10
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Lanjut Usia Keliat dalam Maryam, et al (2008) memaparkan bahwa usia lanjut
merupakan tahap akhir dari perkembangan pada kehidupan manusia. Disamping itu, pada pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 tahun 1998 mengenai kesehatan, mengartikan bahwa lanjut usia merupakan seseorang yang telah memasuki usia yang melebihi 60 tahun.
2.1.1 Kategori Lanjut Usia Terdapat lima kategori pada lanjut usia, yaitu: Lanjut usia dini, yang dikategorikan berumur 45-59 tahun. Lanjut usia, yang dikategorikan berumur 60 tahun keatas. Lanjut usia resiko tinggi, menurut Depkes RI tahun 2003, yang dikategorikanberumur 60 tahun atau 70 tahun keatas namun mengalami gangguan kesehatan. Lanjut usia potensial, menurut Depkes RI tahun 2003, yang dikategorikan sebagai lanjut usia yang masih bisa bekerja dan masih mampu melakukan aktivitas yang bisa menghasilkan barang maupun jasa.
11
Lanjut usia tidak potensial, menurut Depkes RI tahun 2003, lanjut usia yang tidak mampu menafkahi dirinya, sehingga bergantung kepada orang lain. 2.1.2 Tipe Lanjut Usia Menurut Nugroho dalam Maryam, et al (2008) lanjut usia dibagi atas beberapa tipe sebagai berikut: Tipe Arif Bijaksana, Lanjut usia yang memiliki banyak pengalaman hidup dan mampu menyesuaikan diri dengan pergeseran zaman. Serta memiliki kesibukan, memiliki sifat rendah hati, juga dijadikan panutan dan contoh yang baik. Tipe Mandiri, Lanjut usia yang aktif dan selektif dalam mencari kegiatan seperti bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dan pekerjaan. Tipe Tidak Puas, Lanjut usia yang memiliki kecenderungan tidak mau menerima adanya proses penuaan yang menyebabkan mereka menjadi emosional, menjadi penuntut, selalu mengkritik, dan sulit dilayani oleh orang lain. Tipe Pasrah, Lanjut usia yang cenderung tidak berusaha dan selalu menunggu datangnya nasib baik. Serta aktif dalam kegiatan beragama dan melakukan aktivitas apapun. Tipe Bingung, Lanjut usia yang bersikap pasif dan kehilangan kepribadian. Mereka pada akhirnya akan merasa rendah diri dan menjauhkan dirinya dari lingkungan sekitar.
12
2.1.3 Mitos Seputar Lansia Menurut Saul dalam Maryam, et al (2008), terdapat beberapa mitos mengenai lanjut usia, sebagai berikut: Mitos Kedamaian dan Ketenangan Mitos yang menyebutkan bahwa para lanjut usia ini sudah melewati berbagai masalah dalam kehidupannya. Dimana mereka pada akhirnya dapat menikmati hidupnya dengan santai dan menikmati hasil kerjanya yang sudah ia lakukan pada masa mudanya. Pada kenyataannya, Banyak lanjut usia yang menghadapi kehidupan yang stress akibat lemah ekonomi dan beberapa masalah kesehatan. Mitos Konservatif dan Kemunduran Mitos yang menyebutkan bahwa lanjut usia ini bersikap konvensional, dimana mereka menentang adanya perubahan dan menjaga tradisi hidup yang sudah dijalaninya. Pada kenyataannya, tidak semua lanjut usia bersikap konservatif seperti itu. Mitos Berpenyakitan Mitos yang menyebutkan bahwa lanjut usia ini digolongkan sebagai generasi yang memiliki masalah pada kesehatan. Pada kenyataannya, tidak semua lanjut usia mengalami gangguan pada kesehatannya. Karena pada saat ini sudah adanya layanan kesehatan yang cukup memadai dan para lanjut usia ini yang juga rutin melakukan cek kesehatan agar mereka tetap memiliki fisik yang sehat.
13
Mitos Senilitas Mitos yang menyebutkan bahwa lanjut usia ini mengalami daya ingat yang mulai melemah (pikun). Pada kenyataannya, masih banyak lanjut usia yang masih memiliki daya ingat yang kuat dan berguna bagi lingkungan sekitarnya. Mitos Tidak Jatuh Cinta Mitos yang menyebutkan bahwa lanjut usia ini tidak memiliki kehidupan asmara lagi. Mereka dikatakan tidak tertarik dan jatuh cinta pada lawan jenisnya. Pada kenyataannya, menjadi tua bukanlah halangan bagi para lanjut usia ini untuk memiliki perasaan saying dan jatuh cinta pada lawan jenisnya. Mitos Aseksualitas Mitos yang menyebutkan bahwa lanjut usia ini memiliki penurunan gairah pada kehidupan seksualnya. Pada kenyataannya, para lanjut usia ini tetap memiliki kehidupan seksual yang normal. Hal ini terlihat dari adanya para lanjut usia yang tidak memiliki pasangan lagi akibat ditinggal mati, tetapi mereka masih memiliki keinginan untuk menikah kembali. Mitos Ketidakproduktifan Mitos yang menyebutkan bahwa lanjut usia ini sudah tidak bisa produktif lagi di masa tuanya.
14
Pada Kenyataannya, masih banyak lanjut usia yang sangat produktif baik secara material maupun mental.
