dan alat komunikasi jaringan.
2.1.3 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Menurut Mulyadi (2001. p19-20), Sistem Informasi Akuntansi memiliki empat tujuan umum dalam penyusunannya, yaitu : •
Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru.
•
Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian maupun struktur informasinya.
14 •
Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu untuk memperbaiki tingkat keandalan (reability) informasi akuntasi dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan.
•
Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi.
Menurut Hall (2001. p18), pada dasarnya tujuan disusunnya Sistem Informasi Akuntansi adalah: •
Untuk
mendukung
fungsi
kepengurusan
(stewardship)
manajemen, kepengurusan merujuk ke tanggung jawab manajemen untuk mengatur sumber daya perusahaan secara benar. Sistem informasi menyediakan informasi tentang kegunaan sumber daya ke pemakai eksternal melalui laporan keuangan tradisional dan laporan-laporan yang di minta lainnya. Secara internal, pihak manajemen menerima informasi kepengurusan dari berbagai laporan pertanggungjawaban. •
Untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen, sistem informasi memberikan para manajer informasi yang mereka perlukan untuk melakukan tanggung jawab pengambilan keputusan.
•
Untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan hari demi hari, sistem informasi menyediakan informasi bagi personel operasi
15 untuk membantu mereka melakukan tugas mereka setiap hari dengan efesien dan efektif.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi mempunyai peranan yang penting dalam pengelolaan dan pengendalian guna untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan operasional perusahaan, khususnya dalam proses arus informasi akuntansi serta mendukung setiap pengambilan keputusan di dalam perusahaan.
2.1.4 Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Menurut Rama dan Jones (2006. p6-7) adalah : •
Menghasilkan External Report Yaitu menghasilkan laporan untuk pihak-pihak luar yang berkepentingan seperti investor, kreditor dan pertugas pajak.
•
Mendukung aktifitas rutin SIA digunakan sebagai alat untuk menangani masalah-masalah dalam siklus operasi perusahaan. Contohnya pemesanan barang, pengiriman barang, penagihan dan penerimaan kas.
•
Pengambilan keputusan Sebagai alat untuk mengambil keputusan di semua level organisasi.
•
Perencanaan dan pengendalian
16 SIA digunakan sebagai alat untuk merencanakan mengendalikan
aktivitas
dalam
organisasi
dan
secara
baik.
Contohnya adalah rencana dan pengendalian anggaran dalam suatu organisasi. •
Implementasi internal control SIA
dalam
kebijakan
dan
prosedur
digunakan
untuk
melindungi harta (asset) perusahaan dari kerugian yang mungkin terjadi.
2.2
Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Berorientasi Objek 2.2.1 Pengertian Object Oriented Analysis Menurut Marakas (2006, p2), dapat dijelaskan bahwa Object Oriented Analysis and Design (OOAD) adalah penjabaran dari objek – objek atau konsep – konsep yang ada di dalam problem domain, dan lalu pencarian solusinya berdasarkan logika dari pandangan objek – objek. Jadi dapat disimpulkan bahwa Object Oriented Analysis and Design (OOAD) adalah salah satu metode pemecahan masalah dengan menggunakan objek di dalam suatu problem domain.
2.2.2 Event Menurut Rama dan Jones (2006, p4), Events are activities that happen at a particular point in time. Yang berarti event adalah kejadian yang terjadi pada suatu waktu tertentu.
17
2.2.3 Workflow Table Menurut Rama dan Jones (2006, p87), Workflow Table is a two columns table that identifies the actors an actions in a process. Artinya Tabel Workflow adalah tabel berkolom dua yang mengidentifikasikan aktor dan kegiatan dalam sebuah proses.
2.2.4 Rich Picture Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen, dan Stage (2006, p26-27), Rich Picture adalah sumber gambar informasi yang melukiskan pemahaman penggambar akan suatu situasi yang digunakan semasa pemilihan sistem untuk menggambarkan gambarn menyeluruh dari tugas yang dihadapi pada proyek pengembangan sistem.
