BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Umum Perusahaan BlueScope adalah perusahaan produsen baja untuk pasar domestik Australia, Selandia Baru dan Amerika Serikat dan merupakan pemasok internasiaonal terkemuka untuk produk baja dan merupakan solusi mendasar bangunan dan konstruksi industri global.Perusahaan kami mengoperasikan tiga fasilitas pembuatan baja – Pabrik baja Port Kembla di Australia, New Zealand Steel di dekat Auckland dan Nort Star BlueScope Steel , Ohio yang merupakan kerjasama dengan USA.BlueScope adalah pemasok terbesarketiga di dunia untuk baja lapis dan produk produk baja berwarna untuk pasar bangunan dan konstruksi, terutama difokuskan pada daerah Oceania dan Asia Pasifik dan pemasok global terkemuka dunia untuk solusi bangunan untuk pasar industri dan komersial.Perusahaan kami memiliki teknologi pelapisan dan pewarnaan serta memiliki merek yang unggul termasuk COLORBOND® steel dan ZINCALUME® steel. BlueScope Steel mempekerjakan sekitar 17,000 tenaga kerja dan mengoperasikan 100 pabrik di dunia.
6 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
7
2.1.1 PT NS BLUESCOPE INDONESIA PT Bluescope Steel Indonesia dibentuk pada tahun 1994 perusahaan mendirikan fasilitas pelapisan logam datar dan pewarnaan di cilegon tahun 1995. PT NS BlueScope Indonesia adalah perusahaan patungan antara BlueScope Steel Limited dan Nippon Steel & Sumitomo Metal Coeporation (NSSMC). Sebelumnya, BlueScope Steel Indonesia (sekarang NS BlueScope Indonesia) dibentuk tahun 1994. Perusahaan mendirikan fasilitas pelapisan logam datar dan pewarnaan di Cilegon tahun 1995. Untuk membawa akses teknologi baru dan membantu dalam mengembangkan jangkauan pelanggan lebih luas, BlueScope Indonesia membantuk perusahaan patungan dengan NSSMC. PT NSBlueScope Indonesia sekarang merupakan manufaktur pelapis baja seng / alumunium lokal terkemuka. Asia adalah pasar yang besar dan berpotensi untuk semua kalangan bisnis di dunia, termasuk BlueScope Steel Limited yang terus-menerus berupaya untuk menaklukkan pasar Asia.Dalam rangka untuk membuat mimpi tersebut menjadi kenyataan, BlueScope Steel Limited mulai menanamkan jejak di Asia dengan membangun fasilitas pertama nya di Indonesia. 2 September 1993 merupakan jejak bersejarah bagi BlueScope Steel Limited dan BlueScope Steel Indonesia dimana hari tersebut menandai dimulainya pelapisan baja logam dan konstruksi fasilitas pewarnaan di Cilegon Industrial Complex, Banten. Menetapkan bahwa kita adalah satu-satunya produsen lokal seng / alumunium baja lapis di Indonesia, pabrik ini diresmikan pada tanggal 13 Oktober 1995. Dalam perkembangan selanjutnya, kami
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
8
membangun kantor penjualan dan pemasaran di tiga kota besar yaitu Jakarta, Surabaya dan Medan. Selama lebih dari satu dekade, kami telah berhasil mengoperasikan bisnis di Indonesia berdasarkan OUR BOND, yang merupakan panduan prinsip perusahaan. Pada tanggal 28 Maret 2013, baja lapis BlueScope dan bisnis rollforming di ASEAN dan Amerika Utara membentuk perusahaan patungan dengan Nippon Steel & Sumitomo Metal Corporation yang bernama NS BlueScope Pte Ltd. BlueScope memilih bermitra dengan NSSMC karena membawa teknologi baru dan membantu mengembangkan jangkauan pelanggan dalam area produk baru, termasuk membentuk pelanggan berbasis perusahaan Jepang yang beroperasi di ASEAN. Ditambah lagi perusahaan patungan bertujuan menyediakan nilai tambah produk, pelayanan, dan solusi.Ini membuat kami dapat menyediakan respon lebih cepat terhadap permintaan yang semakin cepat terhadap produk pelapisan baja untuk bidang pembangunan dan Konstruksi di ASEAN dan Amerika Utara. NSSMC adalah perusahaan Jepang yang berdiri melalui penggabungkan Nippon Steel Corporation dan Sumitomo Metal Industries Ltd. pada 1 Oktober 2012.NSSMC merupakan produsen baja terbesar kedua di dunia. NSSMC memasok berbagai tipe produk; unit lempengan produk, unit batangan & kabel, unit pipa & tabung, unit pelat, unit produk konstruksi, baja anti karat, kereta api, suku cadang otomotif & mesin / titanium & khusus Unit stainless steel. Saat ini NSSMC memiliki cabang di berbagai negara termasuk Swedia, German, Nigeria, Afrika Selatan, Uni Emirate Arab, Arab Saudi, India, Malaysia, Cina, Thailand, Indonesia, Vietnam, AS, Mexiko, dan Brazil.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
9
2.1.2 Jenis – Jenis Produk Produk yang dihasilkan oleh PT NS Bluescope Indonesia sbb : 1.
Flexlok
Gambar 2.1 flexlok Sumber gambar: Manual book PT NS Bluescope Lysaght Indonesia.
2.
Klip-lok
Gambar 2.2 Kliplok Sumber gambar: Manual book PT NS Bluescope Lysaght Indonesia.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
10
3.
Kliplok optima
Gambar 2.3 Kliplok optima Sumber gambar: Manual book PT NS Bluescope Lysaght Indonesia.
4.
Smartdek
Gambar 2.4 Smartdek Sumber gambar: Manual book PT NS Bluescope Lysaght Indonesia.
5.
Spandek optima
Gambar 2.5 Smartdek optima Sumber gambar; Manual book PT NS Bluescope Lysaght Indonesia.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
11
6.
Trimdek
Gambar 2.6 Trimdek Sumber gambar: manual book PT NS Bluescope Lysaght Indonesia.
7.
Trimdek optima
Gambar 2.7 Trimdek Optima Sumber gambar: Manual book PT NS Bluescope Lysaght Indonesia.
