5
BAB II LANDASAN TEORI 2.1
Konsep Dasar Sistem Berikut ini adalah beberapa definisi sistem menurut beberapa ahli, di antaranya: a. Menurut Mustakini (2009), bahwa Sistem (system) dapat didefiniskan dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan komponen. “Dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu”. Contoh sistem yang didefinisikan dengan pendekatan ini adalah sistem akuntansi. Sistem ini didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur penerimaan kas, pengeluaran kas, penjualan, pembelian dan buku besar. b. Menurut Yakub (2012:1), “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedurprosedur yang berhubungan, terkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau tujuan tertentu”. c. Menurut McLeod, Jr dalam Prasojo. (2011), “Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan”. d. Menurut Moekijat dalam Prasojo (2011), “Sistem adalah setiap sesuatu terdiri dari obyek-obyek, atau unsur-unsur, atau komponen-komponen yang bertata kaitan dan bertata hubungan satu sama lain, sedemikian rupa sehingga unsurunsur tersebut merupakan satu kesatuan pemrosesan atau pengolahan yang tertentu”. e. Menurut Tata Sutabri (2012) sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas mengenai sistem, dapat disimpulkan bahwa suatu sistem merupakan Kumpulan elemen-elemen yang saling berkaitan dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2.2
Sistem Informasi Pemasaran Menurut Philip Kotler dalam Adisaputro(2014), Sistem Informasi Pemasaran merupakan kumpulan dari sub–sub yang saling berhubungan satu sama lain secara harmonis dengan tujuan untuk mengolah data yang berkaitan dengan masalah
6
pemasaran menjadi sistem informasi pemasaran yang diperlukan oleh manajemen untuk mengambil keputusan dalam rangka melaksanakan fungsinya. Dalam Sistem Informasi Pemasaran ini terdiri atas orang, peralatan, prosedur yang ditunjukkan untuk mengumpulkan, menganalisa dan membagi–bagi apa–apa yang dibutuhkan secara tepat waktu dan informasi akurat yang digunakan untuk pengambilan dengan keputusan bagi manajemen pemasaran. Sistem Informasi Pemasaran merupakan suatu rancangan yang menekankan pada tiga hal pokok berikut: Pertama, sistem informasi pemasaran haruslah dilihat sebagai suatu sistem yang luas dan bersifat fleksibel karena kegiatan-kegiatan pemasaran dari suatu perusahaan saling berhubungan satu sama lain dan harus sesuai dengan perubahan lingkungan yang ada. Hasil-hasil penjualan, sebagai contoh, dipengaruhi oleh ketersediaan produk, kepuasan pelanggan, periklanan, dan sebagainya. Oleh sebab itu, suatu rancangan sistem informasi pemasaran yang baik bukan hanya suatu sistem pentunjuk penjualan atau suatu laporan triwulan dari peningkatan produk; sistem tersebut seharusnya memungkinkan para pemimpin pasar untuk mengambil berbagai informasi seperti yang dibutuhkan dalam masalah-masalah pemasaran yang mereka hadapi. Kedua, sistem tersebut haruslah berbentuk formal dan berkelanjutan. Dengan kata lain, sistem tersebut harus dirancang dengan teliti sesuai dengan tujuan organisasi tertentu yang ada sehingga sistem tersebut akan memenuhi kebutuhan para pemimpin pemasaran untuk periode yang lebih panjang. Sistem informasi pemasaran bukan hanya suatu yang dikhususkan, pengembangan sistem jangka pendek oleh seorang pemimpin individu untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu. Namun sistemsistem tersebut dengan sengaja dikembangkan untuk mendukung kelanjutan pembuatan keputusan manajemen pemasaran. Untuk mencapai hal ini tujuan organisasi tertentu untuk sistem tersebut harus ditentukan dengan pengetahuan atas pekerjaan para pemimpin pemasaran, dan perkembangan dari sistem tersebut harus mempunyai komitmen dan dukungan luas dari organisasi. Ketiga, suatu sistem informasi pemasaran harus memberikan suatu susunan aliran informasi yang relevan untuk memandu pembuatan keputusan pemasaran. Informasi tersebut harus relevan dengan pembuatan keputusan pemasaran. Hal ini berarti sistem tersebut harus dirancang bukan untuk memberikan semua kemungkinan data ataupun untuk memberikan data saja. Sebaliknya, sistem tersebut harus dirancang untuk memberikan berbagai bentuk data yang akan memandu pembuatan keputusan
