perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Klasifikasi Tanaman a. Ciplukan (Pysalis angulataL) Kingdom
: Plantae
Divisio
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Solanales
Famili
: Solanaceae
Genus
: Physalis
Spesies
: Pysalis angulataL
Gambar 1. Tanaman Ciplukan (Pysalis angulataL) Gambar 1. Tanaman Ciplukan (Pysalis angulata L) (Kurdi, 2010)
(Hargono, 2007) Daun ciplukan dikenal berkhasiat sebagai obat bisul, obat bengkak, dan peluruh air seni. Daun ciplukan dapat dimanfaatkan sebagai, antibakteri, antivirus, antiinflamasi, anti-oksidan, analgesik dan sitotoksik, menetralkan racun, meredakan batuk, mengaktifkan fungsi kelenjar-kelenjar tubuh dan anti tumor. Saponin yang terkandung dalam daun ciplukan memberikan rasa pahit dan sifat menyejukkan serta berkhasiat sebagai anti tumor dan menghambat pertumbuhan kanker, terutama kanker usus besar. Flavonoid dan polifenol berkhasiat sebagai antioksidan (Depkes RI,1994).
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
b. Tomat (Solanum lycopersicum L) Kingdom
: Plantae
Divisio
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Solanales
Famili
: Solanaceae
Genus
: Solanum
Spesies
: Solanum lycopersicumL
Gambar 2. Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum L) (Tugiyono, 1992)
(Cronquist, 1981) Pertumbuhan tanaman tomat di dataran tinggi lebih baik daripada didataran rendah karena tanaman menerima sinar matahari lebih banyak tetapi suhu rendah. Tanaman tomat dapat tumbuh dengan baik pada musim kemarau dengan pengairan yang cukup. Kekeringan banyak mengakibatkan banyak bunga yang gugur, lebih-lebih bila disertai dengan angin kering. Sebaliknya pada musim hujan pertumbuhannya kurang baik karena kelembaban dan suhu yang tinggi akan menyebabkan timbulnya banyak penyakit (Cahyono, 1998). c. Takokak (Solanum torvum Swartz) Kingdom
: Plantae
Divisio
: Mangnoliophyta
Kelas
: Mangnoliopsida
Ordo
: Solanales
Famili
: Solanaceae
Gambar 3. Daun Takokak (Solanum torvum Swartz) (Sirait, 2009)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
Genus
: Solanum
Spesies
: Solanum torvum Swartz (Adi dkk, 2003)
Takokak (Solanum torvum Swartz) merupakan salah satu genus Solanum yang buahnya telah lama dikonsumsi orang sebagai sayur atau lalapan khususnya di daerah Sumatera Utara. Daun dan buahnya secara empiris dipercaya memiliki beberapa khasiat sehingga dapat digunakan sebagai obat alternatif. Salah satunya digunakan sebagai obat diabetes. Dari segi kandungan kimia, tumbuhan ini belum banyak diketahui. Evaluasi fitokimia, telah dilakukan pada daun takokak yang diduga mengandung alkaloid, glukoalkaloid, solasonin Sementara itu, pada buah takokak diduga
dan solamargin.
