BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Movable Bridge Movable Bridge (Jembatan bergerak) adalah jembatan yang difungsikan sebagai tempat sandar kapal laut serta sebagai jembatan penghubung antara pintu masuk dan keluar kapal dengan kondisi darat tempat muatan kapal berupa orang, barang, motor, mobil atau alat berat yang akan masuk kedalam kapal untuk menyebrang. Karena air dipengaruhi oleh pasang dan surut maka kondisi level atau ketinggian air laut tidak selalu sama selalu berubah-ubah mengikuti pasang dan surut yang terjadi, agar kendaraan yang akan dimuat bisa masuk kedalam kapal dibutuhkan jembatan yang bisa dioperasikan naik dan turun mengikuti pasang surut air laut agar mendapatkan level atau ketinggian yang sama antara pintu masuk dan keluar kapal dengan kondisi darat yang ada, jembatan ini menggunakan sistem hydraulik sebagai penggeraknya Movable Bridge diperlihatkan pada gambar 2.1
6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 2.1. Movable Bridge. (Sumber : Data Pribadi) Berikut beberapa bagian yang penting dari Movable Bridge dengan fungsi masingmasing, yaitu : 1. Angkur dudukan kontruksi jembatan Angkur ini dipasang menyatu didalam beton sebagai dudukan as movable bridge dan sebagai dudukan agar kontruksi movable bridge tetap berada pada posisinya. 2. As Movable Bridge As dipasang sebagai poros atau pusat jembatan bergerak naik dan turun, pada sisi luar as dilapisi dengan bronze sebagai lapisan antara as dan kontruksi jembatan agar tidak terjadi aus pada kontruksi. 3. Ruang Kontrol Ruang kontrol digunakan untuk meletakkan perlengkapan system hydrolik sebagai penggerak jembatan dan ruang operator mengoperasikan hydrolik power unit untuk menaikan atau menurunkan jembatan.
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4. Kontruksi Jembatan Konstruksi jembatan dibuat sebagai penghubung antara darat dan pintu masuk kapal yang dilalui muatan kapal, kontruksi ini didesain mampu menahan beban maksimal 100 ton. 5. Balok Pengangkat Balok pengangkat ini dipasang melintang pada kontruksi movable bridge sebagai penghubung clevis cylinder hydrolik bagian bawah. 6. Dudukan tiang penggantung hydrolik, Tiang penggantung hydrolik dan Balok penggantung cylinder hydrolik sebagai penghubung clevis cylinder hydrolik bagian atas. 7. Suckle penggantung cylinder hydrolik Penggantung hydrolik berbentuk U ini kecuali sebagaipenggantung clevis hydrolik bagian atas juga sebagai penghilang gaya yang tidak lurus terhadap cylinder hydrolik, karena adanya gerakan naik turun dan kanan kiri dari jembatan 8. Hydraulik Cylinder Hydrolik cylinder ini dipasang menggantung pada balok penggantung hydrolik, dengan menggunakan hydrolik power unit dan dihubungkan dengan pipa-pipa stainles, diberi tekananfluida untuk mengangkat dan mnenurunkan kontruksi sampai pada level yang diinginkan. 9. Roda pemandu kontruksi Roda pemandu ini dipasang disisi kanan dan kiri dari kontruksi jembatan untuk mengkondisikan kontruksi jembatan tetap pada posisi tengah-tengah dan membatasi gerakan geser kekanan dan ke kiri jembatan.
