BAB II LANDASAN TEORI
A.
Laporan Keuangan Salah satu informasi yang dihasilkan akuntansi keuangan adalah laporan
keuangan. Pada dasarnya laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat ukut untuk berkomunikasi antara dua data keuangan dan aktivitas atas suatu perusahaan tersebut. Laporan keuangan didasarkan pada prinsip akuntansi yang berusaha mencatat secara konsisten dan wajar setia transaksi bisnis dengan menggunakan prinsip biaya historis pada waktu transaksi terjadi.Prinsip-prinsip ini membuat laporan keuangan terbuka untuk beberapa interprestasi, khususnya dari segi ekonomi yaitu sebagai sarana utama bagi dunia usaha dalam mengkomunikasikan posisi keuangan serta hasilhasil mereka. 1.
Pengertian Laporan Keuangan Laporan
keuangan
menurut
beberapa
ahli
dijelaskan
sebagai
berikut:“Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu”(Sofyan, 2007 : 105) Menurut PSAK No. 1 paragraf ke 7 menjelaskan “Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas” (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009) Menurut
Budi
(2007
:
53),Laporan
Keuanganadalah
laporan
pertanggungjawaban manajer atau pimpinan perusahaan atas pengelolaan
6
7
perusahaan yang dipercaya kepadanya kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) terhadap perusahaan, yaitu pemilik perusahaan (pemegang saham), pemerintah (instansi pajak), kreditor (Bank atau Lembaga Keuangan) maupun pihak yang berkepentingan lainnya.
Penjelasan lain mengenai laporan keuangan adalah “Laporan Keuangan merupakan sarana mengkomunkasikan informasi keuangan utama kepada pihakpihak diluar perusahaan. Laporan ini menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai moneter” (Keiso dkk, 2007:2)
Dari pengertian tentang laporan keuangan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah pelaporan prestasi keuangan dari suatu perusahaan yang disajikan pada akhir suatu periode terntentu, yang lazimnya terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.
2.
Tujuan Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam bukunya Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (2009:7) memberikan suatu pengertian umum terhadap tujuan penyusunan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
8
Sedangkan menurut APB, Statement of Financial Accounting Consep No.4, berdasarkan kutipan Sofyan (2007:133), tujuan pelaporan keuangan digolongkan sebagai berikut : a.
Tujuan Khusus Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan GAAP.
b.
Tujuan Umum Adapun tujuan umum laporan keuangan disebutkan sebagai berikut 1)
Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi, dan kewajiban perusahaan.
2)
Memaknai informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
3)
Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan kewajiban.
4)
Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan keuangan.
Pendapat lain dikemukakan oleh Kasmir (2008:11), bahwa pembuatan dan penyusunan laporan keuangan mempunyai tujuan : a.
Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan pada saat ini
b.
Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
9
c.
Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah perbedaan yang diperoleh pada suatu periode tertentu.
d.
Memberikan jumlah informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
e.
Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.
f.
Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam periode terntentu.
g.
Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.
h.
Informasi keuangan lainnya.
3.
Pihak-pihak yang berkepentingan atas laporan keuangan Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (2007 : 2), Pihak-pihak yang berkepentingan atas laporan keuangan adalah : a.
Investor. Penanam modal beresiko dan penasihat mereka berkepentingan dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.
b.
Karyawan. Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili, mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk-
10
menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pension dan kesempatan kerja. c.
Pemberi Pinjaman. Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
d.
Pemasok dan Kreditor usaha lainnya. Pemasok dan Kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha lainnya berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek dari pada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
e.
Pelanggan. Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau tergantung pada perusahaan.
f.
Pemerintah. Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dank arena itu berkepentingan
juga
dengan
aktivitas
perusahaan.
Mereka
juga
membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun statistic pendapatan nasional dan statistic lainnya. g.
Masyarakat. Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat-
11
membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktifitasnya. h.
Manajemen. Manajemen perusahaan memikul tanggungjawab utama dalam penyusunan
dan
penyajian
laporan
keuangan.
