7
BAB II Landasan Teori
2.1 Proses Akuntansi Kebanyakan dari kegiatan ekonomi menyangkut keputusan tentang bagaimana mengalokasikan sumber daya yang efisien di antara alternatif kebutuhan. Akuntansi merupakan salah satu sebuah aktivitas yang menyediakan informasi yaitu informasi keuangan untuk mengambil keputusan tentang kegiatan ekonomi. Sehingga Akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis. Bahasa sebagaimana yang diartikan sebagai alat komunikasi, akuntansi menggunakan kata dan simbol untuk mengkomunikasikan informasi keuangan. Akuntansi didefinisikan Hogget & Edwards (1996, p6) sebagai proses dari identifikasi, pengukuran, pencatatan dan mengkomunikasikan informasi ekonomi untuk penilaian dan pengambilan keputusan oleh pengguna dari informasi. Identification meliputi pengobservasian kejadian-kejadian ekonomi dan penentuan yang mana dari transaksi yang ada adalah mengandung aktivitas ekonomi yang relevan dengan bisnis perusahaan. Pengukuran diadakan sebelum pengaruh dari transaksi dapat dicetak, dan aktivitas bisnis di luar berdasar harga atau uang. Pencatatan dilakukan untuk menyediakan nilai history di setiap aktivitas ekonomi dari perusahaan. Komunikasi adalah bagian terakhir dari proses akuntansi. Laporan
8 akuntansi yang dihasilkan dapat dianalisis dan diinterprestasikan untuk pengambilan keputusan. Proses akuntansi dapat diringkas dalam bentuk diagram seperti yang dilihat pada Gambar 2.1 dibawah ini: Identification Transaction
Measurement Quantification in money terms
Recording Recording; Classification; summarization
Communication Accounting Analysis reports & Interpretation sumber: Hogget & Edwardas (1996)
Gambar 2.1, The Accounting process
2.2 Sumber Informasi Keuangan Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (1999,p7), Laporan Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan Keuangan yang lengkap biasanya meliputi: Neraca, Laporan Rugi Laba, Laporan Perubahan Posisi Keuangan, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Laporan Keuangan dari suatu perusahaan dilengkapi dengan catatan penjelasan diperlukan manajemen untuk mengkomunikasikan informasi tentang keadaan perusahaan kepada pemakai dari laporan keuangan secara umum. Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investasi potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi:
9 a) Investor. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah, menahan atau menjual investasi mereka. Pemegang saham akan tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. b) Karyawan. Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas & profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, pensiun, dan kesempatan kerja. c) Pemberi Pinjaman. Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. d) Pemasok dan Kreditor Usaha lainnya. Pemasok dan Kreditor lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. e) Pelanggan. Para Pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan perusahaan. f) Pemerintah. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. g) Masyarakat. Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya: perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti
10 pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan Keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan perkembangan perusahaan. Gambar di bawah ini mengilustrasikan hubungan antara laporan keuangan dengan pemakai laporan keuangan. Transaction Managerial Reports
Tax returns and other
Accounting Information System
Management
Government agencies
General purpose Financial reports
Management and governing bodeis Managers, Board of directors, Government agencies
Resources providers Investors, creditors, contributors, suppliers
Recipients of goods and services Customers, clients
Reviewers and overseers Goverment agencies, Employers, unions, general public
sumber: sumber: Hogget & Edwardas (1996) Gambar 2.2 Laporan Keuangan dan Penggunanya
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang disusun tersebut untuk tujuan memenuhi kebutuhan bersama
11 sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan. Posisi Keuangan perusahaan dipengaruhi oleh: 1. Sumber daya yang dikendalikan Informasi sumber daya yang dikendalikan dan kemampuan perusahaan dalam memodifikasi sumber daya ini di masa lalu berguna untuk memprediksi kemampuan perusahaan di masa depan. 2. Struktur keuangan Informasi struktur keuangan berguna untuk memprediksi kebutuhan pinjaman di masa depan, laba bersih dan arus kas di masa depan akan didistribusikan kepada mereka yang memiliki hak di dalam perusahaan. Informasi tersebut juga berguna untuk memprediksi seberapa jauh perusahaan akan berhasil meningkatkan lebih lanjut sumber keuangannya. 3. Likuiditas dan Solvabilitas Informasi likuiditas dan solvabilitas berguna untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam pemenuhan komitmen keuangannya pada saat jatuh tempo. 4. Kemampuan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan.