2.1.3 Dari Kepercayaan Menuju Kesuksesan Selanjutnya, dalam rangka meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pelanggan, kami juga menetapkan kerjasama yang baik dengan pemasok yang dapat diandalkan seperti PT Krakatau Steel (KS). Hubungan panjang dengan KS telah menciptakan sebuah rantai pasokan yang sangat baik dari bahan baku utama untuk semua produk kami. Dalam perkembangan terbaru, KS dan kami telah menandatangani kesepakatan untuk penyediaan bahan baku sejalan dengan pertumbuhan kami terus.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
12
2.1.4 Karyawan Kami Adalah Kekuatan Kami Kami sangat percaya kerjasama yang baik yang telah dikembangkan dengan
pelanggan
yang
berharga
danpemasok
hasil
dari
kekuatan
karyawannya.Berakar sikap “saya bisa” telah menghasilkan kinerja yang luar biasa. Kami juga terus menciptakan berbagai suasana kondusif di tempat kerja, antara lain dengan memperkenalkan forum pembelajaran mandiri, program pelatihan yang dipimpin oleh karyawan untuk rekan-rekan mereka sendiri. Dan yang paling penting, kegiatan ini dilakukan dalam lingkungan yang aman dan memuaskan yang telah membawa kita untuk menerima Zero Harm Award dari Presiden Republik Indonesia pada tahun 2006. Pada tahun yang sama, kami juga menerima Penghargaan Keselamatan Terbaik dalam kompetisi dengan semua BlueScope Steel di seluruh dunia dan mencapai jutaan jam bebas LTI (kecelakaan yang menyebabkan hilangnya waktu kerja) dengan Kepatuhan Lingkukngan 100%.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
13
2.1.5 Struktur Organisasi
Gambar 2.8 Struktur Organisasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
14
2.2 Management Maintenance 2.2.1 Perawatan (Maintenance) Perawatan (Maintenance) adalah kegiatan pendukung utama yang bertujuan untuk menjamin kelangsungan fungsional suatu sistem produksi (peralatan, mesin) sehingga pada saat dibutuhkan dapat dipakai sesuai dengan kondisi yang diharapkan (Lindley dan Mobley, 2013). Hal ini dapat dicapai antara lain dengan melakukan perencanaan dan penjadwalan tindakan perawatan dengan tetap memperhatikan fungsi pendukungnya dan dengan memperhatikan kriteria minimal ongkos untuk mengantisipasi tingkat kerusakan dan mencegah terputusnya kegiatan produksi. Banyak hal yang mempengaruhi tingkat kepercayaan konsumen kepada produsen ataupun perusahaan, salah satunya adalah bagaimana tingkat pelayanan yang diberikan perusahaan yang mempengaruhi kepuasan konsumen. Hal yang dianggap
penting
adalah
mengenai
masalah
ketepatan
waktu
dalam
menyelesaikan pesanan dari konsumen. Hal ini merupakan tanggung jawab dari departemen produksi. Faktor yang menyebabkan hal ini adalah ketidaklancaran proses produksi. Yang menjadi penyebab ketidaklancaran proses produksi ini antara lain kerusakan yang dialami mesin ketika proses produksi sedang berjalan. Untuk mencegah hal tersebut perlu dilakukan tindakan perawatan (maintenance) terhadap mesin. 2.2.2 Fungsi Pemeliharaan. Prosedur-prosedur pengawasan kualitas/mutu dirancangkan untuk menjajaki ciri-ciri khas dari kualitas/mutu dan untuk mengambil tindakan mempertahankan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
15
serta memelihara kualitas/mutu dalam batas-batas tertentu. Pada beberapa contoh, tindakan itu memungkinkan membutuhkan pemeliharaan pemeliharaan peralatan. Fungsi pemeliharaan lalu merupakan suatu peranan pembantu supaya alat-alat perlengkapan dapat bekerja efektif, baik untuk mempertahankan standar-standar kualitas maupun supaya dapat mempertahankan standar-standar kuantitatif dan standar-standar biaya dari output. Ada terdapat kebijaksanaan-kebijaksanaan alternatif yang mungkin/pantas, tergantung pada situasi dan biaya-biaya relatif. Pertama, apakah pemeliharaan yang rutin itu hemat/ekonomis, atau apakah akan lebih murah (kurang mahal) untuk menunggu sampai terjadinya kerusakan-kerusakan dan kemudian memperbaiki peralatan itu? Apakah ada penunjuk-penunjuk yang dapat memperlihatkan, kapan pemeliharaan preventif mungkin ekonomis atau hemat? Tingkatan pelayanan untuk perbaikan manakah yang layak apabila terjadi kerusakan-kerusakan? Sebesar apakah seharusnya jumlah petugas-petugas pemeliharaan untuk mengimbangi biaya-biaya waktu berhenti bekerja (mesinmesin) terhadap biaya-biaya untuk para petugas (to balance the costs of time versus the crew costs)? lagi pula ada terdapat keputusan keputusan jangka panjang vmengenai kemungkinan pembongkaran (overhaul) atau penggantian sebuah mesin.( Elwoods,1992 ). 2.2.3 Tipe pemeliharaan Konsep pemeliharaan dibagi menjadi dua kategori yaitu pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) dan pemeliharaan pemogokan (corrective maintenance).
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
16
2.2.3.1 Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance) Melibatkan pelaksanaan pemeriksaan rutin dan service yang menjaga fasilitas dalam kondisi yang baik. Tujuan pemeliharaan pencegahan adalah untuk membangun sistem yang mengetahui kerusakan potensial dan membuat pergantian atau perbaikan yang akan mencegah kerusakan. Pemeliharaan pencegahan jauh lebih besar daripada sekedar menjaga mesin dan fasilitas tetap berjalan. Konsep ini juga melibatkan perancangan sistem manusia dan teknik yang menjaga proses produktif tetap bekerja dalam toleransinya. Penekanannya adalah pada pemahaman proses dan membiarkannya bekerja tanpa gangguan. Pemeliharaan pencegahan berarti dapat menentukan kapan suatu peralatan perlu di service atau direparasi. Kerusakan terjadi pada tingkat yang berbeda-beda selama umur produk. Tingkat kerusakan yang tinggi disebut kehancuran sebelum waktunya (infant mortality) terjadi pada awal mulai produksi di banyak perusahaan terutama perusahaan elektronik. Harus dicatat bahwa infant mortality banyak disebabkan karena penggunaan yang tidak wajar, oleh karena itu perlunya manajemen membangun sistem pemeliharaan yang meliputi seleksi personel dan pelatihan. Preventive Maintenance (Ebeling, 1997, p189) merupakan pemeliharaan yang dilakukan secara terjadwal, umumnya secara periodik, dimana seperangkat tugas pemeliharaan seperti inspeksi dan perbaikan, penggantian, pembersihan, pelumasan,
penyesuaian
dan
penyamaan
dilakukan.
Oleh
karena
itu,
dimungkinkan pembuatan suatu jadwal pemeliharaan dan perawatan yang sangat cermat dan rencana produksi yang lebih tepat. Preventive maintenance ini sangat penting karena kegunaannya yang sangat efektif didalam menghadapi fasilitas-
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
17
fasilitas produksi yang termasuk dalam golongan critical unit. Sebuah fasilitas atau peralatan produksi akan termasuk dalam golongan “critical unit”, apabila :
Kerusakan fasilitas produksi akan menyebabkan kemacetan seluruh proses produksi.
Kerusakan fasilitas produksi ini akan mempengaruhi kualitas dari produk yang dihasilkan.
Kerusakan fasilitas produksi atau peralatan tersebut akan membahayakan kesehatan atau keselamatan para pekerja.
Modal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut atau harga dari fasilitas ini sudah cukup besar (mahal).
Dalam prakteknya preventive maintenance yang dilakukan oleh suatu perusahaan pabrik dapat dibedakan atas Routine Maintenance dan Periodic Maintenance (Assauri, 2008).
2.2.3.2 Routine Maintenance Routine Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin, misalnya setiap hari. Sebagai contoh dari kegiatan routine maintenance adalah pembersihan fasilitas atau peralatan, pelumasan atau pengecekan oli, serta pengecekan bahan bakarnya dan mungkin termasuk pemanasan dari mesin-mesin selama beberapa menit sebelum dipakai berproduksi sepanjang hari. 2.2.3.3 Periodic Maintenance Periodic maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara periodik atau dalam jangka waktu tertentu, misalnya setiap satu
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
18
minggu sekali, lalu meningkat setiap satu bulan sekali, dan akhirnya setiap satu tahun sekali. Periodic maintenance dapat pula dilakukan dengan memakai lamanya jam kerja mesin atau fasilitas produksi tersebut sebagai jadwal kegiatan, misalnya setiap seratus jam kerja mesin sekali, lalu meningkat setiap lima ratus jam kerja mesin sekali dan seterusnya, Jadi sifat kegiatan maintenance ini tetap secara periodik atau berkala. Kegiatan periodic maintenance ini jauh lebih berat daripada kegiatan routine maintenance. Sebagai contoh dari kegiatan periodic maintenance adalah pembongkaran karburator ataupun pembongkaran alat-alat dibagian sistem aliran bensin, setting katup-katup pemasukan dan pembuangan cylinder mesin dan pembongkaran mesin atau fasilitas tersebut untuk penggantian pelor roda (bearing), serta service dan overhaul besar ataupun kecil. 2.2.3.4 Pemeliharaan Pemogokan (Corrective Maintenance) Adalah perbaikan secara remedial ketika terjadi peralatan yang rusak dan kemudian harus diperbaiki atas dasar prioritas atau kondisi darurat. Apabila biaya pemeliharaan lebih mahal daripada biaya reparasi ketika proses tersebut mogok, maka barangkali perlu membiarkan proses itu mogok baru diperbaiki. Akan tetapi perlu dipertimbangkan akibat pemogokan secara penuh karena akan mengganggu proses
secara
keseluruhan.