Manajemen
juga
berkepentingan dengan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan meskipun memiliki akses terhadap informasi manajemen dan keuangan tambahan
yang
membantu
dalam
melaksanakan
tanggungjawab
perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Manajemen memiliki kemampuan untuk menentukan bentuk isi informasi tambahan tersebut untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
4.
Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan Laporan Keuangan menurut Sofyan (2007:247) mempunyai beberapa
keterbatasan antara lain : a.
Laporan keuangan bersifat histori, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat.
b.
Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tertentu.
c.
Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan.
d.
Laporan keuangan hanya melaporkan informasi yang material
e.
Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian
12
f.
Laporan keuangan lebih menekan pada makna ekonomis suatu peristiwa atau transaksi daripada bentuk hukumnya (formalitas)
g.
Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknik dan pemakai laporan keuangan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan
h.
Adanya berbagai alternative metode akuntansi yang dapat menimbulkan variasi dalam pengkuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar perusahaan
i.
Informasi
yang
bersifat
kualitatif
dan
fakta
yang
tidak
dapat
dikuantifikasikan umumnya diabaikan.
Menurut Kasmir (2008 : 16), berpendapat bahwa ada beberapa keterbatasan laporan keuangan yang dimiliki perusahaan yaitu : a.
Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah dimana data-data yang diambil dari data masa lalu.
b.
Laporan dibuat umum, artinya untuk semua orang, bukan hanya untuk pihak tertentu.
c.
Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan pertimbanganpertimbangan tertentu.
d.
Laporan
keuangan
bersifat
konservatif
dalam
menghadapi situasi
ketidakpastian. e.
Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang ekonomi dalam memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan pada sifat formalnya.
13
5.
Komponen Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2008 : 28), menjelaskan secara umum ada lima macam
jenis laporan keuangan yang biasa disusun yaitu : a.
Neraca;
b.
Laporan Laba Rugi;
c.
Laporan Perubahan Modal;
d.
Laporan Arus Kas;
e.
Laporan Catatan atas Laporan Keuangan.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Pernyataan Standar Akuntansi No. 1 (Revisi 2009), laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut : a.
Laporan Posisi Keuangan Pada Akhir Periode
b.
Laporan Laba Rugi Komprehensif selama Periode
c.
Laporan Perubahan Ekuitas selama periode
d.
Laporan Arus Kas selama periode
e.
Catatan atas Laporan Keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelas lain
f.
Laporan posisi keuangan pada awal periode kompratif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara- restrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan atau ketika mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan.
14
Berikut Penjelasan dari masing-masing komponen laporan keuangan: a.
Laporan Posisi Keuangan Laporan Posisi Keuangan yang juga kita kenal sebagai neraca, dijelaskan
oleh Budi (2007:59), merupakan laporan mengenai keadaan harta atau kekayaan perusahaan, atu keadaan posisi keuangan perusahaan pada saat (tanggal) tertentu. Neraca memberitahu kita mengenai seberapa kuat posisi keuangan perusahaan dengan mempertimbangkan bagian yang dimiliki perusahaan dan bagian yang dipinjam dari kreditor untuk suatu janka waktu tertentu.Neraca adalah laporan kondisi keuangan suatu perusahaan yang disusun secara sistematis, sehingga dapat memberikan gambaran mengenai posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu. Penjelasan lain tentang neraca adalah sebagai berikut “Neraca (balance sheet), yang kadang-kadang disebut juga sebagai laporan posisi keuangan, melaporkan aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemegang saham perusahaan bisnis pada suatu tanggal tertentu” (Keiso dkk, 2008 :190) Adapun kegunaannya menurut Keiso dkk (2008:190-191) adalah dengan menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban dan ekuitas pemegang saham, neraca
merupakan dasar
untuk menghitung tingkat pengembalian dan
mengevaluasi struktur modal perusahaan. Neraca juga digunakan untuk menilai resiko perusahaan dan arus kas masa depan. Laporan posisi keuangan menurut PSAK No.1 Revisi 2009 minimal mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut: 1)
aset tetap;
2)
properti investasi;
3)
aset tidak berwujud;
15
4)
aset keuangan;
5)
investasi dengan menggunakan metode ekuitas;
6)
aset biolojik;
7)
persediaan;
8)
piutang dagang dan piutang lainnya;
9)
kas dan setara kas;
10)
total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan aset yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58;
11)
utang dagang dan terutang lainnya;
12)
kewajiban diestimasi;
13)
laibilitas keuangan;
14)
laibilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46;
15)
laibilitas dan aset pajak tangguhan, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46;
16)
laibilitas yang termasuk dalam kelompok yang dilepaskan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58;
17)
kepentingan non-pengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas; dan;
18)
modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
16
b.