12
2.3 Analisis Rasio Keuangan Analisis terhadap Laporan Keuangan dilakukan dengan mempelajari perbandingan dan hubungan-hubungan untuk menentukan posisi keuangan dan hasil usaha serta perkembangan kinerja perusahaan. Laporan Keuangan terdiri dari berbagai macam angka, untuk dapat memudahkan memahami angka dibawah ini berikut menjelaskan apa yang disebut sebagai Analisis Rasio. White, et.al (1998, pp140-141) menjelaskan mengenai Analisis Rasio: Financial Ratios are used to compare risk and return of different firms in order to help equity investors and creditors make intelligent investment and credit decisions. Such decision range from an evaluation of chance in performance over time to a comparison among all firms within a single industry at a specific in time. A primary advantage of ratio is that they can be used to compare the risk and return relationship of firms of different sizes. Ratio can provide of a firm, economic characteristics and competitive strategies, and its unique operating, financial, and investment characteristics. Four broad ratio categories measure the different aspects of risk and return relationship: 1. Activity analysis. Evaluate revenue and output generated by the firm’s assets. 2. Liquidity analysis. Measures the adequacy of a firm’s cash resources to meet its near-time cash obligation. 3. Long-term debt and solvency analysis. Examine the firm’s capital structure in terms of the mix of its financing sources and the ability of the firm to satisfy its longer-term debt and investment obligations. 4. Profitability analysis. Measure the income of the firm relative to its revenues and invested capital. These categories are interrelated rather than independent.
13 Kemudian dalam mengadakan analisis rasio keuangan Riyanto (1995: p329) menjelaskan Analisis Rasio Keuangan pada dasarnya dapat dilakukan dengan dua macam cara perbandingan, yaitu: 1. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu-waktu yang lalu (ratio historis) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang dari perusahaan yang sama. Dengan cara pembandingan tersebut akan dapat diketahui perubahan-perubahan dari rasio tersebut dari tahun ke tahun. 2. Membandingkan
rasio-rasio
dari
suatu
perusahaan
(rasio
perusahaan/company ratio) dengan rasio-rasio semacam dari perusahaan yang sejenis atau industri (rasio industri/rasio rata-rata/rasio standard) untuk waktu yang sama. Dengan membandingkan rasio perusahaan dengan rasio industri akan dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan itu dalam aspek finansiil tertentu berada di atas industri (above average), berada pada rata-rata (average) atau terletak di bawah rata-rata (below average). Dari beberapa sumber di atas, penulis mengelompokkan beberapa jenis-jenis rasio yang dianggap penting, yang dikelompokkan ke dalam rasio-rasio berikut: 1. Rasio Likuiditas. Rasio likuiditas ini untuk menganalisis seberapa jauh perusahaan mampu bertahan hidup, digunakan sebagai petunjuk kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka waktu pendek dapat dijelaskan ke dalam dua rasio penting yaitu:
14 a. Current Ratio (Rasio Lancar), menggambarkan operasi perusahaan di luar dana segar yang mereka miliki untuk melunasi hutang jangka pendek. Rasio Lancar didapat dari: Rasio Lancar (Current Ratio) =
Aktiva Lancar Passiva Lancar
b. Working Capital to total Assets Rasto (Rasio Modal Kerja Terhadap Asset), menggambarkan posisi modal kerja dari perusahaan. Di sini menjelaskan segi likuiditas perusahaan dan penting untuk diperhatikan dalam pengoperasian yang efektif mendatangkan laba. Rasio ini didapat dari: working capital to total assets ratio =
Aktiva lancar – Hutang lancar Jumlah Aktiva
2. Rasio Leverage. Rasio ini yang menyatakan sumber modal perusahaanmodal pemilik atau kreditor luar dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Istilah Leverage atau pengungkit mengacu pada kenyataan bahwa menggunakan modal dengan bunga tertentu akan memperbesar keuntungan ataupun kerugian buat modal pemegang saham biasa. Rasio Leverage di sini dijelaskan ke dalam dua rasio penting yaitu: a. Debt Equity Ratio/DER (Rasio Hutang terhadap modal), rasio ini mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan melunasi hutangnya dengan modal yang dimiliki. Rasio ini didapat dari: Debt to Equity Ratio =
Total hutang Total Modal
b. Total Debt to Total Capital Assets (Rasio Hutang terhadap Asset), rasio ini menggambarkan beberapa dari aktiva yang digunakan
15 untuk menjamin utang atau bagian dari keseluruhan dana yang dibelanjakan dengan utang. Rasio ini didapat dari; Total Debt to Capital Asset = 3. Rasio
Aktivitas.
