6
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Manajemen Keuangan 2.1.1. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan
dana
yang
dimiliki
oleh
organisasi
atau
perusahaan.Manajemen keuangan merupakan aktivitas bagaiman memperoleh
dana,
mangangkarkan
dana,
peramalan
keuangan,
menginvestasikan dana-dana tersebut dengan return yang paling menguntungkan (investasi) dan kebijakan deviden. Menurut Agus (2001 : 6), definisi manajemen keuangan adalah : Manajemen Keuangan dapat diartikan sebagai manajemen dana, baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau pembelanjaan secara efisien ”. Sedangkan menurut Sutrisno (2005 : 3) adalah: Manajemen keuangan diartikan sebagai semua aktifitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan dana perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien. 2.1.2 Fungsi Manajemen Keuangan Fungsi pokok dari manajemen keuangan menurut Agus (2001:6) ada tiga yaitu:
6
7
a. Keputusan Investasi Keputusan investasi adalah keputusan yang menyangkut alokasi dana baik dana yang berasal dari dalam perusahaan maupun dana yang berasal dari luar perusahaan pada berbagai alternatif investasi yang meliputi investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang. b. Keputusan Pembelanjaan Perusahaan Keputusan pembiayaan merupakan keputusan yang menyangkut struktur keuangan dan struktur modal perusahaan. c. Keputusan Pembagian Deviden Keputusan deviden adalah keputusan yang menyangkut presentasi laba yang akan dibayarkan sebagai deviden tunai, deviden saham dan pembelian kembali saham yang beredar. 2.1.3 Tujuan Manajemen Keuangan Tujuan manajemen keuangan adalah untuk memaksimumkan kemakmuran perusahaan.
pemegang Dengan
saham
melalui
memaksimumkan
memaksimisasi
nilai
perusahaan
nilai maka
pemegang saham akan lebih makmur, sedangkan nilai perusahaan akan menaikan nilai asset perusahaan apabila perusahaan akan mencari tambahan modal ke bank. 2.2 Pengertian Studi Kelayakan dan Aspek Study Kelayakan 2.2.1 Pengertian Studi Kelayakan Imam (2002:56) mengungkapkan “Arti kelayakan pada kegiatan mengkaji kelayakan suatu gagasan dikaitkan dengan kemungkinan
8
tingkat keberhasilan dari tujuan yang hendak diraih”. Bila gagasan tersebut adalah investasi dalam pembangunan proyek berupa fasilitas produk baru, maka untuk menilai kelayakan perlu dilakukan serangkaian kegiatan mulai dari mengembangkan, menganalisis, dan menyaring prakarsa atau gagasan yang timbul sampai kepada menelusuri berbagai aspek proyek serta unit usaha hasil proyek. Pengertian studi kelayakan menurut Suad dan Suwarsono (2000:25)“Yang dimaksud dengan studi kelayakan adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi ) dilaksanakan dengan berhasil” 2.2.2 Aspek Studi Kelayakan Dr. Suad Husnan dan Suwarsono (2005:22) mengemukakan 6 aspek studi kelayakan investasi sebagai berikut : 1.
Aspek Pasar mencakup pasar potensial, pertumbuhan permintaan dan proyeksi, persaingan, market share, kebijaksanaan pemasaran khususnya saluran distribusi.
2.
Aspek Teknis mencakup lokasi dan lahan pabrik, luas produksi, lay out, teknologi, mesin dan peralatan, schedule kerja.
3.
Aspek Manajemen mencakup stuktur organisasi dan tenaga kerja.
4.
Aspek Financial mancakup biaya investasi (aktiva tetap dan modal kerja), stuktur financial, estimasi penjualan dan biaya produksi, cash flow, proyeksi neraca dan laporan laba-rugi, kriteria investasi, debt service coverage.
9
5.
Aspek hukum mencakup ijin perpanjangan dan perluasan, lokasi, jaminan.
6.
Aspek ekonomi mencakup National income Benefit, penyerapan tanaga
kerja,
penambahan
devisa,
keuntungan
transfer
pengetahuan/teknologi.