Laporan Laba Rugi Komprehensif Laporan laba rugi (income statement) menyajikan pendapatan dan beban
serta laba atau rugi yang dihasilkan selama suatu periode waktu tertentu. (Jerry J. Weygand dkk, 2007 : 29). Laporan laba-rugi (income statement), yang juga sering disebut statement of income atau statement of earning adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu. (Donald E. Keiso dkk, 2007 : 140). Laporan Laba Rugi Komprehensif menurut PSAK No.1 Revisi 2009 adalah perubahan ekuitas selama satu periode yang dihasilkan dari transaksi dan peristiwa lainnya, selain perubahan yang dihasilkan dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik. Laba Rugi Komprehensif menyajikan seluruh pos pendapatan dan beban yang diakui dalam satu periode: 1)
dalam bentuk satu laporan laba rugi komprehensif, atau
2)
dalam bentuk dua laporan: a)
laporan yang menunjukkan komponen laba rugi (laporan laba rugi terpisah); dan
b)
laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukkan komponen pendapatan komprehensif lain (laporan pendapatan komprehensif).
Informasi yang disajikan dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif, sekurangkurangnya mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut selama suatu periode:
17
1)
Pendapatan;
2)
Biaya keuangan;
3)
bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas;
4)
beban pajak;
5)
suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari: a)
laba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan; dan
b)
keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui dengan pengukuran nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atau daripelepasan aset atau kelompok yang dilepaskan dalam rangka operasi yang dihentikan;
6)
laba rugi;
7)
setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain yang diklasifikasikan sesuai dengan sifat (selain jumlah dalam huruf (h));
8)
bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas; dan;
9)
total laba rugi komprehensif.
Adapun kegunaan Laporan Laba-Rugi menurut Donald E Keiso, dkk dalam bukunya “Akuntansi intermediate” (2007:140) menjelaskan kegunaan laporan laba-rugi sebagai berikut: 1)
Laporan laba-rugi membantu pemakai laporan keuangan memprediksi arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan kreditor dapat menggunakan informasi yang terdapat dalam laporan laba-rugi untuk :
18
a)
Mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan Dengan mengkaji pendapatan dan beban, dapat diketahui bagaimana kinerja perusahaan dan membandingkan dengan para pesaing.
b)
Memberikan dasar untuk memprediksikan kinerja masa depan, informasi mengenai kinerja masalalu dapat digunakan untuk menentukan kecenderungan penting yang, yang jika berlanjut, menyediakan informasi tentang kinerja masa depan.
2)
Membantu menilai resiko atau ketidakpastian pencapaian arus kas masa depan. Informasi tentang berbagai komponen laba-pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian memperlihatkan hubungan diantara komponenkomponen tersebut dan dapat digunakan untuk menilai resiko kegagalan perusahaan meraih tingkat arus kas tententu di masa depan.
c.
Laporan Perubahan Ekuitas Laporan Perubahan Euitas atau Modal adalah suatu bentuk laporan
keuangan yang menyajikan informasi mengenai perubahan yang terjadi pada ekuitas atau modal suatu perusahaan untuk satu periode akutansi terntentu.