Rasio
ini
Total Hutang Total Modal (Asset)
menunjukkan
bagaimana
perusahaan
menggunakan sumber dayanya secara efektif. Mengukur sampai dimana efektivitas suatu perusahaan dalam menggunakan sumber-sumber dana. Rasio pentingnya yaitu: a. Total Assets Turnover (Perputaran Seluruh Aktiva), rasio mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan pendapatan. Rasio ini didapat dari: Total Asset Turnover =
Sales Total Aktiva
b. Working Capital turnover (Perputaran Modal Kerja), rasio ini mengukur kemampuan modal kerja berputar dalam suatu periode siklus kas dari perusahaan. Rasio ini didapat dari: Working Capital Turnover =
Sales Aktiva lancar – utang lancar
4. Rasio Profitabilitas. Merupakan rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan oleh manajemen. Rasio ini menunjukkan seberapa efektif perusahaan itu dikelola untuk mencetak laba. Rasio-rasio pentingnya yaitu:
16 a. Gross Profit on Sales (Marjin Laba atas Penjualan), merupakan perbandingan antaran laba dengan hasil penjualan. Rasio ini mengukur laba bruto per rupiah penjualan. Rasio ini didapat dari: Gross Profit Margin =
Gross Profit Sales
b. Return On Assets/ROA (Tingkat Pengembalian Asset), merupakan kemamampuan dari modal yang diinvestasikan dengan efisien dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor (pemegang obligasi + saham). Rasio didapat dari: ROA =
Net Income Total Asset
c. Return on Equity/ROE (Tingkat Pengembalian Modal), rasio ini mengukur kemampuan pengembalian hasil invesatasi dalam saham bagi perusahaan. Rasio didapat dari: ROE =
Net Income Common Equity
5. Rasio penting lainnya. Melihat kegiatan berinvestasi dikatakan berhasil jika dapat mendatangkan laba, maka perlu dilihat yang menjadi ukuran yang mendukung keputusan berinvestasi. Rasio-rasionya antara lain: a. Price Earning Ratio (PER), menggambarkan murah atau mahalnya nilai saham untuk menarik para investor. Rasio didapat dari: PER =
Harga Saham Earning Per Share
b. Earnings Per Share (EPS), menggambarkan kinerja per lembar sahamnya untuk meraih laba. Rasio di dapat dari: EPS =
Laba Bersih Jumlah Saham
17
2.4 Pasar Modal Seperti halnya pasar pada umumnya, pasar modal merupakan tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan resiko untung atau rugi. Jogiyanto (2000,pp11-22) menjelaskan kebutuhan dana jangka pendek umumnya diperoleh di pasar uang. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau obligasi. Saham merupakan bukti pemilikan sebagian dari perusahaan. Obligasi merupakan suatu kontrak yang mengharuskan peminjam untuk membayar kembali untuk membayar kembali pokok pinjaman ditambah dengan bunga dalam kurun waktu tertentu yang sudah disepakati. Perusahaan yang membutuhkan dana dapat menjual surat berharganya di pasar modal. Surat berharga yang baru dikeluarkan oleh perusahaan dijual di pasar primer (primary market). Surat berharga yang baru dijual dapat berupa penawaran perdana ke publik (initial publik offering atau IPO) atau tambahan surat berharga baru jika perusahaan sudah going public. Selanjutnya surat berharga yang sudah beredar diperdagangkan di pasar sekunder (secondary market). Kemudian tipe lain dari pasar modal adalah pasar ketiga (third market) dan pasar keempat (fourth market). Pasar ketiga merupakan pasar perdagangan surat berharga pada saat pasar kedua tutup. Pasar ketiga dijalankan oleh broker yang mempertemukan pembeli dan penjual pada saat pasar kedua tutup. Pasar keempat merupakan pasar modal yang dilakukan diantara institusi berkapasitas besar untuk menghindari komisi atau broker. Pasar keempat umumnya menggunakan jaringan komunikasi untuk memperdagangkan saham dalam jumlah blok yang besar.