2.3 Ruang lingkup Bank 2.3.1 Pengertian Bank Komoditi usaha bank adalah uang, karena bank dalam menjalankan usahanya
menghimpun
dana
dari
masyarakat
(nasabah)
dan
menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif investasi. Dengan karakteristik usahanya tersebut, bank sering disebut dengan istilah lembaga keuangan yang kegiatannya dapat mempengaruhi jumlah uang beredar. Sehingga kegiatannya banyak diatur oleh pemerintah. Oleh karena kegiatannya tersebut, banyak pakar sampai saat ini belum dapat memberikan pengertian atas definisi yang sama dan diterima secara universal mengenai bank sebagai berikut : Pengertian bank menurut pemerintah berdasarkan UU No.7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No.10 tahun 1998 adalah :
10
“Bank adalah badan usaha yang telah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak” Sedangkan menurut Muchdiarsyah (2003:16) yaitu “Bank adalah suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara keuangan dari dua pihak yakni pihak yang berkelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana” Menurut Kasmir (2003:11) bank secara sederhana diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya Definisi tersebut dapatlah disimpulkan, bahwa bank dalam melaksanakan kegiatan usaha penekanannya yang terutama adalah menghimpun dana. Dalam bentuk simpanan sebagai sumber dana bank dan penyalurannya hendaknya tidak semata mata mencari keuntungan yang sebesar-besarnya bagi pemilik bank tapi harus pula diarahkan bagi peningkatan tarf hidup masyarakat. Definisi tersebut merupakan komitmen bagi setiap bank yang menjalankan usahanya di Indonesia. 2.3.2 Sumber-sumber Dana Bank Kegiatan penghimpunan dana atau kemampuan menarik dana dari masyarakat merupakan salah satu sifat usaha bank, dengan biaya yang
11
relatif murah sebagai salah satu masalah yang cukup sulit dalam pengelolaan bank. Sebagai lembaga keuangan, maka dana merupakan persoalan bank yang paling utama. Tanpa dana, bank tidak dapat berbuat apa-apa, artinya tidak berfungsi sama sekali. Pengertian dana bank menurut Sinungan (2003:23) adalah : “Dana bank adalah uang tunai yang dimiliki Bank ataupun aktiva lancar yang dikuasai bank dan setiap waktu dapat diuangkan” Dana sebagai komoditi utama suatu bank berasal dari masyarakat maupun dari nasabah, institusi dalam bentuk simpanan dan dapat pula berasal dari modal sendiri, serta sumber lainnya. Dana yang dihimpun dari masyarakat oleh bank ditempatkan dalam bentuk tabungan, deposito, giro dan sebagainya, keudian oleh bank disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit Dana-dana bank yang digunakan sebagai modal operasional, bersumber dari a. Dana dari Modal Sendiri (Dana dari pihak ke 1) Dana dari modal sendiri adalah dana yang berasal dari para pemegang saham bank, yakni pemilik bank. Dalam neraca bank, dana sendiri ini tertera dalam rekening Modal dan cadangan yang tercantum pada sisi pasiva (liabilities). Dana sendiri ini terdiri dari beberapa bagian (pos) yaitu :
12
1. Modal disetor, yaitu jumlah uang yang disetor secara efektif oleh pemegang saham pada saat bank berdiri. Umumnya modal setoran pertama dari para pemilik ini sebagian dipergunakan bank untuk menarik minat masyarakat. 2. Cadangan-cadangan, yaitu sebagian dari laba bank yang disisihkan dalam bentuk cadangan modal dan cadangan lainnya yang digunakan untuk menutup timbulnya resiko dikemudian hari. 3. Laba yang ditahan, atau Retain Earnings yang mestinya milik para pemegang saham, tapi oleh mereka sendiri diputuskan untuk tidak dibagi dan dimasukkan kembali dalam modal kerja. Biasanya Retain Earnings ini digunakan untuk memperkuat posisi Cash Reserve atau untuk pertambahan Loanable Fund. b. Dana pinjaman dari Pihak Luar (Dana dari pihak ke 2) Dana dari pihak kedua ini, yaitu pihak yang memberikan pinjaman dana (uang) pada bank terdiri dari 4 pihak, yaitu : 1. Pinjaman dari bank-bank lain yang dikenal dengan Call Money, yaitu pinjaman harian antar bank. Pinjaman ini biasanya diminta bila ada kebutuhan mendesak yang diperlukan bank. Jangka waktunya sekitar satu bulan atau bahkan hanya beberapa hari saja. 2. Pinjaman dari Bank atau lembaga keuangan lain diluar negeri, yang biasanya berbentuk pinjaman jangka menengah panjang.