Unsur-unsur laporan perubahan ekuitas antara lain : 1)
Modal Awal
2)
Laba (Rugi) bersih
3)
Setoran (penarikan) pemilik
4)
Modal Akhir
19
Menurut PSAK No.1 Revisi 2009 Laporan Perubahan Ekuitas merupakan Entitas yang menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukkan: 1)
total laba rugi komprehensif selama suatu periode, yang menunjukkan secara terpisah total jumlah yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepada kepentingan non-pengendali;
2)
untuk tiap komponen ekuitas, pengaruh penerapan retrospektif atau penyajian kembali secara retrospektif yang diakui sesuai dengan PSAK 25;
3)
untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antarajumlah tercatat pada awal dan
akhir
periode,
secaraterpisah
mengungkapkan
masing-masing
perubahanyang timbul dari: a)
laba rugi;
b)
masing-masing pos pendapatan komprehensiflain; dan
c)
transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnyasebagai pemilik, yang menunjukkan
secaraterpisah
kontribusi
dari
pemilik
dan
distribusikepada pemilik dan perubahan hak kepemilikanpada entitas anak yang tidak menyebabkanhilang pengendalian.
d.
Laporan Arus Kas Informasi arus kas memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan
untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan entitas dalam menggunakan arus kas tersebut.PSAK 2 mengatur persyaratan penyajian dan pengungkapan informasi arus kas. Menurut Donald E. Keiso dkk (2007 : 212) menjelaskan tujuan utama laporan arus kas adalah menyediaan informasi yang relevan mengenai -
20
penerimaandan pembayaran kas sebuah perusahaan selama suatu periode. Untuk meraih tujuan ini, laporan arus kas melaporkan (1) kas yang mempengaruhi operasi selama suatu periode, (2) transaksi investasi, (3) transaksi pembiayaan, dan (4) kenaikan atau penurunan bersih kas selama satu periode.
e.
Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan atas apa yang
disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan pendaptan komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan atau rincian dari pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dan informasi mengenai pospos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.
B.
Analisis Laporan Keuangan
1.
Pengertian Analisis Laporan Keuangan Salah satu tugas penting manajemen atau investor setelah akhir tahun adalah
menganalisa laporan keuangan perusahaan, adapun pengertian analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut : “Analisis laporan keuangan adalah hubungan antara satu angka dengan angka yang lain, dan jumlah serta arah perubahan dari suatu saat tertentu ke saat berikutnya” (Budi, 2007 : 102) Menurut Sofyan (2007:189), Analisis Laporan keuangan yaitu menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu
21
dengan yang lain baik antara kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.
Ahli lain menjelaskan “Analisis laporan keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lain” (Kasmir, 2008 : 104 )
2.
Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2008 : 68), ada beberapa tujuan dan manfaat bagi berbagai
pihak dengan adanya analisis laporan keuangan. Secara umum dikatakan bahwa tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan adalah : a.
untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode;
b.
untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan;
c.
untuk mengetahui kekuatan – kekuatan yang dimiliki;
d.
untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini;
e.
untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal;
f.
dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.
22
3.
Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2008 : 69 ) menjelaskan terdapat dua macam metode
analisis laporan keuangan yang biasa dipakai, yaitu sebagai berikut : a.
Analisis Vertikal (Statis) Anasisis vertical merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang ada, dalam satu periode.Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan dari periode ke periode.
b.
Analisis Horizontal (Dinamis) Analisis
horizontal
merupakan
analisis
yang
dilakukan
dengan
membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode.Dari hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari satu periode ke periode yang lain.
Disamping metode yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan, terdapat beberapa teknis analisis laporan keuangan, antara lain: a.
Analisis perbandingan antara laporan keuangan Analisis ini dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan lebih dari satu periode.Artinya minimal dua periode atau lebih.Dari hasil analisis ini dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi.perubahan yang terjadi dapat berupa kenaikan atau penurunan dari masing-masing komponen analisis. Dari perubahan ini terlihat masing-masing kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya.
23
b.