2.1.4 Pembinaan Kesehatan Lanjut Usia Dini Maryam, et al (2008) menjelaskan bahwa masa lanjut usia dini merupakan masa – masa transisi dimana mereka pada usia ini melakukan persiapan diri untuk memasuki usia lanjut yang sehat dan produktif. Pada masa ini, mereka akan mengalami beberapa perubahan seperti saat – saat mendekati pensiun, menopause, dan akan adanya kehilangan kekuasaan, teman, keluarga, dan juga pemasukan secara finansial. Adapun beberapa hal yang patut dipersiapkan ketika akan memasuki masa lanjut usia, adalah: Kesehatan Melakukan kegiatan olah raga secara rutin. Pengaturan gizi yang seimbang. Setiap minimal 6 bulan sekali, melakukan cek kesehatan. Tetap berpenampilan rapi dan terawat. Tetap memiliki kehidupan seks yang sehat. Tidak melakukan kegiatan yangakan mengakibatkan dampak buruk bagi kesehatan (mabuk, merokok, tidak rutin berolah raga, gizi makanan yang tidak dijaga). Sosial
15
Memperbanyak waktu untuk melakukan kegiatan rekreasi dan hiburan. Mengembangkan hobi. Ikut serta dalam kegiatan sosial. Keharmonisan dalam rumah tangga yang terus ditingkatkan. Tetap menjaga komitmen dalam pernikahan. Menambah iman dan takwa. Ekonomi Memiliki asuransi. Memiliki usaha sendiri. Memiliki tabungan yang cukup untuk hari tua. 2.1.5 Pembinaan Kesehatan Lanjut usia Untuk golongan lanjut usia, mereka membutuhkan seputar informasi sebagai berikut: Pemeriksaan kesehatan secara rutin Berolahraga secara rutin Gizi dan pola makan yang teratur dan seimbang Adanya sarana untuk menyalurkan hobi dan bakat Penyediaan alat bantu yang disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk golongan lanjut usia yang memiliki resiko tinggi, mereka membutuhkan seputar informasi sebagai berikut: Perlu adanya sarana untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan juga untuk melakukan aktivitas baik di lingkungan rumah maupun luar lingkungan rumah
16
Pemeriksaan kesehatan secara rutin Olahraga secara rutin Penyediaan alat bantu yang disesuaikan dengan kebutuhan Perawatan Fisioterapi
2.2
Pelayanan Terhadap Lanjut Usia 2.2.1 Upaya Pelayanan Kesehatan Terhadap Lanjut Usia Upaya pelayanan kesehatan terhadap lanjut usia mencakup azas, pendekatan, dan jenis pelayanan kesehatan yang diberikan. 1. Azas Menurut WHO (1991) adalah untuk Add life to the years that have been added to life, dengan prinsip kemerdekaan, partisipasi, perawatan, pemenuhan diri dan kehormatan. Departemen Kesehatan RI menganut azas yaitu untuk meningkatkan kualitas hidup para lanjut usia, meningkatkan kesehatan dan harapan hidup.
2. Pendekatan Menurut WHO (1982), berbagai pendekatan yang digunakan adalah sebagai berikut : Menikmati hasil dari kemajuan pembangunan
17
Masing-masing para lanjut usia mempunya ciri dan keunikan yang berbeda Para lanjut usia tidak bergantung pada orang lain dalam berbagai hal Lanjut usia diikutsertakan dalam memilih kebijakan Lanjut usia mendapat perawatan di rumah Pelayanan yang diberikan harus mudah diberikan Merangsang keakraban antar kelompok / generasi Transportasi dan fasilitas yang sesuai dengan lanjut usia Lanjut usia yang dapat terus produktif dan menghasilkan karya Lanjut usia dan lingkungannya berperan aktif dalam menjaga kesehatan baik mental dan juga fisik
3. Jenis Jenis pelayanan kesehatan untuk lanjut usia mencakup lima upaya kesehatan, yaitu peningkatan, pencegahan, diagnosis dini dan pengobatan, pembatasan kecacatan serta pemulihan. Upaya peningkatan, bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dengan merubah gaya hidup yang bergerak kearah keadaan kesehatan optimal, sehingga membuat para lanjut usia terbiasa berprilaku sehat. Upaya pencegahan, bertujuan untuk mendeteksi berbagai penyakit yang ada didalam tubuh serta mencegahnya dengan cara, primer, sekunder, dan tersier. Primer adalah pencegahan yang meliputi
18
pengecekan kesehatan yang sifatnya umum dan ada pada kegiatan sehari-hari seperti, pencegahan merokok, olahraga teratur, pengaturan nutrisi, pencegahan stress, dll. Sekunder meliputi pengecekan kesehatan yang sifatnya mendeteksi penyakit yang belum terlihat secara klinis dan cenderung beresiko seperti, mendeteksi kanker, kontrol diatebes, tekanan darah, general check up, dll. Tersier dilakukan setelah lanjut usia terdeteksi memiliki gejala penyakit tertentu dan memerlukan perawatan secara rutin dan jangka panjang.
2.2.2 Sarana dan Prasarana Pelayanan Terhadap Lanjut Usia 1. Pelayanan tingkat masyarakat Terhadap lanjut usia
Keluarga dengan para lanjut usia
Kelompok lanjut usia seperti klub/perkumpulan; paguyuban, padepokan, dan pengajian.