8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.2 Definisi Hidraulik Hidraulik adalah ilmu yang menyangkut berbagai gerak dan keadaan keseimbangan zat cair. Pengertian hidraulik secara teknik adalah penggerakan - penggerakan, pengaturan-pengaturan dan pengendalian-pengendalian dengan bantuan tekanan zat cair yang menghasilkan berbagai gaya dan gerakan. Pengetahuan mekanika fluida dibagi atas dua jenis yaitu hydrostatika (mekanika fluida diam) yang mempelajari teori-teori keseimbangan zat cair dan hidrodinamika (mekanika fluida bergerak) yang mempelajari sifat-sifat dan bentuk-bentuk aliran zat cair sebagai perpindahan energi. 2.3 Sistem Hidraulik Aliran energi yang melaju melalui sebuah sistem hidraulik berlangsung sebagai berikut : 1. Pengubahan energi mekanis menjadi energi hidraulik melalui pompa hidraulik 2. Pemindahan energi hidraulik oleh arus fluida hidraulik dari pompa melalui katup-katup kesilinder kerja yang bolak-balik atau hidromotor yang berputar. 3. Pengubahan energi hidraulik menjadi energi mekanis melalui silinder atau hidromotor. 2.3.1 Hukun Newton Teori mengenai perhitungan besarnya gaya dikenal sebagai hukum Newton oleh issac newton yang berasal dari Inggris. Hukum ini menyatakan bahwa : “besarnya percepatan benda sebanding dengan resultan gaya yang menimbulkanya”. Besarnya gaya yang bekerja dipengaruhi oleh : = gaya (N) = massa (kg)
9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
= percepatan grafitasi (m/sec2) maka :
=
.
................................... (persamaan 2.1)
2.3.2 Hidrostatistika 2.3.2.1 Tekanan Hidrostatistika (P) Hidrostatis merupakan tekanan yang terdapat dalam sebuah kolom zat cair. Besarnya tekanan hidrostatis deperlihatkan pada gambar 2.2 :
Gambar 2.2 Tekanan Hidrostatis dalam Bejana. (Sumber : Festo didactic Text Book) Besarnya tekanan hydrostatis dipengaruhi : ℎ
= tinggi kolom zat cair (m) = kerapatan massa (kg/m3) = percepatan grafitasi (m/sec2)
maka :
=
.
.
.............................. (persamaan 2.2)
Pada gambar 2.2 diperlihatkan bahwa dengan bentuk bejana yang berbeda-beda dan zat cair yang sama maka tekanan hanya dipengaruhi oleh tinggi bejana tersebut. Tekanan hidrostatis juga menghasilkan gaya-gaya tekan pada dasar bejana dengan luas
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
penampang dasar bejana yang sama (A1 = A2 = A3) yang menghasilkan gaya F1, F2 dan F3 yang sama besar. 2.3.2.2 Hukum Pascal Teori mengenai perpindahan tekanan statis yang dikenal sebagai hukum pascal dibuktikan oleh Blaise Pascal (1623 – 1662) yang berasal dari Prancis. Hukum ini menyatakan bahwa : “Tekanan diberikan oleh suatu penampang fluida statis yang berada pada bejana tertutup akan diteruskan kesemua bagian fluida”. Jika gaya F bekerja dengan fluida tertutup melalui suatu permukaan dengan luas A (gambar 2.3) maka akan terjadi tekanan pada fluida. Tekanan tergantung pada gaya yang bekerja tegak lurus terhadap permukaan.
Gambar 2.3. Bejana Bertekanan (Sumber : Festo didactic Text Book) Pada sistem ini berlaku hukum pascal yang menyatakan : 1. Tekanan dapat diteruskan secara utuh melalui fluida dan dengan mengabaikan berat dan gesekan fluida itu sendiri, tekanan disetiap titik dalam fluida adalah sama.
11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. Tekanan bekerja kesemua arah dan bersamaan, sehingga tekanan disetiap tempat adalah sama. 3. Tekanan dalam fluida menghasilkan gaya normal pada setiap permukaan atau setipa bidang yang dilalui fluida.
=
................... (persamaan 2.3)
Dimana : = tekanan (N/m2) = Pa = gaya luar (N) = luas permukaan (m2) 2.3.2.3 Tekanan Fluida Tekanan yang sama diterima disemua titik didalam suatu sistem tertutup. Pada kondisi yang diperlihatkan pada gambar 2.4. jika pada penampang A1 diberikan gaya F1, maka akan menghasilkan tekanan P yang sama besar disetiap titik.