Analisis Trend Merupakan
analisis
laporan
keuangan
yang
biasanya
dinyatakan
dalampresentase tertentu. Analisis ini dilakukan dari periode ke periode sehingga akan terlihat apakah perusahaan mengalami perubahan yaitu naik, turun, atau tetap, dan seberapa besar perubahan tersebut yang dihitung dengan persentase. c.
Analisis persentase per komponen Merupakan analisis
yang dilakukan untuk membandingkan antara
komponen yang ada dalam suatu laporan keuangan, baik yang ada dineraca maupun laporan laba rugi. d.
Analisis sumber dan penggunaan dana Merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui sumber-sumber dana perusahaan dan penggunaan dana dalam satu periode. Analisis ini juga untuk mengetahui jumlah modal kerja dan sebab-sebab berubahnya modal kerja perusahaan dalam suatu periode.
e.
Analisis sumber dan penggunaan kas Merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui sumber-sumber kas perusahaan dan penggunaan uang kas dalam suatu periode.Selain itu juga untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas dalam periode tertentu.
f.
Analisis rasio Merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan pos-pos yang ada dalam satu laporan keuangan atau pos-pos antara laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi.
24
g.
Analisis kredit Merupakan analisis yang digunakan untuk menilai layak tidaknya suatu kredit dikucurkan oleh lembaga keuangan seperti bank.
h.
Analisis laba kotor Merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui jumlah laba kotor dari periodeke satu periode.
i.
Analisis titik pulang pokok atau titik impas (break even point) Tujuan dari analisis titik pulang pokok atau titik impas (break even point) untuk mengetahui pada kondisi berapa penjualan produk dilakukan dan perusahaan tidak mengalami kerugian.Kegunaan analisis ini adalah untuk menentukan jumlah keuntungan padaberbagai tingkat penjualan.
C.
Analisis Rasio Keuangan
1.
Pengertian Rasio Keuangan Pengertian rasio keuangan menurut James C Van Horne, yang dikutip oleh
Kasmir (2008 : 104), rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Menurut Kasmir (2008:104) menjelaskan rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada diantara laporan keuangan.Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode.
25
2.
Bentuk - Bentuk Rasio Keuangan Menurut J. Fred Weston, yang dikutip oleh Kasmir (2008 : 106), bentuk-
bentuk rasio keuangan adalah sebagai berikut : a.
b.
Rasio Likuiditas (Liquiditiy Ratio) 1)
Rasio Lancar (Current Ratio)
2)
Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)
Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio) 1)
Total utang dibandingkan dengan total aktiva atau rasio hutang (Debt Ratio)
c.
2)
Jumlah Kali Perolehan Bunga (Time Interest Earned)
3)
Lingkup Biaya Tetap (Fixed Charge Coverage)
4)
Lingkup Arus Kas (Cash Flow Coverage)
Rasio Aktivitas (Activity Ratio) 1)
Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)
2)
Rata-rata Jangka Waktu Penagihan/Perputaran Piutang (Avarage Collection Periode)
d.
3)
Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turn Over)
4)
Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turn Over)
Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) 1)
Margin Laba Penjualan (Profir Margin on Sales)
2)
Daya laba dasar (Basic Earning Power)
3)
Hasil Pengembalian Total Aktiva (Return on total Assets)
4)
Hasil Pengembalian Ekuitas (Return on Total Assets)
26
e.
Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio) Merupakan
rasio
yang
menggambarkan
kemampuan
perusahaan
mempertahankan posisi ekonominya ditengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya.
f.
1)
Pertumbuhan Penjualan
2)
Pertumbuhan Laba Bersih
3)
Pertumbuhan pendapatan Per Saham
4)
Pertumbuhan Deviden Per Saham
Rasio Penilaian (Valuation Ratio) Merupakan rasio yang memberikan ukuran kemampuan manajemen dalam
menciptakan nilai pasar usahanya diatas biaya investasi. 1)
Rasio harga saham terhadap pendapatan
2)
Rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku
Kemudian menurut James C Van Horne, menurut kutipanKasmir (2008 :107) menjelaskan jenis rasio dibagi menjadi : a.
b.
c.