7
perusahaan dan memberikan alat-alat yang dibutuhkan untuk merubah data tersebut ke dalam informasi yang akan membantu para pemimpin dalam membuat keputusankeputusan manajemen pemasaran yang bijaksana dan terperinci. Untuk mencapai hal ini, sistem tersebut harus dirancang untuk melengkapi proses pembuatan keputusan dari organisasi sementara itu juga memenuhi kebutuhan dan harapan dari pemakai sistem tersebut. 2.3
Pelayanan Menurut Philip Kotler dalam Adisaputro(2014), Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi akibat sebagai akibat adanya interaksi antar konsumen dengan karyawan awatu halhal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberian pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberian pelayanan yang dimaksudkan untuk memcahkan permsalahan konsumen/pelanggan. Berdasasarkan pendapat diatas jelas disebutkan bahwa ciri pokok pelayanan adalah tidak kasat mata (tidak dapat diraba) dan melibatkan upaya manusia (karyawan) atau peralatan lain yang disediakan oleh perusahaan penyelenggara pelayanan. jadi, pelayanan merupakan serangkaian aktivitas yang tidak dapat diraba dan terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara pemberi pelayanan dan yang diberi pelayanan. Selain definisi pelayanan diatas Kotler pun ikut mendefinisikan pelayanan sebagai “pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik” (Kotler dalam Lukman, 2000:8). Definisi pelayanan menurur Kotler jelas bahwa pelayanan adalah suatu kumpulan atau kesatuan yang melakukan kegiatan menguntungkan dan menawarkan suatu kepuasan meskipun hasilnya secara fisik tidak terikat kepada produk. Dalam Kamu Besar Bahasa Indonesia dinyatakan pengertian pelayanan bahwa “pelayanan adalah suatu usaha untuk membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan orang lain. Sedangkan pengertian service dalam Oxford (2000) didefinisikan sebagai “ a system that provides something that the public needs, organized by the government or a private company”. Oleh karenanya pelayanan berfungsi sebuah sistem yang menyediakan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat dikemukakan bahwa pada dasarnya pelayanan adalah sesuatu yang tidak berwujud tetapi dapat memenuhi kebutuhan
8
pelanggan atau masyarakat. Pelayanan tidak dapat mengakibatkan peralihan hak atau kepimilikan dan terdapat interaksi antara penyedia jasa dengan pengguna jasa.
2.4
Pelanggan Menurut Daryanto dam Setyobudi(2014), Dalam Pengertian sehari-hari pelanggan adalah orang-orang yang kegiatannya membeli dan menggunakan suatu produk, baikk barang maupun jasa, secara terus menerus. Dilihan dari segi perbaikan kualita, definisi pelanggan adalah setiap orang yang menuntut pemberian jasa (perusahaan) untuk memenuhi suatu standar kualitas pelayanan tertentu, sehingga dapat memberi pengaruh pada performansi (performance) pemberi jasa (perusahaan) tersebut. Secara garis besarnya terdapat tiga jenis pelanggan yaitu pelanggan internal, pelanggan perantara, dan pelanggan eksternal. Ketiga jenis pelanggan tersebut dapat diuraiakan sebagai berikut. a. Pelanggan internal, Pelanggan internal (internal customer) adalah, orang-orang atau pengguna produk yang berada di dalam perusahaan dan memiliki pengaruh terhadap maju mundurnya perusahaan. Berdasarakan keanggotaannya pelanggan internal ada dua macam, yaitu pelanggan internal orgaisasi dan pelanggan internal pemerintah. b. Pelanggan perantara , Pelanggan perantara (intermediate customer) adalah setiap orang yang berperan sebagai perantara produk bukan sebagai pemakai. Komponen distributor, seperti agen-agen Koran yang memasarkan Koran, atau took-to ko buku merupkan contoh pelanggan perantara. c. Pelanggan Eksternal, Pelanggan eksternal (external customer) adalah setiap orang atau kelompok orang pengguna suatu produk (barang/jasa) yang dihasilkan oleh perusahaan bisnis. Pelanggan eksterbal inilah yang berperan sebagai pelanggan nyata atau pelanggan akhir.