2.2.5 UML (Unified Modelling Language) Menurut Whitten (2004, p408), UML merupakan satu kumpulan konvensi pemodelan yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem software yang terkait dengan objek Menurut Rama dan Jones (2006. p60), UML adalah bahasa yang digunakan untuk mendekatkan, memvisualisasikan, menghubungkan, dan mendokumentasikan suatu sistem informasi. Selain itu, dapat diartikan sebagai bahasa
visual
modelling
yang
digunakan
untuk
menspesifikasikan,
memvisualisasikan, memberi gambaran dan dokumentasi dari sebuah sistem
18 perangkat lunak, juga untuk mengambil keputusan dan mengerti mengenai sistem yang harus dibangun. Hal ini digunakan agar sistem dapat dimengerti, dirancang, dibentuk, dipelihara, dan dikendalikan informasinya. Berdasarkan definisi di atas dapat ditarik simpulan bahwa UML adalah bahasa yang digunakan untuk memspeksifikasikan, memvisualisasikan, mengkonstruksikan, dan mendokumentasikan pemodelan bisnis dan sistem dengan menggunakan konsep object oriented.
2.2.6 UML Activity Diagram Menurut Rama dan Jones (2006, p87), UML Activity Diagram is a diagram that shows the sequence of activities in a process. Artinya UML Activity Diagram merupakan suatu diagram yang menunjukkan aktivitas dalam sebuah proses. Menurut pendapat Rama dan Jones (2006. p60), Activity Diagram plays the role of a “map” in understanding business process by showing the sequence of activities in the process. Dapat diartikan sebagai berikut, Activity Diagram
adalah
sebuah
representasi
grafik
yang
digunakan
untuk
menunjukkan urutan aktivitas dalam suatu proses bisnis dengan tujuan untuk memahami proses bisnis tersebut. Menurut Rama dan Jones (2006, p69), Activity Diagram dibagi menjadi 2 tipe, yaitu: 1.
The Overview Diagram presents a high level view of the business process by documenting the key events, the sequence of these events, and information flows among these events. Yang diterjemahkan sebagai berikut: Overview Diagram
19 menggambarkan suatu pandangan tingkat tinggi dari proses bisnis dengan mendokumentasikan peristiwa-peristiwa tersebut. 2.
The Detailed Diagram is similar to a map of a city or town. It provides a more detailed representation of activities associated with one or two events shown on the overview diagram. Yang diterjemahkan sebagai berikut: Detailed Diagram adalah serupa dengan peta kota besar atau kota. Detailed Diagram menyediakan penyajian yang legkap dari aktivitas-aktivitas yang dihubungkan satu atau dua peristiwa yang ditunjukkan pada Overview Diagram.
2.2.7 UML Class Diagram Menurut Rama dan Jones (2006. p181) class diagram adalah sebuah diagram yang bisa digunakan untuk mendokumentasikan tabel di dalam sistem informasi akuntansi, hubungan antar tabel dan atribut dalam tabel.
2.2.8 UML Use Case Diagram Menurut Rama dan Jones (2006. p267), use case adalah daftar dari use case yang terjadi dalam aplikasi dan yang mengindikasi tanggung jawab aktor dari setiap use case.
2.3 Service Information System Menurut
http://www.ncdhhs.gof/aging/dsinven.htm,
The
Service
Information System is a file of information from the basic client information
20 record. The file contain demographic information an information about services authorized and provided through local departments of social services and their providers. Yang dapat diartikan bahwa Service Information System adalah dokumen yang berisi informasi dari catatan informasi klien dasar. Dokumen ini berisi informasi demografis mengenai informasi tentang layanan dasar dan diberikan melalui departemen lokal dan penyedia pelayanan sosial mereka.