Rasio Likuiditas (Liquiditiy Ratio) 1)
Rasio Lancar (Current Ratio)
2)
Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)
Rasio Pengungkit (Leverage Ratio) 1)
Total utang terhadap ekuitas
2)
Total utang terhadap total aktiva
Rasio Pencakupan (Coverage Ratio) 1)
Bunga Penutup
27
d.
e.
Ratio Activitas (Activity Ratio) 1)
Perputaran Piutang (Receivable Turn Over)
2)
Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)
3)
Rata-rata Penagihan Piutang (Avarage Collection Periode)
4)
Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turn Over)
Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) 1)
Margin Laba Bersih
2)
Pengembalian Investasi
3)
Pengembalian Ekuitas
Adapun penjelasan dari masing-masing rasio keuangan adalah sebagai berikut :
a.
Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) Merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek. Fungsi lain rasio likuiditas adalah menunjukan
atau
mengukur
kemampuan
perusahaan
dalam
memenuhi
kewajibannya yang jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun didalam perusahaan (likuiditas perusahaan). Atau dengan kata lain, rasio likuiditas menunjukan kemampuan perusahaan dalam membayar utang-utang (kewajiba) jangka pendeknya yang jatuh tempo, atau rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban (utang) pada saat ditagih.
28
Terdapat dua macam hasil penilaian terhadap pengukuran rasio ini : 1)
Apabila perusahaan mampu memenuhi kewajibannya dikatakan perusahaan tersebut likuid
2)
Sebaliknya apabila perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban tersebut atau tidak mampu, dikatakan illikuid.
b.
Rasio Leverage (Leverage Ratio) Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva
perusahaan dibiayai dengan hutang.Artinya besarnya-jumlah utang yangdigunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan usahanya jika dibandingkan dengan menggunakan modal sendiri.Keuntungan dengan mengetahui rasio ini adalah : 1)
Dapat menilai kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya;
2)
Menilai kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang bersifat tetap;
3)
Mengetahui keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal;
4)
Guna mengambil keputusan penggunaan sumber dana ke depan.
c.
Rasio Aktivitas (Activity Ratio) Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi
pemanfaatan sumber daya perusahaan (penjualan, persediaan, penagihan piutang, dan lainnya) atau rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Dari hasil pengukuran dengan rasio ini akan terlihat apakah perusahaan lebih efisien atau sebaliknya dalam mengelola asset yang dimiliki.
29
d.
Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) Merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari
keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukan dalam laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi.dikatakan perusahaan rentabilitasnya baik apabila mampu memenuhi target laba yang telahditetapkan dengan menggunakan aktiva atau modal yang dimilikinya. Rasio profitabilitas atau rasio rentabilitas dibagi dua, yaitu : 1)
Rentabilitas ekonomi, yaitu dengan membandingkan laba usaha dengan seluruh modal (modal sendiri dan asing);
2)
Rentabilitas usaha (sendiri), yaitu dengan membandingkan laba yang disediakan untuk pemilik dengan modal sendiri. Rentabilitas tinggi lebih penting dari keuntungan yang besar.
e.
Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio) Merupakan rasio yang menggambarkan perusahaan dalam mempertahankan
posisi ekonominya
di tengah pertumbuhan-
perekonomian dan
sektor
usahanya.Dalam rasio pertumbuhan yang dianalisis adalah pertumbuhan penjualan, laba bersih, pendapatan per saham dan deviden per saham. f.
Rasio Penilaian (Valuation Ratio) Merupakan rasio yang memberikan ukuran kemampuan manajemen
menciptakan nilai pasar usahanya diatas biaya investasi seperti : 1)
Rasio harga saham terhadap pendapatan;
2)
Rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku.