mengandung flavonoid,
glukoalkaloid, solasonin, steroid, protein dan mineral (Kusirisin dkk, 2009). 2. Simplisia Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain. Simplisia merupakan bahan yang dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia
nabati,
simplisia
hewani,
dan
simplisia
pelikan
atau
mineral.Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman, atau eksudat tanaman. Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya. Simplisia hewani ialah simplisia
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni. Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia yang berupa bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni (Depkes RI, 2000). 3. Ekstraksi Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak larut dengan pelarut cair. Simplisia yang diekstraksi mengandung berbagai senyawa aktif yang dapat larut dan senyawa aktif yang tidak dapat larut seperti serat, karbohidrat, protein dan lain-lain (Depkes RI, 2000). Perkolasi dilakukan dalam wadah berbentuk silindris atau kerucut (perkolator) yang memiliki jalan masuk dan keluar yang sesuai. Bahan pengekstaksi yang dialirkan pelarut secara kontinyu dari atas, akan mengalir turun secara lambat melintasi simplisia yang umumnya berupa serbuk kasar. Melalui penyegaran bahan pelarut secara kontinyu, akan terjadi proses maserasi bertahap banyak. Jika pada maserasi sederhana tidak terjadi ekstraksi sempurna dari simplisia oleh karena akan terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan dalam sel dengan cairan di sekelilingnya, maka pada perkolasi melalui simplisia bahan pelarut segar perbedaan kosentrasi tadi selalu dipertahankan (Voight, 1994). Jenis pelarut berkaitan dengan polaritas dari pelarut tersebut. Hal yang perlu diperhatikan dalam proses ekstraksi adalah senyawa yang memiliki
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
kepolaran yang sama akan lebih mudah tertarik/ terlarut dengan pelarut yang memiliki tingkat kepolaran yang sama. 4. Ekstrak Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisisa nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan (Depkes RI, 1995). 5. Kromatografi Lapis Tipis Kromatografi lapis tipis adalah suatu metode pemisahan fitokimia yang didasarkan atas penjerapan, partisi atau gabungannya. Metode ini digunakan untuk pemisahan senyawa secara cepat dengan menggunakan zat penjerap berupa serbuk halus yang dilapiskan serba rata pada lempeng kaca (Harmita, 2006). Lapisan yang memisahkan, yang terdiri atas bahan berbutir-butir (fase diam), ditempatkan pada penyangga berupa pelat gelas, logam, atau lapisan yang cocok. Campuran yang akan dipisah, berupa larutan, ditotolkan berupa bercak. Setelah pelat atau lapisan ditaruh di dalam bejana tertutup rapat yang berisi larutan pengembang yang cocok (fase gerak), pemisahan terjadi selama perambatan kapiler (pengembangan) (Stahl, 1985). Silicagel perlu ditambah gips (kalsium sulfat) untuk memperkuat pelapisannya pada pendukung. Sebagai pendukung biasanya lapisan tipis digunakan kaca, pendukung yang lain berupa lembaran alumunium atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
plastik seperti ukuran di atas yang umumnya dibuat oleh pabrik. Silica gel kadang-kadang ditambah senyawa fluoresensi, agar bila disinari dengan sinar UV dapat berfluoresensi atau berpendar, sehingga dikenal dengan silica gel GF254 yang berarti silica gel dengan fluoresen yang berpendar pada 254 nm (Sumarno, 2001). (Gandjar dan Rohman, 2007).
Rf = 6. Metabolit Sekunder
Flavonoid merupakan senyawa fenol yang dimiliki oleh sebagian besar tumbuhan hijau dan biasanya terkonsentrasi pada biji, buah, kulit buah, kulit kayu, daun, dan bunga (Miller, 1996). Flavonoid dari tumbuhan dilaporkan dapat berefek sebagai antioksidan disebabkan kemampuannya menangkap radikal-radikal bebas dan oksigen aktif (Hanasaki dkk, 1994). Flavonoid mempunyai aktivitas antioksidan yang kuat yang merupakan pendonor hidrogen yang sangat baik (Prakash dan Gupta, 2009). Senyawa flavonoid yang paling banyak terdapat di alam adalah flavonol, flavon, isoflavon,
flavanon,
antosianidin
dan
proantosianidin
(Bravo,
1998).Menurut Mursidi (1990) senyawa flavonoid memiliki Rf antara 0,2 – 0,75. Kandungan flavonoid yang dapat digolongkan ke dalam golongan kuersetin, karena untuk nilai Rf 0,6 – 0,75 senyawa flavonoid yang dikandung tergolong senyawa kuersetin. Flavonoid berperan dalam menarik burung dan serangga penyerbuk bunga (Robinson, 1995). Tanin sebagai penolak hewan pemakan tumbuhan (Harbone J.B, 1987). Tanin merupakan senyawa polifenol dengan bobot molekul tinggi (1000-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
