5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Biaya Terdapat pemahaman yang berkembang bahwa biaya (cost) adalah sama pengertiannya dengan beban (expense). Hal ini dikarenakan terdapat pengertian kalau biaya dan beban adalah nilai tukar dari pengeluaran dan pengorbanan untuk memperoleh manfaat. Pada dasarnya setiap beban adalah biaya, namun tidak setiap biaya adalah beban. Beban adalah aliran keluar yang terukur dari barang atau jasa yang kemudian untuk dibandingkan atau ditandingkan dengan pendapatan untuk menentukan laba yang akan didapat. Atau dapat dikatakan bahwa beban adalah penurunan aktiva bersih sebagai akibat dari penggunaan jasa ekonomi dalam menciptakan pendapatan bagi perusahaan.Kemudian, biaya adalah sebuah pengorbanan sumber daya yang dilakukan oleh sebuah organisasi yang diharapkan dapat memberikan manfaat di masa yang akan datang. Menurut Mulyadi (2001,30), biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi, yang sedang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Berdasarkan hal tersebut biaya juga dapat dikatakan sebagai harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan atau revenue yang akan dipakai sebagai pengurang penghasilan.
5
6
Melalui pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat dua unsur yang terdapat dalam pengertian biaya, yaitu : 1. Pengorbanan ekonomis dapat berupa kas, atau nilai setara kas yang dapat diukur dalam satuan uang yang bertujuan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan. 2. Manfaat tersebut diharapkan dapat didapatkan pada masa sekarang atau masa yang akan datang. Manfaat tersebut juga bisa didefinisikan sebagai penghasilan. B. Klasifikasi Biaya Pemahaman yang menyeluruh atas hubungan biaya dengan jenis-jenis aktivitas bisnis mempunyai pengaruh yang besar dalam keberhasilan operasional perusahaan. Pemahaman tersebut juga turut berpengaruh dalam perencanaan dan pengendalian biaya. Kebutuhan akan pemahaman terhadap komponen biaya terhadap aktivitas pada prakteknya akan menghasilkan klasifikasi tiap pengeluaran atas biaya. Sehingga berdasarkan hal tersebut, biaya dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Menurut objek pengeluaran Pengklasifikasian menurut objek pengeluaran merupakan klasifikasi berdasarkan tujuan atau deskripsi sederhana mengenai suatu objek pengeluaran, misalnya pengeluaran untuk melunasi tagihan langganan listrik disebut biaya listrik, atau pengeluaran untuk membayar gaji karyawan disebut sebagai pengeluaran gaji.
7
2. Menurut fungsi pokok dalam perusahaan Pengklasifikasian menurut fungsi pokok dalam perusahaan adalah klasifikasi berdasarkan kegiatan-kegiatan pokok di dalam perusahaan. Kegiatan-kegiatan tersebut terbagi atas kegiatan produksi, pemasaran, dan kegiatan administrasi dan umum. Oleh karena itu pengklasifikasian biaya menurut fungsi pokok perusahaan terbagi sebagai berikut. a. Biaya produksi Biaya Produksi adalah seluruh biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengelolaan bahan baku menjadi produk jadi. Biaya produksi juga biasanya didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya. Elemen biaya tersebut antara lain: 1) Biaya bahan baku Biaya bahan baku adalah biaya
yang bertujuan untuk
mendapatkan bahan baku sebagai bagian inti dan integral dari produk jadi. Biaya bahan baku juga merupakan unsur biaya yang mudah ditelusuri jejaknya ke produk jadi. Contoh bahan baku adalah kayu dalam sebuah proses produksi mebel. 2) Biaya tenaga kerja Biaya Tenaga Kerja adalah biaya dalam bentuk upah yang diberikan kepada tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan kepada produk tertentu.
8
3) Biaya overhead Biaya overhead adalah seluruh biaya produksi yang tidak dapat ditelusuri secara langsung ke output tertentu. b. Biaya pemasaran Biaya pemasaran adalah biaya-biaya yang dikeluarkan guna mencapai tujuan dari pemasaran suatu produk ke dalam pasar. Contohnya antara lain : 1) biaya iklan, 2) biaya promosi, 3) biaya sampel. c. Biaya administrasi dan umum Biaya administrasi dan umum adalah biaya-biaya yang dikeluarkan guna mendukung dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contohnya antara lain : 1. gaji bagian akuntansi, 2. gaji bagian personalia, 3. biaya pengadaan peralatan kantor. 3. Menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai Pengklasifikasian menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai adalah klasifikasi berdasarkan hubungannya, apakah mempunyai hubungan langsung atau tidak langsung.