Manajer
operasi
perlu
mempertimbangkan
keseimbangan antara pemeliharaan pencegahan dan pemeliharaan pemogokan karena berdampak pada persediaan, uang, serta tenaga kerja. Dalam hal ini, kegiatan corrective maintenance bersifat perbaikan pasif yaitu menunggu sampai kerusakan terjadi terlebih dahulu, kemudian baru diperbaiki agar fasilitas produksi maupun peralatan yang ada dapat dipergunakan kembali dalam proses produksi sehingga operasi dalam proses produksi dapat berjalan lancar dan kembali normal.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
19
Menurut Patrick (2001, p401), Corrective Maintenance dapat dihitung sebagai MTTR (mean time to repair) dimana time to repair ini meliputi beberapa aktifitas yang biasanya dibagi menjadi 3 grup, yaitu: a) Preparation Time Merupakan waktu yang dibutuhkan untuk menemukan orang untuk mengerjakan perbaikan, waktu tempuh ke lokasi kerusakan, membawa peralatan dan uji perlengkapan. b) Active Maintenance Time Adalah waktu sebenarnya yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Meliputi waktu untuk mempelajari peta perbaikan sebelum aktifitas perbaikan yang sebenarnya dimulai serta waktu yang dihabiskan untuk memastikan bahwa kerusakan yang ada telah selesai diperbaiki. Bahkan terkadang juga meliputi waktu untuk membuat dokumentasi atas proses perbaikan yang sudah dilakukan ketika hal tersebut harus diselesaikan sebelum perlengkapan tersedia. Contohnya Aircraft. c) Delay Time (Logistic Time) Merupakan waktu yang dibutuhkan untuk menunggu datangnya komponen dari mesin yang harus diperbaiki. Tindakan corrective ini dapat memakan biaya perawatan yang lebih murah dari pada tindakan preventive. Hal tersebut dapat terjadi apabila kerusakan terjdi disaat mesin atau fasilitas tidak melakukan proses produksi. Namun saat kerusakan terjadi selama proses produksi berlangsung maka biaya perawatan akan mengalami peningkatan akibat terhentinya proses
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
20
produksi. Dengan demikian dapat disimpulkan dahwa tindakan corrective memusatkan permasalahan setelah permasalahan itu terjadi, bukan menganalisa masalah untuk mencegahnya agar tidak terjadi. 2.2.4 Syarat-Syarat yang Diperlukan Agar Pekerjaan Bagian Pemeliharaan Dapat Efisien Menurut Assauri (2008, p144) pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dari peralatan di suatu perusahaan tergantung pada kebijakan perusahaan itu yang kadang-kadang berbeda dengan kebijakan perusahaan lainnya. Kebijakan bagian pemeliharaan biasanya ditentukan oleh pimpinan tertinggi (top management) perusahaan. Walaupun kebijakan telah ditentukan, tetapi didalam pelaksanaan kebijaksanaan tersebut, manajer bagian pemeliharaan harus memperhatikan enam prasyarat agar pekerjaan bagian pemeliharaan dapat efisien. Keenam prasyarat tersebut adalah : 1. Harus ada data mengenai mesin dan peralatan yang dimiliki perusahaan. Dalam hal ini data yang dimaksudkan adalah seluruh data mengenai mesin atau peralatan seperti nomor, jenis (types), umur dan tahun pembuatan, keadaan atau kondisinya, pembebanan dalam operasi (operating load) produksi yang direncanakan per jam atau kapasitas, bagaimana operator menjalankan atau meng- handle mesin-mesin tersebut, berapa maintenance crew, kapasitas dan keahliannya, ketentuan yang ada, jumlah mesin dan sebagainya.
Dari
data
ini
akan
ditentukan
banyaknya
pemeliharaan yang dibutuhkan dan yang mungkin dilakukan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
kegiatan
21
2. Harus ada palnning dan scheduling. Dalam hal ini harus disusun perencanaan kegiatan pemeliharaan untuk jangka panjang dan jangka pendek, seperti preventive maintenance, inspeksi, keadaan yang diawasi, peminyakan pembersihan, reparasi kerusakan, pembangunan bengkel baru dan sebagainya. Di samping itu planning & scheduling ini menentukan apa yang akan dikerjakan dan kapan dikerjakan serta urut-urutan pengerjaan atau prioritasnya dan dimana dikerjakannya. Perlu pula direncanakan banyaknya tenaga pemeliharaan yang harus ada supaya pekerjaan pemeliharaan dapat efektif dan efisien. 3. Harus ada surat perintah (work orders) yang tertulis. Surat perintah ini memberitahukan atau menyatakan tentang : a. Apa yang harus dikerjakan. b. Siapa yang mengerjakannya dan yang bertanggung jawab. c. Dimana dikerjakan apakah di luar atau di bagian di dalam pabrik. Kalau di dalam pabrik, bagian mana yang mengerjakannya. d. Ditentukan berapa tenaga dan bahan atau alat-alat yang dibutuhkan dan macamnya. e. Waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut dan waktu selesainya. 4. Harus ada persediaan alat-alat atau spareparts (stores control). Oleh karena untuk pelaksanaan kegiatan pemeliharaan ini dibutuhkan adanya spareparts (alat-alat) dan material, maka spareparts dan material ini harus disediakan dan diawasi. Dengan stores control ini, maka manajer
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
22
bagian pemeliharaan harus selalu berusaha supaya spareparts dan material atau onderdil-onderdil tetap ada pada saat dibutuhkannya dan investasi dari persediaan ini adalah minimum (dalam arti cukup tidak kurang dan tidak berkelebihan). Jadi perlu dijaga agar tetap tersedia onderdil-onderdil, alat- alat dan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup dengan suatu investasi yang minimum. 5. Harus ada catatan (records) Catatan tentang kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dan apa yang perlu untuk kegiatan maintenance tersebut. Jadi perlu ada catatan dan gambaran (peta) yang menunjukkan jumlah dan macam serta letak peralatan yang ada dan karakter dari masing-masing peralatan (mesin mesin) ini, serta catatan tentang inspection intervalnya berapa lama, serta biaya maintenance. Di samping itu perlu pula dibuat catatan mengenai gambaran produksi seperti jam produksi yang berjalan, waktu berhenti, dan jumlah produksi. 6. Harus ada laporan, pengawasan, dan analisis. Laporan (reports) tentang progress (kemajuan) yang kita adakan, pembetulan
yang
telah
kita
adakan
dan
pengawasan.