13
Realisasi pinjaman ini harus melalui persetujuan Bank indonesia selaku bank sentralikut serta mengawasi pelaksanaan pinjaman tersebut demi menjaga solvabilitas bank bersangkutan. 3. Pinjaman dari Lembaga Keuangan Bukan Bank. Pinjaman dari LKBB ini kadangkala tidak benar-benar berbentuk pinjaman atau kredit, tapi lebih banyak berbentuk surat berharga yang dapat diperjualbelikan sebelum tanggal jatuh tempo. 4. Pinjaman dari Bank Sentral (BI). Untuk membiayai usaha-usaha masyarakat yang tergolong prioritas apalagi yang berprioritas tinggi seperti kredit investasi pada sektor-sektor yang harus ditunjang sesuai dengan petunjuk Pelita (Pertanian, Pangan, Perhubungan,
ekspor non migas,
UKKM, koperasi dan sebagainya). c. Dana dari Masyarakat (Dana dari pihak ke 3). Dana-dana masyarakat yang disimpan dalam bank merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan bank terdiri dari 3 jenis, yaitu : 1. Giro (Demand Deposit) Giro adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan mempergunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahan bukuan. 2. Deposito (Time Deposit)
14
Deposito atau simpanan berjangka adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dan bank yang bersangkutan. 3. Tabungan (Saving Deposit) Tabungan adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dipersamakan dengan itu. 2.3.3 Permodalan Bank Modal merupakan salah satu faktor yang penting bagi bank dalam rangka pengembangan usaha dan menampung resiko kerugian. Namun disamping itu manajemen bank harus mempertanggungjawabkan rekening modal ini kepada para pemegang saham pada waktu yang telah ditentukan, misalnya setahun sekali pada saat Rapat Umum Para Pemegang Saham. Hal ini terjadi karena modal bank adalah manifestasi dari keinginan para pemegang saham untuk berperan dalam bisnis perbankan. Pengertian modal bank menurut Pakmei (2000:29) dibedakan antara modal bagi bank yang didirikan dan berkantor pusat diindonesia dan modal bagi kantor cabang bank berkedudukan diluar negeri. Modal bagi bank yang didirikan dan berkantor pusat di Indonesia terdiri atas; modal inti dan modal pelengkap.
15
1. Modal inti. Komponen modal inti dapat berupa : a. Modal disetor Yaitu modal yang telah disetor secara efektif oleh pemiliknya. Umumnya modal setoran pertama dari para pemilik bank ini sebagian dipergunakan bank untuk sarana perkantoran, peralatan kantor dan promosi untuk menarik masyarakat. b. Agio Saham Yaitu selisih lebih dari setoran modal yang diterima oleh bank sebagai akibat harga saham yang melebihi nilai nominalnya. c. Modal Sumbangan Yaitu modal yang diperoleh kembali dari sumbangan saham, termasuk selisih antara nilai yang tercatat dengan harga jual apabila saham tersebut dijual. d. Cadangan Umum Yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba yang ditahan atau dari laba bersih setelah dikurangi pajak, dan mendapat persetujuan RUPS dengan ketentuan pendirian. e. Cadangan Tujuan Yaitu bagian laba setelah dikurangi pajak yang disisihkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan RUPS f. Laba yang ditahan Yaitu saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang oleh RUPS diputuskan untuk tidak dibagikan.
16
g. Laba tahun lalu Yaitu seluruh laba bersih tahun-tahun yang lalu setelah diperhitungkan pajak, dan belum ditetapkan penggunaanya oleh RUPS. Dalam hal bank mempunyai saldo rugi tahun lalu, maka seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti. h. Laba tahun berjalan Yaitu laba yang diperoleh dalam tahun buku berjalan setelah dikurangi taksiran utang pajak. Jumlah laba tahun buku berjalan tersebut yang diperhitungkan sebagai modal inti sebesar 50 %. Dalam hal pada tahun berjalan bank mengalami kerugian, maka seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti. Jumlah modal inti adalah sebagaimana tersebut pada huruf a s/d h diatas, dikurangi dengan : 1)
Goodwill yang ada dalam pembukuan bank.