2.5
Pengolahan Keluhan Pelanggan Menurut Daryanto dam Setyobudi(2014) Keluhan pelanggan oleh perusahaan dapat dijadikan sebuah bahan evaluasi yang nyata dala meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. Dengan adanya keluhan pelanggan, perusahaan dapat mengetahui dengan mudah kelemahan yang ada
9
Bentuk dan Jenis Komplain : a. Keluhan yang bersumber pada masalah teknik. b. Komplain karena sikap negatif petugas pelayanan (melayani dengan sikap curiga,sinis,tidak ramah,kasar, dan sebagainya). c. Komplain karena pelayanan kurang memuaskan (lama, berbelit, pungli, tidak sesuai dengan spesifikasi yang diminta konsumen, dan sebagainya) d. Komplain yang tidak biasa/aneh, dibuat-buat, dimunculkan konsumen untuk menarik perhatian. e. Konsumen yang secara psikologis kurang bahagia, hanya ingin di dengar saja..
Cara Penyampaian komplain: ; a. Voice Response penyampain komplain secara langsung, menyampaikan kepada petugas, staff yang ditemui. b. Private
Response
yakni
penyampain
komplain
tidak
secara
langsung
melaluipihak ketiga (media massa, surat pembaca, LSM, dan lain-lain) c. Komplain melalui jalur hukum, class action, tuntutan ganti rugi dan sebagainya.
Jika komplain tidak ditanggapi a. Konsumen resah, timbul ketidakpuasan. b. Menurunkan profesionalisme perusahaan.. c. Menurunkan image perusahan. d. Perusahan ditinggalkan konsumen.
Jika komplain ditanggapi dengan baik a. Meningkatkan kepercayaan konsumen. b. Meningkatkan hubungan positif dengan konsumen. c. Memberi nilai positif pada perusahan. d. Perusahaan masih memiliki ikatan denagan konsumen, konsumen tidak meniggalkan perusahaan.
Prinsip menangani komplain: a. Jangan terpancin kemarahan b. Jangan berjanji palsu c. Jujur jika tidak mampu d. Sabar.
10
Menghadapi Keluhan Konsumen; a. Isolasi, bawa tamu ke tempat yang nyaman, hindari pengarah negatif terhadap tamu lain yang merugikan image perusahaan. b. Tenang, kunci meredan kemarahan tamu,membantu bersikap jernih dalam menyelsaikan masalah. c. Mendangarkan penuh perhatian dan empati, menunjukan keluhan komsumen penting dan diperhatikan d. Hati hati denagan harga diri konsumen, jangen membuat tamu berfikir keluhannya diremehkan, tidak penting e. Perhatian fokus [ada tamu, khususnya keluhannya. Jangan melebarkan masalahke hal lain, jangan menyalahkan tamu, apapun yang terjadi. f.
Biarkan konsumen bicara, jika perlu gunakan catatan khusus agar merasa mereka diperhatikan sekalipun dalam keadaan mengeluh.
g. Tawarkan solusi yang bisa kita lakukan untuk mereka. Biarkan konsumen memilih apa yang diinginkan. h. Perhitungan jangka waktu penyelesain masalah, jika penanganan membutuhkan waktu lebih lama, katakan terus terang. i.
Jika tidak mampu mengatasi, jangan segan berkonsultasi dengan orang yang mampu, (mekanik, manajer, atau orang lain yang berkompeten)
j.
Jika keluhan teselesaikan, tanyakan apakah konsumen puas dengan penangan yang dilakukan, jangan lupa ucapkan terima kasih atas masukan dari konsumen.
2.6
IT Service Management ITSM adalah sebuah petunjuk/panduan proses-proses yang dijalankan untuk pengelolaan Teknologi Informasi bagi sebuah institusi/organisasi sehingga tujuan dari penerapan TI nya dapat dicapai secara efisien dan efektif. Service Management adalah layanan-layanan TI (IT services) kepada pelanggan (customer/user) yang berfokus terhadap berbagai perspektif dari pelanggan dengan menggunakan pendekatan atau metodologi yang berorientasi kepada konsistensi proses-proses yang dijalankan. ITSM sering disebut sebagai “Arsitektur Operasional” untuk TI. Secara garis besar ITSM memilki 2(dua) level yaitu (a) level pengambil keputusan yang menetapkan sasaran-sasaran organisasi kemudian menurunkannya menjadi aktifitas-aktifitas besar yang harus dilaksanakan sesuai dengan hasil-hasil yang diharapkan nantinya yang dapat diukur; (b) level operasional merupakan level yang lebih rinci yang
11
menetapkan proses-proses yang harus dijalankan oleh setiap unit organisasi berdasarkan masukan-masukan (input) prosesnya dan harus menghasilkan (output) sesuatu yang ditentukan. Secara sederhana level ITSM menggunakan metodologi Deming (Plan - rencana proyek; Do – proyek; Check – audit; Act - pelaksanaan) sebagai siklus peningkatan kualitasnya secara terus-menerus dan bertahap.