Kalau
pemeliharaannya baik, maka ini sebenarnya berkat report & control yang ada, di mana kita dapat melihat efisiensi dan penyimpanganpenyimpangan yang ada. Di samping itu juga perlu dilakukan penganalisisan tentang kegagalan - kegagalan yang pernah terjadi dan waktu terhenti. Analisis ini penting untuk dapat digunakan dalam pengambilan keputusan akan kegiatan atau kebijaksanaan pemeliharaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
23
2.2.5 Konsep – Konsep Pemeliharaan 2.2.5.1 Konsep Breakdown dan Downtime Suatu barang atau produk dikatakan rusak ketika barang atau produk tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik lagi. Hal yang sama juga terjadi pada mesin atau peralatan di dalam sistem produksi pada industri manufaktur. Ketika suatu mesin atau alat tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik atau sebagaimana mestinya, maka mesin atau alat tersebut dikatakan mengalami kerusakan atau breakdown. Pada dasarnya, downtime didefinisikan sebagai waktu suatu sistem atau komponen tidak dapat digunakan (tidak berada dalam kondisi yang baik) sehingga membuat fungsi sistem tidak berjalan sesuai yang diharapkan. Downtime terjadi ketika unit mengalami masalah seperti kerusakan yang dapat mengganggu performansi keseluruhan termasuk kualitas produk yang dihasilkan atau kecepatan produksinya, sehingga membutuhkan waktu untuk mengembalikan fungsi unit tersebut pada kondisi semula. Konsep downtime terdiri dari beberapa unsur, yaitu: a. Supply delay, yaitu waktu untuk memperoleh komponen yang dibutuhkan dalam proses perbaikan. Supply delay dapat terdiri dari lead time administrasion, lead time produksi, dan waktu transportasi komponen pada lokasi perbaikan. b. Maintenance delay, yaitu waktu untuk menunggu ketersediaan sumber daya maintenance untuk melakukan suatu proses perbaikan. Sumber daya maintenance dapat berupa personil, alat bantu atau alat tes. c. Access time, yaitu waktu untuk mendapatkan akses langsung ke komponen yang rusak.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
24
d. Diagnosis time, yaitu waktu untuk menentukan penyebab kerusakan dan langkah perbaikan yang harus ditempuh untuk memperbaiki kerusakan tersebut. e. Repair or replacement time, yaitu waktu aktual untuk menyelesaikan proses pemulihan setelah permasalahan dapat diidentifikasi dan akses ke komponen yang rusak dapat dicapai. f. Verification and alignment, yaitu waktu untuk memastikan bahwa fungsi dari suatu unit telah kembali pada kondisi operasi semula. 2.2.5.2 Konsep Keandalan (Reliability) Yang dimaksud dengan keandalan adalah probabilitas sebuah komponen atau sistem untuk dapat beroperasi sesuai dengan fungsi yang diinginkan untuk suatu periode tertentu ketika digunakan pada kondisi operasi yang telah ditetapkan. Keandalan juga berarti probabilitas dari sebuah mesin atau peralatan untuk tidak mengalami kerusakan selama proses berlangsung. Fungsi keandalan dapat dinotasikan R(t) = P(peralatan beroperasi pada saat t). Empat elemen pokok dalam konsep reliability ini adalah : 1.
Probability (peluang), dimana nilai reliability adalah berada diantara 0 dan 1.
2.
Performance (kinerja), artinya bahwa keandalan merupakan suatu karakteristik performansi sistem, dimana suatu sistem yang andal harus dapat menunjukkan performansi yang memuaskan jika dioperasikan. Dalam hal ini performansi yang diharapkan atau tujuan yang diinginkan, harus digambarkan secara jelas dan spesifik. Untuk setiap unit terdapat suatu standar untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
25
menentukan apa yang dimaksud dengan performansi atau tujuan yang diharapkan. 3.
Time (waktu), sebagai parameter yang penting untuk melakukan penilaian kemungkinan suksesnya suatu sistem. Dalam hal ini, konsep reliability dinyatakan dalam suatu periode waktu. Peluang suatu sistem untuk digunakan selama setahun akan berbeda dengan peluang sistem tersebut untuk digunakan dalam sepuluh tahun.
4.
Condition (kondisi), artinya perlakuan yang diterima suatu sistem memberikan pengaruh terhadap tingkat reliability. Dalam hal ini, kondisi lingkungan akan mempengaruhi umur sistem atau peralatan, seperti suhu, kelembaban dan kecepatan gerak. Hal ini menjelaskan bagaimana perlakuan yang diterima sistem dapat memberikan tingkat keandalan yang berbeda dalam kondisi operasionalnya.
2.2.5.3 Konsep Keterawatan (Maintainbility) Keterawatan (maintainability) adalah probabilitas bahwa komponen atau sistem yang rusak akan diperbaiki ke dalam suatu kondisi tertentu dalam periode waktu tertentu sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan. Keterawatan juga dapat didefinisikan sebagai probabilitas suatu komponen atau sistem untuk bisa diperbaiki pada waktu tertentu. 2.2.5.4 Konssep Ketersediaan (Avalaibility) Ketersediaan (availability) adalah probabilitas suatu komponen atau sistem menunjukkan fungsi yang diharapkan pada suatu waktu tertentu ketika dioperasikan dalam kondisi operasional tertentu. Ketersediaan juga dapat
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
26
diinterpretasikan sebagai persentase waktu suatu komponen atau sistem dapat beroperasi pada interval waktu tertentu atau persentase pengoperasian komponen dalam waktu yang tersedia. Angka probabilitas availability menunjukkan kemampuan komponen untuk berfungsi setelah dilakukan tindakan perawatan terhadapnya. Dengan demikian semakin besar nilai availability menunjukkan semakin tinggi kemampuan komponen tesebut, atau dapat dikatakan semakin nilai availability mendekati satu, maka semakin baik keadaan komponen tersebut untuk dapat beroperasi sesuai fungsinya. 2.3 Jenis – Jenis Proses Produksi Menurut Sofyan Assauri (1999:75) ada 2 jenis proses produksi : 1. Proses produksi yang terus-menerus (continuous processes) 2. Proses produksi yang terputus-putus (intermittent processes) Sebenarnya perbedaan pokok antara kedua proses ini terletak pada panjang tidaknya waktu persiapan / mengatur (set up) peralatan produksi yang digunakan untuk memprodusir sesuatu produk atau beberapa produk tanpa mengalami perubahan. Sebagai contoh dapat dilihat apabila kita menggunakan mesin-mesin untuk dipersiapkan (set up) dalam memprodusir produk dalam jangka waktu yang pendek, dan kemudian diubah atau dipersiapkan (diset-up) kembali untuk memprodusir produk lain, maka dalam hal ini prosesnya terputus-putus tergantung dari produk yang dikerjakan. Proses yang terputus-putus disebut intermitten process / manufacturing. Dalam proses seperti ini terdapat waktu yang pendek (short run) dalam persiapan (set up) peralatan untuk perubahan yang tepat guna dapat menghadapi variasi produk yang berganti-ganti, misalnya terlihat dalam
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
27
pabrik yang menghasilkan produknya untuk atau berdasarkan pesanan seperti : pabrik kapal, atau bengkel besi / las. Dalam contoh lain dapat dilihat adanya perusahaan pabrik-pabrik yang menggunakan mesin-mesin untuk dipersiapkan (set up) dalam memprodusir produk dalam jangka waktu yang panjang / lama, tanpa mengalami perubahan, maka dalam hal ini prosesnya terus-menerus selama jenis produk yang sama dikerjakan. Proses yang terus-menerus ini disebut continuous process / manufacturing. Dalam proses ini terdapat waktu yang panjang tanpa adanya perubahan-perubahan dari pengaturan dan penggunaan mesin serta peralatannya. Proses seperti ini terdapat dalam pabrik yang menghasilkan produknya untuk pasar (produksi massa) seperti pabrik susu atau pabrik ban. Sifat-sifat atau ciri-ciri proses produksi yang terus-menerus (continuous process / manufacturing) ialah : 1.
Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah yang besar (produksi massa) dengan variasi yang sangat kecil dan sudah distandardisir.
2.
Proses seperti ini biasanya menggunakan sistem atau cara penyusunan peralatan berdasarkan urutan pengerjaan dari produk yang dihasilkan.
3.
Mesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi seperti ini adalah mesinmesin yang bersifat khusus untuk menghasilkan produk tersebut, yang dikenal dengan nama Special Purpose Machines.