Posyandu untuk para lanjut usia
Masyarakat, mencakup LKMD, karang werda, day care, dana sehat/PJKM.
2. Pelayanan tingkat dasar Pelayanan ini difasilitasi oleh instansi pemerintah atau swasta serta organisasi masyarakat, organisasi profesi, dan yayasan seperti :
19
Klinik Praktik dokter Panti werdha Pusat pelayanan dan perawatan lanjut usia
3. Pelayanan tingkat rujukan Pelayanan yang difasilitasi oleh rumah sakit dan rumah sakit khusus. Terdiri dari 4 macam rujukan, poliklinik lanjut usia (tingkat sederhana), day care (tingkat sedang), day care yang memiliki fasilitas perawatan lanjut usia yang
mengidap
penyakit
akut
(tingkat
lengkap),
kemudian
yang
memfasilitasi berbagai jenis layanan yang ada pada tingkat lengkap dan ditambah dengan adanya ruang perawatan khusus lanjut usia yang mengidap penyakit kronis seperti rumah sakit, unit rehabilitasi, dan sasana tresna werda disebut tingkat paripurna. Pelayanan yang terpenting harus mencakup 10 kebutuhan lanjut usia. Menurut Darmojo dalam Maryam, et al (2008) 10 kebutuhan itu adalah : 1. Makanan cukup dan sehat 2. Pakaian dan kelengkapannya 3. Perumahan/tempat tinggal 4. Perawatan dan pengawasan kesehatan 5. Bantuan teknis praktis sehari-hari 6. Transportasi yang memadai
20
7. Kunjungan/teman bicara/informasi 8. Rekreasi dan hiburan yang sehat 9. Rasa aman dan tentram 10. Bantuan alat-alat panca indera serta kesinambungan bantuan dan fasilitas
2.2.3 Terapi Modalitas Maryam, et al (2008) menjelaskan bahwa terapi modalitas adalah terapi yang dilakukan para lanjut usia yang bertujuan untuk mengisi waktu luang mereka, meningkatkan kesehatan dan menjaga stamina, menjaga para lanjut usia tetap produktif, dan meningkatkan interaksi sosial diantara para lanjut usia. Jenis kegiatan yang dilakukan pada terapi modalitas adalah : Psikodrama.
Bertujuan
untuk
membuat
para
lanjut
usia
mengekspresikan perasaannya. Terapi
aktivitas
kelompok.
Bertujuan
untuk
meningkatkan
kebersamaan, sebagai ajang bersosialisasi, dan bertukar pengalaman. Terapi musik. Bertujuan untuk menghibur dan meningkatkan gairah hidup para lanjut usia serta dapat mengenang masa lalu. Terapi berkebun. Bertujuan untuk melatih kesabaran, kebersamaan, dan mengelola waktu luang serta lebih mendekatkan diri kepada alam.
21
Terapi dengan binatang. Bertujuan untuk meningkatkan rasa kasih sayang dan mengisi waktu dengan bermain bersama binatang. Terapi okupasi. Bertujuan untuk memanfaatkan waktu luang dan meningkatkan produktivitas dengan menghasilkan sebuah karya dari bahan yang disediakan Terapi kognitif. Bertujuan agar daya ingat tidak menurun, dan melatih intelektualitas. Seperti mengadakan cerdas cermat, mengsi TTS, dll. Life review terapi. Bertujuan untuk meningkatkan gairah hidup dan prestise dengan menceritakan pengalaman hidupnya. Rekreasi. Bertujuan untuk menghilangkan kepenatan, kebosanan, meningkatkan sosialisasi, dan melihat hal-hal yang baru. Terapi keagamaan. Bertujuan untuk kebersamaan, mempersiapkan diri dalam menghadapi ajal. Dapat dilakukan menurut agama dan kepercayaan masing-m
2.3
Analisa Pasar 2.3.1 Luas Pasar Hasyim (2013) dalam jurnalnya yang berjudul Manajemen Strategik
menyebutkan bahwa Populasi pasar atau yang juga bisa disebut potensial pasar, merupakan permintaan pasar terhadap sebuah produk tertentu pada wilayah dan periode waktu yang berbeda. Luas pasar disini, bukan berarti total dari populasi penduduk, dan populasi penduduk bukan pula selalu populasi pasar. Potensi
22
permintaan pasar tersebut tidak selalu dapat dipenuhi oleh industri produk tertentu, karena adanya persyaratan tertentu yang harus dipenuhi, contohnya saja dalah kualitas dari sebuah produk. Tidak pula total pasar tersebut sesuai dengan kapasitas perusahaan ataupun tujuan perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan untuk membedakan pasar yang tersedia namun juga sekaligus dapat memenuhi persyaratan tertentu (Qualified Available Market). Walaupun begitu, bagian pasar yang masih tersisa tersebut tentu saja masih diperebutkan oleh kompetitor-kompetitor perusahaan. Dengan adanya kompetitor tersebut, bisa jadi bagian pasar yang dilayani (Served market) oleh perushaan akan menjadi lebih kecil. Kemudian, tidak semua bagian pasar yang dilayani oleh perusahaan akan menjadi target pasar bagi perusahaan sesuai dengan kemampuan dan tujuan perusahaan. Bagi pasar (Target Market) yang akan dilayani perusahaan adalah sasaran yang merupakan rencana penguasaan pasar. Akan tetapi,pada realisasi bisa sajaterjadi penguasaan
pasar
yang
diraih
dapat
lebih
rendah
dari
yang
sudah