2)
Kekurangan
jumlah
penyisihan
penghapusan
aktiva
produktif dari jumlah yang seharusnya dibentuk sesuai dengan ketentuan Bank indonesia. Pengurangan ini berlaku mulai akhir desember 1996. 2. Modal pelengkap. Modal pelengkap bank dapat berupa : a. Cadangan revaluasi aktiva tetap
17
Yaitu cadangan yang dibentuk dari selisih penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapat persetujuan Direktorat Jendral Pajak. b. Penyisihan Penghapusan aktiva produktif Yaitu cadangan yang dibentuk dengan cara membebani laba rugi tahun berjalan, dengan maksud untuk menampung kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari tidak diterimanya kembali sebagian atau seluruh aktiva produktif. c. Modal pinjaman, Yaitu utang yang didukung oleh instrumen seperti modal yang mempunyai ciri-ciri tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan, tidak dapat dilunasi atau ditarik atas inisiatif pemilik tanpa persetujuan BI, kedudukannya sama dengan modal dalam hal kerugian bank melebihi laba yang ditahan dan cadangan yang termasuk modal inti, pembayaran bunga dapat ditangguhkan apabila bank dalam keadaan rugi atau labanya tidak mendukung untuk membayar bunga tersebut. d. Pinjaman Subordinasi Yaitu pinjaman yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : ada perjanjian tertulis antara bank dengan pemberi pinjaman, mendapat persetujuan dari BI, tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan, minimal berjangka waktu 5 tahun, pelunasan sebelum jatuh tempo harus mendapat persetujuan dari BI , dan
18
hak tagihannya bila terjadi likuiditasi berlaku paling akhir dari segala pinjaman yang ada. 2.4 Ruang Lingkup Pasar Modal 2.4.1 Pengertian Pasar Modal Pasar
modal
merupakan
salah
satu
wahana
yang
dapat
dimanfaatkan untuk memobilitasi dana (sarana yang mempertemukan penjual dan pembeli dana), baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Dana yang diperjualbelikan adalah dana yang akan dipergunakan untuk jangka panjang. Dana yang terkumpul dari jual beli tersebut akan dipergunakan untuk menunjang pengembangnan tempat usaha. Tempat penawaran dan
penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan suatu
bentuk institusi resmi yang disebut Bursa Efek. Definisi Pasar Modal menurut undang-undang Pasar modal No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Bab 1 Pasal 1), adalah “Kegiatan yang bersangkut paut dengan penawaran umum dan perdagangan efekefek
perusahaan
publik
yang
berkaitan
dengan
efek
yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek” Sedangkan menurut Usman (2000:) ada tiga pengertian pasar modal, yaitu sebagai berikut : 1. Definisi Dalam Arti Luas Pasar modal adalah kebutuhan sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk bank-bank komersial dan semua perantara dibidang
19
keuangan, serta surat-surat kertas berharga jangka panjang dan pendek, primer dan yang tidak langsung. 2. Definisi Dalam Arti Menengah Pasar modal adalah semua pasar yang terorganisasi dan lembagalembaga, yang diperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya yang berjangka waktu lebih dari 1 tahun) termasuk saham, obligasi pinjaman berjangka, hipotik dan tabungan serta deposito berjangka. 3. Definisi dalam arti sempit Pasar
modal
adalah
tempat
pasar
terorganisasi
yang
memperdagangkan saham-saham dan obligasi-obligasi dengan memakai jasa makelar, komisioner dan para underwriter. Menurut Suad (2004 : 3), pasar modal mengandung arti : Pasar untuk berbagai instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang atau modal sendiri, baik yang diterbitkan pemerintah maupun public authorities ataupun swasta. Sedangkan definisi pasar modal menurut Husnan (2005:2) adalah: Pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atas sekuritas) jamgka panjang yang diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang ditebitkan oleh pemerintah, public autorities,maupun perusahaan swasta Dengan demikian dari beberapa definisi yang telah diuraikan diatas terlihat bahwa pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan yang memiliki jangka waktu lebih dari
20
1 tahun, baik dalam bentuk modal sendiri, maupun hutang, dan baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun oleh pihak swasta. 2.4.2 Fungsi Pasar Modal Pasar modal memiliki beberapa fungsi strategis yang membuat lembaga ini memilki daya tarik. Tidak saja bagi pihak yang memerlukan dana (Borrowers) dan pihak yang meminjamkan dana (Leaders), tetapi juga bagi pihak pemerintah. Pada dasarnya, menurut Marzuki Usman (2000:15), Terdapat empat peranan strategis dari pasar modal bagi perekonomian suatu negara, yakni : a.
Sebagai sumber penghimpun dana Pasar modal berfungsi sebagai sumber penghimpun dana selain sistem perbankan yang selama ini dikenal merupakan media penghimpun dana secara konvensional.
b.
Sebagai Alternatif Investasi Para Pemodal Jika tidak ada pilihan lain, maka para pemodal hanya menginvestasikan dananya dalam sistem perbankan dan atau pada real assets. Akan tetapi dengan adanya pasar modal, memberikan kesempatan kepada para pemodal untuk membentuk portofolio investasi (Mengkombinasikan dana pada berbagai kemungkinan investasi) dengan mengharapkan keuntungan yang lebih dan
21
sanggup menanggung sejumlah resiko tertentu yng mungkin terjadi. c.
Biaya penghimpun dan melalui pasar modal relatif rendah Dalam
melaksanakan
penghimpunan
dana,
perusahaan
membutuhkan biaya yang relatif kecil jika diperoleh melaui penjualan saham dari pada meminjam kebank. d.