Gambar 2. 1 Level ITSM
Sasaran dari Service Management adalah : a. Menyelaraskan layanan-layanan TI nya sedemikian sehingga akan selalu memenuhi kebutuhan bisnis / organisasi dimana akan selalu berubah. b. Menyediakan peningkatan kualitas dari layanan-layanan TI nya. c. Secara jangka panjang menyediakan pengurangan biaya yang cukup berarti namun dengan peningkatan kualitasnya atas layanan-layanan TI nya.
Secara best practice unit organisasi TI di sebuah institusi bertanggung jawab terhadap pengelolaan TI dan menyediakan layanan-layanan TI baik kepada pengguna internal di institusinya dan kepada pelanggan (pihak eksternal) yang diwakili oleh atau disebut unit organisasi bisnis. Dalam memenuhi layanan TI nya, unit organisasi TI dimungkinkan memperoleh dukungan dari pihak lain diluar institusinya yang disebut provider dan atau suplier Teknologi Informasi. Dalam memenuhi layanan TI nya kepada unit organisasi bisnis, ITSM menyarankan adanya Service Level Management (SLM) yang meliputi : a. Service Level Agreement (SLA) untuk berbagai layanan yang ditentukan antara unit organisasi TI dengan unit organisasi bisnis. b. Underpinning Contract (UC) untuk berbagai layanan yang ditentukan antara provider/suplier TI yang memberikan dukungan kepada unit organisasi TI. c. Dan Operational Level Agreement (OLA) didalam unit organisasi TI sendiri.
12
Gambar 2.2 Hubungan Supplier, Unit Organisasi TI, nit Organisasi Bisnis
SLA, UC dan OLA (SLM) berbentuk dalam sebuah dokumen kesepakatan antara pihak yang garis besarnya memuat hal-hal antara lain : a. Pendefinisian layanan-layanan TI apa saja yang diberikan dan diterima oleh Pihak yang terlibat. b. Pendefinisian kualitas serta jangka waktu tersedianya layanan dari setiap layanan TI yang didefinisikan. c. Pendefinisian biaya/harga dan penalti (reward & punishment) atas layanan TI yang terpenuhi dan yang tidak terpenuhi dari kesepakatan tersebut dari dan ke para pihak yang terlibat. d. Pendefinisian pengecualian-pengecualian yang dimungkinkan selama SLA / UC / OLA berjalan. ITSM menyarankan agar layanan TI pada sebuah institusi/organisasi dilakukan secara terpadu (atau ‘satu pintu’) yaitu melalui unit organisasi TI nya, agar kepastian dan akuntabilitas nya dapat terjaga serta memudahkan pengelolaannya. ITSM tidak menyarankan unit organisasi bisnis mendapatkan layanan langsung dari pihak lainnya selain unit organisasi TI yang ada.
13
Gambar 2.3 Hubungan Supplier, Unit Organisasi TI, Unit Organisasi Bisnis yang tidak diperbolehkan Berdasarkan OGC (Office of Government Commerce – UK) dan CCTA (Central Computer and Telecommunications Agency – UK Government) model ITSM memilki 10(sepuluh) disiplin dan 1(satu) fungsional yang terbagi menjadi 2(dua) disiplin besar, yaitu Service Delivery dan Service Support dan fungsional Service Desk serta Security Management. Adapun disiplin rinciannya adalah sebagai berikut : a. Service Delivery : 1) Service Level Management. 2) Financial Management for IT Services. 3) Capacity Management. 4) IT Service Continuity Management. 5) Availability Management. b. Service Support : 1) Release Management. 2) Change Management. 3) Configuration Management. 4) Problem Management. 5) Incident Management. c. Service Desk (funsional) d. Security Management (payung pelindung sistem infrastruktur).
