BAB II LANDASAN TEORI
1.1 Manajemen Keuangan 1.1.1
Pengertian Manajemen keuangan Manajemen keuangan sangat penting bagi semua jenis usaha atau organisasi, selain itu manajemen keuangan juga berperan penting dalam masalah pengelolahan keuangan atau pengelolahan dana dari perusahaan. Perlu kita mengetahui terlebih dahulu pengertian dari manajemen keuangan yaitu sebagai berikiut: Manajemen keuangan menurut Brigaham dan Houston (2006:6): Manajemen keuangan adalah bidang yang terluas dari pasar uang dan modal, investasi dan keuangan bisnis yang paling banyak memiliki peluang pekerjaan, memiliki arti penting disemua jenis bisnis, termasuk perbankan dan institusi-institusi keuangan lainnya, sekaligus perusahaan-perusahaan industri dan ritel. Manajemen juga merupakan suatu kegiatan untuk mengelolah keuangan
suatu
perusahaan,
menganalisa,
meramalkan
dan
merencanakan keuangan termasuk didalamnya menaksir resiko, mengevaluasi dan memilih, memutuskan dimana dan kapan mendapatkan dana dan berapa besar dana yang di butuhkan serta menentukan berapa tingkat pengembalian bagi investor. 6
1.1.2
Fungsi Manajemen Keuangan Fungsi-fungsi dari pada manajemen keuangan adalah sebagai
berikut: 1) Perencanaan keuangan, membuat rencana pemasukan dan pengeluaran serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu. 2) Penganggaran keuangan, tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan. 3) Pengelolaan
keuangan, menggunakan
dana perusahaan untuk
memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara. 4) Pencarian keuangan, mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan. 5) Menyimpan
keuangan,
mengumpulkan
dana
perusahaan
serta
menyimpan dana tersebut dengan aman. 6) Pengendalian keuangan, melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada perusahaan. 7) Pemeriksaan keuangan, melakukan audit internal atas keuangan perusahaan
yang
ada
agar
tidak
terjadi
penyimpangan.
http://Organisasi.org(12/12/2009)
1.1.3
Tujuan Manajemen Keuangan Tujuan
manajemen
keuangan
adalah
memaksimumkan
kemakmuran pemegang saham atau memaksimumkan nilai
7
perusahaan, bukan memaksimumkan profit. Arti memaksimumkan profit, berarti mengabaikan tanggung jawab social, mengabaikan risiko, dan berorientasi jangka pendek.
1.2 Pengertian, Kegunaan, dan Tujuan Laporan Keuangan 1.2.1
Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan media yang dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, ikhtisar laba rugi yang ditahan dan laporan posisi keuangan. Pengertian dari laporan keuangan menurut Munawir (2004:2) adalah: Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan dan aktivitas dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Dari pendapat tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian laporan keuangan adalah suatu daftar yang menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu dan hasil usaha selama periode tertentu.
8
1.2.2
Kegunaaan Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat ukur berkomunikasi antara data keuangan suatu perusahaan dengan berbagai pihak yang berkepentingan akan data dimaksud. Adapun pihak-pihak yang berkepentingan terhadap keadaaan keuangan suatu perusahaan menurut (Munawir:2004) a. Pemilik Perusahaan Dengan laporan keuangan pemilik perusahaan akan dapat menilai sukses tidaknya manajer dalam memimpin perusahaannya dan kesuksesan seorang manajer biasanya dinilai atau diukur dengan laba yang diperoleh perusahaan.
b. Manajer atau Pemimpin perusahaan Laporan keuangan tersebut merupakan alat untuk pertanggung jawaban kepada pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan kepadanya.
c. Para Investor Berkepentingan terhadap prospek keuntungan dimasa yang akan datang
dan
perkembangan
perusahaan
selanjutnya,
untuk
mengetahui jaminan investasinya dan untuk mengetahui kondisi kerja atau kondisi keuangan jangka pendek perusahaan tersebut.