Bagi Negara, Pasar Modal akan mendorong perkembangan investasi Jika kondisi suatu perusahaan dalam keadaan sehat, maka dapat diproses untuk listing dibursa efek. Kinerja perusahaan yang baik ditambah dengan rendahnya transaction cost dibursa serta adanya jaminan transparansi, investor akan semakin banyak berminat untuk menanamkan modalnya diperusahaan tersebut. Artinya, tanpa pemerintah mencarikan sumber pendanaan melalui bantuan luar negeri sekalipun, pihak swasta sudah dapat memenuuhi sendiri kebutuhan dananya dengan mengeluarkan biaya dalam jumlah yang relatif kecil. Dengan demikian, pemerintah terbantu dalam memobilisasi dana masyarakat. Bukan hanya itu, dengan ekspansi usaha berarti ada penambahan penyerapan tenaga kerja, kenaikan jumlah produksi, kenaikan omzet penjualan, kenaikan pendapatan dan tentunya pajak bagi negara.
22
2.5 Keputusan Untuk Go Public 2.5.1 Pengertian Go Public Yang dimaksud dengan go public adalah penjualan sebagian saham perusahaan (yang tadinya merupakan perusahaan perorangan atau perusahaan tertutup) kepada masyarakat melalui bursa efek sehingga perusahaan milik publik atau dengan kata lain memasyarakatkan pemilikan saham perusahaan. Bagi perusahaan yang ingin melakukan perluasan usahanya pasti membutuhkan tambahan dana yang bersifat relatif permanen dan tidak dibebani biaya bunga. Untuk mengatasi hal tersebut, salah satu caranya adalah perusahaan melakukan penawaran kepada masyarakat umum melalui pasar modal. Ada banyak motivasi perusahaan go public menurut Keown (2008:65) yaitu : 1.
Meningkatkan kondisi yang baik guna pembiayaan dimasa yang akan datang, karena setelah memperoleh dana yang dibutuhkan juga ada manfaat-manfaat lain yang tidak langsung seperti emisi saham berikkutnya lebih mudah diterima oleh pasar dan kreditur memiliki kecenderungan untuk memberi kemudahan pemberian kredit kepada perusahaan yang sahamnya diterima masyarakat.
2.
Adanya go public dapat memberikan insentif bagi para manager eksekutif yaitu dengan stock option plan yang membayar jasa produktivitas mereka dalam bentuk saham. Dengan kata lain go
23
public dapat memotivasi dan meningkatkan efisiensi manajemen karena
adanya
“Rasa
ikut
memiliki
perusahaan”
yang
memperbesar semangat kerja. 3.
Saham perusahaan yang terbesar luas kepemilikannya dalam masyarakat merupakan publikasi yang efektif bagi perusahaan, karena pemegang sahamnya adalah masyarakat yang juga konsumen, penyalur dan pemasok dari perusahaan tersebut.
4.
Go Public merupakan alat bagi perusahaan untuk memiliki perusahaan
lain
dimana
hasil
emisi
dapat
diinvestasikan
diperusahaan yang dituju atau dengan kata lain melakukan diversifikasi dalam investasi. Sedangkan kerugian dari Go Public adalah : 1. Biaya pelaporan (Cost of Reporting) seperti laporan keuangan triwulan dan tahunan ke lembaga pengawas pasar modal dan surat-surat kabar yang mahal harganya, khususnya bagi perusahaan kecil. 2. Keterbukaan (Dicslosure) dimana perusahaan tidak ingin data operasionalnya diketahui pesaing dan kekayaan pemegang saham perusahaan dapat diperkirakan oleh orang lain. 3. Kepentingan pribadi (Sef Dealing) jika dulu pemilik-pemilik perusahaan
dapat
menggunakan
fasilitas-fasilitas
yang
berlebihan dari perusahaan, maka setelah go publik tidak bisa lagi
karena
data
keuangan
perusahaan
harus
24
dipertanggungjawabkan
kepada
pemegang
saham
yang
merupakan orang luar dari perusahaan. 4. Pasar yang lesu dan harga yang rendah (Inactive market/low price) terjadi bila saham perusahaan tidak aktif diperdagangkan dan harga pasar saham tidak merupakan cerminan nilai saham sebenarnya. Masalah ini timbul jika target penjualan dan laba perusahaan tidak tercapai. 2.5.2 Pasar Uang (Money Market) Merupakan pasar surat berharga jangka pendek, tempat dimana diperjualbelikan antara lain Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SPBU), Commercial Paper, Promissory Notes, Call Money, Repurchase Agreement, Banker’s Acceptance, Treasury Bills dan lain-lain.