Gambar 2.4. Perpindahan Gaya pada Sistem Hidraulik. (Sumber : Festo didactic Text Book)
12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Maka : =
=
Dengan menyamakan variable-variablenya diperoleh : F A = A F Disini terlihat
perbandingan gaya
sebanding dengan perbandingan
luas
penampangnya. Tekanan semacam ini selalu bergantung dari besarnya beban dan luas penampang efektifnya. Hal ini berarti tekanan dalam sistem ini akan meningkat dan dapat mengalahkan hambatan yang gerakanya berlawanan dengan fluida. Jika gaya F1 dan luas penampang A1 dapat menghasilkan tekanan diperlukan untuk mengalahkan gaya F2 atas luas penampang A2, maka beban F2 dinaikan (kehilangan akibat gesekan dalam sistem dapat ditiadakan disini). Perbandingan jarak gerakan piston S1 dan S2 akan berbanding terbalik dengan perbandingan luas penampang. Diperlihatkan dalam persamaan :
=
Usaha (work) piston W1 sama dengan (work) piston W2 yaitu diperlihatkan pada persamaan : =
.
=
.
. .................. (persamaan 2.4)
13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.3.2.4 Prinsip Perpindahan Tekanan Dua buah piston berukuran berbeda dihubungkan secara kaku dengan sebuah batang piston. Jika pada luas penampang A1 diberikan tekanan P1, maka dapat dihasilkan gaya F1 pada piston yang lebih besar. Gaya F1 dapat dipindahkan pada piston yang lebih besar. Gaya F1 dapat dipindahkan pada piston yang lebih kecil. Gaya ini sekarang bekerja atas luas penampang A2 dan mengakibatkan P2. Prinsip perpindahan tekanan ini diperlihatkan gambar 2.5. :
Gambar 2.5. Prinsip Perpindahan Tekanan pada Hidraulik. (Sumber : Festo didactic Text Book) Karena kerugian akibat gesekan diabaikan, maka : =
=
Atau .
=
.
Dengan demikian diperoleh : = Jadi prinsip perpindahan tekanan dalam sistem hidraulik merupakan perbandingan yang terbalik dengan luas penampang.
14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.3.3 Hydrodinamika 2.3.3.1 Hukum Aliran (Persamaan Kontinuitas) Jika suatu fluida mengalir dalam saluran pipa yang diameternya bervariasi, volume fluida akan mengalir dalam waktu yang sama pula. Hal ini berarti bahwa debit (laju aliran volumetrik) pada setiap bagian penampang adalah sama.
Gambar 2.6. Aliran Fluida dalam Diameter Saluran yag berbeda. (Sumber : Festo didactic Text Book) Karena kecepatan volume berubah, maka :
=
.............. (persamaan 2.5)
Dengan Volume :
=
.
.............. (persamaan 2.6 )
Maka
.
=
Jarak persatuan waktu adalah kecepatan (V = s/t). Sehingga diperoleh persamaan kontuinitas : =
.
= .
=
...................( persamaan 2.7) =
.
=
.
15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.3.3.2 Hukum Kekekalan Energi (Persamaan Bernauli) Hukum kekekalan energi jika diterapkan pada fluida yang mengalir, menyatakan bahwa seluruh energi dari sebuah aliran fluida tidak berubah selama tidak ada tambahan energi dari luar atau pemberian energi keluar. Energi total dengan tidak memperhatikan bentuk – bentuk energi yang tidak berubah selama aliran, terdiri dari : 1. Energi potensial : tergantung pada tinggi kolom zat cair. 2. Energi tekanan (dari energi statik) 3. Energi kinetis, energi gerakan (tergantung dari kecepatan aliran) Hal tersebut dapat diperlihatkan dalam persamaan bernauli yaitu : .
+ /
+
/
=
............... (persamaan 2.8 )
jika dihubungkan dengan energi tekanan, maka : =
+
.
.