18 Perusahaan yang belum going public awalnya saham-saham perusahaan tersebut dimiliki oleh manajer-manajenya, sebagian lagi oleh pegawai-pegawai kunci dan hanya sejumlah kecil yang dimiliki investor. Keuntungan dari going public diantaranya adalah: 1. Kemudahan meningkatkan modal di masa mendatang. Untuk perusahaan yang tertutup, calon investor biasanya enggan untuk menanamkan modalnya disebabkan kurangnya keterbukaan informasi keuangan antara pemilik dan investor. Sedang untuk perusahaan yang sudah going publc, informasi keuangan secara regular yang kelayakannya sudah diperiksa oleh akuntan publik. 2. Meningkatkan likuiditas bagi pemegang saham. Untuk perusahaan yang masih tertutup yang belum mempunyai pasar untuk sahamnya, pemegang saham akan lebih sulit untuk menjual sahamnya dibandingkan jika perusahaan sudah going public. 3. Nilai pasar perusahaan diketahui. Untuk alasan-alasan tertentu, nilai pasar perusahaan perlu untuk diketahui. Jika perusahaan ingin memberikan insentif dalam bentuk opsi saham (stock option) kepada manajer-manajernya, maka nilai sebenarnya dari opsi tersebut perlu diketahui. Jika perusahaan masih tertutup, nilai dari opsi sulit untuk ditentukan. Disamping keuntungan dari going public, beberapa kerugiannya adalah sebagai berikut:
19 1. Biaya laporan meningkat. Untuk perusahaan yang sudah going public, setiap kuartal dan tahunnya harus menyerahkan laporan-laporan kepada regulator. Laporan ini sangat mahal terutama untuk perusahaan yang ukurannya kecil. 2. Pengungkapan (disclosure). Beberapa pihak di dalam perusahaan umumnya keberatan dengan ide pengungkapan. Manajer enggan mengungkapkan semua informasi yang dimiliki karena dapat digunakan oleh pesaing. Sedang pemilik enggan mengungkapkan informasi tentang saham yang dimilikinya karena publik akan mengetahui besarnya kekayaan yang dipunyai. 3. Ketakutan untuk diambil-alih. Manajer perusahaan yang hanya mempunyai hak veto kecil akan khawatir jika perusahaan going public. Manajer perusahaan publik dengan hak veto yang rendah umumnya diganti dengan manajer yang baru jika perusahaan diambil alih. Perusahaan memutuskan going public dan melemparkan saham perdananya ke publik, isu utamanya yang muncul adalah tipe saham apa yang akan dilempar, berapa harga yang harus ditetapkan untuk selembar sahamnya dan kapan waktunya yang paling tepat. Proses penjualan saham di stock exchange market (pasar bursa saham atau pasar modal atau bursa efek) umumnya menggunakan sistem lelang (auction) sehingga pasar sekunder ini juga sering disebut dengan auction market. Disebut dengan pasar lelang karena transaksi dilakukan secara terbuka dan harga ditentukan
20 oleh supply (penawaran) dan demand (permintaan) dari anggota bursa yang meneriakkan ask price (harga penawaran terendah untuk jual) dan bid price (harga permintaan tertinggi untuk beli), Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Eek Surabaya (BES) menggunakan sistem lelang, yaitu order pembelian dan penjualan sekuritas ditemukan sampai dicapai harga kesepakatan. Investor tidak dapat langsung melakukan transaksi di lantai bursa, tetapi diwakili oleh broker. Investor dapat memilih sendiri jenis dari broker yang diinginkan. Gambar 2.3 : Proses Go-Publik
Perusahaan
BAPEPAM
+ Penjamin Emisi AKUNTAN PUBLIK KONSULTAN HUKUM NOTARIS PENILAI BIRO ADMINISTRASI PEMERINGKAT EFEK (Obligasi) PENANGGUNG (Obligasi) WALI AMANAT (Obligasi) KUSTODIAN
Pernyataan Pendaftaran Efektif
Penawaran Umum Perdana
Bursa Efek BES / BEJ
su mber: BEJ
2.5 Pengertian tentang Saham Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham. Saham itu sendiri terdiri dari tiga jenis (Jogiyanto,2000,p67) yaitu: Saham preferen,
21 saham biasa, saham treasuri. Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini disebut dengan saham biasa (common stock). Untuk menarik investor potensial lainnya, suatu perusahaan mungkin juga mengeluarkan kelas lain dari saham, yaitu saham preferen (preferred stock). Lebih lanjut dijelaskan di sini: 1. Saham Preferen Saham preferen mempunyai sifat gabungan antara obligasi (bond) dan saham biasa. Seperti bond yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen. Dibandingkan dengan saham biasa, saham preferen mempunyai beberapa hak, hak atas dividen tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi. Beberapa karakteristik dari saham preferen yaitu: Prefered terhadap Dividen. Pemegang saham mempunyai hak untuk menerima dividen terlebih dahulu. Dividen di saham preferen biasanya dinyatakan dalam dalam nilai persentase dari nilai
nominalnya.