9
d. Para Kreditur dan Bankers Sebelum mengambil keputusan untuk menolak permintaan kredit dari suatu perusahaan, perlu mengetahui terlebih dahulu posisi keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Posisi atau keadaan keuangan perusahaan peminta kredit akan dapat diketahui melalui penganalisa laporan keuangan perusahaan tersebut.
e. Pemerintah Dimana perusahaan tersebut berdomisili, sangat berkepentingan dengan laporan keuangan perusahaan tersebut, disamping untuk menentukan
besarnya
pajak
yang
harus
ditanggung
oleh
perusahaan.
1.2.3
Tujuan Laporan Keuangan a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan. kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam mengambil keputusan. b. Laporan yang disusun untuk tujuan memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu.
10
c. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen atau pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya yang dipercaya.
2.3 Bentuk Laporan Keuangan Penggertian yang mendalam tentang bentuk- bentuk laporan keuangan yaitu terdiri dari: 1
Neraca Neraca adalah laporan keuangan yang disusun secara sistematis yang menggambarkan posisikeuangna pada saat tertentu yang terdiri dari aktiva , kewajiban dan ekuitas.
2
Laporan laba rugi Laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan penjualan berbagai biaya dan laba yang di peroleh perusahaan selama periode tertentu.
3
Laporan laba ditahan Laporan laba yang ditahan adalah laporan yang menunjukan sebaba – sebab terjadinya perubahan dalam suku yang ditahan.
1. Laporan sumber dan penggunaan dana Laporan sumber dan penggunaan dana atau disebut juga sebagai laporan perubaha posisi keuangan. laba ditahan adalah laporan yang
11
menunjukkan sebab –sebab terjadinya perubahan dalam saldo yang ditahan.
2.4 Metode dan Teknik Analisa Laporan Keuangan Menurut beberapa sumber litaratur, metode dan teknik analisa laporan keuangan dapat dilakukan dengan cara: Menurut Dewi Astuti (2004:30) ada tiga tipe perbandingan hasil analisa rasio keuangan yaitu: a. Analisa Cross sectional: membandingkan hasil analisa rasio keuangan suatu perusahaan dengan nilai analisa keuangan perusahaan sejenis dalam industry yang sama dan periode yang sama. b. Analisa Time Series : mengevaluasi kinerja perusahaan dengan cara membandingkan hasil analsa rasio keuangan pada periode yang satu dengan hasil analisa resiko keuangan pada periode lain dalam perusahaan yang sama. c.
Analisis gabungan : merupakan perpaduan antara analisa cross sectional dengan analisa Time series
2.5 Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan menurut Sony Yuwono (2002:23) adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan.
12
Sedangkan kinerja keuangan menurut Mulyadi (2001:415) yaitu penentuan secara periodik evektivitas suatu organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran, standard kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya. dengan demikian pengertian pengukuran kinerja dapat diartikan sebagai salah satu usaha yang dilaksanakan oleh seorang untuk mengevaluasi secara kuantitatif hasil dari aktivitas yang telah dilaksanakan oleh suatu perusahaan atau oleh suatu divisi dari suatu perusahaan tersebut pada periode tertentu. Kinerja keuangan perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya. Keberhasilan mencapai tujuan perusahaan merupakan prestasi manajemen. Penilaian prestasi atau kinerja suatu perusahaan diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal. Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan. Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajiban para
13
penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
2.6 Pengertian Alat analisis Rasio keuangan Berdasarkan teknik dan analisis rasio keuangan maka jenis-jenis rasio keuangn menurut, Agnes Sawir (2005) ,Gill Gan Chatton (2005) dan Keown dkk( 2004) terdiri dari : a. Rasio Likuiditas b. Rasio Leverage c. Rasio Aktivitas d. Rasio Profitabilitas
1
Rasio Pengukuran Likuiditas Yaitu analisis rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajban yang jatuh tempo.
