7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hutang 1. Pengertian Hutang
Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan kepada pihak lain. Untuk menentukan suatu transaksi sebagai hutang atau bukan sangat tergantung pada kemampuan untuk menafsirkan transaksi atau kejadian yang menimbulkannya.
Munawir (2010 : 18) berpendapat bahwa “hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor”
Achmad Tjahjono (2009 : 152) berpendapat bahwa “hutang adalah kewajiban suatu perusahaan yang timbul dari transaksi pada waktu yang lalu dan harus dibayar dengan kas,barang atau jasa di masa yang akan datang”. Sedangkan dalam hal ini Al Haryono Jusup (2005 : 23) menyatakan bahwa “kewajiban merupakan hutang yang harus dibayar oleh perusahaan dengan uang atau jasa pada saat tertentu di masa yang akan datang”.
8
2. Jenis – Jenis Hutang
Di tinjau dari jangka waktu pelunasan atau alat pelunasannya, hutang dapat dibagi menjadi dua kelompok: a. Hutang jangka pendek (hutang lancar) Hutang jangka pendek menurut Reeve (2010 : 53) bahwa “ Kewajiban yang akan dibayarkan dari asset lancar dan jatuh tempo dalam waktu singkat (biasanya dalam 1 tahun atau satu siklus akuntansi, mana yang lebih panjang)”.
Kadang kala perusahaan meminjam uang dalam jangka pendek untuk kegiatan operasi perusahaan yang biasa disebut dengan hutang (kewajiban) jangka pendek atau lancar.
Menurut Jumingan (2008 : 25) mendefinisikannya sebagai berikut: ”Kewajiban lancar adalah kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam jangka waktu normal,umumnya 1 tahun atau kurang semenjak neraca disusun atau hutang yang jatuh temponya masuk siklus akuntansi yang sedang berjalan”. Pahala Nainggolan (2006 : 3) berpendapat bahwa “Hutang lancar adalah kelomok hutang yang berisi tagihan yang harus dibayar oleh perusahaan dalam jangka waktu kurang dari 1 tahun”. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hutang jangka pendek adalah kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun
9
atau siklus operasi normal perusahaan dan harus dilunasi dengan menggunakan aktiva lancar, serta kewajiban tersebut berdasarkan transaksi yang telah terjadi.
Yang termasuk Hutang jangka pendek adalah :
1) Hutang dagang Hutang dagang atau account payable adalah jumlah uang yang masih harus dibayarkan kepada pemasok, karena perusahaan melakukan pembelian barang atau jasa. Salah satu contoh hutang dagang adalah pembelian barang dagangan atau peralatan kantor secara kredit. Hutang ini tidak memerlukan surat atau perjanjian tertulis sehingga pelaksanaannya didasarkan atas rasa saling percaya. 2) Hutang Wesel Hutang wesel atau promes adalah kewajiban yang dibuktikan dengan janji tertulis tanpa syarat untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal yang telah ditentukan di kemudian hari. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa hutang ini bersifat lebih formal dibandingkan dengan hutang dagang biasa. Apabila wesel dibuat dengan jangka waktu kurang dari satu tahun maka wesel tersebut digolongkan sebagai hutang lancar. Proses timbulnya hutang wesel sama seperti hutang dagang, yaitu dari kegiatan pembelian barang atau jasa secara kredit. Dapat juga terjadi pada awalnya
10
merupakan hutang dagang biasa kemudian dengan tujuan untuk lebih memberikan kepastian bagi kreditur maka hutang dagang tersebut berubah menjadi hutang wesel. 3) Hutang Deviden Hutang deviden adalah deviden yang dapat dibayar sebagaimana diumumkan oleh dewan komisaris perusahaan tapi pada akhir periode belum dibayar dan dicatat sebagai hutang deviden. Perseroan Terbatas yang sudah mengumumkan adanya pembagian deviden kepada para pemegang saham sudah harus mengakui adanya hutang pada saat pengumuman. Hutang dividen yang termasuk dalam hutang jangka pendek adalah: (a) Dividen yang dibagikan dalam bentuk kas atau aktiva (jika belum dibayar) yang segera akan dilunasi (b) Hutang dividen skrip yang segera akan dilunasi (c) Dividen untuk saham prioritas, walaupun jumlahnya sudah pasti, tetapi sebelum tanggal pengumuman belum merupakan hutang. 4) Hutang Jangka Panjang yang jatuh tempo dalam periode itu Seluruh atau bagian dari utang obligasi dan utang-utang jangka panjang lainnya yang akan dilunasi kurang dari satu tahun dilaporkan sebagai utang jangka pendek.Hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam periode tersebut tetap diakui sebagai utang jangka panjang apabila:
11
(a) Akan dilunasi dengan dana pelunasan atau dari uang penjualan obligasi baru; atau akan ditukar dengan saham. (b) Dividen yang dibagi dalm bentuk saham merupakan elemen modal. 5) Hutang Bonus
Hutang Bonus merupakan jumlah bonus yang terutang kepada karyawan. Bonus dapat dihitung dengan dasar penjualan dan dasar laba. Jika laba yang menjadi dasar perhitungan bonus maka bonus dapat ditentukan dari 4 alternatif, yaitu.