4.
Oleh karena mesin-mesinnya bersifat khusus dan biasanya agak otomatis, maka pengaruh individual operator terhadap produk yang dihasilkan kecil sekali, sehingga operatornya tidak perlu mempunyai keahlian atau skill yang tinggi untuk pengerjaan produk tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
28
5.
Apabila terjadi salah satu mesin / peralatan terhenti atau rusak, maka seluruh proses produksi akan terhenti.
6.
Oleh karena mesin-mesinnya bersifat khusus dan variasi dari produknya kecil maka job structurenya sedikit dan jumlah tenaga kerjanya tidak perlu banyak.
7.
Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses adalah lebih rendah daripada intermitten process / manufacturing.
8.
Oleh karena mesin-mesin yang dipakai bersifat khusus maka proses seperti ini membutuhkan maintenance specialist yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang banyak.
9.
Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang fixed (fixed path equipment) yang menggunakan tenaga mesin seperti ban berjalan (conveyer).
Sifat-sifat atau ciri-ciri dari proses produksi yang terputus-putus (intermitten process / manufacturing) ialah : 1.
Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah yang sangat kecil dengan variasi yang sangat besar (berbeda) dan didasarkan atas pesanan.
2.
Proses seperti ini biasanya menggunakan sistem, atau cara penyusunan peralatan berdasarkan atas fungsi dalam proses produksi atau peralatan yang sama dikelompokkan pada tempat yang sama, yang disebut dengan process lay out atau departmentation by equipment.
3.
Mesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi seperti ini adalah mesinmesin yang bersifat umum yang dapat digunakan untuk menghasilkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
29
bermacam-macam produk dengan variasi yang hampir sama, mesin mana dikenal dengan nama General Purpose Machines. 4.
Oleh karena mesin-mesinnya bersifat umum dan biasanya kurang otomatis, maka pengaruh individual operator terhadap produk yang dihasilkan sangat besar, sehingga operatornya perlu mempunyai keahlian atau skill yang tinggi dalam pengerjaan produk tersebut.
5.
Proses produksi tidak mudah / akan terhenti walaupun terjadi kerusakan atau terhentinya salah satu mesin atau peralatan.
6.
Oleh karena mesin-mesin bersifat umum dan variasi dari produknya besar, maka
terhadap
pekerjaan
yang
bermacam-macam
menimbulkan
pengawasan nya lebih sukar. 7.
Persediaan bahan mentah biasanya tinggi, karena tidak dapat ditentukan pesanan apa yang akan dipesan oleh pembeli dan juga persediaan bahan dalam proses lebih tinggi daripada continuous process / manufacturing, karena prosesnya terputus-putus / terhenti-henti.
8.
Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang dapat flexible (varied path equipment) yang menggunakan tenaga manusia seperti kereta dorong atau forklift.
9.
Dalam proses seperti ini sering dilakukan pemindahan bahan yang bolak balik sehingga perlu adanya ruangan gerak yang besar dan ruangan tempat bahan-bahan dalam proses (work in process) yang besar.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
30
Kekurangan / kerugian proses produksi yang terus menerus (continuous manufacturing) adalah : 1. Terdapat kesukaran untuk menghadapi perubahan produk yang diminta oleh konsumen atau pelanggan. Jadi proses produksi seperti ini khusus untuk menghasilkan produk-produk yang : a) Permintaan nya besar dan stabil b) Style produknya tidak mudah berubah 2. Proses produksi mudah terhenti, karena apabila terjadi kemacetan di suatu tempat / tingkat proses (di awal, di tengah atau di belakang), maka kemungkinan seluruh proses produksi akan terhenti yang disebabkan adanya saling hubungan dan urut-urutan antara masing-masing tingkat proses. 3. Terdapat kesukaran dalam menghadapi perubahan tingkat permintaan, karena biasanya tingkat produksi (rate of production) nya telah tertentu, sehingga sangat kaku .
Kebaikan / kelebihan proses produksi yang terus menerus (continuous manufacturing) adalah : 1. Dapat diperoleh tingkat biaya produksi per unit (unit production cost) yang rendah apabila : a. Dapat dihasilkannya produk dan volume yang cukup besar. b. Produk yang dihasilkan distandarsir. 2. Dapat dikuranginya pemborosan-pemborosan dari pemakaian tenaga manusia, terutama karena sistem pemindahan bahan yang menggunakan tenaga mesin / listrik.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
31
3. Biaya tenaga kerja nya adalah rendah, karena jumlah tenaga kerjanya yang sedikit dan tidak memerlukan tenaga yang ahli (cukup yang setengah ahli) dalam pengerjaan produk yang dihasilkan. 4. Biaya pemindahan bahan di dalam pabrik juga lebih rendah, karena jarak antara mesin yang satu dengan mesin yang lain lebih pendek dan pemindahan tersebut digerakkan dengan tenaga mesin. Kekurangan / kerugian proses produksi yang terputus-putus (intermitten manufacturing) adalah : 1. Scheduling dan routing untuk pengerjaan produk yang akan dihasilkan sangat sukar dilakukan karena kombinasi urut-urut pekerjaan yang banyak sekali di dalam memprodusir satu macam produk, dan disamping itu dibutuhkan scheduling dan routing yang banyak sekali karena produknya yang berbeda tergantung dari pemesanannya. 2. Oleh karena pekerjaan routing dan scheduling banyak sekali dan sukar dilakukan, maka pengawasan produksi (production control) dalam proses produksi seperti ini sangat sukar dilakukan. 3. Dibutuhkannya investasi yang cukup besar dalam persediaan bahan mentah dan bahan-bahan dalam proses, karena prosesnya terputus-putus dan produk yang dihasilkan tergantung dari pesanan. 4. Biaya tenaga kerja dan biaya pemindahan bahan sangat tinggi, karena banyak dipergunakannya tenaga manusia dan tenaga yang dibutuhkan adalah tenaga yang ahli dalam pengerjaan produk tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
32
Kebaikan / kelebihan dari proses produksi yang terputus-putus (intermitten manufacturing) adalah : 1.
Mempunyai fleksibilitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan produk dengan variasi yang cukup besar. Fleksibilitas ini diperoleh terutama dari : a. Sistem penyusunan peralatan (lay out) nya yang berbentuk process lay out b) Jenis / type mesin yang digunakan dalam proses yang bersifat umum (general purpose machines) b. Sistem pemindahan bahan yang tidak menggunakan tenaga kerja mesin tetapi tenaga manusia.
2.
Oleh karena mesin-mesin yang digunakan dalam proses bersifat umum (general purpose machines), maka biasanya dapat diperoleh penghematan uang dalam investasi mesin-mesin, sebab harga mesin-mesin ini lebih murah daripada mesin-mesin yang khusus (special purpose machines).
3.
Proses produksi tidak mudah terhenti akibat terjadinya kerusakan atau kemacetan di suatu tempat / tingkat proses.