Kemudian
saham
preferen
umumnya
memberikan hak dividen kumulatip, yaitu memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima dividen tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerima dividennya, dividen tersebut adalah dividend in arrears. Nilai dari dividends in arrears ini harus diungkapkan di catatan dalam laporan keuangan, sehingga investor dan calon investor saham biasa dapat mengetahui dan dapat menilai pengaruh dari kewajiban ini terhadap harga dari saham biasa. Jika saham preferen tidak
22 mempunyai bentuk dividen kumulatip, maka suatu dividen yang tidak dibayar di periode lalu akan hilang selamanya. Hal ini mungkin saja terjadi jika perusahaan mengalami kerugian atau tidak mempunyai cukup kas untuk membayarnya. Preferen pada waktu likuiditas. Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan dibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh saham biasa saat terjadi likuidasi. Besarnya hak atas aktiva pada saat likuidasi adalah sebesar nilai nominal saham preferennya termasuk semua dividen yang belum dibayar jika bersifat kumulatip. Karena karekteristik ini, investor umumnya menganggap saham preferen lebih kecil resikonya dibandingkan dengan saham biasa. 2. Saham Biasa Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan opersi perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa mempunyai beberapa hak. Hak yang dimiliki oleh pemegang saham biasa adalah: Hak Kontrol. Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi, hak untuk mengontrol siapa yang akan memimpin perusahaannya. Pemegang saham dapat melakukan hak kontrolnya dalam bentuk memveto dalam pemilihan direksi di rapat tahunan pemegang saham atau memveto pada tindakantindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham.
23 Hak
menerima
pembagian
keuntungan.
Sebagai
pemilik
perusahaan, pemegang saham berhak mendapat bagian dari keuntungan perusahaan. Tidak semua laba dibagikan, sebagian laba akan ditanamkan kembali ke dalam perusahaan. Laba yang ditahan ini merupakan sumber dana intern perusahaan. Laba yang tidak ditahan dibagikan dalam bentuk dividen. Tidak semua perusahaan membayar dividen. Keputusan perusahaan membayar dividen atau tidak dicerminkan dalam kebijaksanaan dividen-nya. Pembagian dividen saham biasa dapat dilakukan jika perusahaan sudah membayarkan dividen untuk saham preferen. Hak Preemptive. Merupakan hak untuk mendapatkan persentasi kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham, maka jumlah saham yang beredar akan lebih banyak dan akibatnya persentase kepemilikan pemegang saham yang lama akan turun. Hak ini mempunyai dua tujuan, yang pertama adalah untuk melindungi hak kontrol dari pemegang saham lama. Kedua, adalah untuk melindungi pemegang saham lama dari nilai yang merosot. 3. Saham Treasuri. Saham treasuri adalah saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk tidak dipensiunkan tetapi disimpan sebagai treasuri. Perusahaan
24 emiten membeli kembali saham beredar sebagai saham treasuri dengan alasan sebagai berikut: Akan digunakan dan diberikan kepada manajer dan karyawannya di dalam perusahaan sebagai bonus dan kompensasi dalam bentuk saham. Meningkatkan volume perdagangan di pasar modal dengan harapan meningkatkan nilai pasarnya. Menambahkan jumlah lembar saham yang tersedia untuk digunakan menguasai perusahaan lain. Mengurangi jumlah lembar saham yang beredar untuk menaikkan laba per lembarnya. Mengurangi kemungkinan perusahaan lain untuk menguasai jumlah saham secara mayoritas dalam rangka pengambil alihan tidak bersahabat (hostile takeover). Kemudian Jogiyanto (2000,pp79-106) menjelaskan pula tentang nilai saham itu sendiri, karena dapat mengetahui saham-saham mana yang bertumbuh (growth) dan yang murah (undervalued) yaitu ada tiga konsep: nilai buku (book value), nilai pasar (maket value) dan nilai intrinsik (intrinsic value). Dengan mengetahui nilai buku dan nilai pasar, pertumbuhan perusahaan
dapat
diketahui.