2.7
SDLC (System Development Life Cyrcle) Pengertian SDLC adalah suatu proses berkelanjutan dari planning, analisis, desain dan implementasi. Yang pada setiap prosesnya dilakukan perbaikan secara bertahap.(Dennis dkk 2012)
Gambar 2.4 Metode Waterfall (Dennis dkk 2012)
14
Model perancangan SDLC adalah dengan model waterfall. Terdapat 5 langkah dalam model waterfall, Adalah : a. Perencanaan Dalam tahapan ini, menjelaskan dan mengargumentasi untuk melanjutkan proyek yang telah dipilih.Rencana kerja yang matang juga disusun untuk menjalankan tahapan-tahapan lainnya. Pada tahap ini ditentukan secara detail rencana kerja yang harus dikerjakan, durasi yang diperlukan masing–masing tahap, sumber daya manusia, perangkat lunak,dokumentasi, perangkat keras, maupun finansial diestimasi. Pembuatan perencanaan ini bukan langkah mudah karena untuk mengestimasi beban kerja dan durasi dari masing-masing tahap dibutuhkan pengalaman yang cukup banyak. Kesalahan pada tahap ini akan mengakibatkan keuntungan yang diperoleh tidak maksimal, bahkan bisa rugi. Pada tahapan ini peran manajemen sistem informasi berpengalaman sangat dibutuhkan. b. Analisis Tahap kedua, adalah tahap analisis, yaitu tahap dimana kita berusaha mengenali segenap permasalahan yang muncul pada pengguna dengan mendekomposisi dan merealisasikan komponen – komponen sistem. Tujuan utama dari tahap analisis adalah untuk memahami dan mendokumentasikan kebutuhan bisnis dan persyaratan proses dari sistem baru. Menganalisa kebutuhan sebagai bahan dalam membuat spesifikasi di tahapan selanjutnya c. Perancangan Tahap perancangan (design), dimana kita mencoba mencari solusi permasalahan yang didapat dari tahap analis.tahapan mengubah kebutuhan yang masih berupa konsep menjadi spesifikasi sistem yang riil untuk diimplementasikan.Jika pada tahapan analisis (from requirement to specification), maka tahapan desain adalah (from specification to implementation). Jadi, bagaimana membuat spesifikasi yang detail untuk bisa diimplementasikan. d. Implementasi Tahap implementasi, dimana kita mengimplementasikan perancangan sistem ke situasi nyata. Di sini kita mulai berurusan dengan pemilihan perangkat keras dan penyusunan perangkat lunak aplikasi (pengkodean/coding). e. Sistem Pada tahapan sistem dilakukan pengujian (testing) dan pemeliharaan, yang dapat digunakan untuk menentukan apakah sistem/perangkat lunak yang kita buat sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna atau belum. Jika belum, proses
15
selanjutnya adalah bersifat iteratif, yaitu kembali ke tahap – tahap sebelumnya. Tahap pemeliharaan/perawatan di mana kita mulai melakukan pengoperasian sistem dan jika diperlukan melakukan perbaikan – perbaikan kecil. Kemudia jika waktu penggunaan sistem habis, maka kita akan masuk lagi pada tahap perencanaan (design).
2.8
UML (Unified Modelling Language) UML (Unified Modeling Language) merupakan kosakata umum berbasis objek dan diagram teknik yang cukup efektif untuk memodelkan setiap proyek pengembangan sistem mulai tahap analisis sampai tahap desain dan implementasi (Dennis dkk, 2012). Beberapa literature menyebutkan bahwa UML menyediakan Sembilan jenis diagram. Namun kesembilan diagram ini tidak mutlak harus digunakan dalam pengembangan perangkat lunak, semuanya dibuat sesuai dengan kebutuhan. Diagram yang sering digunakan adalah Diagram Use case, Diagram Aktivitas (Activity Diagram), Diagram Sequence, Diagram Class. a. Diagram Use Case. Use case atau diagram atau diagram use case merupakan pemodelan untuk sistem informasi yang akan dibuat. Use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat. Syarat penamaan use case
adalah nama didefinisikan sesimpel mungkin dan dapat
dipahami. Ada dua hal utama pada use case yaitu pendefinisian apa yang disebut aktor dan use case. (Wiley, 2010) 1) Aktor merupakan orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat di luar sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum tentu merupakan orang. 2) Use case merupakan fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit Use case diagram merupakan suatu diagram yang menangkap kebutuhan bisnis untuk sistem dan untuk menggambarkan interaksi antara sistem dan lingkungannya. (Dennis dkk, 2012). Komponen pembentuk diagram Use Case, adalah:
16