+ / .
................... (persamaan 2.9 )
dimana : P
= tekanan statis .
.ℎ
/2.
= tekanan dari tinggi kolom zat cair = enenrgi kinetis
Bila kecepatan bertambah karena pengurangan diameter, maka energi kinetis akan bertambah. Karena energi seluruhnya konstan, maka energi potensial atau energi tekanan atau keduanya harus berubah, yang berarti akan berkurang. Tetapi perubahan energi potensial akibat pengurangan diameter hampir tidak dapat diukur. Hal tersebut berarti bahwa tekanan statik berubah dengan tekanan normal, tergantung dari kecepatan aliran. Energi tekanan (energi statis) pada sebuah unit
16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
hidraulik adalah faktor paling penting, karena tinggi kolom zat cair dan kecepatanya sangat rendah. 2.3.3.3 Konfigurasi Aliran Konfigurasi aliran berhubungan dengan pipa dan kecepatan aliran. Ada dua jenis aliran 1.
Aliran Laminar : Fluida dalam aliran laminar pada kecepatan tertentu bergerak dalam lapisan –
lapisan atau lamina – lamina yang seragam, dimana satu lapisan meluncur tanpa hambatan pada lapisan yang bersebelahan dengan saling tukar momentum secara molekul saja, aliran laminar diperlihatkan pada gambar 2.10. 2.
Aliran Turbulen : Jika kecepatan aliran bertambah sedangkan diameter pipa sama, maka perilaku
aliran fluida pada kecepatan tertentu (kecepatan kritis) akan berubah. Gerakan partikel – partikel fluida dalam satu arah menjadi sangat tidak teratur dan saling tukar momentum dalam arah melintang yang saling mempengaruhi dan melintangi satu sama lain, hambatan aliran dan kerugian hidraulik semakin bertambah. Sehingga aliran turbulen ini tidak diinginkan terjadi pada unit – unit hidraulik. Aliran turbulen diperlihatkan pada gambar 2.7.
17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 2.7. Aliran laminar dan Turbulen dalam Pipa. (Sumber : Festo didactic Text Book) 2.3.3.4 Bilangan Reynolds Bilangan Reynolds adalah perbandingan gaya akibat percepatan dan perlambatan fluida terhadap gaya viscositas. Bilangan Reynolds membeda – bedakan antara jenis – jenis aliran, seperti aliran laminar atau turbulen didalam pipa, dilapisi batas atau sekitar benda terendam. Jenis aliran dapat ditentukan oleh besar kecilnya bilangan reynolds. Bilangan reynolds dapat dicari dengan persamaann :
=
.
.
................... (persamaan 2.10)
atau
=
.
....................... (persamaan 2. 11)
Dimana : = kecepatan aliran (m/sec) = garis tengah dalam pipa (m) = rapat massa fluida (kg/m3) µ
= koefisien kekentalan mutlak (kg/m sec)
v
= koefisien kekentalan kinematik (m2/sec) = bilangan Reynolds dengan ketentuan :
18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Aliran laminar
:
< Re kritis
Aliran Turbulen :
> Kritis
Nilai ini berlaku untuk pipa bundar, halus (dari segi teknik) dan lurus. Pada Re kritis = 2300 bentuk aliran berubah dari laminar ke turbulen dari sebaliknya 2.4 Tegangan Tarik Deformasi bahan disebabkan oleh beban tarik statik adalah dasar dari pengujianpengujian dan studi mengenai kekuatan bahan. perhitungan uji tegangan material terhadap beban yang ditahan oleh material didapat dengan persamaan :
=
....................... (persamaan 2.12)
Dimana : = gaya / beban (N) = luas penampang (m2) = tegangan (N/ m2) Dengan
<
2.5 Kehilangan Energi Akibat Gesekan Jika fluida mengalir dalam suatu sistem, maka gesekan yang ditimbulkan antara fluida dengan dinding dari sebuah sistem akan menghasilkan panas. Sehingga sebagian energi akan berubah menjadi dalam bentuk panas, yang berarti kerugian tekanan, hal tersebut dapat dituliskan dalam persamaan bernaouli, yaitu :
19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar. 2.8. Kehilangan Energi Akibat Gesekan
+
+
=
+
+
+
Dimana : ℎ
= tenaga yang hilang dalam perjalanan
Energi hidraulik tidak dapat dipindahkan tanpa mengalami kerugian, besarnya kerugian akibat gesekan tergantung dari panjang pipa, katup – katup, diameter pipa dan kecepatan aliran. Kerugian penurunan head terbagi dua, yaitu : 1.