20.000) yang mengandung gugus hidroksil dan gugus lainnya (misalnya karboksil) untuk membentuk komplek yang kuat dengan protein dan molekul lain seperti karbohidrat, membran sel bakteri, dan enzim pencernaan (Cannas, 2016). Saponin adalah glikosida triterpena dan sterol dan telah terdeteksi dalam lebih dari 90 suku tanaman. Saponin bersifat sebagai sabun. Polifenol berperan dalam memberi warna pada suatu tumbuhan seperti warna daun saat musim gugur (Harborne, 1987). Senyawa polifenol terdiri dari beberapa subkelas yakni flavonol, isoflavon (dalam kedelai), flavanon, antosianidin, katekin, dan biflavan. Turunan dari katekin seperti epikatekin, epigalo-katekin, apigalo-katekin galat, dan quercetin umumnya ditemukan dalam teh dan apel (Mokgope, 2006). 7. Radikal Bebas Radikal bebas dapat diartikan sebagai salah satu produk reaksi kimia dalam tubuh yang sangat reaktif dan mengandung elektron tak berpasangan sehingga sebagian besar bersifat tidak stabil (Widodo, 1997). Radikal bebas mencari reaksi-reaksi agar dapat memperoleh kembali elektron berpasangannya. Dalam rangka mendapatkan stabilitas kimia, radikal bebas tidak dapat mempertahankan bentuk asli dalam waktu lama dan segera berikatan dengan bahan sekitarnya. Radikal bebas akan menyerang molekul stabil yang terdekat dan mengambil elektron, zat yang terambil elektronnya akan menjadi radikal bebas juga sehingga akan memulai suatu reaksi berantai yang akhirnya akan terjadi kerusakan pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
sel tersebut (Droge, 2002). Menurut Kumalaningsih (2006), radikal bebas dapat masuk dan terbentuk didalam tubuh melalui pernafasan, lingkungan yang tidak sehat dan makanan berlemak. a. Mekanisme Kerja Reaksi radikal bebas adalah suatu reaksi yang bertahap. Jika radikal bebas bebas bereaksi dengan molekul yang bukan radikal, maka radikal akan memberikan elektron tak berpasangan yang dimilikinya atau justru mengambil elektron dari molekul non radikal, sehingga dapat berakibat terjadinya reaksi rantai yang panjang dan menyebabkan efek biologis yang jauh dari tempat asal pembentukan radikal bebas tersebut (Halliwel dan Gutteridge, 1991). Mekanisme umum reaksi radikal bebas : 1) Inisiasi (Permulaan terbentuknya radikal bebas) Tahap inisiasi merupakan tahap awal pembentukan radikal-radikal bebas dengan pembelahan homolitik sehingga masing-masing atom terpisah dengan membawa satu elektron. Terlepas dari itu, inisiasi dapat terbentuk secara spontan atau karena pengaruh panas/cahaya. Selain itu juga radikal bebas dapat terbentuk melalui transfer satu elektron (dengan melepas dan menerima elektron).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
2) Propagasi (Serangkaian reaksi yang berkembang atas timbulnya radikal bebas) Setelah terbentuk radikal bebas dengan kereaktifan yang tinggi yang kemudian dapat bereaksi dengan setiap spesies yang ditemukan. Pada tahap ini akan terbentuk radikal bebas yang baru, karena radikal bebas yang dihasilkan pada tahap awal bereaksi dengan molekul lain. Selanjutnya radikal bebas baru tersebut dapat pula bereaksi dengan molekul atau radikal bebas yang lain. Oleh karena itu dalam proses propagasi dikatakan terjadi reaksi berantai. Apabila radikal bebasnya sangat reaktif, misalnya radikal alkil, maka terjadi rantai yang panjang karena melibatkan sejumlah besar molekul. Apabila radikal bebasnya kereaktifannya rendah, maka kemampuannya bereaksi rendah sekali, sehingga rantai yang terjadi pendek, bahkan mungkin tidak terjadi rantai. 3) Terminasi (Inaktivasi radikal bebas oleh antioksidan endogen atau eksogen maupun enzim superoksida dismutase) Langkah berikutnya adalah destruksi radikal bebas atau langkah terminasi, yang ditandai oleh kombinasi radikal bebas yang sama ataupun yang berbeda,dan langkah ini mengakhiri reaksi radikal bebas (Boer, 2000). Penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas bersifat kronis, yaitu dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk penyakit tersebut menjadi nyata.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
Radikal bebas yang mengambil elektron dari sel tubuh manusia dapat menyebabkan perubahan struktur DNA sehingga menimbulkan sel-sel mutan. Tubuh manusia, sebenarnya dapat menghasilkan antioksidan tetapi jumlahnya sering sekali tidak cukup untuk menetralkan radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh (Iswara, 2009). Reaksi penghambatan radikal DPPH dapat dilihat pada gambar 4.