Pertumbuhan
perusahaan
menunjukkan
investment opportunity set (IOS) atau set kesempatan investasi di masa mendatang. Perusahaan yang bertumbuh mempunyai rasio lebih besar dari
25 nilai satu yang berarti nilai pasar perusahaan tersebut lebih besar dari nilai bukunya. Mengetahui nilai pasar dan nilai intrinsik dapat digunakan untuk mengetahui saham-saham mana yang murah, tepat nilainya atau yang mahal. Nilai intrinsik merupakan nilai sebenarnya dari perusahaan. Nilai pasar yang lebih kecil dari nilai intrinsiknya menunjukkan bahwa saham tersebut dijual dengan harga yang murah (undervalued), karena investor membayar saham tersebut lebih kecil dari yang seharusnya dia bayar. Sebaliknya nilai pasar yang lebih besar dari nilai intrinsiknya menunjukkan bahwa saham tersebut dijual dengan harga yang mahal (overvalued).
2.6 Efisiensi Pasar Di dalam pasar yang kompetitif, harga equilibrium suatu aktiva ditentukan oleh tawaran yang tersedia dan permintaan agregat. Harga keseimbangan ini mencerminkan konsensus bersama antara semua partisipan pasar tentang nilai dari aktiva tersebut berdasarkan informasi yang tersedia. Bagaimana suatu pasar bereaksi terhadap suatu informasi untuk mencapai harga keseimbangan yang baru merupakan hal yang penting. Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia, maka kondisi pasar seperti ini disebut dengan pasar efisien. Jogiyanto (2000,p352) menjelaskan hubungan antara toeri pasar modal yang menjelaskan tentang keadaan ekuilibrium dengan konsep pasar efisien yang mencoba
26 menjelaskan bagaimana pasar informasi untuk menuju ke posisi ekuilibrium yang baru. Efisiensi pasar seperti ini disebut dengan efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient market) yaitu bagaimana pasar bereaksi terhadap informasi yang tersedia. Adapun bentuk efisiensi pasar dapat ditinjau dari segi ketersediaan informasinya atau dapat dilihat dari kecanggihan pelaku pasar dalam pengambilan keputusan berdasarkan analisis dari informasi yang tersedia. Pasar efisiensi yang ditinjau dari sudut informasi saja disebut dengan informasi dengan efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient market). Sedang pasar efisiensi yang ditinjau dari kecanggihan pelaku pasar dalam mengambil keputusan berdasarkan informasi yang tersedia disebut dengan efisiensi pasar secara keputusan (decisionally efficient market). Bentuk-bentuk efisiensi pasar dijelaskan lebih lanjut di bawah ini: 1. Efisiensi Pasar Secara Informasi. Kunci utama untuk mengukur pasar yang efisien adalah hubungan antara harga sekuritas dengan informasi. Pertanyaannya adalah informasi mana yang dapat digunakan untuk menilai pasar yang efisien yang terdiri dari: apakah informasi lama, informasi yang sedang dipublikasikan atau semua informasi termasuk privat. Ketiga macam bentuk dari informasi itu sebagai berikut. a. Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form). Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga-harga dari sekuritas tercermin penuh informasi masa lalu. Informasi masa lalu ini
27 merupakan informasi yang sudah terjadi. Bentuk ini berkaitan dengan teori langkah acak (random walk theory) yang menyatakan bahwa data masa lalu tidak berhubungan dengan nilai sekarang. Jika pasar efisien secara bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga sekarang. Ini berarti investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan keuntungan yang tidak normal. b. Efisiensi pasar bentuk lemah setengah kuat (semistrong form). Pasar dikatakan efisien setengah kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan termasuk informasi yang berada di laporan keuangan perusahaan emitan. Pasar bentuk ini mengasumsikan bahwa tidak ada investor atau grup dari investor yang dapat menggunakan informasi yang dipublikasikan untuk mendapatkan keuntungan tidak normal dalam jangka waktu yang lama. c. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form) Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang tersedia termasuk informasi yang privat. Jika pasar efisien dalam bentuk ini, maka tidak ada individual investor atau grup dari investor yang dapat memperoleh keuntungan tidak normal (abnormal return) karena mempunyai informasi privat.