30
Beberapa rumus perhitungan analisa rasio yaitu : 1) Rasio Likuiditas a) Rasio Lancar (Current Ratio) =
Aktiva Lancar x 100 % Hutang Lancar
b) Rasio Cepat (Quick Ratio) =
Aktiva Lancar-Persediaan x 100 % Hutang Lancar
2) Rasio Solvabilitas a) Debt to Asset Ratio =
Total Hutang X 100 % Total Aktiva
b) Debt to Equity Ratio =
Total Hutang X 100 % Modal
3) Rasio Profitabilitas a) Net Profit Margin =
Laba Bersih (sesudah Pajak) X 100 % Penjualan
b) Return on Investment (ROI) = Laba Bersih (sesudah Pajak) X 100 % Total Aktiva c) Return on Equity ( ROE ) =
Laba Bersih (sesudah Pajak) X 100 % Total Modal
4) Rasio Aktivitas a) Inventory Turn Over (ITO) =
Harga Pokok Penjualan Persediaan Rata-Rata
31
b) Account Receivable Turn Over =
Penjualan Rata-rata Tertimbang
c) Total Asset Turn Over (TATO) =
Penjualan Netto Total Aktiva
3.
Perbandiangan Rasio Keuangan Analisis laporan keuangan tidak akan berarti apabila tidak ada
pembandingnya. Dengan adanya data pembanding, kita dapat melihat perbedaan angka-angka yang ditonjolkan, apakah mengalami peningkatan atau penurunan dari periode sebelumnya. Dengan kata lain laporan tersebut memiliki makna tertentu jika dibandingkan dengan periode sebelumnya. Adapun data pembanding yang dibutuhkan menurut Kasmir (2008:115) adalah : a.
Angka-angka yang ada dalam tiap komponen laporan keuangan, misalnya total aktiva lancar dengan utang lancar, total aktiva- dengan total utang, atau tingkat penjualan dengan laba dan seterusnya;
b.
Angka-angka yang ada dalam tiap jenis laporan keuangan misalnya total aktiva di neraca dengan penjualan dilaporan laba rugi;
c.
Tahun masing-masing laporan keuangan untuk beberapa periode, misalnya tahun 2005 dibandingkan dengan tahun 2006 dan 2007;
d.
Target rasio telah dianggarkan dan ditetapkan perusahaan sebagai pedoman pencapaian tujuan;
32
e.
Standar industry yang digunakan untuk industry yang sama, misalnya tingkat Capital Adequacy Ratio (CAR) untuk dunia perbankan, atau presentase laba atas penjualan tertentu;
f.
Rasio keuangan pesaing pada usaha sejenis yang terdekat, yang digunakan sebagai bahan acuan untuk menilai rasio keuangan yang diperoleh disamping standar industri yang ada.
Menurut penelitian terdahulu oleh Novita Luchdiana (2009), Analisis perbandingan kinerja keuangan perusahaan sangat bermanfaat sebagai dasar untuk memilih perusahaan mana yang mempunyai kinerja terbaik dalam beberapa periode tertentu, adapunklasifikasi penilaian kinerja keuangan : a.
Rasio Likuiditas memiliki standar umum yaitu dapat diklasifikasikan “Baik” jika nilai kinerja diatas 100% dan dibawah 200%. Dan jika likuiditas berada dibawah 100% dan diatas 200% maka diklasifikasikan “Kurang Baik”
b.
Rasio solvabilitas memiliki standar umum yaitu dapat dikatakan “Baik” jika kinerjanya dibawah 100% dan dapat diklasifikasikan “Kurang Baik” jika nilai kinerjanya diatas 100%.
c.
Rasio Profitabilitas dapat dikatakan “Baik” jika dibandingkan dengan nilai suku bunga. Suku bunga disini yaitu suku bunga internasional (libor) sebesar 8%. Dimana diklasifikasikan “Baik” jika nilai diatas 8%. Dapat diklasifikasikan “Kurang Baik” jika nilai rasio dibawah 8%.
d.
Rasio Aktivitas memiliki standar umum yaitu dapat dikatakan “Baik” jika memiliki nilai kinerja Total Asset Turn Over diatas 1, Inventory Turn Over 1-6 kali, dan Account Receivable Turn Over 6-12 kali.