2.6 Proses Go Public Tidak setiap perusahaan bisa menerbitkan saham atau obligasi dipasar modal. Hanya perusahaan yang berbentuk Perseroan terbatas (PT) yang mungkin menerbitkan sekuritas dipasar modal. Menurut Suad (2005:143) persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi agar suatu perusahaan bisa menerbitkan saham dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) diantaranya adalah : 1.
Mengajukan surat permohonan listing ke BAPEPAM
2.
Laporan keuangan harus wajar tanpa syarat
25
3.
Jumlah saham yang listed minimal 1000.000 lembar
4.
Jumlah pemegang saham minimal 200
5.
Company listing berlaku batasan 49 %
6.
Perusahaan telah beroperasi lebih dari 3 tahun
7.
Menghasilkan laba (operasi & Bersih) selama dua tahun terakhir
8. Total kekayaan minimal Rp. 20 miliar, Modal sendiri minimal Rp. 7,5 miliar, Telah disetor minimal Rp. 2 miliar 9. Kapasitas saham yang listed minimal Rp. 4 miliar 10. Dewan komisaris dan Dewan Direksi mempunyai reputasi yang baik. Menurut Marzuki (2000:12) penawaran umum atau public offering adalah “kegiatan menawarkan atau menjual efek kepada masyarakat” Sesuai dengan ketentuan Surat Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. KEP-03/PM/1995 yang dapat melakukan penawaran umum adalah emiten yang telah menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada Bapepam untuk menjual atau menawarkan efek kepada masyarakat. Sealin itu, pernyataan pendaftaran tersebut telah efektif. Perusahaan yang bermaksud menawarkan efeknya kepada masyarakat melalui pasar modal, terlebih dahulu harus mempersiapkan hal-hal yang diperlukan. Ada tiga tahapan utama bagi perusahaan yang akan going public, Yaitu : 1. Proses Persiapan Go Public Yang harus dipersiapkan emiten dalam rangka go public adalah sebagai berikut :
26
a. Manajemen perusahaan menetapkan rencana penggunaan dana yang diperoleh dari penjualan saham melalui go public. b. Rencana go public tersebut, dimintakan persetujuan kepada para pemegang saham dan perubahan anggaran dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). c. Emiten mencari profesi penunjang dan lembaga penunjang untuk membantu menyiapkan kelengkapan dokumen. d. Mempersiapkan kelengkapan dokumentasi emisi. e. Kontrak Pendahuluan dengan bursa efek. f. Khusus penawaran obligasi atau efek lainnya yang bersifat hutang, terlebih dahulu harus memperoleh peringkat yang dikeluarkan oleh Lembaga Pemeringkat Efek. g. Menyampaikan pernyataan pendaftaran beserta dokumen-dokumennya kepada Bapepam sekaligus melakukan ekspose terbatas di Bapepam. 2.
Registrasi di Bapepam Untuk mendapatkan ijin registrasi di Bapepam, proses yang harus dilalui antara lain : a. Pernyataan pendaftaran yang disampaikan oleh emiten bersama penjamin emisi diterima Bapepam. b. Emiten melakukan ekspose terbatas di Bapepam. c. Bapepam melakukan penelaahan atas dokumen-dokumen emisi. d. Deklarasi pernyataan registrasi berdasarkan tiga hal utama, yaitu kelengkapan dokumen, kebenaran dan kejelasan informasi dan
27
pengungkapan (disclosure) tentang aspek-aspek legalitas, akuntansi, keuangan dan manajemen. e. Menanggapi dalam 45 hari. f. Pernyataan pendaftaran dinyatakan efektif. 2.7 Saham 2.7.1 Pengertian Saham Saham adalah satu jenis instrumen pasar modal yang merupakan surat-surat berharga (efek) yang umum diperjualbelikan melalui pasar modal. Efek-efek tersebut antara lain surat pengakuan hutang, surat berharga komersil, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka ats efek serta setiap derivatif dari efek seperti right atau warrant. Saham merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan. Menurut Siamat (2001:4) pengertian saham adalah : “Saham atau stock adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perseroan terbatas” Sedangkan menurut Suad (2005:3), Saham adalah : “Menunjukan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (PT)” Menurut Marzuki (2000), terdapat beberapa jenis saham, yang dapat dibedakan menurut cara peralihan dan manfaat yang diperoleh para pemegang saham.
28
a. Cara peralihan Hak Ditinjau dari cara peralihannya, saham dibedakan menjadi : 1.