2.4 Sistem Informasi 2.4.1 Pengertian Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. (Jogiyanto,2005.1).
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
33
Gambar 2. 9 Information System
Istilah sistem secara umum dapat didefinisikan sebagai kumpulan hal atau elemen yang saling bekerja sama atau yang dihubungkan dengan cara-cara tertentu sehingga membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi guna mencapai suatu tujuan. Sistem mempunyai karakteristik atau sifat – sifat tertentu, yaitu : Komponen Sistem, Batasan Sistem, Lingkungan Luar Sistem, Penghubung Sistem, Masukan Sistem, Keluaran Sistem, Pengolahan Sistem dan Sasaran Sistem (Edhy Sutanta, 2009: 4 ). 2.4.2
Pengertian Informasi. Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan
lebih berarti bagi yang menerimanya. Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data item. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. (Jogiyanto,2005:11). Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna dan menjadi berarti bagi penerimanya. Kegunaan informasi adalah untuk mengurangi ketidakpastian di dalam proses pengambilan keputusan tentang suatu keadaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
34
Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut. Kualitas informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh beberapa hal yaitu : Relevan (Relevancy), Akurat (Accurancy), Tepat waktu (Time liness), Ekonomis (Economy), Efisien (Efficiency), Ketersediaan (Availability), Dapat dipercaya (Reliability), Konsisten (Edhy Sutanta, 2009:8 ) 2.4.3
Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis
(Jogiyanto,2005:18) adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Sistem informasi merupakan suatu perkumpulan data yang terorganisasi beserta tatacara penggunaanya yang mencangkup lebih jauh dari pada sekedar penyajian. Istilah tersebut menyir atkan suatu maksud yang ingin dicapai dengan jalan memilih dan mengatur data serta menyusun tatacara penggunaanya. Keberhasilan suatu sistem informasi yang diukur berdasarkan maksud pembuatanya tergantung pada tiga faktor utama, yaitu : keserasian dan mutu data, pengorganisasian data, dan tatacara penggunaanya.untuk memenuhi permintaan penggunaan tertentu, maka struktur dan cara kerja sistem informasi berbeda-beda ber gantung pada macam keperluan atau macam permintaan yang harus dipenuhi. Suatu persamaan yang menonjol ialah suatu sistem informasi menggabungkan berbagai ragam data yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Untuk dapat menggabungkan data yang berasal dari berbagai sumber suatu sistem alih rupa
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
35
(transformation) data sehingga jadi tergabungkan (compatible). Berapa pun ukurannya dan apapun ruang lingkupnya suatu sistem informasi perlu memiliki ketergabungan (compatibility) data yang disimpannya. (Hanif Al Fatta, 2009:9). Menurut Sutabri (2005:42), sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sekumpulan prosedur organisasi yang dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan yaitu memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan untuk mengendalikan organisasi. Informasi dalam lingkup sistem informasi memiliki beberapa ciri yaitu: 1.
Baru, informasi yang didapat sama sekali baru dan segar bagi penerima.
2.
Tambahan, informasi dapat memperbaharui atau memberikan tambahan pada informasi yang telah ada.
3.
Korektif, informasi dapat menjadi suatu koreksi atas informasi yang salah sebelumnya.
4.
Penegas, informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada.
2.5 Microsoft excel Microsoft Excel atau Microsoft Office Excel adalah sebuah program aplikasi lembar kerja spreadsheet yang dibuat dan didistribusikan oleh Microsoft Corporation yang dapat dijalankan pada Microsoft Windows dan Mac OS.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
36
Aplikasi ini memiliki fitur kalkulasi dan pembuatan grafik yang, dengan menggunakan strategi marketing Microsoft yang agresif, menjadikan Microsoft Excel sebagai salah satu program komputer yang populer digunakan di dalam komputer mikro hingga saat ini. Bahkan, saat ini program ini merupakan program spreadsheet paling banyak digunakan oleh banyak pihak, baik di platform PC berbasis Windows maupun platform Macintosh berbasis Mac OS, semenjak versi 5.0 diterbitkan pada tahun 1993. Aplikasi ini merupakan bagian dari Microsoft Office System, dan versi terakhir adalah versi Microsoft Office Excel 2013 yang diintegrasikan di dalam paket Microsoft Office System 2013. Microsoft Excel atau Microsoft Office Excel menurut (Prabawati, 2009) adalah sebuah program aplikasi lembar kerja spreadsheet yang dibuat dan didistribusikan oleh Microsoft Corporation untuk sistem operasi Microsoft Windows dan Mac OS. Aplikasi ini memiliki fitur kalkulasi dan pembuatan grafik yang, dengan menggunakan strategi marketing Microsoft yang agresif, menjadikan Microsoft Excel sebagai salah satu program komputer yang populer dan tercanggih saat ini. Bahkan, saat ini program ini merupakan program spreadsheet paling banyak digunakan oleh banyak pihak, baik di platform PC berbasis Windows maupun platform Macintosh berbasis Mac OS, semenjak versi 5.0 diterbitkan pada tahun 1993.
Aplikasi ini merupakan bagian dari Microsoft Office System, dan versi terakhir adalah versi Microsoft Office Excel 2007 yang diintegrasikan di dalam paket Microsoft Office System 2007. Dibandingkan Excel sebelumnya,
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
37
Microsoft mengeluarkan versi Excel 2007 ini sekitar 4 tahun setelah Excel 2003 dirilis. Excel 2007 hadir dengan berbagai inovasi dengan menambahkan berbagai fitur baru. Fitur baru tersebut antara lain adalah desain jendela atau antar muka (interface) Excel, jumlah kolom dan baris yang lebih banyak, format file baru, penulisan formula yang lebih mudah. Office Themes dan Excel Styles, pengurutan dan penyaringan data yang canggih, tampilan grafik yang lebih baik, PivotTable yang lebih mudah digunakan dan sebagainya.
Gambar 2.10 Tampilan pada Micosoft Excel
Kompenen-kompenen tampilan pada Microsoft excel diatas menurut (Prabawati, 2009) adalah sebagai berikut: a) Office button Office button terdapat pada pojok kiri atas tampilan aplikasi. Tombol ini hampir sama fungsinya sebagai menu file pada versi sebelumnya yaitu Microsoft excel 2003. Apabila mengklik tombol ini, akan muncul beberapa
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
38
option atau sub menu di dalamnya dan tentunya masing-masing sub menu memiliki fungsi yang berbeda. Misalnya New untuk membuat file atau dokumen baru, menu Open untuk membuka file excel yang telah dibuat sebelumnya, Save untuk menyimpan file, dan juga Excel Options. Pada menu Excel Options, Anda dapat melakukan pengaturan seperti jumlah lembar kerja kosong yang ingin ditampilkan setiap kali membuka Excel yang biasanya terdapat di Options pada menu Tools. b) Quick akses toolbar Berisi perintah-perintah yang sering digunakan, seperti Save, Undo, Redo, Open, dan sebagainya. Anda dapat menambah perintah dengan mengklik tanda panah di sampingnya atau klik kanan perintah yang ingin Anda taruh dan pilih Add to Quick Access Toolbar. c) Menu toolbar Terdiri dari perintah menu utama Microsoft Excel 2007 yaitu Home, Insert, Page Layout, Formulas, Data, Review, View. d) Toolbars Merupakan deretan tool-tool (gambar-gambar) yang mewakili perintah dan berfungsi untuk mempermudah dan mengefisienkan pengoperasian program. e) Judul work book Judul workbook akan menampilkan judul program dan dokumen aktif atau nama file dari lembar kerja yang aktif. f) Help
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
39
Bila kita ingin bertanya sesuatu, maka ketik pertanyaan anda pada tempat tersebut. Ms Excel akan memberikan alternatif jawaban terhadap pertanyaan yang dimaksud. g) Cell aktif Tempat menuliskan atau mengedit data dan dikelilingi oleh garis batas yang lebih tebal. h) Nama cell aktif Menunjukkan pada cell/ range yang aktif saat itu. Anda dapat juga membuat nama range melalui kotak nama disebelah kiri formula bar. i) Formula bar Tempat mengedit data pada sebuah cell. j) Kolom Setiap kolom memiliki nama berdasarkan Abjad, dari kolom A hingga Z, dilanjut AA hingga XFD. k) Baris Untuk setiap baris memiliki nama berdasarkan angka, dari 1 hingga 1048576. l) Lembar aktif atau sheet Lembar aktif atau worksheet merupakan kumpulan dari 256 kolom dan 65536 baris. m) Scrollbar vertical Untuk memudahkan dalam membaca suatu dokumen dengan menggulung layar vertical. n) Zoom
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
40
Perintah untuk memperbesar & memperkecil tampilan pada lembar kerja anda. o) Scroolbar horizontal Untuk memudahkan dalam membaca suatu dokumen dengan menggulung layar horisontal.