Kerugian penurunan head akibat gesekan dalam pipa (hL1) Kerugian ini dinyatakan dalam persamaan :
=
.
. .
. (
)
........................(persamaan 2.13)
Dimana : ℎ
= penurunan head akibat gesekan dalam pipa (m) = viskositas kinematik (m2/sec) = panjang pipa (m) = percepatan grafitasi (m2/sec) = diameter dalam pipa (mm) = kecepatan aliran (m/sec)
20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.
Kerugian penurunan akibat sambungan, belokan dan katup – katup Kerugian ini dinyatakan dalam persamaan :
=
................... (persamaan 2.14)
Dimana : ℎ = penurunan head akibat gesekan dalam pipa (m). 2.6 Efisiensi Tekanan yang masuk pada sistem hydraulik tidak akan sama dengan tekanan yang keluar setelah terjadi pengurangan tekanan akibat adanya head loses ( ℎ ), pengurangan tekanan hidromekanik akibat gesekan dan penurunan viskositas. Rasio dari tekanan yang keluar terhadap tekanan masuk disebut dengan efisiensi ( )Efisiensi sendiri dapat dibagi menjadi : -
Efisiensi volumetrik (
) : Efisiensi ini mencakup penurunan tekanan akibat
penuaan yang terjadi pada pompa, motor dan katub-katub -
Efisiensi hidromekanik (
) : efisiensi ini meliputi penurunan tekanan karena
adanya gesekan pada pompa, motor dan silinder-silinder. Kerugian tekanan total pada pompa, motor dan silinder-silinder selama sistem berjalan disebut dengan efisiensi total (
) dan dirumuskan sebagai berikut :
=
+
2.7 Komponen Sistem Hidraulik 2.7.1 Hidraulik Power Unit Hidrolik power unit (HPU) adalah rangkaian dari beberapa komponen hydrolik sebagai penggerak actuator hydrolik. HPU diperlihatkan pada gambar 2.9.
21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 2.9. Hidraulik Power Unit. (Sumber : Data Pribadi) Berikut beberapa bagian yang penting dari hydrolik power unit (HPU) dengan fungsi masing-masing, yaitu : 2.7.1.1 Tangki Tangki adalah wadah yang berfungsi sebagai tempat untuk menampung fluida. Kegunaan tangki, yaitu : 1. Tempat memisahkan kotoran yang terdapat pada fluida 2. Membantu mendinginkan fluida kerja 3. Tempat untuk mengeluarkan gelembung – gelembung fluida kerja 4. Tempat untuk melindungi fluida kerja terhadap pengaruh kotoran dari luar 5. Sebagai dudukan komponen – komponen hydrolik 2.7.1.2 Saringan (Filter) Filter berfungsi memisahkan contaminant (Zat tercampur yang tidak di kehendaki) oli hidraulik. Hal ini bertujuan mencegah komponen hidraulik dan meyakinkan bahwa
22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
sistem hidraulik tersebut beroperasi dengan baik lokasi dan jenis filter pada sistem hidraulik dapat berfariasi. Gambar dan simbol cara pemasangan dalam tangki dapat dilihat pada gambar 2.10.