direncanakan.Bagian pasar yang dapat dikuasai adalah pasar aktual yang direalisir.Bagian ini bila dibandingkan dengan pasar yang dapat dipenuhi oleh keseluruhan industri adalah kemampuan penguasaan perusahaan atas pasar (Market share). 2.3.2 Analisa Potensi Pasar Bagian pasar yang mampu dikuasai oleh perusahaan apabila dibandingkan dengan penjualan seluruh industrinya disebut sebagai Market Share.Oleh karena itu,
23
Market Share didefinisikan sebagai proporsi kemampuan sebuah perusahaan terhadap keseluruhan penjualan seluruh kompetitor, termasuk penjualan perusahaan itu sendiri. Tingkat market share dinyatakan dalam bentuk angka persentase. Berdasarkan angka persentase tersebut,bisa diketahui kedudukan perusahaan dan juga kedudukan kompetitor-kompetitornya di pasar. Oleh karena itu, tingkat Market Share kerap dijadikan sebagai patokan setiap perusahaan atas keberhasilan kegiatan pemasarannya dalam posisinya dengan para kompetitor. Market Share juga merupakan indikator dari sebuah perusahaan yang dapat menjelaskan beberapa hal sebagai berikut: Kemampuan perusahaan dalam menguasai pasar. Salah satu indikator keberhasilan dari sebuah perusahaan bisa dilihat dari kemampuan perusahaan tersebut dalam menguasai pasarnya. Karena pada umumnya,
tujuan
setiap
perusahaan
adalah
memang
untuk
meningkatkan Market Share miliknya. Posisi perusahaan dengan kompetitornya. Banyak atau sedikitnya Market Share yang dimiliki sebuah perushaan dapat menentukan posisi perushaan tersebut di dalam industrinya. Posisi perusahaan dapat dikategorikan sebagai: Market Leader, Challenger, Follower, dan Market Nicher. 2.3.3 Perilaku Konsumen
24
Perilaku Konsumen menurut Engel dan Miniard (1994) adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, termasuk proses yang terjadi sebelum maupun sesudah dari tindakan ini terhadap produk maupun jasa. Menurut Kotler dan Armstrong (2010) perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari konsumen tersebut. Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen.Perusahaan harus mengetahui dengan jelas latar belakang budaya, subbudaya dan kelas sosial konsumen.Penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang adalah budaya.Budaya merupakan kumpulan nilai yang mendasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari keluarga dan lembaga penting lainnya.Keudayaan terdiri dari subbudaya – sub-budaya yang lebih kecil untk memberikan identifikasi yang lebih spesifik. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak sub budaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar sering kali merancang produk dan program pemasaran berdasarkan kebutuhan dari subbudaya itu sendiri sehingga lebih tepat pada target sasaran. Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta peranan dan status sosial konsumen.Kelompok banyak mempengaruhi perilaku seseorang.Definisi kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama.Keluarga juga dapat pempengaruhi perilaku konsumen, karena
25
keluarga merupakan tempat bersosialisasi dan berinteraksi pada setiap orang sejak dini. Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri konsumen. Secara psikologis perilaku konsumen dipengaruhi oleh antara lain motivasi, persepsi, kepercayaan dan tingkah laku.
2.4
Business Model Canvas
Gambar 2.1 Sembilan blok bangunan dalam Business Model Canvas (Osterwalder & Pigneur, 2010)
26
Menurut Osterwalder & Pigneur (2010), ada sembilan blok bangunan dalam Business Model Canvas, yaitu:
2.4.1 Segmen Pelanggan Blok Segmen Pelanggan menggambarkan kumpulan orang atau organisasi ingin dijangkau oleh perusahaan.Pelanggan adalah inti dari model bisnis. Perusahaan dapat mengelompokkan pelanggan tersebut dalam kelompok berbeda berdasarkan kebutuhan,perilaku, atau atribut lain yang memiliki kesamaan.
2.4.2 Proposisi Nilai Blok Proposisi Nilai menggambarkan gabungan antara produk dan layanan yang menciptakan nilai untuk Segmen Pelanggan spesifik. Proposisi Nilai adalah alasan yang membuat pelanggan beralih dari satu perusahaan ke perusahaan lain.
2.4.3 Saluran/Channel Blok Saluran/Channel menjelaskan sebuah perusahaan berkomunikasi dengan Segmen Pelanggan nya dan menjangkau mereka untuk memberikan Proposisi Nilai.
27
2.4.4 Hubungan Pelanggan Blok Hubungan Pelanggan menggambarkan berbagai jenis hubungan yang
dibangun
perusahaan
bersama
Segmen
Pelanggan
yang
spesifik.Hubungan Pelanggan yang diterapkan dalam model bisnis suatu perusahaan sangat mempengaruhi pengalaman pelanggan secara keseluruhan.
2.4.5 Arus Pendapatan Blok Arus Pendapatan menggambarkan uang yang dihasilkan perusahaan dari masing-masing Segmen Pelanggan, biaya harus lebih kecil dari pendapatan untuk menghasilkan pemasukan.