28 Dari ketiga bentuk pasar efisien ini berhubungan satu dengan yang lainnya. Hubungan ketiga pasar bentuk efisien ini berupa tingkatan kumulatip, yaitu bentuk lemah merupakan bagian dari bentuk setengah kuat dan bentuk setengah kuat merupakan bagian dari bentuk kuat, seperti terlihat di Gambar 2.4. Gambar 2.4 Tingkatan kumulatip dari ketiga bentuk pasar efisien
Pasar efisien bentuk lemah Pasar efisien bentuk setengah kuat Pasar efisien bentuk kuat sumber: Jogiyanto (2000)
Tingkatan kumulatip ini mempunyai implikasi bahwa pasar efisien bentuk setengah kuat adalah juga pasar bentuk lemah. Pasar bentuk kuat adalah juga pasar efisien bentuk setengah kuat dan pasar efisien bentuk lemah. Implikasi ini tidak berlaku sebaliknya bahwa pasar efisien bentuk lemah tidak harus berarti pasar efisien bentuk setengah kuat. 2. Efisiensi Pasar Secara Keputusan. Pembagian efisiensi pasar yang ada didasarkan pada ketersediaan informasi, sehingga informasi pasar seperti ini disebut efisiensi pasar secara informasi. Akan tetapi untuk informasi yang masih perlu diolah lebih lanjut, ketersediaan informasi saja tidak menjamin pasar akan efisien. Misalnya, adalah informasi tentang pengumuman merjer oleh
29 suatu perusahaan emitan. pada waktu informasi ini diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, belum tentu harga dari sekuritas perusahaan bersangkutan akan mencerminkan informasi tersebut dengan penuh. Alasannya pelaku pasar harus menginterpretasikan dan menganalisis informasi merjer tersebut sebagai kabar baik atau kabar buruk. Tidak selamanya suatu pengumuman merjer merupakan kabar baik atau kabar buruk. Lain halnya dengan pengumuman laba perusahaan yang dapat dengan mudah diinterpretasikan sebagai kabar baik atau kabar buruk. Jika laba meningkat dari laba periode sebelumnya, maka dapat diartikan sebagai kabar baik, dan sebaliknya jika laba menurun dapat diartikan sebagai kabar buruk. Interpretasi pengumuman merjer sebagai kabar baik atau buruk membutuhkan analisis yang mendalam untuk memperkirakan besarnya dampak dari informasi tersebut ke harga sekuritas bersangkutan. Untuk mengolah informasi semacam ini dengan benar, pelaku pasar harus canggih (sophistacated). Jika hanya sebagian pelaku pasar yang canggih, maka kelompok ini dapat menikmati keuntungan yang tidak normal disebabkan mereka dapat menginterpretasikan informasi dengan lebih benar dibandingkan dengan kelompok pelaku pasar yang kurang atau tidak canggih. Dengan demikian pembagian efisiensi pasar berdasarkan ketersediaan informasi saja tidak cukup. Efisiensi pasar perlu juga dilihat berdasarkan kecanggihan pelaku pasar dalam mengolah informasi untuk pengambilan keputusan.
30
2.7 Studi Peristiwa Jogiyanto (2000,p392) menjelaskan tentang studi peristiwa, merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Sementara Bodie et.al (2002,p351) menjelaskan tentang studi peristiwa: An event study describes a technique of empirical financial research that enables an observer to assess the impact of particular event on a firm’s stock price. Dari definisi yang dikemukan, bahwa suatu studi peristiwa dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman. Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return. Sebaliknya yang tidak mengandung informasi tidak memberikan abnormal return kepada pasar. Pengujian kandungan informasi hanya menguji reaksi dari pasar, tetapi tidak menguji seberapa cepat pasar itu bereaksi. Pengujian melibatkan kecepatan reaksi dari pasar untuk menyerap informasi yang diumumkan, maka pengujian ini merupakan efisiensi pasar secara informasi bentuk setengah kuat. Pasar dikatakan efisien bentuk setengah kuat jika tidak ada investor yang dapat memperoleh abnormal return dari informasi yang diumumkan atau jika memang ada abnormal return, pasar
31 harus bereaksi dengan cepat untuk menyerap abnormal return untuk menuju ke harga keseimbangan yang baru. Dengan demikian pengujian efisiensi pasar secara informasi bentuk setengah kuat seharusnya dilakukan setelah pengujian kandungan informasi dan urutannya dapat dilihat di Gambar 2.5 berikut ini. Gambar 2.5 Efisiensi Pasar Secara Informasi
Peristiwa
Kandungan informasi
Kecepatan reaksi
Cepat
Efisiensi Pasar Secara Informasi EFISIEN
Ada Abnormal return Lama dan berkepanjangan
Pengumuman Peristiwa Tidak Ada Abnormal return
TIDAK EFISIEN
EFISIEN
sumber : Jogiyanto (2000)
Akan tetapi dikatakan lebih lanjut bahwa pengujian untuk efisiensi pasar secara informasi ini tidak memperhatikan kecanggihan dari pelaku pasar di dalam menginterpretasikan dan menganalisis lebih lanjut. Untuk menguji kandungan informasi suatu pengumuman hanya melibatkan sebuah faktor saja, yaitu faktor abnormal return. Sehingga pengujian efisiensi pasar secara informasi hanya melibatkan dua buah foktor, yaitu abnormal return dan kecepatan reaksi.