(a) Bonus dihitung dari laba sebelum dikurangi bonus dan pajak,
(b) Bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi bonus, tetapi sebelum dikurang pajak,
(c)
Bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi pajak tetapi sebelum dikurangi bonus.
(d) Bonus dihitung dari laba bersih sesudah dikurangi bonus dan pajak.
6) Pendapatan yang diterima di muka
Ada beberapa jenis pendapatan yang dapat diterima lebih dahulu seperti uang langganan majalah atau sewa. Pos ini dinyatakan sebagai hutang, karena menggambarkan suatu klaim terhadap perusahaan. Pada umumnya
12
kewajiban ini diselesaikan dengan menyerahkan barang atau jasa dalam periode akuntansi berikutnya. Jika terdapat penerimaan di muka melampaui satu periode akuntansi berikutnya harus dilaporkan dalam neraca sebagai kelompok tersendiri (terpisah dari hutang jangka pendek). 7) Hutang Pajak Penghasilan Pajak penghasilan perusahaan yang terutang atas laba bersih yang diperoleh selama satu tahun. Sedangkan utang Pajak Penghasilan Karyawan merupakan pajak penghasilan karyawan yang dipotong oleh perusahaan tetapi belum disetorkan ke Kas Negara.
b. Hutang Jangka Panjang ( Hutang tidak Lancar)
Hutang jangka panjang menurut Kieso (2008 : 238) “terdiri dari “Pengorbanan manfaat ekonomi yang sangat mungkin di masa depan akibat kewajiban sekarang yang tidak dibayarkan dalam satu tahun atau siklus operasi perusahaaan, mana yang lebih lama”. Pengertian hutang jangka panjang oleh Dyckman, et al. (2000 : 218) adalah “kewajiban dengan jangka waktu yang melebihi satu tahun dari tanggal neraca atau siklus operasi, mana yang lebih lama”.
Kasmir (2008 : 34) mengatakan bahwa “hutang jangka panjang adalah kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang memiliki jangka waktu lebih dari 1 tahun”.
13
Berdasarkan definisi dan penjelasan para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hutang jangka panjang merupakan pinjaman yang diperoleh perusahaan dari pihak ketiga atau kreditor, yang jatuh temponya lebih dari satu tahun, dan dilunasi dengan sumber-sumber yang bukan dari aktiva lancar, serta jumlah hutang jangka panjang tersebut tidak boleh melebihi jumlah modal sendiri.
Pada umumnya hutang jangka panjang dapat dibedakan menjadi 3 golongan yaitu:
1) Hutang hipotik Pinjaman yang harus dijamin dengan harta tidak bergerak. Di dalam perjanjian hutang disebutkan kekayaan peminjam yang dijadikan jaminan misalnya berupa tanah atas gedung. Jika peminjam tidak melunasi pinjaman pada waktunya, maka pemberi pinjaman dapat menjual jaminan untuk diperhitungkan dengan pinjaman yang bersangkutan.
2) Hutang Obligasi Hutang yang diperoleh melalui penjualan surat-surat obligasi. Pembeli obligasi disebut pemegang obligasi yang bertindak sebagai pemberi pinjaman. Dalam surat obligasi dan ketentuan-ketentuan lain sesuai dengan jenis obligasi yang bersangkutan.
14
Obligasi merupakan surat tanda tangan hutang dan umumnya tidak dijamin dengan aktiva tertentu. Karena itu ,kalau perusahaan bangkrut, pemegang obligasi akan diperlakukan sebagai kreditur umum. Apabila perusahaan membutuhkan tambahan modal kerja, tetapi tidak dapat melakukan emisi saham baru, dapat dipenuhi dengan cara mencari hutang. 3) Wesel bayar jangka panjang Wesel bayar jangka panjang wesel bayar di mana jangka waktu pembayarannya melebihi jangka waktu satu tahun atau melebihi jangka waktu operasi normal. B. Laba Usaha 1. Pengertian laba usaha
Pengertian laba secara konsep yang terdapat di dalam buku Triyuwono (2001 : 1), “laba adalah suatu pos dasar dan penting dalam laporan keuangan yang memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks.
Secara umum laba diperoleh setelah pendapatan dikurangi biaya, seperti yang dikemukakan oleh Soemarso (2005 : 230), “laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha”. Oleh karena itu, laba adalah hasil pengurangan antara pendapatan dengan biaya, maka manajemen perusahaan harus dapat menentukan jumlah pendapatan yang
15
akan dihasilkan dan jumlah biaya yang akan terjadi dalam periode yang bersangkutan.