Gambar 4. Reaksi Penghambatan Radikal DPPH (Prakash,2001)
8. Antioksidan Antioksidan merupakan inhibitor yang bekerja menghambat oksidasi dengan cara bereaksi dengan radikal bebas reaktif membentuk radikal bebas tak reaktif yang relatif stabil (Widodo, 1997). Tubuh Manusia sebenarnya dapat menghasilkan antioksidan tapi jumlahnya tidak mencukupi untuk menetralkan radikal bebas yang jumlahnya semakin menumpuk di dalam tubuh. Oleh karena itu, tubuh memerlukan antioksidan dari luar berupa makanan atau suplemen (Rahardjo dan Hernani, 2005). Antioksidan digolongkan ke dalam dua kelompok, yang pertama antioksidan alami, contohnya: superoksida dismutase (SOD), glutation peroxidase, polifenol, flavonoid, karatenoid dan vitamin E. Kedua,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
Antioksidan sintetis antara lain: BHA (butylated hidroxyanisole) dan BHT (butylate hydroxytoluene) (Winarsi,2007). Berdasarkan mekanisme kerjanya, antioksidan dibagi menjadi 3, yaitu: a. Antioksidan primer Antioksidan primer bekerja dengan cara mencegah pembentukan senyawa radikal bebas yang telah terbentuk menjadi molekul yang kurang aktif. Contoh antioksidan primer adalah glutation peroksidase, dan enzim superoksida dismutase (SOD) yang berfungsi sebagai pelindung hancurnya sel-sel dalam tubuh karena radikal bebas (Winarsi, 2007). b. Antioksidan sekunder Antioksidan sekunder merupakan senyawa yang bekerja dengan cara memotong reaksi oksidasi berantaidari radikal bebas. Akibatnya, radikal bebas tidak bereaksi dengan komponen seluler (Winarsi, 2007). Contohnya adalah vitamin E, vitamin C, flavonoid, dan betakaroten yang dapat diperoleh dari buah-buahan (Soewoto, 2001). c. Antioksidan tersier Antioksidan tersier merupakan senyawa yang memperbaiki kerusakan sel-sel dan jaringan yang disebabkan radikal bebas. Contohnya, enzim metionin sulfoksi dan reduktase untuk memperbaiki DNA pada inti sel. Antioksidan digunakan untuk melindungi komponen makanan yang bersifat tidak jenuh (mempunyai ikatan rangkap), terutama lemak dan minyak (Soewoto, 2001).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
Dalam meredam dampak negatif oksidan terdapat dua kelompok antioksidan yaitu antioksidan pencegah dan antioksidan pemutus rantai. Antioksidan pencegah yaitu antioksidan yang mencegah pembentukan radikal hidroksil yang bekerja pada tahap inisiasi. Contoh antioksidan pencegah adalah enzim katalase, glutation sistein, glutation peroksidase. Antioksidan pemutus rantai adalah antioksidan yang bekerja mencegah reaksi rantai berlanjut dan bekerja pada tahap propagasi. Contoh antioksidan pemutus rantai yaitu vitamin C, vitamin E, dan β-karoten (Kumalaningsih, 2006). Antioksidan
menstabilkan
radikal
bebas
dengan
melengkapi
kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas dan menghambat terjadinya reaksi berantai dari pembentukan radikal bebas yang dapat menimbulkan stress oksidatif. Antioksidan sangat penting karena berkaitan dengan fungsinya sistem imunisasi tubuh. Kondisi tersebut terutama untuk menjaga integritas dan berfungsi membran lipid, serta untuk melindungi sel-sel badan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh radikal bebas (Winarsi,2007). Karakter utama senyawa antioksidan adalah kemampuannya untuk menangkap dan menstabilkan radikal bebas (Prakash, 2001). Antioksidan akan merangsang respon ion tubuh sehingga mampu menghancurkan radikal
bebas,
mempertahankan
mempertahankan besarnya
jaringan
kelenturan
pembuluh
darah,
otak,
mencegah
kanker
(Dalimartha dan Soedibyo, 1999).