9
a. Biaya langsung Biaya Langsung merupakan biaya yang terjadi dimana penyebabnya adalah proses produksi barang jadi yang harus dibiayai. Biaya langsung terdiri dari biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. b. Biaya tidak langsung Biaya tidak langsung merupakan biaya yang terjadi dimana penyebabnya tidak hanya berkaitan dengan proses produksi barang jadi. Biaya tidak langsung dapat berupa, biaya listrik pabrik, biaya gaji supervisor, dan lainnya. 4. Menurut perilaku dalam kaitannya dengan perubahan volume kegiatan Menurut perilaku dalam kaitannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dibagi menjadi empat, yaitu : a. Biaya tetap (fixed cost) Biaya tetap adalah biaya yang secara total tidak akan berubah saat kegiatan dan volume produksi meningkat ataupun menurun. Walaupun sebenarnya biaya tetap tersebut bersifat variabel dalam jangka panjang. Karena jika suatu saat volume produksi dirancang untuk meningkat, biaya tetap tentu akan ditingkatkan untuk mengantisipasi perubahan volume produksi. b. Biaya variabel Biaya variabel adalah biaya yang secara total meningkat ataupun menurun secara proporsional terhadap kenaikan volume ataupun penurunan volume produksi. Biaya variabel biasanya mudah diidentifikasikan dengan aktivitas yang menimbulkan biaya.
10
c. Biaya semi variabel Biaya semi variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel juga dapat dikatakan sebagai biaya yang mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel. d. Biaya semi tetap Biaya semi tetap adalah biaya yang tetap atau konstan pada tingkat volume tertentu dan kemudian berubah konstan pada tingkat volume produksi yang lain. 5. Menurut jangka waktu manfaatnya Menurut jangka waktu manfaatnya, biaya dikelompokkan berdasarkan waktu manfaat yang akan diterima. Biaya tersebut terbagi dua yaitu sebagai berikut. a. Pengeluaran modal (capital expenditure) Pengeluaran modal adalah biaya yang manfaatnya akan diterima pada periode akuntansi yang akan datang. b. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure) Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang manfaatnya akan diterima pada periode akuntansi di saat biaya tersebut terjadi. C. Pengertian Produk gabungan Dalam proses produksi terkadang terdapat situasi dimana sebuah bahan baku ternyata tidak hanya sebagai bahan baku dari sebuah produk jadi saja. Dalam perusahaan manufaktur terutama perusahaan kimia atau tambang, terdapat
11
pembebanan biaya dari suatu bahan pokok ke produk-produk jadi. Pembebanan biaya ke berbagai produk ini diperlukan guna menghitung biaya persediaan, penentuan laba, dan untuk pelaporan keuangan. Produk gabungan adalah produk yang diproduksi secara bersama-sama melalui proses produksi, dimana produk-produk yang dihasilkan memiliki nilai lebih dari nilai nominal dalam bentuk sesuai dengan hasil pemrosesan tersebut. Produksi yang menghasilkan produk-produk jadi biasanya melalui proses produksi yang simultan karena menghasilkan beberapa produk tanpa dihindari. Sehingga peningkatan output salah satu produk akan menyebabkan peningkatan kuantitas produksi dari produk-produk yang lain. Karakteristik-karakteristik yang melekat pada produk gabungan antara lain : 1. diproduksi secara bersama-sama melalui proses atau serangkaian proses umum sehingga menghasilkan produk-produk lain yang tidak dapat dihindari, dan 2. produk gabungan hanya terjadi pada titik sebelum split off karena produknya masih homogen, kemudian setelah split off produknya menjadi produk individual. D. Pengertian Produk sampingan Selain produk gabungan, proses produksi juga menghasilkan produk jadi yang nilainya lebih kecil namun juga dihasilkan secara simultan bersama produk gabungan. Berdasarkan pemaparan di atas, produk sampingan dapat didefinisikan sebagai produk sampingan yang turut dihasilkan secara bersama-sama dengan produk gabungan atau produk utama. Produk sampingan juga biasanya
12
kuantitasnya lebih sedikit dibanding produk gabungan. Namun perusahaan manufaktur mempunyai kontrol yang terbatas atas kuantitas produk sampingan yang dihasilkan dari proses produksi. Produk sampingan dapat timbul dari berbagai macam cara. Produk sampingan dapat dihasilkan dari proses pembersihan produk utama seperti gas dan tar dari produksi minuman soda kemasan. Pada beberapa kasus, produk sampingan berasal dari sampah produksi dari produk utama, seperti kain perca dalam perusahaan konvensi. Produk
sampingan
dapat
diklasifikasikan
menjadi
dua
kelompok
berdasarkan kesiapan untuk dipasarkan saat kondisi pada saat titik split off. 1. Produk sampingan yang dapat dijual dalam bentuk awalnya tanpa diperlukan proses lebih lanjut dan 2. produk sampingan yang memerlukan proses lebih lanjut agar dapat dijual di pasar. Berdasarkan uraian di atas, karakteristik produk sampingan antara lain : 1. Diproduksi bersamaan dengan produk lain yang jumlahnya relatif besar, dan 2. jumlah produk sampingan relatif kecil dibandingkan dengan produk utama. E. Pengertian Split Off Di dalam pembahasan mengenai produk gabungan dan produk sampingan telah disinggung mengenai split off. Split off adalah sebuah titik situasi yang menandakan bahwa pembagian/pembebanan biaya sudah dapat dilakukan kepada produk gabungan.