Saham atas unjuk (bearer stocks) Saham atas unjuk adalah saham yang tidak ditulis nama pemiliknya agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain.
2.
Saham atas nama (registrered stock) Saham atas nama adalah saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.
b. Hak Tagihan Apabila ditinjau dari segi manfaat saham, maka pada dasarnya saham dapat digolongkan menjadi saham biasa dan saham preferen. 1. Saham Biasa (common stocks) Saham biasa adalah saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior terhadap pembagian deviden, dan hak atas harta kekayaan perusahaan tersebut dilikuidasi. Saham jenis ini paling banyak dikenal masyarakat. Menurut Marzuki (2000:26), definisi saham biasa adalah: “Saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior terhadap
29
pembagian deviden, dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi” 2. Saham preferen (preffered stocks) Saham preferen adalah saham yang berbentuk gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi) tetapi juga tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. 2.7.2 Metode Valuasi saham Valuasi atau penaksiran nilai perusahaan ditujukan untuk menentukan nilai atau harga saham. Harga yang dimaksud adalah nilai wajar (fair value) sesuai dengan kondisi riil perusahaan dengan mempertimbangkan prospek perusahaan yang akan datang dan juga kinerja perusahaan dimasa lalu. Harga wajar ini adalah harga yang mendekati nilai riil perusahaan yang nantinya dapat dijadikan dasar bagi pengambilan keputusan pembelian atau penjualan saham perusahaan. Setiap asset baik finansial asset maupun real asset memiliki nilai (value). Kunci keberhasilan dalam melakukan investasi dan memanage asset terletak pada pemahaman mengenai nilai dan sumber dari nilai tersebut. Seorang investor tidak akan memebeli suatu asset lebih mahal dari nilainya. Ada argumen bahwa nilai suatu barang terletak pada persepsi pemiliknya dan berapapun harga dari asset tersebut adalah
30
wajar selama ada investor yang bersedia membayar pada harga tersebut. Persepsi mungkin akan menjadi pertimbangan utama jika asset tersebut adlah lukisan, patung ataupun benda seni lainnya, tetapi sebaliknya investor tidak membeli suatu asset karena alasan estetika maupun alasan emosional. Harga dari suatu asset harus merefleksikan cash flow yang akan dihasilkan oleh asset tersebut. Secara umum ada tiga pendekatan valuasi, diantaranya : 1. Discounted Cash Flow (DCF) valuation, menghubungkan nilai dari suatu asset dengan present value dari cash flow yang akan dihasilkan oleh asset tersebut. 2. Relative Valuation, mengestimasi nilai dari suatu asset dengan cara membandingkannya dengan asset yang relatif sama, variabel yang dibandingkan ialah pendapatan, cash flow, nilai buku atau penjualan. 3. Contingent Claim Valuation, Menggunakan option pricing model untuk mengukur nilai asset yang memilki karakteristik opsi. Dari ketiga pendekatan yang telah disebutkan diatas, metode yang akan dibahas oleh penulis hanyalah Discounted Cash Flow Valution. Dasar dari pendekatan ini ialah present value, dimana nilai dari suatu asset adalah present value dari cash flows yang akan dihasilkan oleh asset tersebut. Discounted cash flow valuation merupakan dasar dari metode valuasi yang lain.
31
Pada discounted cash flow valuation kita mencoba untuk mengestimasikan nilai intrinsik dari suatu asset berdasarkan fundamental dari asset tersebut. Nilai intrinsik adalah nilai yang ditentukan oleh para analisis terhadap suatu asset. Para analis tidak hanya mengestimasi cash flow dari asset tersebut, tetapi juga menentukan discount rate dari cash flow yang akan diterima ( Damodaran,2002:) Didalam discounted cash flow valuation, penulis membatasi satu model yang digunakan untuk valuassi saham yaitu Dividend Discount Model. 2.8 Deviden Bila seseorang/investor memberikan dana melalui pemebelian saham dari suatu perusahaan, tentunya investor tersebut mengharapkan keuntungan lain selain hak kepemilikan saham. Keuntungan ini dapat berupa capital gains atau selisih dari harga saham dipasar modal atau deviden yang merupakan pembayaran yang dilakukan oleh pihak perusahaan penerbit saham (emiten) kepada pegang saham atas keuntungan yang diperoleh perusahaan. Menurut Rose et.al. (2001:20) pengertian deviden adalah : “Payment made by a firm to its owners, also called the income component of the return on an investment in stock”
32
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan kepada pemiliknya, juga disebut sebagai komponen pendapatan atas pengembalian dari saham investasi. Menurut Weston and Copeland (2006:51), ada tiga macam kebijakan deviden yaitu: a. Kebijakan deviden stabil Artinya jumlah deviden perlembar saham yang dibayarkan setiap tahnnya tetap selama jangka waktu tetrtentu. b. Kebijakan deviden dengan penetapan deviden payout ratio yang konstan Artinya nilai deviden yang dibayarkan setiap tahunnya akan berubah-ubah sesuai dengan laba yang diperoleh perusahaan setiap tahun karena rasio pembayaran devidennya tetap. Misalnya perusahaan menetapkan deviden yang akan dibayarkan meningkat pula, dan demikian sebaliknya. c. Kebijakan deviden dengan penetapan jumlah deviden minimal plus jumlah ekstra Artinya jumlah minimal deviden perlembar saham ditetapkan dahulu setiap tahunnya, dan bila keadaan keuangan lebih baik, perusahaan akan membayarkan deviden ekstra diatas jumlah minimum tersebut. Kebijakan ini merupakan gabungan dari kebijakan deviden stabil dengan deviden payout ratio yang konstan.