2.4.6 Sumber Daya Utama Blok Sumber Daya Utama menjelaskan aset-aset terpenting yang diperlukan perusahaan agar sebuah model bisnis dapat berfungsi.Sumber Daya ini memungkinkan perusahaan menciptakan dan menawarkan Proposisi Nilai, menjangkau pasar, menjaga hubungan dengan Segmen Pelanggan dan mendapatkan pendapatan.
2.4.7 Aktivitas Kunci Blok Aktivitas Kunci ini menjelaskan hal-hal dan tindakan-tindakan penting dan harus dikerjakan oleh perusahaan agar model bisnisnya dapat berjalan dengan sukses.
28
2.4.8 Kemitraan Utama Blok Kemitraan Utama memaparkan jaringan pemasok dan mitra bisnis.Perusahaan menciptakan aliansi untuk memaksimalkan model bisnis dan mengurangi resiko, juga untuk memperoleh sumber daya.
2.4.9 Struktur Biaya Blok Struktur Biaya menggambarkan biaya penting yang muncul pada saat pengoperasian model bisnis tertentu. Struktur Biaya yang efisien dapat dijadikan kunci sukses keuntungan yang didapat oleh perusahaan
2.5
Analisis SWOT Berdasarkan Kotler dan Armstrong (2010), Dalam mengatur fungsi
marketing, dimulai dengan melakukan analisis komplit dari dengan cara menganalisis situasi perusahaan. Dengan menggunakan SWOT, dengan cara mengevaluasi perusahaan secara keseluruhan melalui Strength (S), Weakness (W), Opportunities (O), dan Threat (T). Perusahaan harus menganalisis pasarnya dan lingkungan marketingnya untuk menemukan peluang atraktif dan mengidentifikasi ancaman dari luar. Hal itu juga
harus
bersamaan
dengan
dilakukannya
analisis
pada
keku
atan dan kelemahan perusahaan, juga kegiatan marketing yang memungkinkan untuk menentukan peluang yang bisa diraih.
29
Tujuan dari analisis SWOT ini adalah untuk mencocokkan kekuatan dari perusahaan pada peluang yang ada, dimana pada sisi lain juga mencegah kelemahan dan mengurangi ancaman yang ada dari luar. Strength (S) Merupakan
kekuatan
atau
kemampuan
yang
dimiliki
perusahaan yang dapat membantu perusahaan untuk meraih atau mencapai objektifnya. Weakness (W) Merupakan keterbatasan internal pada sebuah perusahaan yang kemungkinan dapat mengganggu atau menghambat perusahaan untuk mencapai objektifnya. Opportunities (O) Merupakan
faktor
eksternal
dimana
perusahaan
dapat
menjadikan faktor ini sebuah peluang yang dapat dimanfaatkan. Threat (T) Merupakan faktor eksternal yang menjadi tantangan bagi performa sebuah perusahaan.
2.6
Analisa
Strategi
Pemasaran
STP
(Segmenting,
Targeting, Positioning) 2.6.1
Segmentasi Pasar
Menurut Kotler dan Armstrong (2011), Untuk menentukan segmentasi pasar,
30
seorang marketer tidak bisa menentukannya hanya dengan menggunakan satu cara, mereka harus menentukan variabel segmentasi yang berbeda, secara sendiri ataupun secara kombinasi untuk menentukan struktur pasar. Ada beberapa variabel yang bisa digunakan untuk menentukan segmentasi, yaitu melalui goegrafik, demografik, psikografik, dan juga melalu tingkah laku. Segmentasi Geografik Melalui geografik, pasar ditentukan melalui wilayah geografik yang berbeda seperti negara, regional, propinsi, kota, kecamatan, kelurahan kompleks perumahan. Perusahaan bisa saja menetukan untuk beroperasi pada satu atau lebih wilayah geografik atau beroperasi di seluruh wilayah namun mereka harus memperhatikan kebutuhan dan keinginan dari konsumen tersebut. Segmentasi Demografik Melalui demografik, segmen pasar ditentukan berdasarkan variabel berupa umur, jenis kelamin, besarnya sebuah keluarga, siklus kehidupan sebuah keluarga, pendapatan, profesi, pendidikan, agama, ras, generasi, dan kewarganegaraan. Faktor demografik adalah cara segemntasi yang paling populer untuk menentukan kelompok konsumen. Alasannya adalah karena kebutuhan, keinginan, dan tingkat penggunaan yang bervariasi dekat dengan variabel demografik. Selain itu, variabel demografik lebih mudah untuk diukur dibandingkan dengan variabel yang lainnya. Segmentasi Psikografik
31
Melalui Psikografik, pasar ditentukan menjadi segmen yang berbeda berdasarkan kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian. Orang-orang dengan demografi yang sama bisa memiliki faktor psikografi yang berbeda. Segmentasi Tingkah Laku Melalui Tingkah laku, segmen pasar ditentukan berdasarkan pengetahuan, sifat, penggunaan, dan respon terhadap produk. Banyak marketer yang percaya bahwa variabel tingkah laku merupakan permulaan yang baik untuk membangun segmen pasar. 2.6.2 Target Pasar (Targetting) Dalam mengevaluasikan segmen pasar yang berbeda, sebuah perusahaan harus melihat ke dalam tiga faktor utama, yaitu besarnya segmen dan pertumbuhan segmen, tingkat ketertarikan segmen, dan tujuan dan sumber daya manusia sebuah perusahaan.