13
Sebelum titik split off, produk-produk jadi tersebut masih menjadi satu kesatuan yang homogen. Kemudian setelah split off, bahan baku tersebut sudah dapat dipisahkan sebagai unit-unit/produk-produk individual yang berbeda satu sama lain. Titik split off juga menandakan bahwa produk-produk yang sudah dapat diidentifikasikan satu sama lain sudah dapat diolah lebih lanjut untuk kemudian dipasarkan atau langsung dikemas tanpa diolah lebih lanjut. F. Alokasi Biaya Produk gabungan Biaya gabungan adalah biaya yang muncul dari proses produksi simultan beberapa produk dalam satu proses yang sama. Biaya gabungan juga dapat didefinisikan sebagai biaya yang terjadi sebelum terjadinya titik split off yang menghasilkan beberapa produk berbeda. Sehingga biaya produk gabungan adalah satu jumlah total biaya produksi untuk kemudian dialokasikan ke produk-produk individual hasil produksi tersebut tersebut. Produk gabungan maupun produk sampingan sebenarnya sulit untuk dihitung biayanya, karena biaya gabungan yang sesungguhnya tidak dapat dibagi. Hal tersebut dikarenakan tidak satupun produk individual dapat diproduksi tanpa menghasilkan yang lainnya sebelum titik split off. Oleh karena itu sering muncul pertanyaan yang meragukan validitas pemisahan biaya gabungan untuk menentukan harga yang adil guna penetapan harga atas produk-produk terpisah tersebut. Terdapat empat metode dalam pengalokasian biaya produk gabungan yang antara lain : 1. Metode harga pasar
14
a. Produk gabungan yang dapat dijual pada titik pisah batas Metode harga pasar mengalokasikan biaya gabungan berdasarkan harga pasar relatif dari produk gabungan. Metode ini menggunakan presentase harga pasar suatu produk dengan total harga pasar yang berasal dari produksi bersama sebelum menjadi produk-produk individual. Untuk menerapkan metode ini, produk-produk individual tersebut harus sudah dapat dijual setelah titik split off. Tabel 2.1 Contoh Perhitungan Alokasi Biaya Gabungan dengan Metode Harga Pasar
No.
A B C D Total
Total Biaya Produksi Gabungan
Unit Produksi
120,000 120,000 120,000 120,000
20,000 15,000 10,000 15,000
Harga Pasar per Unit pada Titik Pisah Batas
Total Harga Pasar
Rasio Nilai Produk terhadap Total Harga Pasar
Pembagian Biaya Produksi Gabungan
5,000 45,000 35,000 75,000 160,000
3.13% 28.13% 21.88% 46.88% 100.00%
3,750 33,750 26,250 56,250 120,000
0.25 3 3.5 5
Sumber : Mulyadi (2001), Akuntansi Biaya. b. Produk gabungan yang tidak dapat dijual pada titik pisah batas Bertolak belakang dengan metode sebelumnya, produk-produk individual tidak memiliki harga pasar karena tidak dapat langsung dijual setelah titik split off sebelum dilakukan pemrosesan tambahan. Oleh karena itu metode ini menggunakan presentase selisih dari harga pasar dengan biaya pemrosesan kemudian dibandingkan dengan total selisih tersebut.