33
Keputusan mengenai deviden merupakan salah satu keputusan penting dalam keuangan, karena cara memaksimalkan nilai atau harga saham yang dimilikinya juga dapat dilihat dari besarnya deviden yang diperoleh. Perusahaan harus dapat menentukan berapa besarnya deviden yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan. 2.8.1 Divident Discount Model Secara nyata cash flow yang diterima dari perusahaan jika kita membeli saham yang diperdagangkan secara publik adalah devident. Model paling sederhana untuk menilai equity adalah devidend discount model-nilai dari saham adalah present value dividend yang akan diterima. Input utama dari model ini adalah expected divident dan cost in equity. Untuk mendapatkan expected divident kita harus membuat asumsi mengenai tingkat pertumbuhan earning dan payout ratio pada masa yang akan datang. a. Model umum Oleh karena nilai saham yang diharapkan ditentukan oleh divident dimasa yang akan datang, maka nilai dari saham adalah present value dari divident untuk jangka waktu yang tak terhingga (infinity). t=0
Value per share of stock =
(DPS) 1
∑ t=1
(1 + Ke)
34
DPS t = Expected divident per share Kt = Cost of equity Oleh karena dividend tidak bisa diproyeksikan hingga jangka waktu yang tak terhingga, maka dikembangkan beberapa versi dari divident discount model berdasarkan asumsi yang berbeda tentang tingkat pertumbuhan dimasa yang akan datang. Dari beberapa discount model yang ada, penulis hanya akan membahas “Gordon Growt Model” dan “two- stage divident discount model”. 1. The Gordon Growt Model Gordon Growt Model dapat digunakan untuk menilai perusahaan yang berada pada tahap dewasa (mature company) dan memiliki tempat pertumbuhan divident stabil. Tingkat pertumbuhan pada perusahaan ini diperkirakan sama dengan tingkat pertumbuhan GDP, sehingga tingkat pertumguhan dividend rata-rata atau normal
perusahaan
ini
adalah
5
sampai
(Brigham&Houston,2001:415). DPS 1 Value of stock = Ke – g
8
persen
35
Dimana : DPS 1 = Expected divident tahun yang akan datang Ke
= Cost of equty
g
= Tingkat pertumbuhan divident
Model ini sangat sensitif terhadap tingkat pertumbuhan. Jika tingkat pertumbuhan mendekati atau sama dengan cost of equity, nilai dari saham akan mendekati tak terhingga. Jika tingkat pertumbuhan divident melebihi atau lebih besar dari cost of equity, nilai dari saham menjadi negatif. Model ini sangat cocok untuk perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang sama atau lebih rendah dari tingkat pertumbuhan ekonomi dan konsisten. 2. Two- Stage dividend discount model Model ini digunakan untuk menilai saham yang mengalami dua tingkat pertumbuhan, tingkat pertumbuhan tinggi dan tingkat pertumbuhan stabil. Model ini juga dapat digunakan untuk perusahaan yang memilki tingkat pertumbuhan rendah atau negatif pada awal, dan kemudian kembali stabil. t=n
Value of stock =
∑
t= 1
DPS n+1
Pn
=
( K e,hg - g n )
DPS 1 (1+ K e,hg )t
Pn
+ (1 + K e,hg )
36
Dimana: DPS t
= Expected dividend per share pada tahun t
Ke
= Cost of equity ( hg: high growth ; st: growth)
Pn
= Harga pada akhir tahun
gn
= Tingkat pertumbuhan setelah tahun n
stable