Menurut Subramanyam (2010 : 120 ) bahwa “Laba usaha (operating income) adalah yang merujuk pada laba yang timbul dari kegiatan operasi perusahaan”.
Dalam teori ekonomi juga dikenal adanya istilah laba, akan tetapi pengertian laba di dalam teori ekonomi berbeda dengan pengertian laba menurut akuntansi. Dalam teori ekonomi, para ekonom mengartikan laba sebagai suatu kenaikan dalam kekayaan perusahaan, sedangkan dalam akuntansi, laba adalah perbedaan pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi pada waktu dibandingkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tertentu.Harahap (2008 : 297).
2. Manfaat laba usaha
Laba dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi perusahaan atau sebagai dasar ukuran penilaian yang lain, seperti laba per lembar saham. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan dan biaya. Dengan mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan dapat diperoleh hasil pengukuran laba yang berbeda antara lain: laba kotor, laba operasional, laba sebelum pajak, dan laba bersih.
16
3. Unsur - Unsur Laba Usaha
Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan dan biaya. Dengan mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan dapat diperoleh hasil pengukuran laba yang berbeda antara lain:
a. Laba Bruto Laba bruto yaitu selisih antara penjualan bersih dengan harga pokok penjualan. Laba bruto kadang disebut juga laba kotor. Disebut laba kotor karena jumlah ini masih harus dikurangi dengan biaya usaha. b. Laba Usaha Laba usaha yaitu selisih antara laba bruto dan biaya usaha. Laba usaha adalah laba yang diperoleh semata-mata dari kegitan utama perusahaan. c. Laba Bersih Laba Bersih yaitu selisih lebih semua pendapatan dan keuntungan terhadap semua biaya dan kerugian. Laba bersih merupakan angka terakhir dalam laporan laba rugi jumlah ini merupakan kenaikan bersih terhadap modal.
17
Untuk lebih jelasnya elemen / komponen dan urutan penyajian laporan laba rugi akan dijelaskan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (per 1 Oktober 2004 : PSAK No.2, Lampiran 2, hal 19) yaitu : Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Bruto Beban Operasional Laba Operasional/ Usaha Pendapatan dan ( Beban ) lain-lain (+/-) Laba Sebelum Pajak Pajak Penghasilan Laba Bersih Pos Luar biasa Laba Bersih Setelah Luar Bersih
xxx (xxx) xxx (xxx) xxx xxx xxx xxx xxx (xxx) xxx
Dengan mengetahui laba secara umum untuk menghitung besarnya kenaikan laba dapat ditentukan dari laba laba kotor atau laba usaha. Akan tetapi, dalam penelitian ini penulis hanya mengambil data berdasarkan laba usaha saja. Untuk lebih jelasnya elemen atau komponen dan urutan penyajian laporan keuangan, menurut IAI (2009) unsur – unsur yang berkaitan secara langsung dengan posisi keuangan didefinisikan sebagai berikut:
18
1) Laporan posisi keuangan (neraca) Neraca merupakan suatu daftar yang sistematis mengenai aktiva, kewajiban dan keadaan modal perusahaan pada periode tertentu. Tujuan pembuatan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan yang berakhir pada bulan atau tahun tertentu. (a) Aktiva adalah sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu, dan darinya manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan diperoleh perusahaan-perusahaan dari pengelolaan aktiva tersebut. (b) Kewajiban adalah hutang masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. (c) Ekuitas adalah residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. 2) Laporan laba rugi komprehensif Merupakan ikhtisar dari pendapatan dan beban perusahaan selama suatu periode tentang yang tersusun secara sistematis. Tujuan utama penyajian laporan keuangan ini adalah untuk memberikan informasi kepada para pengguna mengenai jumlah laba atau rugi perusahaan selama operasionalnya.
19
(a) Penghasilan Merupakan kenaikan manfaat yang menyebabkan perubahan modal ditahan dengan diikuti kenaikan aktiva atau terjadinya penurunan kewajiban. (b) Beban Merupakan penurunan manfaat ekonomi suatu periode akuntansi dalam bentuk arus kas atau berkurangnya aktiva atau ekuitas yang menyangkut pembagian kepada penanam modal. 3) Laporan ekuitas pemilik Laporan ekuitas pemiliik melaporkan perubahan ekuitas pemilik selama jangka waktu tertentu. Laporan tersebut dipersiapkan setelah laporan laba rugi. Demikian juga, laporan perubahan ekuitas pemilik pada akhir periode harus dilaporkan dalam neraca. Laporan perubahan antara laporan laba rugi dengan neraca. 4) Laporan arus kas Laporan arus kas merupakan suatu laporan yang digunakan untuk dapat informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu.