15
Tabel 2.2 Contoh Perhitungan Alokasi Biaya Gabungan dengan Metode Harga Pasar
Harga Total Biaya Pasar per Unit No. Produksi Unit pada Produksi Gabungan Titik Pisah Batas A A B C D
B
80,000 80,000 80,000 80,000 TOTAL
C
20,000 15,000 10,000 15,000
0.25 3 3.5 5
Rasio Nilai Harga Pembagian Harga Produk setelah Biaya Biaya Pasar terhadap ditambah Lanjutan Produksi Hipotesis Total Harga kan biaya Gabungan Pasar lanjutan
Total Harga Pasar
D=BxC
E
F=D-E
5,000 45,000 35,000 75,000 160,000
1,000 15,000 10,000 20,000 46,000
4,000 30,000 25,000 55,000 114,000
G=80.000/1 14.000 70.18% 70.18% 70.18% 70.18%
H=FxG 2,807 21,053 17,544 38,596 80,000
I=I+E 3,807 36,053 27,544 58,596 126,000
Sumber : Mulyadi (2001), Akuntansi Biaya. 2. Metode biaya rata-rata per unit Metode ini adalah metode yang menganggap bahwa produk-produk hasil produksi yang simultan mempunyai fisik dan harga pasar yang hampir sama, sehingga pengalokasiannya dengan biaya gabungan ke produk-produk individu menerima alokasi biaya gabungan per unit dalam jumlah yang sama, yang disebut biaya rata-rata per unit. Tabel 2.3 Contoh Perhitungan Alokasi Biaya Gabungan dengan Metode Biaya Rata-Rata Per Unit No
1 2 3 4
Jenis Produk A A B C D
Biaya Gabungan B 50000 50000 50000 50000 Jumlah
Jumlah Produksi
Biaya Produksi/Produk
C
D=B/210 50 60 55 45 210
Sumber : Mulyadi (2001), Akuntansi Biaya.
238 238 238 238 952
Biaya Produksi Masing-masing Produk E=CxD 11,904.76 14,285.71 13,095.24 10,714.29 50,000
16
3. Metode rata-rata tertimbang Metode rata-rata tertimbang adalah metode yang menggunakan pembobotan yang telah ditentukan sebelumnya. Pembobotan tersebut dapat didasarkan pada atribut-atribut seperti ukuran unit, tingkat kesulitan, waktu produksi & jenis tenaga kerja. Pembobotan dilakukan karena produk-produk individual sangat berbeda sifat dan bentuknya. Tabel 2.4 Contoh Perhitungan Alokasi Biaya Gabungan dengan Metode Rata-rata Tertimbang No 1 2 3 4
Jenis Produk A W X Y Z
Biaya Gabungan B 150000 150000 150000 150000 Jumlah
Presentase Tertimbang C 20% 30% 35% 15% 100%
Alokasi Biaya Gabungan D=BxC 30,000.00 45,000.00 52,500.00 22,500.00 150,000
Sumber :Mulyadi (2001), Akuntansi Biaya 4. Metode unit kuantitatif Metode unit kuantitatif adalah metode yang mengalokasikan biaya gabungan berdasarkan satuan pengukuran yang sama, misalnya ton atau gallon. Presentase berdasarkan satuan ukuran yang sama tersebut kemudian masing-masing dialokasikan dengan total produksi gabungan atau biaya per satuan pengukuran yang dipakai.
17
Tabel 2.5 Contoh Perhitungan Alokasi Biaya Gabungan dengan Metode Unit Kuantitatif No 1 2 3 4
Jenis Produk A W X Y Z
Biaya Gabungan B 150000 150000 150000 150000 Jumlah
Presentase Tertimbang C 20% 30% 35% 15% 100%
Alokasi Biaya Gabungan D=BxC 30,000.00 45,000.00 52,500.00 22,500.00 150,000
Sumber : Mulyadi (2001), Akuntansi Biaya.
G. Metode Pengakuan Produk sampingan 1. Metode pengakuan pendapatan kotor Metode ini memperlakukan pendapatan kotor dari penjualan produk sampingan untuk ditampilkan dalam Laporan Laba Rugi sebagai salah satu dari kategori berikut ini. a. Pendapatan lain-lain b. Tambahan pendapatan penjualan c. Pengurang harga pokok penjualan dari produk utama d. Pengurang biaya produksi produk utama 2. Metode Pengakuan Pendapatan Bersih Metode ini berusaha untuk menampilkan berapa pendapatan bersih dari produk sampingan. Namun metode ini tidak berusaha untuk mengalokasikan biaya produksi gabungan ke produk sampingan. Oleh karena itu biaya proses lebih lanjut dan biaya pemasaran setelah titik split off di catat terpisah dalam dalam akun yang berbeda dari produk utama.
18
3. Metode Biaya Penggantian Metode biaya penggantian kebanyakan diterapkan oleh perusahaan manufaktur yang produk sampingannya dijadikan sebagai bahan baku oleh perusahaan tersebut pada unit lain. Penerapannya dengan cara mengkreditkan biaya produk sampingan dari produsen produk sampingan, kemudian mendebet ke unit perusahaan yang menggunakan produk sampingan tersebut. Mekanisme penentuan biaya tersebut biasanya menggunakan metode penentuan harga transfer. 4. Metode Harga Pasar Metode ini mengurangkan biaya produksi dari produk utama dengan estimasi nilai produk sampingan pada saat dijual. Nilai produk sampingan tersebut termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja, atau overhead pabrik yang terjadi setelah titik split off.