commit to user
dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
Metode yang sering digunakan untuk mengukur aktifitas total antioksidan total suatu senyawa: a. Uji DPPH DPPH atau 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (α,α-difenil-βpikrilhidrazil) merupakan suatu radikal bebas yang
mengakibatkan terbentuknya
warna ungu pada larutan DPPH sehingga bisa diukur absorbansinya pada
panjang
gelombang
sekitar
520
nm.
Ketika larutan DPPH dicampur dengan senyawa yang dapat mendonorkan atom hidrogen, maka warna ungu dari larutan akan hilang seiring dengan tereduksinya DPPH (Antolovich dkk, 2002). Uji aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode ini berdasarkan dari hilangnya warna ungu akibat tereduksinya DPPH oleh antioksidan. Intensitas warna dari larutan uji diukur melalui spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang sekitar 520 nm. Hasil dari uji ini diinterpretasikan sebagai
, yaitu jumlah
antioksidan yang diperlukan untuk menurunkan konsentrasi awal DPPH sebesar 50%. Pada metode ini memiliki keuntungan, yaitu lebih sederhana dan waktu analisis yang lebih cepat (Antolovich dkk, 2002). b. Uji ABTS Asam
2,2’-Azinobis(3-etilbenzatiazolin)-6-sulfonat
(ABTS)
merupakan substrat dari peroksidase, di mana ketika dioksidasi dengan kehadiran
akan membentuk senyawa radikal kation. ABTS
merupakan senyawa larut air dan stabil secara kimia.Kemampuan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
relatif antioksidan untuk mereduksi ABTS dapat diukur dengan spektrofotometri pada panjang gelombang 734 nm. Hasil pengukuran dengan spektrofotometer selanjutnya dibandingkan dengan standar baku antioksidan sintetik, yaitu trolox yang merupakan analog vitamin E larut air. Hasil perbandingan ini diekspresikan sebagai TEAC (Trolox Equivalent Antioxidant Activity). TEAC adalah konsentrasi (dalam milimolar) larutan trolox yang memiliki efek antioksidan ekuivalen dengan 1,0 mM larutan zat uji. TEAC mencerminkan kemampuan relatif dari antioksidan untuk menangkap radikal ABTS dibandingkan dengan trolox (Antolovich dkk, 2002). c. Uji TRAP Pengujian TRAP atau Total Radical-Trapping Antioxidant Parameter bekerja berdasarkan pengukuran konsumsi oksigen. Pengukuran serum TRAP berdasarkan penentuan lamanya waktu yang diperlukan oleh serum uji untuk dapat bertahan dari oksidasi buatan (Antolovich dkk, 2002). d. Uji FRAP Metode FRAP (Ferric Reducing Antioxidant Power) bekerja berdasarkan reduksi dari analog ferroin, kompleks kompleks
menjadi
yang berwarna biru intensif oleh antioksidan pada
suasana asam. Hasil pengujian diinterpretasikan dengan peningkatan absorbansi pada panjang gelombang 593 nm dan dapat disimpulkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
sebagai
jumlah
(dalam
mikromolar)
ekuivalen
dengan
antioksidan standar (Antolovich dkk, 2002). Berdasarkan daya penghambatan terbentuknya senyawa radikal yang bersifat reaktif. Perubahan warna yang terjadi dipengaruhi oleh banyak sedikitnya atom hidrogen yang didonorkan oleh antioksidan dan atom yang diterima oleh radikal bebas. Semakin banyak atom H yang didonorkan maka warna berubah dari ungu ke kuning hingga kuning muda (Jayaprakasa et al, 2003). Karena adanya elektron yang tidak berpasangan, DPPH memberikan serapan kuat pada 517 nm. Ketika elektronnya menjadi berpasangan oleh keberadaan penangkap radikal bebas, maka absorbansinya menurun sesuai jumlah elektron yang diambil. Tujuan metode ini adalah mengetahui parameter konsentrasi yang ekuivalen memberikan 50% efek aktivitas antioksidan (