33
D.
Penilaian Kinerja
1.
Pengertian Kinerja Kinerja Perusahaan adalah kondisi secara menyeluruh yang diukur dengan
criteria tertentu sesuai dengan maksud, tujuan, dan penggunaannya.Secara umum, kinerja dapat didefinisikan sebagai prestasi yang dicapai oleh suatu perusahaan selama jangka waktu tertentu, prestasi yang dimaksud dalam efektifitas operasi perusahaan baik dilihat dari segi ekonomi (laporan keuangan) maupun manajemen.
2.
Penilaian Kinerja Keuangan Penilaian kinerja adalah penentuan atau pengukuran secara periodik
operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawan.Penilaian kinerja digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun eksternal. Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajiban terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Penilaian kinerja perusahaan yang timbul sebagai akibat dari proses pengambilan keputusan, merupakan persoalan yang kompleks karena menyangkut efektivitas pemanfaatan modal defisiensi dari kegiatan perusahaan yang menyangkut nilai serta keamanan dari berbagai tuntutan yang timbul terhadap perusahaan. Dalam melakukan penilaian kinerja perusahaan dapat digunakan suatu ukuran tolak ukur tertentu, biasanya ukuran yang digunakan adalah rasio atau indeks yang menghubungkan dua data keuangan. Adapun perbandingan dalam analisis rasio -
34
keuangan meliputi dua bentuk yaitu membandingkan rasio masa lalu, saat ini ataupun masa yang akan dating untuk perusahaan yang sama, dan bentuk yang lain yaitu dengan perbandingan rasio antara satu perusahaan dengan perusahaan lain sejenisnya.
3.
Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja Adapun manfaat dari penilaian kinerja perusahaan adalah sebagai berikut :
a.
Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatannya.
b.
Selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara keseluruhan, maka pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan.
c.
Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa yang akan datang.
d.
Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi pada umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada khususnya.
e.
Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.
35
E.
Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Judul
Hasil Penelitian
Siska Andriyani 2009
Pengukuran Kinerja Perusanaan dengan Metode Balance Scorecard pada PT. Unilever, Tbk
2
Novita Luchdiana 2009
3
Ika Handayani 2011
Analisa Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas dan Profitabilitas sebagai Dasar Penilaian Kinerja Industri Sepatu yang Terdaftar di BEI Analisis Laporan Keuangan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Prespektif keuagan menunjukan bahwa kinerja keuangan perusahaan dikatakan relative baik karena kinerja keuangan perusahaan dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Berdasarkan hasil analisis kinerja keuangan PT Sepatu Bata, Tbk masih lebih baik dibandingkan dengan PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk
4
Desi Puspitasari 2012
5
Muhammad Zajuli 2012
No 1
Peneliti
Analisis laporan keuangan untuk menilai kinerja pada perusahaan komponen otomotif yang go public di Bursa Efek Indonesia Analisa Kinerja Keuangan dengan Sistem Du Pont pada Perusahaan Telekomunikasi di BEI periode 20062010
Kinerja keuangan pada perusahaan industri tekstil yang terdaftar di BEI secara keseluruhan pada tahun 2006, kinerja keuangan perusahaan yang dinilai paling baik adalah PT. Ricky Putra Globalindo Tbk. Untuk tahun 2007 dan 2008 yang memiliki kinerja paling baik adalah PT. Polychem Indonesia Tbk. Secara keseluruhan kinerja keuangan perusahaan otomotif tahun 2008-2011 adalah baik.
Rata-rata kinerja PT. Telekomunikasi,Tbk. Mengungguli PT XL Axiata, Tbk,dan PT Indosat, Tbk baik dari Profit margin, Total Asset Turn Over, Return on Asset sampai Return on Equity.
36
Perbedaan penelitian ini dari penelitian sebelumnya adalah, penelian ini berfokus pada perusahaan-perusahaan industri kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007 sampai dengan 2012.