Sebuah
perusahaan
pertama–tama
harus
mengumpulkan
dan
menganalisis data berdasarkan penjualan, tingkat pertumbuhan perusahaan itu sendiri, dan keuntungan yang diharapkan untuk segmen pasar yang berbeda–beda. Setelah mengevaluasi segmen yang berbeda, perusahaan harus memutuskan siapa dan berapa banyak segmen yang ditargetkan. Target pasar terdiri dari sekelompok konsumen yang memiliki kesamaan kebutuhan dan karakteristik dimana perusahaan memutuskan untuk memenuhi kebutuhan dari para konsumen itu sendiri. Target pasar dapat diterapkan di beberapa level yang berbeda. Perusahaan menetapkan target secara luas dengan empat strategi, yaitu:
32
Strategi yang tidak Membeda-bedakan Pasar (Undifferentiated Marketing) Dimana perusahaan menargetkan pasar secara luas. Strategi ini fokus pada kesamaan kebutuhan pada konsumen, ketimbang dari perbedaan kebutuhan pada konsumen. Perusahaan mendesain produk dan program marketing yang akan menarik konsumen dalam jumlah yang besar. Strategi yang Membeda-bedakan Pasar (Differentiated Marketing) Dimana perusahaan menargetkan beberapa segmen pasar dan mendesain penawaran yang berbeda untuk setiap pasarnya. Dengan menawarkan produk dan program marketing yang bervariasi pada segmen pasar, perusahaan berharap pada penjualan yang lebih tinggi dan posisi yang lebih kuat pada setiap segmen pasar. Mengembangkan posisi yang lebih kuat pada beberapa segmen pasar akan membuat penjualan lebih tinggi dibandingkan dengan Undifferentiated Marketing yang mencakup pasar yang lebih luas. Strategi yang Terkonsentrasi (Concentrated Marketing) Strategi yang terkonsentrasi dapat juga disebut sebagai niche marketing. Dimana sebuah perusahaan memiliki satu segmen pasar yang besar atau beberapa segmen pasar yang lebih kecil. Melalui strategi yang terkonsentrasi, perusahaan akan memiliki posisi pasar yang kuat, karena pengetahuan yang lebih baik akan kebutuhan konsumen pada niche market membutuhkan reputasi yang baik. Strategi Berskala Kecil (Micromarketing)
33
Strategi ini adalah strategi dimana perusahaan membuat produk dan marketing program sesuai dengan kebutuhan dari individu dan lokasi yang spesifik.
2.6.3 Positioning Positioning adalah dimana sebuah perusahaan memposisikan produknya agar brand dari perusahaan itu tertanam di benak konsumen. Dimana setiap perusahaan yang sukses pastinya memiliki posisi yang kuat di mata para konsumennya. Perusahaan harus menetapkan value propotition pada produknya, bagaimana sebuah perusahaan membuat nilai yang membedakan untuk segmen pasarnya dan posisi seperti apa yang ingin perusahaan tanamkan di benak segmen pasar mereka.
2.7
Marketing Mix Kotler dan Armstrong (2010) mendefinisikan bahwa bauran pemasaran
(Marketing Mix) adalah taktik pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk meraih sasaran pemasarannya dalam target pasar. Bauran pasaran terdiri dari apa saja yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produk. Bauran Pasaran dijabarkan menjadi empat variabel yang juga diketahui dengan nama “The Seven Ps”: Product, price, Place, Promotion, People, Physical Evidence, And Process.
34
Product Merupakan kombinasi dari produk yang berbentuk barang maupun jasa yang ditawarkan oleh perusahaan kepada target pasar yang berpotensial. Price Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan oleh konsumen guna mendapatkan produk yang ditawarkan. Harga yang dimaksud bisa terdiri dari berbagai kebijakan seperti diskon, tingkat harga, syarat pembayaran, dan tingkat diskriminasi harga diantara bermacam-macam kelompok konsumen. Place Merupakan
aktifitas
perusahaan
yang
bertanggung
jawab
untuk
mendistribusikan produk atau jasa guna tersedianya produk atau jasa tersebut untuk konsumen. Promotion Merupakan sebuah aktifitas dimana perusahaan melakukan komunikasi dalam rangka menjual produk atau jasa mereka terhadap target konsumen agar mereka melalukan transaksi pembelian. Promosi yang dilakukan bisa meliputi iklan, promosi penjualan, ataupun promosi langsung terhadap target konsumen. People People
merupakan
kegiatan
seleksi,
pelatihan,
dan
memotivasi
karyawan/orang yang digunakan sebagai pembedaan perusahaan dalam memenuhi kepuasan pelanggan.
35
Physical Evidence Bukti yang dimiliki oleh penyedia jasa yang ditujukan kepada konsumen sebagai nilai tambah. Bukti fisik merupakan wujud nyata yang ditawarkan kepada pelanggan ataupun calon pelanggan yang akan menggunakan jasa dari perusahaan.
Process Proses disini adalah semua prosedur dan mekanisme aktivitas dengan kemana jasa disampaikan. Proses adalah bentuk kegiatan yang dilakukan untuk memasarkan produk barang dan/atau jasa kepada calon pelanggan.
2.8
Perencanaan Bisnis Menurut Kuratko dan McDonald (2007), Perencanaan Bisnis adalah dokumen tertulis yang mencantumkan rincian dalam membuat suatu bisnis, di dalamnya harus menjelaskan status saat ini, kebutuhan yang diharapkan, dan hasil proyeksi dari sebuah bisnis baru. Perencanaan Bisnis memiliki elemen-elemen sebagai berikut:
2.8.1 Ringkasan Eksekutif
36
Berisi tidak lebih dari tiga halaman, merupakan bagian terpenting dari rencana bisnis karena bertujuan untuk menangkap ketertarikan dari pembaca.