32
2.8 Return Tidak Normal Studi peristiwa menganalisis return tidak normal (abnormal return) dari sekuritas yang mungkin terjadi di sekitar pengumuman dari suatu peristiwa. Jogiyanto (2000,p415) menjelaskan Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Selanjutnya mengenai return tidak normal, adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi. Return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga sekarang relatip terhadap harga sebelumnya dengan rumus: ( Pi,t – Pi,t-1 ) / Pi,t-1 . Sedang return ekspektasi merupakan return yang harus diestimasi. Sehinggga nilai return tidak normal didapat dari:
RTNi,t = Ri,t – E [Ri,t] Untuk mengestimasi return ekspektasi ada tiga model yang bisa digunakan yakni: model disesuaikan rata-rata (mean-adjusted model), model pasar (market model)
dan
model
disesuaikan-pasar
(market-adjusted
model).
Jogiyanto
(2000,pp416-428) menjelasakan ke tiga model ini, sebagai berikut: 1. Model disesuaikan rata-rata (mean-adjusted model). Model ini menganggap bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi, adalah:
t2
E[Ri,t] =
∑ Ri,j j=t1
T
33 Periode estimasi umumnya merupakan periode sebelum periode peristiwa. Periode peristiwa disebut juga dengan periode pengamatan atau jendela peristiwa. Periode Estimasi
t1
Periode Jendela
t2 t3
t0
t4
Gambar 2.6 Periode Estimasi dan Periode Jendela
Di Gambar 2.6 ini, terlihat t1 sampai dengan t2 merupakan periode estimasi, t3 sampai dengan t4 merupakan periode jendela dan t0 merupakan saat terjadinya peristiwa. Panjang dari jendela ini juga bervariasi. 2. Model pasar (market model). Perhitungan return ekspektasi dengan model pasar ini dilakukan dengan dua tahap, yaitu: pertama membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan kedua, menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi di periode jendela. Model ekspektasi dapat dibentuk menggunakan teknik regresi OLS (Ordinary Least Square) dengan persamaan: Ri,j = αi + βi . RM,j +
εi,j
Persamaan yang didapat dari hasil persamaan regresi digunakan untuk mengestimasi return ekspektasi untuk periode ke-t, nilai E[RM,t] dari model ekspektasi ini digunakan nilai RMt. Setelah model estimasi diperoleh, return estimasi dihitung untuk hari-hari di periode jendela
34 dengan menggunakan model-model estimasi tersebut. Akan tetapi perhitungan Beta bisa menjadi bias bila pasar modal yang tipis yang perdagangannya tidak sinkron. 3. Model disesuaikan dengan pasar (market-adjusted model). Model ini menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu mennggunakan periode estimasi untuk membentuk model, karena sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan indeks pasar. Sehingga perhitungan return tidak normal dengan model ini didapat dari : RTNi = Ri – RM Notasi: RTNi,t Ri,t E[Ri,t] Ri,j αi βi RM,j
εi,j
return tidak normal (abnormal return) sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t. return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t. return ekspektasi sekuritas ke-i untuk periode peristiwa ke-t. return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j intercept untuk sekuritas ke-i koefisien slope yang merupakan Beta dari sekuritas ke-1 return indeks pasar pada periode estimasi ke-j yang dapat dihitung dengan rumus: RM,j = (IHSGj – IHSGj-1) / IHSGj-1 , IHSG adalah Indeks Harga Saham Gabungan kesalahan residu sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j