a. Rasio Lancar (Current Ratio) yaitu untuk menghitung berapa kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar dengan aktiva yang tersedia. Apabila rasio rendah menandakan perusahaan tidak mampu melunasi tagihan-tagihan secepat mungkin, dan tidak mampu untuk mengambil keuntungan dari potongan kas atau halhal lain yang diharapkan. Tingginya persediaan berarti juga
14
tingginya hutang dagang. Apabila rasio tinggi berarti uang yang dipergunakan dalam menjalankan perusahaan ditahan dalam sekuritas (surat berharga) milik pemerintah, tabungan tunai atau dana-dana lain. Rasio yang baik untuk perusahaan tergantung pada jenis perusahaan waktu didalam siklus usaha dan umur usaha.
b. Rasio Cepat
(Quick
Ratio) yaitu untuk menghitung berapa
kemampuan perusahaan dalam membayar utang lancar dengan aktiva yang lebih likuid, atau rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendeknya tanpa memperhitungkan persediaan. Tidak disertakan persediaan Dalam aktiva lancar karna persediaan memerlukan waktu lama untuk direalisasikan menjadi uang tunai.
2
Rasio Pengukuran Leverage Yaitu analisis rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua hutangnya ( baik jangka pendek maupun jangka panjang ) apabila perusahaan dibubarkan / diliqudasi.
a. Rasio Hutang (Debt to Assets Ratio) yaitu pengukuran jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang atau modal yang berasal dari kreditur. Rasio ini memperlihatkan promosi antara kewajiban yang dimiliki dengan keseluruhan kekayaan yang 15
dimiliki. Semakin tinggi persentasenya cenderung semakin besar resiko keuangan bagi kreditor maupun pemegang saham. b. Rasio Hutang Terhadap Modal. (Total Debet to Equity Ratio / DER) Yaitu menghitung perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham dari persektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang.
3
Rasio Pengukuran Aktivitas Yaitu analisis rasio yang bertujuan untuk mengetahui evektivitas pemakaiaan aktiva yang diinvestasikan dalam kegiatan usaha.
a. Rasio Perputaran Jumlah Aktiva ( Total Assets Turn Over ratio) Yaitu mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam piutang perusahaan berputar dalam setahun, rasio ini juga menunjukkan cepatnya efektivitas penggunaan seluruh harta perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan atau menggambarkan beberapa rupiah penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan.
16
b. Rata-rata umur piutang ( Average Collection Periode ) Yaitu untuk melihat berapa lama waktu yang diperlukan untuk melunasi piutang. Semakin lama rata-rata waktu yang diperlukan, semakin besar dana yang tertanam pada piutang.
4
Rasio Pengukuran Profitabilitas Yaitu analisis rasio untuk mengukur kemampuan untuk memperoleh laba melalui semua kemampuan dari sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal dan sebagainya
a. Rasio Pengembalian Atas Total Aktiva (Return on Assets Ratio / ROA) Yaitu pengukuran tingkat penghasilan bersih yang di peroleh dari total aktiva perusahaan, rasio ini juga memberikan pengembalian kepada kreditor maupun pemegang saham. rasio yang rendah menandakan kinerja yang buruk, dimana pengguna asset yang tidak evisien oleh manajemen rasio ini juga dikenal dengan istilh rasin pengembalian investasi ( Return on investment ratio ROI) yaitu yang menunjukan beberapa besar laba besih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktivanya.
17
b. Rasio Pengembalian Atas Modal (Return On Equity Ratio / ROE) Yaitu mengukur tingkat penghasilan bersih yang diperoleh oleh pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan, rasio ini juga memperlihatkan sejauh mana perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif. Mengukur keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal atau pemegang saham perusahaan. ROE menunjukan rentabilitas modal atau sering disebut juga sebagai rentabilitas usaha.
c. Rasio Marjin Laba Bersih ( Net Profit Margin Ratio ) Yaitu untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan volume penjualan rasio ini juga menunjukan kemampuan setiap rupiah penjualan menghasilkan laba bersih net profit margin tersebut dengan Earning After Tax (EAT) untuk rasio rendah menunjukan bahwa tingkat keuntungan atas penjualan memiliki margin yang rendah ataupun memiliki perputaran persediaan yang tinggi sedangkan untuk rasio yang tinggi biasanya menunjukan usaha yang lebih baik.
18