2.4 Jenis – Jenis Perusahaan Menurut Anggawirya (2000, p100), dilihat dari kegiatan usahanya perusahaan secara garis besar digolongkan dalam beberapa jenis, yaitu: a. Perusahaan jasa yaitu perusahaan yang menjual jasa pada konsumen. Misalnya perusahaan asuransi, kantor akuntan, biro iklan, bank, perusahaan pergudangan, dan lain – lain. b. Perusahaan dagang yaitu perusahaan yang kegiatan utamanya menjual barang jadi, tetpi tidak memproduksi sendiri barang tersebut. Misalnya dealer, tukang kelontong, dan lain – lain. c. Perusahaan industri yaitu perusahaan yang kegiatannya mengolah bahan baku menjadi barang jadi dan kemudian dijual. Misalnya pabrik rokok, pabrik kertas, dan lain – lain.
21 2.5 Pengertian Jasa Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002, p502), Jasa adalah perbuatan yang baik atau berguna dan bernilai bagi orang lain, negara, instansi, dsb. Menurut Armstrong dan Kothler (2005, p223), ”A service is any activity or benefit that one party can offer to another which is essentially intangible and does not result in the ownership of anything” Yang diterjemahkan sebagai berikut: Jasa adalah setiap manfaat atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.. Jadi berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa jasa adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh suatu pihak dan pada dasarnya tidak berwujud dengan tujuan memberikan kegunaan atau nilai bagi pihak lain dan dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan pihak tersebut.
2.6 Strategi Bisnis dan The Value Chain Menurut Rama dan Jones (2006. p495), value chain compries a series of value activities performed to design, produce, market, deliver, and support its product. Primary value activities include the following : •
Inbound logistic include the activities for ordering, receiving, storing, and distributing inputs to the conversation (production) process.
•
Operations transform an organization’s inputs into outputs.
•
Outbound logistic include activities for obtaining order and collecting, storing, and distributing products to customers.
22 •
Marketing includes activities related to sales, advertising, promotion, and pricing.
•
Services include activities such as training, installation, and repair.
Yang dapat diartikan sebagai berikut: Value Chain adalah nilai dari serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk merancang, memproduksi, memasarkan, mengirimkan dan mendukung suatu produk. Nilai utama dalam kegiatan meliputi: •
Inbound logistik termasuk kegiatan untuk memesan , menerima, menyimpan, dan mendistribusikan inputs (bahan baku) ke dalam proses konversi (produksi).
•
Operasi pengubahan yang dilakukan organisasi untuk mengubah input menjadi output.
•
Outbound logistik termasuk kegiatan memperoleh pesanan dan mengumpulkan, menyimpan, dan mendistribusikan barang untuk pelanggan.
•
Pemasaran mencakup kegiatan yang berkaitan dengan penjualan, periklanan, promosi, dan penentuan harga.
•
Pelayanan mencakup kegiatan seperti pelatihan, instalasi, dan perbaikan.
2.7 Karakteristik Perusahaan Jasa yang Baik Menurut Kothler (1996, p561), dapat ditunjukkan bahwa perusahaan jasa yang dikelola dengan sangat baik memiliki sejumlah persamaan seperti di bawah ini:
23 a. Konsep Strategis Perusahaan jasa yang ternama memiliki pengertian yang jelas mengenai pelanggan, sasaran, dan kebutuhan pelanggan yang akan mereka puaskan. Oleh karena itu, perlu dikembangkan strategi khusus untuk memuaskan kebutuhan yang menghasilkan kesetiaan pelanggan. b. Sejarah Komitmen Kualitas Manajemen Puncak Tidak hanya melihat pada prestasi keuangan, tetapi juga kepada pelayanan di masa lau dalam jangka panjang yang mencerminkan komitmen kualitas dari manajemen puncak. c. Penetapan Standar Strategi Perusahaan jasa terkait selalu menetapkan standar kualitas jasa yang tinggi, antara lain berupa kecepatan tanggapan terhadap keluhan para pelanggan. d. Sistem untuk Memonitor Kinerja Pasar Perusahaan jasa yang baik secara rutin menggunakan sistem ini untuk memeriksa jasa perusahaan milik mereka dan pesaingnya secara teratur. e. Sistem untuk Memuaskan Keluhan Pelanggan Adanya suatu sistem untuk menanggapi semua keluhan para pelanggan dengan cepat dan ramah, memuaskan karyawan sama seperti terhadap pelanggan, hubungan kerja di antara karyawan
24 yang mencerminkan hubungan sebagai pelanggan dan juga sebagai pemasok, dimana setiap karyawan dituntut berprestasi kerja yang maksimal agar saling memuaskan dan menguntungkan sesama karyawan yang pekerjaannya saling berhubungan. Maka dalam hal ini manajemen dituntut untuk dapat menciptakan lingkungan yang saling mendukung dan juga menghargai prestasi pelayanan karywan yang baik. Jadi dalam hal ini perusahaan harus merancang produk – produknya dengan sebaik mungkin sehingga memuaskan selera konsumen, para pegawai harus menawarkan jasa yang lebih baik mutunya, profesional dalam bidangnya, dan memiliki inisiatif dan tingkat kemampuan serta pelayanan yang lebih tinggi.