Gambar 2.10. Cara Pemasangan Saringan (Filter). (Sumber : Festo didactic Text Book) 2.7.1.3 Pompa untuk Sistem Hidraulik Pompa berfungsi untuk mengubah energi mekanik menjadi energi hidraulik. Pompa digerakkan oleh motor. Pompa sebagai jantung sistem hidraulik mensirkulasikan fluida kedalam sistem. Proses sirkulasi ini disebabkan oleh kenaikan tingkat energi fluida didalam pompa. Fluida kerja dari tangki dengan tingkat energi yang rendah disuplai kedalam sistem pada tingkat energi yang tinggi yang kemudian sistem melepaskan kerja melalui silinder – silindernya dan kemudian fluida mengalir kembali ke tangki fluida kerja. Pada saat transfer energi selalu terdapat kerugian yang biasanya dinyatakan dalam effisiensi. Pompa secara garis besar dibedakan dalam dua jenis, yaitu :
23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1. Pompa positif displacement Pompa yang menciptakan tekanan tinggi melalui hambatan dalam system untuk digunakan pada sistem penggerak fluida/hidraulik. 2. Pompa non positif displacement Pompa yang menghasilkan tekanan yang lebih rendah daripada pompa positif displacement, sehingga pada umumnya pompa ini tidak digunakan pada sistem hidraulik. 2.7.1.4 Komponen – Komponen Pengatur dan Pengendali Komponen – komponen pengatur dan pengendali pada sistem hidraulik di klasifikasikan menjadi tiga yaitu : 1.
Katup pengendali tekanan (Pressure Control valve)
Katup pengatur tekanan (gambar 2.11.) berfungsi untuk membatasi atau mengatur tekanan, mengurangi urutaan operasi hidraulik dengan menurunkan secara bertingkat sebagai pengatur tekanan balik. Katup ini sebagai pembatas tekanan kerja fluida melindungi komponen – komponen lain didalam rangkaian. Cara kerja katup ini adalah bila tekanan didalam sistem naik sampai mencapai nilai maksimum yang diizinkan, maka relief valve akan membuka sehingga fluida yang berasal dari pompa akan langsung diarahkan kembali kedalam tangki hidraulik. Katup ini selalu dipasang dekat dengan pompa pada posisi tekan.
24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 2.11. Katup Pengendali Tekanan (Pressure Control Valve) (Sumber : Festo didactic Text Book) 2.
Katup pengendali aliran (Flow Control Valve)
Katup pengatur aliran (gambar 2.12.) berfungsi untuk membatasi volume aliran fluida menuju rangkaian silinder. Katup pengatur aliran mempengaruhi kecepatan gerakan piston.
Gambar 2.12. Katup Pengendali Aliran (Flow Control Valve). (Sumber : Festo didactic Text Book) 3.
Katup pengarah Aliran Fluida (Direction Valve)
Katup pengarah aliran (gambar 2.13.) berfungsi untuk menentukan kearah mana fluida akan dialirkan didalam sistem dari pompa untuk menggerakan batang piston.
25
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pengoperasian katup ini bisa diatur dengan cara manual atau dengan cara elektrik (Solenoid) pneumatik atau hidraulik tergantung dari kebutuhan sistem hidraulik yang dirancang.
Gambar 2.13. Katup Pengarah Aliran Fluida (Direction Valve). (Sumber : Festo didactic Text Book) Keterangan : Katup pengarah aliran mempunyai jenis – jenis posisi, diantaranya posisi satu, posisi dua atau posisi tiga. Katup pengarah aliran pada umumnya memiliki beberapa saluran, yaitu : Saluran pertama (P)
= dihubungkan dengan saluran tekan pompa
Saluran kedua (T)
= dihubungkan ketangki
Saluran ketiga (A)
= dihubungkan dengan aktuator Up/Down
Saluran keempat (B)
= dihubungkan dengan aktuator Up/Down
Katup dengan katup pengarah 4 lubang dan 3 posisi disebut katup pengarah aliran 4/3. Katup dengan katup pengarah 5 lubang dan 3 posisi disebut katup pengarah aliran 5/3.
26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.