b. Activity Diagram Diagram aktivitas atau activity diagram menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak. Yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem. Diagram aktivitas juga banyak digunakan untuk mendefinisikan hal-hal berikut: 1) Rancangan proses bisnis dimana setiap urutan aktivitas yang digambarkan merupakan proses bisnis sistem yang didefinisikan. 2) Urutan atau pengelompokan tampilan dari sistem / user interface dimana setiap aktivitas dianggap memiliki sebuah rancangan antarmuka tampilan. 3) Rancangan pengujian dimana setiap aktivitas dianggap memerlukan sebuah pengujian yang perlu didefinisikan kasus ujinya. 4) Rancangan menu yang akan ditampilkan pada perangkat lunak. (Wiley, 2010) Pengertian diagram Activity adalah yang menggambarkan alur kerja bisnis independen dari class, aliran kegiatan dalam use case, atau desain rinci sebuah metode (Dennis dkk 2012)
17
Gambar 2.5 Contoh Activity Diagram (Dennis dkk : 2012)
Tabel 2.1 Komponen Activity Diagram (Dennis dkk: 2012) Actor
Digunakan untuk melakukan tindakan
Activity
Digunakan
untuk
mewakili
serangkaian tindakan
Acti
Object Node
Digunakan untuk mewakili suatu objek yang terhubung
ke satu set Arus Obyek Control Flow
Menunjukkan urutan eksekusi
Object Flow Menunjukkan arus dari sebuah objek dari satu kegiatan (atau tindakan) untuk kegiatan lain (atau tindakan)
------------------> ------------------>
vity
18
Initial Node
Menggambarkan
awal
dari
serangkaian tindakan
atau kegiatan Initial activity Node
Digunakan untuk menghentikan semua arus kontrol dan arus objek dalam suatu kegiatan (atau tindakan)
Final activity Node
Digunakan untuk menghentikan aliran kontrol tertentu atau aliran objek
Decision Node
Digunakan untuk mewakili kondisi tes untuk memastikan bahwa aliran kontrol atau aliran objek hanya turun satu jalur
Marge Node
Digunakan untuk membawa kembali jalur keputusan bersama
yang
berbeda
yang
dibuat
menggunakan
keputusan-node Fork Node
Adalah node kontrol yang memiliki satu dan dua atau lebih
aliaran keluar. Join Node
Adalah gabungan dari satu atau lebih activity aliran masuk
Swimline
Digunakan untuk memecah sebuah diagram aktivitas dalam baris dan kolom untuk menetapkan aktivitas individu (atau tindakan) kepada individu atau benda yang bertanggung
Home
jawab untuk melaksanakan kegiatan (atau tindakan)
c. Sequence Diagram Diagram sequence menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan diterima antar objek. Oleh karena itu untuk menggambar diagram sekuen maka harus diketahui objek-objek yang terlibat dalam sebuah use case beserta metode-
19
metode yang dimiliki kelas yang diinstansiasi menjadi objek itu. Banyaknya diagram sekuen yang harus digambar adalah minimal sebanyak pendefinisian use case yang memiliki proses sendiri atau yang penting semua use case yang didefinisikan maka diagram sekuen yang harus dibuat juga semakin banyak. (Wiley, 2010) Sequence Diagram merupakan urutan model dinamis yang menggambarkan contoh class yang berpartisipasi dalam use case dan pesan yang lewat di antara mereka dari waktu ke waktu. (Dennis dkk 2012)
Gambar 2.6 Sequence Diagram (Dennis dkk :2012)
Tabel 2.3 Komponen Sequence Diagram (Dennis dkk :2012)
20
d. Class Diagram Diagram kelas atau class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem. Kelas memiliki apa yang disebut atribut dan metode atau operasi. (Wiley, 2010) Kelas-kelas yang ada pada struktur sistem harus dapat melakukan fungsi-fungsi sesuai dengan kebutuhan sistem sehingga pembuat perangkat lunak atau programmer dapat membuat kelas-kelas di dalam program perangkat lunak sesuai dengan perancangan diagram kelas. Susunan struktur kelas yang baik pada diagram kelas sebaknya memiliki jenis-jenis kelas berikut: 1) Kelas main Kelas yang memiliki fungsi awal dieksekusi ketika sistem dijalankan. 2) Kelas yang menangani tampilan sistem (view) Kelas yang mendefinisikan dan mengatur tampilan ke pemakai. 3) Kelas yang diambil dari pendefinisian use case (controller) Kelas yang menangani fungsi-fungsi yang harus ada diambil dari pendefinisian use case, kelas ini biasanya disebut dengan kelas proses yang menangani proses bisnis pada perangkat lunak. 4) Kelas yang diambil dari pendefinisian data (model) Kelas yang digunakan untuk memegang atau membungkus data menjadi sebuah kesatuan yang diambil maupun akan disimpan ke basis data. Semua tabel yang dibuat di basis data dapat dijadikan kelas, namun untuk tabel dari hasil relasi atau atribut mutivalue pada ERD dapat dijadikan kelas tersendiri dapat juga tidak asalkan pengaksesannya dapat dipertanggungjawabkan atau tetap ada di dalam perancangan. (Wiley, 2010) Class Diagram adalah ilustrasi hubungan antara class yang dimodelkan didalam sistem Class Diagram sangat mirip dengan diagram hubungan entitas (ERD) (Dennis dkk 2012).