2.8.2 Deskripsi Bisnis Berisi nama bisnis, latar belakang industri dan sejarah singkat perusahaan. Menjelaskan dengan jelas potensi dalam bisnis baru tersebut dan jika memiliki sesuatu yang unik dengan ciri-ciri tertentu harus dideskripsikan dengan jelas disini.
2.8.3 Pemasaran Berisi studi pasar, mengidentifikasi tujuan pasar, posisi pasar dan market
share.Mengevaluasi
semua
kompetisi
yang
ada
dan
menjelaskan apa keunggulan dibandingkan dengan kompetitor. Mendemonstrasikan strategi harga, juga mengidentifikasi rencana untuk beriklan beserta estimasi biayanya.
2.8.4 Operasi Berisi deskripsi keuntungan dari lokasi (zona, kebijakan pajak, tingkat upah). Mendata jumlah kebutuhan produksi dan perlengkapan ( mesin, furniture dan suplai)
2.8.5 Manajemen
37
Mendeskripsikan resume dari orang-orang kunci dari manajemen usaha, hati-hati dalam mendeskripsikan kepemilikan dan juga kemitraan dalam perusahaan. Menjelaskan jika memiliki konsultan, penasihat atau direktur.
2.8.6 Keuangan Memberikan gambaran perkiraan biaya-biaya, menjelaskan sumber yang dibutuhkan dan juga penggunaan biaya tersebut.Mengembangkan dan menjelaskan anggaran keuangan dengan membuat tahapantahapan keuangan untuk dijadikan evaluasi oleh investor.
2.8.7 Critical-Risk Dalam segmen ini, resiko yang berpotensi harus sudah dapat diidentifikasi, dalam hal ini sebaiknya diisi dengan alternatif ataupun solusi dalam mengatasi resiko-resiko yang ada.
2.8.8 Strategi Harvest Menyediakan wawasan tentang usaha ini kedepan dan akan datang. Memberikan perencanaan jika ada perpindahan kepemimpinan, dan
38
menyebutkan tentang persiapan asuransi dan kepercayaan yang dibutuhkan kedepannya untuk kelanjutan dalam sebuah bisnis.
2.8.9 Penjadwalan dan Milestone Membuat tabel waktu atau grafik untuk mendemonstrasikan jadwal tahapan-tahapan harus diselesaikan dan memperlihatkan hubungan dari tahap-tahap tersebut, juga menyediakan tenggat waktu penyelesaian 2.8.10 Appendix Dokumentasi tambahan yang tidak berhubungan langsung dengan bagian utama dalam perencanaan.Gambar, contoh, data dan informasi tambahan dapat ditulis pada bagian ini.
2.9
Studi Kelayakan Bisnis 2.9.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Menurut Kasmir dan Jakfar (2003), Studi kelayakan bisnis adalah kegiatan yang mempelajari tentang suatu kegiatan usaha atau bisnis dan menentukan layak atau tidak layaknya suatu usaha atau bisnis tersebut.Hal ini dilakukan untuk tujuan menghindari resiko kerugian, mempermudah perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian.
39
2.9.2 Aspek Finansial Studi Kelayakan Bisnis Menurut Kasmir dan Jakfar (2003), Aspek Finansial merupakan aspek yang digunakan untuk mengukur nilai perusahaan secara keseluruhan, ada beberapa hal yang dapat dipelajari, hal-hal tersebut adalah:
2.9.2.1 Aliran Kas / Cash Flow Aliran Kas merupakan kas yang dimiliki oleh sebuah perusahaan dalam sebuah periode tertentu, hal ini menjelaskan uang yang masuk dan jenis-jenisnya.Juga menjelaskan uang yang keluar serta jenis-jenis pengeluarannya.
2.9.2.2 Net Present Value Net Present Value atau Nilai Bersih pada Saat ini adalah perbandingan antara PV (Present Value/Nilai Saat ini) kas Bersih (Proceed)
dan
PV
Investasi
(Capital
Outlays)
selama
investasi.Perbandingan nilai inilah yang disebut Net Preset Value. Net Present Value dirumuskan sebagai berikut:
Dimana:
40
ACFt = Arus kas setelah pajak pada waktu/tahun ‘t’ IO = Pengeluaran Awal K = Tingkat pengembalian minimum yang diinginkan dalam Investasi n = Lama/Jangka waktu proyek
2.9.2.3 Profitability Index Rasio aktivitas dari jumlah nilai penerimaan bersih saat ini dengan pengeluaran nilai saat ini selama jangka waktu investasi. Profitability Index dapat ditulis dalam rumus berikut:
PI = PV kas masuk : PV kas keluar
Atau
Dimana : ACFt = Arus kas setelah pajak pada waktu/tahun ‘t’ IO = Pengeluaran Awal K = Tingkat pengembalian minimum yang diinginkan dalam Investasi
41
n = Lama/Jangka waktu proyek
2.9.2.4 Payback Period Payback Period adalah penilaian atas waktu/periode investasi dikembalikan dalam suatu usaha atau proyek.Didapat dari perhitungan kas bersih (proceed) yang diperoleh tiap tahun.Penjumlahan laba/untung setelah pajak dengan penyusutan/depresiasi mendapatkan nilai kas bersih. Atau dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut:
Payback Period =
Investasi
x 1 tahun
Nilai kas bersih + Depresiasi
2.10 Riset Kualitatif Malhotra dan Peterson (2006) memaparkan bahwa riset kualitatif diikuti oleh adanya hasil ulasan dari sumber internal dan eksternal dari data sekunder. Metode ini biasanya digunakan untuk mendefinisikan sebuah masalah menjadi lebih rinci, untuk memformulasikan hipotesis, atau untuk mengidentifikasi variabel yang nantinya akan diinvestigasikan di fase kuantitatif. Berbeda dengan data sekunder yang menghasilkan sebuah tujuan, dilain pihak, riset kualitatif akan menghasilkan masalah riset pasar yang merupakan data primer.