Katup searah (Check Valve)
Katup searah (check valve) merupakan katup pengarah aliran yang berfungsi mengarahkan aliran untuk menuju satu arah saja, sehingga fluida tidak bisa kembali ke tangki melalui katup tersebut (gambar 2.14.)
Gambar 2.14. Katup Searah (Check Valve). (Sumber : Festo didactic Text Book) 2.7.2
Aktuator Hidraulik
Aktuator hidraulik berfungsi untuk mengubah energi hidraulik menjadi energi mekanik yang dapat dikendalikan untuk melakukan kerja.
Gambar 2.15. Akuator Hidraulik. (Sumber : Festo didactic Text Book) Bagian – bagian terpenting aktuator dapat dilihat pada gambar 2.15. yaitu : 1. Piston c/w Seal 2. Batang Piston
27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3. Bearing Batang Piston dan Seal 4. Luas Piston Penampang Piston Rod 5. Luas Piston Penuh 6. Saluran Fluida 7. Clevis 2.7.3 Pipa dan Sambungan Pipa Pipa dan sambungan pipa pada suatu instalasi hidraulik merupakan komponen transportasi aliran fluida yang sangat penting. Penggunaan panjang pipa diusahakan seminim mungkin untuk mengurangi kerugian tekanan dan memperbaiki efisiensi. Pada instalsi hidraulik digunakan pipa (tube) dan fleksibel hose serta komponen – komponen penghubung seperti : -
Pipa dengan pipa
-
Pipa dengan katup – katup
-
Pipa dengan alat ukur, aktuator hydraulik dan pompa
Pipa – pipa dan sambungan – sambungan harus memenuhi beberapa persyaratan tertentu, yaitu : -
Tahan terhadap tekanan tinggi
-
Memiliki permukaan yang bersih
-
Tidak terpengaruh oleh komposisi kimia fluida kerja yang melalui pipa / sambungan tersebut
Setiap sambungan pipa memiliki koefisien hambatan yang berbeda – beda, koefisien hambatan ini berguna untuk menghitung kerugian aliran pada sambungan.
28
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.7.4 Fluida Hidraulik Medan penghantar energi sebagai komponen utama didalam sistem hidraulik adalah fluida. Jenis fluida yang digunakan pada sistem hidraulik tidak selalu sama sebab disesuaikan kembali dengan kebutuhan dan kondisi yang berbeda pula. Jenis fluida hidraulik yang paling banyak digunakan untuk instalasi hidraulik adalah minyak mineral yang dimurnikan dan telah memasyarakat sebagai minyak hidraulik, salah satunya adalah SAE (Society of Automotif Engineers) Syarat – syarat fluida yang bisa digunakan sebagai fluida hidraulik yang baik adalah :
Mampu meneruskan berbagai gaya
Memenuhi fungsi sebagai pelumas untuk mengurangi tingkat keausan
Mampu mencegah proses korosi dan tidak merusak komponen-komponen sistem.
Mampu meneruskan panas yang ditimbulkan kerugian tekanan
Tidak bersifat racun
Tidak mengalami perubahan kimia atau fisik
Faktor – faktor yang menyangkut karakteristik dalam pemilihan fluida hidraulik adalah viskositas (v) dan indeks viskositas. Pemilihan kekentalan fluida kerja sangat penting, dengan pertimbagan sebagai berikut : 1. Fluida dengan viskositas terlalu kecil : Meningkatkan kebocoran luar dan dalam Terjadi slip pada motor dan pump
29
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Terjadi keausan komponen yang berlebihan karena kurangnya pelumasan Tekanan sistem turun Terdapat bintik kecil seperti ion-ion pada pengontrol implement 2. Fluida kerja dengan viscositas terlalu besar :
Meningkatkan keausan
Temperatur meningkat disertai timbulnya lumpur
Operasi hidraulik yang tidak konstan dan lebih lamban
Menumbuhkan tenaga besar dalam pengoperasian
30
http://digilib.mercubuana.ac.id/