21
Tabel 2.4 Komponen Class Diagram (Dennis dkk :2012)
Gambar 2.7 Contoh Class Diagram (Dennis dkk : 2012) 2.4
Basis Data (Database) Definisi basis data menurut Connolly dan Begg (2010) mengartikan bahwa “Database adalah kumpulan dari data yang saling berhubungan secara logika dan menjelaskan data tersebut, dirancang untuk memenuhi informasi perusahaan” Menurut Rainer dan Turban (2009) “Database adalah sekelompok file logis yang memiliki keterkaitan menyimpan data dan asosiasi di antara mereka.” Menurut Indrajani (2011) “Database adalah sebuah kumpulan data yang saling berhubungan seccara logis, dan merupakan sebuah penjelasan dari data tersebut, yang di desain untuk menemukan data yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi.”
22
Menurut Rosa dan Shalahuddin (2013) “Database adalah media untuk menyimpan data agar dapat diakses dengan mudah dan cepat.” Menurut Fathansyah (2012) basis data dapat didefisinikan dalam sejumlah sudut pandang seperti: a. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah. b. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redudansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan. c. Kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis.
2.4.1 DBMS Menurut Fathansah (2012), “Pengolahan basis data secara fisik tidak dilakukan oleh pemakai secara langsung, tetapi ditangani oleh sebuah Perangkat Lunak (system) yang khusus Perangkat lunak inilah (DBMS) yang akan menentukan bagaimana data diorganisasi, disimpan, diubah dan diambil kembali. DBMS juga menerapkan mekanisme pengamanan data, pemakaian data secara bersamam pemaksaan keakuratan/konsistensi data , dan sebagainya.” Menurut Kadir (2014), “DBMS (database management system) adalah program yang ditunjukan untuk melaksanakan manajemen data. Perangkat lunak ini menyediakan fasilitas untuk menyimpan data, memanipulasi data, dan mengambil data dengan cara yang mudah dan cepat”
2.4.2 SQL Menurut Kadir (2014), SQL (Struktur Query Language) adalah bahasa yang digunakan untuk mengakses basis data yang tergolong relasional. Standard SQL mula – mula didefinisikan oleh ISO ( International Standards Organization ) dan ANZI (the American National Standards Institute), yang dikenal dengan sebutan SQL86.
2.5
Bahasa Pemrograman Menurut Raharjo (2011), Bahasa pemrograman adalah bahasa tertentu yang digunakan oleh para programmer untuk membuat suatu aplikasi atau software pada komputer, dasar-dasar yang dipakai adalah prinsip kerja algoritma yang sudah
23
dipelajari sebelumnya, bahasa pemrogaman itu sendiri sudah ditemukan pada tahun setelah diketemukannya mesin komputer, mulai generasi yang paling pertama kali yaitu kode mesin, sampai sampai generasi sekarang yang banyak digunakan sebagai bahasa pemrograman dalam pembuatan berbagai aplikasi, dalam konteksnya adalah setiap bahasa pemrograman mempunyai yang namanya kode, kode tersebut akan mendasari berbagai pemrosesan tiap step/langkah beradasarkan tipe data yang diinputkan oleh programmer, contohnya dalam bahasa pemrograman pascal adalah penggunaan tipe data integer untuk bilangan angka yang nantinya akan diproses dan penggunaan tipe data string untuk data-data yang terdiri dari susunan huruf dan nantinya tidak akan diproses dalam perhitungan algoritma dan akan dimunculkan (dicetak/write) pada akhir sequence. a. C# C# adalah bahasa pemrograman baru yang diciptakan oleh Microsoft yang dikembangkan dibawah kepemimpinan Anders Hejlsberg yang telah menciptakan berbagai macam bahasa pemrograman termasuk Borland Turbo C++ dan orland Delphi. Bahasa C# juga telah di standarisasi secara internasional oleh ECMA. Seperti halnya bahasa pemrograman yang lain, C# bisa digunakan untuk membangun berbagai macam jenis aplikasi, seperti aplikasi berbasis windows (desktop) dan aplikasi berbasis web serta aplikasi berbasis web services. Sebagai bahasa pemrograman baru C# banyak mengadopsi feature dari beberapa bahasa perogrmaan terkenal dan banyak komunitasnya tetapi yang paling dominan adalah Java adapun komposisinya adalah sebagai berikut 70% Java, 10% C++, 5% Visual Basic, 15% baru. (Sianipar, 2014)