2.6 Visual Basic for Applications (VBA) Visual Basic for Applications (VBA) di Excel adalah sebuah pemrograman bahasa yang sangat canggih dan bagus, ini memungkinkan untuk membuat fungsi atau perintah sendiri dalam sebuah file Spreadsheet di Excel. Custom Functions atau Command dapat membantu anda dalam meringankan tugas-tugas anda. Dengan menggunakan VBA anda dapat melakukan semua hal yang bisa dilakukan di Excel. Sebelum belajar lebih jauh tentang VBA, sebaiknya pahami dulu definisi dari VBA itu sendiri. Dalam istilah sederhana, anda juga dapat mengatakan bahwa VBA adalah bahasa pemrograman untuk aplikasi Office seperti Excel, Word dan PowerPoint juga menjalankan aplikasinya dalam VBA. Jadi VBA adalah kode sumber yang kemudian diterjemahkan ke dalam visual dalam aplikasi itu sendiri. Secara umum VBA juga berlaku untuk system aplikasi Windows, jadi semua aplikasi yang berjalan di windows pada dasarnya menggunakan kode VBA yang kemudian diterjemahkan ke dalam visual. VBA adalah bahas pemrograman yang extensible yang terdiri dari satu set inti perintah yang diperluas pada basis per-aplikasi yang bekerja secara langsung pada
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
41
tool di aplikasi tersebut. Oleh karena itu, VBA sering disebut juga sebagai hosted language. Banyak orang yang beranggapan antara Macro dan VBA itu sama, padahal itu jauh sekali perbedaannya. Macro digunakan dengan versi aplikasi Office yang berguna untuk mengotomatisasi intruksi. Bahkan Macro spreadsheet pertama hanya berguna sebagai shortcut saja, seperti perintah “R” untuk Range, “N” untuk nama, “C” untuk create, jika anda mengetik RNC ke macro maka akan otomatis menjalankan perintah tersebut. Keuntungan atau keunggulan menggunakan VBA sbb:
Dapat mengotomatisasi tugas-tugas yang harus Anda lakukan sering.
Dapat membuat Custom Command di excel.
Dapat mengulangi satu set instruksi dalam beberapa kali.
Dapat membuat Fungsi sendiri .
Dapat membuat perintah sendiri di Excel.
2.7 Sistem Persediaan Pengertian Persediaan/Inventory Meurut Para Ahli.Pengertian Inventory Menurut Koher, Eric L.A adalah baan baku dan penolong, barang jadi dan barang dalam produksi dana barang-barang yang tersedia, yang dimiliki dalam perjalanan dalam tempat penyimpanan atau konsinyasikan kepada pihak lain pada akhir periode.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
42
Pengertian Inventory Menurut Ristono (2009) adalah suatu teknik untuk manajemen material yang berkaitan dengan persediaan. Pengertian Inventory Menurut Lalu Sumayang (2003) Adalah simpanan material yang berupa bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi. Pengertian Inventory Menurut Hani Handoko (2000) adalah suatuistilah umum yang menunjukan segala sesuatu atau sumber daya-sumber daya organisasi
yang
disimpan
dalam
antisipasinya
terhadap
pemenuhan
permintaan 2.7.1 Fungsi Persediaan Fungsi fungsi persediaan antara lain (Handoko,2002) : 1.
Fungsi Economis Lot Sizing Persediaan berfungsi untuk mengurangi biaya-biaya per unit saat produksi dan membeli sumberdaya-sumberdaya. Persediaan ini perlu mempertimbangkan penghematan-penghematan (potongan pembelian, biaya pengangkutan lebih murah dan sebagainya) karena perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi, resiko kerusakan).
2.
Fungsi Antisipasi Persediaan berfungsi sebagai pengaman bagi perusahaan yang sering menghadapi ketidakpastian jangka waktu pengiriman dan permintaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
43
akan barang-barang. Persediaan ini penting agar kelancaran proses produksi tidak terganggu. 3.
Fungsi Decoupling Fungsi persediaan ini operasi-operasi perusahaan secara internal dan ekstrenal sehingga perusahaan dapat memenuhi permintaan langanan tanpa tergantung pada supplier. Persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi permintaan produk yang tidak pasti dari langganan. Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang tidak dapat diperkirakan atau diramalkan disebut Fluctuation Stock.
2.7.2 Jenis Persediaan Persediaan ada berbagai jenis. Setiap jenisnya mempunyai karakteristik khusus dan cara pengelolaannya juga berbeda. Menurut jenisnya, persediaan dapat dibedakan atas (Handoko, 2002): 1. Persediaan
komponen-komponen
rakitan
(purchased
paris),
yaitu
persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh dari perusahaan lain, dimana secara langsung dapat dirakit menjadi produk. 2. Persediaan bahan mentah (raw materialis), yaitu persediaan barang-barang berwujud mentah. Persediaan ini dapat diperoleh dari sumber-sumber alam atau dibeli dari para Supplier atau dibuat sendiri oleh perusahaan untuk digunakan dalam proses produksi selanjutnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
44
3. Persediaan barang dalam proses (work in process), yaitu persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi. 4. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies), yaitu persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen barang jadi. 5. Persedian barang jadi (finished goods), yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam bentuk produk dan siap untuk dijual atau dikirim kepada pelanggan. Pada dasarnya persediaan mempermudah atau memperlancar jalannya operasi perusahaan yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang-barang serta
menyampaikan
kepada
pelanggan.
Persediaan
bagi
perusahaan, antara lain berguna untuk: a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-bahan yang dibutuhkan perusahaan. b. Menumpuk bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat digunakan bila bahan itu tidak ada dalam pasaran. c. Mempertahankan stabilitas atau kelancaran operasi perusahaan. d. Mencapai penggunaan mesin yang optimal. e. Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan sebaik-baiknya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
45
f. Membuat
produksi
tidak
perlu
sesuai
dengan
pengunaan
atau
penjualannya. Persediaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan karena berfungsi menggabungkan antara operasi yang berurutan dalam pembuatan suatu barang dan menyampaikannya kepada konsumen. Adanya persediaan, dapat memungkinan bagi perusahaan untuk melaksanakan operasi produksi, karena faktor waktu antara operasi itu dapat dihilangkan sama sekali atau dimininumkan (Assauri, 1999). 2.8 Suku Cadang Kritis ( Critical Spare Part) Suku cadang adalah sumber dari kehandalan operasional dan kapasitas pabrik. Tidak ada prencanaan yang dapat beroperasi pada tingkat tinggi tanpa pasokan suku cadang fungsional. Suku cadang berasal dari fondasi kehandalan operasional yang
dibangun untuk kebutuhan penyimpanan yang sesuai,
perawatan, dan akses yang tepat untuk bagian yang diperlukan. Namun, suku cadang juga menjadi penyumbang utama dalam hasil reliabilitas. Seringkali perusahaan-perusahaan memiliki gudang dengan rak-rak yang rapi dan label yang jelas tapi ini tidak cukup untuk onderdil yang sangat handal. Untuk membantu membuat perbedaan dalam kehandalan operasional, ada enam tips untuk meningkatkan critical spare part (Slater Philips,2014). 1. Mengembangkan Kriteria Dasar Persediaan Suku Cadang Ada atau tidaknya persediaan merupakan suatu pertanyaan. Salah satu kelemahan utama dalam kebanyakan sistem manajemen suku cadang adalah tidak adanya kriteria yang jelas tentang kapan adanya persediaan item dan ketika tidak adanya persediaan item. Tidak adanya pedoman yang jelas dapat mengakibatkan suatu tim
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
46
mengambil suatu keputusan yang tidak konsisten. Dari hasil tersebut kita dapat menentukan perlu tidaknya penyimpanan untuk persedian spare part yang harus disediakan. Untuk menghindari ini, Anda perlu mengembangkan dan menerapkan pedoman khusus untuk membantu pengambilan keputusan pada saat untuk menyediakan spare part dan kapan harus tidak menyediakan spare part.