). Metode ini merupakan
metode yang mudah, cepat, dan sensitif untuk pengujian aktivitas antioksidan senyawa tertentu atau ekstrak tanaman. 9. Spektrofotometri Uv-Vis a. Pengertian Spektrofotometri UV-Vis adalah salah satu metode analisis yang berdasarkan pada penurunan intensitas cahaya yang diserap oleh suatu media. Berdasarkan penurunan intensitas cahaya yang diserap oleh suatu media tergantung pada tebal tipisnya media dan konsentrasi warna spesies yang ada pada media tersebut. Pembentukan warna dilakukan dengan cara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
penambahan pengompleks yang selektif terhadap unsur yang ditentukan (Fatimah dkk, 2005). b. Komponen instrument spektrofotometer UV-vis 1) Sumber radiasi Sumber radiasi pada spektrofotometer harus memiliki pancaran radiasi yang stabil dan intensitasnya tinggi. 2) Monokromator Monokromator polikromatis
adalah
alat
menjadi cahaya
yang
tunggal
akan
memecah
cahaya
(monokromatis)
dengan
komponen panjang gelombang tertentu. 3) Sel kuvet Kebanyakan spektrofotometri melibatkan larutan dan karenanya kebanyakan kuvet adalah sel untuk menaruh cairan ke dalam berkas cahaya spektrofotometer. Sel itu haruslah meneruskan energi cahaya dalam daerah spektra yang diamati, jadi sel kaca untuk daerah tampak, sel kuarsa atau kaca silica tinggi istimewa untuk daerah ultraviolet. 4) Detektor Detektor akan menangkap sinar yang diteruskan oleh larutan. Sinar kemudian diubah menjadi sinyal listrik oleh amplifier dan dalam rekorder dan ditampilkan dalam bentuk angka-angka pada reader (komputer). Metode umum yang mudah dipakai untuk menjelaskan yaitu penggunaan serapan ultra-violet. Jumlah cahaya yang diserap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
akan bergantung pada jumlah senyawa tertentu yang melewati melalui berkas pada waktu itu. c. Mekanisme Kerja Mekanisme kerja alat spektrofotometer UV-Vis adalah sinar dari sumber sinar dilewatkan
melalui celah masuk, kemudian sinar
dikumpulkan agar sampai ke prisma untuk difraksikan menjadi sinar-sinar dengan panjang gelombang tertentu. Selanjutnya sinar dilewatkan ke monokromator untuk menyeleksi panjang gelombang yang diinginkan. Sinar monokromatis melewati sampel dan akan ada sinar yang diserap dan diteruskan. Sinar yang diteruskan akan dideteksi oleh detektor. Radiasi yang diterima oleh detektor diubah menjadi sinar listrik yang kemudian terbaca (Tahir, 2008). B. Kerangka Pemikiran Buah ciplukan, tomat dan takokak yang memiliki senyawa metabolit sekunder seperti saponin, flavonoid, polifenolyang dapat bertindak sebagai antioksidan. Namun, belum adanya penelitian mengenai aktivitas antioksidan pada bagian daun. Oleh karena itu, untuk mengetahui aktivitas antioksidan pada daun, maka perlu dilakukan penelitian uji aktivitas antioksidan dengan parameter
. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan bukti ilmiah
tentang pengujian aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol daun ciplukan (Physalis angulataL), daun takokak (Solanum torvum Swartz) dan daun tomat (Solanum lycopersicum L).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
C. Hipotesis 1. Daun ciplukan (Physalis angulataL)memiliki aktivitas antioksidan. 2. Daun takokak (Solanum torvum Swartz)memiliki aktivitas antioksidan. 3. Dan daun tomat (Solanum lycopersicum L) memiliki aktivitas antioksidan.
commit to user