b. HTML HTML (Hypertext Markup Language) merupakan salah satu format yang digunakan dalam pembuatan dokumen dan aplikasi yang berjalan di halaman web. HTML(Hyper Text Markup Language adalah sekumpulan simbol-simbol atau tag-tag yang dituliskan dalam sebuah file yang digunakan untuk menampilkan halaman pada web browser. Tag – tag HTML selalu diawali dengan <x> dan diakhiri dengan dimana x tag HTML itu seperti b, i, u, dll. (Anhar:40) Program yang digunakan untuk membuat dokumen HTML menggunakan HTML editor. Ada banyak HTML editor yang bisa digunakan, diantaranya:Notepad, Ms. FrontPage, dan Dreamweaver.
24
Setiap dokumen HTML harus diawali dan ditutup dengan tag HTML . Tag HTML memberi tahu browser bahwa yang ada didalam kedua tag tersebut adalah dokumen HTML. Bagia Headerdari document HTML diapit oleh Tag didalam bagian ini biasanya dimuat tag Title yang menampilkan judul dari halaman pada title browser. Bagian body dari dokumen HTML diapit oleh tag dokumen body digunakan untuk menampilkan text, image link, dan semua yang akan ditampilkan pada halaman web.(Anhar:41) HTML memiliki sintak atau aturan, struktur dalam menuliskan script atau kode – kode yang biasa dinamakan Tag HTML. Aturan dalam penulisan tag diawali dengan lambang
dan diakhiri dengan . Setiap tag HTML memiliki fungsi masing – masing, dalam tabel berikut dapat kita pelajari beberapa tag dan fungsinya.(Anhar:42-43)
c. Javascript JavaScript merupakan bahasa yang berbentuk kumpulan skrip yang berfungsi untuk memberikan tampilan yang tampak lebih interaktif pada dokumen web. Dengan kata lain, bahasa ini adalah bahasa pemrograman untuk memberikan kemampuan tambahan ke dalam bahasa pemrograman HTML (Hypertext Markup Language) dengan mengijinkan pengeksekusian perintah – perintah pada sisi client, dan bukan sisi server dokumen web. Pada hakikatnya, bahasa pemrograman javascript berisi skrip yang pemasanganya terselip disebuah dokumen HTML. Sehingga bahasa JavaScript ini tidaklah memerlukan sebagai kompilator atau penerjemah khusus untuk mengeksekusinya. Hal tersebut juga bergantung navigator yang terdapat di setiap browser. (Wahana komputer:1-2)
Jquery adalah library atau kumpulan kode JavaScript siap pakai. Keunggulan menggunakan jquery dibandingkan javascript standar, yaitu menyederhanakan kode javascript dengan cara memanggil fungsi – fungsi yang disediakan oleh jquery. Javascript sendiri merupakan bahasa scripting yang bekerja di sisi client/browser sehingga website bisa lebih interaktif. Adapun Kelebihan dari query adalah sebagai berikut: 1) Jquery kompatible dengan banyak browser 2) Jquery mendukung semua versi CSS 3) Ukuran jquery sangat kecil, sekitar 20 kb
25
4) Dokumentasi jquery yang lengkap 5) Dukungan komunitas terhadap jquery 6) Tersedianya plugin jquery yang sangat beragam.
Jquery memiliki fungsi adalah untuk menyederhanakan kode javascript, plugin jquery berfungsi menyederhanakan kode jquery itu sendiri. Karena itu, dengan plugin jquery, akan jauh lebih simple dan ringkas dalam penulisan kode javascript. Sedangkan fungsi pada umumnya dari jquery tersebut digunakan dalam website seperti untuk navigasi, image gallery, tooltip, peta dan sebagainya.(Aloysius Sigit:1-3)