Gambar 2.11Menentukan Kategori Spareparts
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
47
2. Memberikan Pedoman yang jelas tentang Berapa Banyak Parts untuk Persediaan Setelah Anda telah menetapkan kriteria penyedian spare part yang jelas langkah selanjutnya adalah menetapkan pedoman yang jelas tentang bagaimana banyak item untuk persedian. Dengan mengembangkan dan menerapkan pedoman stocking yang jelas Anda memberikan logika untuk membuat keputusan tentang tingkat stok dan menghitung jumlah pemesanan ulang. Keuntungan dari ini adalah bahwa dengan memberikan pedoman untuk tim Anda, kontinuitas untuk pengambilan keputusan, dan memberikan dasar untuk audit masa depan kepemilikan persediaan. Misalnya, Anda dapat memilih untuk menerapkan alat-alat perhitungan yang tepat atau Anda dapat memilih untuk memberikan serangkaian pedoman dasar berdasarkan penggunaan. Dalam kedua kasus ini, aplikasi memberikan arahan dan hasilnya dapat diaudit.
3. Terimalah bahwa Beberapa Out Stock OK Salah satu
ketakutan
utama
yang paling keandalan dan
pemeliharaan insinyur adalah bahwa, pada saat kebutuhan yang sebenarnya, spare part yang dibutuhkan tidak akan tersedia. Ini sering disebut sebagai stock out. Tapi bagaimana Anda menghilangkan semua kehabisan stok? Jawaban singkatnya adalah
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
48
bahwa Anda tidak bisa, tidak tanpa mengikat sejumlah besar uang yang akan lebih baik digunakan di tempat lain. Bahkan kemudian, Anda tidak yakin bahwa Anda bisa menjamin menghilangkan semua kehabisan stok. Ini mungkin akan membutuhkan memegang beberapa unit dari setiap bagian di pabrik Anda. Itu tidak layak. Itulah yang sebenarnya. Apa yang dapat Anda lakukan adalah menerima kehabisan stok di daerah di mana mereka memiliki sedikit atau tidak ada dampak atau di mana alternatif pasokan layak ada. Kemudian bekerja untuk menghilangkan kehabisan stok untuk item yang benar-benar penting. Pada dasarnya ada dua penyebab kehabisan stok. Parameter holding mungkin telah salah ditetapkan untuk permintaan yang berpengalaman, atau setidaknya tidak benar untuk
tingkat
permintaan
saat
ini.
Atau,
ada
beberapa
keterlambatan dalam permintaan atau supply , termasuk proses internal yang terkait dengan pembelian. Ketika mengukur jumlah stok itu penting untuk membedakan antara penyebab yang berbeda. Hal ini karena menyesuaikan tingkat saham Anda
untuk
menjelaskan peristiwa pasokan sementara mungkin bukan tindakan yang terbaik.
Salah
satu
cara
cepat
dan
mudah
untuk
mengumpulkan catatan kehabisan stok dan memungkinkan tindak lanjut akar penyebab adalah
menggunakan beberapa teknologi
kuno - sebuah clipboard.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
49
4. Tinjau Holdings Suku Cadang Kritis Pemeliharaan dan keandalan, sebagai seorang insinyur akan dengan senang hati (baik, tidak bahagia) melakukan tinjauan suku cadang yang tidak diklasifikasikan sebagai kritis, namun mereka akan menghindar dari meninjau item yang diklasifikasikan sebagai kritis. Dengan demikian klasifikasi mendorong aksi ulasan daripada biaya manfaat atau stocking analisis. Tapi bagaimana jika klasifikasi yang salah, atau item secara signifikan menimbun, atau pengaturan pasokan telah berubah? Tentunya ini merupakan faktor yang dapat ditinjau dan tidak ada hubungannya dengan kekritisan bagian ini? Ini tidak masuk akal untuk membatasi ulasan Anda berdasarkan gagasan kekritisan. Ini akan mendorong Anda untuk meninjau bagian-bagian yang penting tapi tidak didefinisikan seperti itu dan tidak meninjau bagian yang didefinisikan sebagai kritis tetapi yang mungkin tidak lagi penting.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
50
Gambar 2.12 The Part/Machine/Operations Hierarchy.
5. Identifikasi Penyebab Kelebihan Spare Parts Persediaan Dampak dari tidak memegang spare part yang dibutuhkan dapat besar. Biaya downtime sering jauh lebih besar daripada pembelian dan memegang biaya suku cadang dan ini dapat menyebabkan memegang jauh lebih dari beberapa suku cadang dari benar-benar diperlukan. Akibatnya akuntan akan sering menargetkan ini sebagai daerah penghematan biaya mudah. 6. Tinjau Keamanan Storeroom Anda Banyak perusahaan yang sepenuhnya sadar akan pentingnya menjaga keamanan di sekitar persediaan suku cadang mereka. Mereka mengamankan suku cadang mereka di daerah lock-up, memastikan staf berada di tangan untuk mengelola tingkat
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
51
permintaan suku cadang selama periode aktivitas pemeliharaan yang tinggi, dan memberikan batu pendekatan yang kuat untuk mengidentifikasi pendatang gudang selama sore dan shift malam. Kemudian mereka meninggalkan pintu belakang terbuka! Untuk 'membuat hidup lebih mudah' sering ada gerbang dibiarkan terbuka melalui mana orang bisa masuk. Sementara efisiensi dalam hal penyediaan suku cadang dan meminimalkan downtime jelas, praktik ini benar-benar menempatkan kehandalan Anda beresiko. Menghapus item dari gudang tanpa catatan yang tepat, tidak peduli seberapa jujur niat, tidak akan memicu penataan kembali bila diperlukan dan waktu berikutnya Anda membutuhkan barang itu tidak akan di stok. 2.8.1
Pengertian Lain Critical spareparts Di PT Bluescope Lysaght Indonesia ada 3 faktor utama kriteria suku cadang krisis yaitu : 1. Sparepart mesin tersebut jarang ada di pasaran atau sulit ditemukan. 2. Sparepart mesin tersebut hanya biasa digunakan pada satu mesin saja. 3. Sparepart mesin tersebut sangat lama pembeliannya dikarenakan harus di buat khusus terlebih dahulu dan waktu pengirimannya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
52
2.9 Tipe Mesin di PT NS Bluescope Lysaght Indonesia Ada 2 tipe mesin yang ada di PT NS Bluescope Lysaght Indonesia berdasarkan penggunaannya yaitu Tipe IN-HOUSE dan tipe MOBILE. 1. Tipe IN-HOUSE Tipe mesin In-House ini merupakan mesin yang pemasangannya dan pemakaiannya hanya dapat dioperasikan di dalam ruangan (pabrik), hal ini dikarenakan dari segi ukuran maupun segi produk yang dibuat sehingga hanya dapat/mungkin dioperasikan pada area yang tertutup dan tidak untuk berpindah - pindah. Pada PT NS Bluescope Lysaght Indonesia ada beberapa mesin yang tergolong mesin In-House diantaranya mesin Purlin dan Smartdek.
2. Tipe MOBILE Tipe mesin Mobile atau berpindah-pindah merupakan tipe mesin yang operasinya digunakan pada proyek-proyek, mesin ini antara lain yaitu Kliplok Optima dan Flekslok.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z