20
5) Catatan atas laporan keuangan Laporan
yang menjelaskan yang sejelas-jelasnya atas posisi laporan
keuangan perusahaan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan: (a) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting. (b) Informasi yang diwajibkan dalam pernyataan standar keuangan namun tidak disajikan dalam neraca, laporan laba rugi, arus kas, dan laporan perubahn ekuitas. (c) Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar. 6) Laporan keuangan pada awal periode komparatif Laporan keuangan yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara vestrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan. Entitas diperkenankan judul laporan.
21
4. Pengukuran laba usaha
Pengukuran laba bukan saja penting untuk menentukan prestasi perusahaan tetapi penting juga sebagai informasi bagi pembagian laba dan penentuan kebijakan investasi. Oleh karena itu, laba menjadi informasi yang dilihat oleh banyak seperti profesi akuntansi, pengusaha, analis keuangan, pemegang saham, ekonomi fiskus, dan sebagainya. Hal ini menyebabkan adanya berbagai definisi untuk laba.
Rumus : Laba Usaha = Laba Kotor – Jumlah biaya Operasional
Semua perusahaan membutuhkan modal pada saat pendiriannya dan juga memerlukan dana setelah perusahaan itu berdiri untuk pengoperasiannya serta untuk mengembangkan usahanya. Dana tersebut ada yang berasal dari pemilik atau modal sendiri ataupun yang berasal dari pihak luar atau modal asing yang disebut dengan hutang, apabila manajemen memilih hutang sebagai alternatif sumber modal, maka manajemen perusahaan dituntut untuk bekerja keras agar penggunaan modal tersebut dapat memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan, sehingga perusahaan dapat berkembang dengan baik dan mampu membayar hutang tersebut kepada kreditor, baik pokok maupun bunganya.
22
C. Penelitian Terdahulu
Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti yang pernah penulis baca diantaranya : Penelitian yang dilakukan oleh Nadzar Na’Amin tahun 2008, dengan judul “Analisa Pengaruh Total Hutang Jangka Pendek, Hutang Jangka Panjang Dan Investasi Terhadap Laba”. pada penelitian ini dijelaskan Kebijakan pendanaan dan investasi merupakan salah satu faktor yang akan sangat berpengaruh terhadap laba perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Diyah Wulandari tahun 2010, dengan judul “Analisis Pengaruh Hutang, Ekuitas Serta Investasi Terhadap Laba Perusahaan”. pada penelitian ini dijelaskan Pada titik tertentu peningkatan hutang akan menurunkan nilai perusahaan karena manfaat yang diperoleh dari penggunaan hutang lebih kecil dari pada biaya yang ditimbulkannya maka pemilik perusahaan lebih suka perusahaan menciptakan hutang pada tingkat tertentu untuk menaikkan nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Juwati tahun 2011, dengan judul “Pengaruh Hutang Jangka Panjang Terhadap Laba Bersih Perusahaan”. pada penelitian ini dijelaskan perusahaan memanfaatkan hutang jangka panjang ingin mendapatkan keuntungan (laba) karena bunga hutang adalah biaya yang dapat dikurangkan dari pendapatan kena pajak.
23
D. Pengaruh Hutang Terhadap Laba Usaha Salah satu faktor yang mempengaruhi besar kecilnya laba usaha yang diterima perusahaan adalah modal. Bagi beberapa perusahaan yang memiliki modal besar, tidak akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya, namun tidak sedikit perusahaan yang memiliki keterbatasan modal, sehingga mereka sulit untuk mengembangkan usahanya, agar dapat mengatasi hal tersebut, pada umumnya pihak manajemen perusahaan memiliki dua pilihan, yaitu menerbitkan saham baru atau melakukan pinjaman dari pihak luar baik dalam hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang, apabila manajemen memilih hutang sebagai alternatif sumber modal, maka manajemen perusahaan dituntut untuk bekerja keras agar penggunaan modal tersebut dapat memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan, sehingga perusahaan dapat berkembang dengan baik dan mampu membayar hutang tersebut kepada kreditor, baik pokok maupun bunganya.
E. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual merupakan sistematis dari tinjauan teori dan tinjauan penelitian terdahulu merupakan sistematis dari tinjauan teori dan tinjauan penelitian terdahulu. Hubungan antara hutang dengan laba ini juga bisa dijelaskan melalui sudut pandang neraca sebagai berikut. Untuk keperluan pembiayaan yaitu dalam rangka menjalankan aktivitas operasinya, suatu perusahaan harus mencari sumber dana
24
yang tepat, misalnya dengan menerbitkan obligasi dan melakukan pinjaman dari pihak luar baik dalam hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang.
Hubungan antara hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang terhadap laba usaha dapat digambarkan dalam kerangka sebagai berikut :
Variabel Independen ( X )
HUTANG
Variabel Dependen ( Y )
LABA USAHA