2.8 Sistem Informasi Pengiriman Barang 2.8.1 Pengertian Sistem Informasi Pengiriman Barang Menurut Hall (2001. p7), Sistem Informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, di proses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pemakai. Sedangkan secara umum, Pengiriman Barang adalah segala upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memberikan pelayanan jasa berupa pengiriman barang. Jadi dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Pengiriman Barang adalah sistem informasi yang membantu untuk mengumpulkan informasi dalam memberikan jasa pengiriman barang kepada pelanggan, sehingga
25 organisasi dapat mencatat berbagai kegiatan pengiriman barang yang dilakukan dengan detail untuk membuat laporan pengiriman barang.
2.8.2 Teori Pengiriman Barang Menurut McLeod (2001) ada beberapa pengertian penting yang berkaitan dengan pengiriman barang, yaitu : •
Shipping / Shipment adalah kegiatan pengiriman barang yang melibatkan shipper, penyedia jasa, cosignee, dan armada pengangkutan mitra bisnis jasa pengiriman barang.
•
Shipping Instruction (SI) adalah surat perintah pengiriman barang yang diberikan oleh shipper kepada pihak penyedia jasa pengiriman barang.
•
Shipper
adalah
pelanggan
retail
atau
korporat
yang
memanfaatkan jasa layanan pengiriman barang. •
Consignee
adalah penerima barang dari shipper melalui
penyedia jasa layanan pengiriman barang. •
Agent adalah pihak penyedia jasa layanan pengiriman barang yang bertanggung jawab atas pengiriman barang setelah barang berangkat dari bandara atau pelabuhan untuk selanjutnya dikirimkan kepada consignee.
•
Notify Party adalah pihak yang bertanggung jawab atas penerimaan barang.
•
Airway bill/connote adalah surat tanda bukti pengiriman barang dengan tanda nomor tertentu yang telah disetujui oleh pihak penyedia jasa pengiriman barang dan armada pengangkutan
26 udara mitra bisnisnya. Airway bill dikenalkan juga sebagai Surat Muatan Udara. •
Bill of landing (B/L) adalah surat tanda bukti pengiriman barang denga tanda nomor tertentu yang telah disetujui oleh pihak
penyedia
jasa
pengiriman
barang
dan
armada
pengangkutan laut mitra bisnisnya. •
House bill of landing adalah surat tanda bukti pengiriman barang yang di buat oleh pihak penyedia jasa pengiriman dan di kirim ke pihak agent dan shipper.
•
Tracking adalah kegiatan menampilkan infromasi barang shipper melalui suatu media tertentu. Tujuannya adalah memberikan
status
informasi
dibutuhkan oleh shipper
pengiriman
barang
yang
mengenai barang kirimannya.
Kegiatan tracking ini dilakukan oleh shipper, bukan oleh pihak penyedia jasa pengiriman barang. Pihak penyedia jasa hanya menyediakan status informasi pengiriman yang dibutuhkan oleh para shipper. •
Invoice adalah surat tagihan jasa pengiriman barang yang dikeluarkan oleh pihak penyedia jasa pengiriman barang kepada shipper.