42
Riset Kualitatif akan menghasilkan sebuah pengertian yang lebih dalam dari masalah yang ada. Riset ini akan menyelidiki masalah dengan mengurangi berbagai dugaan dari masalah yang telah diselidiki. Untuk mendefinisikan masalah dan mengembangkan pendekatan yang sedang dilakukan, kualitatif merupakan sebuah riset yang juga dapat digunakan disaat sedang menghadapi sebuah permasalahan yang tidak pasti, seperti misalnya sebuah hasil konklusif yang ternyata berbeda dari ekspektasi. Hal ini dapat memberikan wawasan yang lebih dalam mengenai situasi fakta sebelum dan sesudah dilakukannya riset ini. Riset kualitatif terdiri dari sampel dalam jumlah kecil yang datanya diolah tanpa menggunakan statistik. Berikut adalah hal – hal yang dapat dijabarkan lagi mengenai riset kualitatif: Tujuan: Untuk menambah pengertian secara kualitatif dari berbagai alasan dan motivasi yang ada. Sampel: Responden dalam jumlah kecil Pengoleksian Data: Tidak terstruktur Analisis Data: Tidak menggunakan statistik Hasil: Menghasilkan pengertian yang lebih dalam dari sebuah masalah Klasifikasi dari riset kualitatif dibagi menjadi dua kategori, yaitu pendekatan secara langsung dan pendekatan secara tidak langsung, yang dijabarkan sebagai berikut: Pendekatan Secara Langsung, yang dilakukan dengan cara mendatangi responden secara langsung dengan melakukan sebuah wawancara.
43
Pendekatan
Secara
Tidak
Langsung,
yang
dilakukan
dengan
cara
menyamarkan responden.
2.11 Focus Group Interview Menurut Malhotra dan Peterson (2006), Fokus grup adalah kegiatan wawancara dengan sebuah grup kecil dari responden yang dilaksanakan oleh moderator terlatih yang mengarahkan diskusi dalam cara yang alami dan tidak terstruktur.Tujuan dari focus grup ini adalah menambah wawasan dari isu dari yang didalami dalam penelitian dengan mendengarkan langsung dari target market mereka. Fokus grup dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
2.11.1 Merancang Lingkungan Fokus Grup Sesi fokus grup sering kali dilaksanakan dalam situasi yang nyaman, dilaksanakan dalam ruangan konferensi tidak resmi dan dilengkapi mikrofon. Pada umumnya fokus grup dilaksanakan dalam waktu satu hingga tiga jam. Waktu ini digunakan untuk mengeksplor lebih dalam kepercayaan, perasaan, ide, kebiasaan, dan wawasan dari para peserta. Seringkali sesi fokus grup diperlukan rekaman percakapan maupun rekaman video untuk keperluan analisis mendatang.
2.11.2 Merekrut dan Memilih Peserta Fokus Grup
44
Fokus grup secara umum dibentuk dalam delapan hingga dua belas orang peserta. Minigrup yang beranggotakan empat atau lima orang peserta juga dapat digunakan. Sebuah fokus grup haruslah homogen dalam hal karakter penggunaan produk, demografi, dan sosio-ekonomi.
2.11.3 Memilih Moderator Moderator memiliki peranan yang sangat penting dan harus terlatih dengan baik.Moderator harus mampi membangun komunikasi dengan peserta, menjaga diskusi tetap berjalan, dan dapat menggali lebih dalam wawasan dari para peserta.
2.11.4 Mempersiapkan Pedoman Diskusi Disamping keahlian dari moderator dalam melaksanakan fokus grup, fokus grup akan sulit tanpa garis besar yang sudah ditentukan sebelumnya. Pedoman diskusi harus mencerminkan objektif dari penelitian kualitatif.
2.11.5 Melakukan Wawancara Grup Pada saat wawancara, moderator harus dapat membangun hubungan dengan grup tersebut, memberitahukan peraturan dalam interaksi grup, menentukan objektif, menyelidiki dan mendalami wawasan para peserta,
45
dan mencoba merangkum hasil respons peserta dan mendapatkan kesepakatan dari grup tersebut.
2.11.6 Mempersiapkan Laporan Fokus Grup Setelah dilaksanakannya fokus grup, moderator dan manajer yang menyaksikan sesi wawancara fokus grup tersebut sering kali terlibat dalam interpretasi instan. Hasil dari fokus grup dapat digunakan sebagai sumber yang baik untuk tambahan brainstorming.